• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong Di Belt Collins International (Singapore) PTE LTD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong Di Belt Collins International (Singapore) PTE LTD"

Copied!
280
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES PERANCANGAN LANSKAP

ELDERLY COMMUNITY HOUSING

HONG KONG DI BELT

COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD

IRVAN NUGRAHA

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltdadalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

(3)

RINGKASAN

IRVAN NUGRAHA. A44061976. Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. (Dibawah bimbingan SITI NURISJAH).

Elderly Community Housing merupakan proyek perumahan yang diperuntukkan khusus bagi penghuni lanjut usia (lansia). Proyek Elderly Community Housing dikembangkan oleh Hong Kong Housing Society di Hong Kong. Lanskap pada perumahan ini merupakan salah satu proyek perancangan lanskap yang dikerjakan oleh Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd (BCI). BCI merupakan perusahaan konsultan perancangan berskala internasional yang memberikan pelayanan di bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan konsultasi lingkungan. Proses perancangan Elderly Community Housing oleh BCI dilakukan melalui tahapan terstruktur sebagai upaya menciptakan hasil desain fungsional dan estetis yang mengacu kepada kebutuhan penghuni lansia. Melalui kegiatan magang, proses perancangan tersebut dipelajari dalam rangka meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan wawasan bagi calon arsitek lanskap, khususnya pada perancangan lanskap di perumahan lansia.

Tujuan dari kegiatan magang ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan praktis, pengalaman dan keterampilan dalam pekerjaan arsitektur lanskap. Secara khusus, tujuan dari magang juga untuk mempelajari serta memahami proses perancangan lanskap di perusahaan BCI, khususnya proses perancangan lanskap pada komunitas perumahan bagi lansia. Selain itu magang juga bertujuan untuk mempelajari kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan dalam merancang lanskap di perumahan lansia.

Metode yang dilakukan pada kegiatan magang ini adalah berpartisipasi aktif di dalam kegiatan studio di perusahaan magang, yang difokuskan pada perancangan lanskap Elderly Community Housing, Hong Kong. Pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka dan wawancara kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pengerjaan proyek. Pada kegiatan studio, batasan magang pada studi ini difokuskan pada pengerjaan proyek Elderly Housing Community Housing di Hong Kong. Proses perancangan proyek yang diikuti adalah tahapan desain awal (Preliminary Concept Design). Pada kegiatan administrasi, batasan magang termasuk pada ruang lingkup struktur internal kelembagaan tempat magang.

Proses perancangan lanskap di BCI memiliki beberapa tahapan terstruktur yang menjadi standar bagi perusahaan BCI. Proses ini didapat melalui pengalaman BCI selama bertahun-tahun dalam melakukan kegiatan perancangan. Proses perancangan dimulai dari proses mobilization, design process, working drawing, implementation, hingga proses maintenance. Namun pada perancangan lanskap Elderly Community Housing BCI tidak melakukan tahapan pemeliharaan dikarenakan penghematan biaya dan waktu.

Proses perancangan Elderly Community Housing diikuti oleh beberapa konsultan yang terdiri dari lead consultant dan sub-consultant. Lead consultant

(4)

perancangan yang lebih baik. Proses perancangan pun berjalan dengan waktu yang lebih singkat.

Perancangan konseptual lanskap pada proyek Elderly Community Housing

diawali dengan pengumpulan data dari berbagai konsultan terkait. Analisis lanskap dilakukan terhadap studi-studi ruang eksterior yang terbentuk dari desainbangunan yang dihasilkan oleh arsitek. Penentuan tema dan konsep tapak dilakukan berdasarkan kesepakatan antara klien dan masing-masing konsultan. Ketiga komponen yaitu pengumpulan data, analisis, serta konsep yang dipilih ini yang menjadi dasar bagi pengembangan perancangan menjadi gambar sketsa perancangan awal.

Konsep perancangan yang diajukan oleh konsultan adalah “Modern Tropical Resort”. Modern diimplementasikan pada perancangan arsitektural bangunan kontemporer. Tujuan dari karakter modern pada bangunan ini adalah untuk menciptakan ikon dan identitas yang kuat pada kawasan Tin Shui Wai, Hong Kong. Sedangkan pada Tropical Resort diterjemahkan kedalam perancangan lanskap. Lokasi kawasan yang dikelilingi ruang terbuka, dimanfaatkan sebagai borrowed view yang menciptakan suasana resort tropis dalam tapak. Tujuan dari tema resort tropis ini adalah untuk memberikan suasana liburan sepanjang waktu kepada penghuni, khususnya penghuni lansia. Selain itu terdapat 3 tujuan utama dalam merancang lanskap kawasan ini, yaitu: (1) Menciptakan keberlanjutan tapak dengan memindahkan pohon eksisting yang masih dapat dipakai sebagai buffer, (2) Menyediakan ruang terbuka pasif dan aktif yang dapat digunakan oleh setiap user, dan (3) Menerapkan teknologi penanaman rapat, teknologi roof garden, serta green wall sebagai aspek pendukung kesehatan dan relaksasi bagi lansia. Berdasarkan hasil analisis dan konsep lanskap, terbentuk

preliminary concept design sebagai produk presentasi awal perancangan lanskap.

Pada kegiatan magang, mahasiswa berpartisipasi aktif dalam proses perancangan beberapa proyek yang berlangsung pada tahapan preliminary concept design dan final concept design. Teknik penggambaran yang dilakukan di BCI dinilai cukup efisien, hal ini dikarenakan tersedianya alat, bahan dan teknologi yang memadai. Metode penggambaran manual (hand-drawing) yang dikombinasikan dengan komputerisasi di studio oleh BCI mempercepat waktu proses perancangan dan menghasilkan produk perancangan yang mudah dibaca. Pembagian kerja pada masing-masing tim di BCI menghasilkan produk persentasi yang maksimal. Kekurangan yang dialami pada saat magang adalah mahasiswa tidak banyak mengikuti proses pengerjaan gambar konstruksi dan tidak melakukan tinjauan lapang pada proyek lanskap yang dikerjakan oleh BCI dikarenakan mahasiswa banyak terlibat pada deadline proyek yang banyak dilakukan pada tahap preliminary concept design dan final concept design.

(5)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(6)

PROSES PERANCANGAN LANSKAP

ELDERLY COMMUNITY HOUSING

HONG KONG DI BELT

COLLINS INTERNATIONAL (SINGAPORE) PTE LTD

IRVAN NUGRAHA

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP

FAKULTAS PERTANIAN

(7)

Judul Skripsi : Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing

Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd Nama Mahasiswa : Irvan Nugraha

N R P : A44061976

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Arsitektur Lanskap

Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001

(8)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Irvan Nugraha dilahirkan di Serang pada tanggal 1 Desember 1988, merupakan anak kedua dari empat bersaudara, dalam keluarga Fahri dan Iis Kurniasih. Pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis dimulai di SD Negeri 1 Way Halim Permai Bandar Lampung pada tahun 1994 dan lulus tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan pada SLTP Negeri 1 Bandar Lampung pada tahun 2000 hingga 2003. Pada tahun yang sama penulis memasuki jenjang menengah atas di SMA Negeri 2 Bandar Lampung hingga kelulusan tahun 2006.

