MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET EKOWISATA
COKRO TULUNG, JANTI DAN AGROWISATA ACE
DI KABUPATEN KLATEN UTARA
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Ahli Madya Program Pendidikan
Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Disusun Oleh:
SONY UTOMO
C9407025
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING
Judul Laporan Tugas Akhir : MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET
EKOWISATA COKRO TULUNG, JANTI DAN
AGROWISATA ACE DI KABUPATEN KLATEN
UTARA.
Nama Mahasiswa : Sony Utomo
Nim : C. 9407025
MENYETUJUI
Disetujui Tanggal, Juli 2010 Disetujui Tanggal, Juli 2010
Pembimbing I Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN
Judul Laporan Tugas Akhir : MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN PAKET
EKOWISATA COKRO TULUNG, JANTI DAN
AGROWISATA ACE DI KABUPATEN KLATEN
UTARA
Nama Mahasiswa :Sony Utomo
Nim : C9407025
Tanggal Ujian : 30 Juli 2010
DITERIMA DAN DISETUJUI OLEH PANITIA PENGUJI TUGAS AKHIR
DIPLOMA III USAHA PERJALANAN WISATA
Drs. Suharyana, M.Pd (...)
Ketua
Dra. Isnaini W W, M.Pd (...)
Sekertaris
Drs. Soedarmono, S.U (...)
Penguji utama
Dra. Sri Wahyuningsih, M. Hum (...)
Penguji Pembantu
Dekan
Drs. Sudarno, M.A
MOTTO
“Rencana Tuhan itu indah”
PERSEMBAHAN
Dengan setulus hati penulis persembahkan Tugas
Akhir ini untuk :
1. Kedua orang tuaku tercinta yang senantiasa
berdo’a dan mendukung semua usaha yang
aku lakukan.
2. Kakak, adik, dan keponakanku tersayang yang
senantiasa memberi semangat disaat penulis
putus asa. Semoga Allah SWT senantiasa
melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya
untuk kalian semua amien.
3. Kakek dan nenekku tersayang
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang melimpahkan segala
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini. Laporan TA ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi
guna menyelesaikan program studi Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas
Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis menyadari tidak dapat lepas dari
bimbingan, arahan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak baik langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Sudarno, M. A selaku Dekan Fakultas Sastra Dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. Suharyana, M.Pd. selaku Ketua Program Studi D III Usaha
Perjalanan Wisata Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan motivasi dan pengarahan sehingga terselesaikanya tugas akhir.
3. Dra. Isnaini W.W,MPd selaku Sekretaris Program yang telah memberikan
nasehat dan pengarahan dalam penyelesaian tugas akhir.
4. Drs. Soedarmono, S.U sebagai Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
petunjuk dan pengarahan serta kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir.
5. Dra. Sri Wahyuningsih, M.Hum selaku Pembimbing Akademik sekaligus
6. Segenap Dosen Pengajar Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan Ilmunya.
7. Keluargaku, Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberiku segalanya serta
doa yang tidak pernah putus bagi penulis, keponakanku tersayang Amanda,
Nadin dan Fatma yang selalu mendukung penulis.
8. Sahabat-sahabatku : Anggit, Lilik, Supanto, Tofik, Hasda, Burhan, Mayar,
Dimas, Galih, Eka, Miko, EXE Band dan ATM Band terima kasih atas
support dan dukungan kalian.
9. Teman-temanku jurusan D III Usaha Perjalanan Wisata angkatan 2007,
terima kasih atas dukungan dan semangatnya, semoga kebersamaan kita
tetap terjaga.
10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis sangat mengharap saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk perbaikan tugas akhir ini. Harapan penulis semoga tugas akhir ini bermanfaat
bagi penulis sendiri dan bagi pembaca yang budiman serta pihak-pihak yang
berkepentingan dengan penyusunan tugas akhir ini.
Surakarta, Juli 2010
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Kajian Pustaka ... 4
1. ... Pengertian Pariwisata ... 4
2. Definisi Wisatawan ... 5
3. ... Pengertian Objek Wisata ... 5
4. ... Tempat Tujuan Wisata ... 5
6. ... Pengemba
ngan ... 6
7. ... Jenis Pariwisata ... 7
8. ... Bentuk Pariwisata ... 10
9. ... Paket Wisata ... 11
10. ... Ekowisata ... 11
11. ... Kompone n Paket Wisata ... 12
12. ... Pengemba ngan Objek Wisata ... 16
F. Metode Penelitian ... 17
1. Lokasi Penelitian ... 17
2. Tehnik Pengumpulan Data ... 17
3. Tehnik Analisis ... 19
BAB II GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN A. Sejarah Singkat Kabupaten Klaten... 20
B. Gambaran Umum Kabupaten Klaten ... 22
C. Potensi Objek Wisata Kabupaten Klaten ... 25
D. Upacara-upacara Tradisional ... 36
E. Kesenian Tradisional ... 40
1. Cokro Tulung ... 50
a. ... Gambaran
Umum Cokro Tulung ... 50
b. ... Analisis
SWOT Cokro Tulung ... 51
c. ... Analisis 4
A Cokro Tulung ... 53
2. Janti ... 55
a. ... Gambaran
Umum Janti ... 55
b. ... Analisis
SWOT Janti ... 56
c. ... Analisis 4
A Janti ... 58
3. Agrowisata Ace ... 60
a. ... Gambaran
Umum Agrowisata Ace ... 60
b. ... Analisis
SWOT Agrowisata Ace ... 61
c. ... Analisis 4
A Agrowisata Ace ... 62
4. Pusat Oleh-oleh Pakis Jaya ... 64
B. Konsep Penyusunan Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara 65
1. Komponen Paket Wisata
... 65
a. Harga Paket
... 65
b. Jadwal
Perjalanan ... 65
a. Quotation
... 66
b. Itinerary Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara... 67
c. Fasilitas Pendukung Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara ... 68
d. Wisata Altenatif Kabupaten Klaten ... 69
C. Cara Pemasaran Hasil Penyusunan Paket Ekowisata di Kabupaten Klaten Utara ... 71
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Informan ... 76
Lampiran 2 Daftar Wisatawan ... 77
Lampiran 3 Peta Kabupaten Klaten ... 78
Lampuran 4 Peta Wisata Kabupaten Klaten ... 79
Lampiran 5 5.1 Pintu Masuk Objek Mata Air Cokro... 80
5.2 Pemandangan Objek Mata Air Cokro ... 80
Lampiran 6 6.1 Suasana di Kawasan Objek Mata Air Cokro ... 81
6.2 Water Boom di Objek Mata Air Cokro ... 81
Lampiran 7 7.1 Sumber Mata Air Ingas... 82
7.2 Area Parkir dan Kios Terbaru ... 82
Lampiran 8 8.1 Gerbang Pintu Masuk Kawasan Wisata Janti ... 83
8.2 Panorama Keindahan Alam Kawasan Wisata Janti ... 83
Lampiran 9 9.1 Lokasi Pemancingan di Kawasan Wisata Janti ... 84
9.2 Salah Satu Sumber Mata Air di Kawasan Wisata Janti ... 84
Lampiran 10 10.1 Sanggar Pengrajin Bambu di Kawasan Wisata Janti ... 85
10.2 Pembudidayaan Bibit Ikan di Kawasan Wisata Janti ... 85
Lampiran 11 11.1 Agrowisata Ace di Desa Gedong Jetis Kecamatan Tulung Klaten ... 86
11.2 Suasana di Kebun Ace ... 86
Lampiran 12 12.1Pohon Ace yang sudah berbuah ... 87
12.2 Buah Ace siap petik ... 87
Lampiran 13 13.1Rumah Makan Taman Sari ... 88
Lampiran 14 14.1Bus Pariwisata Langsung Jaya (Micro Bus) ... 89
ABSTRAK
Sony Utomo. 2010. C9407025. Manajemen dan Pengembangan Paket Ekowisata
Cokro Tulung, Janti dan Agrowisata Ace di Kabupaten Klaten Utara. Tugas Akhir,
Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Laporan tugas akhir ini mengkaji tentang manajemen dan pengembangan paket ekowisata cokro tulung, janti dan agrowisata ace di Kabupaten Klaten Utara. Penyusunan ini bertujuan untuk menjawab persoalan yang dipertanyakan dalam penelitian ini, yaitu menentukan objek wisata yang terkait, menentukan harga paket ekowisata, mengetahui pemasaran hasil paket ekowisata yang telah disusun.
Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran berbagai informasi yang berhubungan dengan potensi objek wisata sebagai daya tarik wisata. Metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi, wawancara, dan studi pustaka. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dan disajikan secara deskriptif.
