• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Learning Approach dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Akuntansi di Universitas "X" Bandung (Penelitian dilakukan pada mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA yang telah mengontrak mata kuliah pengantar akuntansi 2).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Learning Approach dan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Akuntansi di Universitas "X" Bandung (Penelitian dilakukan pada mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA yang telah mengontrak mata kuliah pengantar akuntansi 2)."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

menghadapi mata kuliah pengantar akuntansi 2 di Universitas ‘X’ Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan jenis-jenis learning approach dan prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA di Universitas ‘X’ Bandung. Teknik pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan sampel sebanyak 69 orang.

Alat ukur yang digunakan merupakan modifikasi dari Revise Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) yang ada di teori Biggs (1993). Pada surface approach terdapat 16 item yang valid dengan kisaran validitas 0,353-0,691. Pada deep approach terdapat 19 item yang valid dengan kisaran validitas 0,346-0,825. Reliabilitas alat ukur dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai reliabilitas sebesar 0,734 untuk surface approach dan 0,753 untuk deep approach. Data hasil penelitian ini diolah dengan menggunakan teknik korelasi rank spearman.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik maka didapatkan mahasiswa lebih banyak menggunakan pendekatan deep approach dalam memelajari mata kuliah pengantar akuntansi 2. Koefisien korelasi antara surface approach dan prestasi belajar sebesar -0,191 dan mempuanyai arah negatif. Koefisien korelasi antara deep approach dan prestasi belajar adalah sebesar 0,039 dan mempunyai arah positif.

(2)

ABSTRACT

The titled of this research is correlation between learning approach and student learning achievement in accounting economics faculty from science majors in studying introductory accounting courses 2 at University 'X' Bandung. This research was conducted to determine how much the correlation types of learning approach and student learning achievement in accounting economics faculty from science department at University of 'X' Bandung. Sample selection techniques using purposive sampling method with a sample of 69 peoples.

Measuring instruments used is a modification of the Revise Study Process Questionnaire (R-SPQ-2F) in the Biggs’s theory (1993). In surface approach there are 16 valid items in the range of validity 0.353 to 0.691. In deep approach are 19 valid items in the range of validity 0.346 to 0.825. The reliability of measuring instruments using Cronbach Alpha. The reliability value for surface approach is 0.734 and 0.753 for deep approach. The result of research data is processed by using technic of Spearman rank correlation.

Based on the statistical data processing was found that most of students are using deep approach in studying introductory accounting courses 2. The correlation coefficient between surface approach and learning achievement is -0.191 and has a negative direction. The correlation coefficient between the deep approach and achievement of learning is 0,039 and has a positive direction.

(3)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah...1

1.2. Identifikasi Masalah...10

1.3. Maksud dan Tujuan...10

1.3.1. Maksud penelitian...10

1.3.2. Tujuan Penelitian...10

1.4. Kegunaan Penelitian...11

1.4.1. Kegunaan Teoritik...11

1.4.2. Kegunaan praktis...11

1.5. Kerangka Berpikir...12

1.6. Asumsi...20

1.7. Hipotesis...20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belajar...21

(4)

2.2.1. Pengertian Learning Approach…..………...23

2.2.2. Makna Learning Approach………...………23

2.2.3. Faktor yang berkaitan dengan Learning Approach...……...……….26

2.3. Prestasi belajar……….……….29

2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar………...29

2.3.2. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar………...30

2.4. Taksonomi tujuan instruksional menurut B.S. Bloom………36

2.5. Masa dewasa awal………...41

2.5.1. Karakteristik masa dewasa awal………...41

2.5.2. Perkembangan kognitif……….43

2.5.3. Perkembangan karir………..45

2.5.3.1. Eksplorasi, perencanaan dan pengambilan keputusan...45

2.5.4. Perkembangan sosio-emosional………....47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian...49

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………...50

3.2.1 Variabel penelitian………...50

(5)

3.3.3. Data penunjang………...54

3.3.4. Validitas dan reliabilitas Learning Approach……….55

3.3.4.1.Validitas Learning Approach………..55

3.3.4.2.Reliabilitas Learning Approach ……….56

3.4. Populasi dan Teknik sampling………...57

3.4.1. Populasi sasaran penelitian………...57

3.4.2. Karakteristik populasi………...………..57

3.4.3. Teknik penarikan sampel………57

3.5. Teknik analisis data………..58

3.6. Hipotesis Statistik……….58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian………...…..60

4.1.1. Gambaran Responden……….60

4.1.1.1. Berdasarkan Pendidikan Terakhir orangtua...60

4.1.1.2. Berdasarkan Nilai Mutu Pengantar Akuntansi 2………61

(6)