Tahun 2006, penulis melanjutkan kuliah di IPB melalui jalur seleksi Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Program studi yang dipilih adalah Arsitektur Lanskap, di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian. Selama masa perkuliahan, penulis pernah tergabung pada Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (HIMASKAP) periode 2008/2009 di Divisi Peningkatan Sumber Daya Mahasiswa.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi ini merupakan hasil dari kegiatan magang di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. Judul skripsi yang ditulis adalah “Proses Perancangan Lanskap Elderly Community Housing Hong Kong di Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah ikut serta dalam penyelesaian kegiatan magang dan penulisan skripsi ini, khususnya kepada Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA selaku Dosen Pembimbing yang bersedia mendukung, membimbing dan membantu, baik dalam hal waktu dan pikiran yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara, M.Agr. selaku Dosen Pembimbing Akademik. Para Staff BCI Singapore yang telah membimbing dalam kegiatan magang, serta kepada segenap teman-teman ARL 43 (Tenk-Tonk Family). Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Papa, Mama, teh Vita, de Manda dan de Dzaki atas segala doa dan kasih sayangnya.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan kritik dan sumbang saran untuk perbaikannya di kemudian hari. Semoga karya ilmiah ini mendapatkan ridho dari Allah SWT sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Bogor, Juli 2011

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Perancangan Lanskap ... 3

2.2 Perancangan Lanskap Perumahan Lansia ... 5

2.3 Konsultan Lanskap ... 6

2.4 Pelaksanaan Teknik Persentasi Grafis Arsitektur Lanskap ... 7

III. METODOLOGI ... 12

3.1 Tempat dan Waktu Magang ... 12

3.2 Metode Magang ... 13

3.3 Data ... 13

3.4 Tahapan Magang ... 14

3.2 Batasan Magang ... 15

IV. KONDISI UMUM ... 16

4.1 Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd... 16

4.1.1 Struktur Organisasi ... 17

4.1.2 Proses Perancangan Lanskap ... 20

4.1.3 Teknik Persentasi Grafis ... 26

4.2 Hong Kong ... 27

4.2.1 Geografi dan Iklim. ... 28

4.2.2 Demografi. ... 29

4.2.3 Arsitektur. ... 29

4.2.4 Vegetasi. ... 30

4.2.5 Perumahan. ... 31

V. HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG ... 32

5.1 Kondisi Umum Tapak ... 32

5.2 Proses Perancangan Lanskap ... 33

5.3 Organisasi Proyek ... 34

5.4 Data Proses Perancangan Lanskap ... 36

(11)

5.4.2 Topografi dan Level Tapak ... 37

5.4.3 Desain Skematik Arsitektural ... 38

5.4.4 Model 3D ... 38

5.5 Peruntukkan Ruang ... 45

5.6 Analisis Lanskap ... 46

5.6.1 Ground Level ... 47

5.6.2 Level 1 ... 49

5.6.3 Level Podium (Level 3) ... 50

5.6.4 Level 4 ... 52

5.7 Konsep Perancangan Tapak ... 55

5.8 Preliminary Concept Design ... 55

5.8.1 Conceptual Site Plan ... 56

5.8.2 Enlargment Plan ... 60

5.8.3 Imagery Boards ... 89

VI. PEMBAHASAN ... 97

6.1 Produk Perancangan Lanskap ... 97

6.2 Proses Perancangan ... 100

6.3 Pencapaian Kegiatan Magang ... 104

VII. SIMPULAN DAN SARAN ... 106

7.1 Simpulan ... 106

7.2 Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 108

(12)

DAFTAR TABEL

(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Contoh Gambar Site Plan... 9

2. Contoh Gambar Potongan Tampak ... 9

3. Contoh Gambar Perspektif ... 10

4. Contoh Gambar Detail Konstruksi ... 10

5. Contoh Gambar Detail Penanaman ... 11

6. Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. ... 20

7. Proses Perancangan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. ... 21

8. Peta Hong Kong ... 28

9. Bangunan Tinggi di Hong Kong ... 30

10.Lokasi Tapak Proyek Elderly Community Housing, Tin Shui Wai, Hong Kong ... 33

11.Proses Perancangan Lanskap Proyek Elderly Community Housing yang dilakukan oleh BCI ... 34

12.Organisasi antar Konsultan pada Proyek Elderly Community Housing, Hong Kong ... 35

13.Architectural Schematic Design Ground Floor ... 39

14.Architectural Schematic Design Level 1 ... 40

15.Architectural Schematic Design Level 2 ... 41

16.Architectural Schematic Design Level 3 ... 42

17.Architectural Schematic Design Level 4-10 ... 43

18.Model 3D Seluruh Bangunan ... 44

19.3D Tampak dari Wetland Park ... 44

20.Void dan Roof Garden 3D ... 44

21.Lagoon dari Wetland Park 3D ... 45

22.Drop-off Non-Domestic Area 3D ... 45

23.Peruntukkan Ruang Utama ... 46

(14)

Nomor Teks Halaman

25.Analisis Lanskap level 1 ... 51

26.Analisis Lanskap Level Podium(Level 3) ... 53

27.Analisis Lanskap Level 4 ... 54

28.Overall Site Plan, Preliminary Concept Design ... 57

29.Ground Floor Plan, Preliminary Concept Design ... 58

30.Site Level 1 dan Level 3 Plan ... 59

31.Key Enlargement Plan Ground Level ... 60

32.Main Arrival Enlargment Plan dan Imagineries ... 61

33.Potongan tapak Main Arrival dan Imagery ... 63

34.Perspektif Main Arrival... 64

35.Drop-off dan Pocket Garden Plan (Non-Domestic Area) ... 67

36.Potongan Pocket Garden (Area Non-Domestik) ... 68

37.Perspektif Drop-off (Area Non-Domestik) ... 69

38.Activitiy Areas/Pocket Gardens (Domestic Area) Plan ... 70

39.Imagery Activitiy Areas dan Pocket Gardens ... 71

40.Perspektif Cluster Node ... 73

41.Key Level 1 dan Level 3 Enlargement Plan ... 73

42.Central Amenity Plan ... 74

43.Potongan Tapak Central Amenity ... 76

44.Perspektif Tapak Central Amenity ... 77

45.Perspektif Tapak Central Amenity ... 78

46.Central Amenity Imagery ... 79

47.Retail Experience Plan dan Imagery... 81

48.Potongan Tapak Retail Experience ... 82

49.Drop-off dan Entry Experience Plan... 83

50.Potongan Tapak Entry Experience ... 84

51.Potongan Tapak Drop-off Podium ... 84

52.Podium Park/Roof Garden Plan ... 85

53.Potongan Tapak Podium Park ... 86

54.Perspektif Podium Park/Roof Garden ... 87

(15)

Nomor Teks Halaman

56.Imagery Boards Nightscape Character ... 89

57.Imagery Boards Hardscape Character ... 90

58.Imagery Boards Pohon ... 91

59.Imagery Boards Palem ... 92

60.Imagery Boards Semak ... 93

61.Imagery Boards Penutup Tanah ... 94

62.Imagery Boards Tanaman Merambat... 95

63.Imagery Boards Tanaman Akuatik ... 95

64.Imagery Boards Toleran terhadap Naungan ... 96

65.Karakter Penanaman Tropis pada Area Masuk Perumahan ... 97

66.Pola Penanaman pada Area Buffer ... 99

67.Cluster Bangunan Berbentuk U pada Area Domestik ... 103

68.Bentuk Cluster U ... 104

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

(17)

1.1

Latar Belakang

Golongan Lanjut usia (lansia) merupakan golongan masyarakat yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan penduduk lansia terjadi di setiap negara, terutama pada negara yang memiliki kota-kota besar. Mengingat kondisi fisik dan psikologis lansia yang terus menurun, serta pola kehidupan di kota besar yang semakin bersifat individual, diperlukan peningkatan pelayanan bagi lansia demi mempertahankan kualitas hidupnya. Salah satu contoh upaya yang telah dilakukan pemerintah di negara-negara maju dalam meningkatkan pelayanan bagi lansia di perkotaan adalah dengan membangun perumahan khusus bagi lansia. Perumahan ini tidak hanya menyediakan fasilitas dan pelayanan yang terjangkau bagi lansia, tapi juga dapat menyediakan lingkungan sosial ketetanggaan yang bagi lansia.

Hong Kong sebagai salah satu kota di dunia yang memiliki kepedulian tinggi terhadap penduduk lansia, selalu mengupayakan penyediaan tempat tinggal yang layak bagi mereka. Adapun hal yang mendorong upaya ini dikarenakan peningkatan pertumbuhan penduduk lansia di Hong Kong yang tidak sebanding dengan jumlah ketersediaan tempat tinggalnya. Salah satu proyek perumahan yang diperuntukkan bagi masyarakat lansia yang akan dibangun adalah Elderly Community Housing di Tin Shui Wai, New Territories, Hong Kong. Tujuan utama dibangunnya perumahan ini adalah menyediakan tempat tinggal yang mampu meningkatkan kualitas hidup lansia.

(18)

merupakan hubungan timbal balik yang kompleks, sehingga diperlukan perencanaan dan perancangan lanskap yang cermat.

Perancangan lanskap Elderly Community Housing di Hong Kong merupakan salah satu proyek yang dikerjakan oleh Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. (BCI). BCI merupakan perusahaan konsultan desain berskala internasional yang memberikan pelayanan di bidang perencanaan, teknik sipil, arsitektur lanskap, dan konsultasi lingkungan. Proses perancangan Elderly Community Housing oleh BCI dilakukan melalui tahapan terstruktur sebagai upaya menciptakan hasil desain fungsional dan estetis yang mengacu kepada kebutuhan lansia. Melalui kegiatan magang, proses perancangan pada proyek perumahan lansia tersebut perlu dipelajari dalam meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan wawasan bagi calon arsitek lanskap.

