• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Primadesta Laraningtyas Jati

051324014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i  

PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Primadesta Laraningtyas Jati

051324014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Januari 2010 Penulis,

(6)

v  

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Primadesta Laraningtyas Jati NIM : 051324014

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI NDONESIA TAHUN 1995-2005” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian saya buat pernyataan ini dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Januari 2010

Yang menyatakan

(7)

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan 

bertekunlah dalam doa!!! 

(Roma 12:12)   

Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis­habisnya rahmat­Nya 

(Rat 3:22)   

Jangan takut, sebab Allah menyertai engkau, jangan bimbang, sebab 

Aku ini Allahmu, Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong 

engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kananKu yang 

membawa kemenangan. 

(Yes 41:10)   

Mintalaah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan 

mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena 

setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, 

mendapat dan setiap orang yang yang mengetok, baginya pintu 

dibukakan. 

(8)

vii  

 

(9)

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Theresia sehingga atas kehenda-Nyalah penyusunan skripsi yang berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI TAHUN 1995-2005” dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis sangat menyadari bahwa tanpa bantuan dari beberapa pihak, penyusunan skripsi ini kurang berjalan lancar. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis sangat ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria dan Santa Theresia buat rahmat dan kasih-Nya yang telah dianugerahkan.

2. Bapak Drs. T. sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Ekonomi dan Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dari seminar penelitian hingga akhir penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi

Pendidikan Ekonomi sekaligus Dosen Pembimbing I yang dengan seksama memberikan arahan dan waktu untuk membimbing sehingga penyusunan skripsi ini dapat berjalan baik.

5. Bapak Drs. P.A. Rubiyanto selaku dosen tamu yang memberikan saran dan arahan dengan sabar dalam skripsi ini.

6. Seluruh Dosen yang sudah berbagi ilmu: Pak Yoni, Pak Markiswo, Bu Wigati, Pak Joko, Bu Rishe, Pak Singo, Pak Banyu, Pak Herry Mardjo, Pak Supriyanto, Pak Masidjo (Alm), Bu Pri, Bu Lucia, Pak Rio, Romo Spillane, Pak Adimassana, Bu Indah, Bu Cornel, Bu Prem, Pak Pur dan semua dosen yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

7. Mbak Titin yang selalu membantu dan melayani selama menjalankan pendidikan di Program Studi Pendidikan Ekonomi. Maaf ya mbak ngrepoti terus…

8. Keluargaku: Ibuku (Bu Mer), Bapak, adik2ku: Ocaiyo & Puput makasih ya buat support, doa, pengorbanan dan perjuangan kalian selama ini. Aku bahagia mempunyai keluarga yang sempurna ini.

9. Mbah Jarwanto, Mbah Wiro Kakung, Dik Tetra & Dik Dania terima kasih doa kalian dari atas sana.

10.Seluruh Keluarga besarku: Simbah Putri, Simbok, Mbokde Sup-Pakde Dal, Le Ano-Bulik Mar, Om Agus-Le Atin, Le Wah-Bek Tun, Le Man-Bulik Rin, Le Min-Man-Bulik Sisca, Le Ratno-Le Tri atas doa dan semangatnya. Sepupuku : Mbak Rini-Yuni, Anna-Nandya, Panji-Bayu, Eko-Ari-Aldi-Rahma, Ryan-Dimas, Dion, Jihan atas senyum, keramahan dan kehangatannya.

(10)

ix  

meninggalkanku gpp…akhirnya aku bisa…Hehe…

12.Temen2 seperjuanganku : Mery, Kiki, Ita, Tina, Rinto, Ignatius, Anton, Jojo, Bambang, Ari, Munayen, Lia, Hendri, Bina, Dwi makasih ya mau nemenin nunggu dosen kalo lagi mau bimbingan. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita semua kawan….

13.Mas Whisnu yang rela mengorbankan judulnya buat aku, mas aku lulus duluan ne… Kapan kamu nyusul???? Ayo skripsimu cepet digarap ra mung golek duit wae…

14.Buat temen2 yang udah mau berbagi canda tawa denganku: Temen2 mahasiswa Tutor dari Mimika, Pegunungan Bintang dan Kutai Timur (Sieki, Obeth, Ari, Theo, Dola dan semuanya), Temen2 Tentor: Citra, Zhu, Rinda, Lia, Tresno dan Rini. Temen2 angkatan 2006: Penti, Momon, Jalu, Ditya, Aan semuanya deh…. Mas Hendra, Mbak Yus, Mbak Kresen, Mbak Melda, Mbak Santi, Mbak Neni, Mas Istadi, Mas Yosti, Sigit, Mbak Kristin, Mbak Is… Makasih ya makasih…

15.Teman dan Sahabatku kalo di rumah : Mbak Endri (makasih ya mbak en…udah nemenin di saat susah senangku, terlebih saat2 pentingku dapat gelar Sarjana pokok’e sukses terus buat kamu), Mas Antok, Mbak Esti, Amat, Sidik, Jugil, Mas Wawan, Eta, Aan, Dani, Bethet dan siapapun yang pernah ngajak aku maen (hehe…) Makasih ya udah mau tak repotin, terima kasih buat petemanan kita selama ini, semoga kita bisa menjadi teman selamanya….

16.Sahabat2ku kalo pas koor : Ratna, Gonel, Yudi “kakak”, Baud, Mei, Evan, Sus, Mas Wawan, Mas Reny, Mas Teguh, Mbak Elin, Sunu, Arum, Mbak Yana, Brigitta, Om Agus, Febry, LehoR, Gendruk, Davit, Bowo, Pandu, Gondrong, Daniel, Ucup pokoke Mudika Ignatius, Perpetoa Choir, Cornelis, Dirgantara kabeh yang ga bisa disebutin satu-satu. Makasih ya aku diajakin latihan koor, senengnya bisa mengenal dan belajar banyak dari dan dengan kalian…

17.Ibu2 Lingkungan Theodorus yang selalu mendoakan dan mensupport saya. 18.Teman2 PPL Plus (Mas Whisnu, Mbak Tanti, Mbak Vitri, Acong, Pandu, Mbak Dwi, Dion, Bowo dan Wahyu, Heny serta Lelly) thanks buat doa dan smangatnya…

19.Buat “dia” yang dikirimkan Tuhan padaku….. Buat mereka yang sudah datang dan pergi mengisi hidupku… Makasih ya buat suka-duka yang pernah kalian berikan padaku….

20.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih buat doa dan bantuannya selama ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Tuhan sehingga masih perlu dikaji dan dikembangkan secara lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

(11)

Halaman

Halaman Judul ………... i

Lembar Persetujuan ……….. ii

Lembar Pengesahan ……….. iii

Pernyataan Keaslian Karya ………. iv

Pernyataan Persetujuan Publikasi ……….. v

Motto ………. vi

Persembahan ………... vii

Kata Pengantar ……….. viii

Daftar Isi ………. x

Daftar Tabel ………... xii

Abstrak ……….. xiv

Abstract ……….. xv

BAB I PENDAHULUAN………...………….…… 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Batasan Masalah……… 5

C. Rumusan Masalah………..………... 6

D. Tujuan Penelitian……….….. 6

E. Manfaat Penelitian………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 8

A. Deskripsi Teori……….………. 8

(12)

xi  

3. Pengertian Pertanian……… 11

4. Kebijakan Perberasan Nasional……….. 12

5. Arti Penting Tanaman Padi………..……… 15

6. Manfaat Padi Bagi Kehidupan Manusia……….. 16

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi……….. 16

a. Iklim ………... 16

1) Curah Hujan……… 17

2) Temperatur (Suhu)……… 17

3) Tinggi Tempat……… 17

4) Sinar Matahari……… 18

5) Angin ………. 18

6) Musim ……… 18

b. Pupuk……… 19

c. Luas Areal Tanam (Sawah) ..……….. 24

d. Petani ……….. 25

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan……… 26

C. Kerangka Berpikir……… 27

D. Hipotesis ……… 30

BAB III METODE PENELITIAN……… 31

A. Jenis Penelitian……….. 31

B. Jenis Data dan Sumber Data……….. 31

(13)