Hasil penyusunan menunjukkan bahwa objek wisata yang terkait pada paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara adalah Cokro Tulung, Janti, dan Agrowisata Ace. Harga paket ekowisata adalah Rp.77.000,- per orang dan paket ekowisata ditujukan bagi kalangan pelajar.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa salah satu cara untuk menonjolkan dan mengembangkan potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Klaten adalah dengan cara mengadakan program paket wisata. Paket wisata yang diberikan berupa wisata ke berbagai objek di Kabupaten Klaten. Penyusunan paket ekowisata didasari dengan penggabungan wisata alam dan wisata agro.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan pariwisata merupakan salah satu cara dalam pengembangan
suatu kawasan atau daerahnya. Pengembangan pariwisata ini tidak terlepas dari
keberadaan sumber daya alam maupun sumber daya buatan sebagai potensi daerah
yang dimilikinya. Potensi daerah tersebut merupakan salah satu sumber aset wisata
yang diunggulkan baik keindahan alam, peninggalan budaya masa lampau maupun
dari komoditas unggulan yang khas daerahnya. Banyak daerah yang memiliki
keunggulan wisata tersendiri seperti wisata budaya, wisata alam, wisata pedesaan
maupun wisata agro (agrowisata). Pada dekade terakhir , pembangunan pariwisata di
Indonesia menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Konsumsi jasa dalam
bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat Negara maju dan masyarakat
Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat meningkatnya
pendapatan, aspirasi, dan kesejahteraannya.
Pariwisata di Indonesia telah menampilkan perannya dengan nyata dalam
memberikan konstribusi terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya bangsa.
Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil dibidang ini makin bertambah
jumlahnya dari tahun ke tahun. Selain itu pendapatan negara dari sektor pajak dan
devisa juga bertambah. Dengan adanya sektor tersebut, keadaan sosial dalam
Negara di Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang terbagi dalam
propinsi-propinsi yang banyak memiliki potensi keindahan alam dan kebudayaan. Hal tersebut
menunjang Negara Indonesia untuk dikenal di dunia, karena memiliki banyak obyek
wisata yang menarik untuk dinikmati oleh wisatawan domestik maupun
mancanegara. Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu Daerah Tujuan Wisata di
Indonesia yang mempunyai banyak sekali potensi wisata alam, wisata budaya, wisata
spiritual, serta berbagai bentuk wisata lainnya. Dari berbagai potensi yang dimiliki
tersebut dapat memberikan daya tarik bagi wisatawan domestik maupun
mancanegara.
Kabupaten Klaten mempunyai potensi dibidang pariwisata yang cukup besar
untuk dikembangkan, hal ini terbukti banyak sekali memiliki aset-aset wisata
beragam dan ragam budaya yang tidak kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain.
Kegiatan bidang pariwisata pada hakekatnya merupakan usaha ekonomi produktif,
sehingga produk yang akan dijajakan merupakan komoditas yang laku dan digemari
pembeli, agar wisatawan memilih berkunjung lebih lama di Kabupaten Klaten.
Seiring dengan meningkatnya orang-orang yang melakukan perjalanan wisata, baik
wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang mengunjungi
tempat-tempat wisata yang ada di Indonesia. Maka dengan berbekal pengalaman dan
motivasi yang tinggi penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
Manajemen dan Pengembangan Paket Ekowisata Cokro Tulung, Janti dan
Agrowisata Ace di Kabupaten Klaten Utara.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah ini berguna untuk mempermudah dalam melaksanakan
penelitian sehingga diperoleh data yang sesuai dengan tujuan dan arah dalam
hubungannya dengan judul yang dipilih :
1. Objek wisata apa saja yang akan dikunjungi oleh wisatawan dalam paket
ekowisata di Kabupaten Klaten Utara.
2. Bagaimana menentukan harga paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara.
3. Bagaimana cara pemasaran hasil penyusunan paket ekowisata di
Kabupaten Klaten Utara.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan yang hendak dicapai dari hasil
penelitiannya. Serta untuk dapat memberikan kegunaan, baik bagi peneliti
maupun kepentingan ilmiah. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui objek wisata apa saja yang akan dikunjungi oleh
wisatawan dalam paket ekowisata di Kabupaten Klaten Utara.
2. Untuk mengetahui bagaimana menentukan harga paket ekowisata di
Kabupaten Klaten Utara.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pemasaran hasil penyusunan paket
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara
lain :
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca kaitanya
tentang Manajemen dan Pengembangan Paket Ekowisata Cokro Tulung,
Janti dan Agrowisata Ace di Kabupaten Klaten Utara.
2. Bagi kalangan akademik dapat digunakan sebagai referensi tambahan
dalam melakukan penelitian sejenis atau yang berkaitan di masa
mendatang.
3. Untuk menambah pengetahuan tentang objek wisata yang terkait dan
disusun menjadi sebuah paket ekowisata.
E. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pariwisata
Menurut Karyono A.Hari, (1997:115) adalah merupakan rangkaian
kegiatan yang di lakukan oleh manusia baik secara perorangan maupun
kelompok di dalam wilayah Negara sendiri atau di Negara lain. Kegiatan
tersebut dengan menggunakan kemudahan jasa dan faktor penunjang
lainnya yang diadakan oleh pemerintah atau masyarakat, agar dapat
2. Definisi Wisatawan
Wisatawan diartikan sebagai seseorang, tanpa membedakan ras,
kelamin, bahasa, dan agama, yang memasuki wilayah suatu negara yang
mengadakan perjanjian yang lain dimana orang itu biasanya tinggal dan
berada di situ tidak kurang dari 24 jam dan tidak lebih dari 6 bulan di
dalam jangka waktu 12 bulan berturut – turut, untuk tujuan non-imigran
yang legal, seperti misalnya perjalan wisata, rekreasi, olahraga, alasan
keluarga, studi, ibadah keagamaan, atau urusan usaha (bussiness) (Oka A.
Yoeti, 1983 : 124).
3. Pengertian Objek Wisata
Menurut peraturan pemerintah No. 24 tahun 1979 menayatakan bahwa
objek wisata adalah perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni
budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan ( Sumber : Peraturan
Pemerintah No. 24 tahun 1979 )
4. Tempat Tujuan Wisata
Daerah Tujuan Wisata adalah daerah objek wisata yang khas,
ditunjang oleh sarana dan prasarana pariwisata yang lengkap maupun oleh
keramahtamahan masyarakat yang memiliki daya tarik atau daya pikat
sehingga banyak wisatawan berkunjung ke daerah itu ( Sumber : R.S
Unsur pokok yang mendapatkan perhatian guna menunjang
pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata yang menyangkut
perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan meliputi 5 unsur yaitu:
a. Objek dan daya tarik wisata
b. Prasarana wisata
c. Sarana wisata
d. Tata laksana atau infrastruktur
e. Masyarakat atau lingkungan (Sumber : R.S Damrdjati, 1995 :7 )
5. Manajemen
Menurut The Liang Gie, manajemen adalah suatu proses kegiatan
untuk menggerakkan dan mengendalikan suatu usaha kerjasama dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
6. Pengembangan
Pengembangan adalah suatu hal yang sangat penting bagi keberadaan
suatu obyek wisata. Dengan adanya pengembangan pariwisata maka
potensi yang ada di suatu obyek wisata akan dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Pengembangan merupakan suatu proses/usaha untuk menggali
atau memanfaatkan, memperluas atau meningkatkan potensi suatu daerah
untuk menjadi lebih baik, maju dan sempurna baik yang sekarang maupun
7. Jenis Pariwisata
a.Wisata pertanian
Wisata pertanian adalah perjalanan yang dilakukan ke proyek –
proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana
wisatawan rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan
untuk tujuan studi maupun melihat – lihat keliling sambil menikmati
segarnya tananman beraneka warna dan suburnya pembibitan, berbagai
jenis sayur – mayur dan palawija di sekitar perkebunan yang dikunjungi.
b. Wisata Cagar Alam
Wisata cagar alam yaitu perjalanan yang mengkhususkan usaha –
usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam
lindung, hutan, daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya
dilindungi oleh undang – undang.
c. Wisata Budaya
Wisata budaya yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan
untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau keluar negeri,
mempelajarai keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup,
budaya dan seni dari penduduk setempat.
d. Wisata Kesehatan
Wisata kesehatan adalah perjalanan yang dilakukan dengan tujuan
untuk menukar keadaan dan lingkkungan tempat sehari – hari dimana ia
rohani atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas – fasilitas
lainnya.
e. Wisata Olah Raga
Yang dimaksud wisata olah raga adalah suatu perjalanan dengan
tujuan berolah raga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian
aktif dalam pesta olah raga disuatu tempat atau negara seperti Asian
Games, Olympiade, Thomas Cup, Uber Cup dan lain – lain.
f. Wisata Pilgram
Yang di maksud wisata pilgram adalah perjalanan yang dikaitkan
dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau
kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh orang
perorang atau rombongan ke tempat – tempat suci, ke makam – makam
orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang
di anggap keramat (Nyoman S. Pendit, 1994 : 41-47).
g. Wisata Buru
Wisata buru ini biasanya dilakukan di negeri – negeri yang memang
memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh
pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan
wisata buru ini diatur dalam bentuk safari buru ke daerah atau hutan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah negara yang bersangkutan.
h. Wisata Studi
Wisata studi adalah wisata dengan melakukan perjalanan wisata
i. Wisata Ziarah
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat
istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat
(Sumber : Nyoman S. Pendit, 2002)
j. Wisata politik
Wisata politik adalah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan
rombongan pelajar atau mahasiswa,orang-orang awam dengan tujuan
untuk mengadakan peninjauan atau penelitian termasuk dalam golongan
wisata industri ini.
k. Wisata sosial
Wisata sosial adalah pengorganisasian suatu perjalanan murah serta
mudah untuk memberi kesempatan kepada golongan masyarakat
ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan misalnya kaum buruh
(Nyoman S Pendit, 1986:36).
l. Wisata Industri
Wisata industri adalah perjalanan yang dilakukan oleh wisatawan
untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat
komersial, seperti pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.
m. Wisata Maritim dan Bahari
Jenis wisata ini banyak dikaitkan dengan kegiatan olah raga di air,
lebih-lebih di danau, pantai, teluk, atau laut seperti memancing, berlayar,
balapan mendayung, melihat-lihat taman laut dengan pemandangan
indah dibawah permukaan air serta berbagai rekreasi perairan.