1.2Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang adalah:

Mendapatkan pengetahuan praktis, pengalaman dan keterampilan dalam pekerjaan arsitektur lanskap.

Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah:

1. Mempelajari serta memahami proses perancangan lanskap di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd, khususnya perancangan lanskap pada perumahan bagi lansia.

2. Mempelajari kriteria-kriteria yang perlu diperhatikan dalam merancang lanskap di kawasan perumahan lansia.

1.3Manfaat

1. Meningkatkan kemampuan profesionalisme di bidang arsitektur lanskap dalam menghadapi kondisi lapangan kerja yang sesungguhnya.

2. Media pertukaran informasi, ilmu, dan teknologi di bidang arsitektur lanskap antara mahasiswa dengan pihak perusahaan magang.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perancangan Lanskap

Lanskap terdiri dari fitur yang dapat dilihat dan dirasa pada suatu lahan. Fitur-fitur tersebut dapat berupa elemen fisik dari bentang alam (landforms), yaitu badan air (seperti sungai, danau dan lautan), elemen-elemen hidup yang ada pada penutupan lahan (seperti vegetasi, tumbuhan, tanaman), elemen buatan manusia (seperti penggunaan lahan (land uses), bangunan dan struktur) serta elemen yang bersifat sementara (seperti cahaya dan cuaca) (Wikipedia, 2010). Sedangkan Simonds (1983) mengatakan bahwa lanskap terdiri dari elemen mayor dan elemen minor. Elemen mayor berupa bentuk, fitur, dan kekuatan lanskap alami dominan yang tidak dapat diubah, terdiri dari bentuk topografi (seperti pegunungan, lembah sungai, dataran pantai), fitur (presipitasi, es, kabut air, dan suhu musiman), dan kekuatan (angin, laut, udara, proses pertumbuhan). Elemen minor berupa elemen yang masih dapat dirubah (seperti bukit, belukar, dan aliran sungai).

Perancangan adalah proses pemecahan masalah yang disertai dengan pemikiran kreatif guna mencapai hasil yang optimal. Sebagai kata kerja, “desain” berarti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sedangkan pada kata benda. “desain” berarti hasil akhir dari sebuah proses kreatif, baik itu berwujud proposal, rencana, ataupun berbentuk obyek nyata (Wikipedia, 2010). Echols dan Sadhily (2005) mengatakan, perancangan, atau dalam bahasa inggris, “design” mempunyai arti “to plan and manage everything to be better”,

merencanakan atau mengatur segala sesuatu agar menjadi lebih baik.

(20)

Motloch (1991) mengatakan, setiap desainer memiliki proses perancangan yang berbeda-beda, namun perancangan tersebut memiliki karakteristik yang sama. Booth (1983), menyatakan proses perancangan lanskap sering didefenisikan sebagai “proses pemecahan masalah”, berupa sebuah seri dari langkah-langkah yang biasanya diikuti secara berurutan. Secara umum definisi dari langkah-langkah perancangan ini dipakai oleh arsitek, perancang alat-alat industri, insinyur, maupun para ilmuan untuk memecahkan masalah. Proses perancangan lanskap secara umum terdiri dari langkah-langkah berikut:

1. Penerimaan Proyek

2. Riset dan Analisis (termasuk kunjungan tapak) a. Persiapan rencana dasar

b. Inventarisasi tapak (pengumpulan data) dan analisis (evaluasi) c. Wawancara klien

d. Pengembangan program 3. Desain

a. Diagram fungsi ideal

b. Diagram fungsi keterkaitan tapak c. Rencana konsep

d. Studi komposisi dan bentuk e. Desain awal

f. Skematik desain

g. Master plan

h. Pengembangan desain 4. Gambar Konstruksi

a. Layout plan (rencana tata ruang)

b. Grading plan (rencana pembentukan ruang) c. Rencana penanaman

d. Detail konstruksi 5. Implementasi

(21)

Langkah-langkah proses desain tersebut merupakan sekuens yang ideal pada suatu kasus perancangan. Namun, kenyataannya langkah-langkah tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan. Proses ini sering kali tumpang tindih satu dan lainnya. Beberapa tahap dari proses tersebut juga sering dipakai secara bersamaan (Booth, 1983).

2.2 Perancangan Lanskap Perumahan Lansia

Lingkungan rumah dan sekitarnya semakin menjadi fokus dari kehidupan sehari-hari bagi lansia. Lingkungan rumah memiliki efek yang kuat untuk aktifitas fungsional, kehidupan sosial dan kesejahteraan lansia secara psikologis. Beberapa lansia, cenderung menginginkan kompleks perumahan bersama (group housing) yang didesain khusus bagi para lansia serta memenuhi kebutuhan mereka secara sosial (McCahon, 1984). Ketika seseorang sudah mencapai usia tua dimana fungsi-fungsi tubuhnya tidak dapat lagi berfungsi dengan baik, maka lansia membutuhkan banyak bantuan dalam menjalani aktivitas-aktivitas kehidupannya. Disamping itu berbagai penyakit degeneratif yang menyertai keadaan lansia membuat mereka memerlukan perhatian ekstra dari lingkungan di sekelilingnya.

McCahon (1986) menyatakan ada 5 kriteria dalam memilih tapak untuk perumahan lansia, diantaranya:

1. Lokasi berada di dalam masyarakat luas. 2. Topografi tidak curam.

3. Memiliki iklim mikro yang cerah, ternaungi, serta bebas dari cuaca dingin ataupun berkabut.

4. Tidak bising.

5. Memiliki lokasi yang dekat dengan suasana alam indahdan pusat pelayanan.

Selain itu Elsaerodji (2010) mengatakan, sebuah komplek perumahan bagi para lansia hendaknya dilengkapi dengan beberapa fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhan pelayanan para lansia, (seperti dokter jaga dan perawat, pusat kebugaran, retirement center).

(22)

tetangga, dan orang yang berjalan melewatinya. McCahon (1986) mengemukakan

hal-hal penting dalam merancang lanskap bagi lansia demi memaksimalkan kemandirian dan kualitas hidup mereka, diantaranya adalah:

1. Menyediakan lingkungan fisik yang mampu mengakomodasi orang dengan keterbatasan bergerak;

2. Menggunakan bahan-bahan dengan perawatan ringan;

3. Memastikan lingkungan terbaca dengan banyak tanda visual bagi mereka yang memiliki pandangan kurang atau bagi mereka yang mengalami demensia; 4. Menyediakan standar pencahayaan yang baik dan memudahkan untuk melihat; 5. Meminimalkan suara dan kebisingan yang mengganggu;

6. Memberikan banyak rangsangan indera yang mampu dipahami oleh lansia; 7. Menciptakan iklim mikro yang nyaman;

8. Menyediakan pusat kegiatan dan latihan yang dapat dipakai bagi lansia yang memiliki berbagai kondisi keterbatasan.

2.3 Konsultan Lanskap

Konsultan adalah seorang tenaga profesional yang menyediakan jasa berupa nasihat ahli dalam bidangnya, misalnya akuntansi, lingkungan, biologi, dan hukum (Wikipedia, 2010). Sharky (1994) menjelaskan bahwa konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam industri desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian untuk mendesain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi prosedur, atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultasi, klien membayar dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan.

(23)

1. Memberikan rekomendasi material penanaman untuk proyek atau kondisi tapak tertentu;

2. Memberikan spesifikasi teknis material lanskap secara tertulis; 3. Mempersiapkan program pemeliharaan lanskap;

4. Memberikan pendapat dari seorang ahli;

5. Mempersiapkan rekomendasi ataupun perbaikan anggaran biaya dan modal; 6. Memimpin pembuatan rencana kesesuaian untuk usulan proyek.

2.4 Pelaksanaan Teknis Presentasi Grafis Arsitektur Lanskap

Bertauski (2007) mengatakan, seorang arsitek lanskap membuat sketsa ide, menggambar rencana-rencana, dan pada beberapa kasus juga membuat gambar elevasi dengan maksud menjelaskan ide seorang arsitek lanskap tersebut kepada klien maupun pada orang lain yang membacanya. Pada umumnya perancangan disajikan dalam bentuk gambar rencana (plan drawing). Secara umum, pelaksanaan presentasi grafis arsitektur lanskap terdiri dari penggambaran dengan menggunakan media komputer, maupun menggunakan gambar tangan. Penyajian presentasi ataupun produk yang dihasilkan dalam karya arsitektur lanskap dapat berupa blok plan, site plan, gambar perspektif, gambar potongan, gambar potongan tampak, detail penanaman, maupun detail konstruksi.

