INTERN
DEPART
INS
NATIONA
WEMBY
TEMEN A
FAKULT
STITUT P
AL Pte. Ltd
Y NOVITA
ARSITEK
TAS PERT
PERTANIA
2011
d., SINGA
ASARI
KTUR LAN
TANIAN
AN BOGO
APORE)
NSKAP
Malaysia (Kegiatan Magang di Belt Collins International Pte.Ltd., Singapore). Dibimbing oleh SITI NURISJAH.
Arsitektur lanskap adalah salah satu dari tiga profesi (teknik dan arsitektur) yang mengatur objek hidup dan tidak dalam suatu lahan dimana manusia mempunyai ikatan dengan objek-objek tersebut. Arsitektur lanskap sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknik memanipulasi objek dan manusia sebagai pengguna di ruang luar, sebagai seni yang mengekspresikan pemikiran dan emosi manusia. Arsitek lanskap adalah orang yang mendesain dan mengatur konstruksi dari suatu lanskap sehingga dapat bermanfaat bagi manusia dan hewan dan yang menyediakan jasa layanan profesional (Morrow, 1987).
Salah satu upaya untuk menghasilkan arsitek lanskap yang profesional yaitu dengan dilakukan kegiatan magang di konsultan arsitektur lanskap. Kegiatan magang sangat bermanfaat bagi mahasiswa arsitektur lanskap. Mahasiswa arsitektur laskap dapat belajar mengerjakan proyek sebenarnya pada kegiatan magang ini. Salah satu konsultan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap adalah Belt Collins International Pte.Ltd., Singapore (BCI). Perusahaan konsultan ini sudah berpengalaman dalam menangani berbagai macam proyek arsitektur lanskap di berbagai negara di dunia. Salah satu proyek yang sedang dikerjakan oleh BCI adalah Pulau Gaya Resort. Proyek ini terletak di Pulau Gaya, Sabah, Malaysia, Pulau Gaya merupakan salah satu pulau yang tergabung dalam Taman Nasional Tunku Abdurrahman. Keadaan alam pantai yang indah potensial untuk dibangunnya sebuah resort. Pendit (2002) mengemukakan bahwa resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging. Resort yang dibangun mengusung konsep Eco Resort. Dengan konsep tersebut maka keadaan alam yang indah akan tetap terjaga.
Keikutsertaan mahasiswa dalam proyek Pulau Gaya Resort dapat menambah ilmu dan keterampilan dalam proses merancang suatu lanskap. Pada saat yang bersamaan juga melatih kerjasama diantara sesama pihak yang terlibat dalam proyek.
BCI Singapore berdiri pada tahun 1982. BCI menyediakan pelayanan untuk klien swasta dan umum dengan cakupan layanan yaitu land planning dan
master planning, termasuk resort dan community planning. Belt Collins
menggabungkan konsep keteknikan, analisis lingkungan dan konsep desain lanskap ke dalam layanan perencanaan dasar. Perusahaan konsultan swasta ini sudah berpengalaman dalam menangani proyek resort di berbagai negara di dunia. Pulau Gaya Resort adalah salah satu proyek perancangan resort yang sedang dikerjakan oleh BCI. Proyek ini terletak di Pulau Gaya, Sabah, Malaysia, dengan keadaan alam pantai yang indah sehingga potensial untuk dibangunnya sebuah resort. Oleh karena itu dengan melakukan kegiaran magang di BCI dapat mempelajari sistem dan teknik perancangan serta mengikuti proses perancangan lanskap yang dilakukan oleh perusahaan Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore, khususnya pada proses perancangan resort di Pulau Gaya.
Softscape Working Drawings, Preliminary Softscape Working Drawings, Final Softscape Working Drawings, Implementation, Tender Process, dan Maintenance. Prosedur tersebut bersifat fleksibel dan dapat berubah tergantung proyek yang sedang di kerjakan. Belt Collins International (Singapore) Pte. Ltd. dipimpin oleh seorang President atau Managing Diretor yang bertugas untuk mengelola keseluruhan perusahaan. Managing Director menyusun arah, kebijakan, strategi, dan tujuan perusahaan. Tugas lain dari Managing Director adalah mengelola dan meningkatkan kinerja, memotivasi karyawan, mengenalkan teknologi baru, mengidentifikasi area potensial dan hambatan bagi pengembangan bisnis. Managing Director dibantu oleh tiga orang Vice President atau Director. Director membawahi 4 orang Associate.
Dalam mengerjakan suatu proyek, staf BCI Singapore terbagi atas beberapa tim. Setiap tim mengerjakan proyek yang berbeda dan terletak di negara yang berbeda pula. Masing-masing lantai tersebut dapat mengerjakan beberapa proyek dari negara berbeda pula dan masing-masing negara tersebut kadang terdiri dari beberapa proyek yang berbeda pula. Oleh karena itu di dalam tim besar tersebut dibagi lagi menjadi beberapa tim sesuai banyak nya proyek yang dikerjakan. Setiap tim tersebut dipimpin oleh seorang Managing Director yang membawahi Project Manager. Project Manager tersebut didampingi oleh Senior Landscape Designer, dan dia dibantu oleh beberapa landscape Architect, CAD Designer, tim Graphic dan tim Horticulturist. Tim Horticulturist dan Graphic bersifat fleksibel dapat membantu semua tim proyek lain dan tidak terikat pada salah satu tim proyek tertentu.
Belt Collins Pte. Ltd., (BCI) Singapore memiliki sistem, alat dan juga bahan yang cukup lengkap untuk mendukung kelancaran kerja. Dalam hal ini tidak hanya lengkap tetapi alat dan sistem tersedia memiliki kualitas yang canggih, sehingga dapat mempermudah dan mempercepat waktu kerja.
Perancang mengemukakan bahwa dalam perancangan Pulau Gaya Resort mengambil konsep contemporary dengan bentukan desain yang crispy dan clean line, maksudnya yaitu gaya arsitektur lokal yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga terlihat menarik, namun tidak menghilangkan unsur tradisionalnya. Hal tersebut dipadukan dengan bentukan-bentukan yang minimalis modern. Keadaan alam yang berupa hutan mempengaruhi desain yang dibuat, sehingga pada beberapa area yang didesain alami seperti hutan yang ada di tempat tersebut. Desain terinspirasi dari beberapa arsitektur lokal dan arsitektur modern. Rumah panjang (long house) dan motif Sabahan/Borneo menjadi inspirasi desain yang dipadukan dengan arsitektur modern bergaya minimalis, sehingga menghasilkan karya baru yang unik.
Revisi dilakukan pada setiap tahapan desain untuk menyempurnakan karya desain tersebut.
Dalam melakukan kegiatan perancangan tentunya banyak menghadapi masalah sehingga harus cepat diselesaikan dengan mencari solusi yang tepat. Terkadang desain yang telah di buat tidak disetujui oleh arsitek maupun oleh klien, sehingga mengharuskan untuk merubah desain tersebut sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Hasil revisi tidak hanya dilakukan sekali saja, hal ini bisa terjadi beberapa kali sampai klien puas dengan hasil karya desain yang dibuat. Miss communication diantara pihak-pihak yang terlibat proyek tersebut, hal ini dikarenakan media komunikasi ataupun dikarenakan oleh perbedaan persepsiatau bahkan perbedaan budaya. Proyek ini merupakan proyek antar Negara dan otomatis orang-orang yang terlibat di dalam proyek ini berasal dari budaya dan suku yang berbeda. Solusinya dalam menghadapi masalah ini yaitu dengan melakukan meeting yang melibatkan semua pihak terkait, meeting dapat dilakukan secara langsung bertemu atau dengan menggunakan media secara teleconference. Dalam mengerjakan proyek bisanya pekerjaan tidak sebanding dengan waktu yang disediakan, artinya apabila sudah deadline sedangkan pekerjaan masih banyak maka sering terjadi overtime. Selain itu juga sedikitnya sumberdaya yang terlibat dalam proyek Pulau Gaya Resort menyebabkan sering terjadi overtime.
Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore (BCI) merupakan perusahaan besar bertaraf International yang bergerak dalam bidang arsitektur lanskap. Kegiatan administrasi perusahaan sudah teroganisir dengan baik. BCI sudah memiliki peralatan yang memadai untuk mendukung pekerjaan yang dilakukan di dalamnya.
