• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Ludo Kimia berbasis Chemo-Edutainment (CET) sebagai Media Pembelajaran pada Materi Sistem Koloid Kelas XI SMA/MA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Ludo Kimia berbasis Chemo-Edutainment (CET) sebagai Media Pembelajaran pada Materi Sistem Koloid Kelas XI SMA/MA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Ludo Kimia berbasis Chemo-Edutainment (CET) sebagai Media Pembelajaran pada Materi Sistem Koloid Kelas XI SMA/MA

Rahma Febriyeni1, Iswendi2, Zonalia Fitriza3 Jurusan Kimia, Universitas Negeri Padang, Indonesia

1Mahasiswa Pendidikan Kimia, 2Pembimbing I, 3Pembimbing II

1Rahmafebriyeni258@gmail.com

Abstracts

This research aimed to produce Chemistry Ludo base on Chemo-Edutainment (CET) as a Learning Media on Colloid System Chemical for class XI SMA/MA and determined the validity and practicalty of this media. The type of this research was Research and Development (R&D) with a 4-D models, (1) define, (2) design, (3) develope, and (4) disseminate. This media was validated by three lecturers of Kimia FMIPA UNP and two chemistry teachers at SMAN 7 Padang. Determination of the practicality was carried out by two chemistry teachers at SMAN 7 Padang and 30 students XII IPA 4 at SMAN 7 Padang. The instrumen used were questionnaire validity and practicality. Data collection techniques were carried out by distributing questionnaires and analized using the Cohen Kappa formula. From the data analysis, it was found that Chemistry ludo based on CET had validity 0,81 with a very high validity category. The practicality by teachers and students was 0,99 and 0,92 with very high practicality categories. This data shows that Chemistry Ludo base on CET developed can be used as a learning media on Colloid System for class XI SMA/MA.

Keywords: Learning media, Chemistry ludo, Chemo-Edutainment (CET), Colloid System, 4-D model

A. PENDAHULUAN

Sistem Koloid merupakan salah satu materi yang dipelajari oleh siswa SMA/MA kelas XI semester kedua[6]. Materi Sistem Koloid berisi pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural.

Dari karakteristik materi tersebut, untuk memahami konsep Sistem Koloid maka diperlukan suatu usaha seperti, banyak membaca, diskusi, dan mengerjakan latihan agar tercapai Indikator Pencapaian Kompetensi sesuai dengan Kurikulum 2013.

Hasil wawancara terhadap guru kimia di SMA Negeri 7 Padang, SMA Negeri 12 Padang, dan SMA Negeri 6 Padang, diperoleh informasi bahwa guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai kurikulum 2013 revisi 2017 serta menggunakan media seperti power point, modul, buku teks, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi Sistem Koloid, namun guru belum pernah menggunakan media pembelajaran dalam bentuk permainan, dan guru telah memberikan latihan dalam bentuk soal-soal dari bermacam sumber seperti buku teks, modul, dan Lembar Kerja Siswa (LKS), namun tidak semua siswa aktif mengerjakannya.

Ditinjau dari karakteristik siswa, dari hasil angket yang disebarkan kepada siswa kelas XII di SMAN 7 Padang, SMAN 12 Padang, dan SMAN 6 Padang diperoleh informasi bahwa

(2)

guru telah memberikan latihan dalam bentuk soal-soal pada materi Sistem Koloid kepada siswa, namun siswa belum pernah menggunakan media pembelajaran berbentuk permainan sebagai variasi latihan pada proses pembelajaran. Hal ini tidak sesuai dengan karakteristik siswa SMA yang suka bekerja dalam kelompok, senang berdiskusi, dan menyenangi permainan sehingga mampu melibatkan peserta didik aktif dan kompetitif dalam pembelajaran[13]. Oleh karena itu dibutuhkan suatu usaha untuk dapat menarik minat siswa dalam memahami materi tersebut, sehingga dapat memantapkan konsep siswa. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah penggunaan media permainan dalam proses pembelajaran.

Adanya permainan akan membuat siswa lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran[9]. Media pembelajaran berupa permainan yang bisa digunakan dalam pembelajaran materi Sistem Koloid salah satunya adalah Ludo kimia berbasis Chemo-Edutainment (CET). Ludo kimia merupakan permainan ludo yang sudah dimodifikasi sedemikian rupa yang berisikan soal- soal latihan yang bertujuan untuk memantapkan konsep siswa mengenai materi Sistem Koloid. Chemo-Edutainment adalah sebuah konsep pembelajaran kimia yang menarik, salah satunya dapat diwujudkan melalui media pembelajaran [4].