Landscape plan adalah gambar yang dicetak sebagai media komunikasi mengenai desain yang dibuat oleh desainer untuk klien. Landscape plan biasanya terdiri dari gambar perspektif, detail konstruksi daftar tanaman, judul, dan skala (Hannebaum, 2002). Gambar rencana (site plan) adalah gambar dua dimensi dari desain yang tampak seperti mata burung dilihat langsung tepat diatasnya. Site

plan yang terorganisasi dengan baik akan lebih mudah dibaca. Disamping itu Site plan juga berguna sebagai presentasi grafis yang menyajikan konsep dengan sedikit kata-kata. Perancangan yang professional menyampaikan keseluruhan perancangannya kepada klien secara cepat dan efektif dengan simbol dan tekstur (Bertauski, 2007). Gambar 1 menunjukkan contoh gambar site plan.

(24)

vertikal dan bagaimana elemen tersebut berkaitan dengan bentuk horisontalnya. Menunjukkan permukaan atau garis profil potongan ditambah elemen yang benar berdasarkan skala pada suatu jarak pilihan di belakang garis profil. Rangkaian elemen pada garis profil ini yang disebut dengan potongan, sedangkan elemen di belakangnya disebut tampak (Gambar 2).

Beberapa tujuan dan nilai utama dalam penggambaran potongan-tampak lanskap:

1. Untuk menekankan pentingnya elemen vertikal dalam kaitannya dengan kegiatan dan penggunaannya.

2. Untuk mengkomunikasikan elemen tersembunyi dalam pandangan denah. 3. Untuk menganalisa penghalang dan pandangan dari titik-tik pandang tertentu. 4. Untuk mengkaji bentuk tanah.

5. Untuk menggambarkan proses lanskap.

6. Untuk memperagakan pentingnya iklim dan iklim mikro. 7. Untuk digunakan dalam pengkajian pencahayaan.

8. Untuk menunjukkan hubungan ekologis.

9. Untuk menunjukkan struktur dalam elemen yang di bangun.

Perspective drawings adalah real view (pandangan sebenarnya) dari suatu ruang dan objek yang memperlihatkan kualitas tiga dimensi. Terdapat beberapa macam gambar perspektif yaitu perspektif dengan satu titik hilang, perpektif dua titik hilang, perspektif tampak mata burung, overview, perspektif menggunakan kamera digital dan perspektif menggunakan computer wire frames (Reid, 2002).

Gambar 3 menyajikan gambar perspektif.

Sedangkan Gambar detail konstruksi merupakan gambar teknis yang menjelaskan detail ukuran serta jenis-jenis material yang digunakan dalam pelaksanaan desain lanskap (Gambar 4). Adapun planting plan merupakan gambar detail jumlah, jenis, ukuran serta spesifikasi lainnya mengenai material tanaman yang akan digunakan dalam perancangan lanskap yang akan disajikan dalam bentuk gambar tapak (denah), gambar potongan (detail penanaman) yang disertai dengan legenda (Bertauski, 2007). Gambar 5 menunjukkan gambar

(25)

Gambar 1. Contoh Gambar Site Plan

(Sumber: Booth, 1983)

(26)

Gambar 3. Contoh Gambar Perspektif (Sumber: www.land8lounge.com/sang)

(27)
(28)

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu Magang

Kegiatan magang dilakukan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd (BCI). yang berlokasi di Ann Siang Hill no.04, Singapura. Sementara itu Elderly Community Housing merupakan salah satu proyek yang dikerjakan BCI yang berlokasi di Tin Shui Wai area 115, New Territories, Hong Kong.

Kegiatan magang dilakukan selama 13 minggu yang dimulai dari tanggal 1 Juni 2010 hingga 10 September 2010. Jadwal kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1. Jadwal kegiatan magang tersebut merupakan hasil dari keseluruhan kegiatan magang selama 13 minggu dengan partisipasi di beberapa pengerjaan proyek.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Magang

Jenis Kegiatan Juni Juli Agt. Sept.

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 KEGIATAN STUDIO

a. Preliminary Concept

Design

b. Final Concept

Design

c. Preliminary Design

Development

d. Final Design

Development

e. Hardscape Working

Drawing

f. Softscape Working

Drawing

KEGIATAN PENUNJANG

a. Persiapan Magang b. Pengenalan

Perusahaan

Magang

(29)

3.2 Metode Magang

Metode kerja yang dilaksanakan pada kegiatan magang adalah berpartisipasi aktif secara langsung di perusahaan pada aspek perancangan lanskap. Secara khusus partisipasi aktif yang dilakukan adalah:

1. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam studio, meliputi kegiatan administrasi dan kegiatan perancangan studio.

a.Kegiatan administrasi

1) mempelajari struktur dan organisasi perusahaan, 2) mempelajari sistem kerja yang digunakan perusahaan,

3) Mempelajari teknologi/metode dari suatu proses perancangan lanskap pada teknik keterampilan studio (drafting, rendering, penggunaan

software penunjang) maupun teknik menganalisis dan mendesain. b.Kegiatan perancangan studio

1) Aktif mengikuti proses perancangan lanskap Elderly Community Housing, Hong Kong sebagai proyek yang dipilih sebagai bahan studi. 2) Aktif mengikuti proses perancangan lanskap proyek-proyek lainnya

selama kegiatan magang, diantaranya: Villa Nitesh Fischer Island, Goa;

Radisson Hotel, Mumbai; Perumahan Huafa Wei Lan Bao, China; Hotel the Sarojin Siem Reap, Kamboja; Pulau Gaya Resort, Malaysia; Jacob’s Privat House, Malaysia; City Garden Apartment, Vietnam.

2. Melakukan studi pustaka untuk pengumpulan data administrasi maupun perancangan studio, bersumber dari laporan-laporan terpublikasi.

3. Wawancara dengan pihak managing director, arsitek lanskap, manajer proyek, maupun pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat langsung dalam pengerjaan proyek untuk memperoleh berbagai informasi.

3.3 Data

(30)

Tabel 2. Data

1 Data Magang Sumber

Kelembagaan

Struktur organisasi Sistem kerja divisi Metode Kerja Tenaga kerja

Wawancara pihak perusahaan,

Pustaka, wawancara, observasi langsung Studi pustaka, wawancara

Observasi langsung

2 Data Proyek Sumber

Biofisik

Letak dan Luas Foto Tapak Vegetasi Topografi

Desain Skematik Arsitektural Model 3D

Kondisi Sosial Sosial budaya Sejarah kawasan

Proses Perancangan Lanskap Preliminary Concept Design

Studi pustaka

Studi pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd)

Studi pustaka Studi pustaka

Studi Pustaka (BCI Singapore Pte Ltd) dan observasi langsung

3.4 Tahapan Magang

Kegiatan magang yang dilakukan dalam upaya mendapatkan data tentang kelembagaan perusahaan maupun data proyek memiliki berbagai tahapan, diantaranya adalah:

1. Pengenalan Kelembagaan dan Manajemen

Tahapan ini mempelajari tentang kelembagaan, sistem dan prosedur pengerjaan proyek dan struktur organisasi yang diterapkan di perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd. serta pengenalan kepada staff perusahaan, baik pada bagaian administrasi, arsitek lanskap, manajer proyek dan cad drafter.

2. Pengumpulan Data

(31)

data yang telah tersedia yang berfungsi membantu proses perancangan sebagai materi referensi.

3. Proses Perancangan Studio

Kegiatan perancangan di studio merupakan kegiatan utama magang, yang terfokus pada tahapan awal dari proses perencanaan, yaitu Preliminary Concept Design (PCD).

3.5 Batasan Magang

(32)

BAB IV KONDISI UMUM

Pada Bab ini akan dijelaskan kondisi umum perusahaan Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd sebagai perusahaan tempat magang dan kondisi umum Hong Kong, sebagai kota lokasi proyek.

