• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI STRATEGI MEDIA RELATIONS HUBUNGAN MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DALAM PENYEBARLUASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH T E S I S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EVALUASI STRATEGI MEDIA RELATIONS HUBUNGAN MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DALAM PENYEBARLUASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH T E S I S"

Copied!
187
0
0

Teks penuh

(1)1. EVALUASI STRATEGI MEDIA RELATIONS HUBUNGAN MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DALAM PENYEBARLUASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH. T E S I S. Oleh NURLENTI PURBA 137045025. M A G I S T E R I L M U K O M U N I KA S I FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015. Universitas Sumatera Utara.

(2) 2. EVALUASI STRATEGI MEDIA RELATIONS HUBUNGAN MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DALAM PENYEBARLUASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH. TESIS. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Komunikasi dalam Program Magister Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Oleh. NURLENTI PURBA 137045025. M A G I S T E R I L M U K O M U N I KA S I F A K UL T AS I L M U S O S I AL DAN I L M U P O L I T I K U NI V E R S I T AS S U M AT E R A UT A R A M E DA N 2015. Universitas Sumatera Utara.

(3) 3. EVALUASI STRATEGI MEDIA RELATIONS HUBUNGAN MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DALAM PENYEBARLUASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH. ABSTRAK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap strategi Media Relations yang digunakan oleh Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam penyebarluasan kebijakan pembangunan daerah. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksivisme dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan Empat model PR oleh Grunig dan Hunt yang merupakan pengembangan dari Teori Situasional Publik (situasional theory of public) untuk menganalisa hasil temuan di lapangan. Subjek penelitian ini adalah Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Kabupaten Serdang Bedagai dan Pekerja Media yang bertugas di Unit Pemkab Serdang Bedagai. Data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi terhadap kegiatan Bagian Hubungan Masyarakat dan interaksinya dengan para pekerja media dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menemukan bahwa strategi Media relations yang dilaksanakan Bagian Humas Setdakab Serdang Bedagai telah mengimplentasikan perencanaan strategi Media Relations sebagaimana mestinya meskipun berdasarkan hasil evaluasi masih ada kelemahan-kelemahan sebagai rekomendasi untuk membuat strategi perencanaan yang lebih baik. Strategi Media Relation yang diimeplementasikan berhasil meningkatkan publikasi pemberitaan media massa dari tahun ke tahun serta peningkatan kualitas hubungan antara Humas dengan media sehingga tercipta hubungan kerja sama yang baik dan berjalan secara kekeluargaan dan harmonis. Model hubungan yang terbentuk yang terjadi antara Humas dengan media di daerah ini adalah model gabungan antara model two way symmetrial dan model public informations. Kata Kunci : Evaluasi, Hubungan Masyarakat, Strategi Media Relations, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Universitas Sumatera Utara.

(4) 4. EVALUATION MEDIA RELATIONS STRATEGY OF SERDANG BEDAGAI REGENCY’S PUBLIC RELATIONS IN DISSEMINATING DEVELOPMENT POLICY. ABSTRACT. The aim of this study was to evaluating Media Relations strategies used by Public Relations of Serdang Bedagai regency in disseminating development information policy. This research used constructivism paradigm with qualitative approach. This study used Four Models of PR by Grunig and Hunt which is the development of situational theory of the public to analyze the findings in the field and to answers the research questions. Subjects of this study is the Public Relations of Serdang Bedagai Regency and Media Workers who served in Unit Serdang Bedagai regency. Data obtained by using in-depth interviews, observation the activities of Public Relations and interactions with the media workers and documentation study. The study found that Public Relations Section of Setdakab Serdang Bedagai have been implemented the planning of Media Relations strategy properly, although there are still weaknesses as a recommendation to make better planning strategies in the future. Media Relations strategy implemented by PR section succeeded in increasing the mass media publications from year to year as well as the improvement of the quality of the relationship between Public Relations with the media so as to create a good working relationship and run amicably and harmoniously. Relationships model that formed between PR Section with the media is a combination model of two-way symmetrial models and models of public informations. Keywords: Evaluation, Public Relations, Media Relations Strategy, Serdang Bedagai Regency. Universitas Sumatera Utara.

(5) 5. Telah diuji pada Tanggal: 10 September 2015. PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA, Ph.D Anggota : 1. Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si 2. Drs. Hendra Harahap, M.Si 3. Dr. Humaizi, MA 4. Dra. Dayana, M.Si. Universitas Sumatera Utara.

(6) 6. PERNYATAAN. EVALUASI STRATEGI MEDIA RELATIONS HUBUNGAN MASYARAKAT PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI DALAM PENYEBARLUASAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH. Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister pada Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Sumatera Utara benar merupakan hasil karya peneliti sendiri 2. Tesis ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana,Magister, dan/atau Doktor), Baik di Universitas Sumatera Utara maupun perguruan tinggi lainnya 3. Tesis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan koalisi pembimbing dan masukan tim penguji 4. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pusaka 5. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya apabila di kemudian hari ternyata ditemukan sebagian bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian bagian tertentu penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademi yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Medan, 25 Agustus 2015 Penulis,. ( Nurlenti br Purba ). Universitas Sumatera Utara.

(7) 7. KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat-Nya kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, Penulis banyak memperoleh dukungan moril dan materi dari berbagai pihak terutama Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua penulis Bapak Risen Purba dan Ibu Budiman br Barus atas doa dan dukungan yang diberikan selama ini dan kepada suami Penulis Mario Chandra Pasaribu yang terus mendampingi dengan sabar setiap proses yang dilalui untuk menyelesaikan tesis ini. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada : 1. Bapak Prof. Subhilhar, MA, Ph.D selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Badaruddin, M.Si 3. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia selaku Penyelenggara Program Beasiswa S2 Ilmu Komunikasi 4. Ibu Dra. Lusiana Andriani Lubis, MA, Ph.D, selaku Ketua Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Drs. Hendra Harahap, M.Si selaku Sekretaris Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara sekaligus Anggota Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini. 6. Bapak Dr. Iskandar Zulkarnain, M.Si selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penulisan tesis ini. 7. Bapak Dr. Humaizi, MA dan Dra. Dayana, M.Si selaku Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang diberikan. 8. Kepala Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dan seluruh jajarannya 9. Ketua PWI Sumut sekaligus Pemimpin Redaksi Harian Realitas atas kesediannya menjadi informan penelitian 10. Para Informan dari Wartawan Unit Pemkab Serdang Bedagai. Kepada Teman-teman di Kelas Angkatan I Program Beasiswa Kementerian Kominfo RI, penulis mengucapkan terima kasih atas kebersamaan dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan hingga selesainya penulisan tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh pembaca. Semoga kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita semua. Amin Medan, Agustus 2015 Penulis, Nurlenti br. Purba. Universitas Sumatera Utara.

(8) 8. DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ............................................................................................................ i ABSTRACT .......................................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN TESIS..................................................................... iii LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS...................................... iv PERNYATAAN................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi DAFTAR ISI...................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix DAFTAR TABEL................................................................................................ x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1 1.2. Fokus Masalah ........................................................................................... 11 1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 12 1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Paradigma Penelitian ................................................................................. 14 2.2. Penelitian sejenis terdahulu ....................................................................... 16 2.3. Uraian Teoritis ........................................................................................... 21 2.3.1. Hubungan Masyarakat ............................................................................. 21 2.3.2. Perubahan paradigma kehumasan dan pengaruhnya terhadap Humas organisasi .................................................................................... 30 2.3.3. Media Relation ......................................................................................... 32 2.3.3.1. Pengertian Media Relations .................................................................. 32 2.3.3.2. Bentuk dan Aktivitas Media Relations ................................................. 40 2.3.3.3. Strategi Media Relations ..................................................................... 42 2.4. Kerangka Pemikiran................................................................................... 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian ...................................................................................... 52 3.2. Aspek Kajian .............................................................................................. 54 3.3. Deskripsi Lokasi Penelitian/Profil Bagian Humas Serdang Bedagai ......... 55 3.4. Subjek Penelitian ........................................................................................ 60 3.5. Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 63 3.6. Metode Analisis Data.................................................................................. 65 BAB IV TEMUAN PENELITIAN 4.1. Proses Penelitian ......................................................................................... 63 4.2. Temuan Penelitian.................................................................................... 69 4.2.1. Kegiatan Bagian Hubungan Masyarakat................................................. 71 4.2.2. Data wartawan dan Publikasi Informasi Kebijakan Pembangunan melalui Berita rilis di media massa ........................................................ 73. Universitas Sumatera Utara.