4.1.2.1. Hubungan antara Surface Approach dan Prestasi Belajar………..62

4.1.2.2. Hubungan antara Deep Approach dan Prestasi Belajar………….63

4.1.3. Pembahasan………64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………...74

5.2. Saran……….75

5.2.1. Saran Teoritis………...75

5.2.1. Saran Praktis………...75

DAFTAR PUSTAKA………..77

DAFTAR RUJUKAN………..78

(7)
(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat ukur (kuesioner dan kisi-kisi alat ukur)

Lampiran 2 Uji validitas dan reliabilitas alat ukur

Lampiran 3 Data mentah hasil penelitian

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Akhir belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan awal untuk

studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

tinggi apabila belum menyelesaikan pendidikan di SMA. Belajar di perguruan

tinggi merupakan salah satu pilihan bagi para siswa dari sekian banyak pendidikan

tinggi yang disediakan oleh pemerintah Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia

memang menyediakan kesempatan untuk memeroleh pendidikan yang layak. Ada

berbagai jenis program pendidikan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Studi

di Perguruan Tinggi apakah itu akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau

universitas menuntut kemampuan studi yang maksimal dan terarah

(Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan

Pemerintah No. 60 tahun 1999), hal ini karena pendidikan di perguruan tinggi

merupakan pendidikan akademik dan professional (Peraturan Pemerintah Nomor

60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi).

Untuk berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, maka

diperlukan persiapan semenjak SMA. Persiapan tersebut ditentukan berdasarkan

minat dan kemampuan. Salah satu hal yang dilakukan sekolah dalam persiapan

tersebut adalah pemilihan jurusan IPA dan IPS. Namun tidak jarang terjadi siswa

memilih jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan kemampuannya. Hal ini

(10)

2

mengharuskan siswa mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan minat dan

kemampuannya, terbawa dan ikut dengan teman - temannya, penilaian yang

positif dari lingkungan terhadap jurusan tertentu. Ini dapat menjadi kendala ketika

siswa akan memilih jurusan di perguruan tinggi nantinya seperti memilih jurusan

yang tidak sesuai dengan dasar pengetahuan yang mereka miliki. Masalah tidak

hanya berhenti di situ saja, siswa juga akan kesulitan dalam menempuh mata

kuliah yang ada di jurusan perguruan tinggi yang mereka pilih.

Seperti halnya yang dapat dilihat dari siswa yang berasal dari jurusan IPA

memilih jurusan di perguruan tinggi yang memiliki dasar pengetahuan yang ada di

IPS. Dengan melihat dasar pengetahuan yang mereka miliki, ini dapat menjadi

salah satu kendala bagi siswa yang berasal dari jurusan IPA yang memilih jurusan

yang menuntut dasar pengetahuan yang ada di IPS ketika akan melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi.

Salah satu jurusan di perguruan tinggi yang memiliki dasar pengetahuan

yang ada di IPS adalah jurusan ekonomi akuntansi. Pada jurusan ekonomi

akuntansi, mahasiswa di tuntut untuk dapat menyajikan dan memeriksa laporan

keuangan. Dimana nantinya mahasiswa akan mengalkulasi jumlah modal yang

dibutuhkan, semua biaya yang masuk, semua biaya yang keluar, laba yang

diperoleh serta rugi yang diterima pada suatu perusahaan. Untuk dapat menguasai

tuntutan yang ada pada jurusan ekonomi akuntasi, maka mahasiswa diharuskan

untuk menempuh beberapa mata kuliah yang disajikan dalam 4 kompensi yaitu

akuntansi keuangan, akuntansi menejemen, akuntansi perpajakan dan akuntansi

(11)

adalah pengantar akuntansi.

Mata kuliah pengantar akuntansi dibagi menjadi pengantar akuntansi 1 dan

pengantar akuntansi 2. Mata kuliah pengantar akuntansi 1 dipelajari oleh

mahasiswa pada semester 1. Mata kuliah ini memelajari mengenai konsep dasar

pencatatan akuntansi yang dimulai dari konsep dasar persamaan akuntansi, siklus

akuntansi dan konsep dasar untuk pengukuran, pencatatan dan pelaporan kas,

piutang, persediaan dan aktiva tetap. Laporan keuangan yang dibuat berasal dari

perusahaan pribadi. Pada mata kuliah ini mahasiswa membuat laporan keuangan

secara manual. Sedangkan mata kuliah pengantar akuntansi 2 merupakan mata

kuliah yang memelajari mengenai konsep-konsep laporan keuangan, konsep

akuntansi, teknik akuntansi dan perlakuan akuntansi untuk firma dan perusahaan

perseroan, transaksi dalam mata uang asing, hutang obligasi, investasi dalam

saham dan obligasi, laporan arus kas. Mata kuliah pengantar akuntansi 2 ini

merupakan mata kuliah lanjutan dari pengantar akuntansi 1 yang dipelajari

mahasiswa pada semester 2. Pembuatan laporan keuangan pada mata kuliah ini

tidak lagi secara manual melainkan secara komputerisasi.