E. Teknik Analisis Data……….. 34

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 45

A. Analisis Data ………. 45

1. Pengujian Prasyarat Regresi ……… 45

a. Pengujian Normalitas ……… 45

b. Pengujian Linearitas ………. 48

2. Pengujian Asumsi Klasik ……… 49

a. Uji Multikolinearitas ………. 49

b. Uji Heterokedastisitas ……… 51

c. Uji Autokorelasi ……… 53

3. Uji Statistik ………. 53

a. Uji F ……….. 54

b. Uji T ……….. 55

c. Uji R2 ………. 58

B. Pembahasan ………... 59

BAB V PENUTUP………... 70

A. Kesimpulan ………... 70

B. Saran ………. 71

(14)

xiii  

Tabel I.1 Luas sawah irigasi ………... 3

Tabel II.1 Sumbangan sektor pertanian terhadap PDB ………... 12

Tabel IV.1 Descriptive statistic ……….. 45

Tabel IV.2 Hasil uji normalitas ……… 46

Tabel IV.3 Hasil uji linearitas ………. 48

Tabel IV.4 Hasil uji multikolinearitas ………. 49

Tabel IV.5 Hasil uji hetesrokedastisitas ……… 51

Tabel IV.6 Hasil uji autokorelasi ………. 53

Tabel IV.7 Hasil uji F ………. 55

Tabel IV.8 Hasil uji t ……….. 56

Tabel IV.9 Hasil uji R2 ……… 58

Tabel IV.10 Luas areal tanam dan produksi padi ……… 59

Tabel IV.11 Jumlah petani dan Produksi padi ………. 61

Tabel IV.12 Curah hujan dan produksi padi ………. 64

Tabel IV.13 Konsumsi pupuk urea dan produksi padi………. 65

(15)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI INDONESIA TAHUN 1995-2005

Primadesta Laraningtyas Jati Universitas Sanata Dharma

2010

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengaruh luas sawah terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 2) pengaruh jumlah petani terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 3) pengaruh curah hujan terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005, 4) pengaruh penggunaan pupuk urea terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005 dan 5) pengaruh penggunaan pupuk NPK terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dari data dokumentasi arsip-arsip dalam bentuk time series. Sumber data diperoleh dari: Badan Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), Bank Indonesia serta literatur lain yang mendukung. Metode yang digunakan untuk menganalisis data penelitian adalah menggunakan model regresi linear berganda.

(16)

xv  

FACTORS THAT INFLUENCE PADDY PRODUCTION IN INDONESIA IN 1995-2005

Primadesta Laraningtyas Jati Sanata Dharma University

2010

The purpose of this research is to know: 1) the influence of large planting paddy area towards paddy production in Indonesia in 1995-2005, 2) the influence of the numbers of farmers towards paddy production in Indonesia in 1995-2005, 3) the influence of rainfall towards paddy production in Indonesia in 1995-2005, 4) the influence of Urea fertilizer used towards paddy production in 1995-2005 and 5) the influence of NPK fertilizer used towards paddy production in 1995-2005.

The technique to collect data in this research come from files data in time series. The data resource comes from: Statistic Centre Board, The Association of Indonesian Fertilizer Producers and Indonesian Bank. The method used to analyze this data of research is double regression linear model.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sektor pertanian di negara Indonesia merupakan salah satu sektor yang cukup tangguh, karena pada tahun 1984 sampai dengan 1995 negara ini mampu mencapai swasembada pangan. Namun demikian, peranan sektor pertanian dalam usaha menggerakkan perekonomian selalu ditempatkan sebagai sektor penunjang industri dan diposisikan dalam menyediakan bahan pangan serta bahan baku industri yang berharga murah.

Sektor pertanian pada saat ini menjadi sorotan karena beberapa alasan. Pertama, pertanian merupakan sektor yang bertanggung jawab menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, sehingga eksistensinya mutlak diperlukan. Kedua, sektor pertanian ikut menyediakan bahan-bahan baku bagi sektor industri sehingga proses produksi dapat terus berlangsung. Ketiga, sektor pertanian turut memberi kontribusi meningkatkan devisa negara melalui komoditasnya yang dapat diekspor. Keempat, pertanian merupakan sektor yang menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja pedesaan. Mengingat pentingnya sektor pertanian, sudah seharusnya jika usaha pengembangan sektor tersebut khususnya masyarakat petani diprioritaskan penanganannya (Marshus, B. Y, 1995).

(18)

 

hidup masyarakat. Disamping itu, sumberdaya bahan (dan perairan) sebagai basis kegiatan sektor pertanian semakin terdesak oleh kegiatan ekonomi lainnya, termasuk permukiman dan transportasi. Selain masalah lahan, produksi komoditas pangan juga mengalami masalah dan tantangan dalam bidang teknologi, SDM, kegiatan hulu dan hilir, kesejahteraan masyarakat baik produsen maupun konsumen, sistem pasar domestik hingga global.

Guna meningkatkan produksi pertanian dan meningkatkan taraf hidup petani berbagai usaha telah dilaksanakan oleh pemerintah, yang dimulai dari tahun 1967-1978, di mana sektor pertanian tumbuh sekitar 3,39 persen. Usaha-usaha tersebut antara lain adalah melalui 3 kebijakan yang ditepakan, yaitu: intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi (Arifin, 2004:5). Intensifikasi merupakan kegiatan meningkatkan produksi pertanian melalui penggunaan teknologi biologi dan kimia, yaitu pupuk, benih unggul, pestisida, dan herbisida serta penggunan teknologi mekanis seperti traktorisasi dan kombinasi manajemen air irigasi dan drainase. Ekstentifikasi adalah perluasan areal yang mengkonversi lahan tidak produktif menjadi areal persawahan dan pertanian lain. Sedangkan yang dimaksud diversifikasi ialah penganekaragaman usaha pertanian untuk menambah pendapatan rumah tangga petani.

(19)

semakin langkanya ketersediaan sumberdaya air untuk pertanian, dan global

warming. Permasalahan yang pertama adalah konversi lahan pertanian ke

lahan non pertanian, terutama lahan pertanian di Jawa. Berdasarkan data dari BPS selama periode 1990-1995, jumlah lahan pertanian subur di Jawa yang berubah fungsi mencapai 70.360 hektar (ha), sedangkan berdasarkan survei Bank Dunia menyebutkan 3.4 juta ha lahan beririgasi untuk padi di Jawa sudah dialihfungsikan. Permasalahan kedua yaitu semakin langkanya sumberdaya air untuk pertanian, karena persaingan dengan aktivitas ekonomi lainnya, disamping rendahnya efisiensi manajemen pemanfaatan air dan kepedulian terhadap lingkungan. Karena menurunnya anggaran dana sejak pertengahan tahun 1980-an membuat jaringan irigasi merosot. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian, luas sawah dan lahan irigasi di wilayah Indonesia mengalami penurunan. Berikut ini adalah tabel luas sawah irigasi sederhana di Pulau Jawa dan di Indonesia:

Tabel I.1 Luas sawah irigasi di Pulau Jawa dan di Indonesia

Sumber : Data Penting Padi, 2007

Permasalahan ketiga adalah Global warming atau pemanasan global, yaitu naiknya suhu di permukaan bumi karena adanya efek rumah kaca dan hal ini akan mengakibatkan suhu di permukaan bumi semakin meningkat,

Tahun Jawa (Ha) Luar Jawa (Ha) Indonesia (Ha)

2000 656.381 1.018.930 1.675.248

2001 642.222 998.669 1.640.891

2002 615.389 971.564 1.586.953

2003 606.360 1.151.912 1.758.280

(20)

 

cuaca yang selalu berubah-ubah, dan menimbulkan berbagai macam penyakit. Cuaca yang selalu berubah-ubah sangat tidak bagus untuk kondisi pertanian, khususnya tamanan padi.

