Rasa malu
sebagian dari iman.
I
FAWWAZ , SUBAHUR, ARKAN, GENDIS
PENGERTIAN RASA MALU.
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW pernah menyebut bahwa malu adalah sebagai bagian dari iman. Artinya, malu merupakan salah satu budi pekerti yang
dituntut oleh Islam untuk dimiliki oleh
setiap pemeluknya.
PENGERTIAN RASA MALU
Mengutip dari buku Pendidikan Akhlak Berbasis Hadits Arba’in An Nawawiyah
karya Dr. Saifudin Amin, MA, rasa malu
adalah suatu akhlak yang mendorong untuk meninggalkan hal-hal yang buruk dan
kurang memperhatikan haknya orang yang
memiliki hak.
DALIL
Ajaran Islam menempatkan rasa malu sebagai bagian yang menyusun cabang keimanan seseorang. Mengutip dari laman
resmi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dosen Fakultas
Ushuluddin (FU) UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung Iu Rusliana menyatakan bahwa malu sangat erat kaitannya
dengan iman. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang
tidak dapat dipisahkan.
DALIL
V
RT
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al Hakim, ia berkata:
, ُﺮَﺧ َﻻْا َﻊِﻓُر ﺎَﻤُﻫُﺪَﺣَأ َﻊِﻓُر اَذِﺈَﻓ ، ﺎًﻌْﻴـِﻤَﺟ ﺎَﻧِﺮُﻗ ُنﺎَﻤْﻳِﻹْا َو ُءﺎَﻴَﺤـْﻟَا
Artinya: “Iman dan malu merupakan pasangan dalam segala situasi dan kondisi.
Apabila rasa malu sudah tidak ada, maka iman pun sirna.” (HR. Al Hakim).
Iu Rusliana juga menyebut rasa malu dapat menjadi tameng bagi diri kita sendiri dalam melakukan perbuatan hal buruk. Sebab salah satu penyebab
rusaknya tatanan sosial antara lain karena hilangnya rasa malu.
“Rasa malu adalah tameng, sekaligus benteng dari melakukan perbuatan- perbuatan buruk. Seseorang yang senantiasa memelihara dan menjaga
rasa malu akan berhati-hati, baik dalam ucapan maupun
perbuatan,”tulisnya melalui laman resmi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Sebuah hadits pun mengatakan hal serupa, dari Abu Mas’ûd ‘Uqbah bin ‘Amr al-Anshârî
al-Badri radhiyallâhu ‘anhu ia berkata:
َكَرْدَأ ﺎﱠﻤِﻣ ﱠنِإ : َﻢﱠﻠ َﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲ ﱠﲆ َﺻ ِﷲ ُلْﻮ ُﺳَر َلﺎَﻗ ﺎَﻣ ْﻊَﻨ ْﺻﺎَﻓ ِﺢَﺘ ْﺴَﺗ ْﻢَﻟ اَذِإ ، َﱃْوُﻷا ِةﱠﻮُﺒﱡﻨﻟا ِمَﻼَﻛ ْﻦِﻣ ُسﺎﱠﻨﻟا
يرﺎﺨﺒﻟا هاور . َﺖْﺌ ِﺷ
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Sesungguhnya diantara yang didapat manusia dari kalimat kenabian yang pertama ialah: ‘Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu.’”
(HR. Bukhari No. 3483).
Oleh karena itu, seseorang dengan memiliki sifat malu ini, kebaikan
akan senantiasa datang menghampirinya dan akan membantunya
dalam menghalangi untuk melakukan perbuatan maksiat dan dosa.
KISAH - KISAH
Pada suatu malam sekelompok sufi melakukan perjalanan jauh. Mereka melewati beberapa sarang binatang buas. Hingga akhirnya mereka berhenti di suatu tempat yang
menjadi sarang macan. Dan betapa kagetnya ketika di situ didapatinya ada seorang yang tengah tertidur dengan nyenyak. Sementara kuda tunggangannya dibiarkan
merumput sendirian.
Rombongan para sufi ini akhirnya mencoba menggerakkan tubuh orang tersebut.
Bangunlah lelaki musafir itu. Diantara rombongan kemudian mengingatkannya
dengan mengatkan tempat tersebut sangatlah berbahaya. Namun yang terjadi sungguh diluar dugaan.
Laki-laki tersebut tidak menunjukkan rasa takutnya sama sekali di wajahnya. Ia bahkan tersenyum. Kemudian dia mengangkat
wajahnya dan berkata,” Saya malu kepada Allah untuk takut pada selain-Nya.” Setelah berkata seperti itu lelaki tersebut meletakkan
kepalanya dan kembali tidur.
Malu adalah mengerutkan hati untuk pengagungan pada Tuhan.
Dikatakan, jika seseorang duduk untuk memberi peringatan pada manusia, maka dua malikat memanggilnya seraya berkata,’
Nasihatlah dirimu dengan apa-apa yang kamu nasihatkan kepada kawanmu. Jika tidak maka malulah kepada Allah yang selalu
melihatmu.