Ludo kimia berbasis Chemo-Edutainment ini dimodifikasi dengan menambahkan gambaran umum materi yang berhubungan dengan materi Sistem Koloid, kemudian dilengkapi dengan soal latihan yang digunakan sebagai pengganti soal latihan yang biasanya diambil dari buku teks, modul, dan LKS. Pembelajaran dengan cara ini lebih efektif karena siswa merasa lebih santai bekerja dalam kelompok. Salah satu manfaat belajar sambil bermain adalah menghilangkan stres dalam lingkungan belajar dan meningkatkan proses belajar[14].

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah produk berupa Ludo kimia berbasis Chemo-Edutainment (CET) sebagai alternatif media pembelajaran yang valid dan praktis untuk digunakan dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dan memantapkan konsep siswa. Penelitian ini dilaksanakan di FMIPA UNP dan SMAN 7 Padang pada tahun ajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah tiga orang dosen jurusan kimia FMIPA UNP, dua orang guru kimia SMAN 7 Padang, dan 30 orang siswa kelas XII IPA 4 SMAN 7 Padang. Objek penelitian adalah Ludo kimia berbasis Chemo-Edutainment (CET) pada materi Sistem Koloid kelas XI SMA/MA. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini berupa angket validasi dan praktikalitas. Angket ini digunakan untuk menentukan tingkat validitas dan praktikalitas dari Ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid kelas XI SMA/MA.

Teknik analisis data yang digunakan adalah data deskriptif yang mendeskripsikan tingkat validitas dan praktikalitas media Ludo kimia yang dikembangkan. Data yang diperoleh kemudian akan dihitung menggunakan formula Kappa Cohen, dimana pada akhir pengolahan data akan diperoleh momen Kappa. Momen kappa diperoleh dengan rumus berikut:

𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 𝐾𝑎𝑝𝑝𝑎(𝜅) = 𝜌0− 𝜌𝑒 1 − 𝜌𝑒 Keterangan :

𝜌0 adalah proporsi yang terealisasi.

𝜌𝑒 adalah proporsi yang tidak terealisasi.

Nilai momen Kappa (𝜅) berkisar dari 0 sampai 1[2].. Interprestasi nilai momen kappa disajikan pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Interpretasi nilai Momen Kappa (𝜿) Interval Kategori

≤ 0,00 Tidak valid 0,01 – 0,20 Sangat rendah 0,21 – 0,40 Rendah 0,41 – 0,60 Sedang 0,61 – 0,80 Tinggi 0,81 – 1,00 Sangat tinggi

Model pengembangan media pembelajaran ini menggunakan model 4-D yang terdiri atas 4 tahap, yaitu define, design, develop, serta disseminate[12]. Penelitian ini hanya menguji validitas dan praktikalitas dari produk media pembelajaran yang dikembangkan.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Hasil Penelitian

1. Tahap define (pendefinisian)

Tujuan tahap ini adalah menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran.

a. Analisis ujung depan

Analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dalam pembelajaran pada materi Sistem Koloid, sehingga dibutuhkan pengembangan media pembelajaran. Dalam penelitian ini, analisis ujung depan dilakukan dengan cara mewawancarai guru kimia di SMAN 7 Padang, SMAN 12 Padang, dan SMAN 6 Padang.

Dari hasil wawancara tersebut, diperoleh informasi bahwa: (1) guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai kurikulum 2013 revisi 2017 serta menggunakan media seperti power point, modul, buku teks, dan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada materi Sistem Koloid, namun guru belum pernah menggunakan media pembelajaran dalam bentuk permainan; (2) guru telah memberikan latihan dalam bentuk soal-soal dari bermacam sumber seperti buku teks, modul, dan Lembar Kerja Siswa (LKS), namun tidak semua siswa aktif mengerjakannya; (3) guru tertarik menggunakan media pembelajaran dalam bentuk permainan pada proses pembelajaran; (4) menurut guru, penggunaan media permainan dapat meningkatkan jiwa kompetitif serta melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

b. Analisis siswa

Analisis siswa bertujuan untuk menelaah karakteristik siswa. Dalam penelitian ini, analisis siswa dilakukan dengan cara mewawancarai guru kimia di SMAN 7 Padang, SMAN 12 Padang, dan SMAN 6 Padang, serta menyebarkan angket kepada siswa kelas XII di SMAN 12 Padang, SMAN 7 Padang, dan SMAN 6 Padang.

