• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMALISASI DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "OPTIMALISASI DISTRIBUSI FASILITAS PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK (TK) DI KOTA GRESIK"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI DISTRIBUSI

FASILITAS PENDIDIKAN TAMAN

KANAK-KANAK (TK) DI KOTA

GRESIK

Nama

: Panji Anindito

NRP

: 3608100041

Jurusan

: Perencanaan Wilayah dan Kota ITS

(2)

Latar Belakang Penelitian

Pendidikan menjadi landasan kuat yang diperlukan untuk

meraih kemajuan bangsa di masa depan, bahkan lebih penting

lagi sebagai bekal dalam menghadapi era global yang sarat

dengan persaingan antar bangsa yang berlangsung sangat ketat

(Renstra Diknas)

Menurut Hurlock usia 3-6 tahun merupakan usia emas

dalam perkembangan anak.

Pendidikan yang baik memiliki daya saing tersendiri bagi

suatu wilayah

Dari 42 Kelurahan di Kecamatan Gresik dan Kebomas

seluruhnya memiliki tingkat pelayanan kurang

untuk

fasilitas TK (RDTRK Kecamatan Gresik dan Kebomas 2010)

Pembangunan pendidikan terfokus kepada dua hasil yang ingin

dicapai yaitu

pemerataan kesempatan belajar

dan

peningkatan kualitas pendidikan (RPJM Kab. Gresik 2010)

(3)

Rumusan Masalah

Rumusan Masalah

 Permasalahan mendasar yang ada di Kabupaten Gresik

khususnya pada fasilitas pendidikan yang berupa TK terletak pada ketersediaan dan distribusi fasilitas pendidikan yang belum merata antar wilayah.

 Karakteristik dan tingkat kebutuhan wilayah yang

berbeda-beda antar kecamatan dapat dijadikan dasar

analisa distribusi fasilitas pendidikan di masing-masing wilayah.

Pertanyaan Penelitian

Bagaimanakah penyesuaian penyediaan fasilitas pendidikan TK yang dapat dilakukan untuk meminimalkan kesenjangan

distribusi fasilitas pendidikan TK di masing-masing wilayah?

(4)

Tujuan dan Sasaran Penelitian

Tujuan Penelitian

Merumuskan distribusi fasilitas pendidikan untuk pemerataan fasilitas pendidikan Taman kanak-kanak (TK) di Kota Gresik.

Sasaran Penelitian

1. Identifikasi tingkat kebutuhan fasilitas pendidikan berdasarkan

indikator-indikator kebutuhan wilayah.

2. Identifikasi tingkat Ketersediaan fasilitas pendidikan berdasarkan

indikator-indikator kebutuhan wilayah.

3. Menganalisa keseimbangan persebaran fasilitas pendidikan TK

berdasarkan kebutuhan wilayah dan ketersediaan fasilitas pendidikan.

4. Pengelompokan wilayah berdasarkan indikator-indikator tingkat

keseimbangan fasilitas pendidikan di masing-masing wilayah.

5. Menentukan konsep distribusi fasilitas pendidikan TK di Kota

(5)

Ruang Lingkup Penelitian

Batasan Wilayah Penelitian

Batasan wilayah dalam penelitian ini adalah wilayah kota Gresik. Kota Gresik ini memiliki wilayah administrasi yang meliputi Kecamatan Gresik dan Kecamatan

Kebomas.

Batasan Substansi Penelitian

 Tinjauan umum ketersediaan fasilitas pendidikan dan keterkaitannya dengan

aksesibilitas pendidikan;

 Konsep karakteristik wilayah dan keterkaitannya dengan kebutuhan fasilitas

pendidikan.

 Serta pada penelitian ini tidak memasukkan unsur favoritisme sekolah dalam

substansinya.

Batasan Aspek Penelitian

 Ketersediaan fasilitas pendidikan berupa taman kanak-kanak

 Ketersediaan fasilitas pendidikan sebagai upaya pemerataan dan perluasan fasilitas

(6)
(7)

Sintesa Kajian Pustaka

Teori Indikator Variabel

 Teori Lokasi  Permasalahan Lokasi dan Alokasi Fasilitas Pendidikan  Teori Distribusi Optimal  Lokasi Sekolah

Kebutuhan Wilayah  Aksesibilitas wilayah terhadap fasilitas pendidikan;  Jumlah penduduk usia sekolah;  Jarak terhadap fasilitas pendidikan; Ketersediaan Wilayah  Kapasitas Sekolah;  Sarana Penghubung;