8. Bentuk Pariwisata
a. Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlahnya wisatawan yang
datang, apakah wisatawan tersebut datang sendiri atau dalam suatu
rombongan. Maka timbullah istilah – istilah pariwisata tunggal dan
pariwisata rombongan.
b. Menurut asal wisatawan
Asal wisatawan terbagi menjadi 2 yaitu wisatawan domestik dan
wisatawan asing. Wisatawan domestik adalah wisatawan hanya
berpindah tempat sementara didalam wilayah negerinya sendiri selama ia
mengadakan perjalanan. Sedang wisatawan asing jika wisatawan itu
datang dari luar negeri.
c. Menurut alat angkut yang digunakan
Dari penggunaan alat angkut yang dipergunakan oleh wisatawan
maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata laut,
pariwisata kereta api dan pariwisata mobil (darat), tergantung apakah
sang wisatawan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau
mobil. (Nyoman S. Pendit, 1994 : 39-40).
d. Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan disuatu tempat atau negara
negera yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah – istilah
pariwisata jangkapendek dan jangka panjang, yang mana tergantung
kepada ketentuan – ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk
mengatur panjang dan pendeknya waktu yang dimaksud.
e. Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata
uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif
terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi
wisatawan. Ini disebut pariwisata aktif, sedangkan kepergian seseorang
warga negara ke luar negeri memberi efek negatif terhadap neraca
pembayaran luar negeri negaranya. Ini dinamakan pariwisata pasif.
9. Paket Wisata
Menurut R.S Damardjati dalam buku istilah-istilah dunia pariwisata
tahun 1995 halaman 77, sesuatu rencana atau acara perjalanan wisata yang
telah tersusun secara tetap, dengan harga tertentu yang telah termasuk pula
biaya-biaya untuk pengangkutan, fasilitas akomodasi, objek-objek wisata
dan atraksi-atraksi yang telah tercantum di dalam acara itu. Biasanya
harganya akan jatuh lebih murah dibandingkan dengan wisata yang
direncanakan secara khusus atas permintaa. Paket wisata biasanya
mempunyai masa laku tertentu pula. ( Sumber : R.S Damardjati, 1995 : 77 )
10. Ekowisata
Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan wisata ke area alami yang
kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. ( The Ecotourism Society
: 1990 )
11. Komponen Paket Wisata
a. Harga Paket
Dalam suatu paket wisata harga dicantunkan secara langsung kepada
konsumen melalui leaflet, brosur atau dengan penawaran langsung adapun
perhitungan harga didasarkan pada :
1) Biaya Transportasi
Sukses dan tidaknya suatu perjalanan wisata yang
diselenggarakan tergantung juga pada ketepatan perencanaan
perjalanan dalam keadaan bus yang baik dan bagus, serta fasilitas
perencanaan dalam menentukan harga transportasi tersebut. Dalam
pelayanan perjalanan wisata penggunaan sarana transportasi
didasarkan atas pertimbangan :
a. Jumlah peserta, transportasi dapat dibagi menurut kelompoknya
sebagai berikut :
1) Kelompok 1-3 peserta digunakan kendaraan sedan
2) Kelompok 4-6 peserta digunakan kendaraan mini bus
3) Kelompok 7-14 peserta digunakan kendaran micro bus
4) Kelompok 14-19 peserta digunakan kendaraan bus besar
Adapun kelas pelayanan bus pariwisata antara lain seperti kelas utama
(Duluxe Class), kelas satu (first class), kelas ekonomi (economy class).
2) Biaya Akomodasi
Dalam pelayanan perjalanan wisata memerlukan perencanaan
yang matang dalam hal sarana akomodasi. Hal tersebut dikarenakan
oleh banyaknya macam kelas dan suatu akomodasi dengan harga yang
bervariasi, yang harus diperhatikan dalam sarana akomodasi adalah
penentuan harga, lokasi akomodasi, serta syarat-syarat
pembayarannya. Adapun jenis akomodasi dapat berupa : Hotel,
Losmen, Penginapan, Bungalow, dan lain-lain.
3) Biaya Makanan
Dalam pelayanan paket wisata harga biasanya sudah termasuk
untuk fasilitas makan baik makan pagi, makan siang, makan malam
dan juga makanan ringan tergantung pada permintaan wisatawan.
Penentuan harga paket didasari pada kelas makanan yaitu macam yang
diinginkan serta banyaknya menu makanan.
4) Biaya Parkir
Selama berlangsungnya perjalanan wisata, kendaran yang
digunakan berhenti pada objek-objek wisata yang dituju dan daerah
tujuan wisata, yaitu objek tujuan wisata yang tertulis dalam susunan
acara perjalanan tour (Tour Itinerary) sehingga dapat diketahui adanya
biaya parkir. Besarnya biaya parkir berbeda untuk tiap-tiap
5) Biaya Pajak Jalan Raya
Kemacetan lalu lintas dapat mengurangi kelancaran
penyelenggaraan perjalanan wisata, sehingga ada alternatife lain
dengan menjaga kelancaran dari pada penyelenggaraan perjalanan
wisata itu sendiri yaitu dengan menggunakan jalan bebas hambatan
(Jalan Tol) yang disesuaikan dengan kebutuhan perjalanan ODTW
yang dikunjungi.
6) Pemandu Wisata
Untuk pemandu wisata berdasarkan tingkat kemampuan
pemandu dalam menguasai bahasa asing dan materi objek yang
dimaksud.
7) Biaya Tak Terduga
Dalam perjalanan wisata selalu akan ada pengeluaran tak
terduga yang tidak termasuk dalam komponen yang tercantum.
Biasanya perencanaan paket akan menambahkan pada harga paket
tour untuk menutup pengeluaran tak terduga tersebut.
8) Biaya ODTW
Untuk mengunjungi objek wisata dikenakan pembayaran
perorangannya untuk biaya masuk, harga tergantung kebijaksanaan
9) Biaya Pajak
Dalam setiap usaha selalu dibebani oleh pajak pemerintah,
lebihnya yang berorientasi dibidang bisnis, penetapan dalam harga
paket harus sudah termasuk pajak tersebut.
10) Keuntungan (Profit)
Tujuan utama dalam suatu perusahaan atau usaha adalah
keuntungan, tetapi untuk menentukan seberapa besar keuntungan yang
diperoleh membutuhkan suatu pemikiran yang tidak mudah. Besar
kecilnya keuntungan yang ditetapkan harus didasarkan pada
penganalisaan yang tepat, akurat dan mempertimbangkan suasana pasar
dan pesaing.
Menurut Musanef dalam buku Management Usaha Perjalanan
di Indonesia tahun 1996 halaman 33 menjelaskan berdasarkan
komponen-komponen diatas dapat dihitung besarnya harga paket untuk tiap-tiap
orang. Masalahnya penentuan harga paket wisata seperti penentuan kamar
hotel, transportasi, masalah makan dan lain-lain dipengaruhi oleh biaya
investasi, profit wisatawan, persaingan, elastisitas permintaan ,
keuntungan yang diharapkan ( Sumber : Musanef : 33 )
b. Jadwal Perjalanan
Menurut Oka A. Yoeti dalam buku Tour and Travel Management
tahun 1982 halam 131, penyusunan paket wisata selalu disertai dengan
itinerary, karena merupakan suatu jadwal daftar dengan keterangan
memuat hal-hal penting antara lain hari, tanggal, jam, ODTW yang
dikunjungi, akomodasi, restoran, shopping center, free program, waktu
keberangkatan, lama berkunjung di ODTW dan waktu tiba ( Sumber : Oka
A. Yoeti, 1982 : 131 )
12. Pengembangan Objek Wisata
Menurut Samsuridjal D. dan Kaelany dalam buku peluang di Bidang
Pariwisata tahun 1997 pengembangan objek dan daya tarik wisata dapat
menggunakan analisis 4 A dan SWOT. Analisis 4 A meliputi :
a. Atraksi Wisata
Yaitu bahwa daerah tersebut harus mempunyai iklim yang baik,
pemandangan yang indah atau tempat-tempat bersejarah dan juga
didukung oleh kejadian atau peristiwa yang dilaksanakan ditempat
tersebut seperti kongres, pameran atau peristiwa olah raga.
b. Aksesibilitas ( Mudah dicapai )
Tempat tersebut harus dekat jaraknya atau terjadinya transportasi
ketempat itu secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.
c. Amenitas
Yaitu terjadinya berbagai fasilitas seperti tempat-tempat penginapan,
restoran, hiburan, transportasi lokal, yang memungkinkan wisatawan
bepergian ditempat tersebut serta alat komunikasi lain.
d. Aktifitas
Yaitu kegiatan yang dilakukan di objek wisata seperti memancing,
D. dan Kaelany H.D, 1997 )
Analisis SWOT menurut Janianto dan Helmut F.Webber dalam buku
Perencanaan Ekowisata dari teori ke aplikasi tahun 2006 halaman 27
meliputi Streng (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity
(kesempatan), Threats (ancaman) (Sumber : Janianto Damanik dan
Helmut F.Webber, 2006 : 27).