Jika dilihat dari hal-hal yang dipelajari, pengantar akuntansi 2 lebih

kompleks dari pada pengantar akuntansi 1. Dari segi pembuatan laporan

keuangan, pengantar akuntansi 2 lebih rumit jika dibandingkan dengan pengantar

akuntansi 1. Walaupun mata kuliah pengantar akuntansi 2 merupakan mata kuliah

lanjutan dari pengantar akuntansi 1, tetapi hal–hal yang dipelajari sangat berbeda.

Pada pengantar akuntansi 1, laporan keuangan yang dibuat berisi kas,

(12)

4

pada pengantar akuntansi 2, laporan keuangan yang dibuat sudah mencakup

saham, obligasi pada sebuah perseroan terbatas. Karena terdapatnya perbedaan

dan kerumitan yang ada, maka menimbulkan kesulitan tersendiri pada mahasiswa

yang berasal dari jurusan IPA dalam memelajari mata kuliah pengantar akuntasi 2.

Berdasarkan informasi yang didapat dari ketua jurusan prodi akuntansi,

untuk dapat membuat laporan keuangan ini maka dibutuhkannya pengetahuan–

pengetahuan dasar yang harus dimengerti oleh mahasiswa. Jika melihat

mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA, mereka kurang pengetahuan dalam

pembuatan laporan keuangan. Untuk menghitung laba dan rugi pada sebuah

laporan keuangan tersebut dibutuhkannya pengetahuan berupa konsep–konsep

elemen laporan keuangan yang tercantum pada sisi aktiva maupun pasiva. Tidak

hanya itu saja, pengetahuan mengenai ayat–ayat jurnal juga dibutuhkan

didalamnya sehingga mahasiswa dapat membuat jurnal yang sesuai dengan ayat

jurnalnya. Pengetahuan mengenai konsep–konsep tersebut tidak hanya dapat

dihafalkan saja, tetapi juga harus dipahami untuk menganalisis proses akuntansi

untuk firma dan perusahaan perseroan, transaksi dalam mata uang asing, hutang

obligasi, investasi dalam saham dan obligasi, laporan arus kas. Karena dalam

pembuatan laporan keuangan terdapat keterkaitan antara satu laporan dengan

laporan yang lainnya, maka mahasiswa harus mengerti secara mendalam sehingga

dapat menghubungkan antara satu materi dengan materi yang lainnya yang ada

pada pengantar akuntansi 2.

Jika dikaitkan dengan taksonomi belajar ranah kognitif Bloom (dalam

(13)

mahasiswa mampu mensintesa materi yang telah diajarkan. Mahasiswa

diharapkan mampu melakukan pengakuan, pengukuran dan pelaporan untuk

perkiraan (pos-pos) yang telah dipelajari. Agar mampu melakukan hal tersebut,

mahasiswa harus memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap hal yang telah

dipelajarinya. Jika mahasiswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman terhadap

hal-hal yang telah dipejari, maka ia akan mampu untuk melakukan pengakuan,

pengukuran dan pelaporan. Sebaliknya, mahasiswa yang tidak mempunyai

pengetahuan yang cukup, maka ia mengalami kesulitan untuk memahami,

menerapkan dan menganalis mata kuliah pengantar akuntansi 2 (dalam satuan

acara perkuliahan mata kuliah pengantar akuntansi 2).

Mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA, kurang memiliki pengetahuan

dalam pembuatan laporan keuangan dan kurangnya dasar-dasar yang dimiliki oleh

mahasiswa maka mereka kesulitan dalam proses pemahaman dan menganalis

persoalan yang ada pada mata kuliah pengantar akuntansi 2. Oleh karena itu,

membuat mahasiswa cukup mengalami kesulitan pada mata kuliah pengantar

akuntansi 2.

Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi mahasiswa yang berasal dari

jurusan IPA dalam mengikuti mata kuliah pengantar akuntansi 2, maka diperlukan

pendekatan belajar yang sesuai agar dapat memahami mata kuliah tersebut.

Pendekatan belajar ini biasanya disebut dengan learning approach. Seperti yang

diungkapkan Marton dan Saljo (dalam Biggs,1993) learning approach merujuk pada suatu proses yang digunakan oleh seseorang pada saat mempelajari sesuatu

(14)

6

dipelajari. Dalam Learning approach terdapat dua kelompok pendekatan belajar

yaitu surface approach dan deep approach.

Surface approach adalah pendekatan belajar yang hanya mau belajar jika ada dorongan dari luar (ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus. Oleh karena itu

strategi yang digunakan adalah menghafal materi dan berfokus pada materi yang

dianggap penting. Mahasiswa belajar tanpa melihat hubungan antara unsur, makna

ataupun penerapan dari apa yang telah mereka pelajari dalam mata kuliah

pengantar akuntansi 2. Mahasiswa yang menggunakan surface approach biasanya

lebih berusaha untuk menyelesaikan setiap tugas yang diperlukan, mengingat

informasi yang diperlukan untuk ujian, menganggap tugas sebagai beban dan

memusatkan perhatian pada setiap bagian yang berbeda tanpa berusaha untuk

mengintegrasikan (Biggs, 1993).