(8)

Tahapan Analisa Penelitian

Indikator Kebutuhan Fasilitas Pendidikan

Identifikasi Kebutuhan Wilayah Terhadap Fasilitas Pendidikan

Indikator Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Identifikasi Ketersediaan Fasilitas Pendidikan Analisa Keseimbangan Kebutuhan dan Ketersediaan

Fasilitas Pendidikan Analisa Deskriptif Distribusi Fasilitas Pendidikan Analisa Deskriptif Hierarchical Cluster Analisis Deskriptif

(9)

Gambaran umum

Kondisi Geografis

Secara administratif, masing-masing kecamatan terdiri

dari 21 desa/kelurahan. Luas wilayahnya adalah 554 Ha

Kecamatan Gresik, sedangkan Kecamatan Kebomas

memiliki luas 3006 Ha.

Kondisi Demografis Wilayah

Jumlah penduduk di Kecamatan Gresik dan Kecamatan

Kebomas hingga tahun 2009 mencapai 183.012 jiwa

mengalami peningkatan dari tahun 2006 sebesar 10.648

jiwa, dengan proporsi jumlah penduduk antara

kecamatan Kebomas dan Gresik, yaitu 93.024 jiwa

berada di Kecamatan Kebomas dan 89.970 jiwa berada

di kecamatan Gresik.

(10)

Gambaran umum (2)

Kondisi Fasilitas PendidikanTaman Kanak-kanak di Kota Gresik

Kecamatan Gresik Kecamatan Kebomas Desa/Kelurahan Unit Desa/Kelurahan Unit

Ngipik 0 Kedanyang 1 Tlogopatut 2 Prambangan 1 Sidokumpul 2 Gulomantung 1 Kramatinggil 1 Sukorejo 1 Sidorukun 1 Segoromadu 1 Pulopancikan 1 Tenggulunan 0 Gapurosukolilo 1 Karangkiring 1 Tlogobendung 0 Indro 1 Pekauman 1 Singosari 1 Sukorame 1 Sidomoro 5 Karangturi 0 Gending 1 Trate 0 Ngargosari 1 Karangpoh 1 Kawisanyar 1 Bedilan 2 Sidomukti 1 Kebungson 2 Giri 2 Pekelingan 1 Klangonan 1 Kemuteran 0 Sekarkurung 1 Sukodono 0 Kembangan 1 Kroman 1 Dahanrejo 1 Lumpur 1 Randuagung 4 Tlogopojok 1 Kebomas 1 TOTAL 19 TOTAL 28

(11)
(12)

Analisa Kebutuhan Wilayah

Analisis tingkat kebutuhan Taman Kanak-kanak di

masing- masing wilayah terbagi menjadi dua

pendekatan Rawl’s Criterion dan juga analisa

deskriptif.

Variabel yang digunakan dalam analisa ini adalah :

Tingkat Aksesibilitas

Jumlah Penduduk usia 0-6 tahun

(13)

Analisa Kebutuhan Tingkat

Aksesibilitas

Variabel ini diukur dalam satuan indeks aksesibilitas untuk mengukur daya tarik wilayah.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan besaran indeks aksesibilitas adalah sebagai berikut:

Dimana:

Aij adalah Indeks Aksesibilitas wilayah i terhadap daerah j; Ej adalah jumlah rombongan belajar TK di wilayah j;

d adalah jarak antara wilayah i dan j; serta b adalah pangkat dari dij.

(14)

Hasil Analisa Kebutuhan Tingkat

Aksesibilitas

(15)

Analisa Kebutuhan Menurut Jumlah

Penduduk Usia 0-6 Tahun

Dengan menggunakan standar Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional dapat

dirumuskan analisa tingkat kebutuhan fasilitas

pendidikan TK. Adapun kriteria-kriteria yang

harus dipenuhi adalah sebagai berikut:

(1)

Penduduk usia prabelajar (0-6 tahun)

sebagai acuan indikator kebutuhan fasilitas

pendidikan;

(2)

Daya tampung maksimal setiap kelas

(16)

No.