F. Metode Penelitian
Metode Penelitian merupakan faktor penting didalam suatu penelitian.
Disamping untuk memperoleh data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga
untuk mempermudah pengembangan data guna kelancaran penyusunan tugas
akhir. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data diperinci sebagai
berikut :
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di :
a.Cokro Tulung, di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Klaten.
b. Kawasan Wisata Janti, di Desa Janti, Kecamatan Polanharjo, Klaten
c.Agrowisata Ace, di Desa Gedong Jetis, Kecamatan Tulung, Klaten.
2. Tehnik Pengumpulan Data :
a. Metode Observasi
Dalam melakukan penelitian ini, penulis mengadakan observasi secara
observasi yang diteliti di objek wisata. Observasi sangat membantu dalam
pengumpulan data karena pengumpulan data dilakukan mengamati tentang
kondisi objek wisata dan pengambilan gambar dilakukan dengan mengambil
langsung gambar-gambar objek wisata ( Sumber : Moh. Pabundu Tika, 1996
: 68 ).
b. Metode Wawancara
Dalam hal ini metode wawancara yang dilakukan oleh penulis yaitu
dengan melakukan pertanyaan-pertanyaan secara langsung yang berada di
objek wisata yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang jelas
(Sumber : Moh. Pabundu Tika 1996 : 75)
c. Metode Studi Pustaka
Untuk melengkapi data-data guna mendukung pengembangan
penelitian, penulis membaca beberapa buku-buku, makalah-makalah,
brosur-brosur, yang terkait dengan kepariwisataan. Penulis membaca dan
memperoleh buku, makalah di Lab. Tour, Perpustakaan Fakultas Sastra
dan Seni Rupa, Perpustakaan Pusat Universitas Sebelas Maret dan
brosur-brosur dari Dinas Pariwisata.
d.. Studi Dokumen
Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari
arsip-arsip ataupun dokumen dan catatan yang terdapat dilokasi penelitian
sesuai dengan yang diperlukan dan mempunyai hubungan dengan topik
3. Teknik Analisis
Setelah mengumpulkan data dan melihat data-data yang tekumpul,
selanjutnya mencoba menganalisis data dengan metode dekriptif kualitatif
yaitu menguraikan apa yang ada dari permasalahan dalam penelitian. Pada
tahap itu dikumpulkan dan dimanfaatkan untuk menjawab persoalan yang
diajukan dalam rumusan masalah. Analisa data yang digunakan deskriptif
kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah penelitian yang berusaha
mendekripsikan hubungan antara fenomena yang diteliti dengan sistematis,
faktual, dan akurat. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk
memperoleh rincian, gambaran sistematif, factual dan akurat, sifat-sifat serta
hubungan antara fenomena yang diselidiki. (Kusmayadi dan Endar
Sugiarto,2000: Hlm 29)
BAB II
GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN
A. Sejarah Singkat Kabupaten Klaten
Daerah yang sekarang menjadi wilayah Kabupaten Klaten merupakan
daerah-daerah kuno, dalam arti sudah dihuni oleh manusia sejak peradaban Hindu
dimulai di tanah Jawa. Posisi daerah Klaten secara geografis memang sangat
menguntungkan bagi pemukiman, karena Gunung Merapi yang menjadi batas alami
telah memberikan sumber penghidupan bagi manusia yang tinggal di sekitarnya.
Gunung Merapi yang oleh masyarakat Jawa-Hindu dianggap sebagai gunung suci
tidak saja menyediakan tanah yang subur karena debu vulkaniknya, tetapi dari
gunung paling aktif di dunia ini juga mengalir sungai-sungai yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
Pada masa awal berdirinya kerajaan-kerajaan Hindu Jawa, Klaten tampil ke
muka, terbukti ditemukannya peninggalan-peninggalan Hindu-Budha didaerah ini,
seperti candi, prasasti, dan benda-benda logam. Ditemukannya benda-benda
peninggalan jaman Hindu ini menunjukkan, bahwa pada masa itu daerah Klaten
telah memiliki posisi penting dalam kerajaan. Hal ini dapat dilihat dari nama-nama
desa (daerah) di wilayah Kabupaten Klaten yang keberadaannya dapat dirunut hinga
pada masa kerajaan Hindu-Budha, karena desa (daerah) ini merupakan perdikan
atau sima yang diberikan raja kepada pemuka-pemuka masyarakat daerah Klaten.
Pu Para dari Puluwatu (sekarang desa ini tetap bernama Puluhwatu), Pu Mandita
Wadihati (desa Wedi), dan Mirah-Mirah (desa Muruh), merupakan beberapa contoh
dari beberapa contoh dari begitu pentingnya peran daerah Klaten pada masa itu.
Daerah lain di wilayah Klaten yang memiliki peran penting pada masa
kerajaan Hindu Jawa adalah daerah Upit (Ngupit), terbukti dengan dikeluarkannya
piagam raja Rakai Kayuwangi yang menetapkan desa ini sebagai desa perdikan atau
sima, yang kemudian dikenal sebagai Prasasti Upit. Ada dua buah prasasti yang
ditemukan berkaitan dengan desa Upit, yaitu Prasasti Upit I yang ditemukan di
Dukuh Sarawaden, Desa Kahuman, Kecamatan Ngawen pada tahun 1970, dan
Prasasti Upit II yang ditemukan di Dukuh Sogaten Desa Ngawen Kecamatan
Ngawen pada tahun 1990.
Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi
pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata
kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu
merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya. Versi kedua menyebutkan
Klaten berasal dari kata Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati
berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah
menjadi kata Klaten. Melati adalah nama seorang Kyai yang pada kurang lebih 560
tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai
Melati Sekolekan nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin
lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang
menjadi Klaten yang sekarang.
Nama Klaten diambilkan dari nama Kyai Melati tersebut. Kyai dan Nyai
menyerahkan bunga melati dan buah joho untuk keputren (menghitamkan gigi) ke
istana. Sebagai daerah Panekar, Klaten/Kyai dan Nyai Melati diberi tugas oleh
istana untuk mencari tukang gending, mencari gadis cantik untuk dayang-dayang di
istana, bunga-bungaan untuk kepentingan para putri istana , menghaturkan
dedaunan untuk pembungkus membuat makanan tradisional, seperti jadah, jenang,
wajik, dan sebagainya. Hal ini terjadi sejak masa Sunan Paku Buwono II, dan diatur
kembali pada jaman Paku Buwono IV (Narpawadawa, 1919; 1921). Sebagai abdi
dalem, Kyai dan Nyai Melati memiliki sawah yang luas sebagian itu ditanami
bunga melati untuk kepentingan istana. Kekurangannya diambilkan dari desa-desa
disekitarnya, dimana masyarakatnya juga diperintahkan menanam bunga melati,
misalnya Desa Tegal Anom dan Sekolekan. (Sumber : www.wikipedia.com, 28 Mei
2010)
B. Gambaran Umum Kabupaten Klaten
1. Kondisi Geografis
Letak Kabupaten Klaten cukup strategis karena berbatasan langsung
dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang dikenal sebagai salah satu
Daerah Tujuan Wisata. Kabupaten Klaten terletak diantara 110°30'-110°45'
Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Sedangkan batas-batas wilayah
Kabupaten Klaten adalah:
•Sebelah Timur : Kabupaten Sukoharjo
•Sebelah Barat : Kabupaten Sleman (DIY)
•Sebelah Selatan : Kabupaten Gunung Kidul (DIY)
Secara administratif Kabupaten Klaten dibagi menjadi 26 kecamatan, 391
desa dan 10 kelurahan dengan luas wilayah keseluruhan seluas 65.556 ha (655,56
km2) atau seluas 2,014% dari luas Propinsi Jawa Tengah, yang luasnya seluas
3.254.412 ha. Sedangkan kondisi Topografi wilayah Kabupaten Klaten diapit
oleh Gunung Merapi dan Pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 76 -1.60
m dpl (di atas permukaan laut) yang terbagi menjadi 3 (tiga) wilayah :
a) Wilayah lereng Gunung Merapi (alam area yang miring) yang meliputi
Kecamatan Karangnongko, Kemalang, Jatinom dan Tulung.
b) Wilayah datar (wilayah bagian tengah) yang meliputi wilayah
kecamatan-kecamatan Manisrenggo, Klaten Tengah, Kalikotes, Klaten
Utara, Klaten Selatan, Ngawen, Kebonarum, Wedi, Jogonalan,
Prambanan, Gantiwarno, Delanggu, Wonosari, Juwiring, Ceper,
Pedan, Karangdowo, Trucuk, Cawas, Karanganom, Polanharjo.
c) Wilayah berbukit / gunung kapur (wilayah bagian selatan) yang hanya
meliputi sebagian Kecamatan Bayat, Cawas dan Gantiwarno.
Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah Kabupaten Klaten terbagi antara
lain 9,72% terletak di antara ketinggian 0-100 m dpl; 77,52% terletak di antara
100-500 m dpl; dan 12,76% terletak di antara 500-1000 m dpl. Jenis tanah dapat
dibedakan menjadi 5 (lima) jenis yaitu: 1) Tanah Litosol; 2) Tanah Regosol
Kelabu; 3) Tanah Regosol Coklat Kelabu; 4) Tanah Komplek Regosol Kelabu
dan Kelabu Tua; 5) Tanah Gromosol Kelabu Tua. Selain itu Kabupaten Klaten
sepanjang tahun, dengan temperatur antara 28-30 derajat Celcius, dan kecepatan
angin rata-rata berkisar 20-25 km/ jam.
Penggunaan lahan di Kabupaten Klaten Tahun 2009 sebagai berikut :
Lahan Persawahan (sawah teririgasi dan sawah tadah hujan) 33.705 Ha
(51,41%), Permukiman 19.725 Ha (30,08%), Ladang 6.287 Ha (9,59%),
Kolam/Rawa 202 Ha (0,30%), Hutan Negara 1.450 Ha (2,21%), Lain-lain 4.187
Ha (6,38%). Besarnya luas dan persentase lahan sawah teririgasi menunjukkan
bahwa tanah pertanian di Kabupaten Klaten subur, dan sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kawasan agropolitan yaitu suatu kawasan yang berbasis
ekonomi masyarakatnya adalah sektor pertanian yang berkelanjutan, karena
selama ini Klaten mendapat sebutan sebagai penyangga pangan di Jawa Tengah
dan salah satu produk pertanian yang terkenal dengan padi Delanggu yang
spesifik rasanya dan khusus bentuk serta warna berasnya. Sebutan itu masih
menggema sampai sekarang. Untuk mengembangkan Kabupaten Klaten sebagai
kawasan agropolitan, maka perlu ada pengendalian dan optimalisasi pemanfaatan
lahan sesuai produk unggulan yang disesuaikan dalam tata ruang daerah.
(Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010)
2. Demografi
Jumlah penduduk di Kabupaten Klaten pada tahun 2009 sesuai dengan
data yang ada di Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten sebanyak 1.303.910
jiwa atau naik sebesar 0,26 % bila dibandingkan tahun 2008 yang sebanyak
1.300.494 jiwa. Pada tahun 2009 penduduk laki–laki berjumlah 637.939 jiwa dan
2008 sebesar 1.984 jiwa/Km2, meningkat menjadi 1.989 jiwa/Km2 pada tahun
2009 atau naik 0,25 %. Selain kepadatan penduduk, pertambahan jumlah
penduduk juga mengakibatkan adanya pertambahan jumlah kepala keluarga.
Pada tahun 2009 jumlah KK sebesar 374.179 KK, terjadi peningkatan jumlah
kepala keluarga sebesar 4,59 % bila dibandingkan dengan tahun 2008 yang
sebesar 357.017 KK. (Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010)
3. Transportasi
Kabupaten Klaten mempunyai beberapa moda transportasi yang dapat
digunakan sebagai alat bantu akses transportasi. Untuk jalur darat Kabupaten
Klaten memiliki satu jalur kereta api yang dapat ditempuh dari Stasiun Klaten,
Stasiun Ceper dan Stasiun Delanggu yang juga masih berfungsi dengan baik
meskipun tidak sebesar Stasiun Klaten. Bagi pengguna jasa angkutan bus antar
kota, Terminal Jonggrangan merupakan terminal yang melayani rute perjalanan
darat dengan bus angkutan penumpang umum angkutan antar kota antar propinsi.
(Sumber : www.google.com, 28 Mei 2010)
C. Potensi Objek Wisata Kabupaten Klaten
Kabupaten Klaten berpotensi sebagai kota tujuan wisata, hal ini terbukti
banyak sekali memiliki asset-aset wisata beragam dan ragam budaya yang tidak
kalah menarik dengan wilayah-wilayah lain. Beberapa potensi objek dan daya tarik
1. Wisata Alam
a. Deles Indah
Deles Indah merupakan Obyek Wisata yang terletak di lereng kaki gunung
Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten, Deles berada di Wilayah Desa
Sidorejom Kecamatan Kemalang. Deles mempunyai potensi spesifik suasana
pemandangan alam pegunungan. Dari obyek wisata deles dapat dilihat
pemandangan puncak Merapi dengan nyata, pemandangan kota Klaten yang
dihiasi dengan cerobong Perusahaan Gula gondang Baru & perusahaan Ceper
Baru dengan berselendangkan Rowo Jombor dengan Jajaran Gunung Kapurnya
merupakan Panorama yang Indah. Disekitar objek wisata ini juga terdapat
beberapa peninggalan sejarah dan tempat rekreasi khusus yaitu : Bekas
Pesanggrahan Sunan Paku Buwono X, Makam Kyai Mloyopati, Sendang Kali
Reno, Taman Rekreasi Ngajaran, Taman Pemandangan Pring Cendani, Gua
sapuangin / Siluman.
b. Rowo Jombor
Rowo jombor adalah nama tempat di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat,
Kabupaten Klaten yang mana merupakan tempat rekreasi warung apung
bernuansa pemandangan rawa dengan hidangan khas masakan ikan. Rowo
Jombor merupakan salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Klaten dan
menjadi kawasan wisata potensial. Keindahan rawa yang mengagumkan dan
kelezatan aneka masakan ikan menjadi ciri khas tempat ini. Setiap hari libur
Rowo Jombor selalu dipadati pengunjung baik dari dalam kota maupun dari
sebagainya, semua berdatangan untuk berekreasi di tempat tersebut. Para
pengelola pun berfikir kreatif agar warungnya ramai pengunjung, banyak
warung-warung yang mulai menyediakan tontonan gratis seperti pertunjukan
organ tunggal dan ada pula yang menyediakan berbagai mainan anak seperti
perahu bebek dan lain sebagainya. Keberadaan warung apung Rowo Jombor
mampu meningkatkan ekonomi warga, banyak warga yang mempunyai
pekerjaan berkat keberadaan warung apung Rowo Jombor ini, banyak pula
warga yang membuka usaha-usaha di area kawasan tersebut.Kini Rowo jombor
mulai dikembangkan dan diharapkan mampu menjadi tempat pariwisata
berpotensi nasional. Disekitar objek wisata ini juga terdapat Rumah
Minangkabau, Taman Rekreasi anak anak di Bukit Sidoguro, Gua Kendil dan
Gua Payung, Sendang Bulus Jimbung.
c. Gunung Watu Prahu
Gunung ini merupakan salah satu obyek wisata yang mempunyai jarak dari
kota Klaten ± 15 km, terletak di Gunung Gajah, Kecamatan Bayat, obyek ini
merupakan potensi spesifik suasana alam pegunungan dan pemandangan alam,
menurut hasil penyelidikan dari Dinar Arkcheologie Bandung, gunung Watu
Prahu berumur ± 160.000 tahun dan terdapat fosil – fosil dan bermacam –
macam batuan. Dinamakan gunung Watu Prahu karena mempunyai ciri khas
berbentuk seperti perahu, obyek ini merupakan daerah yang dilindungi
kelestariannya, dan menurut cerita pantek pulau Jawa bukan gunung Tidar
Fosil Kece, Batu Marmmer, Hutan Jambu di gunung Kunang seluas ± 14 ha,
Museum Geologi UGM Yogyakarta.
d. Gua Suran
Sebuah Gua yang terletak dikelurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom. Gua
ini dipergunakan sebagai tempat sujud dan semedi Kyai Agebg Gribig pada
waktu belum bisa membuat masjid. Gua ini berbentuk leter L dengan
kedalaman ± 4 m. Disamping gua terdapat sendang Suran sebagai tempat
wudlu Kyai Ageng Gribig, lokasi ini sekarang dipergunakan untuk tempat
penyebaran apem yang dilakukan tiap-tiap bulan Syapar. Dikawasam ini juga
terdapat Gua Belan, Sendang Plampeyan, Taman Rekreasi di Plampeyan.
e. Pemandian / Sendang
1) Pemandian Lumban Tirto : Terletak di Desa Daleman, Kecamatan Tulung.