(9) 9. 4.2.3. Strategi Media Relations Bagian Humas Setdakab Serdang Bedagai .... 88 4.2.3.1 Pelatihan Wartawan ............................................................................. 89 4.2.3.2 Kegiatan Temu Pers ”Coffee Morning” ................................................. 92 4.2.3.3 Penyediaan Informasi kepada khalayak (Public Information)............... 94 4.2.3.4 Penyediaan sarana dan prasarana bagi wartawan .................................. 97 4.2.3.5 Memperluas hubungan kepada perusahaan pers dan asosiasi Wartawan ............................................................................................... 99 4.2.3.6 Melibatkan Wartawan dalam Kegiatan Pemerintahan dan Keagamaan........................................................................................... 100 4.2.3.7 Mengembangkan Bentuk Media Relations berupa Kontak Informal .. 101 4.2.4 Dinamika Hubungan dengan Media (Media Relations)....................... 103 4.2.5 Faktor penghambat/kendala yang dihadapi dalam membina Media Relations ................................................................................... 113 4.2.6 Kekuatan atau Faktor pendukung dalam membina hubungan baik dengan media ...................................................................................... 121 4.2.7 Penilaian terhadap Strategi Media Relation Hubungan Masyarakat Setdakab Serdang Bedagai .............................................. 127 4.2.8 Hubungan antara Bagian Humas Setdakab Serdang Bedagai dengan Media Massa........................................................................... 134 BAB V. PEMBAHASAN 5.1. Strategi Media Relations Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai......................................................... 139 5.2. Evaluasi Strategi Media Relations ............................................................ 143 5.3. Bentuk-bentuk Media Relations yang dilakukan Bagian Humas Setdakab Serdang Bedagai ....................................................................... 153 5.4. Model Hubungan Bagian Humas Setdakab Serdang Bedagai dengan Media Massa ............................................................................................. 158 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ............................................................................................. 161 6.2. Saran.......................................................................................................... 163 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 165 LAMPIRAN 1. Daftar Pertanyaan Wawancara 2.Transkrip Wawancara 3. Kategorisasi Data Wawancara 4. Berita rilis Serdang Bedagai yang terbit di media massa 5. Daftar Nama Wartawan Unit Pemkab Serdang Bedagai Juli 2015 6. Daftar rencana anggaran kas Tahun 2014 Bagian Humas SETDAKAB Serdang Bedagai 7. Evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan bagian humas tahun 2014 8. Surat Penelitian 9. Biodata Penulis. Universitas Sumatera Utara.

(10) 10. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Arus Komunikasi dalam Media Relations ..................................... 38 Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 50 Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bagian Humas ... ............................................ 70 Gambar 4.1 Grafik pemberitaan Serdang Bedagai di media massa Tahun 2014 ...................................................................................................... ..75 Gambar 4.2 Grafik pemberitaan Serdang Bedagai di media massa periode Januari-Mei 2015 ............................................................................................... 78 Gambar 4.3 Grafik perkembangan jumlah pemberitaan di media massa Tahun 2012-2014 ............................................................................................... 79 Gambar 4.4 Grafik 10 surat kabar harian dengan pemberitaan tertinggi periode April-Mei 2015...................................................................................... 81 Gambar 4.5 Grafik 10 surat kabar harian dengan pemberitaan terendah periode April-Mei 2015..................................................................................... 82 Gambar 4.6 Grafik 10 surat kabar mingguan dengan pemberitaan tertinggi periode April-Mei 2015...................................................................................... 85 Gambar 4.7 Grafik media online dengan 10 pemberitaan tertinggi periode April-Mei 2015 .................................................................................................. 87 Gambar 4.8 Grafik media online dengan 10 pemberitaan terendah periode April-Mei 2015 ................................................................................................. 87. Universitas Sumatera Utara.

(11) 11. DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Characteristics Of Four Models of Public Relation .......................... 45 Tabel 3.1 Daftar Nama Narasumber/Informan Penelitian ................................. 62 Tabel 4.1 Jumlah Wartawan Unit Pemkab Serdang Berdagai Per Juli 2015 ..... 74 Tabel 4.2 Publisitas Serdang Bedagai di media cetak tahun 2014..................... 75 Tabel 4.3 Publisitas Pemkab Serdang Bedagai sampai Mei 2015 ..................... 78 Tabel 4.4 Perkembangan jumlah pemberitaan di Media Massa tahun 2012 s/d 2014 ..................................................................................................... 79 Tabel 4.5 Jumlah pemberitaan di Media Cetak Harian periode April s/d Mei Tahun 2015 ........................................................................................... 80 Tabel 4.6 Jumlah pemberitaan di Media Cetak Mingguan periode April s/d Mei Tahun 2015 ........................................................................................... 83 Tabel 4.7 Pemberitaan di Media Online periode April s/d Mei Tahun 2015..... 86. Universitas Sumatera Utara.

(12) 12. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Media merupakan pemangku kepentingan (stakeholder) yang memegang peranan sangat penting dalam pelaksanaan tugas-tugas instansi Hubungan Masyarakat (Humas) baik di pemerintahan maupun perusahaan. Dengan ciri keserempakannya, media atau pers di negara-negara maju sudah dianggap sebagai kekuatan keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Dalam wahana demokrasi, beberapa kalangan menilai bahwa siapa yang mampu menguasai media massa akan memenangkan kompetisi atau persaingan. Berbagai capaian pemerintah dalam pembangunan, program-program yang telah berjalan, terobosan dan inovasi yang dilakukan bahkan kemajuan-kemajuan pembangunan yang telah atau sedang berlangsung perlu diketahui oleh masyarakat luas. Dengan fungsi media massa yang dapat menyampaikan pesan secara massal diharapkan akan sangat membantu tugas pemerintah daerah khususnya lembaga kehumasan dalam menyebarluaskan informasi pembangunan kepada masyarakat. Peran penting media massa dalam pembangunan dan pemerintahan tidak hanya pada tahap penyebaran informasi hasil pembangunan, namun juga sebagai bagian dari sosialisasi atas perencanaan pembangunan yang akan dilakukan pemerintah ke depannya. Melalui kerja sama yang baik dengan media massa diharapkan informasi mengenai perencanaan pembangunan sampai kepada hasilhasilnya dapat sampai kepada masyarakat secara akurat dan jelas serta terpercaya.. Universitas Sumatera Utara.

(13) 13. Tidak dapat dipungkiri bahwa saluran komunikasi melalui media massa memiliki keunggulan dibandingkan dengan saluran komunikasi penyebarluasan pesan. lainnya.. Ruslan. (2014:202). mengemukakan. bahwa. keuntungan. berkomunikasi menggunakan media massa dalam penyebaran informasi dapat menimbulkan “efek keserempakan” (simultaneity effect) dan “efek wah” (demonstration effect). Artinya bahwa suatu pesan melalui media massa dapat diterima oleh publik yang cukup banyak dan tersebar di berbagai tempat serta luas jangkauannya. Pesan yang disampaikan melalui media massa cukup efektif untuk menghasilkan pemahanan bagi masyarakat serta menimbulkan kesadaran akan program. pembangunan. yang. direncanakan,. dilaksanakan. bahkan. dapat. menghasilkan umpan balik bagi pemerintah. Di samping seluruh saluran komunikasi penyebaran pesan pembangunan yang ada, penggunaan media massa merupakan salah satu yang paling efisien dan tidak memakan waktu yang lama. Dengan kemajuan kebutuhan informasi yang terus berkembang saat ini, media massa dituntut untuk terus menjadi saluran utama yang digunakan oleh warga masyarakat untuk mencari informasi mengenai perkembangan pembangunan, perkembangan pemerintahan dan kemasyarakatan. Oleh karenanya, bagi pemerintah pusat maupun daerah media massa merupakan salah satu pemangku kepentingan sekaligus publik yang vital untuk terus mendapatkan perhatian demi tercapainya tujuan penyebarluasan informasi pembangunan. Era modern dengan perkembangan teknologi informasi saat ini menuntut seorang praktisi humas maupun lembaga kehumasan untuk lebih proaktif dalam membangun sebuah relasi yang baik dengan pihak media. Hal ini merupakan. Universitas Sumatera Utara.

(14) 14. sebuah aspek yang sangat penting mengingat bahwa kehidupan masyarakat saat ini tidak dapat dipisahkan dari penggunaan media dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kebutuhan yang besar terhadap informasi yang disediakan oleh berbagai jenis media tersebut baik cetak, elektronik maupun internet maka sudah tentu hubungan baik dengan media harus menjadi agenda penting bagi setiap praktisi maupun lembaga kehumasan. Hal ini juga berlaku bagi lembaga Humas Pemerintah yang memiliki kepentingan untuk mensosialisasikan informasi kebijakan kepada masyarakat. Fungsi utama humas adalah untuk membantu organisasi agar selalu menjalin hubungan harmonis dengan berbagai publiknya melalui kegiatan komunikasi. Konsep humas sebagai komunikasi dua arah menekankan pentingnya pertukaran informasi atau saling memahami dengan penekanan pada penyesuaian organisasi. Karena dengan hubungan yang demikian, publik sebuah organisasi akan mendukung keberadaan organisasi, program-program dan kebijakan organisasi. Dalam lembaga pemerintahan, Humas merupakan bagian dari organisasi yang berfungsi dalam menyusun kebijakan komunikasi yang strategis dalam mengkomunikasikan kebijakan publik. Sebagai umpan balik dari komunikasi yang dilakukan, Humas Pemerintah Daerah menyerap aspirasi dari publik perihal segala kebijakan program pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Dengan kata lain bahwa pemerintahan membutuhkan kekuatan dan kelebihan yang dimiliki media massa sebagai saluran komunikasi untuk penyebarluasan informasi kepada publik dan untuk mendapatkan umpan balik baik dari media sebagai sosial kontrol maupun dari masyarakat luas.. Universitas Sumatera Utara.