4.1 Belt Collins International Pte Ltd

Belt Collins International (BCI) merupakan perusahaan konsultan perencanaan dan perancangan berskala internasional, menjadi salah satu dari 200 perusahaan desain terbaik di dunia pada tahun 2010. BCI didirikan di Honolulu pada tahun 1953 oleh Walter K. Collins dan Robert M. Belt. Walter K. Collins merupakan seorang ahli perencanaan. Sedangkan Robert M. Belt. adalah seorang insinyur teknik sipil yang ahli dibidangnya. Perusahaan BCI memiliki 10 kantor kerja yang tersebar di 6 negara, diantaranya adalah Hawaii (Amerika), Guam (Amerika Serikat), Boulder (Amerika Serikat), Seattle (Amerika Serikat), Shenzen (Cina), Singapura, Bangkok (Thailand), Hong Kong (Cina), Bali (Indonesia), dan Manila (Filipina). BCI hingga saat ini telah menyelesaikan proyek sebanyak lebih dari 16.000 proyek di 70 negara di dunia dan menerima penghargaan 350 kali, baik dalam bentuk award, honors, maupun accolades

untuk proyek, praktisi dan pegawainya.

BCI menyediakan layanan bidang arsitektur lanskap yang memiliki sumber daya dan kapabilitas untuk memandu sebuah proyek dari langkah yang paling awal, yaitu tahap konseptual desain hingga tahap akhir, evaluasi dan konsultasi pemeliharaan. Pelayanan pada arsitektur lanskap ini meliputi large-scale master planning, conceptual studies, detail desain dari irigasi penanaman dan hardscape,

pembaruan desain lanskap pada awal lahan, studi mengenai lingkungan dan visual, plan acquisition programs, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, desain water feature dan kolam renang, serta program pemeliharaan.

(33)

jasa pelayanan di bidang arsitektur lanskap, master planning, dan desain perkotaan pada sebagian besar hotel premier di asia, residential, resort, area rekreasi dan pembangunan infrastrukur atau transportasi. Proyek-proyek yang telah diselesaikan di BCI Singapura lebih banyak yang berasal dari luar Negara Singapura, diantaranya adalah Australia, Bahrain, Bangladesh, Kamboja, India, Cina, Mesir, Fiji, Hong Kong, Thailand, Indonesia, Korea, Laos, Lebanon, Malaysia, Dubai, Maldives, Maroko, Myanmar, Nepal, Filipina, Arab Saudi, Seychelles, Singapore, Sri Lanka, Taiwan, Vietnam, Jepang, dan Russia.

4.1.1 Struktur Organisasi

Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd (BCI) dipimpin oleh seorang

President, yang sekaligus menjabat sebagai Managing Director, bertugas untuk mengelola keseluruhan perusahaan. Managing Director menyusun arah, kebijakan, strategi, dan tujuan perusahaan. President/Managing Director BCI Singapura juga menjabat sebagai President di BCI Thailand dan BCI Bali, dimana ketiga cabang perusahaan ini secara intensif saling bekerja sama dalam pembuatan proyek yang banyak berlokasi di Asia Tenggara.

BCI Singapura memiliki 4 tim desain yang terbagi berdasarkan lokasi proyek. Masing-masing tim proyek tersebut diketuai oleh Vice President/Design Director. Pengerjaan proyek pada BCI Singapura pada masing-masing tim tersebut memiliki sistem pengorganisasian yang diatur oleh masing-masing

Associate. Gambar 6 merupakan struktur organisasi di BCI Singapore.

a. President/managing director, bertugas dalam mengelola perusahaan dengan melakukan pengarahan, pengawasan, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian untuk mencapai visi dan misi yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam perusahaan ini, managing director tidak hanya memimpin perusahaan, tapi juga ikut turun tangan dalam menangani dan mengawasi proyek yang berjalan dan memiliki tim kerja. Managing director

(34)

b. Vice President/Director merupakan pendukung struktur perusahaan yang bertanggung jawab dalam mengelola, mengkoordinasikan, dan memimpin suatu proyek,. Beberapa tugas yang harus dijalankan seorang vice president/director antara lain:

 Membawahi satu tim perancangan yang dibagi berdasarkan lokasi, dan mengatur tim perancangan tersebut secara mandiri.

 Bertanggung jawab terhadap office management secara umum dan sistem manajemen proyek.

 Mengawasi pekerjaan perancangan secara keseluruhan, mulai dari penerimaan proyek hingga dokumentasi dan implementasi dari proyek-proyek yang sedang dikerjakan.

 Melakukan business development, project management dan design /construction co-ordination.

c. Associate bertanggung jawab untuk pengembangan desain, dokumentasi konstruksi, dan membantu dalam manajemen proyek. Associate memegang peranan penting dalam desain, memimpin tim perancangan, dan terlibat dalam setiap tahap proses desain mulai dari konsep sampai dengan konstruksi. Seorang associate berperan dalam mengatur jalannya proses desain dan bertanggung jawab dalam memutuskan hasil perancangan akhir yang akan digunakan pada setiap proyek.

d. Project Manager (Key Contact Person) merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap manajemen proyek dan koordinasi desain maupun konstruksi. Seorang project manager banyak berhubungan langsung dengan klien karena itu diperlukan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan dan keinginan klien serta memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada saat desain dan konstruksi proyek berlangsung.

e. Senior Horticulturist merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap desain softscape, pemilihan jenis tanaman, gambar planting plan, pelaksanaan

softscape di lapang, dokumentasi tender, inspeksi pemeliharaan, dan dokumentasi final account untuk proyek. Seorang horticulturist membawahi

(35)

f. Senior Landscape Architect/Designer bertanggung jawab dalam perencanaan konsep desain, design development, dokumentasi konstruksi, implementasi proyek dan manajemen proyek terutama dalam desain konseptual, presentasi grafis, serta construction detailing (hardscape). Seorang senior landscape architect banyak mengerjakan pekerjaan studio berupa gambar freehand, dibantu dengan supporting staff (CADD Designer).

g. Technical and Supporting Staff, merupakan staf yang mendukung dalam proses perancangan proyek, termasuk di dalamnya:

Junior Landscape Architect bertugas membantu desain lanskap dan konstruksi dalam bentuk presentasi grafis dari concept design, design development, design detail dan construction detailing.

Art/Decorative Designer berrtugas menciptakan desain-desain yang kreatif, unik, dan inovatif bagi suatu proyek, terutama pada tampilan dan untuk presentasi grafisnya. Melakukan pekerjaan gambar, colouring dan touch up

gambar serta membuat library elemen desain bagi keperluan grafis.

Horticulturist terhadap perkerjaan yang berhubungan dengan softscape, seperti desain softscape yang disertai dengan presentasi grafis pemilihan tanaman, gambar AutoCAD, pelaksanaan softscape, program pemeliharaan

softscape, serta inspeksi pemeliharaan.

CADD Designer/Drafter memegang peranan penting dalam proses design development dan construction detailing (hardscape) sebuah proyek dengan menggunakan software AutoCAD. CADD Designer dikepalai oleh seorang

chief landscape AutoCAD designer, yang melatih para staf AutoCAD dan menetapkan standar AutoCAD milik BCI dalam menghasilkan drawing packages dan hardscape detailing.

Graphic Designer bertangung jawab dalam desain, rendering, dan layouting

pada komputer grafis untuk menghasilkan presentasi produk desain dalam bentuk package dari sebuah proyek.

Administration Staff mengatur jalannya administrasi dalam perusahaan, seperti penerimaan karyawan baru, mengurus keuangan perusahaan, menghitung nilai proyek dan tender, dan keperluan accounting lainnya.

(36)

IT Officer bertanggung jawab dalam mengelola sistem komputer yang terdapat di kantor, menyediakan sistem penyimpanan data, membantu mengatasi masalah yang dihadapi staf saat menggunakan komputer dan secara berkala melakukan pemeriksaan kinerja komputer-komputer yang ada di kantor.

4.2 Hong Kong

4.1.2 Proses Perancangan Lanskap

Pada pengerjaan kegiatan perancangan lanskap, BCI memiliki proses perancangan terstruktur yang menjadi standar prosedur perancangan di BCI. Proses perancangan ini didapatkan dari pengalaman BCI selama bertahun-tahun sebagai konsultan perancangan. Gambar 7 menunjukkan standar proses perancangan di BCI.

Belt Collins International (Singapore) Pte Ltd.