Berdasarkan hasil wawancara dan analisis angket tersebut, diperoleh informasi bahwa: (1) guru telah memberikan latihan dalam bentuk soal-soal, namun tingkat keaktifan siswa bervariasi dari tidak aktif hingga sangat aktif, yang berarti tingkat keaktifan siswa belum merata pada proses pembelajaran yang dilaksanakan; (2) menurut siswa, guru belum pernah memberikan latihan dalam bentuk permainan, sehingga siswa tertarik menggunakan media pembelajaran dalam bentuk permainan; (3) siswa belum pernah menggunakan media pembelajaran dalam bentuk ludo kimia, sehingga siswa

(4)

setuju untuk menggunakan media Ludo kimia sebagai variasi bentuk latihan pada materi Sistem Koloid.

c. Analisis tugas

Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar dalam bentuk garis besar.

Analisis tugas pada materi Sistem Koloid berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017 adalah berupa analisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Berdasarkan hasil analisis KI dan KD yang terdapat dalam silabus, dijabarkan beberapa Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK).

Untuk materi Sistem Koloid, KD yang harus dipenuhi adalah 3.15 Mengelompokkan berbagai tipe Sistem Koloid, menjelaskan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar tersebut dijabarkan menjadi IPK yaitu sebagai berikut 3.15.1 Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid berdasarkan data hasil pengamatan (efek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan); 3.15.2 Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi; 3.15.3 Menjelaskan sifat-sifat koloid (Sifat optik, sifat kinetik, adsorpsi, listrik, dan koagulasi); 3.15.4 Membedakan koloid liofil dan liofob; 3.15.5 Menjelaskan proses pembuatan koloid berdasarkan pengalaman membuat beberapa jenis koloid; 3.15.6 Mengemukakan penerapan koloid dalam kehidupan sehari-hari dan industri.

d. Analisis konsep

Analisis konsep bertujuan untuk meng-identifikasi konsep-konsep utama pada materi Sistem Koloid yang disusun secara sistematis dengan mengaitkan satu konsep dengan konsep-konsep lainnya dalam bentuk peta konsep.

e. Analisis tujuan pembelajaran

Analisis tujuan pembelajaran bertujuan untuk mengkonversikan hasil yang telah diperoleh pada langkah analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan-tujuan khusus.

2. Tahap design (perancangan)

Tahap design bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat media pembelajaran.

Prototipe perangkat media pembelajaran yang dirancang adalah Ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid kelas XI SMA/MA. Satu set permainan ini terdiri dari satu lembar papan dan aturan Ludo kimia, sebuah dadu, satu buah gelas pengocok dadu, empat set kartu soal (seri merah, biru, hijau, dan kuning), enam belas bidak (empat bidak untuk masing-masing warna), dan satu rangkap form penilaian.

Prototipe awal dari produk yang dikembangkan dapat dilihat pada Gambar 1 sampai Gambar 7.

Gambar 1. Prototipe kotak ludo kimia

Gambar 2. Rancangan desain papan ludo kimia

(5)

Gambar 3. Prototipe kumpulan kartu soal masing- masing seri ludo kimia

Gambar 4. Dadu yang dimodifikasi pada ludo kimia

Gambar 5. Bidak masing-masing warna

Gambar 6. Desain form penilaian ludo kimia 3. Tahap develop (pengembangan)

Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari berbagai pihak.

a. Validasi desain oleh pakar dan perbaikan desain

Validasi desain produk dilakukan oleh tiga orang dosen jurusan kimia FMIPA UNP serta dua orang guru kimia di SMAN 7 Padang. Tingkat validitas produk didasarkan pada empat fungsi media, yakni fungsi kognitif, fungsi atensi, fungsi afektif serta fungsi kompensatoris. Hasil analisis uji validitas dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Fungsi Media berdasarkan Uji Validitas.

0.78

0.76

0,80

0,90

0.65 0.7 0.75 0.8 0.85 0.9 0.95

Fungsi Atensi Fungsi Afektif Fungsi Kognitif Fungsi Kompensatoris

Momen Kappa (k)

Fungsi Media Hasil Analisis Uji Validitas

(6)

b. Uji coba produk

Uji coba produk bertujuan untuk memeriksa kebenaran konsep-konsep, bentuk, tampilan, tata bahasa serta kepraktisan media sebagai media pembelajaran kimia. Tingkat praktikalitas produk didasarkan pada ciri media praktis, yakni kemudahan, penggunaan, serta kesesuaian isi dengan kurikulum .