Mahasiswa yang menggunakan surface approach dapat terlihat ketika ia

mengerjakan tugas-tugas yang tidak dimengerti yang ada di dalam kegiatan

perkuliahan. Mereka biasanya takut tidak lulus dalam mata kuliah ini dan mereka

juga takut mendapatkan nilai yang kurang dari standar lulus. Mata kuliah yang

diajarkan cukup dengan dihafal meskipun tidak mengerti dan juga tidak terlalu

paham. Mahasiswa akan belajar lebih serius jika mendapat tuntutan dari luar

seperti terancam tidak lulus pada mata kuliah ini dan bahkan mahasiswa juga

menghindari matakuliah ini jika tidak disukai.

Sedangkan Deep approach adalah pendekatan belajar yang dorongan belajarnya berasal dari dalam diri (intrinsik) dimana mereka mempelajari materi

(15)

approach antara lain berusaha memahami materi lebih dalam dan mencoba menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah diperolehnya.

Pada deep approach terdapat pengolahan tingkat tinggi di dalamnya sehingga materi yang telah diterima, diolah lebih mendalam sampai terbentuk suatu

pemahaman. Setelah terbentuk suatu pemahaman maka mahasiswa mampu

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, bukan semata-mata hanya

untuk dihafalkan saja (Biggs,1993).

Mahasiswa yang menggunakan deep approach akan berusaha mencari

informasi-informasi yang dibutuhkannya dan aktif mencari mengenai apa yang

belum dipahami olehnya. Usaha-usaha yang dilakukan berupa mencari buku-buku

yang berhubungan dengan materi yang telah di dapat yang berasal dari

dosen-dosen yang bersangkutan. Selain itu, mahasiswa sering bertanya mengenai mata

kuliah yang tidak dimengertinya kepada dosen maupun teman-teman yang lebih

mengerti mengenai suatu materi.

Setiap pendekatan belajar tersebut memberikan outcome yang berbeda.

Outcome nya pun bermacam-macam seperti dalamnya pemahaman yang dimiliki oleh mahasiswa terhadap mata kuliah yang dipelajarinya. Salah satu outcome yang

lainnya berupa nilai akhir yang diperoleh mahasiswa pada suatu mata kuliah

tertentu yang menjadi tolak ukur dari prestasi belajar yang diperolehnya. Prestasi

belajar merupakan hasil belajar mahasiswa dalam menunjukkan kualitas

pemahaman terhadap apa yang dipelajari,yang diketahui melalui serangkaian tes

seperti kuis, UTS dan UAS. Prestasi belajar mahasiswa fakultas ekonomi dalam

(16)

8

diperoleh mahasiswa. Nilai tersebut menjadi patokan lulus atau tidaknya

mahasiswa pada mata kuliah pengantar akuntansi 2. Nilai minimal yang harus

didapat oleh mahasiswa agar dinyatakan lulus pada mata kuliah pengantar

akuntansi 2 adalah 60 – 69 dengan huruf mutu C. Untuk mencapai ini tentu tidak

luput dari hal – hal yang mempengaruhinya. Menurut W.S Winkel terdapat 2

faktor yang memengaruhi prestasi belajar yaitu faktor dari dalam diri atau yang

biasanya disebut dengan faktor intrisik dan faktor dari luar diri yang biasanya

disebut faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik ini berupa intelegensi, motivasi belajar,

perasaan sikap – minat dan keadaan fisik. Sedangkan faktor ekstrinsik berupa

lingkungan keluarga dan lingkungan kuliah.

Untuk mengetahui secara lebih lanjut mengenai permasalahan yang

terjadi pada mahasiswa jurusan ekonomi akuntansi terutama pada mata kuliah

pengantar akuntansi 2 yang berasal dari SMA IPA, maka peneliti melakukan

penelitian awal dengan melakukan wawancara terhadap 10 orang mahasiswa

akuntansi yang berasal dari jurusan IPA, kesupuluh orang mahasiswa tersebut

memiliki kesulitan dalam mempelajari mata kuliah pengantar akuntansi 2.

Pendekatan belajar yang diterapkan pun berbeda-beda pula.

Sebanyak lima orang mahasiswa menunjukkan kecenderungan surface

approach. Mahasiswa jarang mengulang dan mempelajari mata kuliah ini ketika di rumah walaupun ia sadar bahwa ia tidak mengerti mengenai mata kuliah

tersebut. Walaupun mereka tidak mengerti, mahasiswa tetap mengerjakan tugas

yang diberikan oleh dosen dan tidak jarang mereka meniru perkerjaan teman yang

(17)

UTS dan UAS, mereka mulai mengumpulkan bahan-bahan dari dosen untuk

dipelajari. Dalam memersiapkan ujian, mahasiswa menghafalkan kisi-kisi yang

telah diberikan oleh dosen. Dalam mempelajari contoh kasus, mahasiswa

memelajari langkah-langkah dalam pembuatan laporan keuangan tersebut.