President/Managing Director Allan Kerton Vice President/ Design Director John Anderson Associate Peter Chen

Senior Landscape Architect/Designer/Project Manager (Key Contact Person)

Landscape Architect/Designer/Horticulturist Vice President/ Design Director Gregory Kunak Vice President/ Design Director Lam Kim Cheong

Associate Dzaki Mustafi

Associate Pang Hui Onn

Associate C. Ounvises

[image:36.595.96.508.214.574.2]

Technical and Supporting Staff

(37)

Site Meeting/ Technical

Meeting

Plant Procurement Visit to Nursery

[image:37.595.74.513.107.701.2]

Project Nursery Visit Preliminary Concept Design Final Concept Design Preliminary Design Development Calling Tender Tender Interview Tender Review and Evaluation Tender report and Recommendation Final Design Development Hardscape Softscape Concept Design Design Development Hardscape Working Drawing Softscape Working Drawing Tender Process Site Supervision Site Defect Meeting Site Maintenance Report Maintenance (Defect Liability Reports) Implementation Working Drawings Design Process Mobilization

(38)

Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing tahapan: 1. Mobilization

Tahapan ini mencakup pertemuan awal antara konsultan dengan klien dan kunjungan ke lokasi tapak. Pada pertemuan awal dengan klien, konsultan mendiskusikan tentang rancangan lanskap yang akan dibuat, konsep tapak yang ingin dicapai, kebutuhan dan keinginan klien terhadap tapak, serta pertukaran informasi dan data yang diperlukan antara konsultan dan klien. Pertemuan ini juga mencakup hingga penandatanganan kontrak antara konsultan dengan klien. Sedangkan pada kunjungan ke lokasi tapak dilakukan pengambilan data foto tapak dan pemahaman kondisi biofisik eksisting, serta analisis secara langsung pada tapak.

2. Design Process

Setelah tahap mobilization selesai, BCI melaksanakan design process. Pada tahap design process dibagi menjadi dua tahapan produk yang akan dicapai, yaitu concept design dan design development.

a. Concept Design

Pada tahapan ini konsep perancangan lanskap yang telah dihasilkan dari hasil mobilization dituangkan ke dalam bentuk gambar tapak oleh BCI. Proses pengerjaan concept design berupa pekerjaan perancangan di dalam studio. Pekerjaan ini mencakup studi konsep, analisis gambar tapak, hingga menjadi bentuk gambar lanskap. Produk yang dihasilkan pada tahap ini berupa gambar site plan, potongan, perspektif, serta imagery boards untuk memberikan gambaran rekomendasi softscape maupun hardscape yang akan digunakan. Tahap ini terbagi menjadi dua tahapan diantaranya adalah:  Preliminary Concept Design (PCD)

(39)

Final Concept Design (FCD)

Final concept design adalah tahapan perbaikan dari PCD. Perbaikan merupakan hasil dari komentar klien terhadap PCD. Komentar-komentar ini menghasilkan penyesuaian-penyesuaian terhadap gambar rencana tapak PCD yang perlu diperbaiki ataupun dikembangkan untuk menghasilkan konsep final. Penggambaran pada tahap ini ditatasajikan lebih detail dibandingkan dengan tahap PCD. Penggambaran jenis-jenis tanaman maupun material hardscape lebih jelas dan telah diklasifikasikan dengan penggambaran simbol yang berbeda.

b. Design Development (DD)

Design development merupakan pengembangan dari concept design. Pada tahap ini BCI membuat informasi yang diperlukan untuk menggambarkan desain elemen hardscape dan softscape. Produk dari DD berupa

coordination package yang terdiri dari plan, gambar potongan, sketsa, gambar detil, dan pemilihan perlakuan finishing atau material untuk menyampaikan karakter dan hubungan antar fitur lanskap. Penggambaran pada tahap DD biasanya dilakukan pada skala 1:20 untuk mendapatkan gambar detail yang menjelaskan karakter elemen lanskap, baik elemen

softscape maupun elemen hardscape. Coordination package diberikan kepada konsultan lain yang terkait dengan masukan akhir dan koordinasi. Tahap ini terbagi menjadi dua tahapan diantaranya adalah:

a. Preliminary Design Development

(40)

b. Final Design Development

Tahap ini dilakukan setelah gambar preliminary design development

mendapat perbaikan dari klien. Penyajian gambar sama dengan pada tahap preliminary design development. Pada tahap ini BCI menyajikan gambar package dari karakter tekstur, warna, serta bentuk elemen

hardscape dan softscape yang akan dipakai pada pelaksanaan perancangan lanskap.

3. Working Drawings

Pada tahap ini BCI menyajikan informasi yang dibutuhkan untuk semua elemen hardscape pada proyek dan pekerjaan softscape untuk tender, maupun konstruksi. Working Drawings terbagi menjadi dua, yaitu Hardscape Working Drawing dan Softscape Working Drawing. Pada Hardscape Working Drawing, pekerjaannya meliputi:

a. Mempersiapkan lanskap layout plans untuk menggambarkan level, dimensi, drainase, dan pemilihan material serta lokasi dari semua fitur hardscape. b. Mempersiapkan typical details, section, dan elevations untuk menjelaskan

desain dari semua fitur hardscape.

Sedangkan Softscape working drawing, pekerjaannya meliputi:

a. Menyajikan detailed softscape plans dan penjelasan penulisan spesifikasinya yang menunjukkan lokasi, jumlah, ukuran, kuantitas, kondisi, termasuk: spesifikasi untuk pembubutan, pengairan, perawatan, pencangkokan, peralatan, pemupukan, dan elemen-elemen untuk pengontrolan pembasmian hama maupun jamur.

b. Mempersiapkan jumlah dari material tanaman untuk melengkapi planting plan. Hal tersebut merupakan antisipasi untuk memberikan spesifikasi tanaman dan bill of quantities kepada Quantity Surveyor dalam persiapan untuk dokumen tender, calling of tender, dan dokumen kontrak.

4. Implementation

Setelah tahap working drawing selesai, dilanjutkan kepada tahap

(41)

a. Tender Process

Merupakanproses tender yang dimulai secara berurutan dari calling tender, tender interview, tender review and evaluation hingga pada tender report and recommendation.

b. Site Supervision

Tahap ini merupakan kunjungan dan pengawasan pada saat pelaksanaan konstruksi tapak berlangsung. Kegiatan kunjungan dan pengawasan dilakukan secara berkala hingga proses konstruksi lanskap selesai. Beberapa pekerjaan yang termasuk dalam tahap ini adalah:

 Memberikan penjelasan jika dibutuhkan pada saat konstruksi berlangsung.

 Mendatangi tapak pada saat tahap konstruksi untuk melakukan peninjauan secara berkala dari perkembangan konstruksi lanskap, penyelesaian konstruksi, dan penyesuaian dengan dokumen-dokumen konstruksi.

 Membantu Quantity Surveyor yang ditunjuk oleh klien dalam penilaian perkembangan hak dan laporan akhir kontraktor mengenai pekerjaan-pekerjaan softscape maupun hardscape.

 Mengadakan pemeriksaan akhir pada semua pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan lanskap untuk sertifikasi pekerjaan.  Menyiapkan pemberitahuan secara tertulis dari penerimaan awal dengan

memperhatikan semua hal yang harus diperbaiki dan menetapkan tanggal awal dari periode pemeliharaan formal.

Site Supervision Process terbagi menjadi dua tahap, diantaranya adalah:  Site supervision pada softscape, merupakan kegiatan yang meliputi

kunjungan ke nursery untuk meninjau plant procurement dan tanaman bagi proyek. Dari kunjungan ini dapat dilakukan perubahan desain dan konstruksi pada softscape yang disesuaikan dengan kondisi tapak, namun tetap memegang prinsip awal desain.

(42)

dan konstruksi pada hardscape yang disesuaikan dengan kondisi tapak, namun tetap memegang prinsip awal desain.

5. Maintenance (Defect Liability Reports)

Tahap ini merupakan proses akhir dari prosedur perancangan lanskap di BCI. Cakupan dari pekerjaan Maintenance (pemeliaharaan) di BCI terdiri dari dua proses yaitu,

a. Site Defect Meeting, merupakan laporan kerusakan-kerusakan yang terjadi setelah dilaksanakannya konstruksi lanskap. Tahap ini juga terjadi kesepakatan pelaksanaan penggantian kerusakan-kerusakan tersebut.Hal ini dilakukan pada tahap pemeliharaan. Pada tahap ini juga menjadi masukan bagi BCI dalam melaksanakan proyek terkait berikutnya.

b. Site Maintenance Report, merupakan pekerjaan pemeliharaan awal oleh BCI. Pemeliharaan ini berlangsung hingga kondisi tapak telah terbentuk sesuai dengan konsep perancangan ataupun hingga jangka waktu tertentu.