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB
INTERNATIONAL Pte. Ltd., SINGAPORE)
WEMBY NOVITASARI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada
Departemen Arsitektur Lanskap
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
Singapore)
Nama Mahasiswa : Wemby Novitasari
NRP : A44060866
Diketahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Disetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
Puji Syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT karena berkat rahmatNya Penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Desain Lanskap Resort Di Pulau Gaya, Sabah, Malaysia”. Tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk melakukan menyelesaikan studi di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan banyak terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan dorongan, arahan dan masukan, serta nasehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
2. Kedua orang tua, dan kedua adik tersayang Juliandri dan Ragil atas segala doa, perhatian, serta dukungan materil kepada penulis.
3. Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore. Allen Carlton (President), Gregory Kunak (Vise President), Dzaki Mustafi (Accociate), Pontjo Juli Widodo (Project Manager), Ichwar Effendie, Stephanie Gautama, Relly Pingol, Cristopher Mark Ferrer, Yati, Nazri, Rodel, Ian, Sally, Leci, May, Rolando, Shelly, Wei Lin, Nani dan Boom. Terima kasih atas bantuan, arahan dan masukan kepada penulis ketika melakukan kegiatan magang. 4. Senior di Singapore Idawati, Chinta Ramunia dan Wahyuni Kurniawati. 5. Teman-teman sebimbingan (Hanni Adriani, Irvan Nugraha, Ray Agung
SP, Wiwiek Dwi Serlan, dan Dedi Ruspendi) terima kasih atas segala bantuan, kerjasama dan perhatiannya.
6. Teman-teman seperjuangan di lanskap 43, Pengurus Himaskap 2008 dan 2009 semoga kita semua selalu diberi rahmat dan berkah.
7. Teman-teman lanskap lainnya angkatan 40, 41, 42,43, 44,45 dan 46
8. Teman-teman Arsida 6 (Mia K, Nia P, Ningsih A, Lipur L, Rina AS, Rania, Chalisna dan Vita)
bersifat membangun agar penulis dapat melakukan hal yang lebih baik lagi. Semoga kegiatan magang ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.
Bogor, Januari 2011
Penulis dilahirkan di Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada tanggal 28 Nopember 1989. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Marwoto dan Ida Danengsih.
Penulis menghabiskan masa kecilnya di kota Sumedang dengan mengawali masa jenjang pendidikan formal pada tahun 1992 di TK Melati, 1994 duduk di SD Gudang 1 sampai dengan 2000, kemudian pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 penulis melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat SLTP di SLTP Negeri 1 Tanjungsari, Sumedang.
Tahun 2003 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA di SMAN 1 Sumedang dan berhasil menyelesaikan masa pendidikan SMA pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI, mengikuti Tahap Persiapan Bersama selama satu tahun. Pada tahun 2007 penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap, dan pada tahun 2008 menjabat sebagai bendahara II Himaskap. Pada juni tahun 2010 sampai dengan September penulis mendapat kesempatan untuk melaksanakan magang dalam kepentingan skripsi di Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore selama 3 bulan 9 hari.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN Latar Belakang Magang ... 1
Tujuan Magang ... 1
Manfaat Magang ... 2
TINJAUAN PUSTAKA Lanskap ... 3
Desain Lanskap ... 3
Desain Resort ... 9
Konsultan Lanskap ... 11
Manajemen Proyek ... 12
Teknik Presentasi Grafis ARL ... 13
METODOLOGI Lokasi Magang dan Studi Lokasi Proyek ... 19
Waktu Magang ... 20
Metode ... 22
Data ... 23
Tahapan Kegiatan Magang ... 24
Batasan Magang ... 25
KONDISI UMUM LOKASI MAGANG Sejarah Perusahaan ... 26
Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore ... 26
Prosedur Pengerjaan Proyek ... 29
Alat Kerja ... 33
Metode Kerja ... 36
KONDISI UMUM LOKASI PROYEK Pulau Gaya, Sabah ... 38
Administrasi dan Geografis ... 38
Demografi ... 38
Sumber Daya Alam ... 38
DESAIN LANSKAP PULAU GAYA RESORT, SABAH, MALAYSIA Deskripsi Proyek ... 40
Tujuan Desain ... 45
Filosofi Perancangan ... 45
Studi Arsitektur Sabahan (Borneo) ... 46
Rumah Panjang (Long House) ... 46
Motif Sabahan ... 47
Studi Arsitektur Modern ... 47
Data dan Analisis Tapak ... 50
Letak dan Luas ... 50
Iklim ... 51
Aksesibilitas ... 51
Tata Guna Lahan ... 51
Vegetasi ... 52
Topografi ... 54
Hidrologi ... 55
Desain Main Area Oleh Tim Arsitek (YTL) ... 56
Proses Desain ... 58
Mobilization ... 58
Concept Design ... 58
Design Development ... 67
Hardscape Working Drawings ... 97
Kendala Dalam Penanganan Proyek ... 136
Peran Serta Mahasiswa Dalam Melakukan Kegiatan Magang Di Belt Colllins International Pte. Ltd., Singapore ... 137
Kendala Dalam Melakukan Magang ... 137
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 139
Saran ... 140
DAFTAR PUSTAKA ... 141
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Jadwal dan Kegiatan Magang ... 21 2 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengumpulan Data Kelembagaan Perusahaan ... 23 3 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengumpulan Data Kelembagaan
DAFTAR GAMBAR
Halaman 1 Concept Plan, Funtional Diagram dan
Schematic Plan ... 13
2 Perspective Drawings ... 14
3 Gambar Potongan ... 14
4 Landscape Plan ... 15
5 Planting Plan ... 16
6 Layout Plan ... 16
7 Construction Detail ... 17
8 Presentation Plan ... 18
9 Peta Lokasi Proyek, Pulau Gaya, Sabah, Malaysia ... 21
10 Struktur Organisasi Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore .... 29
11 Standar Prosedur Pekerjaan Proyek Lengkap BCI ... 33
12 Alat Kerja Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore ... 35
13 Overall Site Plan ... 44
14 Site Plan Main Area ... 45
15 Struktur Tim Proyek Pulau Gaya Resort ... 46
16 Kegiatan Konstruksi Pulau Gaya Resort ... 47
17 Model Main Area oleh Yeoh Tiong Lay (YTL) ... 47
18 Rumah Panjang (Long House) Suku Rungus ... 50
19 Motif Sabahan dan Borneo atau Kalimantan ... 51
20 Arsitektur Modern ... 53
21 Vegetasi Lokal Pulau Gaya ... 56
22 Peta Kontur Main Area Pulau Gaya Resort ... 58
23 Peta Analisis ... 59
24 Master Plan ... 60
25 Peta Zonasi Main Area ... 61
26 Circulation Plan and Facility Plan ... 62
28 Potongan a-a’, Arrival Courtyard ... 65
29 Ptongan b-b’, Reception and Library ... 66
30 Potongan c-c’, Pool Area ... 66
31 Potongan d-d’, Feast Village Area ... 67
32 Arrival Courtyard, (a) Blow Up Plan dan (b)Potongan ... 69
33 Inspirasi Desain (Arsitektur Modern dan Arsitektur Tradisional) ... 70
34 Alternatif Desain Gate Sculpture ... 71
35 Bridge Trellis Plan (a) dan Potongan (b) ... 72
36 Similar Images Of Lawn ... 74
37 Water Feature at Lawn, Blow Up Plan (a), Potongan (b) dan (c) ... 76
38 Perspective of Lounge Area ... 77
39 Lounge Area,(a) Blow Up Plan dan (b) Potongan A ... 78
40 Similar image of Lounge Area ... 79
41 Blow Up Plan Open Shower Area ... 80
42 Open Shower, (a) Section A dan (b) Section B ... 81
43 Open Terrace, (a) Blow Up Plan, (b) Potongan A dan (c) Potongan B ... 82
44 Stepping Stone at Pool, (a) Blow Up Plan, (b) Section A, (c) Section B dan (d) Section C ... 84
45 Blow Up Plan of Pool Bar ... 86
46 Pool Bar, (a) Enlarge Section A, (b) Section Jaccuzi dan (c) Blow Up Section of Pool Bar ... 87
47 Perspektif Bamboo Courtyard ... 88
48 Similar Images Of Stone at Bamboo Courtyard ... 89
49 Sunken Deck type A, (a) Plan, (b) Similar Image dan (c) Section ... 90
50 Sunken Deck Type B, (a) Plan, (b) Section dan (c) Perspektif ... 91
51 Rumah Panjang (Long House) Suku Rungus ... 92
52 Similar Image of Raised Pavilion ... 93
53 Raised Pavilion ... 94
54 Green Wall (a) Plan dan (b) Section ... 95
55 Similar Images of Green Wall ... 96
57 Similar Images and Perspective of Bridge ... 97
58 Final Master Plan Main Area Resort Pulau Gaya ... 99
59 Detail Gate Sculpture ... 100
60 Elevation of Gate Sculpture ... 101
61 Grading Plan dan Dimension plan Drop Off Area ... 102
62 Material Plan Drop Off Area ... 103
63 Water Feature 1 System (Reflective Pool 1) ... 105
64 Water Feature 1 dan Similar Image ... 105