Tanaman padi dapat hidup dengan baik di daerah berhawa panas dan mengandung banyak uap air, atau padi dapat hidup dengan baik di daerah beriklim panas yang lembab. Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang cukup baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500-2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi (Prasetyo, 2002: 46).

(21)

Sumberdaya manusia (SDM) adalah salah satu faktor produksi yang penting dalam proses produksi. Tanpa SDM tidak akan ada proses produksi, karena SDM adalah pelaku produksi itu sendiri. Dalam bidang pertanian, petani adalah pelaku utama produksi padi. Mereka bekerja dari sebelum proses produksi (menyiapkan lahan) sampai produksi berakhir (panen). Selain itu, petani juga mengetahui cara bercocok tanam yang baik dan benar.

Tanah adalah faktor kunci dalam pertanian, karena tanah merupakan wahana tumbuhnya berbagai tanaman. Untuk menanam padi diperlukan suatu areal yang disebut sawah. Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, dapat ditanami padi dan palawija / tanaman pangan lainnya (Pustaka Deptan, 2002). Areal tanam yang luas akan menghasilkan padi yang lebih banyak, disamping dibantu dengan menggunakan teknologi pertanian dan cara bercocok tanam yang baik dan benar.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi padi di Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik mengambil judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI DI INDONESIA TAHUN

1995-2005”.

B. Batasan Masalah

(22)

 

Indonesia, curah hujan mempengaruhi produksi padi di Indonesia, penggunaan pupuk urea mempengaruhi produksi padi di Indonesia, penggunaan pupuk NPK mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah luas areal tanam (sawah) mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

2. Apakah jumlah petani mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

3. Apakah curah hujan mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

4. Apakah penggunaan Urea mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

5. Apakah penggunaan NPK mempengaruhi produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh luas areal tanam (sawah) terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

(23)

3. Untuk mengetahui pengaruh curah hujan terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

4. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan Urea terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

5. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan NPK terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Indonesia. 2. Bagi Akademis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah bahan bacaan dan pengetahuan dalam bidang pertanian.

3. Bagi Umum

(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Sejarah Pertanian Dunia

(25)

Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda.

Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun (Sejarah Pertanian, 2000).

2. Sejarah Pertanian di Indonesia

(26)

 

mengembangkan ekonomi ekspor barang pabrik dan Belanda ingin mengembangkan perdagangan dunia maka, Belanda berusaha merangsang pasaran yang luas untuk barang-barang pertanian Indonesia yang laku di pasaran dunia. Mereka menerapkan stuktur ekonomi dualistik untuk rakyat pribumi. Dalam sistem dualistik ini nampak pada sektor ekspor dan sektor domestik. Pada sektor ekspor terdapat kapitalisme administratif, yaitu suatu sistem di mana pemegang modal (orang-orang Belanda) yang mengatur harga penjualan dan upah, mengontrol output serta mendiktekan proses produksi. Sedangkan dalam sektor domestik yang terdiri dari pertanian unit keluarga, industri kecil dan perdagangan domestik berskala kecil. Para petani pribumi yang semula mengusahakan padi dan bahan makanan pokok harus mengganti tanamannya menjadi tamanan perkebunan yang sedang naik harganya di pasaran dunia. Tanah pertanian subsisten pangan semakin mengecil dan akibatnya produksi pangan semakin mengecil jumlahnya.

(27)

dikarenakan pada UUPA No. 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang bersangkutan dengan ketentuan Landreform, yaitu ketentuan mengenai luas maksimum-minimum hak tanah dan pembagian tanah kepada petani tak bertanah. Sejak pelaksanaannya, 24 September 1960 para petani mempunyai kekuatan hukum untuk memperjuangkan haknya atas tanah, melakukan pembagian hasil yang adil dan mengolah tanahnya demi kemakmuran.

Setelah pemerintahan Orde Lama runtuh, diterapkan upaya radikal reforma agraria dengan disahkan dan diterapkanya berbagai undang-undang seperti UU Penanaman Modal Asing, UU Pertambangan dan UU Kehutanan semakin memerosotkan akses rakyat terhadap sumber-sumber agraria yang menjadi alat produksi paling penting bagi usaha tani tanaman pangan rakyat. Bersamaan dengan itu pemerintah Orde Baru juga mengembangkan kebijakan sentralisasi pengelolaan desa yang dilakukan dengan melakukan pengaturan-pengaturan berkaitan dengan kedudukan desa yang berarti merampas otonomi desa (Witoro, 2008).

3. Pengertian Pertanian

(28)

 

budi daya (tumbuhan maupun hewan). Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani.

Usaha pertanian memiliki dua ciri penting: (1) selalu melibatkan barang dalam volume besar dan (2) proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi.

Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto.

Berikut ini adalah tabel sumbangan sektor pertanian terhadap PDB di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya:

Tabel II.1 Sumbangan Sektor Pertanian Indonesia terhadap PDB

Sumbangan terhadap PDB Berdasarkan Lapangan Usaha Tahun Pertani

(29)

4. Kebijakan Perberasan Nasional

Berdasarkan data Susenas beras menjadi bahan pangan pokok 95% penduduk Indonesia dan menyumbang konsumsi energi dan protein lebih dari 55%. Konsumsi perkapita beras penduduk Indonesia terus meningkat, misalnya antara tahun 1971-2004 meningkat dari sekitar 105 menjadi 128 kg/kapita/tahun. Usaha tani padi juga memberikan kesempatan kerja dan pendapatan bagi jutaan rumah tangga pedesaan. Pada tahun 2002, sekitar 23 juta dari total 52 juta keluarga di Indonesia terlibat proses budidaya padi.

(30)

 

kesenjangan akses tanah. Program yang cukup berhasil saat itu, yakni program Swa Sembada Bahan Makanan pada tahun 1963/4 yang diwujudkan melalui penyelenggaraan pusat-pusat intensifikasi yang juga menjadi pusat bimbingan Koperasi Produksi Pertanian. Program DEMAS (Demonstrasi Massal) ini dianggap sukses sehingga diperluas 15 kali lipat. Setelah diambil alih oleh KOTOE pada Agustus 1965, program itu disebut BIMAS (Bimbingan Massal) Nasional dan diperluas menjadi 150.000 hektar lahan di pulau Jawa dan luar Jawa (Witoro, 2008).

(31)

saat itu juga realtif stabil. Namun setelah tahun 1984, dukungan pembangunan perberasan nasional semakin berkurang. Pembangunan nasional diarahkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri. Sebagai akibatnya produksi padi tidak pernah dapat memenuhi kebutuhan nasional dan menyebabkan Indonesia kembali menjadi importir beras. Impor besar-besaran kembali dilakukan tahun 1995 sebesar 3 juta ton.

Ketiga, jaman liberalisasi pertanian pada tahun 1998. Tahun 1998 merupakan tahun penting bagi sejarah perberasan nasional. Banjir yang sebagai akibat “El-Nino” menyebabkan produksi padi merosot sekitar 4-5 persen. Pada saat yang sama terjadi krisis ekonomi yang membuat banyak penduduk kehilangan pekerjaan serta pendapatannya menurun sehingga tingkat kemiskinan meningkat tajam. Dalam situasi itu datang saran IMF (International Monetery Fund) untuk meliberalisasi sektor pertanian. Liberalisasi pertanian diwujudkan dengan menghapus berbagai instrumen kebijakan beras seperti subsidi input, monopoli Bulog dan subsidi lainnya.

5. Arti Penting Tanaman Padi

(32)

 

bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah digantikan oleh bahan makanan yang lain.

Keadaan pangan di suatu daerah dapat menjadi tidak stabil apabila antara kebutuhan dan penyediaan tidak seimbang. Hal ini akan mendorong para petani untuk tidak giat mengerjakan sawahnya, ditanami padi.