Kecamatan Gresik Jumlah Rombongan Belajar Menurut SNI Desa/Kelurahan Jiwa 1 Ngipik 207 8.3 2 Tlogopatut 320 12.8 3 Sidokumpul 848 33.9 4 Kramatinggil 265 10.6 5 Sidorukun 980 39.2 6 Pulopancikan 1052 42.1 7 Gapurosukolilo 276 11.0 8 Tlogobendung 209 8.4 9 Pekauman 276 11.0 10 Sukorame 121 4.8 11 Karangturi 739 29.6 12 Trate 561 22.4 13 Karangpoh 234 9.4 14 Bedilan 410 16.4 15 Kebungson 381 15.2 16 Pekelingan 194 7.8 17 Kemuteran 266 10.6 18 Sukodono 126 5.0 19 Kroman 223 8.9 20 Lumpur 130 5.2 21 Tlogopojok 1035 41.4

Hasil Analisa Kebutuhan Menurut

Jumlah Penduduk Usia 0-6 Tahun

No.

Kecamatan Kebomas Jumlah Rombongan Belajar Menurut SNI Desa/Kelurahan Jiwa 1 Kedanyang 1368 54.72 2 Prambangan 298 11.92 3 Gulomantung 159 6.36 4 Sukorejo 150 6.00 5 Segoromadu 187 7.48 6 Tenggulunan 37 1.48 7 Karangkiring 78 3.12 8 Indro 686 27.44 9 Singosari 2795 111.80 10 Sidomoro 799 31.96 11 Gending 664 26.56 12 Ngargosari 378 15.12 13 Kawisanyar 481 19.24 14 Sidomukti 281 11.24 15 Giri 277 11.08 16 Klangonan 294 11.76 17 Sekarkurung 212 8.48 18 Kembangan 1135 45.40 19 Dahanrejo 562 22.48 20 Randuagung 1058 42.32 21 Kebomas 783 31.32

(17)

Analisa Kebutuhan Menurut Jarak

Menuju TK

Jarak terhadap fasilitas pendidikan di

masing-masing wilayah diukur berdasarkan rata-rata

jarak terdekat terhadap fasilitas pendidikan TK

di masing-masing wilayah kecamatan.

(18)

Hasil Analisa Kebutuhan Menurut

Jarak Menuju TK

No.

Kecamatan Gresik Jarak ke Fasilitas Pendidika n Ind eks Desa/Kelurahan Unit 1 Ngipik 0 900 5 2 Tlogopatut 2 0 0 3 Sidokumpul 2 0 0 4 Kramatinggil 1 0 0 5 Sidorukun 1 0 0 6 Pulopancikan 1 0 0 7 Gapurosukolilo 1 0 0 8 Tlogobendung 0 200 1 9 Pekauman 1 0 0 10 Sukorame 1 0 0 11 Karangturi 0 990 6 12 Trate 0 660 4 13 Karangpoh 1 0 0 14 Bedilan 2 0 0 15 Kebungson 2 0 0 16 Pekelingan 1 0 0 17 Kemuteran 0 400 2 18 Sukodono 0 400 2 19 Kroman 1 0 0 20 Lumpur 1 0 0 21 Tlogopojok 1 0 0 No.

Kecamatan Kebomas Jarak ke Fasilitas Pendidik an Indek s Desa/Kelurahan Unit 1 Kedanyang 1 0 0 2 Prambangan 1 0 0 3 Gulomantung 1 0 0 4 Sukorejo 1 0 0 5 Segoromadu 1 0 0 6 Tenggulunan 0 800 21 7 Karangkiring 1 0 0 8 Indro 1 0 0 9 Singosari 1 0 0 10 Sidomoro 5 0 0 11 Gending 1 0 0 12 Ngargosari 1 0 0 13 Kawisanyar 1 0 0 14 Sidomukti 1 0 0 15 Giri 2 0 0 16 Klangonan 1 0 0 17 Sekarkurung 1 0 0 18 Kembangan 1 0 0 19 Dahanrejo 1 0 0 20 Randuagung 4 0 0 21 Kebomas 1 0 0

(19)

Analisa Ketersediaan

Analisis tingkat kebutuhan Taman Kanak-kanak di

masing- masing wilayah terbagi menjadi dua

pendekatan Rawl’s Criterion dan juga analisa

deskriptif.

Variabel yang digunakan adalah :

Daya Tampung TK

(20)

Analisa Ketersediaan Daya Tampung

Menurut Standar Kebutuhan sarana

pendidikan dan pembelajaran dari SNI

03-1733-2004 setiap unit Taman Kanak-kanak

memiliki dua buah rombongan prabelajar

dan satu rombongan prabelajar berisi 25

siswa

(21)

Hasil Analisa Ketersediaan Daya

Tampung

No.