4.1.3 Teknik Persentasi Grafis

BCI Singapura menerapkan dua metode penyajian grafis dalam arsitektur lanskap, yaitu penggambaran dengan teknik hand drawing dan komputerisasi. Kedua metode tersebut biasanya dikombinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Penyajian gambar hand drawing umumnya dipakai dalam penggambaran awal, baik dimulai dari tahap analisis sampai pada tahap design development. Penggambaran dengan teknik hand drawing mempermudah dalam mengubah atau merevisi perbaikan gambar, serta memberikan kesan penggambaran yang lebih natural.

(43)

Penggambaran perancangan pada tahap Concept biasanya terdiri dari gambar siteplan, gambar potongan dan elevasi, gambar perspektif, serta imagery boards atau foto-foto referensi yang merepresentasikan perancangan yang akan di bangun. Sedangkan pada tahap working drawing, gambar perancangan biasanya berupa seluruh gambar elemen lanskap yang dirancang oleh BCI, baik perancangan detail hardscape maupun perancangan softscape serta jumlah tanaman yang akan dipakai. Berikut ini merupakan peralatan maupun software

yang digunakan pada teknik penggambaran hand drawing dan teknik komputerisasi:

1. Hand drawing: meja gambar, lampu penerang, pulpen gambar, pensil warna,

tracing papper, marker, penggaris skala, penggaris roller, berbagai mal penggaris, penghapus, kertas, dan kalkulator.

2. Komputerisasi:

a. Hardware: komputer, plotter A4 - plano, mesin fotokopi, scanner berbagai ukuran kertas, vellum paper, wacom, dan Internet LAN.

b. Software:Windows XP SP2, AutoCad, Adobe Photoshop, Google SketchUp, Adobe Illustrator, Adobe InDesign, Nero Photo Viewer, Adobe Acrobat.

BCI Singapura menerapkan jaringan komputer yang terhubung satu sama lain dengan pendataan yang teratur yang tersimpan di server komputer. Hal ini untuk memudahkan berkomunikasi dan pertukaran data antara masing-masing staf. Selain itu, jaringan internet juga dipakai untuk memudahkan komunikasi dan transfer data antara BCI dengan klien serta BCI Singapura dengan BCI Thailand dan BCI Bali. Aplikasi internet sebagai sarana komunikasi email yang dipakai pada BCI adalah Microsoft Office Outlook.

4.2 Hong Kong

(44)

berasal dari kota Guangzhou dan Taishan, provinsi Guangdong, tetangga dari wilayah Hong Kong.

[image:44.595.148.468.260.557.2]

Hong Kong memiliki ruang yang sangat padat, disebabkan permintaan konstruksi sangat tinggi. Hal ini yang membuat berkembangnya kota Hong Kong menjadi pusat arsitektur modern dan kota paling vertikal di dunia. Ruang yang padat tersebut juga menyebabkan jaringan transportasi yang tingkat penggunaannya lebih dari 90%, sehingga menempati urutan pertama dengan laju transportasi tertinggi di dunia.

Gambar 8. Peta Hong Kong

(Sumber:http://www.flickr.com/photos/kk_wpg/2959714511/sizes/m/in/photostre am/)

4.2.1 Geografi dan Iklim

(45)

958 meter. Titik terendah terletak pada bagian utara dari New Territories. Hong Kong terletak sejauh 60 km sebelah timur Macau, di sisi berlawanan dari muara Sungai Pearl dan memiliki perbatasan darat dengan Shenzhen di utara. Luas daratan Hong Kong adalah 1.504 km² dan luas lautan 500 km², sehingga total luas Hong Kong adalah 1.104 km². Panjang garis pantai Hong Kong adalah 733 km. Hong Kong terdiri dari 262 pulau termasuk Pulau Hong Kong, Pulau Lantau, Pulau Lamma, Pulau Peng Chau dan Pulau Tsing Yi.

Hong Kong merupakan wilayah beriklim subtropis dengan musim kering dingin dan musim panas basah. Pada data 2006, curah hujan tahunan di Hong Kong adalah 2.214 mm. Hal itu seringkali disebabkan oleh siklus tropis antara Mei dan November, dan paling sering dari Juli hingga September. Suhu rata-rata di Hong Kong berkisar dari 17 ºC di bulan Januari hingga 29 ºC di bulan Juli.

4.2.2 Demografi

Populasi di wilayah Hong kong adalah 7.030.000. Pada tahun 2009, tingkat kelahiran di Hong Kong 11.7 per 1000 populasi dan tingkat kesuburan 1032 anak-anak per 1000 wanita. Penduduk dari daratan China tidak dapat memiliki kepemilikan tempat tinggal di Hong kong, dan tidak bisa secara bebas memasuki wilayah Hong Kong. Namun, masuknya imigran dari China daratan, mendekati 45.000 per tahun, merupakan penyumbang yang signifikan terhadap pertumbuhan penduduknya. Harapan hidup di Hong Kong adalah 79,16 tahun bagi pria dan 84.79 tahun bagi wanita berdasarkan data 2009, hal ini menjadikan salah satu kota dengan harapan hidup tertinggi di dunia.

4.2.3 Arsitektur

Arsitektural di Hong Kong yang paling menonjol adalah arsitektur

kontemporer, khususnya Modernisme, Postmodernisme, Fungsionalisme.

Kurangnya ketersediaan lahan, menyebabkan hanya beberapa bangunan

bersejarah yang tersisa di daerah kota Hong Kong. Hong Kong telah menjadi

pusat untuk arsitektur modern, sebagaimana bangunan-bangunan yang lebih tua

telah dihilangkan untuk menciptakan ruang untuk bangunan baru dan lebih lebar.

(46)

pertengahan abad ke-19. Beberapa bangunan ini masih bertahan contohnya

termasuk bangunan legislatif, pusat kepolisian dan rumah murray (bangunan

tertua di Hong Kong).

Gambar 9. Bangunan Tinggi di Hong Kong (Sumber:http://en.wikipedia.org/wiki/Hong_Kong)

4.2.4 Vegetasi

Vegetasi asli Hong Kong telah lama hilang setelah berabad-abad karena perusakan manusia dengan api dan pembabatan. Vegetasi eksisting saat ini merupakan hutan sekunder yang dikembangkan pada pertengahan abad 20 setelah perang dunia kedua. Tipe vegetasi mayoritas di Hong Kong adalah kayu-kayuan, lahan semak dan rumput.

(47)

fruitscens, Rhodomyrtus tomentosa dan Grdonia axxillaries. Sedangkan tanaman lahan rumput yang umum ditemukan adalah Arundinella setosa, Cymbopogon caesius, Dicranopteris pedata, Mischantus sinensis dan Ischaemum indicum

(http://www.hkherbarium.net).

4.2.5 Perumahan

(48)

BAB V

HASIL KEGIATAN MAGANG PROYEK ELDERLY COMMUNITY HOUSING, HONG KONG

5.1 Kondisi Umum Tapak

Proyek Elderly Community Housing merupakan proyek yang dikembangkan oleh Hong Kong Housing Society (HKHS), sebuah organisasi non-profit yang menyediakan perumahan di Hong Kong. Proyek ini akan menyediakan 1200 unit rumah bagi para lansia, dilengkapi dengan pusat kebugaran, residential care house bagi lansia, hotel, fasilitas rekreasi dan pusat latihan yang variatif, serta kawasan komersial. Selain bertujuan untuk memberikan pelayanan bagi lansia yang tinggal di Tin Shui Wai, pembangunan kawasan komersial didalamnya diharapkan dapat mendorong perkembangan sosial dan ekonomi di kawasan Tin Shui Wai.

Tapak Elderly Community Housing terletak di kawasan Tin Shui Wai yang berlokasi di barat laut New Territories, Hong Kong. Peruntukan lahan kawasan Tin Shui Wai terdiri dari kawasan perumahan privat maupun perumahan publik. Tapak berbatasan dengan Hong Kong Wetland Park pada barat laut. Pada bagian barat daya tapak menghadap pada bangunan-bangunan perumahan. Sedangkan pada batas bagian tenggara dan timur laut tapak merupakan area ruang terbuka. Luas lahan yang akan dikembangkan adalah sekitar 60.000 m².