Pada umumnya orang cenderung membelanjakan sebagian uangnya untuk membeli kebutuhan pokok tersebut. Besar kecilnya uang yang dibelanjakan untuk membeli beras tergantung kebiasaan dan tingkat sosial ekonomi mereka. Semakin tinggi sosial ekonomi seseorang, semakin besar kecenderungan memanfaatkan beras sebagai makanan pokok.

6. Manfaat Padi Bagi Kehidupan Manusia

Padi adalah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat yang cukup bagi manusia, sebab di dalamnya terkandung bahan-bahan yang mudah diubah menjadi energi. Oleh karena itu, padi disebut juga makanan energi. Menurut Collin Clark Papanek :

nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah 1821 kalori. Apabila kebutuhan tersebut disetarakan dengan beras, maka setiap hari diperlukan beras sebanyak 0,88 kg.

(33)

vitamin. Disamping itu beras mengandung beberapa unsur mineral, antara lain: calsium, magnesium, sodium, fosfor dan lain sebagainya.

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi

a. Iklim

Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas dan banyak mengadung air. Dengan kata lain, padi dapat hidup baik didaerah beriklim panas yang lembab. Pengertian iklim menyangkut curah hujan, temperatur, ketinggian tempat, sinar matahari, angin dan panas.

1) Curah hujan

Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi (Omysoa, 2008).

2) Temperatur (Suhu)

(34)

 

Indonesia pengaruh suhu tidak terasa sebab suhunya hampir konstan sepanjang tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap tanaman padi yaitu kehampaan pada biji (Raharja, 2002).

3) Tinggi Tempat

Menurut Junghung (Omysoa, 2008) hubungan antara tinggi tempat dengan tanaman padi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu: pertama di daerah antara 0 - 650 meter dengan suhu antara 26.5o C – 22.5o C termasuk 96% dari luas tanah di Jawa, cocok untuk tanaman padi. Kedua, di daerah antara 650 – 1500 meter dengan suhu antara 22.5o C _ 18.7o C masih cocok untuk tanaman padi.

4) Sinar Matahari

Tanaman padi memerlukan sinar matahari. Hal ini sesuai dengan syarat tumbuh padi yang hanya dapat hidup di daerah berhawa panas. Disamping itu, sinar matahari diperlukan untuk berlangsungnya proses fotosintesa terutama pada saat tanaman berbunga sampai proses pemasakan buah. Proses pembuangan dan pemasakan buah berkaitan erat intensitas penyinaran dan keadaan awan.

5) Angin

(35)

penyerbukan dan pembuahan. Tetapi angin juga berpengaruh negatif, karena penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau jamur dapat ditularkan oleh angin dan apabila terjadi angin kencang pada saat tanaman berbunga, buah dapat menjadi hampa dan tanaman roboh. Hal ini akan lebih terasa lagi apabila penggunaan pupuk N berlebihan, sehingga tanaman tumbuh terlalu tinggi.

6) Musim

Musim berhubungan erat dengan hujan yang berperan di dalam penyediaan air dan hujan dapat berpengaruh terhadap pembentukan buah, sehingga sering terjadi bahwa penanaman padi pada musim kemarau mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari pada penanaman padi pada musim hujan dengan catatan apabila pengairan baik.

b. Pupuk

Tanaman padi memerlukan makanan (hara) untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung pada setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang diperlukan tanaman, dinamakan pupuk.

(36)

 

baik dalam proses pertumbuhan ataupun produksi sebab: pupuk adalah sebagai cadangan makanan, pupuk untuk pertumbuhan tanaman, pupuk untuk mempertahankan kehidupan tanaman dan pupuk untuk proses produksi.

Pupuk yang biasa digunakan oleh petani berupa pupuk alam (pupuk organik) dan pupuk buatan (pupuk anorganik);

a) Pupuk Alam (pupuk organik)

Pupuk alam meliputi pupuk yang berasal dari kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman, baik yang berasal dari tanaman padi seperti jerami maupun bahan yang berasal dari tanaman lain, misalnya pupuk hijau. Pupuk dari kotoran hewan sering disebut pupuk kandang, sedangkan sisa tanaman dapat dikomposkan atau langsung dibenamkan terlebih dahulu. Disamping itu tanaman pupuk hijau dapat dibenamkan untuk menambah kesuburan tanah, walaupun kadar hara yang dimiliki redah namun tetap diperlukan terutama untuk memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi subur.

(1) Waktu dan cara penggunaan

(37)

yaitu dengan cara dibenamkan ke dalam tanah pada saat pengolahan tanah.

Sedangkan sisa-sisa tanaman dan pupuk hijau hendaknya diberikan jauh hari sebelumnya sebab sisa-sisa tanaman tersebut memerlukan waktu untuk proses pembusukan. Pembenaman jerami sebaiknya 2-4 minggu sebelum tanam. Hal ini juga dapat dilakukan pada saat dilakukan pengolahan tanah. Disamping itu jerami dapat dikomposkan terlebih dahulu, kemudian setelah jadi kompos dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

(2) Jumlah pupuk yang digunakan

Pupuk kandang diberikan sebagai pupuk dasar untuk menjaga kesuburan tanah-sawah diperlukan 5 ton/Ha atau lebih. Sisa tanaman yang berupa jerami sebaiknya tidak dipangkas habis, sebab sebagian unsur hara yang telah diserap dan ada didalam jerami harus dikembalikan lagi ke dalam tanah. Setiap 1 ton jerami padi yang telah dikomposkan dapat memberikan 22 kg unsur N dan 43 K2O

serta unsur hara lainya. (Satoto, dkk, 2008). b) Pupuk Buatan (pupuk anorganik)

(38)

 

hilang terserap oleh pertanaman sebelumnya, tercuci oleh aliran air atau bereaksi dengan unsur kimia lain.

Pupuk buatan juga dapat berfungsi menambah hara pada lahan miskin hara terutama unsur hara pokok yang biasa diserap tanaman dalam jumlah besar (Budiyono, 2008).

Tanaman padi memerlukan unsur hara makro dan unsur hara mikro. Usur hara makro ini diperlukan oleh tanaman dalam jumlah besar. Peranan pupuk buatan adalah menyediakan kebutuhan hara dalam waktu yang relatif singkat.

Pada umumnya petani mempergunakan pupuk buatan yang memiliki jenis pupuk tunggal, seperti UREA, ZA, TSP, KCL dan lain-lain. Disamping itu pada masa sekarang ini telah beredar pupuk campuran atau pupuk majemuk. Pupuk majemuk mengandung 2 unsur hara atau lebih seperti: rustica, nitrofoska,

amofoska dan sebagainya. Salah satu contoh pupuk majemuk

adalah Pupuk NPK.

(39)

perkembangan dan produksi padi adalah sebagai berikut: meningkatkan hasil panen (jumlah gabah per malai), menambah kekuatan dan mengurangi potensi kerobohan, meningkatkan jumlah anakan, ukuran dan berat bulir padi (gabah), meningkatkan respon (penyerapan) hara N dan P, meningkatkan fungsi stomata untuk mengontrol iklim sehingga lebih toleran terhadap perubahan iklim dan meningkatkan daya tahan terhadap penyakit akar maupun daun (Raharja, 2002).

Pupuk biasa digunakan dengan memperhatikan tahap pertumbuhan tanaman padi. Pada tahap tanaman padi sedang giat mengadakan pertumbuhan vegetatif maka peranan pupuk Urea dan TSP yang diberikan sangat besar pengaruhnya. Sedangkan untuk pertumbuhan generatif sangat dibutuhkan adanya pupuk kalium. Disamping itu, agar dapat melakukan pemupukan yang efisien, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1). peranan dan kebutuhan hara tanaman, 2). respon varietas padi terhadap pemupukan, 3). waktu dan cara pemupukan dan 4) dosis dan macam pupuk.