Kecamatan Gresik Jumlah Rombel Menurut Standar Desa/Kelurahan Unit 1 Ngipik 0 0 2 Tlogopatut 2 4 3 Sidokumpul 2 4 4 Kramatinggil 1 2 5 Sidorukun 1 2 6 Pulopancikan 1 2 7 Gapurosukolilo 1 2 8 Tlogobendung 0 0 9 Pekauman 1 2 10 Sukorame 1 2 11 Karangturi 0 0 12 Trate 0 0 13 Karangpoh 1 2 14 Bedilan 2 4 15 Kebungson 2 4 16 Pekelingan 1 2 17 Kemuteran 0 0 18 Sukodono 0 0 19 Kroman 1 2 20 Lumpur 1 2 21 Tlogopojok 1 2 No.

Kecamatan Kebomas Jumlah Rombel Menurut Standar Desa/Kelurahan Unit 1 Kedanyang 1 2 2 Prambangan 1 2 3 Gulomantung 1 2 4 Sukorejo 1 2 5 Segoromadu 1 2 6 Tenggulunan 0 0 7 Karangkiring 1 2 8 Indro 1 2 9 Singosari 1 2 10 Sidomoro 5 10 11 Gending 1 2 12 Ngargosari 1 2 13 Kawisanyar 1 2 14 Sidomukti 1 2 15 Giri 2 4 16 Klangonan 1 2 17 Sekarkurung 1 2 18 Kembangan 1 2 19 Dahanrejo 1 2 20 Randuagung 4 8 21 Kebomas 1 2

(22)

Analisa Ketersediaan Sarana

Penghubung

Sarana Penghubung diukur dalam satuan

persentase perbandingan jumlah desa atau

kelurahan yang dilalui oleh angkutan

umum, kendaraan bermotor, dan juga

kondisi jalan terhadap jumlah total desa

yang ada dalam suatu kecamatan tertentu.

(23)

Analisa Ketersediaan Sarana

Penghubung

No Desa/Kelurahan Indeks Kendaraan Bermotor Indeks Jumlah Trayek Hasil Indeks Total 1 Ngipik 0.66 1.91 1.29 2 Tlogopatut 1.7 0 0.85 3 Sidokumpul 2.43 0.95 1.69 4 Kramatinggil 1.07 0 0.54 5 Sidorukun 2.27 3.82 3.05 6 Pulopancikan 1.35 0 0.68 7 Gapurosukolilo 0.73 1.91 1.32 8 Tlogobendung 0.89 1.91 1.40 9 Pekauman 0.47 1.91 1.19 10 Sukorame 1.35 0.95 1.15 11 Karangturi 1.41 0 0.71 12 Trate 0.81 2.86 1.84 13 Karangpoh 1.19 1.91 1.55 14 Bedilan 0.85 0 0.43 15 Kebungson 0.45 0 0.23 16 Pekelingan 0.38 0 0.19 17 Kemuteran 0.32 1.91 1.12 18 Sukodono 0.36 0.95 0.66 19 Kroman 0.65 0 0.33 20 Lumpur 1.07 0 0.54 21 Tlogopojok 0.58 0 0.29 No Desa/Kelurahan Indeks Kendaraan Bermotor Indeks Jumlah Trayek Hasil Indeks Total 1 Kedanyang 3.42 0 1.71 2 Prambangan 2.71 0 1.36 3 Gulomantung 2.66 2.33 2.50 4 Sukorejo 1.42 0 0.71 5 Segoromadu 2.09 1.56 1.83 6 Tenggulunan 0.47 0 0.24 7 Karangkiring 2.42 0 1.21 8 Indro 2.78 1.56 2.17 9 Singosari 4.98 1.56 3.27 10 Sidomoro 6.81 2.33 4.57 11 Gending 3.32 1.56 2.44 12 Ngargosari 1.77 0 0.89 13 Kawisanyar 0.99 0.78 0.89 14 Sidomukti 2.76 0 1.38 15 Giri 3.37 2.33 2.85 16 Klangonan 1.65 0 0.83 17 Sekarkurung 1.59 0 0.80 18 Kembangan 5.33 0 2.67 19 Dahanrejo 3.32 1.56 2.44 20 Randuagung 15.9 2.33 9.12 21 Kebomas 4.72 3.11 3.92

(24)

Analisa Keseimbangan Daya

(25)

Analisa Keseimbangan Sarana

Penghubung dengan Tingkat

Aksesibilitas

(26)