65 Water Feature 2 (Potongan Cascading Waterfall) ... 106
66 Similar Image of Reflective Pool ... 107
67 Water Feature 3 System (Reflective Pool 2) ... 108
68 Elevation of Trellis ... 109
69 Trellis Detail ... 110
70 Fire Urn Detail ... 111
71 Fire Urn Section Detail ... 112
72 Pool Bar Section Detail ... 113
73 Enlarge Plan Of Pool Bar dan Section A ... 114
74 Floating Cabana Construction Detail ... 115
75 Pool Area (a) Section Open Shower Area dan (b) Section Kid’s Pool ... 117
76 Construction Detail of Raised Pavilion ... 119
77 Blow Up Plan of Sunken Deck Raised ... 120
78 Section Sunken Deck Type 1 ... 121
79 Section Sunken Deck Type 2 ... 121
80 Section of Tree Pit at open Dinning Courtyard ... 122
81 Bamboo Courtyard Area, Elevation and Section Detail ... 123
82 Constuction Detail Of Bridge ... 124
83 Constuction Detail Of Bridge ... 125
84 Master Plan Arsitek ... 127
85 Preliminary Master Plan ... 128
86 Final Master Plan ... 129
88 Perubahan Kolom Bridge Trellis (a) Bridge Trellis awal (DD)
dan (b)Bridge Trellis akhir (HWD) ... 131
89 Perubahan Pool Bar Tahap Pertama... 132 90 Perubahan Pool Bar tahap pertama (a) Potongan dan (b) Tampak
Depan ... 133 91 Perubahan Pool Bar (a) Sebelum Revisi dan (b) Setelah Revisi ... 134 92 Perubahan Desain Jembatan (a) Tampak Depan Sebelum Revisi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1
Jadwal Kegiatan Magang Di Belt Collins International Pte. Ltd.,
Singapore ... 143
2
Weekly Timesheet Form
... 145
3
Cover HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia ... 146
4
Coordination Plan, HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ... 147
5
Grading and Drainage Plan, HWD Pakage
,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia ... 148
6
Material Plan, HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ...
149
7
Dimension Plan, HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ...
150
8
Soil Depth Plan, HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ...
151
9
Section
A,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ...
152
10
Section
B
, HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ...
153
11
Feature Wall, Bamboo Courtyard and Tree pit with Boulders Detail,
HWD Pakage
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia ...
154
12
Feature Wall, Open Dinning, Bamboo and Rock Garden, HWD
Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia ...
155
13
Feature Wall, Open Dinning, Bamboo and Rock Garden, HWD
Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia ...
156
14
Typical Sunken Deck 1 and 2 and Planter Box with Plant ,
15
Tree Pit, Steps, and Foot Bath Detail
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia
...
158
16
Green Walls Detail
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
159
17
Green Walls Detail
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
160
18
Bridge Connect to Villa
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
161
19
Blow Up Detail Bridge Connect to Villa
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia ...
162
20
Coordination Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
163
21
Coordination Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
164
22
Material Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
165
23
Dimension Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
166
24
Stepping Stone at Kids Pool and Pool Overflow Edge
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia ...
167
25
Beach Terrace at Lap Pool
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
168
26
Planter Box and Pool Bar
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
169
27
Floating Cabana and Pool Toilet
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ...
170
28
Coordination Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
171
29
Grading and Drainage Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
30
Material Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia.. 173
31
Material Board
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia.. 174
32
Dimension Plan
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
175
33
Drop-Off Area
,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia... 176
34
Drop-Off Area Details, HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
177
35
Water Feature 1 Details,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
178
36
Design Intent Master System,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
179
37
Water Feature Design Intent,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort Sabah,
Malaysia ...
180
38
Bridge Trellis Detail,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
181
39
Beach Terrace at Open Lawn,
HWD Pakage,
Pulau Gaya Resort,
Sabah, Malaysia ...
182
40
Gate Sculpture Detail,
HWD Pakage
Pulau Gaya Resort, Sabah,
Malaysia ...
183
41
Fire Urn Detail,
HWD Pakage
Pulau Gaya Resort, Sabah,
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Arsitektur lanskap adalah salah satu dari tiga profesi (teknik dan
arsitektur) yang mengatur objek hidup dan tidak dalam suatu lahan dimana
manusia mempunyai ikatan dengan objek-objek tersebut. Arsitektur lanskap
sebagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan teknik memanipulasi objek
dan manusia sebagai pengguna di ruang luar, sebagai seni yang mengekspresikan
pemikiran dan emosi manusia. Arsitek lanskap adalah orang yang mendesain dan
mengatur konstruksi dari suatu lanskap sehingga dapat bermanfaat bagi manusia
dan hewan dan yang menyediakan jasa layanan professional (Morrow, 1987).
Salah satu upaya untuk menghasilkan arsitek lanskap yang professional
yaitu dengan dilakukan kegiatan magang di konsultan arsitektur lanskap. Kegiatan
magang sangat bermanfaat bagi mahasiswa arsitektur lanskap. Mahasiswa
arsitektur laskap dapat belajar mengerjakan proyek sebenarnya pada kegiatan
magang ini. Salah satu konsultan yang bergerak di bidang arsitektur lanskap
adalah Belt Collins International Pte.Ltd., Singapore (BCI). Perusahaan konsultan
ini sudah berpengalaman dalam menangani berbagai macam proyek arsitektur
lanskap di berbagai negara di dunia. Salah satu proyek yang sedang dikerjakan
oleh BCI adalah Pulau Gaya Resort. Proyek ini terletak di Pulau Gaya, Sabah,
Malaysia, Pulau Gaya merupakan salah satu pulau yang tergabung dalam Taman
Nasional Tunku Abdurrahman. Keadaan alam pantai yang indah potensial untuk
dibangunnya sebuah resort. Pendit (2002) mengemukakan bahwa resort
adalah
sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan
bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa,
tracking
, dan
jogging
. Resort
yang dibangun mengusung konsep
Eco Resort.
Oleh karena itu dengan konsep
tersebut maka keadaan alam yang indah akan tetap terjaga.
Tujuan Magang
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah untuk mempelajari dan
meningkatkan keterampilan merancang dalam lingkup keprofesian arsitektur
1.
Mempelajari sistem dan teknik perancangan serta mengikuti proses
perancangan lanskap yang dilakukan oleh perusahaan Belt Collins
International Pte. Ltd., Singapore, khususnya pada proses perancangan
lanskap Pulau Gaya Resort.
2.
Mengenal berbagai jenis alat, bahan, metode, teknologi, dan sumberdaya yang
digunakan oleh perusahaan Belt Collins Pte. Ltd. dalam kegiatan perancangan.
3.
Mempelajari kendala-kendala dan masalah-masalah yang ditemui dalam
proses perancangan dan mempelajari pula berbagai pemecahan masalah yang
berhubungan dengan proses perancangan tersebut.
Manfaat Magang
Manfaat dari kegiatan magang yang dilakukan di Belt Collins International
Pte.Ltd. ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengembangkan sikap profesionalisme kerja dalam lingkup keilmuan
arsitektur lanskap yang terwujud melalui kegiatan praktek perancangan
lanskap.
2.
Meningkatkan keterampilan teknik perancangan dan menambah pengalaman
serta sebagai media pertukaran informasi, ilmu dan teknologi dalam arsitektur
lanskap antara mahasiswa dan pihak tempat magang.
3.
Meningkatkan
softskill
mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja, khususnya
pada proses perancangan sebuah proyek.
4.
Memperoleh dan menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan staf dan
manajemen pada perusahaan tempat magang.
5.