(15) 15. Hubungan media (Media Relations) merupakan alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan proses publikasi berbagai kegiatan program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi dengan publik ekternal yakni masyarakat. Dalam hal ini, media (diwakili oleh wartawan) sebagai mitra kerja Humas memiliki fungsi penyampai informasi, mendidik dan membentuk opini publik melalui surat kabar, majalah, televisi, radio maupun internet. Namun pada prakteknya, untuk mencapai sebuah hubungan kerja yang baik antara Humas dengan media tidak semudah yang dibayangkan, dibutuhkan strategi komunikasi khususnya dalam membangun relasi yang baik dan kooperatif. Tidak hanya melaksanakan komunikasi yang strategis, namun program kerja membangun Media Relations tersebut perlu terus dievaluasi sehingga menghasilkan hubungan yang harmonis khususnya dalam mewujudkan sinergi antara media dengan pemerintah sebagai mitra kerja. Meskipun juga disadari adanya saling ketergantungan hubungan kerja antara humas dengan media, tetapi tak jarang timbul kesalahpahaman dan konflik yang terjadi di antaranya. Ketidakharmonisan dan ketidaksepahaman dalam hubungan dengan media ini akan memberikan dampak yang tidak baik terhadap pelaksanaan sosialisasi kebijakan pembangunan mengingat peran penting media sebagai mitra pemerintah dalam mensukseskan tujuan dari pembangunan yang dilaksanakan. Dalam proses komunikasi khususnya komunikasi dengan publk eksternalnya, pemerintah melalui bagian Humas menggandeng media massa untuk menciptakan kesepahaman dengan publik dan menggalang dukungan maupun partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan.. Universitas Sumatera Utara.

(16) 16. Selama ini banyak terjadi konflik maupun ketidakharmonisan yang timbul dari hubungan antara Humas dengan media massa. Ketidakharmonisan ini tentu menjadi masalah dan akan menyulitkan organisasi bahkan akan merusak citra organisasi di mata masyarakat. James Grunig. dalam Darmastuti (2012: 12). menyebutkan bahwa para wartawan sangat meyakini kegiatan serta tindakan yang dilakukan praktisi humas tidak memiliki nilai profesional dan persepsi yang sama dengan jurnalis tentang nilai berita. Demikian juga sebaliknya, banyak praktisi Humas yang berpendapat bahwa wartawan atau jurnalis khususnya yang sering datang silih berganti kepada mereka selalu mengharapkan uang atau amplop di luar sikap profesional dan menjalankan tugas jurnalismenya. Perbedaan persepsi antara kedua profesi ini kerap memicu konflik dan ketidakharmonisan dalam hubungan antara keduanya yang seyogyanya berjalan dengan harmonis dan sinergis. Dalam interaksi antara Humas dan media mengalami kendala dengan adanya mispersepsi terhadap profesi masing-masing. Di era keterbukaan dan kebebasan informasi saat ini, bermunculan banyak sekali media massa dan puluhan bahkan ratusan wartawan yang harus dihadapi. Oleh sebab itu, pejabat kehumasan harus dapat memilah dan mengidentifikasi wartawan berdasarkan kompetensi serta kredibilitas medianya tanpa harus menghilangkan hubungan yang baik antara pejabat Humas dengan para wartawan. Dibutuhkan strategi membangun hubungan media yang baik dari para praktisi Humas untuk menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada dan menciptakan kesepahaman dari kedua belah pihak. Khususnya dengan perkembangan media dan teknologi informasi yang terus berkembang dewasa ini,. Universitas Sumatera Utara.

(17) 17. maka salah satu fungsi penting yang menjadi sebuah pekerjaan besar bagi Humas Pemerintah adalah membangun relasi dengan media yang dipersiapkan sedemikian rupa sehingga terjadi sebuah kesepahaman antara pemerintah dengan media. sebagai. publiknya. sekaligus. sebagai. rekan. pemerintah. dalam. mensosialisasikan informasi pembangunan kepada masyarakat. Para praktisi Humas saat ini tidak bisa terpaku kepada praktek-praktek kehumasan yang lama, namun harus melangkah kepada perencanaan yang strategis dan pengaturan kerja yang didasarkan atas tujuan yang hendak dicapai (Management by Objective) dalam menghadapi perkembangan masyarakat dan tuntutan pemerintahan yang baik “good governance” yang saat ini menjadi agenda penting program pemerintah. Lembaga maupun praktisi Humas masa kini lebih mementingkan adanya komunikasi dua arah. Berbeda dengan Humas di masa lampau yang berkomunikasi satu arah, saat ini seorang praktisi Humas harus membuka diri untuk menerima masukan dan saran, berdiskusi untuk mencapai pemahaman yang optimal atas suatu permasalahan. Sehingga Humas sekarang bukan lagi sebagai “penyambung lidah” atau juru bicara namun lebih merupakan “penghubung ide, kebijakan”. Dengan demikian keberadaan Humas mampu membawa perubahan kepada organisasi atau institusi yang diwakilinya ke arah perbaikan melalui aktivitas komunikasi strategis yang dilakukan oleh Humas itu sendiri. Kebebasan informasi yang berkembang saat ini telah berimplikasi pada berbagai bidang di badan-badan publik termasuk pemerintahan, khususnya sejak diberlakukannya UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Nomor 14 tahun 2008. Demikian halnya dengan lembaga yang berhubungan langsung dengan informasi. Universitas Sumatera Utara.

(18) 18. publik seperti Humas Pemerintah, yang harus lebih proaktif dalam menyediakan berbagai informasi mulai dari mengumpulkan, sampai kepada mencari informasi yang dibutuhkan oleh media maupun pemangku kepentingan lainnya bahkan dari masyarakat yang memerlukan informasi. Pekerjaan Humas pemerintah di era keterbukaan informasi seperti saat ini memang tidak mudah. Humas dituntut untuk mampu merespon secara cepat dan tanggap terhadap setiap perubahan yang terjadi, baik secara internal maupun eksternal terkait reputasi instansi pemerintah. Humas harus menyusun. press. release, menjalin hubungan baik dengan insan pers yang bisa saja datang sewaktu-waktu meminta keterangan pejabat terkait tentang pemberitaan yang beredar di masyarakat maupun melakukan konfirmasi seputar program maupun kebijakan yang sedang diambil oleh pemerintah saat itu. Undang-undang Nomor RI 14 Tahun 2008 tentang KIP menyebutkan bahwa setiap informasi publik yang bersifat terbuka dan dapat diakses oleh setiap pengguna informasi, harus dapat diperoleh dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan dan dengan cara sederhana. Strategisnya peran Humas terkait dengan Keterbukaan Informasi Publik (KIP), menjadikan sumber daya manusianya perlu diprioritaskan untuk dibekali kemampuan berkomunikasi dan menjalin relasi yang baik dengan awak media karena Humas merupakan ujung tombak dan garda terdepan (front liner) pada instansi/lembaga pemerintahan dalam memberikan informasi publik. Pada. level. pemerintahan. daerah,. muncul. tuntutan. pemerintahan. desentralistrik melalui penyelenggaraan otonomi daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor. 22 Tahun 1999 yang diperbarui dengan Undang-. Universitas Sumatera Utara.

(19) 19. Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dengan peraturan daerah otonom ini berimplikasi terhadap kinerja para praktisi Humas di pemerintahan daerah untuk berimprovisasi dan merevitalisasi peranan Humas demi menjawab kebutuhan pemerintahan saat ini yakni mencapai kesepahaman dengan publik melalui proses penyebarluasan informasi kebijakan pembangunan kepada masyarakat melalui media massa. Menjalin hubungan baik dengan media (Media Relations) salah satunya adalah menjalin hubungan baik dengan wartawan. Selain dengan wartawan, juga dengan asosiasi profesi wartawan atau asosiasi media juga tidak kalah penting. Dengan hubungan baik dengan media diharapkan segala kegiatan pemerintah daerah dapat diliput secara jujur, akurat dan berimbang sehingga pesan-pesan pembangunan maupun kebijakan dapat sampai ke masyarakat. Menurut Ruslan (2002: 91) keberhasilan dalam membina komunikasi eksternal seperti halnya membangun komunikasi dengan media massa merupakan keberhasilan pihak pejabat Public Relations dalam upaya memperoleh dukungan, pengertian, kepercayaan, partisipasi dan kerja sama lain sebagainya dengan pihak lain. Melalui perencanaan dan pelaksanaan strategi Media Relations yang baik diharapkan pemerintah akan memperoleh dukungan, kepercayaan dan bahkan partisipasi aktif dari masyarakat dan stakeholder lainnya dalam mensukseskan program pembangunan. Dalam mencapai kesuksesan dalam membina hubungan baik dengan media massa (Media Relations) dalam rangka menyebarluaskan pesan pembangunan dan kebijakan bagi masyarakat luas, diperlukan perencanaan kerja dan strategi Media Relation yang tepat. Dengan demikian diharapkan praktisi atau pejabat. Universitas Sumatera Utara.