Hasil Analisa Cluster Keseimbangan

Cluster Karakteristik Cluster Nama Cluster I

Ngipik, Tlogopatut, Sidokumpul, Kramatinggil, Pulopancikan, Gapurosukolilo, Tlogobendung,

Pekauman, Sukorame, Karangturi, Trate, Karangpoh, Bedilan, Kebungson, Pekelingan,

Kemuteran, Sukodono, Kroman, Lumpur, Tlogopojok, Kedanyang Prambangan,

Sukorejo, Karangkiring, Ngargosari, Kawisanyar, Sidomukti, Klangonan,

Sekarkurung

- Hasil Analisa Keseimbangan Daya Tampung dengan Jumlah Penduduk Usia 4-6 tahun Tinggi

- Hasil Analisa Keseimbangan Sarana Penghubung dengan Tingkat Aksesibilitas dan Jarak Menuju TK Menengah

Kluster Keseimbangan Menengah

II

Sidorukun, Gulomantung, Segoromadu, Indro, Singosari, Sidomoro, Gending, Kembangan,

Dahanrejo, Kebomas

- Hasil Analisa Keseimbangan Daya Tampung dengan Jumlah Penduduk Usia 4-6 tahun Sangat Tinggi

- Hasil Analisa Keseimbangan Sarana Penghubung dengan Tingkat Aksesibilitas dan Jarak Menuju TK Tinggi

Kluster Keseimbangan Sangat Tinggi

III Tenggulunan

- Hasil Analisa Keseimbangan Daya Tampung dengan Jumlah Penduduk Usia 4-6 tahun Rendah

- Hasil Analisa Keseimbangan Sarana Penghubung dengan Tingkat Aksesibilitas dan Jarak Menuju TK Rendah

Kluster Keseimbangan Rendah

IV Randuagung

- Hasil Analisa Keseimbangan Daya Tampung dengan Jumlah Penduduk Usia 4-6 tahun Menengah

- Hasil Analisa Keseimbangan Sarana Penghubung dengan Tingkat Aksesibilitas dan Jarak Menuju TK Sangat Tinggi

(27)
(28)

Konsep Distribusi

 Kluster Keseimbangan Rendah

 Arahan Penambahan unit ini bertujuan untuk mengakomodasi

kebutuhan wilayah per Kelurahan di wilayah itu sendiri (Jumlah penduduk usia 4-6 tahun). Kluster ini berisi hanya satu anggota yaitu Kelurahan Tenggulunan. Untuk Kluster Keseimbangan Rendah ini tidak terdapat kebutuhan unit tambahan. Hal ini dikarenakan tingkat kebutuhan dari Kelurahan Tenggulunan yang sebsesar 0,74 tidak tepat satu unit. Sehingga penambahan unitnya lebih diarahkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh Kelurahan. Butuh

 Pengoptimalan aksesibilitas menuju TK di Kecamatan Gresik

dan Kecamatan Kebomas. Pengoptimalan aksesibilitas dapat

dilakukan dengan cara rekayasa transportasi untuk

meminimalkan waktu tempuh suatu menuju suatu wilayah. Selain itu dapat juga dengan melakuakn penambahan trayek yang menjangkau Kelurahan-kelurahan tersebut.

(29)

Konsep Distribusi

 Kluster Keseimbangan Menengah

 Arahan Penambahan unit ini bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan

wilayah per Kelurahan di wilayah itu sendiri (Jumlah penduduk usia 4-6 tahun). Kluster keseimbangan menengah ini terdiri dari 29 Kelurahan. Untuk Kluster Keseimbangan Menengah ini terdapat kebutuhan total sebanyak 187 unit tambahan untuk mencapai pelayanan TK yang ideal dengan rata-rata kebutuhan TK per Kelurahan sampai 6 unit TK baru. Untuk Kelurahan yang membutuhkan TK paling banyak adalah Kelurahan Tlogopojok sebesar 26 unit dan untuk kelurahan yang tidak terdapat kebutuhan penambahan unit adalah Kelurahan Karangkiring. Sedangkan

untuk penambahan unit yang lebih diarahkan untuk keseluruh wilayah Kota Gresik adalah sebesar 14,26 unit.

 Terdapat 9 Kelurahan yang menurut hasil keseimbangan sarana penghubung

dan jarak menuju TK bernilai kurang dari 0, Kelurahan tersebut adalah Kelurahan Ngipik, Karangturi, Trate, Bedilan, Kebungson, Pekelingan, Sukodono, Kroman, Tlogopojok. Hal ini berarti ketersediaan sarana penghubung lebih besar dari kebutuhan jarak dan aksesibilitas. Sehingga butuh Pengoptimalan aksesibilitas menuju TK di Kecamatan Gresik dan Kecamatan Kebomas.