Menjalin kerjasama dan hubungan yang baik antara Departemen Arsitektur
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap
Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam dengan karakteristik tertentu, yang dapat dinikmati oleh seluruh indera manusia. Lanskap terdiri dari lanskap alami dan lanskap buatan. Lanskap alami sangat rumit jadi sangat penting bagi perancang dalam pemahaman yang lebih dalam untuk menjaga elemen yang tidak boleh diganggu dan tetap di pertahankan pada lanskap. Lanskap alami terdiri dari bukit pasir, padang rumput, gunung, danau, laut, bukit, jurang, hutan, sungai, kolam, rawa, lembah dan padang pasir. Lanskap buatan merupakan lanskap alami yang mengalami modifikasi yang dilakukan oleh manusia.
Major feature (fitur lanskap mayor) merupakan bentukan-bentukan
penampakan dan kekuatan lanskap alam yang dominan, sangat sedikit dapat diubah. Beberapa elemen lanskap alami yang tidak dapat diubah yaitu bentukan topografi seperti bentukan pegunungan, lembah, sungai dan pantai, penampakan presipitasi, embun, kabut dan sebagainya. Sedangkan minor feature (fitur lanskap minor) yaitu elemen lanskap yang dapat diubah yaitu bukit-bukit, semak belukar, parit dimana seorang perencana dapat memodifikasinya (Simonds, 2006).
Desain Lanskap
Dalam suatu kota, keindahan adalah suatu kekuatan yang aktif dalam membentuk fungsi dan arti dalam membangun bentuk. Perancangan yang dilakukan pada suatu tempat sangat diperlukan agar memiliki identitas tersendiri (Thompson dan Steiner, 1997).
Proses desain menurut Booth (1983) yaitu: 1. Penerimaan Proyek (Project Acceptance)
mempersiapkan proposal detail yang mencakup pelayanan, produk, dan biaya. Jika klien setuju maka kedua belah pihak menandatangani kontrak.
2. Riset dan Analisis (Research and Analysis)
Selanjutnya lanskap arsitek membutuhkan rencana dasar tapak dan mengadakan inventarisasi tapak dan analisis. Mengunjungi (survey) langsung ke tapak merupakan hal yang penting untuk melengkapi tahap ini. Mewawancarai pemilik dan menyusun program termasuk bagian dari tahap ini pula.
3. Desain/perancangan (Design)
a. Diagram fungsi ideal (Ideal Functional Diagram), yaitu permulaan dari pembuatan grafis suatu desain. Tujuan dibuat diagram ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan yang paling tepat antara fungsi usulan utama dengan ruang perancangan/desain.
b. Diagram fungsi keterhubungan tapak (Site-Related Functional Diagram), tahap ini mengadopsi hubungan yang telah terbetuk dalam diagram fungsi ideal untuk mengetahui kondisi dari tapak tersebut.
c. Rencana konsep (Concept Plan) merupakan perkembangan langsung menjadi besar dari diagram keterhubungan fungsi tapak. Secara keseluruhan, area terdiri dari diagram fungsi keterhubungan tapak dan membagi semuanya ke dalam beberapa penggunaan yang spesifik pada area tersebut.
d. Studi tentang komposisi bentuk (Form composition study) dalam tahap ini desainer telah setuju dengan rasional, pertimbangan yang praktis dari fungsi dan lokasi. Dengan kata lain desainer telah mampu menyelesaikan masalah.
e. Desain awal (Preliminary Master Plan), dalam desain awal semua elemen desain dimasukan dan dipelajari kesatuan antara satu dengan yang lainnya, gaya grafis semi komplit. Semua elemen desain dipertimbangkan, untuk pertama kalinya, sebagai komponen yang berhubungan dalam keseluruhan lingkungan.
gaya grafis. Walaupun sama memakai gambar tangan tapi memiliki ketepatan bagian-bagian tertentu seperti garis properti, garis bangunan, dan batas dari struktur elemen keras (dinding, lantai, jalan, dek, dan lain-lain).
g. Desain skematik (Schematic Desain), untuk beberapa proyek proses desain dilanjutkan dengan rencana skematik. Pada skala kecil seperti perumahan atau vest-pocket park, rencana induk dan rencana skematik dianggap sama. Namun, pada skala yang besar dengan tataguna lahan yang banyak, desain skematik dipelajari lagi lebih dalam dengan detail yang dalam pula.
h. Design development merupakan tahap terakhir dalam proses mendesain. Dalam tahap ini desainer lebih konsentrasi terhadap detail penampilan dan kesatuan dari material.
4. Gambar-gambar Konstruksi (Construction Drawings)
Dalam tahap ini desainer mempersiapkan gambar-gambar konstruksi. Gambar-gambar tersebut yaitu gambar rencana layout, grading plan, rencana penanaman, dan detail konstruksi dengan spesifikasinya. Semua gambar-gambar tersebut dipersiapkan sebagai komunikasi bagaimana membangun semua elemen dalam proyek.
5. Pelaksanaan (Implementation)
Setelah semua gambar-gambar konstruksi komplit, membuat tawaran yang tersedia. Setelah kontrak ditandatangani, kemudian kontraktor melakukan proses pembangunan dan memasukan desain yang telah dibuat sebelumnya. Meskipun tahap ini biasanya ditangani oleh kontraktor, arsitek lanskap masih tetap boleh untuk memantau tahap pembangunan untuk memberikan saran apabila diperlukan.
6. Evaluasi Setelah Konstruksi (Post-Contruction Evaluation an Maintenance) Proses desain tidak akan pernah selasai begitu saja dalam suatu proyek. Desainer harus mengobservasi dan menganalisis proyek tersebut dari waktu ke waktu untuk melihat bagaimana kerjanya dan perkembangannya seiring dengan perubahan waktu.
Agar berhasil, desain seharusnya tidak hanya kerja bagus dalam kertas tetapi juga dapat dilakukan pembangunan dengan pemeliharaan sepenuhnya dan kualitas tetapi ini juga harus dipelihara sebagaimana mestinya dengan sepenuhnya agar tetap terjaga.
Prinsip-prinsip desain menurut Ingles (2004) yaitu: 1. Balance (keseimbangan)
Keseimbangan adalah sesuatu yang bagus dilihat. Apabila tidak seimbang akan merasa tidak nyaman dalam penglihatan. Terdapat tiga macam keseimbangan yaitu symmetric (simetris), asymmetric (asimetris) dan proximal/distal. Keseimbangan simetris (symmetric balance) adalah keseimbangan yang dapat dilihat pada taman formal. Sisi yang satu merupakan cerminan sisi lainnya, dengan kata lain bentuk antara kanan-kiri, depan-belakang sama. Keseimbangan asimetris (asymmetric balance) merupakan keseimbangan asimetris. Secara visual terlihat berat sebelah pada satu sisi atau komposisi di kedua sisi tidak seimbang, tapi material yang digunakan dapat berbeda dan bermacam-macam. Keseimbangan asimetris lebih berpotensi untuk lebih banyak menarik perhatian pengunjung karena ada dua sisi yang berbeda sehingga dapat lebih di eksplor. Proximal/distal balance adalah asimetris tapi membawanya, lebih lanjut oleh perkakuan dengan kedalam dalam penglihatan. Tambahan dalam menyeimbangkan hubungan antara kanan/kiri dalam komposisi lanskap, dibutuhkan keseimbangan dekat/jauh.
2. Focalization of interest (pusat perhatian)
Segala sesuatu yang di desain dengan baik menjadi ciri sebagai pusat perhatian, satu tempat dalam komposisi dimana mencuri penglihatan pengunjung untuk pertama kalinya. Focal points (pusat perhatian) dapat diciptakan dengan menggunakan tanaman, elemen keras, elemen arsitektur, warna, pergerakan, tekstur, atau kombinasi dari beberapa fitur tersebut.
3. Symplicity (Simpel)
penggunaan banyak spesies, terlalu banyak warna, tekstur, bentuk, kurva, dan sudut dalam area.
4. Rhythm and Line (ritme dan garis)
Ketika terjadi pengulangan terhadap sesuatu dalam suatu waktu dengan adanya standar jarak dan memiliki interval diantara pengulangan tersebut, maka akan terbentuk rhythm (ritme). Garis tercipta ketika material yang berbeda bertemu. Kesatuan dari dua batas suatu material akan membentuk garis pula.
5. Proportion (proporsi)
Proporsi terpusat pada hubungan ukuran antara semua fitur lanskap. Termasuk hubungan vertikal dan horizontal.