(20) 20. Humas Pemerintah dapat mendukung tujuan pemerintah daerah, mencapai visi dan misi lembaganya serta melakukan efisiensi dana dan tenaga serta dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan secara efektif. Demikian halnya juga terjadi di level pemerintah daerah seperti Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai. Daerah yang merupakan wilayah pemekaran baru dari Kabupaten Deli Serdang ini telah menunjukkan prestasi dalam berbagai kebijakan pembangunan yang diterapkan dengan mengedepankan moto kebersamaan dengan rakyat sebagai salah satu resep keunggulan daerahnya. Sebagai kabupaten yang berusia relatif muda, kebersamaan pemerintah dengan masyarakatnya merupakan salah satu aspek yang dianggap penting dalam mendukung kemajuan dan prestasi daerah ini. Hal ini tampak dari salah satu program swadaya masyarakat di Serdang Bedagai yang dikenal dengan Gerakan Pembangunan Swadaya Rakyat (GerbangSwara). Melalui GerbangSwara terlihat pastisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan sebagai bentuk dukungan dan kepercayaan masyarakat daerah ini kepada pemerintah daerah setempat. Kebersamaan yang terwujud antara pemerintah dengan rakyat. merupakan sebuah hasil dari usaha. yang. berkesinambungan untuk menciptakan kesepahaman antara pemerintah dengan masyarakat dan sebaliknya. Untuk itu dibutuhkan sinergi antara pemerintah dengan para stakeholdernya dengan terus berupaya mengembangkan komunikasi yang strategis dan efektif agar seluruh kebijakan pembangunan daerah dapat ditanggapi dengan baik oleh masyarakat. Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai memiliki unit kerja yang ditunjuk sebagai. elemen. dalam. organisasi. yang. merencanakan,. melaksanakan,. Universitas Sumatera Utara.

(21) 21. melakukaan koordinasi sekaligus mengevaluasi program pembangunan di bidang informasi dan komunikasi yakni Bagian Hubungan Masyarakat (Humas). Dengan berdirinya Bagian Hubungan Masyarakat (Humas), tugas-tugas dan program kerja mengenai komunikasi dan informasi sudah direncanakan dan terus dilaksanakan sebagai bagian dari tugas-tugas pemerintahan. Penyusunan program dan kebijakan ditujukan untuk menghasilkan komunikasi strategis dalam penyebarluasan informasi pembangunan melalui Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai. Kerja sama yang baik dengan media cetak maupun elektronik di Sumatera Utara ini terus diupayakan melalui program-program Humas sehingga sejak awal berdirinya pada tahun 2004 Serdang Bedagai mulai mendapat tempat dalam pemberitaan media cetak maupun elektronik. Pada tahun 2007, Bupati definitif pertama yakni H.T. Erry Nuradi mendapatkan anugerah sebagai Sahabat Pers dari Serikat Perusahaan Suratkabar (SPS) Sumut dan sampai saat ini hubungan baik dengan awak media cukup berjalan mulus dan berjalan dengan baik tanpa ketegangan yang berarti karena dapat diatasi dengan cukup baik sehingga tidak memicu terjadinya konflik. Sebagai daerah pemekaran yang berusia relatif muda, publisitas daerah ini juga tergolong tinggi karena hampir setiap hari pemberitaan mengenai daerah ini terbit di surat kabar lokal di Medan maupun di media online yang berkembang saat ini. Bahkan di koran-koran ternama atau dengan oplah tertinggi seperti Analisa, dan Medan Bisnis pun hampir setiap hari berita tentang daerah ini menghiasi kolom-kolom di halaman daerah media tersebut. Hal ini sangat menarik mengingat daerah ini merupakan daerah baru, tentulah Bagian Humas. Universitas Sumatera Utara.

(22) 22. memiliki kiat atau strategi khusus untuk mendapatkan perhatian yang sedemikian baik dari pihak media di daerah Sumatera Utara. Di Usianya yang hampir menginjak 12 tahun ini belum pernah dilakukan penelitian atau riset evaluasi yang dilakukan secara akademis mengenai strategi Humas Pemerintah daerah ini yang dilakukan khususnya dalam membangun Media Relation yang baik dan efektif antara pemerintah dengan media sebagai publiknya dalam melaksanakan fungsi penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Penelitian ini juga merupakan sebuah refleksi mengenai usaha-usaha yang telah dilakukan Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Daerah Kabupaten Serdang Bedagai dalam menciptakan hubungan yang harmonis antara publiknya yakni media massa dengan para aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official), dengan tujuan menciptakan citra serta opini masyarakat yang menguntungkan.. 1.2 Fokus Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti memfokuskan permasalahan yang akan diteliti yakni sebagai berikut : 1.. Bagamiana strategi Media Relations yang dilakukan oleh Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam penyebarluasan kebijakan pembangunan daerah?. 2.. Bagaimana pertumbuhan publikasi media massa dalam penyebarluasan informasi pembangunan Serdang Bedagai melalui aktivitas media relations?. Universitas Sumatera Utara.

(23) 23. 3.. Bagaimana Evaluasi terhadap strategi Media Relations Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai melalui aktivitas Media Relations dalam penyebarluasan kebijakan pembangunan ?. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan fokus masalah diatas, maka penelitian ini dilaksanakan untuk : (1). Mengetahui gambaran tentang strategi Media Relations yang digunakan oleh Bagian Humas Pemkab Serdang Bedagai dalam penyebarluasan kebijakan pembangunan daerah. (2). Mengetahui gambaran pencapaian publikasi penyebarluasan informasi pembangunan Kabupaten Serdang Bedagai di media lokal pada tahun 2014 sampai sekarang. (3). Melakukan evaluasi terhadap Strategi Media Relations Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai melalui aktivitas Media Relations dalam penyebarluasan kebijakan pembangunan daerah.. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Secara akademis, penelitian ini diharapkan akan memperkaya perkembangan kajian di bidang kehumasan khususnya humas pemerintahan (Government Public Relation Officer). (2) Secara praktis, yang pertama adalah untuk memberikan gambaran (deskripsi) tentang pelaksanaan Media Relations yang dilakukan oleh Humas Pemerintah. Universitas Sumatera Utara.

(24) 24. Kabupaten Serdang Bedagai sekaligus menemukan model hubungan yang terbina selama ini antara humas dengan media massa. Kedua bermanfaat untuk menggambarkan publisitas yang dicapai Pemkab Serdang Bedagai melalui pemberitaan media massa. Ketiga adalah untuk mendapatkan evaluasi sekaligus rekomendasi bagi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat mengenai tentang strategi Media Relations yang digunakan dalam kegiatan kehumasan tidak hanya sekedar membentuk citra namun dalam peranannya dalam pelaksanaan komunikasi pembangunan di daerah.. Universitas Sumatera Utara.

(25) 25. BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 2.1 Paradigma Penelitian Paradigma merupakan kekuatan dasar yang mampu mempertahankan keberadaan sebuah ilmu pengetahuan. Paradigma pada wilayah riset penelitian sebenarnya merupakan seperangkat konstruksi cara pandang dalam menetapkan nilai-nilai dan tujuan penelitian serta memberikan arah tentang bagaimana pengetahuan harus di dapat dan teori-teori apa yang seharusnya digunakan dalam sebuah penelitian. Paradigma Konstruktivisme didasarkan kepada pemikiran bahwa kerja kognitif individu untuk menafsirkan realitas yang ada karena terjadi relasi sosial antara individu dengan lingkungannya atau orang sekitarnya. Individu-individu selalu berusaha memahami dunia dimana mereka hidup dan bekerja dengan mengembangkan makna subjektif dari pengalaman-pengalaman mereka. Maknamakna ini pun cukup beragam sehingga peneliti dituntut untuk mencari kompleksitas pandangan-pandangan ketimbang mempersempit makna-makna menjadi sejumlah kategori atau gagasan. Peneliti berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandangan partisipan tentang situasi yang sedang diteliti (Creswell, 2010). Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat relatif. Jenis konstruksivisme yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma. konstruksivisme. yakni. jenis. konstruksivisme. biasa. yang. Universitas Sumatera Utara.

(26) 26. memandang bahwa pengetahuan individu dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari realitas objek dalam dirinya sendiri Konstruksivisme semacam ini yang disebut oleh Berger dan Luckman (1990) sebagai konstruksi sosial. Reformasi mendorong perubahan sosial dalam masyarakat ke arah penyelenggaraan birokrasi yang transparan dan akuntabel serta pelayanan publik yang prima. Dorongan-dorongan tersebut memberi peluang bagi para praktisi humas untuk berkembang lebih cepat dengan memperbaiki paradigma lama serta mengembangkannya ke ranah-ranah kajian baru sehingga manfaat dan kegunaannya dapat terus dirasakan oleh masyarakat luas. Dorongan perubahan sosial itu sekaligus mendorong dunia kehumasan untuk memperbaiki paradigma lamanya tentang reputasi manajemen bahwa reputasi manajemen atau citra organisasi bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri bahkan tak berarti sama sekali tanpa konstruksi sosial (Morrisan: 2008). Membangun paradigma konstruksi. sosial. kehumasan. bukan sekedar. mengkritisi reputasi manajemen, namun lebih dari itu, konstruksi sosial membantu Humas secara luas. menjalankan fungsinya. Dengan demikian, Humas diharapkan. sebagaimana. yang diharapkan. yakni. dengan. melakukan riset dan evaluasi terhadap strategi komunikasi yang telah dikerjakan. Secara ideal menurut Wisesa dan Macnamara (2011: 5), Humas Pemerintah tidak hanya menginformasikan hal-hal yang sedang dan akan dilakukan pemerintah kepada masyarakat sebagai publiknya, namun berupaya mempertemukan kepentingan kedua belah pihak untuk mencapai tujan. Universitas Sumatera Utara.