Luas kawasan ini adalah 700 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota
Klaten ± 17 km serta berfungsi sebagai Kolam Renang.
2) Pemandian Jolotundo : Terletak di Desa Jambeyan, Kecamatan Karang
Anom. Luas kawasan ini adalah 500 m2, kedalamannya 2 m dan jarak dari
kota Klaten 8 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian.
3) Pemandian Ponggok : Terletak di Desa Ponggok, Kecamatan Polanharjo.
Luas kawasan ini adalah 600 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota
4) Umbul Tirto Mulyono : Terletak di Desa Pluneng, Kecamatan Kebonarum.
Luas kawasan ini adalah 700 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota
Klaten ± 6 km serta berfungsi sebagai Pemandian Alam.
5) Sendang Plampeyan : Terletak di Kalurahan Jatinom, Kecamatan Jatinom.
Luas kawasan ini adalah 16 m2, kedalamannya 1 m dan jarak dari kota
Klaten ± 12 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian dan Rekreasi.
6) Sendang Gotan : Terletak di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom. Luas
kawasan ini adalah 250 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten
5 km serta berfungsi sebagai Tempat Mandi dan Air Minum.
7) Sendang Riyo Manggolo : Terletak di Desa Kajoran Kriyan Desa Jimbung,
Kecamatan Klaten Selatan. Luas kawasan ini adalah 1.000 m2,
kedalamannya 1.5 m dan jarak dari kota Klaten ± 5 km serta berfungsi
sebagai Tempat Pemandian.
8) Sendang Bulus Jimbung : Terletak di Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes.
Luas kawasan ini adalah 72 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota
Klaten ± 6 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian dan Rekreasi.
9) Sendang Maerokoco : Terletak di Desa Paseban, Kecamatan Bayat. Luas
kawasan ini adalah 200 m2, kedalamannya 1,5 m dan jarak dari kota Klaten
± 12 km serta berfungsi sebagai Tempat Bersuci Sesudah dan Sebelum
10) Sendang Tretes : Terletak di Desa Ngreden, Kecamatan Wonosari. Luas
kawasan ini adalah 400 m2, kedalamannya 2 m dan jarak dari kota Klaten ±
15 km serta berfungsi sebagai Tempat Pemandian.
11) Sendang Sinongko : Terletak di Desa Pokak, Kecamatan Ceper. Luas
kawasan ini adalah 1 ha, kedalamannya 1 m dan jarak dari kota Klaten ± 7
km serta berfungsi sebagai Tempat Rekreasi.
2. Wisata Sejarah
a. Museum Gula Jawa Tengah di Gondong Baru Klaten
Museum Gula Jawa Tengah terletak di PG. Gondang Baru, Kecamatan
Jogonalan Klaten. Jarak dari kota Klaten ± 5 km mempunyai luas kawasan
1.261,20 m2 dan luas bangunan 240 m2. Adapun tujuan dari pada pendirian
Museum Gula Gondang Baru Klaten ini adalah dalam rangka jangka panjang
diharapkan sebagai Obyek Pengkajian Industri Gula serta sebagai Obyek
Wisata. Museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, mushola, ruang
pertemuan, dan cafe kecil untuk bersantai. Isi Museum Gula berupa
mesin-mesin penggilingan kuno dan alat-alat angkutan kuno, alat pengukuran
rendemen, Macam-macam alat pertanian, alat-alat laboratorium, brosur-brosur
perpustakaan dan arsip administrasi, miniatur dari pada pabrik.
Diresmikan oleh Bapak Soepardjo Rustam pada tanggal 11 September 1982
dengan membuka selubung papan nama yang berbunyi: Disinilah dipersiapkan
Musium Gula Jawa Tengah. Pada tanggal 23 Agustus 1986 Museum Gula
Technologist) yaitu masyarakat ahli gula internasional yang dalam
konggresnya di Jakarta memerlukan meninjau Musium tersebut.
b. Monumen Juang 45 Klaten
Monumen Juang 45 Klaten terletak di Desa Jonggrangan, Kecamatan
Ketandan. Jarak dari kota Klaten ± 1 km mempunyai luas kawasan 2 ha, luas
bangunan 225m2 (Joglonya) dan untuk Monumen/Patung 13m (ketinggiannya).
Tujuan didirikannya Monumen juang 45 adalah mengabadikan perjuangan
bangsa Indonesia khususnya rakyat Klaten, mengenang jasa para pahlawan
kemerdekaan, membangkitkan keyakinan & kesadaran masyarakat tentang
perjuangan fisik bangsa Indonesia, mewariskan nilai nilai persatuan dan
kesatuan tekad, jiwa dan semangat juang tahun 1945.
c. Monumen PARATA (Perang Rakyat Semesta) MBKD
PosX –I Monumen PARATA (Perang Rakyat Semesta) MBKD PosX – I
terletak di Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo Klaten. Jarak dari kota
Klaten ± 25 km mempunyai luas kawasan 600 m2 dan tinggi bangunan 7 m.
Tujuan didirikanya monumen ini adalah untuk memperingati tempat komando
Perang Semesta Jawa Madura tahun 1948, Komando Operasi Bapak A.H.
Nasution diresmikan oleh Bapak Adam Malik (Wakil Presiden Republik
Indonesia).
d. Monumen Patung Kemerdekaan Soekarno
Monumen Patung Kemerdekaan Soekarno terletak di Dukuh Jonggo, Desa
pelataran 121 m2 dan tinggi bangunan 10 m. Tujuan didirikannya monumen
Patung Kemerdekaan Soekarno yaitu :
1) Untuk mengabadikan perjuangan Soekarno (Presiden I RI) dan para pejuang
Dukuh Jonggo:
- Syamsi Mangun Dimejo dibuang ke Digul tahun 1933 s/d 1937 bersama
Soekarno.
- Syayat Prawiro Dinamo dan Wkiman Ponco Mulyono dibuang ke Pondok
Walu Jember tahun 1933 s/d 1935.
- Wakiyem dan Legiman Karti Miharjo dibuang ke Klaten selama 3 bulan.
2) Untuk mengenang bahwa Bung Karno dan para pejuang Tokoh perguruan
Dukuh Jonggo Desa Karangasem bahwa penjajahan harus dilawan dengan
semangat persatuan dan kesatuan, dan semangat inilah yang terus dianjurkan
oleh Bung Karno.
3) Untuk mengenang bahwa Bung Karno pernah singgah di Dukuh Jonggo
Desa Karangasem di rumah Syamsi Mangun Dimejo ini datangnya pada jam
08.00 WIB pada bulan febuari tahun 1927 s/d 1929 untuk menggalang
semangat rakyat untuk mengusir semangat penjajahan. Adapun semua pejuang
tadi telah menerima penghargaan dari pemerintah dan mendapat Sk.Perintis
3. Wisata Budaya
a. Candi Sewu
Candi Sewu terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan Kecamatan
Prambanan. Jarak dari kota Klaten ± 15 km kearah barat. Candi ini terdiri dari
sebuah candi induk yang diapit oleh candi Perwara yang berjumlah 240 buah
dan candi Apit 8 buah. Karena jumlah candi tersebut cukup banyak maka
disebut candi Sewu. Candi ini didirikan pada abad IX oleh salah seorang
penganut agama Budha Maha Yana. Luas Candi ini adalah 14.059.488 m2 dan
berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan Benda Bersejarah.
b. Candi Lumbung
Candi Lumbung terletak di Dukuh Tlogo, Desa Tlogo Kecamatan
Prambanan. Jarak dari kota Klaten ± 15 km kearah barat. Candi Lumbung
terdiri dari sebuah candi induk yang dikelilingi oleh 16 candi Perwara, candi
induk ini menghadap ke timur, berkamar kosong dan atapnya berbentuk Stupa.