6. Unity (kesatuan)
Kesatuan merupakan sesuatu yang paling mudah untuk diukur jika kelima prinsip desain sebelumnya telah dimasukkan ke dalam desain. Sebuah kesatuan desain adalah satu dari banyak bagian yang berkontribusi untuk mengkreasikan desain keseluruhan.
Dahl dan Molnar (2003) membuat prinsip-prinsip sebagai kerangka acuan dalam mendesain, yaitu:
1. Must have a purpose
Desain yang dibuat harus memiliki tujuan yang jelas. 2. Design for people
Desain yang dibuat dapat digunakan oleh manusia, sehingga dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan. Desain yang dibuat dapat berfungsi secara maksimal.
3. Both functional and aesthetic requirements must be met
Funsional dan keindahan harus terdapat dalam suatu desain. Kedua faktor tersebut menyatu sehingga menghasilkan desain yang maksimal dan dapat dinikmati oleh pengguna.
Lebih lanjut Dahl dan Molnar ( menjelaskan proses desain tapak, yang terdiri dari:
Pada tahap survey dilakukan inventarisasi terhadap faktor yang berada di dalam tapak, seperti: elemen konstruksi, sumberdaya alam, kekuatan alam, dan persepsi karakteristik. Inventarisasi dilakukan juga terhadap fungsi yang berada di luar tapak, seperti: pola tata guna lahan, sistem drainase, visual smells and sounds, karakter estetik, utilitas umum di lokasi dan kapasitas jalan
untuk fungsi transportasi. 2. Analisis (Analysis)
Analisis dilakukan untuk menghimpun diagram hubungan diantara faktor-faktor yang menjadi objek inventarisasi.
3. Sintesis (Synthesis)
Sintesis merupakan solusi yang dihasilkan dari proses analisis, hasil tersebut berupa konsep desain (Design concept).
4. Perencanaan akhir (Final plan)
5. Bantuan Komputer (Computer support)
Material perancangan taman menurut Crowe (1981) yaitu land form, plant material, water, sculptural forms, garden boundaries dan ground pattern. Land
form adalah bentukan lahan alami yang merupakan sebuah pondasi bagi setiap lanskap. Material tanaman (plant material) merupakan salah satu media untuk berkreasi dalam merancang suatu taman, selain itu juga dapat memperbaiki iklim mikro. Elemen air berguna untuk menciptakan keseimbangan lingkungan serta memberikan kesejukan. Sculptural form adalah salah satu bentuk seni, biasanya berupa suatu patung atau pahatan yang terbuat dari batu dan berfungsi untuk menghiasi taman dan sculpture ini telah ada sejak zaman Roma. Garden boundaries salah satu elemen penting dalam suatu taman yang berfungsi untuk membatasi area taman dengan area disekitarnya, biasanya berupa pagar yang terbuat dari kayu, beton dan besi atau berupa ha-ha wall atau dengan elemen air. Ground pattern adalah pola yang diterapkan untuk penutup tanah, berupa material
tanaman seperti rumput atau yang terbuat dari perkerasan yaitu pola paving.
Desain Resort
Huffadine (2000) mengemukakan bahwa desain suatu resort di dalamnya mengakomodasi desain yang mewah dan juga ruang-ruang yang glamor sebagai point interest, semua fasilitas yang ada harus memiliki perencanaan yang fungsional, penting, dan juga biaya yang efisien, ditandai dengan sirkulasi yang mudah di akses dan bangunan yang efisien. Sebagian besar resort menonjolkan keunikan arsitekturnya. Resort terbagi ke dalam beberapa kelas sesuai dengan fasilitas yang disediakan.
Pendit (2002) mengemukakan bahwa resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan jogging. Oleh karena itu diperlukan penataan yang semaksimal mungkin agar semua fungsi dapat terakomodasi dan estetika tetap terjaga. Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu.
Resort adalah sebuah tempat yang digunakan untuk bersantai atau untuk rekreasi sebagai salah satu tujuan untuk berlibur (Wikipedia, 2010). Jenis-jenis resort sebagai berikut:
1. Resort at a destination (resort di tempat tujuan wisata)
Terdapat bangunan komersial seperti area rekreasi, situs bersejarah, taman bertema fasilitas permainan atau atraksi wisata lainnya yang dapat bersaing di dalam tempat tersebut.
2. Destination resort (resort sebagai tempat tujuan wisata)
Sebuah resort yang dapat menyediakan fasilitas yang lengkap yang dibutuhkan oleh pengunjung, sehingga pengunjung tertarik untuk datang dan tanpa perlu lokasinya berdekatan dengan tujuan wisata lainnya. Fasilitas yang biasa ditemui yaitu tempat makanan dan minuman, penginapan, fasilitas olahraga, hiburan dan tempat belanja. Hal tersebut dapat membuat pengunjung agar tetap berada di dalam resort.
Resort yang menyediakan fasilitas umum secara lengkap untuk kenyamanan pengunjung. Terdapat biaya tambahan yang telah ditetapkan bagi penggunaan sebagian atau keseluruhan fasilitas yang disediakan oleh resort tersebut. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah penginapan, makan, minuman, berolahraga, dan hiburan.
Huffadine (2000) mengemukakan pembagian resort berdasarkan fungsi, yaitu:
1. Resort Market
Resort market bersifat penting di suatu kota kecil yang terdiri dari banyak
hotel yang berorientasi untuk menuju kenyamanan kota kecil tersebut. Kebanyakan resort market memiliki hubungan saling ketergantungan dengan area sekitarnya, seperti misalnya dengan berbagai macam restoran, tempat hiburan, tempat rekreasi, took-toko eceran, tempat pertemuan dan fasilitas lainnya. Resort market cenderung berubah menjadi tujuan resort yang memerlukan uang lebih pada akhir-akhir ini dan level tempat hunian telah berubah menjadi naik bagi pengunjung untuk melakukan kesenangannya. Mereka berani menambah uangnya untuk liburan mereka dengan lebih memilih tempat tinggal yang dekat dengan atraksi yang terdapat di sekitar resort market tersebut daripada yang memiliki harga tinggi dengan
kelengkapan fasilitas di dalamnya. 2. Resort Destination
Resort destination memiliki banyak kamar tamu, pada umumnya minimal 500
kamar atau lebih dan masing-masing kamar tersebut menyediakan beberapa tingkatan atau kelas yang berbeda dalam hal fasilitas. Resort jenis ini memiliki fasilitas yang lengkap untuk kenyamanan para pengunjungnya seperti restoran, area perbelanjaan, area olahraga, spa, dan tempat hiburan serta tempat pertemuan. Sejak 1946, unit yang terdiri dari rumah-rumah/bungalow dan condominiums menjadi popular sebagai resort destination.
Keuntungan dari resort yang memiliki fasilitas lengkap:
a. Penghasilan resort bertambah jika dalam bentuk resort kompleks, karena jumlah tamu yang dapat ditamoung lebih banyak
c. Seiring dengan perubahan yang dilakukan dalam bidang olahraga dan kenyamanan bagi para tamu resort rata-rata meningkatkan lamanya menginap, jumlah kegiatan pertemuan yang dilakukan di Resort destinations pun meningkat.
Faktor-faktor tersebut berkombinasi untuk merubah perencanaan resort dan teknik operasional serta manajemen. Resort yang memiliki fasilitas lengkap juga memiliki beberapa pengaruh utama dalam hal desain resort tersebut, yaitu:
a. Resort menjadi lebih luas dan lebih banyak komplek b. Ruangan yang lebih besar dalam kamar tamu.
c. Tersedianya system telekomunikasi yang canggih dan terbaru, hal ini penting baik bagi kegiatan operasional resort atau bagi tamu.
d. Standar fasilitas olah raga ditingkatkan dan memiliki perlengkapan olah raga yang baru serta peralatan untuk kesehatan lainnya dan fasilitas rekreasi telah termasuk di dalamnya.
Dalam resort destination terbagi lagi menjadi dua yaitu vacation resort dan casino. Vacation resort yaitu resort yang memiliki ukuran besar atau kecil
yang membedakan atraksi utamanya dan juga fasilitas. Selain itu juga tipe overlap juga dapat dipertimbangkan dan tersedianya fasilitas olahraga baru da
teknologi yang canggih, merupakan suatu konsep yang menyeluruh. Casino biasanya sesuai dengan deskripsi dari resort destination dan banyak memiliki fasilitas. Terdapat restoran, area olahraga, spa dan lain sebagainya.