(27) 27. bersama. Oleh karenanya, dalam lingkungan Humas Pemerintahan selain harus merencanakan. dan. melaksanakan. tindakan. komunikasi. juga. harus. mengevaluasi pemahaman dan kesepahaman yang terbentuk dari tindakan komunikasi yang dilakukan melalui Media Relations apakah dianggap sudah memenuhi atau mencapai tujuan yang diinginkan dan diharapkan oleh kedua belah pihak yakni komunikator yaitu humas sebagai perwakilan lembaga dan media maupun masyarakat sebagai komunikannya. Dengan melakukan evaluasi khususnya terhadap konstruksi sosial yang tercipta dalam benak media maupun masyarakat sebagai akibat dari tindakantindakan. komunikasi. yang. strategis. bagian. humas,. diharapkan. akan. menumbuhkan partisipasi atau dukungan dari para stakeholder terkait tersebut. Dukungan dapat berupa ide-ide, gagasan, masukan, kritik yang membangun bahkan bantuan berwujud materi seperti donasi dana dalam menghasilkan dan melaksanakan kebijakan pembangunan.. 2.2. Kajian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu telah mengkaji tentang bagaimana strategi Media Relations di lembaga pemerintahan maupun swasta telah banyak dilakukan. Seperti halnya kajian yang dilakukan oleh Eko Harry Susanto Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara Jakarta tentang Media Relations dan Transparansi Informasi (Tinjauan Terhadap Kesiapan Badan Publik Pemberlakuan. UU. Keterbukaan. Informasi. Publik).. Melalui. Dalam. kajian. ini. dikemukakan bahwa dalam menyikapi pemberlakuan UU KIP dan tuntutan reformasi birokrasi saat ini, Humas pemerintah harus melakukan dua strategi. Universitas Sumatera Utara.

(28) 28. Media Relations. Pertama, Humas Pemerintah harus meningkatkan kohesivitas dengan media. Humas pemerintah melalui fungsi Media Relations harus memiliki strategi penyampaian berita yang mampu menarik media untuk mewartakan pencapaian positif dari pemerintah. Dalam kaitannya dalam menarik perhatian media, hal yang penting untuk diperhatikan oleh humas pemerintah adalah kemampuan. menganalisis. karakteristik. khalayak. yang. beragam. dengan. menerapkan prinsip emphaty sehingga menjauhkan Humas dari sudut pandang yang subjektif dalam mengeluarkan pemberitaan. Diperlukan kepiawaian mengelola informasi, mengorganisasikan pesan dan memilah dengan cermat dalam mempublikasikan berita kepada masyarakat agar kosehesivitas dengan media dapat terus ditingkatkan. Kedua, Humas Pemerintah harus menyiapkan pengelola informasi demi tersedianya informasi yang dibutuhkan oleh media massa. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Anastasia Yuni Widyaningrum dari Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang berjudul Strategi Media Relations perusahaan multinasional di tingkat lokal (Strategi Media relations Hotel Sheraton Surabaya Terhadap Media Lokal di Surabaya). Melalui penelitian ini, strategi media relations dilakukan denga menjalin hubungan dengan media yang sangat erat dan harmonis. Media Relations ditempuh dengan cara mengadakan press conference, media gathering, dan berbagai event yang diadakan dengan tujuan mengundang publikasi media. Publikasi dilakukan sebagai bagian untuk mendukung tujuan organisasi. Dimana tujuan organisasi adalah profit baik dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Kerjasama. Universitas Sumatera Utara.

(29) 29. dengan media lokal sangat diperlukan untuk mendukung kesuksesan departemen Hubungan Masyarakat. Kemudian, penelitian lainnya dilakukan oleh Reynaldi Maulana yang dilaksanakan pada Biro Humas dan Protokoler Setdakab Provinsi Banten pada tahun 2010 yang berjudul “Strategi Media Relations Humas Provinsi Banten”. Dalam penelitian ini, Reynaldi Maulana menngembangkan tiga jenis strategi Media Relations yang diterapkan oleh Biro Humas dan Protokoler Provinsi Banten yakni mengelola relasi, mengembangkan strategi dan mengembangkan jaringan. Mengelola relasi melalui komunikasi formal dan informal melalui pendekatan antara personal. Mengembangkan strategi dengan rutin melakukan pertemuan, menfasilitasi media dan mengembangkan kerja sama dengan media berupa publikasi atau iklan secara merata. Mengembangkan jaringan dilakukan dengan peningkatan kerja sama dengan berbagai asosiasi jurnalis yang ada seperti PWI, pokja wartawan di Pemprov Banten dan organisasi kehumasan seperti Bakohumas (Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat). Kajian lainnya dilakukan oleh Lena Satlita seorang staf pengajar di Universitas Negeri Yogyakarta mengenai aktivitas Public Relations dalam membina hubungan baik dengan media massa. Dalam kajiannya menurut Lena, tidak ada jalan lain bagi suatu institusi, selain mengefektifkan fungsi dan peran Humas dalam berhubungan dengan media massa, agar institusi memperoleh nilai lebih dari hubungan tersebut melalui publikasi positif yang akan membentuk persepsi positip masyarakat. Melalui berbagai aktivitas humas yang terencana dalam membina hubungan baik dengan media massa akan dapat dibangun citra dan reputasi positif suatu institusi di mata masyarakat khususnya sasaran. Universitas Sumatera Utara.

(30) 30. khalayaknya.( http://staff.uny.ac.id/) Berbagai aktivitas tersebut berupa konferensi pers, wisata pers, taklimat pers (press briefing), maupun kegiatan informal lainnya seperti mengirimkan kartu ucapan selamat, menghadiri undangan dari media, mengunjungi kantor/redaksi media massa, membuat siaran pers (press release), memberikan kesempatan wawancara pers,mengirimkan karangan bunga dan banyak aktivitas lainnya. Aktivitas membina hubungan baik jangan. hanya dilakukan ketika. lembaga atau Humas membutuhkan pers tetapi dilakukan secara terencana dan berkesinambungan sehingga menimbulkan saling pengertian, saling menghargai, saling percaya dan saling membantu antara Humas dan insan pers. Penelitian lainnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sabaruddin yang dilakukan di Bagian Humas Kantor Walikota Lhokseumawe pada tahun 2008. Penelitian ini adalah penelitian yang mengkaji mengenai strategi program layanan Bagian Humas Kantor Walikota Lhokseumawe. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif dan dari penelitian ini didapati bahwa program layanan yang diberikan oleh Bagian Humas Pemko Lhokseumawe belum berjalan dengan baik. Program yang berjalan hanya Media Relations. Penyebabnya adalah minimnya sarana dan prasarana informasi dan komunikasi. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa untuk dapat membina hubungan yang baik dengan media, salah satu strategi yang harus diambil oleh praktisi humas adalah dengan menyediakan layanan sarana dan prasarana informasi dan komunikasi yang dibutuhkan oleh para awak media. Untuk itu diperlukan pembenahan secara terus menerus atas fasilitas informasi dan komunikasi oleh para praktisi kehumasan.. Universitas Sumatera Utara.

(31) 31. Letak perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti kajian ini sebelumnya adalah pada bahwa evaluasi dilakukan terhadap strategi Media Relations dalam impelementasi kegiatan kehumasan di Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dari pihak Bagian Humas sendiri sebagai sebuah autokritik maupun dari pihak media sebagai publik maupun sasaran dari program maupun strategi ini serta mengevaluasi implementasi dari perencanaan strategi Media Relations yang sudah ditetapkan sebelumnya. Selain menguraikan strategi dan aktivitas yang telah dilakukan oleh Humas Pemerintah Daerah ini, melalui penelitian ini peneliti tertarik untuk mengurai model hubungan yang dibangun oleh Bagian Hubungan Masyarakat Sekretariat Kabupaten Serdang Bedagai dan mengidentifikasikan hubungan tersebut ke dalam empat model hubungan Humas dengan media menurut Grunig dan Hunt dalam Ardianto (2011 :95). Seyogyanya bahwa instansi Humas Pemerintahan dewasa ini seharusnya sudah bergerak ke arah reformasi birokrasi dimana Humas tidak lagi bersifat satu arah namun beranjak kepada model komunikasi dua arah yang simetris dimana menurut Grunig disebut two way symmetric model dan meninggalkan model hubungan yang lama yang bersifat press agentry maupun public informations semata-mata. Penelitian ini dianggap perlu karena sejak tahun 2004 berdirinya kabupaten ini, belum pernah dilakukan proses evaluasi terhadap program kerja khususnya dalam membangun Media Relations di daerah ini. Untuk itu peneliti melalui penelitian deskriptif kualitatif ini, peneliti akan mencari model hubungan yang terbentuk sebagai akibat dari strategi komunikasi yang dilakukan oleh Bagian Humas Pemkab Sergai, bagaimana strategi Media Relations tersebut. Universitas Sumatera Utara.

(32) 32. membentuk kesepahaman antara pemerintah dengan media dan meningkatkan kerja sama yang baik sebagaimana yang terlihat selama ini.. 2.3 Uraian Teoritis 2.3.1 Hubungan Masyarakat (Public Relations) Hubungan Masyarakat merupakan bagian dari bidang komunikasi manajemen organisasional namun bisa dikatakan juga merupakan bagian dari komunikasi pembangunan (development communication). Dalam ruang lingkup komunikasi, Public Relations atau hubungan masyarakat merupakan bagian dari metode komunikasi dalam tataran bidang komunikasi manajemen organisasional dan bidang komunikasi pembangunan dengan tujuan dan fungsi yang lebih spesifik serta menggunakan seluruh teknis komunikasi yang ada. Terkadang terjemahan Public Relations menjadi Hubungan Masyarakat (Humas) dirasa kurang tepat karena sering sekali dipandang sebagai hubunganhubungan dengan orang-orang di luar organisasi saja. Padahal Humas juga mengkoordinasi hubungan-hubungan dengan orang-orang di dalam organisasi (internal public). Dengan kata lain, sasaran kegiatan kehumasan adalah publik di dalam organisasi (internal public) dan publik di luar organisasi (eksternal public). Namun dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan istilah Hubungan Masyarakat (Humas) sebagaimana nama instansi yang sedang dijadikan sebagai objek penelitian. Effendy (1998) mengemukakan bahwa para ahli membagi Humas menjadi dua jenis pengertian yakni : Humas sebagai teknik komunikasi dan Humas sebagai wujud (state of being). Dalam hal ini Humas dipandang sebagai kegiatan. Universitas Sumatera Utara.