Luas area candi ini adalah 543,35 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata
Peninggalan Bersejarah.
c. Candi Bubrah
Candi Bubrah terletak di Dukuh Klurak, Desa Tlogo Kecamatan
Prambanan Klaten.Candi ini terletak disebelah utara Candi Lumbung ± 300 m,
nama Bubrah mungkin diambil dari keadaan candinya yang sudah bubrah atau
rusak. Masa pendiriannya sama dengan candi Sewu pada abad IX Candi Induk
barat, luas area candi ini 343,80 m2 dan berfungsi sebagai Obyek Wisata
Peninggalan Bersejarah.
d. Candi Plaosan
Candi Plaosan terletak di Dukuh Plaosan, Desa Bugisan Kecamatan
Prambanan. Jarak dari kota Klaten ± 14 km kearah barat. Luas Candi Plaosan
ini adalah ± 4.529,06 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan
Benda Bersejarah dan Upacara Keagamaan Agama Budha. Candi Plaosan ini
terdiri dari dua kelompok candi yaitu :
a) Kelompok candi Plaosan Kidul, kelompok candi ini telah banyak
mengalami kerusakan.
b) Kelompok candi Plaosan Lor, kelompok candi ini terdiri dari dua buah
candi induk yang dikelilingi oleh 116 buah stupa perwara dan 50 buah
candi perwara. Candi induk Plaosan Lor dipugar pada tahun 1962 oleh
Dinas Purbakala. Didalam kamar candi Induk terdapat 6 buah Arca
Dhyani Budisatwa antara lain: awalokiteswara, wajrapani, padmapani,
Padmapani, Berdasarkan prasasti pendek yang dipahatkan pada perwara
mungkin candi Plaosan dibangun atas kerjasama antara Raja Pikatan dan
Cri Kahulunan. Perpaduan antara Budha dan Hindhu. Bertitik tolak dari
hal tersebut, maka diperkirakan candi Plaosan dibangun pada abad ke IX
AD (After Date). Candi Induk menghadap ke barat.
e. Candi Sojiwan
Candi Sojiwan terletak di Dukuh Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul
candi dihiasi dengan relief cerita Jataka yang diambil dari ceritera Kamandoko
dan masa pendirian candi ini diperkirakan pada abad IX AD dan dibangun oleh
seorang Raja penganut agama Budha. Jarak candi Sojiwan dari kota Klaten ±
15 km kearah barat, luas area candi ini 401,3125 m2 serta berfungsi sebagai
Obyek Wisata Peninggalan Benda Bersejarah.
f. Candi Asu
Candi Asu terletak di Dukuh Klurak, Desa Tlogo Kecamatan Prambanan.
Candi ini dibuat pada abad IX AD, jarak dari kota Klaten ± 15 km kearah barat
dan luas area candi 6000 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata Peninggalan
Benda Bersejarah.
g. Candi Merak
Candi Merak terletak di Dukuh Karangnongko, Desa Karangnongko,
Kecamatan Karangnongko. Jarak candi ini dari kota Klaten ± 10 km kearah
utara, luas area candi 800 m2 serta berfungsi sebagai Obyek Wisata
Peninggalan Benda Bersejarah.
4. Wisata Ziarah
1. Makam Kyai Ageng Pandanaran
Makam Kyai Ageng Pandanaran terletak di Desa Paseban, Kecamatan
Bayat adalah salah satu tempat ziarah bagi umat Islam. Kyai Ageng Pandanaran
adalah tokoh dan ulama sebagai salah satu penyebar Agama Islam di tanah
Jawa. Garbang menuju ke makam berbentuk Candi Bentar Majapahit. Kyai
Kyai Ageng Pandanaran merupakan salah satu tempat ziarah bagi umat islam,
pada hari-hari tertentu banyak peziarah yang berdatangan baik dari warga
sekitar maupun dari daerah lain. Sebagian peziarah ada yang melakukan tirakat
disana untuk meminta berkah, mohon doa restu, dilancarkan rejekinya, dan
dimudahkan jodohnya.
2. Makam Rng Ronggowarsito
Makam Rng Ronggowarsito terletak di Dukuh Palar Desa Palar,
Kecamatan Trucuk Klaten. Tempat ini berfungsi sebagai tempat ziarah yang
biasanya banyak dikunjungi pada malam jumat dan selasa kliwon untuk
meminta berkah/mohon doa restu. Rng Ronggowarsito adalah putera dari Mas
Ngabehi Ronggo Warsito II Abdi dalem Panewu / Carik Adipati Anom Kraton
Surakarta. Beliau adalah Pujangga Kraton Surakarta, wafat pada tanggal 24
Desember 1973 (5 Dulhijah 1802). Di dekat lokasi makam terdapat sumur
tiban bernama Nyai Sekar Gading Melati yang digunakan untuk tempat sesuci,
dan apabila habis bersemedi / nyepi lalu mandi di sumur tersebut badan terasa
segar kembali. (Sumber : Buku Mengenal Kepariwisataan Kabupaten Klaten).
D. Upacara- Upacara Tradisional
Kabupaten Klaten memiliki ragam budaya yang menarik untuk dipasarkan
kepada wisatawan. Salah satu ragam budaya tersebut adalah upacara-upacara
tradisional. Beberapa upacara tradisional yang terdapat di Kabupaten Klaten antara
1. Upacara Tradisional Tanjungsari
Upacara yang diselenggarakan di Desa Ceper Kecamatan Ceper, ini
merupakan upacara tradisional yang diadakan pada tiap-tiap bulan Syura, jatuh
pada hari Jumat Kliwon (Jumat Wage). Upacara ini diberi nama Tanjungsari /
Tanjungsaren karena dilakukan dengan cara para penduduk membawa hidangan /
ambeng dibawa disuatu tempat dibawah pohon tanjung. Upacara tersebut
diteruskan malam-malam berikutnya dengan pertunjukan ketoprak, wayang
orang, wayang kulit dan lain lain. Banyak masyarakat dari daerah lain yang
berdatangan untuk berjualan, mendirikan stand kerajinan, permainan anak anak
dan lain lain sehingga terwujud suatu pasar malam yang berlangsung beberapa
hari. Upacara tradisional Tanjungsari terus berkembang dan pengunjungnya
bertambah banyak. Upacara ini sudah menjadi kepercayaan para penduduk
Dlimas, mereka yang bekerja di luar kota Klaten pun berusaha untuk datang /
pulang untuk mengikuti upacara tersebut.
2. Upacara Tradisional Yoqowiyu
Upacara ini mulai pertama kali berbentuk majelis pengajian yang dikunjungi
oleh umat islam dan masyarakat sekeliling Jatinom. Upacara ini diselenggarakan
setiap tahun sekali pada hari Jumat pertengahan bulan Sapar di Dukuh Jatinom
Kecamatan Jatinom. Adanya Upacara ini dinamakan Yaqowiyu diambil dari doa
Kyai Ageng Gribig sebagai penutup pengajian yang berbunyi : Ya qowiyu Yaa
Assis qowina wal muslimin, Ya qowiyyu warsuqna wal muslimin, yang artinya :
Ya Tuhan berikanlah kekuatan kepada kita segenap kaum muslimin, doa tamu itu
tamunya masih banyak yang belum menerimanya. Nyai Ageng segera membuat
kue apem yang masih dalam keadaan hangat untuk dihidangkan kepada para
tamu undangan tersebut. Majelis pengajian ini sampai sekarang setiap tahunnya
masih berjalan yang dilakukan pada malam Jumat dan menjelang sholat Jumat
pada pertengahan bulan Sapar, setiap tahunnya Doa Kyai Ageng Gribig itu
dibacakan dihadapan hadirin, para pengunjung kemudian menyebutkan Majelis
Pengajian itu dengan sebutan nama : ONGKOWIYU yang dimaksudkan
JONGKO WAHYU atau mencari wahyu. Kemudian oleh anak turunnya istilah ini
dikembalikan pada aslinya yaitu YAQOWIYU.
3. Upacara Tradisional Bersih Sendang
Upacara yang diselenggarakan di Desa Pokak Kecamatan Ceper ini
merupakan upacara tradisional yang diadakan sesudah panen pada musim
kemarau dan telah dibakukan pada bulan Austus hari Jumat Wage atau pada
bulan Juli sesudah tanggal 25 atau bulan September sebelum tanggal 5.
Masyarakat Desa Pokak merayakan ritual bersih sendang sebagai ungkapan rasa
syukur atas semua rejeki yang telah dilimpahkan dengan diwujudkan dengan
pesta sesaji dalam bentuk nasi tumpeng dan minuman dawet dengan memotong
kambing sebagai persembahan. Pemotongan kambing dilakukan dibawah pohon
karet yang umurnya telah ratusan tahun dan memakai alas pelataran akar pohon,
sesuatu yang diluar jangkauan akal manusia dan seakan tidak wajar bahwa darah
yang keluar dan mengucur di pelataran akar karet tersebut seakan hilang dan
dari 100 ekor kambing dan berjenis kelamin laki laki. Dan pada malam sebelum
pemotongan diadakan tahlil di pelataran kanan kiri sendang.
4. Upacara Tradisional Jodangan / Ruwahan
Upacara tradisional Jodongan / Ruwahan tepatnya pada hari Jumat Kliwon
tanggal 27 Ruwah di Paseban Bayat. Hal ini terjadi karena masyarakat khususnya
di Bayat tidak dapat melupakan jasa-jasa Kyai Ageng Pandanaran yang telah
ikhlas meninggalkan jabatan dan harta kekayaan, semata mata untuk mencari
kebahagiaan dan kesempurnaan di akherat. Beliau diangkat menjadi wali pada
hari Jumat Kliwon tanggal 27 Ruwah setelah menjadi wali penutup,
menggantikan wali Syeh Siti Jenar selama 25 tahun. Maka tiap tiap tanggal 27
Ruwah ditetapkan sebagai hari Jodongan / Ruwahan, timbullah suatu
kepercayaan dari masyarakat bahwa pada hari hari Jodongan / Ruwahan semua
penduduk membuat hidangan / kenduri yang ditempatkan pada Jodang untuk
dibawa bersama-sama naik ke Makam Kyai Ageng Pandanaran dengan diiringi
Reyog atau Rodad.