(30)

Konsep Distribusi

 Kluster Keseimbangan Tinggi

 Arahan Penambahan unit ini bertujuan untuk mengakomodasi

kebutuhan wilayah per Kelurahan di wilayah itu sendiri (Jumlah penduduk usia 4-6 tahun). Kluster ini hanya berisi satu Kelurahan yaitu Kelurahan Randuagung. Untuk Kluster Keseimbangan Tinggi ini terdapat kebutuhan sebanyak 17 unit tambahan untuk mencapai pelayanan TK yang ideal.

Sedangkan untuk penambahan unit yang lebih diarahkan untuk keseluruh wilayah Kota Gresik adalah sebesar 0,16 unit.

 Untuk Pengoptimalan Sarana Penghubung dan Aksesibilitas

terdapat semua Kelurahan yang sudah optimal. Hal ini dikarenakan Kelurahan Randuagung di Kluster ini berada dinilai hasil keseimbangan lebih dari 0.

(31)

Konsep Distribusi

 Kluster Keseimbangan Sangat Tinggi

 Arahan Penambahan unit ini bertujuan untuk mengakomodasi

kebutuhan wilayah per Kelurahan di wilayah itu sendiri (Jumlah penduduk usia 4-6 tahun). Untuk Kluster

Keseimbangan Sangat Tinggi ini terdapat kebutuhan sebanyak 146 unit tambahan untuk mencapai pelayanan TK yang ideal dengan rata-rata kebutuhan TK per Kelurahan sampai 15 unit TK baru.

 Untuk Kelurahan yang membutuhkan TK paling banyak adalah

Kelurahan Singosari sebesar 55 unit. Sedangkan untuk penambahan unit yang lebih diarahkan untuk keseluruh wilayah Kota Gresik adalah sebesar 6,54 unit. Untuk

Pengoptimalan Sarana Penghubung dan Aksesibilitas terdapat semua Kelurahan yang sudah optimal. Seluruh Kelurahan di Kluster ini semuanya berada dinilai lebih dari 0.

(32)

Pemakaian Bersama

Tiap unit-unit yang diarahkan terdapat 2

rombongan belajar tiap unit. Jumlah unit yang akan

diarahkan keseluruh kelurahan sebanyak untuk

pemakaian bersama 21,7 unit atau ekuivalen

dengan 22 unit dan 43,4 rombongan prabelajar ini

akan diarahkan untuk kelurahan-kelurahan yang

ada di Kecamatan Gresik dan Kecamatan

Kebomas yang paling membutuhkan. Sehingga

berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan

penambahan unit pada Kecamatan Gresik dan

Kecamatan Kebomas, maka kebutuhan tamabahan

pada Kelurahan-kelurahan adalah sebanyak 362

unit.

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Riris Sarumpaet (via Trimansyah, 1999:21) membuat empat rumusan tentang sastra anak yang diistilahkannya sebagai bacaan anak-anak, yaitu: a) WUDGLVLRQDO , bacaan

Mengingat ada bagian dari senyawa polisiklis aromatis yang lebih mempunyai karakter ikatan rangkap, maka pada senyawa polisiklis aromatis dapat berlangsung reaksi-reaksi khas

Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu variabel-variabel yang menyebabkan stress kerja karyawan kontraktor pada proyek konstruksi, yaitu: tuntutan antar personal, faktor

Dalam buku Statistik Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat ini disajikan informasi data statistik perikanan tangkap, data statistik perikanan budidaya,

Definisi tentang tata kelola TI yang diambil dari COBIT 4.1 menyebutkan bahwa tata kelola TI didefinisikan sebagai tanggungjawab eksekutif dan dewan direksi, sebagai bagian dari

Peer education diharapkan lebih bermanfaat karena alih pengetahuan dilakukan antar kelompok sebaya, yang mempunyai hubungan lebih akrab, “bahasa” yang digunakan

Apabila dibandingkan dengan kandungan karbon terikat pada hutan rawa gambut primer (virgin forest) sebesar 172,16 ton/ha (Perdhana 2009) menunjukkan bahwa

“ Boerhavia diffusa (Punarnava) Root Extract as green Corrosion Inhibitor for Mild Steel in Hydrochloric Acid Solution: Theoritical and Electrochemical Studies.”