(33) 33. komunikasi yang berbeda dengan jenis komunikasi lainnya. Komunikasi yang dilakukan oleh Humas bersifat timbal balik (two way traffic communication) dan ciri-cirinya bergantung kepada fungsi Humas dalam suatu organisasi tersebut, sifat organisasi dan sifat-sifat para pelaku komunikasi di dalamnya. Dalam pengertian Humas sebagai teknik komunikasi mengandung makna bahwa kegiatan Humas dapat dilakukan oleh para pemimpin organisasi, para manager, para customer service, pelayanan pelanggan bahkan oleh para staf dari organisasi itu. Humas sebagai teknik komunikasi jika dikuasai secara baik oleh elemen-elemen dalam organisasi, akan sangat mempengaruhi terbentuknya citra baik organisasi serta memudahkan pelayanan informasi dalam organisasi tersebut. Humas sebagai state of being (wujud). Dalam pengertian Humas sebagai state of being (wujud) dimaksudkan bahwa Humas merupakan kegiatan dalam bentuk biro, bagian, seksi, kantor urusan dan lain-lain. Dalam hal ini berarti sebuah lembaga atau organisasi telah menunjuk suatu bagian untuk melaksanakan tugas-tugas kehumasan dan ditunjang dengan berbagai fasilitas dan anggaran untuk melaksanakan program kerjanya. Hal ini yang tampak seperti di perusahaan-perusahaan swasta maupun di dunia pemerintahan dimana biasanya setiap organisasi telah dilengkapi dengan sebuah Bagian atau Biro yang menangani dan mengkoordinasi kegiatan kehumasan sebagai program kerjanya. Menurut Tike (2009: 107) bahwa kegiatan komunikasi dalam kehumasan mempunyai ciri-ciri yakni komunikasinya berlangsung dua arah (timbal balik), kegiatannya terdiri dari atas penyebaran informasi, penggiatan persuasif dan pengkajian pendapat umum, sasaran yang dituju adalah khalayak internal dan khalayak eksternal dan efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang. Universitas Sumatera Utara.

(34) 34. harmonis antara organisasi dan khalayak. Public Relations atau Humas sebenarnya sudah dikenal dan dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu dalam berbagai praktek. Jefkins dalam Morrisan (2008) mengemukakan bahwa kitab suci agama-agama di dunia mengandung Humas karena sedari dahulu manusia cenderung berupaya menciptakan pemahaman terhadap ajaran agamanya terhadap orang lain secara meluas. Demikian halnya dengan lambang-lambang yang digunakan para raja maupun panglima ketika berperang yang menunjukkan identitas mereka mewakili suatu suku bangsa ataupun kerajaan merupakan sebuah tindakan kehumasan. Praktek Humas menurut Morrisan (2008: 3) secara keilmuwan disepakati para ahli awal munculnya sebagai Public Relation atau Humas modern yang dipelopori oleh seorang pria bernama Ivy Ledbetter Lee. Pada tahun 1903 Ivy Lee bersama rekannya George Parker membuka suatu kantor publisitas (publicity office) yang kliennya sebagian besar adalah perusahaan. Beberapa tahun kemudian Lee menjabat sebagai pejabat perwakilan press (press representatives) bagi suatu perusahaan batu bara serta perusahaan kereta api. Ketika menangani pemogokan yang dilakukan para pekerja tambang batu bara, Lee menerbitkan suatu “Pernyataan Prinsip” (Declaration of Principles) yang menyatakan bahwa ia dan perusahaan akan bersikap terbuka dan jujur dalam berhubungan dengan khalayak. Lee juga menunjukkan bahwa Humas dapat berperan sangat efektif dalam memperbaiki hubungan perusahaan atau organisasi dengan khalayaknya. Dalam Ardianto (2011) tercatat bahwa usai perang dunia I, muncul dua pelopor humas lainnya yaitu Carl Byoid dan Edward L. Bernay. Byoid adalah. Universitas Sumatera Utara.

(35) 35. orang pertama yang membuka perusahaan kehumasan dan Bernay adalah orang pertama yang menulis buku tentang Humas Crystallizing Public Opinion yang diterbitkan tahun 1923. Keterlibatan pemerintah dalam program Humas pertama kali terjadi pada perang dunia I ketika Presiden AS Woodrow Wilson membentuk panitia Creel yang bertugas untuk mencari dukungan publik agar bersedia membantu. pemerintah AS untuk turut serta dalam kancah Perang. Dunia. Creel memberikan nasehat kepada Presiden Wilson dalam menentukan strategi komunikasi yang tepat agar khalayak percaya pada niat pemerintah untuk ikut perang dunia. Panitia Creel membuahkan hasil, Pemerintah AS berhasil mendapatkan dukungan dari publiknya. Creel menunjukkan kekuatan kampanye Humas yang terencana dengan baik dan dilaksanakan dengan baik pula. Pada paruh abad ke-20, masyarakat Amerika mengalami perubahan sosial yang cukup signifikan sehingga memungkinkan Humas berkembang dengan sangat cepat. Sampai saat ini, tidak ada organisasi yang tidak membutuhkan humas. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa Humas merupakan bentuk komunikasi yang berlaku dalam semua jenis organisasi termasuk pemerintahan. Sebagai salah satu unsur penting dalam sebuah organisasi, setiap kegiatan kehumasan atau Public Relations memiliki fungsi dan tujuan yang secara umum adalah untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi.. Dalam berbagai. organisasi, fungsi Public Relations juga beragam mulai dari teknis sampai manajerial. Fungsi Public Relations menurut Effendy (1998) meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. 2.. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan menyebarkan. Universitas Sumatera Utara.

(36) 36. 3. 4.. informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini publik pada perusahaan. Melayani publik dan memberikan nasihat kepada pimpinan organisasi untuk kepentingan umum. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dengan publik, baik internal maupun eksternal. Fungsi Public Relations menyelenggarakan komunikasi dua arah secara. lebih terinci dijelaskan oleh Bachtiar dalam Jurnal Lena Satlita yang berjudul Reposisi Peran dan Fungsi Strategis Public Relations Dalam Organisasi sebagai berikut: 1. 2. 3.. 4.. 5.. Memberikan penerangan yang berkaitan dengan kepentingan organisasi dan kepentingan khalayak dengan cara-cara yang sesuai dengan jamannya. Mengukur dan menafsirkan sikap, pendapat dan perilaku masyarakat terhadap organisasi, sehingga tercapainya misi pesan yang dikehendaki. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengertian masyarakat terhadap aktivitas lembaga/perusahaan guna memperoleh dukungan publik. Melaksanakan dan mengembangkan setiap program yang berhubungan dengan usaha untuk menciptakan saling pengertian antara organisasi dan masyarakat, sehingga terjalin kerjasama yang diharapkan. Melakukan evaluasi internal sejauhmana terjalinnya kerjasama harmonis dan sampai dimana telah terciptanya persepsi positif masyarakat dan citra organisasi yang didambakan. Fungsi-fungsi Public Relations yang tercantum dalam booklet Public. Relations Society of America (PRSA ) dengan judul Careers in Public Relations lebih memperjelas apa yang dikerjakan PR dalam suatu organisasi baik swasta maupun PR Pemerintah. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: 1.. 2.. Programming. Fungsi ini antara lain mencakup analisis masalah dan peluang menentukan goals dan publik (kelompok orang yang dukungan dan pemahamannya diperlukan organisasi) serta merekomendasi dan merencanakan kegiatan, termasuk di dalamnya pembuatan anggaran, penjadwalan, pembagian dan pendelegasian tugas. Relationship. Seorang praktisi PR yang berhasil harus mengembangkan ketrampilan dalam mengumpulkan informasi dari manajemen, sejawat dalam organisasi dan dari sumber-sumber di luar organisasi. Untuk itulah banyak kegiatan PR mensyaratkan para praktisinya untuk memiliki kemampuan menjalin hubungan baik dengan publik internal maupun eksternal.. Universitas Sumatera Utara.