3. Resort Property
Resort property biasanya lebih kecil dengan hanya memiliki satu atau dua
fasilitas utama. Resort ini tidak memiliki fasilitas yang lengkap, tapi pemilik ataupun menejer dapat dengan bebas menyatakan dan mempromosikan beberapa hotel sebagai sebuah resort.
Konsultan Lanskap
perencanaan ruang terbuka, pembangunan fasilitas rekreasi, dan program sosial sebagai pelayanan kebutuhan rekreasi bagi manusia (Gold, 1980). Menurut Sharky (1994) konsultan adalah seseorang yang menyediakan pelayanan konsultasi dalam fungsi desain dengan menawarkan ide, rekomendasi, saran, dan keahlian untuk harga suatu desain. Konsultasi merupakan aktivitas penyedia saran dalam bentuk informasi, rekomendasi, prosedur atau ide. Dalam pertukaran pelayanan konsultan, klien membayar konsultan dengan sejumlah biaya yang disepakati antara klien dan konsultan untuk memulai suatu pekerjaan berdasarkan spesifikasi dan penjelasan ruang lingkup pekerjaan. Jenis aktivitas konsultasi meliputi riset, investigasi, pendapat, ahli, rekomendasi teknis, analisis dan evaluasi, perbaikan anggaran biaya dan modal atau rencana kesesuaian proyek.
Morrow (1987) mengemukakan bahwa konsultan arsitektur lanskap adalah perusahaan atau organisasi yang bertanggung jawab atas proyek desain lanskap dan memberikan saran kepada klien. Konsultan arsitektur lanskap menyediakan jasa layanan konsultasi dengan memberikan saran dan informasi baik secara umum maupun spesifik kepada klien.
Manajemen Proyek
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumberdaya organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan alat dan sarana untuk menggerakan fungsi, unsur manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem dan pasar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen secara efektif dan efisien (Stoner dan Freeman, 1994).
l k p i C p c p f p d Lette lanskap. Uk kontribusi un Menu paling besar ini terdiri da Conceptual pembanguna concept plan pada Gamba fungsi lingk plan, illust development Gambar 1 Teknik ering yaitu t
kuran, mode ntuk kualitas urut Reid (2 r dalam men ari dua steps
Design yait
an, produk g ns atau sche ar 1. Prelimi kungan, ekon trative sec t plan. Concep Concept Pla k Presentasi teknik penul el dan kual s perencanaa 2002) Design nghasilkan pr s utama yai tu mulai dar gambar yan ematic plans
inary Design
nomi, dan fu tion, persp
pt Plan
an, Function
i Grafis Ars lisan dalam litas dari le an dan keefe n developme
roduk dan ap itu conceptu ri bentuk spa
g dihasilkan s, contoh-con n berisi men
ungsi estetik pective, pre Schematic nal Diagram sitektur Lan dunia teknik ettering ini ektifan komu ent merupaka plikasi tekni al design da
asial dari id n terdiri dar ntoh gambar genai kesatu , biasanya te eliminary p
Fu
Plan
m dan Schema nskap
k khususnya sangat pent unikasi (Reid
an tahap yan ik desain. D an prelimina de desain sam
i functional r tersebut da uan dari selu
erdiri dari pr plan, dan
y t d o c G d t k Reid yang real (s tiga dimens dengan satu overview, pe computer wi
Gambar pot dari suatu b tampak ada kanan atau d
d (2002) me sebenarnya) si. Terdapat u titik hilan
erspektif me ire frames (G
Gamb
ongan adala bentukan ba lah gambar dati tampak b
Gam
ngemukakan dari suatu ru t beberapa
ng, perspek enggunakan Gambar 2).
bar 2 Perspe
ah gambar ir aik berupa b yang dapa belakang (D
mbar 3 Gam
n bahwa pe uang dan ob
macam gam ktif dua titi
kamera dig
ective Drawi
risan baik ir bangunan at at dibuat dar Disqus,2009).
mbar Potonga
rspective dr
bjek yang m mbar persp ik hilang, t gital dan pe
ing (Reid, 20
risan melinta tau lanskap
ri muka/dep .
an (Reid, 200
rawings ad memperlihatk pektif yaitu tampak mat erspektif me 002) ang ataupun (Gambar 3 pan, sampin
02)
m L k 2 P m b 5 Landscape
mengenai d Landscape p
konstruksi d 2002).
Planting pl
memperlihat baik nama l 5).
plan adala desain yang plan biasan daftar tanam
Gam
lan menuru tkan jenis m lokal maupu
ah gambar dibuat oleh nya terdiri d man, judul, d
mbar 4 Lan
ut Reid (20 material tanam
un nama lati
yang di c h desainer u dari the plan directional i
ndscape Plan
002) adalah man yang di innya serta j
cetak sebaga untuk klien n view, gam
indicator, da
n (Reid, 2002
h perencana igunakan be jumlah tanam
ai media k yang beris mbar perspe
an skala (H
2)
Lebih lanjut Reid (2002) mengemukakan pengertian Layout plan yaitu gambar yang menunjukkan lokasi, ukuran, bentuk, dan elemen tipe material yang digunakan untuk membangun suatu lanskap (Gambar 6).
[image:37.612.177.476.438.668.2]Construction detail adalah gambar yang menjelaskan rencana elemen-elemen
[image:38.612.125.492.156.636.2]pembangunan secara spesifik (Reid, 2002), contoh gambar construction detaildapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Construction Detail (Chiara dan Koppelman, 1989)
Presentation plan merupakan hasil kumpulan dari semua proses desain yang
dengan tujuan agar mereka menerima ide desain yang telah dibuat dan untuk mendapatkan komentar atau respon balik mengenai desain tersebut (Reid, 2002).
Gambar 8 Presentation Plan (Reid, 2002)
L k b
Kegi Ltd. yang b kegiatan ma berlokasi di G Loka iatan magan berlokasi di agang fokus Pulau Gaya
Gambar 9 Pe
ME
asi Magang ng dilakukan i Singapura pada satu p , Sabah, Ma
eta Lokasi P (Sumber: w
ETODOLOG
g dan Studi L n di perusaha a, tepatnya proyek yaitu alaysia (Gam Proyek, Pulau www.google GI Lokasi Proy aan Belt Co
di Ann Sia perancanga mbar 9).
u Gaya, Sab emap.com)
yek
ollins Interna ang Hill no an lanskap r
ah, Malaysia
ational Ptd. o.4. Dalam
resort yang
Waktu Magang
Tabel 1 Jadwal dan Kegiatan Magang
21
Metode
Metode magang untuk kegiatan perancangan di Belt Collins International Pte. Ltd. dilakukan dengan cara :
1. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan, terutama pada kegiatan perancangan di studio.
a. Partisipasi aktif dalam perancangan proyek utama yaitu perancangan lanskap resort di Pulau Gaya, Sabah, Malaysia.
b. Partisipasi aktif dalam perancangan lanskap proyek-proyek lainnya selama kegiatan magang. Proyek-proyek tersebut yaitu:
a. Huafa Wei Lan Bao, China
b. Regent Hotel and Residences Bali, Indonesia c. Ritz Carlton Hotel Bali, Indonesia
d. Resort and Residences Koh Samui, Thailand e. Hotel and Resort Siemriep, Cambodia f. Jinmao, China
g. Nitesh Fisher Island Goa, India
2. Wawancara dengan Managing Director, Accociate, Project Manager, Landscape Architect, dan pihak-pihak yang terkait dengan proyek tersebut.
3. Melakukan studi pustaka untuk membantu pengumpulan data pada proses perancangan yang sedang berlangsung, baik melalui buku maupun website yang terkait.
Ruang lingkup pekerjaan magang yang diikuti dalam kegiatan magang ini secara umum, meliputi:
1. Kegiatan Studio
Proses perancangan lanskap Pulau Gaya Resort, Sabah, Malaysia. Selain itu juga mengikuti beberapa tahap perancangan lanskap pada proyek-proyek lainnya.
2. Kegiatan Administrasi Perusahaan
Kegiatan ini mengutamakan tiga hal yang harus dipelajari oleh mahasiswa magang yaitu:
b. Mempelajari sistem kerja dan pembagian kerja yang digunakan dalam perusahaan untuk melakukan proses desain.
c. Mempelajari masalah dan solusi kerja, agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan pemilik dan juga penggunanya.