Menurut mereka nilai tinggi tidak terlalu penting, yang penting mereka lulus dari

mata kuliah ini. Dari lima orang mahasiswa yang pendekatan belajarnya

cenderung surface, terdapat empat orang mahasiswa yang lulus dari mata kuliah ini dengan nilai A, C+, C dan satu orang yang mahasiswa yang tidak lulus

sehingga ia harus mengulang kembali mata kuliah tersebut.

Berbeda dengan lima orang mahasiswa lainnya. lima orang mahasiswa

lainnya menunjukkan kecenderungan deep approach. Mahasiswa berusaha untuk

mengerti mata kuliah pengantar akuntansi 2 ini agar mereka lulus dari mata kuliah

ini dan tidak ingin mengulang kembali. Mereka tetap berusaha dalam memahami

perkuliahan yang berlangsung. Mahasiswa tersebut rajin bertanya kepada

dosen-dosen yang bersangkutan, bertanya kepada temannya yang lebih mengerti dan

juga mencari buku-buku yang dapat menunjang mata kuliah ini. Mereka selalu

mengulang mata kuliah ini dan mengerjakan latihan soal baik yang ada di dalam

buku maupun soal yang diberikan oleh dosen. Dari lima orang mahasiswa yang

pendekatan belajarnya cenderung deep, terdapat empat orang mahasiswa yang

tidak lulus pada mata kuliah ini sehingga menyebabkan mereka harus mengulang

kembali mata kuliah pengantar akuntansi 2 ini pada semester berikutnya.

Berdasarkan informasi yang telah diuraikan diatas, maka peneliti merasa

(18)

10

prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi di Universitas “ X“

kota Bandung yang berasal dari jurusan IPA dalam menghadapi mata kuliah

pengantar akuntansi 2.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Seberapa besar hubungan learning approach dan prestasi belajar pada

mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi Universitas “X” kota Bandung.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

1.3.1. Maksud

Untuk mengetahui learning approach dan prestasi belajar pada

mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA dalam

menghadapi mata kuliah pengantar akuntansi 2 di Universitas “X” kota

Bandung.

1.3.2. Tujuan

(19)

1.4. KEGUNAAN

1.4.1. Kegunaan Teoritik

1. Memberikan informasi tambahan kepada ilmu psikologi, khususnya

psikologi pendidikan mengenai hubungan learning approach dengan

prestasi belajar.

2. Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan

penelitian mengenai hubungan learning approach dengan prestasi belajar

pada mahasiswa fakultas lain di Universitas “X”.

1.4.2. Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi

yang berasal dari jurusan IPA pada Universitas “X” di kota Bandung

mengenai hubungan learning approach dengan prestasi belajar. Informasi ini dapat dimanfaatkan untuk pemahaman terhadap diri mereka sendiri dan

mengoptimalkan kemampuan belajar mahasiswa.

2. Memberikan informasi kepada fakultas ekonomi akuntansi mengenai

(20)

12

1.5. KERANGKA BERPIKIR

Mahasiswa yang berusia 20 – 25 berada pada pada tahap perkembangan

dewasa awal. Masa ini merupakan masa permulaan dewasa dimana seseorang

memasuki masa transisi baik secara fisik, intelektual, dan peran sosial (Santrock,

1999). Dalam masa transisi intelektual menurut Piaget (dalam Crain, 1992; Miller,

1993; Santrock 1999; Papalia, Olds dan Feldman, 1998) kapasitas kognitif

dewasa muda tergolong masa operational formal bahkan kadang-kadang mencapai

masa post operasional formal (Turner dan Helms, 1995). Hal ini menyebabkan

dewasa awal mampu untuk memecahkan masalah yang kompleks dengan

kapasitas berpikir abstrak, logis dan rasional. Tidak hanya itu saja menurut

Schaie (dalam Santrock, 2002), pada dewasa awal ini merupakan fase mencapai

prestasi (achieving stage). Fase dimana dewasa awal telah melibatkan penerapan

intelektualitas pada situasi yang memiliki konsekuensi besar dalam mencapai

tujuan jangka panjang seperti pencapaian karir dan pengetahuan. Pencapaian

tersebut dapat dilihat pada siswa yang telah lulus dari sekolahnya dan masuk ke

perguruan tinggi serta memilih jurusan yang diminati dalam rangka mencapai

tujuan jangka panjang yang telah ditentukan oleh setiap siswa.