(37) 37. 3.. 4.. 5.. 6.. 7.. 8.. Writing dan Editing. Sejalan dengan sasaran kegiatan PR, yakni mencapai publik yang amat besar, alat penting yang digunakannya adalah melalui barang-barang cetakan. Banyak ragam barang cetakan yang digunakan dalam kegiatan PR seperti laporan tahunan, booklets, media releases, newsletter, buletin, dll. Tulisan yang jelas dan masuk akal sangat penting artinya bagi keefektifan kerja praktisi PR. Sebagian besar pekerjaan PR berkaitan dengan penulisan dan penyuntingan. Information. Membangun sistem informasi yang baik merupakan salah satu cara menyebarkan informasi secara efektif kepada publik. Ini biasanya berkaitan dengan usaha pengenalan cara kerja berbagai media atau saluran komunikasi yang ada termasuk di dalammnya surat kabar, media elektronik, radio dan televisi serta multimedia. Production. Fungsi ini berkaitan dengan kegiatan produksi media komunikasi yang digunakan dalam penyebaran pesan-pesan yang dirancang praktisi PR. Untuk itu praktisi PR harus memiliki pengetahuan tentang tata letak, tipografi, fotografi dan hal-hal lain yang berkaitan dengan produksi media komunikasi yang digunakan dalam kegiatan PR. Special Event seperti menggelar konferensi pers, pameran, ulangtahun perusahaan, pemberian penghargaan, kinjungan perusahaan, pameran, seminar dan sebagainya merupakan kegiatan yang harus ditangani PR. Kegiatan seperti ini biasanya diarahkan untuk dapat menarik perhatian dan memperoleh pengakuan dari publik terhadap keberadaan perusahaan. Adpekaspek yang perlu mendapat perhatian biasanya berkaitan dengan protokoler, perencanaan , koordinasi, detail-detail jadwal dengan kegiatannya, serta persiapan publikasi penunjangnya seperti booklets, publisitas dan juga laporannya. Speaking. Ketrampilan penting yang juga harus dimiliki seorang praktisi PR adalah ketrampilan berbicara baik untuk tatap muka individual maupun untuk tatap muka kelompok (public speaking) termasuki menulis naskahnya. Research dan Evaluation. Aktivitas penting yang dilakukan seorang praktisi PR adalah pengumpulan fakta. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk itu, baik yang dilakukan secara formal maupun infomal.(Ngurah, 1999: 10). Ruang lingkup pekerjaan Public Relations atau hubungan masyarakat. menurut Saputra dan Nasrullah (2011: 54-59) mengemukakan bahwa ruang lingkup public relations berdasarkan jenis organisasi yakni humas pemerintah, humas perusahaan, dan humas internasional. 1. Humas Pemerintah Lembaga-lembaga pemerintah pusat sampai tingkat daerah dilengkapi dengan Bagian Humas untuk mengelola informasi dan opini publik.. Universitas Sumatera Utara.

(38) 38. Informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya, dan opini publik dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan berikutnya. Menurut John D. Millet dalam bukunya Management in Public Service the Quest for Effective Performance yang dikutip oleh Ruslan (2014 :341) bahwa tugas utama Humas dalam instansi/lembaga pemerintahan yakni : 1.. 2.. 3.. 4.. Mengamati dan mempelajari tentang hasrat, keinginan-keinginan dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspiration) Kegiatan memberikan nasihat dan sumbang saran untuk menanggapi apa yang sebaiknya dilakukan oleh instansi atau lembaga pemerintahan seperti yang dikehendaki oleh publiknya (advising the public about what it should desire) Kemampuan untuk mengusahakan terjadinya hubungan yang memuaskan yang diperoleh antara hubungan publik dengan aparat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official). Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintahan yang bersangkutan (informing and about what an agency is doing). Sam Black dalam bukunya “Practical Public Relations” dalam Saputra. dan Nasrullah (2011) mengklarifikasikan Humas menjadi Humas Pemerintah Pusat (center government) dan Humas Pemerintahan Daerah (local government). a.. Humas Pemerintah Pusat Humas Pemerintah Pusat umumnya bertempat di departemen-departemen,. serta badan-badan yang termasuk pemerintah pusat. Tugas Humas Pemerintahan Pusat adalah menyebarkan informasi secara teratur mengenai kebijaksanaan, perencanaan, dan hasil yang telah dicapai; kedua, menerangkan dan mendidik publik mengenai perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan hal-hal yang bersangkutan dengan kehidupan rakyat sehari-hari.. Universitas Sumatera Utara.

(39) 39. b.. Humas Pemerintah Daerah Humas Pemerintah Daerah pada hakikatnya sama saja dengan Humas. pemerintah pusat, dalam rangka pengorganisasian dan mekanisme kerja. Bedanya hanya dalam ruang lingkup yang lebih kecil yakni dalam pemerintahan daerah seperti di tingkat provinsi, kabupaten maupun kotamadya. Menurut Ruslan (2014: 341) bahwa perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Humas yang terdapat di organisasi pemerintahan dan non pemerintahan (komersil) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas pemerintah lebih menekankan kepada pelayanan umum. Keberadaan lembaga Humas pada organisasi pemerintahan merupakan sebuah kebutuhan dan keharusan secara fungsional dan operasional dalam upaya penyebarluasan. atau. mempublikasikan. aktivitas. dan. kebijakan. instansi. pemerintahan tersebut kepada publik internal maupun eksternal dari lembaga pemerintah. Dalam pelaksanaannya menurut Ruslan (2014:344) bahwa Humas memiliki peran jangka pendek yakni tugas secara taktis dan peran jangka panjang atau peran strategis kehumasan yakni untuk memberikan masukan dan gagasan cemerlang. serta. kreatif. untuk. menyukseskan. program. kerja. lembaga. pemerintahan. Dalam rangka untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Humas pemerintahan, ada beberapa kegiatan yang dihadapinya secara rutin menurut Ruslan (2014 :345) yakni sebagai berikut : a. b.. Membangun dan membina saling pengertian antara kebijaksanaan pimpinan lembaga dengan khalayak eksternal dan internal. Menjadi pusat pelayanan dan pemberi informasi, baik bersumber dari instansi maupun dari publiknya.. Universitas Sumatera Utara.

(40) 40. c. d. e.. 2.. Menyelenggarakan pendokumentasian setiap ada publikasi dan peristiwa atau acara penting dilingkungan instansi. Mengumpulkan berbagai data dan informasi dari berbagai sumber khususnya yang berkaitan dengan kegiatan lembaga pemerintahan. Kemampuan membuat produk publikasi humas seperti buletin, kliping, press release, majalah internal organisasi, brosur dan poster. Humas Perusahaan Perusahaan merupakan organisasi yang memiliki kekhasan dalam sifat,. fungsi dan tujuannya maka Humas perusahaan mempunyai kekhasan pula, meskipun dalam aspek-aspek tertentu terdapat persamaan dengan jenis-jenis Humas lainnya. a.. Hubungan dengan karyawan oleh humas (PR). b.. Hubungan dengan pemegang saham (stakeholder relationship). c.. Hubungan dengan pelanggan (customer relationship). d.. Hubungan dengan komunitas khalayak sekitar (community relations). e.. Hubungan dengan pemerintah (government relations). f.. Hubungan dengan pers (pers relations). 3.. Humas Internasional. Perubahan yang sangat cepat di segala bidang misalnya bidang pariwisata,. komunikasi, pendidikan dan sebagainya memungkinkan terjadinya kontak atau hubungan antarnegara.Dengan demikian, untuk memelihara hubungan yang baik antara satu negara dengan negara yang lain sehingga membutuhkan peranan Humas yakni Humas Internasional yang menghubungkan kerjasama antar negara. Ruang lingkup bidang yang ditangani oleh praktisi Humas Internasional cenderung lebih luas dan jangkauannya juga lebih luas.. Universitas Sumatera Utara.

(41) 41. Sedangkan menurut Cutlip-Center-Broom di dalam buku Effective Public Relations (2000 : 8) menjelaskan bahwa ruang lingkup pekerjaan Public Relations mencakup tujuh bidang pekerjaan yaitu: publisitas, iklan, press agentry, public affairs, manajemen isu, lobi, dan hubungan investor.. 2.3.2 Perubahan Paradigma Kehumasan dan pengaruhnya terhadap Fungsi Humas dalam Organisasi Pada awalnya Humas merupakan komunikasi persuasi satu arah yang mencapai puncaknya pada saat AS menyatakan dukungan terhadap Perang Dunia I ketika Presiden Woodrow Wilson membentuk Komite Informasi Publik yang bertujuan menyatukan pandangan umum guna mendukung kebijakan pemerintah untuk terlibat dalam Perang Dunia (Morrisan, 2008:3). Pada waktu itu Humas memiliki bentuk pemberitaan (publicity) yang dirancang untuk mempengaruhi pihak lain. Beberapa dekade kemudian, pandangan mengenai pengertian Humas ini mulai mengalami perubahan. Definisi mengenai Humas mulai memasukkan aspek komunikasi atau hubungan dua arah (two way communication). Definisi mengenai Humas kemudian memasukkan kata-kata seperti resiprokal (timbal balik), mutual (saling), dan between (antara). Dengan demikian pengertian Humas sudah mengandung pengertian aksi timbal balik (interaktif). Seperti yang disebutkan oleh Griswald yang dikutip oleh Danandjaja (2011) menjelaskan “Public Relation is the management of function which evaluate public attitude, identifies the policies and procedures of an individual or an organization with the public interest, and plans and execute a program of action to earn public understanding and acceptance”. Dalam pengertian ini, PR. Universitas Sumatera Utara.