Data
Bentuk data yang dikumpulkan terbagi menjadi dua macam yaitu meliputi data kelembagaan perusahaan dan data untuk keperluan proyek yang sedang dikerjakan. Data Kelembagaan perusahaan meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, sistem kerja divisi, jadwal kerja, serta bahan, alat dan metode kerja. Data keperluan proyek meliputi dua aspek yaitu aspek kawasan dan aspek sosial. Aspek kawasan terdiri dari letak dan luas, iklim, aksesibilitas, fasilitas dan utilitas serta vegetasi, sedangkan aspek sosial meliputi demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya.
Masing-masing data tersebut dibedakan berdasarkan cara pengumpulan data dan menjadi dua macam data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dengan cara wawancara langsung dengan pihak terkait. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dengan cara studi pustaka. Secara lengkap bentuk-bentuk data yang digunakan diuraikan dalam Tabel 2 untuk data perusahaan dan Tabel 3 untuk data proyek.
Tabel 2 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengumpulan Data Kelembagaan Perusahaan
No. Jenis Data Bentuk Sumber
1. Sejarah perusahaan Data sekunder Studi pustaka 2. Struktur organisasi perusahaan Data primer dan
data sekunder
Wawancara dan studi pustaka 3. Sistem kerja divisi Data primer dan
data sekunder
Wawancara dan studi pustaka
4. Jadwal kerja Data primer dan
data sekunder
Tabel 3 Jenis, Bentuk, Sumber, dan Cara Pengumpulan Data Proyek Magang
No. Jenis Data Bentuk Sumber
1. Aspek Kawasan
a. Letak dan Luas Data primer dan sekunder
Wawancara dan studi pustaka
b. Iklim Data sekunder Studi pustaka
c. Aksesibilitas Data sekunder Studi pustaka
d. Topografi
e. Vegetasi
Data primer dan sekunder Data primer dan sekunder
Wawancara dan Studi pustaka Wawancara dan studi pustaka 2. Aspek Sosial
a. Penduduk / demografi Data sekunder Studi pustaka
b. Sosial ekonomi Data sekunder Studi pustaka
c. Sosial budaya Data sekunder Studi pustaka
Tahapan Kegiatan Magang
Kegiatan magang dilakukan pada perusahaan Belt Colllins International Pte. Ltd. dengan melalui tahapan kegiatan magang sebagai berikut:
1. Persiapan
Meliputi pembuatan usulan magang dan mengurus administrasi dengan Perusahaan.
2. Pengenalan Kelembagaan
Kegiatan pengenalan dilakukan kepada semua staf yang ada di perusahaan Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore serta pengenalan terhadap struktur organisasi perusahaan, sejarah perusahaan, pembagian kerja dan prosedur pengerjaan proyek.
3. Pekerjaan Studio yaitu proses perancangan a. Mempelajari konsep dasar yang telah dibuat
b. Berpartisipasi aktif dalam proses pembuatan preliminary concept design, final concept design,dan design development
d. Berpartisipasi aktif dalam pembuatan art work.
Batasan Magang
Batasan magang adalah sebatas mengikuti tahapan proses pekerjaan perancangan lanskap secara mendetail yang dilakukan oleh perusahaan Belt Collins International Singapore Pte. Ltd. Mengikuti tahapan proses desain pada proyek Resort di Pulau Gaya, Sabah, Malaysia, yakni dari mulai tahap concept design, design development,dan hardscape working drawing. Proses perancangan
dimulai seiring dengan dimulainya kegiatan magang. Mengikuti proses perancangan untuk proyek lainnya yang sedang dikerjakan. Namun, keikutsertaan pada proses perancangan proyek lainnya tetapi hanya ikut serta pada tahap-tahap tertentu saja. Mempelajari Kegiatan administrasi perusahaan yang meliputi struktur organisasi perusahaan, sistem kerja serta mempelajari masalah dan solusi kerja.
KONDISI UMUM LOKASI MAGANG
Sejarah Perusahaan
Belt Collins International Pte.Ltd. (BCI) didirikan di Honolulu pada 1953 oleh Walter K. Collins seorang insinyur teknik sipil dan Robert M. Belt yang merupakan ahli perencanaan. Perusahaan ini telah memiliki lebih dari 450 ahli dan staf pendukung yang bekerja di sembilan kantor cabang yang tersebar dari daratan U.S. sampai ke daerah Asia Pasifik dan Asia Tenggara.
Perusahaan ini menitikberatkan pada pelayanan bidang desain dan telah menyelesaikan lebih dari 16.000 proyek yang tersebar di 70 negara. Kantor cabang BCI tersebar di Honolulu, Seattle, Boulder, Hong Kong, Shenzhen, Singapore, Bangkok, dan Manila.
BCI cabang Singapore didirikan pada tahun 1982 dan kini telah berkembang dengan memiliki staf lebih dari 70 orang dengan 29 orang diantarnya adalah tenaga profesional yang terlatih secara internasional (Anonim, 2009).
Belt Collins International Pte.Ltd., Singapore
Belt Collins International Pte.Ltd., (BCI) Singapore merupakan perusahaan konsultan desain dan perencanaan lanskap yang bertaraf internasional, dengan perusahaan induk terletak di Honolulu Amerika Serikat. Perusahaan konsultan ini terletak di Ann Siang Hill No.4, Singapura. Setiap tahunnya BCI selalu melakukan evaluasi seiring dengan keinginan klien, hal ini diwujudkan dengan penambahan pelayanan di bidang teknik dan perencanaan. Pada tahun 1960, BCI melakukan penambahan pelayanan yaitu bidang arsitektur lanskap dan selanjutnya di bidang lingkungan (Anonim, 2009).
Belt Collins menyediakan pelayanan untuk klien swasta dan umum dengan cakupan layanan yaitu land planning dan master planning, termasuk resort dan community planning. Belt Collins menggabungkan konsep keteknikan, analisis
administration construction sampai tahap akhir evaluasi dan konsultasi
konstruksi. Pelayanan ini mencakup large-scale, landscape master planning, conceptual studies, detail desain dari irigasi penanaman dan hardscape,
pembaruan desain lanskap pada kondisi awal lahan, studi mengenai lingkungan dan visual, desain untuk exterior signage, desain pencahayaan lanskap, desain water feature dan kolam renang, serta program pemeliharaan (Anonim,2009).
Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore menyediakan layanan di bidang arsitektur lanskap, master planning dan desain perkotaan pada sebagian besar hotel premier di Asia, resort, residential, area rekreasi, dan pembangunan infrastruktur. Perusahaan ini telah menyelesaikan proyek-proyek di beberapa Negara yang tersebar di penjuru dunia, diantaranya yaitu di Australia, Bahrain, Bangladesh, Kamboja, Cina, Mesir, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Korea, Laos, Lebanon, Malaysia, Maldives, Maroko, Myanmar, Nepal, Filipina, Arab Saudi, Singapore, Srilanka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam.
Struktur Organisasi dan Sistem Pembagian Kerja
Belt Collins International Pte. Ltd., (BCI) Singapore dipimpin oleh seorang President atau Managing Diretor yang bertugas untuk mengelola keseluruhan perusahaan. Managing Director bertugas menyusun arah, kebijakan, strategi, dan tujuan perusahaan, serta mengejar tujuan itu sendiri dan juga memimpin perusahaan. Tugas lain dari seorang Managing Director adalah berupaya mengelola dan meningkatkan kinerja, memotivasi karyawan, mengenalkan teknologi baru, mengidentifikasi area potensial dan hambatan bagi pengembangan bisnis. Managing Director dibantu oleh tiga orang Vice President atau Director. Vice president membawahi empat orang Associate. Masing-masing associate membawahi project manager .
yang diinginkan sesuai konsep utama, CAD Designer bertugas untuk menuangkan gambar-gambar hasil desain dari landscape architect ke dalam bentuk gambar CAD. Tim Horticulturist dan Graphic bersifat fleksibel dapat membantu semua tim proyek lain dan tidak terikat pada salah satu tim proyek tertentu. Secara umum, struktur organisasi BCI dapat dijelaskan melalui Gambar 10.