Pada semester 2, mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari

jurusan IPA memelajari mata kuliah pengantar akuntansi 2. Belajar adalah suatu

proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan

tersebut dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah

pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya,

(21)

lain yang ada pada individu (Sudjana 2000 : 28). Perubahan-perubahan yang

terjadi merupakan hasil dari proses belajar yang biasanya disebut dengan prestasi

belajar. Perubahan-perubahan yang terjadi merupakan hasil dari proses belajar

yang biasanya disebut dengan prestasi belajar.

Prestasi belajar (Winkel, 1996) adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau

kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan

bobot yang dicapainya. Untuk mendapatkan bukti keberhasilan tersebut maka

diperlukannya evaluasi belajar. Dari hasil evaluasi belajar dapat diketahui sejauh

mana pemahaman mahasiswa dan seberapa besar sasaran yang telah dicapai oleh

mahasiswa. Hasil akhir dari evaluasi belajar ini biasanya berbentuk nilai atau

huruf mutu yang dicantumkan pada laporan akhir belajar siswa (Winkel, 1987).

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa biasanya dipengaruhi beberapa faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri (internal) dan dari luar diri

(eksternal). Menurut Winkel (1987) faktor internal terdiri dari perasaan, sikap,

minat, motivasi, dan tingkat intelegensi dan faktor eksternal terdiri dari

lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Selain itu, menurut Biggs (1993)

faktor internal lain yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu pendekatan belajar

yang biasanya dikenal dengan learning approach. Di bawah ini faktor internal dan

faktor eksternal yang berasal dari Winkel akan dijelaskan terlebih dahulu.

Faktor internal yang pertama adalah perasaan, sikap, minat. Perasaan

merupakan aktivitas psikis yang di dalamnya subjek menghayati nilai dari suatu

objek. Sikap merupakan kecenderungan subjek untuk menerima, menolak suatu

(22)

14

kecenderungan yang agak menetap di dalam diri subjek dimana subjek merasa

tertarik dalam bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

hal tersebut. Perasaan senang terhadap mata kuliah pengantar akuntansi 2 akan

menimbukan minat yang diperkuat lagi dengan sikap positif.

Faktor internal yang kedua adalah motivasi. Motivasi merupakan

keseluruhan daya penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan

belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan

arahan pada kegiatan belajar tersebut. Mahasiswa yang bermotivasi kuat akan

mempunyai banyak energi untuk melaksanakan atau melakukan kegiatan belajar.

Mahasiswa yang mempunyai motivasi kuat, ia akan berusaha memelajari dan

memahami pengantar akuntansi 2 dengan berbagai cara seperti bertanya ke dosen,

mencari buku-buku yang menunjang pembelajaran mata kuliah pengantar

akuntansi 2.

Faktor internal yang ketiga adalah tingkat intelegensi. Tingkat intelegensi

merupakan kemampuan intelektual atau kemampuan akademis. Intelegensi

memainkan peran yang sangat besar khususnya berpengaruh kuat terhadap tinggi

rendahnya prestasi belajar yang diperoleh oleh mahasiswa. Untuk tingkat

intelegensi, mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA

dianggap telah mempunyai intelegensi yang memadai untuk belajar. Hal ini

dikarenakan oleh mahasiswa telah lulus ujian saringan masuk yang diadakan dari

pihak universitas untuk menjadi mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi.

Sedangkan faktor eksternal yang pertama adalah faktor lingkungan

(23)

keadaan sosio-kultural. Keadaan sosio-ekonomi merujuk pada kemampuan

finansial mahasiswa dan perlengkapan yang material yang dimiliki oleh

mahasiswa. Keadaan sosio-ekonomi mahasiswa dapat menghambat dan juga dapat

menunjang mahasiswa dalam belajar. Keadaan sosio-kultural menunjuk pada

lingkungan budaya dimana mahasiswa bergerak setiap harinya. Keadaan ini

meliputi kemampuan berbahasa yang baik, corak pergaulan antara orangtua dan

anak, pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Keadaan sosio-kultural

yang bertaraf tinggi akan menunjang mahasiswa dalam belajar. Sebaliknya,

mahasiswa yang berada dalam keadaan sosio-kultural bertaraf rendah akan

menemukan banyak pertentangan antara kebiasaan-kebiasan di rumah dengan

tuntutan-tuntutan di kampus sehingga ini tidak menunjang mahasiswa dalam

belajar.

Faktor eksternal kedua adalah faktor lingkungan sekolah. Faktor ini

menyangkut keadaan lingkungan sekolah dimana siswa bersekolah. Keadaan

tersebut berupa tersedia atau tidaknya fasilitas belajar yang memadai dan juga

tingkat keterampilan mengajar dari dari para pengajar.