(42) 42. didefinisikan. sebagai. fungsi. manajemen. yang. menilai. sikap. publik,. menunjukkan kebijakan dan rencana program-program suatu lembaga atau organisasi atas dasar kepentingan publik, merencakanan dan menjalankan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan agar dapat diterima dengan baik oleh publik. Dalam buku yang sama, Lesly (1991) mengemukakan bahwa “Public Relations as helping a organizations and its public adapt mutually to each other”. Pengertian dari definisi ini adalah bahwa Public Relation berperan membantu. organisasi. dan. publiknya. untuk. saling menyesuaikan. diri. (beradaptasi) satu sama lainnya. Perubahan paradigma kehumasan berjalan sedikit lambat di Indonesia, namun perubahan iklim politik mempengatuhi praktek hubungan masyarakat di dalam negeri. Revolusi politik atau orde reformasi yang berlangsung sejak tahun 1998 berimplikasi pada pengakuan tehadap kebebasan berkomunikasi, yakni adanya jaminan terhadap hak untuk memperoleh dan menyebarkan informasi sebagai bagian dari hak masyarakat untuk mendewasakan diri. Kebebasan ini terwujud antara lain dalam kebebasan pers dan kebebasan untuk memperoleh informasi publik. Kebebasan untuk berkumpul dan berserikat juga dijamin sehingga setiap warga negara tidak perlu takut untuk berkumpul dan berserikat lagi. Berbagai organisasi termasuk organisasi kewartawanan maupun LSM bermunculan seperti jamur di musim hujan. Dengan adanya kebebasan ini maka para praktisi humas khususnya humas pemerintah harus siap mengantisipasi terutama berkaitan dengan kebebasan pers karena pers sekarang tidak lagi takut untuk melakukan fungsi pengawasan dan kontrol sosial terhadap pemerintahan dengan segala program. Universitas Sumatera Utara.

(43) 43. dan kebijakannya. Di era reformasi praktek Humas yang ada sekarang mengarah pada model Humas simetris dua arah yang mengarah kepada keterbukaan dan transparansi informasi kepada publik. Hal ini turut didukung dengan diberlakukannya Undang- Undang Keterbukaan Informasi Publik No. 14 tahun 2008 juga berimplikasi terhadap tugas dan peran Humas dalam pemerintahan dimana peran Humas sebagai layanan penyedia informasi dan juga mengumpulkan aspirasi dan informasi dari masyarakat atau publik eksternal lainnya.. 2.3.3 Media Relations/ Press Relations 2.3.3.1. Pengertian Media Relations Tugas seorang praktisi Hubungan Masyarakat adalah membina hubungan baik dengan publik organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Ringkasnya tugas hubungan masyarakat adalah membangun hubungan baik yang baik dengan stakeholder organisasi. Akan tetapi bukan sekedar menjalin hubungan yang baik saja, melainkan bagaimana hubungan tersebut memiliki makna bagi pencapaian tujuan organisasi. Baik publik internal maupun eksternal sama-sama penting bagi suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Karena itu, membangun hubungan dengan baik dengan publik dipandang sangat perlu. Bahkan hubungan baik organisasi dengan publiknya merupakan aset penting bagi organisasi. Ada juga yang menyebut bahwa hubungan baik itu merupakan salah satu modal sosial organisasi.. Universitas Sumatera Utara.

(44) 44. Menurut Public Relations universe (Jagad PR) dari Lesly dalam Iriantara (2004 : 52) pada dasarnya relasi yang dibangun oleh Hubungan Masyarakat adalah; internal relations berupa employee relations dan shareholder relations serta eksternal relations berupa community relations, media/press relations, government relations, special groups relations dan supplier relations. Menjaga. hubungan. dengan. media. merupakan. salah. satu. cara. meningkatkan citra atau reputasi organisasi di mata stakeholdernya. Dalam kegiatan media relations, salah satu tugas yang harus dikerjakan adalah menjalin hubungan baik dengan wartawan. Menjalin hubungan baik dengan wartawan memang penting bagi kegiatan atau program Media Relations organisasi. Namun mengingat media tidak dapat disederhanakan hanya menjadi soal wartawan belaka-menjalin hubungan dengan organisasi media, asosiasi profesi wartawan atau asosiasi media juga tidak kalah penting. Wartawan merupakan bagian penting dari organisasi media, tapi media sendiri merupakan sebuah organisasi, entitas yang tidak bisa diabaikan keberadaannya ketika organisasi pemerintah menyusun atau merencanakan kegiatan media relations. Hubungan baik dengan media tentunya disertai dengan harapan agar berbagai kegiatan yang dijalankan organisasi diliput oleh media secara jujur, akurat dan berimbang. Untuk mencapai maksud tersebut maka organisasi wajib mengembangkan hubungan yang kokoh dan erat dengan media cetak, media penyiaran dan media online agar citra positif organisasi di mata stakeholder terjaga dengan baik. Dalam kepustakaan lama tentang Hubungan Masyarakat, istilah umum yang dipergunakan untuk hubungan dengan media ini adalah press relations atau. Universitas Sumatera Utara.

(45) 45. hubungan dengan pers. Istilah dengan pers sendiri juga sering diidentikkan dengan media cetak. Namun saat ini informasi tidak hanya disampaikan melalui tulisan, namun secara auditif dan audiovisual. Istilah press relations masih banyak dipergunakan sampai saat ini termasuk untuk menggambarkan hubungan dengan media penyiaran maupun media online. Mengingat perkembangan media massa dan juga praktik kehumasan, istilah yang paling tepat digunakan adalah Media Relations atau hubungan media. Relasi dengan media adalah aktivitas utama dalam pekerjaan para praktisi PR dimana para praktisi banyak sekali menghabiskan waktunya dalam aktivitas ini dan organisasi juga menyiapkan dana yang cukup banyak untuk mendanai aktivitas ini karena dukungan media terhadap organisasi dianggap sebagai suatu aset yang penting bagi manajemen. Seperti yang dikemukakan Wragg “The purpose of press relations is not to issue press releases, or handle enquiries from journalists, or even to generate a massive pile of press cuttings. The true purpose of press relations is to enhance the reputation of an organisation and its products, and to influence and inform the target audience” (Theaker, 2004: 148).. Artinya Wragg berpendapat bahwa tujuan Press Relations/ Media. Relations tidak untuk mengeluarkan siaran pers, atau menangani pertanyaanpertanyaan dari wartawan, atau bahkan mengumpulkan berita yang dimuat di media. Tujuan sebenarnya dari Press Relations/Media Relations adalah untuk meningkatkan. reputasi. organisasi. dan. produk-produknya. dan. untuk. mempengaruhi dan menginformasikannya kepada target audiens. Media Relations menurut Wardhani (2008: 1) adalah aktivitas komunikasi Hubungan Masyarakat untuk menjalin hubungan baik dengan media. Universitas Sumatera Utara.

(46) 46. massa dalam rangka pencapaian pengertian serta dukungan dalam bentuk publikasi organisasi yang maksimal dan berimbang (balance). Sedangkan menurut Frank Jefkins (2009 : 98) Media Relations adalah usaha untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu. pesan atau informasi. humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Jefkins menjelaskan mengenai target Media Relations adalah pencapaian publikasi atau penyiaran maksimal atas informasi organisasi. Publikasi yang maksimal tidak hanya dari sisi jumlah media yang memuat, melainkan juga penyampaian informasi yang lengkap serta berada di posisi yang strategis atau mudah dibaca, didengar atau ditonton oleh pemirsa. Black dan Sharpe (Wardhani, 2008: 9) mendefinisikan bahwa Media Relations lebih kepada hubungan antara organisasi dengan media. Definisinya adalah hubungan antara suatu organisasi dengan pers, radio dan televisi secara dua arah atau dua pihak. Dapat disimpulkan bahwa Media Relations tidak hanya terkait dengan kepentingan sepihak, organisasi saja atau media saja melainkan kedua belah pihak memiliki kepentingan yang sama. Dengan demikian akan membuat hubungan kerja sama menjadi win-win solutions. Dalam hal ini perusahaan atau praktisi hubungan masyarakat harus benar-benar memahami kepentingan-kepentingan perusahaan media, wartawan serta insan-insan pekerja media lainnya yang terlibat dalam aktivitas industri media itu sendiri.. Berdasarkan pada beberapa penjabaran konsep Media Relations tersebut, maka dapat dikatakan pengertian Media Relations sebagai aktivitas komunikasi Public Relations untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media. Universitas Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Adeyemi., Moumakwa., & Adeyemi., (2009) bahwa pendidikan karakter harus menjadi bagian dari kurikulum dan selalu

Untuk mengatasi masalah itu diperlukan sistem transportasi cerdas pada traffic light di simpang ini, metode ANFIS adalah salah satu metode yang dapat digunakan dimana hasil

Sesuai dengan jadwal Seleksi pada tahapan Evaluasi Dokumen Kualifikasi dan Pembuktian Kualifikasi, maka dengan ini diundang kepada Saudara untuk hadir dengan

Revolusi Prancis dan Inggris diasumsikan sebagai penanda lahirnya gerakan sosialis, kedua peristiwa tersebut telah menimbulkan problematika tersendiri dalam kehidupan

Telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwasannya slang merupakan ragam bahasa tidak baku atau tidak formal yang dapat berbentuk kata baik kata dasar, kata turunan,

Oleh karena itu peneliti membatasi pada problematika guru dalam pembelajaran membaca terkait dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia

Efisiensi teknis produksi menggambarkan pengorbanan atau biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan output tertentu. Hal ini tercermin dalam pemakaian input, dimana

Pada gambar 4.3 dalam penambahan buffer size meningkatkan delivery probability kedua protocol ini dikarena pergerakan shortestpath sehingga routing protokol MaxProp dapat