(49)
[image:49.595.123.503.84.426.2]

Gambar 10. Lokasi Tapak Proyek Elderly Community Housing, Tin Shui Wai, Hong Kong (Sumber Peta: www.googlemaps.com)

5.2 Proses Perancangan Lanskap

(50)

5.3 Organisasi Proyek

Perancangan lanskap yang dilakukan di BCI pada umumnya selalu berhubungan dengan konsultan arsitektur, kontraktor, mekanikal elektrik, lighting designer, dan interior designer. Struktur organisasi pengerjaan proyek memiliki variasi yang berbeda tergantung kepada kondisi masing-masing proyek. Namun pada tahap awal umumnya tim konsultan hanya terdiri dari arsitek lanskap dan arsitek bangunan.

Pada tahap awal (preliminary concept design) proyek Elderly Community Housing terdapat beberapa konsultan terkait, yaitu arsitek lanskap Hong Kong, Kenneth Ng Associates Ltd. (KNA); arsitek bangunan Hong Kong, AGC Design Ltd (AGC); arsitek bangunan Singapore, WATG Design Pte Ltd (WATG) sebagai

sub-consultant; dan arsitek lanskap Singapore (BCI), yang juga berperan sebagai

Working Drawings

Implementation Mobilization

Design Process

Rievew of Working Drawings

Periodic Site Construction Observation Preliminary Concept Design

Final Concept Design

Preliminary Design Development

Final Design Development Schematic Design

Gambar 11. Proses Perancangan Lanskap Proyek Elderly Community Housing

(51)

sub-consultant lanskap. Gambar 12 menunjukkan organisasi antar konsultan pada proyek Elderly Community Housing, dan Tabel 3 memperlihatkan lingkup kerja antara sub-konsultan lanskap (BCI) dengan KNA sebagai konsultan lanskap.

Keterangan:

Hubungan timbal balik intensif Hubungan timbal balik semi-intensif

Pada proyek ini KNA memiliki cakupan proses perancangan pada mobilisasi dan survey tapak, peninjauan ulang terhadap perancangaan lanskap yang dihasilkan BCI, serta melakukan observasi lapang. BCI memiliki cakupan pekerjaan pada tahapan mobilisasi dan survey tapak, perancangan lanskap (studio), peninjauan ulang gambar konstruksi yang dibuat arsitek dan observasi lapang pada saat konstruksi.

Tabel 3. Lingkup Kerja KNA Hong Kong dan BCI Singapore

No. LINGKUP KERJA KNA Hong Kong BCI Singapore

1. Mobilisasi dan Survey Tapak

2. Perancangan Lanskap

3. Review Perancangan Lanskap BCI

4. Gambar Konstruksi

5. Review Gambar Konstruksi

6. Implementasi/Observasi Lapang

7. Pemeliharaan Awal

Klien (HKHS)

Gambar 12. Organisasi antar Konsultan pada proyek Elderly Community Housing

Arsitek Lanskap Lokal (KNA)

Arsitek Lokal (AGC)

Arsitek Lanskap Singapore (BCI)

(52)

5.4 Data Proses Perancangan Lanskap

Proses perancangan lanskap yang dilakukan oleh BCI tidak terlepas dari data tertulis sebagai bahan dasar yang membantu proses perancangan lanskap di studio. Pada beberapa proyek, data tertulis diperoleh dari konsultan lain yang ikut terlibat dalam proyek. Pada proyek ini, data diperoleh baik dari konsultan lanskap KNA maupun konsultan arsitek AGC dan WATG yang lebih dulu terlibat dalam proyek. Data tersebut terdiri dari data vegetasi, topografi level tapak, desain skematik arsitektural, dan model 3D.

5.4.1 Vegetasi

Kondisi eksisting tapak yang berupa lahan hijau kosong memiliki vegetasi eksisting yang terdiri dari tanaman penutup tanah, pepohonan, dan semak liar. Secara umum vegetasi yang ada pada lingkar luar yang mengelilingi tapak merupakan spesies tanaman introduksi, dan tanaman-tanaman yang berada pada tengah tapak, merupakan spesies tanaman gulma.

Pendataan vegetasi jenis pohon dilakukan untuk mengetahui kondisi fisik pohon, sebagai syarat dan regulasi pemerintah Hong Kong tentang penebangan pohon, transplanting pohon maupun pohon yang perlu dipertahankan. Pengambilan data pohon dilakukan oleh arsitek lanskap lokal (KNA). Secara umum, hasil dari pendataan ini bertujuan untuk memfasilitasi pengajuan Aplikasi Penebangan Pohon agar dapat di setujui oleh pemerintah Hong Kong. Secara khusus tujuan pendataan pohon adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi semua pohon yang terdapat di dalam tapak.

2. Untuk mencari lokasi pohon dan mendata tinggi pohon, penyebaran tajuk, serta diameter batang.

3. Untuk membuat rekomendasi pohon yang harus ditebang, dipertahankan ataupun di transplasi/dipindahkan sebagai konsekuensi dari pengajuan pengerjaan konstruksi pada pengembangan tapak.

4. Untuk menyiapkan aplikasi penebangan pohon dan proposal kompensasi prospek pengembangan tapak.

(53)

Pendataan pohon pada tapak mengikuti kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah Hong Kong, yaitu sesuai dengan garis pedoman Environment, Transport and Works Bureau Technical Circular (Works) No. 3/2006 Hong Kong, tentang preservasi pohon, bahwa pohon didefenisikan memiliki diameter batang berukuran 95 mm atau lebih tinggi dari 1.3 meter dari permukaan tanah. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat 635 pohon eksisting yang telah terdata pada tapak Elderly Community Housing. Dari hasil pendataan pohon, total sembilan spesies teridentifikasi. Satu dari sembilan spesies tersebut merupakan tanaman asli. Delapan spesies merupakan spesies exotic dan salah satu dari tanaman exotic ini merupakan tanaman gulma. Pohon-pohon yang teridentifikasi paling banyak ditemukan di batas lingkar luar tapak.

Spesies pohon yang paling banyak ditemukan adalah Eucalyptus robusta

(175 pohon) dan Eucalyptus citriodora (138 pohon). Tanaman lainnya terdiri dari spesies Cassia siamea (76 pohon), Eucalyptus torelliana (54 pohon), Acacia confusa (36 pohon), Acacia auriculiformis (2 pohon), dan Casuarina equisetifolia

(2 pohon). Ketujuh spesies pohon tersebut tertanam pada lingkar luar tapak.

Hibiscus tiliaceus (96 pohon) merupakan satu-satunya tanaman asli yang teridentifikasi pada lingkar luar tapak. Jenis spesies pohon yang tidak diinginkan adalah Leucaena leucocephala (56 pohon), banyak ditemukan di tengah tapak. Mengikuti kriteria Forestry Regulations Hong Kong, semua tanaman yang terinventarisasi oleh arsitek lanskap lokal merupakan spesies umum lokal, tidak satu pun merupakan spesies luar, langka, ataupun dilindungi. Juga tidak ada tanaman yang terdaftar pada tanaman tua dan bernilai (Old and Valuable Tree) yang teridentifikasi pada tapak.

5.4.2 Topografi dan Level Tapak

(54)

dihasilkan oleh arsitek. Ketinggian atau level lanskap yang harus dirancang berkisar antara titik tertendah +4,70 MPD dan titik tertinggi +17,20 MPD. Ketinggian lokasi lanskap yang bervariasi ini merupakan pengaruh dari desain bangunan yang dihasilkan arsitek. Lampiran 2 menunjukkan gambar peta dasar dan level tapak yang digunakan BCI sebagai peta dasar.

5.4.3 Desain Skematik Arsitektural

Data ini merupakan gambar denah studi skematik yang dilakukan oleh pihak arsitek bangunan WATG Design Pte. Ltd. Desain skematik ini berguna untuk mempelajari keterkaitan antar ruang bangunan, sirkulasi, serta kawasan lanskapnya. Desain skematik mempermudah dalam menganalisis cakupan kawsan lanskap dengan penggambaran yang lebih mudah dimengerti. Gambar 13,

Gambar

Gambar 6. Struktur Organisasi Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. Hong Kong
Gambar 7. Proses Perancangan Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd.
Gambar 8. Peta Hong Kong
Gambar 10. Lokasi Tapak Proyek Elderly Community Housing, Tin Shui Wai, Hong Kong (Sumber Peta: www.googlemaps.com)
+7

Referensi

Dokumen terkait