Waktu dan cara pemupukan

Pupuk urea diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam periode tanam padi. Pada saat padi berumur lebih kurang 3-4 minggu di sawah, tanaman padi sedang giat mengalami pertumbuhan

(40)

 

dilakukan dan pemberian pupuk dapat disebar dan diinjak-injak, agar urea dapat terbenam ke dalam tanah. Pemupukan urea yang kedua dan seterusnya dapat dilakukan pada saat penanaman telah berumur lebih kurang 6-8 minggu.

Pupuk fosfat (TSP) pada umumnya diberikan sebagai pupuk dasar, yaitu satu hari sebelum tanam biasanya pupuk TSP telah disebar dan diusahakan agar pupuk terbenam dalam lumpur. Sedangkan pupuk kalium seperti KCL atau K2O diberikan

sebanyak 2-3 kali. Hal ini tergantung pada kondisi tanah. Pupuk ini diusahakan terbenam dalam tanah agar tidak mudah larut oleh aliran air, oleh karena itu pemberian pupuk sebaiknya dilakukan pada waktu tanam. Pemupukan tersebut dapat diberikan sebanyak 50% pada saat tanam dan sisanya yaitu 50% diberikan menjelang keluar malai.

Dosis pupuk yang digunakan

(41)

pupuk kalium seperti Kalium Klorida (KCL) dapat diberikan dengan dosis 50 kg KCL/Ha.

c. Luas Areal Tanam (Sawah)

Tanah persawahan merupakan media atau tempat tumbuh tanaman padi. Oleh karena itu, tanah tempat penyelenggaraan usaha pertanian pada umumnya yang tidak akan pernah habis terpakai ini mutlak harus tersedia.

Kita mengetahui, bahwa tanah digunakan oleh manusia untuk berbagai macam kepentingan seperti untuk usaha pertanian, pemukiman, perluasan kota dan lain sebagainya. Semua ini berguna bagi kehidupan manusia dan menunjang kelangsungan usaha. Areal tanah yang dikhususkan untuk usaha pertanian luasnya relatif konstan, tetapi jumlah penduduk yang semakin bertambah menyebabkan pemilikan luas tanah pertanian rata-rata semakin menyempit. Akan tetapi kebutuhan pokok yang berupa pangan selalu diperlukan setiap saat, sehingga harus selalu diupayakan, agar tetap dalam keadaan seimbang.

(42)

 

penduduk yang cukup tinggi. Inilah yang menjadi permasalahan, khususnya bagi para petani yang mengusahakan tanaman padi.

d. Petani

Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, mata pencaharian mereka adalah usaha pertanian. Umumnya mereka berminat meningkatkan produksi padi semaksimal mungkin, menuju swasembada pangan. Tetapi tantangan untuk menuju cita-cita tersebut sangat besar, terutama karena faktor luas tanah pertanian yang semakin sempit. Menurut data dari berita resmi statistik menyebutkan bahwa dari tahun 1993 rumah tangga pertanian yang mempunyai lahan kurang dari 0.5 hektar meningkat sebanyak 2.4 persen pertahun. Dari 10.8 juta pada tahun 1993 menjadi 23.7 juta pada tahun 2003.

(43)

dewasa ini dikenal lagi teknologi baru, yakni supra-insus yang menerapkan 10 teknologi untuk melestarikan swasembada pangan. Masalah-masalah ini masih harus dihadapi dalam jangka waktu 5 -10 tahun mendatang.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

(44)

 

Kabupaten Aceh Tenggara sebesar 78,7 persen, sisanya sebesar 21,3 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Aceh Tenggara pada tahun 2000. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelunya yaitu: pertama, variabel bebas yang digunakan pada kedua penelitian berbeda, pada penelitian terdahulu variabel bebasnya yaitu: luas lahan, jam kerja, jumlah pekerja, pupuk dan pestisida sedangkan pada penelitian ini variabel bebasnya meliputi: luas sawah, jumlah curah hujan, jumlah petani, pemakaian urea serta pemakaian NPK. Kedua, penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yang didapat dari sumber-sumber yang relevan. Ketiga, cakupan penelitian ini berskala nasional jadi lebih luas. Keempat pada penelitian ini menggunakan skala times series.

C. Kerangka Berpikir

(45)

2. Pengaruh jumlah petani terhadap produksi padi di Indonesia.

Kunci sukses pertanian juga terletak pada petani, karena petani yang bekerja dan memahami cara bercocok tanam yang baik dan benar. Semakin banyak jumlah petani yang memahami cara bercocok tanam yang baik, maka akan semakin banyak jumlah produksi padi yang dihasilkan.

3. Pengaruh curah hujan terhadap produksi padi di Indonesia.

Tanaman padi membutuhkan curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam pengairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah dapat tercukupi.

Semakin tinggi curah hujan maka akan berpengaruh negatif terhadap produksi padi. Hal ini disebabkan semakin banyak air yang menggenangi sawah akan membuat tanaman padi cepat membusuk dan mati. Semakin rendah curah hujan maka akan berpengaruh negatif terhadap produksi padi. Hal ini disebabkan kuantitas air yang kurang membuat tanah kering sehingga tanaman padi cepat kering dan mati. 4. Pengaruh pemakaian pupuk Urea terhadap produksi padi di Indonesia.

(46)

 

tanaman, dinamakan pupuk. Tujuan menggunakan pupuk adalah untuk mencukupi kebutuhan makanan (hara). Dalam kehidupan tanaman, pupuk yang mengandung berbagai unsur hara berperan sangat penting bagi tanaman, baik dalam proses pertumbuhan ataupun produksi.

Manfaat penggunaan pupuk Urea diantaranya membuat bagian tanaman menjadi lebih hijau segar karena banyak mengandung butir hijau daun yang penting dalam proses fotosintesa, mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang, dan lain-lain) menambah kandungan protein hasil panen. Penggunaan pupuk urea ini akan meningkatkan produktivitas tanaman padi.

(47)

pupuk majemuk yang mempunyai unsur yang lebih lengkap dibanding pupuk tunggal.

Gambar II.1 Gambar Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan landasan teori yang telah dikemukakan dalam kerangka berpikir, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Ada pengaruh luas areal tanam (sawah) terhadap produksi padi di Indonesia.

2. Ada pengaruh jumlah petani terhadap produksi padi di Indonesia. 3. Ada pengaruh curah hujan terhadap produksi padi di Indonesia.

4. Ada pengaruh penggunaaan pupuk Urea terhadap produksi padi di Indonesia.

(48)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah ex post facto, yaitu penelitian yang menunjukkan bahwa penelitian tersebut dilakukan sesudah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas tersebut terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami (Furchan, 1982:382). Jenis penelitian ini dianggap sangat mendukung untuk memecahkan dan menggambarkan persoalan yang telah disampaikan terlebih dahulu.

B. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis data

(49)

Data yang dicari adalah data: produksi padi, luas areal taman (sawah), jumlah petani, jumlah curah hujan, jumlah pemakaian pupuk urea dan jumlah pemakaian pupuk NPK di Indonesia 1995-2005. Alasan yang mendasari peneliti mengambil judul tersebut karena sektor pertanian, khususnya tamanan pangan merupakan sektor strategis dan sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja yang banyak serta sebagian besar penduduk di Indonesia mengonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Selain itu, alasan peneliti memilih tahun 1995-2005 karena pada kisaran tahun tersebut kondisi perberasan nasional mengalami pasang surut. Tahun 1984 hingga 1995 kondisi perberasan masih mengalami swa sembada, sedang semenjak tahun 1998 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mengakibatkan dukungan terhadap sektor pertanian berkurang, hal ini tampak pada dihapusnya berbagai macam subsidi. Dimulai tahun 2004 kondisi perberasan nasional sudah mulai stabil lagi dan bisa dikatakan bahwa pada tahun tersebut Indonesia telah mencapai swa sembada beras. 2. Sumber data

(50)

 

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni - Oktober 2009. Data yang digunakan untuk penelitian adalah data yang berhubungan produksi padi khususnya data-data produksi padi, luas areal tanam, jumlah petani, jumlah curah hujan, jumlah pupuk urea yang digunakan, dan jumlah NPK yang digunakan di Indonesia 1995-2005.