5. Upacara Tradisional Padusan
Upacara tradisional padusan diadakan di obyek wisata Pemandian
Jolotundo, Sumber Air Ingas, Ponggok, Lumban Tirto dan Tirto Mulyono sehari
sebelum menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Kegiatan ini dihadiri
beribu ribu pengunjung guna mensucikan diri sebelum menjalankan ibadah
puasa. Menurut kepercayaan budaya kebiasaan atau tradisional orang jawa pada
umumnya bagi yang menganut agama Islam mempunyai anggapan bahwa
orang Jawa menyebutnya dengan padusan yaitu mandi di pemandian tersebut di
atas agar puasanya dapat lancar, berjalan dengan baik sehingga banyak
pengunjung yang datang ke obyek wisata pemandian tersebut.
6. Upacara Tradisional Maleman Klaten
Upacara tradisional Maleman di alun alun Klaten berjalan rutip tiap-tiap
tahun yang dimulai dari tanggal 12 Romadhon sampai dengan Hari Raya Idhul
Fitri yang diteruskan dengan Upacara Syawalan di Jimbung. Upacara tradisional
Maleman di alun-alun ini berjalan baik, bahkan dari tahun ke tahun semakin
berkembang keramaiannya.
7. Upacara Tradisional Syawalan
Upacara yang diselenggarakan di Desa Jimbung Kecamatan Kalikotes dan
Desa Krakitan Kecamatan Bayat ini merupakan upacara tradisional yang
diadakan tiap-tiap tanggal 8 Syawal serta berbentuk pasar malam, bersifat rutin
tiap tahun. (Sumber : Buku Mengenal Kepariwisataan Kabupaten Klaten)
E. Kesenian Tradisional
Salah satu ragam budaya yang terdapat di Kabupaten Klaten adalah
Kesenian Tradisional. Berikut ini adalah beberapa kesenian tradisional yang
terdapat di Kabupaten Klaten :
1. Sendratari Roro Jonggrang
Mengangkat sebuah legenda terjadinya candi prambanan. Sendra Tari Roro
Jonggrang mengisahkan jalinan asmara Bandung Bondowoso dengan Dewi Roro
pembunuh Prabu Boko, Ayah yang dicintainya. Gejolak hati untuk membalas
dendam, maka syarat pinangan bandung harus mampu mewujudkan candi yang
berjumlah seribu buah. Adalah suatu permintaan yang sulit untuk diwujudkan
dalam waktu satu malam. Dengan bala bantuan raja tentara jin yang bernama
Bondowoso diharapkan dapat mewujudkan jumlah seribu candi sebelum fajar
tiba, namun alunan gejog lesung yang mengisyaratkan aktivitas manusia
menumbuk padi pada pagi hari sebagai tanda fajar tiba dilakukan oleh
masyarakat prambanan atas perintah dewi roro jonggrang, yang berarti bandung
gagal mewujudkan impiannya. Kekesalan dan kemarahan bandung atas kelicikan
dari roro jonggrang, maka disumpahlah dewi roro jonggrang menjadi arca untuk
melengkapi jumlah seribu candi.
2. Jatilan
Tari tradisional yang menggambarkan tentang keprajuritan, pada waktu
peperangan yang dilakukan beberapa orang dengan cara naik kuda kepang.
Dalam tari Jatilan ini diperagakan dengan pakai kuda kepang atau kuda lumping
yang dikendalikan oleh seorang pawang yang diawasi oleh Ki pentul dan Ki
tembem. Diiringi dengan gamelan yang berupa : kendang, bende dan kecer.
Dalam tari Jatilan ini dimasukan unsur magis yang melambangkan kekebalan
dari pihak pemain mengenakan topeng atau kacamata hitam. Tari Jatilan di
Kabupaten Klaten yang terkenal Tari Jatilan dari Desa Bugisan Kecamatan
Prambanan. Tari Jatilan ini dipentaskan tiap hari jumat di panggung terbuka di
3. Ketoprak
Kesenian rakyat yang berbentuk sandiwara atau drama, ketoprak ini
timbulnya pada tahun kurang lebih 1922 pada masa Mangkunegaran. Sebagai
ilustrasi diiringi Gamelan yang berupa lesung, alu, kendang dan seruling, karena
cerita atau pantun-pantunnya merupakan sindirian kepada pemerintah atau
kerajaan maka kesenian ketoprak ini lalu dilarang. Namun karena kesenian
rakyat akhirnya tetap berkembang di daerah pedesaan atau pesisiran. Setelah
sampai di Yogyakarta ketoprak ini disempurnakan dengan iringan gamelan jawa
lengkap dan tema ceritanya mengambil babad sejarah, cerita rakyat atau kerajaan
sendiri. Ketoprak ini dilakukan oleh beberapa orang menurut keperluan
ceritanya.Adapun ciri khas dari ketoprak ini dilakukan dengan dialog bahasa
jawa.
4. Srandul
Merupakan kesenian tradisional rakyat yang menggambarkan tentang
kehidupan demang pada jaman kerajaan. Srandul biasanya dilakukan kurang
lebih 15 orang lengkap dengan iringannya yang berupa : kendang, angklung dan
terbang besar. Dalam kesenian srandul ini dilakukan dengan dialog yang berupa
parikan atau tembang dan percakapan. Kesenian srandul ini semula timbul di
dukuh Jogodayoh Desa Gumulan. Adapun srandul ini masih berkembang dengan
baik di Prambanan dan Kemalang.
5. Sruntul
Pada waktu itu para seniman banyak yang ngamen, karena untuk
ketoprak terlalu banyak peralatannbnya, sehingga timbullah perpaduan antara
sruntul dan ketoprak. Disebut dengan sruntul karena datangnya tanpa diundang
dan bersikap sruntal-sruntul. Pada saat itu berkembang dengan pesat karena
kesenian ini dianggap lebih modern. Ciri Khususnya : Pemain bisa merangkap
sebagai penabuh, dengan memakai lampu penerangan oncor, tema cerita terdiri
tiga babak dan setiap babak bisa terjadi beberapa adegan, bentuk pakaian sangat
sederhana dan pengiring gamelannya berupa : demung, saron, gong, kempul,
kenong, angklung, terbang, jedor.
6. Tari Topeng
Kesenian tradisional yang para pemainnya mengenakan topeng sesuai
dengan peran atau dapukaannya. Timbulnya kesenian ini dari Kediri Jawa Timur,
tari topeng dilaksanakan dengan percakapan atau dialog dan diiringi gamelan
jawa selendro lengkap. Keistimewaan Tari Topeng pada saat itu : Tidak setiap
orang bisa melakukannya kecuali para dalang, kesenian topeng ini dalam dialog
dengan melepaskan topeng dari gigitan akan tetapi tetap dipegang untuk
menutupi mukanya, tarian ini khusus dipentaskan pada waktu siang hari dan
tidak dilaksanakan pada malam hari namun demikian pada saat sekarang tari
topeng tersebut sudah dapat dilaksanakan oleh para remaja.
7. Wayang Babad
Wayang babad adalah suatu bentuk kesenian rakyat berupa wayang kulit
yang ceritanya diambil dari cerita babad atau ketoprak. Wayang babad ini bisa
dipentaskan siang hari maupun malam hari dengan diiringin gamelan lengkap
wayang babad ini bertemakan cerita-cerita yang mirip dengan ketoprak.
Keistimewaannnya adalah bentuk dari wayang tidak seperti wayang purwa,
melainkan seperti bentuk ketoprak. Lama pementasan menurut kebutuhannya,
adapun timbulnya wayang babad ini setelah kemerdekaan dalam rangka
penerangan kepada masyarakat, sampai sekarang kesenian ini masih terpelihara
dengan baik di Desa Ceporan Kecamatan Gantiwarno.
8. Wayang Klitik
Merupakan bentuk kesenian wayang yang dibuat dari kayu. Ceritanya
bertemakan cerita Panji atau cerita Majapahit, dilaksanakan oleh seorang dalang
yang diiringin gamelan jawa yang berupa : kendang, saron, wilahan, ketuk,
kenong, kempul, gong dan suwukan. Ciri khas dalang kalau memerankan
adegan perang dengan tarikan, sulukan dengan tembang mocopat. Adapun dialog
percakapan seperti wayang purwa. Timbulnya kesenian ini sejak kerajaan
Singosari, dan sampai sekarang masih terpelihara dengan baik di Kecamatan
Gantiwarno.
9. Wayang Sadat
Wayang Sadat adalah suatu bentuk kesenian rakyat yang berupa wayang
kulit, namun cerita wayang sadat ini bertemakan cerita-cerita sejarah islam dan
ceritanya diambil dari cerita akhir kera