Selanjutnya akan dijelaskan faktor internal menurut Biggs yang merupakan

variabel utama pada penelitian ini. Faktor internal tersebut adalah pendekatan

belajar yang biasanya dikenal dengan learning approach. Menurut Marton dan

Saljo, Learning approach dapat merujuk pada proses yang menentukan hasil belajar (dalam Biggs, 1993 ). Learning approach yang diterapkan oleh setiap mahasiswa akan menentukan bagaimana materi yang diterima akan diolah dan

(24)

16

terdapat hal-hal yang mendasari munculnya suatu tujuan dalam belajar yang

biasanya disebut dengan motif. Motif yang dimiliki setiap mahasiswa pun

berbeda-beda dan dibutuhkannya strategi yang berbeda-beda pula untuk

memenuhi motif tersebut. Berdasarkan perbedaan motif dan strategi yang dimiliki

mahasiwa dalam belajar, maka learning approach dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu surface approach, deep approach (Biggs, 1993).

Surface approach yaitu pendekatan yang digunakan oleh mahasiswa untuk menerima fakta-fakta baru dan ide-ide tetapi penyimpanan item sebagai bagian

yang terpisah dan tidak berhubungan. Motif yang terdapat pada surface approach

yaitu motif yang berasal dari luar diri seseorang (ekstrinsik) dimana dalam

pengerjaan tugas didasarkan pada konsekuensi positif dan negatif. Tidak hanya itu

saja, mahasiswa menghindari kegagalan tetapi tidak belajar dengan maksimal.

Oleh karena itu strategi yang digunakan mahasiswa adalah dengan rote learning.

Mahasiswa hanya fokus pada topik yang tampaknya penting dan memroduksi

topik yang dipelajari dan tidak melihat hubungan di antara berbagai elemen atau

makna dan implikasi dari yang telah dipelajarinya. Mahasiswa yang menggunakan

pendekatan surface approach memiliki performance yang rendah termasuk nilai yang rendah tetapi mereka bagus recalling unrelated detail (menjawab secara

garis besar nya saja).

Deep approach yaitu pendekatan yang digunakan untuk memelajari dan meneliti tentang fakta-fakta baru dan membuat hubungan antara ide-ide serta

pengolahan informasi secara mendalam. Motif yang ada pada deep approach yaitu

(25)

didasarkan pada rasa ingin tahu. Tidak hanya itu saja, di dalam diri mahasiswa

terdapat komitmen pribadi untuk belajar. Sedangkan strategi yang ada pada deep

approach yaitu mahasiswa berusaha mencari arti, berusaha memahami mata kuliah yang menurut mereka menarik dengan cara menghubungkan materi

pelajaran secara pribadi pada konteks yang berarti baginya atau pada pengetahuan

yang telah ada sebelumnya, tergantung apa yang menjadi perhatian siswa. Rasa

ketertarikan tersebut akan terpuaskan apabila mereka benar-benar mengerti,

paham dan berhasil menyelesaikan kasus-kasus yang ada pada mata kuliah

pengantar akuntasi 2. Deep approach meliputi proses higher cognitive level, yaitu

suatu proses pengolahan tingkat tinggi pada pemikiran seseorang yang

memungkinkan materi yang telah diterima diolah lebih mendalam sampai

terbentuk suatu pemahaman dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari, bukan semata-mata hanya untuk dihafalkan saja. Mahasiswa yang

menggunakan pendekatan belajar deep approach memiliki performance yang tinggi, tetapi hanya pada pelajaran yang mereka sukai, menjawab soal-soal ujian

secara detail.

Jika melihat penjelasan di atas, pendekatan belajar yang digunakan oleh

mahasiswa akan memengaruhi prestasi belajar yang akan diperolehnya.

Mahasiswa yang menggunakan pendekatan belajar surface approach mempunyai

motif ekstrinsik. Mahasiswa sangat takut pada kegagalan tetapi tidak berusaha

dengan maksimal dalam memelajari mata kuliah pengantar akuntansi 2. Pada saat

memelajari mata kuliah pengantar akuntansi 2, mahasiswa menggunakan strategi

(26)

18

menyebabkan mahasiwa memiliki prestasi belajar yang rendah. Mahasiswa yang

menggunakan pendekatan belajar deep approach mempunyai motif intrisik.

Mahasiswa memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap pengantar akuntansi 2

dan juga akan merasa puas jika telah memahaminya. Pada saat memelajari mata

kuliah pengantar akuntansi 2, mahasiswa menggunakan strategi yaitu berusaha

untuk memahami pengantar akuntansi 2. Hal ini menyebabkan mahasiswa

(27)

Bagan 1.5 Kerangka Pikir Mahasiswa fakultas

ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA di Universitas “ X“ kota Bandung

Faktor eksternal :

- lingkungan keluarga

- lingkungan sekolah learning approach

Surface approach -Motif

-strategi

Deep approach

-Motif

- Strategi

Prestasi belajar Faktor internal :

- perasaan, sikap,

minat

- motivasi

(28)

20

1.6. ASUMSI

1. Learning approach yang digunakan oleh mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi yang berasal dari jurusan IPA terdiri dari surface

approach dan deep approach yang masing-masingnya memiliki motif dan strategi.

2. Mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi yang berasal dari jurusan

IPA mempunyai motif dan strategi yang berbeda-beda dalam belajar,

sehingga akan memberikan hasil yang berbeda-beda pula.

3. Learning approach yang digunakan oleh mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi yang berasal dari jurusan IPA memengaruhi prestasi

belajar mahasiswa.

1.7. HIPOTESIS PENELITIAN

1. Terdapat hubungan antara surface approach dengan prestasi belajar pada

mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA pada

mata kuliah pengantar akuntansi 2.

2. Terdapat hubungan antara deep approach dengan prestasi belajar pada

mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai hubungan learning approach dan prestasi belajar pada

mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari jurusan IPA dalam

menghadapi mata kuliah pengantar akuntansi 2 adalah :

1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara surface approach dan

prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal

dari jurusan IPA dalam mata kuliah pengantar akuntansi 2. Arah hubungan

antara surface approach dan prestasi belajar adalah negatif, menunjukkan semakin sering mahasiswa menggunakan surface approach maka semakin

rendah prestasi belajar yang diperoleh.

2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara deep approach dan

prestasi belajar pada mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal

dari jurusan IPA dalam mata kuliah pengantar akuntansi 2. Arah hubungan

antara deep approach dan prestasi belajar adalah positif, menunjukkan semakin sering mahasiswa menggunakan deep approach maka semakin

tinggi prestasi belajar yang diperoleh.

3. Terdapat kecenderungan keterkaitan antara penghayatan positif mahasiswa

(30)

75

4. Terdapat pula kecenderungan keterkaitan antara peran teman yang

mendukung dalam belajar dengan prestasi belajar.

5. Terdapat kecenderungan keterkaitan antara fasilitas yang disediakan oleh

fakultas dengan prestasi belajar.

5.2. Saran

5.2.1. Saran Teoritis

1. Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti learning approach dengan

prestasi belajar, dapat menelitinya pada beragam mata kuliah.

2. Bagi peneliti yang tertarik untuk meneliti learning approach dapat

melakukan penelitian mengenai hubungan learning approach

dengan variabel lainnya.

5.2.2. Saran Praktis

1. Bagi mahasiswa fakultas ekonomi akuntansi yang berasal dari

jurusan IPA yang sedang mengontrak mata kuliah pengantar

akuntansi 2, disarankan untuk melakukan diskusi kelompok dan

belajar bersama agar dapat memahami mata kuliah pengantar

akuntansi 2.

2. Bagi pihak fakultas, disarankan memberikan tutorial mengenai

(31)

mata kuliah lainnya, sehingga mahasiswa dapat menggunakan

pendekatan belajar yang sesuai dengan mata kuliah pengantar

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Bigg, John & Philip J.More. 1993. The process of learning, 3rd ed, New Jersey : Prentice.

Bigg, John B. 1993, British Journal of Educatinal Psychology. Great Britain : The British Psychological Society.

Gage, N.L & Berliner. 1979. Educational Psychology, 2nd edition. Chicago : Rand McNally College publishing Company.

Santrock, John W. 2002. Life-span Development 5th edition. University of Texas At Dallas.

Siegel, Sydney. 1997. Statisisk Non-Parametrik untuk ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: PT Gramedia.

Sunjoyo., Roni Setiawan., Verani Carolina., Nonie Magdalena & Albert Kurniawan. 2013. Aplikasi untuk Smart Riset (Program IBM SPSS 21.0). Bandung: Alfabeta.

(33)

http://lenterakecil.com/definisi-belajar-menurut-beberapa-psikolog/(diakses 1 April 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Kegitan yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1) pengembangan lingkungan agar sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk belajar; (2) pengadaan

Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak signifikan yang ditimbulkan dari ancaman tersebut maka organisasi perlu menerapkan suatu rencana pemulihan yang

Sistem informasi penerimaan beasiswa yang dirancang dapat membantu yayasan dalam mengelola program beasiswa yang dilakukan oleh yayasan seperti membuat program

Hasil penyusunan menunjukkan bahwa objek wisata yang terkait pada paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara adalah Cokro Tulung, Janti, dan Agrowisata Ace.. Harga paket

Hasil pelaksanaan PPL di SMK N 1 Wonosari mulai dari 10 Agustus 2015 sampai dengan 12 September 2015 antara lain mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan kompetensi

akan dibahas oleh penulis adalah analisis sumber dan penggunaan modal kerja,. dan analisis kebutuhan modal

Penyuluhan dan pelatihan perawatan kesehatan gigi dan mulut kepada orang tua/pendamping sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf a dan huruf b

Sehingga penelitian ini dilaksanakan dengan pertimbangan yang menunjukkan bahwa masing-masing guru agama kurang adanya upaya yang matang dan menyeluruh dalam proses