Prosedur Pengerjaan Proyek
BELT COLLINS INTERNATIONAL Pte. Ltd., SINGAPORE President /Managing Director
Allen Kerton
Vice President/Director John Anderson
Vice President/Director Gregory Kunak
Vice President/Director Kim Cheong Lam
Associate Peter Chen
Associate Dzaki Mustafi
Associate Chakrit Ounvises
Associate Pang Hui On
Landscape Architect/Designer/Graphic Team /Horticulturist
CADD Designer/Drafter Project Manager
Prosedur Pengerjaan Proyek
Pekerjaan proyek yang dilakukan oleh Belt Collins International (BCI) melalui standar prosedur yang telah dimiliki oleh perusahaan ini. Prosedur tersebut umum dilakukan pada setiap proyek, namun tergantung pada kontrak dan keinginan klien. Proyek-proyek yang ditangani oleh BCI terdiri atas proyek lokal yang terdapat di Singapore dan proyek yang berada di luar Singapore. Pada proyek lokal prosedur yang dilakukan cenderung lengkap sedangkan pada proyek diluar Singapore lebih fleksibel tergantung dari keinginan klien dan kontrak yang telah disetujui. Prosedur yang dilakukan dalam penanganan proyek yang berada di Singapore cenderung lengkap karena biasanya keterlibatan BCI dimulai dari awal dan letaknya yang dekat, sehingga BCI dapat dengan mudah untuk mengontrol proyek tersebut. Namun, pada proyek di luar Singapore BCI jarang terlibat dari awal karena biasanya pekerjaan arsitektur lanskap merupakan pekerjaan lanjutan dari pekerjaan arsitektur bangunan. Standar dari prosedur pekerjaan proyek yang lengkap di BCI dapat dilihat pada Gambar 11.
Berikut ini adalah standar prosedur pekerjaan proyek lengkap yang dilakukan oleh Belt Collins International, Pte. Ltd., Singapore:
1. Mobilization
Mobilization merupakan tahap awal dari proses pekerjaan perancangan.
Pada tahap ini dilakukan pengaturan terhadap semua pihak yang terkait dan menyiapkan crew untuk melaksanakan proses perancangan (Morrow, 1987). 2. Concept Design
Concept design merupakan tahap awal dalam menyusun desain lanskap
secara konseptual dan juga ilustratif. Dalam tahap ini harus menciptakan produk yang mencerminkan konsep yang akan diusung dalam perancangan lanskap. Terdapat dua tahap dalam proses concept design, yaitu preliminary concept design dan final concept design. Preliminary concept design
merupakan tahap awal dari perumusan concept design, dan belum ada revisi dari klien. Final concept design merupakan konsep desain akhir yang telah mengalami revisi-revisi setelah didiskusikan dengan klien, arsitek dan pihaklain yang terkait.
Tahap design development merupakan tahap pengembangan dari tahap concept design, yaitu dengan menambahkan gambar rancangan detail untuk
tahap konstruksi. Dalam design development terbagi atas dua elemen yang di desain yaitu hardscape dan softscape, dan masing-masing elemen tersebut dibagi lagi ke dalam dua tahap yaitu preliminary design development dan final design development. Sama halnya dengan pada tahap concept design yang
terdiri dari dua tahap tersebut, pada tahap preliminary design development pun merupakan tahap awal dari pengembangan concept design yang disertai dengan detail perancangan dan belum disertai adanya perubahan-perubahan yang disebabkan oleh revisi dari pihak-pihak yang terkait. Dalam tahap ini dibuat alternatif-alternatif desain yang akan diusulkan kepada klien. Sedangkan pada tahap final design development adalah tahap akhir dari proses design development yang telah mengalami revisi-revisi setelah mendapat
persetujuan dari klien dan pihak-pihak lain yang terkait. Di dalam design development diteruskan dengan membuat construction detail. Pada tahap ini produk yang dihasilkan adalah berupa gambar-gambar detail disertai dengan dimensi dan juga spesifikasi material yang digunakan. Pada tahap ini merupakan hasil pengembangan lebih lanjut dari tahap design development. Informasi-informasi yang disampaikan dalam construction detail haruslah lengkap, hal tersebut dipersiapkan untuk proses bidding. Construction detail terdiri dari hardscape working drawings dan softscape working drawings. Pekerjaan hardscape working drawings meliputi coordination plan, grading plan, typical details, section, dan elevation. Masing-masing pekerjaan tersebut
4. Implementation
Implementation adalah tahap dimana gambar desain yang telah dibuat akan di
bangun. Dalam tahap ini meliputi tahap bidding. Bidding adalah proses penandatanganan kontrak untuk menjalankan desain yang telah dibuat atas persetujuan dari pemilik atau owner. Proses ini terdiri dari tender interview, calling tender, tender review and evaluation, dan tender report and
recommendation for award.
5. Maintenance
Gambar 11 Standar Prosedur Pekerjaan Proyek Lengkap BCI (Sumber : Belt Collins International Pte. Ltd., Singapore, 2010)
Hardscape Softscape IMPLEMENTATION MAINTENANCE Mobilization DESIGN PROCESS Concept Design Design Development Working Drawings Calling Tender Tender Interview TenderReview and Evaluation
Tender Report and Recommendation for Award
Preliminary Concept Design
Final Concept Design
Alat Kerja
Proses perancangan akan berjalan dengan lancar apabila didukung oleh sistem dan alat serta bahan untuk kerja yang memadai. Belt Collins Pte. Ltd., (BCI) Singapore memiliki sistem, alat dan juga bahan yang lengkap. Dengan kualitas yang canggih, sehingga dapat mempermudah dan mempercepat waktu kerja. Alat kerja yang digunakan adalah komputer, mesin photo copy dan scanner, telepon, alat penjilid, plotter, meja gambar berbagai macam kertas (trashing paper, plain paper, art paper dan bloom paper) dan stationary (berbagai jenis
pensil, pensil warna, penghapus, berbagai jenis penggaris, penggaris skala, drawing pen, template, penghapus, plester dan marker), pada Gambar 12.
Terdapat meja gambar pada setiap tim. Meja gambar tersebut dapat digunakan oleh setiap karyawan yang tergabung dalam timnya. Dalam proses menggambar manual setiap karyawan di fasilitasi stationary, yaitu alat menggambar lengkap yang terdiri dari pensil gambar, berbagai macam penggaris, scale ruler (penggaris skala), drawing pen berbagai macam ukuran dan warna,
penghapus, trashing paper, pensil warna, dan marker. Setiap tim memiliki satu set marker.
Pada library yang biasa dipakai sebagai meeting room terdapat media untuk teleconference. Alat ini digunakan ketika berhubungan dengan klien yang berada di luar Singapore. Ruangan ini dilengkapi dengan speaker dan web cam untuk memberi kenyamanan pada pengguna dan agar kegiatan meeting berjalan dengan efektif tanpa adanya gangguan komunikasi yang menyebabkan terjadinya kesalah pahaman.
Belt Collins telah memiliki peralatan yang lengkap untuk menyelesaikan semua pekerjaan. Menurut Reid (2002) peralatan yang digunakan untuk proses pekerjaan membuat gambar desain terdiri dari:
a. Pensil mekanik
b. Pensil dengan ketebalan berbeda
Pensil HB untuk menggambar dengan hasil yang lebih tebal atau untuk member tekstur. Pensil H medium memiliki peranan penting dalam setiap tujuan dalam menggambar, sesuai untuk lettering. Pensil 2H medium sampai hard bagus untuk garis layout dan memiliki ketelitian yang bagus untuk bekerja., namun agak sulit untuk di hapus tetapi tidak akan menimbulkan bekas hapusan. Pensil 4H hard digunkan untuk membuat garis bantu dan garis tipis untuk layout. Pensil jenis ini juga digunakan untuk membuat titik yang sangat tajam.
c. Penggaris
Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus. Penggaris segitiga digunakan untuk membuat garis lurus dengan berbagai macam arah.
d. Jangka
Jangka digunakan untuk membuat lingkaran dan lengkungan dengan berbagai macam ukuran.
e. Template
Template digunakan untuk memudahkan pekerjaan menggambar. Membuat lingkaran dengan berbagai macam ukuran. Terdapat berbagai macam bentuk seperti segi tiga, segi empat, segi panjang, segi lima, segi enam, segi delapan dan sebagainya.
Penghapus yang digunakan terbuat dari jenis karet yang bagus sehingga tidak menimbulkan bekas hapusan.
g. Erasing sield
Alat ini berupa papan kecil yang terdiri dari lubag-lubang dengan berbagai macam bentuk, digunakan sebagai pembatas dalam proses menghapus garis yang salah.
h. Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan permukaan kertas kerja. i. Skala
Penggaris skala digunakan untuk memudahkan dalam membuat skala. Penggaris skala tersedia dalam berbagai jenis ukuran.
j. Drafting tape
Drafti