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas (Independent variable)

Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variabel dependen, yakni luas areal tanam (X1) yang dimaksud

areal tanam adalah luas lahan untuk pertanian padi yaitu luas sawah untuk tanaman padi. Jumlah petani (X2) yang dimaksud adalah banyaknya orang

yang pekerjaan pokoknya menggarap sawah. Jumlah curah hujan (X3)

(51)

2. Variabel terikat (Dependent variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independent. Variabel independent dari penelitian ini adalah produksi padi sawah dan padi ladang dalam ton GKG (Y).

E. Teknik Analisis Data

1. Pengujian Prasyarat Regresi

a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Normalitas dapat dilihat dengan menggunakan cara nilai skewness, nilai ini digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi normal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Nilai baik apabila mendekati nol, uji normalitas yaitu (Sugiyono, 2005:73):

Keterangan:

d : Deviasi atau penyimpangan Sn1 : Distribusi komulatif

Sn2 : Distribusi komulatif dokumentasi

X : Jumlah variabel

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut:

Ho: ρ data normal Ha: ρ data tidak normal

(52)

 

Kriteria yang digunakan dalam mengetahui normal atau tidaknya data tersebut adalah sebagai berikut: apabila perhitungan

Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari probabilitas (ρ:0.05), maka Ho

diterima. Apabila Kolmogorov-Smirnov lebih kecil dari probabilitas,

(ρ:0.05), maka Ho ditolak.

b. Pengujian Linearitas

Asumsi linearitas dapat terpenuhi apabila nilai residual dan nilai prediksi tidak menggambarkan satu pola hubungan tertentu atau dengan kata lain jika menggambarkan suatu hubungan yang acak, maka asumsi linearitas terpenuhi (Sudjana, 1996:330). Adapun rumusnya yaitu:

Keterangan:

F : Harga bilangan F untuk garis regresi KR1 : Harga kuadrat rata-rata garis regresi

KR2 : Harga kuadrat residu

Kriteria penerimaan data ini linear atau tidak adalah apabila Fh lebih kecil dari level of signifikan (α) 0.05 maka hubungan data linear. Sedangkan apabila Fh lebih besar dari level of signifikan (α) 0.05 maka hubungan tidak linear.

(53)

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendapatkan regresi yang dapat digunakan untuk melakukan estimasi, maka dilakukan mengenai ada tidaknya penyimpangan terhadap asumsi klasik yaitu:

a. Uji Multikolinearitas

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel independent (luas areal tanam (sawah), jumlah petani, jumlah curah hujan, jumlah pupuk urea yang digunakan dan jumlah pupuk NPK yang digunakan). Model regresi yang baik tidak terjadi multikolinearitas (Gozali, 2001:91).

 

Keterangan:

n : Banyaknya prediktor k : Banyak variabel bebas D : Nilai determinan korelasi X²: Perhitungan multikolinearitas In : Nilai linearitas

(54)

 

diperoleh VIF (Variance Inflation Factor) untuk mengetahui terjadi tidaknya multikolinearitas, digunakan ketentuan sebagai berikut:

1) VIF < 5 tidak terjadi multikolinearitas 2) VIF > 5 terjadi multikolinearitas

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti nilai varians berbeda dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s rank

correlations test (Firdaus, 2004:107). Dalam uji

heteroskededastisitas ini menggunakan uji korelasi Spearman’s rank, maka menghitung Spearman’s correlations dengan cara mengkorelasikan residual dengan nilai variabel bebas.

Keterangan:

r1 : Uji heteroskedastisitas

t dan t-1 : Observasi terakhir dan sebelumnya n : Variabel

(55)

Selanjutnya dengan program SPSS untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika r s hit > r s tabel, maka terjadi heteroskedastisitas 2) Jika r s hit < r s tabel, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas

Atau dapat dengan melakukan pembandingan tingkat probabilitas (P). Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:

1) Probabilitas P < 5% terjadi heteroskedastisitas 2) Probabilitas P > 5% tidak terjadi heteroskedastisitas

c. Uji Autokorelasi

(56)

 

Ada tidaknya autokorelasi dalam uji ini dengan nilai DW, yaitu:

DW Kesimpulan

< 1,10 Ada autokerelasi

1,10-1,54 Tanpa kesimpulan

1,55-2,46 Tidak ada autokorelasi

2,47-2,90 Tanpa kesimpulan

> 2,91 Ada autokorelasi Sumber: Firdaus, 2004.

3. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti karena penelitian ini bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya variabel dependen) bila dua atau lebih variabel independen dimanipulasi (dinaikan atau diturunkan nilainya).

Untuk menjawab rumusan masalah pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima dan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (luas areal tanam (sawah), jumlah petani, curah hujan, penggunaan pupuk urea dan penggunaan pupuk NPK) berpengaruh terhadap variabel dependen (produksi padi), maka rumus regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2005:250):

(57)

Dimana:

Y : Produksi padi a : Konstanta

b1,2,3,4,5 : Koefisien prediktor X1, X2, X3, X4, X5 X1 : Luas areal tanam (Ha)

X2 : Jumlah petani (orang) X3 : Jumlah curah hujan (mm3)

X4 : Jumlah pupuk urea yang digunakan (Ton) X5 : Jumlah pupuk NPK yang digunakan (Ton)

4. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel independen (Sugiyono, 2005:136):

Rumus F hitung:

(58)

 

Menentukan F tabel:

Dipilih tingkat signifikansi (α) = 5%, artinya taraf

kesalahannya hanya 5% saja, nilai level of confidance sebesar

95% dengan degree of freedom

F tabel = F ( Keterangan:

df : degree of freedom n : banyaknya prediktor k : banyaknya variabel

a. Menentukan formulasi Ho dan Ha:

HO : Tidak ada pengaruh antara variabel independen

terhadap variabel dependen.

Ha : Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis uji F adalah sebagai berikut:

1) Apabila nilai F hitung > F tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga semua variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

(59)

secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

5. Pengujian Hipotesis

Hipotesis adalah suatu anggapan atau pendapat yang diterima secara tentatip untuk menjelaskan suatu fakta atau yang dipakai sebagai dasar bagi suatu penelitian. Hipotesis yang dirumuskan adalah hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis

yang dirumuskan ini disebut hipotesis nol atau tidak mempunyai perbedaan dengan hipotesis yang sebenarnya.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji

T-test. Uji t-test bertujuan untuk menguji sigifikansi pengaruh

variabel independent (luas areal tanam (sawah), jumlah petani, curah hujan, penggunaan pupuk urea dan penggunaan pupuk NPK) terhadap variabel dependent (produksi padi).

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis uji t adalah sebagai berikut:

1) Apabila nilai t hitung > t tabel, berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga variabel independen secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

(60)

 

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: a). Menentukan formulasi H0 dan Ha

1) Luas areal tanam (sawah)

H0: luas areal tanam (sawah) tidak berpengaruh terhadap produksi padi

Ha: luas areal tanam (sawah) berpengaruh terhadap produksi padi

2) Jumlah petani

H0: jumlah petani tidak berpengaruh terhadap produksi padi

Ha: jumlah petani berpengaruh terhadap produksi padi 3) Curah hujan

H0: curah hujan tidak berpengaruh terhadap produksi padi

Ha : curah hujan berpengaruh terhadap produksi padi 4) Pupuk urea

H0: pemakaian pupuk urea tidak berpengaruh terhadap produksi padi

Ha: pemakaian pupuk urea berpengaruh terhadap produksi padi

5) Pupuk NPK

(61)

Ha: pemakaian pupuk NPK berpengaruh terhadap produksi padi

b). Menentukan level of significant (α) = 5% dengan nilai level

of confidance sebesar 95% dengan degree of freedom (df)

= n-k

Menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Kriteria penerimaan yaitu:

H0 tidak dapat ditolak jika = t hitung < (t tabel) t α; n-k H0 ditolak jika = t hitung > (t tabel) t α; n-k

c). Menentukan t hitung dengan rumus: t hitung = Keterangan:

bi : koefisien regresi variabel independent Se : standar eror

n : jumlah pengamatan k : jumlah variabel bebas

(62)

46

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data

Uji prasyarat analisis harus dilakukan karena akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan langkah selanjutnya, yaitu melakukan analisis data dan dimaksudkan sebagai dasar mengambil keputusan agar tidak menyimpang dari kebenaran yang harus ditarik.

1. Pengujian Prasyarat Regresi

a. Pengujian Normalitas

Tabel IV.1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

X1 Luas areal tanam 11 7696161 8519110 8125293.27 353252.904

X2 Jumlah petani 11 85885 99597 92308.73 4201.580

X3 Jumlah curah hujan 11 1858.64 2752.26 2271.7127 362.87281

X4 Jumlah pupuk Urea yang digunakan

11 333156 582184 409338.36 78338.437

X5 Jumlah pupuk NPK yang digunakan

11 297 316401 82109.36 103433.998

Valid N (listwise) 11

Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2009

(63)

Tabel IV.2

Mean 8125293.27 92308.73 2271.7127 409338.36 82109.36

Normal

Parametersa,,b Std. Deviation 353252.904 4201.580 362.87281 78338.437 103433.998

Absolute .236 .125 .216 .202 .214

Positive .214 .125 .216 .202 .208

Most Extreme Differences

Negative -.236 -.097 -.192 -.165 -.214

Kolmogorov-Smirnov Z .783 .415 .717 .669 .711

Asymp. Sig. (2-tailed) .571 .995 .683 .761 .692

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2009

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus uji “ One

Sample Kolmagorov-Smirnov”. Pengujian normalitas ini digunakan untuk semua

data atau variabel penelitian yaitu sebagai berikut: 1) Luas Sawah (X1)

a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N): 11, Mean: 8125293.27 dengan Standar Deviation: 353552.904, nilai minimun: 7696161 dan nilai maksimum: 8519110.

b) Pengujian normalitas untuk variabel luas sawah diperoleh hasil

Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.571. Oleh karena itu, nilai

probabilitasnya > 0.05 maka HO diterima, artinya data luas sawah

(64)

 

2) Jumlah Petani (X2)

a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N): 11, Mean: 92308.72 dengan Standar Deviation: 4201.580, nilai minimun: 85885 dan nilai maksimum: 99597.

b) Pengujian normalitas untuk jumlah petani diperoleh hasil Asymp. Sig.

(2-tailed) sebesar 0.995. Oleh karena itu, nilai probabilitasnya > 0.05

maka HO diterima, artinya data jumlah petani berdistribusi normal.

3) Curah Hujan (X3)

a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N): 11, Mean: 2271.7127 dengan Standar Deviation: 362.87281, nilai minimun: 1856.64 dan nilai maksimum: 2752.26.

b) Pengujian normalitas untuk curah hujan diperoleh hasil Asymp. Sig.

(2-tailed) sebesar 0.683. Oleh karena itu, nilai probabilitasnya > 0.05

maka HO diterima, artinya data curah hujan berdistribusi normal.

4) Konsumsi Urea (X4 )

a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N): 11, Mean: 409338.36 dengan Standar Deviation: 78338.437, nilai minimun: 333156 dan nilai maksimum: 582184.

b) Pengujian normalitas untuk konsumsi urea diperoleh hasil Asymp. Sig.

(2-tailed) sebesar 0.761. Oleh karena itu, nilai probabilitasnya > 0.05

maka HO diterima, artinya data konsumsi pupuk urea berdistribusi

(65)

5) Konsumsi NPK (X5)

a) Dari tabel deskriptif statistik diperoleh jumlah Case (N): 11, Mean: 82109.36 dengan Standar Deviation: 103433.998, nilai minimun: 297 dan nilai maksimum: 316401.

b) Pengujian normalitas untuk konsumsi NPK diperoleh hasil Asymp. Sig.

(2-tailed) sebesar 0.692. Oleh karena itu, nilai probabilitasnya > 0.05

maka HO diterima, artinya data konsumsi pupuk NPK berdistribusi

normal.

b. Pengujian Linaeritas

Tabel IV.3 Hasil Uji Linearitas

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.661E13 5 5.322E12 15.675 .004a

Residual 1.697E12 5 3.395E11

1

Total 2.831E13 10

a. Predictors: (Constant), X5 Jumlah pupuk NPK yang digunakan, X4 Jumlah pupuk Urea yang digunakan, X3 Jumlah curah hujan, X2 Jumlah petani, X1 Luas areal tanam

b. Dependent Variable: Y Produksi Padi

Sumber : pengolahan data sekunder, 2009

Dari perhitungan pengujian linearitas dengan menggunakan SPSS versi 17.0 di atas diperoleh F hitung sebesar 15.675 dengan probabilitas 0.004. Hasil F hitung kemudian dibandingkan dengan F tabel. Dengan menggunakan taraf (α)

signifikansi sebesar 0.05, numerator 5 dan denumerator 11 diperoleh F tabel sebesar

3.20. Jadi F hitung 15.675 > F tabel 3.20, maka HO ditolak dan Ha diterima, sehingga

(66)

 

(luas sawah, konsumsi urea, konsumsi NPK, curah hujan, dan jumlah petani) bersifat linear.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi dan mengetahui ada tidaknya pelanggaran dan penyimpangan dalam pengujian “Regresi Linear Berganda”. Pengujian asumsi klasik meliputi:

X1 Luas areal tanam 2.687 .834 .564 3.222 .023 .391 2.557

X2 Jumlah petani 113.022 66.690 .282 1.695 .151 .432 2.313

X3 Jumlah curah hujan

2097.137 764.146 .452 2.744 .041 .442 2.265

X4 Jumlah pupuk Urea yang digunakan

8.073 2.806 .376 2.877 .035 .703 1.423

1

X5 Jumlah pupuk NPK yang digunakan

14.058 1.860 .864 7.560 .001 .918 1.090

a. Dependent Variable: YProduksiPadi Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2009

Pengujian multikolinearitas dilakukan untuk data dari variabel bebas yaitu sebagai berikut:

1) Luas sawah (X1)

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance

(67)

demikian, maka variabel luas sawah bersifat “tidak terjadi multikolinearitas”. Hal ini berarti luas sawah sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.

2) Jumlah petani (X2)

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance

Inflation Factor) sebesar 2.313, berarti VIF 2.313 < 5. Dengan

demikian, maka variabel jumlah petani bersifat “tidak terjadi multikolinearitas”. Hal ini berarti jumlah petani sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.

3) Curah hujan (X3)

Hari hasil output “Collinearity Statistis” diperoleh VIF (Variance

Inflation Factor) sebesar 2.265, berarti VIF 2.265 < 5. Dengan

demikian maka variabel curah hujan bersifat “tidak terjadi multikolinearitas”. Hal ini berarti curah hujan sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau tidak ada korelasi dengan variabel lain.

4) Pupuk urea (X4)

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance

Inflation Factor) sebesar 1.423, berarti VIF 1.423 < 5. Dengan

(68)

 

sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau korelasi dengan variabel lain.

5) Pupuk NPK (X5)

Dari hasil output “Collinearity Statistic” diperoleh VIF (Variance

Inflation Factor) sebesar 1.090, berarti VIF 1.090 < 5. Dengan

demikian maka variabel pupuk npk yang digunakan bersifat “tidak terjadi multikolinearitas”. Hal ini berarti pupuk npk yang digunakan sebagai variabel bebas tidak mempunyai hubungan atau korelasi dengan variabel lain.

b. Uji Heteroskedastisitas

Tabel IV.5

Rangkuman Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2009

Heteroscedasticity

X1 Luas areal tanam

X2 Jumlah petani

X3 Jumlah curah hujan

(69)

Pada penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Speraman’s Correlation. Pengujian ini dilakukan untuk menunjukan bahwa variasi dari variabel tidak sama untuk setiap pengamatan.

Pengujian ini dilakukan untuk semua variabel bebas: 1) Luas sawah (X1)

Pada output antara X1 dan residu menghasilkan angka (r) 0.100,

dengan probabilitas (P) sebesar 0.769. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh 0.769 > 0.05. Ini menunjukan antara luas sawah dengan produksi padi “tidak terjadi heteroskedastisitas”.

2) Jumlah petani (X2)

Pada output antara X2 dan residu menghasilkan angka (r) -0.009,

dengan probabilitas (P) sebesar 0.979. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh 0.979 > 0.05. Ini menunjukan antara jumlah petani dengan produksi padi “tidak terjadi heteroskedastisitas”.

3) Curah hujan (X3)

Pada output antara X3 dan nilai residu menghasilkan angka (r) 0.100

dengan probabilitas (P) sebesar 0.770. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh 0.770 > 0.05. Ini menunjukan antara curah hujan dengan produksi padi “tidak terjadi heteroskedastsitas”.

4) Pupuk urea (X4)

Pada output X4 dan nilai residu menghasilkan angka (r) -0,173 dengan

(70)

 

probabilitasnya diperoleh 0.612 > 0.05. Ini menunjukan antara pupuk urea yang digunakan dengan produksi padi “tidak terjadi heteroskedastisitas”.

5) Pupuk NPK (X5)

Pada output X5 dan nilai residu menghasilkan angka (r) 0.382 dengan

probabilitas (P) sebesar 0.247. Jadi dengan membandingkan probabilitasnya diperoleh 0.247 > 0.05. Ini menunjukan antara pupuk npk yang digunakan dengan produksi padi “tidak terjadi heterokesdastisitas”.

a. Predictors: (Constant), X5 Jumlah pupuk NPK yang digunakan, X4 Jumlah pupuk Urea yang digunakan, X3 Jumlah curah hujan, X2 Jumlah petani, X1 Luas areal tanam

b. Dependent Variable: Y Produksi Padi Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2009

Berdasar hasil analisis pengujian Durbin Watson diperoleh nilai statistik sebesar 1.785. Adapun n=11, k=5 dan tingkat signifikansi sebesar 0.05 (5%). Maka dapat disimpulkan dalam uji autokorelasi diperoleh

(71)

3. Uji Statistik

Uji statistik dilakukan berdasar pada hasil analisis regresi linear berganda menggunakan program SPSS versi 17.0. Model persamaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dimana:

Y : Produksi padi

a : Konstanta

b1,2,3,4,5 : Koefisien prediktor X1, X2, X3, X4, X5 X1 : Luas sawah (hektar)

X2 : Jumlah petani (orang) X3 : Jumlah curah hujan (mm3)

X4 : Jumlah pupuk urea yang digunakan (ton) X5 : Jumlah pupuk NPK yang digunakan (ton)

Uji statistik yang dilakukan meliputi uji F, uji t dan uji R2 (koefisien determinasi). Berikut ini penjelasan masing-masing uji statistik pada penelitian ini:

a. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah semua variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila nilai F hitung > F tabel, berarti HO ditolak dan Ha diterima, sehingga semua

variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi F hitung < F tabel,

(72)

 

berarti HO diterima dan Ha ditolak sehingga semua variabel independen

secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Hasil uji F terhadap model regresi menggunakan SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.8 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 2.661E13 5 5.322E12 15.675 .004a

Residual 1.697E12 5 3.395E11

1

Total 2.831E13 10

a. Predictors: (Constant), X5 Jumlah pupuk NPK yang digunakan, X4 Jumlah pupuk Urea yang digunakan, X3 Jumlah curah hujan, X2 Jumlah petani, X1 Luas areal tanam

b. Dependent Variable: Y Produksi Padi

Sumber: Pengolahan data sekunder, 2009

Berdasarkan tabel di atas , terlihat bahwa hasil analisis diperoleh F hitung sebesar 15.675 dengan signifikansi 0.004. Karena nilai F hitung > F tabel (F hitung 15.675 > F tabel 3.20) maka, HO ditolak dan Ha diterima. Hal

ini berarti variabel luas sawah, jumlah petani, curah hujan, konsunsi urea dan konsumsi NPK secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel produksi padi.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Apabila T hitung

(73)

secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika T

hitung < T tabel, berarti HO diterima dan Ha ditolak sehingga variabel

independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Hasil uji t terhadap model regresi menggunakan SPSS versi 17.0 adalah sebagai berikut:

Tabel IV.7 Hasil Analisis Uji t

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 9834071.936 1.333E7 .738 .494

X1 Luas areal tanam 2.687 .834 .564 3.222 .023

X2 Jumlah petani 113.022 66.690 .282 1.695 .151

X3 Jumlah curah hujan 2097.137 764.146 .452 2.744 .041

X4 Jumlah pupuk Urea yang digunakan

8.073 2.806 .376 2.877 .035

1

X5 Jumlah pupuk NPK yang digunakan

14.058 1.860 .864 7.560 .001

a. Dependent Variable: Y Produksi Padi Sumber: Pengolahan Data Sekunder, 2009

Hasil Analisis Regresi Berganda:

Dari uji t pada tabel IV.7 dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Luas sawah (X1)

Hasil analisis uji t untuk variabel luas sawah diperoleh T hitung sebesar

(74)

 

variabel luas sawah berpengaruh signifikan terhadap variabel produksi padi. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa luas sawah berpengaruh terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

2) Jumlah petani (X2)

Hasil analisis uji t untuk variabel jumlah petani diperoleh t hitung

sebesar 1.695 dengan tingkat signifikansi 0.151. Karena nilai t hitung < t tabel (t hitung 1.695 < 2.201 t tabel) berarti Ha diterima dan Ho ditolak,

sehingga variabel jumlah petani tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel produksi padi. Hasil uji t ini tidak mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa jumlah petani berpengaruh terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

3) Curah hujan (X3)

Hasil analisis uji t untuk variabel curah hujan diperoleh t hitung sebesar

2.744 dengan tingkat signifikansi 0.041. Karena nilai t hitung > t tabel (t hitung 2.744 > 2.201 t tabel), berarti HO ditolak dan Ha diterima sehingga

variabel curah hujan berpengaruh signifikan terhadap variabel produksi padi. Hasil uji t ini mendukung hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa curah hujan berpengaruh terhadap produksi padi di Indonesia tahun 1995-2005.

4) Pupuk Urea (X4)

Gambar

Tabel I.1 Luas sawah irigasi di Pulau Jawa dan di  Indonesia
Tabel II.1 Sumbangan Sektor Pertanian Indonesia terhadap PDB
Gambar II.1 Gambar Kerangka Berpikir
Tabel IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Dengan demikian maka apabila terdapat perbedaan intensitas rasa pahit antara kedua jenis tempe yang diproduksi, maka perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan cara

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam menetapkan kebijakan untuk lebih memperhatikan siswa dengan selalu diadakanya sosialisasi kepada wali murid demi

Hospital/health post (Tools: secondary data review, transect walk) Infrastructure types Types of Health Centre Numbe rs of Health Center s Numb er of Health worke rs

Jadi keterampilan berpikir kritis yang merupakan keterampilan mensintesis dalam dimensi bangun datar dan bangun ruang antara lain: menggunakan konsep bangun yang

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau

Puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang berjudul “ Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi

Hasil penelitian mengidentifikasi sepuluh tema yaitu persepsi tentang kepatuhan meliputi perilaku patuh, penyebab patuh, durasi patuh setelah pasien dirawat di rumah sakit;