Penentuan tingkat praktikalitas produk dilakukan oleh dua orang guru kimia serta 30 orang siswa kelas XII IPA 4 SMAN 7 Padang, dengan cara menyebarkan angket praktikalitas. Hasil analisis nilai uji praktikalitas pada guru dan siswa dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Fungsi Media berdasarkan Uji Praktikalitas terhadap guru dan siswa 2) Pembahasan

1. Penentuan Tingkat Validitas a. Fungsi atensi

Fungsi atensi media yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran[1]. Berdasarkan analisis data penilaian dari validator terhadap fungsi atensi dari media pembelajaran berupa Ludo kimia berbasis CET didapat nilai momen kappa sebesar 0,78 dengan tingkat validitas tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa ludo kimia berbasis CET sudah mampu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada materi Sistem Koloi yang dipelajari.

Hal ini karena bahasa yang digunakan dalam ludo kimia mudah dimengerti dan sudah sesuai dengan EYD atau kaedah Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Contohnya dapat dilihat pada kotak nomor 18 bidak warna biru, seperti terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Contoh kesesuaian penggunaan bahasa Indonesia dengan EYD yang baik dan benar pada papan ludo kimia.

Gambar, simbol dan tulisan pada ludo kimia terlihat jelas dan menarik. Contohnya dapat dilihat pada kotak nomor 31 bidak warna hijau pada Gambar 10.

Gambar 10. Contoh Gambar, simbol dan tulisan ludo kimia

0.97

1,00 1,00

0.91 0.92 0.92

0.85 0.9 0.95 1 1.05

Kumudahan Penggunaan Kesesuaian isi dengan kurikulum

Guru Siswa

(7)

Jenis dan ukuran huruf yang digunakan pada ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid jelas terbaca. Contoh penggunaan huruf pada papan ludo kimia dapat dilihat pada Gambar 11 dan kumpulan soal pada Gambar 12.

Gambar 11. Kejelasan huruf yang digunakan beserta vriasinya pada papan ludo kimia

Gambar 12. Kejelasan huruf yang digunakan beserta variasinya pada kumpulan soal ludo kimia

Desain atau gambar yang berwarna dapat menarik perhatian siswa[11]. Minat dan perhatian siswa yang meningkat akan menyebabkan proses dan hasil belajar siswa akan semakin baik[5]. Ludo kimia yang dikembangkan telah memenuhi fungsi atensi dari suatu media sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada materi Sistem Koloid.

b. Fungsi afektif

Fungsi afektif media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa dalam mengikuti pembelajaran terutama dalam mempelajari tulisan yang bergambar[1]. Berdasarkan data penilaian dari validator terhadap fungsi afektif dari media pembelajaran berupa ludo kimia berbasis CET didapat nilai momen kappa sebesar 0,76 dengan tingkat validitas tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran berupa ludo kimia berbasis CET mampu menarik perhatian siswa untuk mengerjakan latihan, membuat siswa senang mengerjakan latihan dan membuat siswa aktif dalam mengerjakan latihan.

Adanya permainan akan membuat siswa lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran[9]. Ludo kimia yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada materi Sistem Koloid karena telah memenuhi fungsi afektif dari suatu media.

c. Fungsi kognitif

Fungsi kognitif media yaitu media mambantu pencapaian tujuan pembelajaran[1]. Berdasarkan data penilaian dari validator terhadap fungsi kognitif dari media pembelajaran berupa ludo kimia berbasis CET didapat nilai momen kappa sebesar 0,80 dengan tingkat validitas tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa materi berupa fakta yang terdapat dalam ludo kimia berbasis CET telah sesuai dengan Kompetensi Dasar 3.15.

Contohnya dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13. Contoh penambahan pengetahuan faktual pada papan ludo kimia

(8)

Pengetahuan konseptual yang terdapat pada ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid juga telah sesuai dengan Kompetensi Dasar 3.15. Contohnya, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Contoh penambahan pengetahuan konseptual pada papan ludo kimia .

Pengetahuan prosedural yang terdapat pada ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid juga telah sesuai dengan Kompetensi Dasar 3.15. Contohnya dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Contoh penambahan pengetahuan prosedural pada papan ludo kimia

Soal-soal yang terdapat dalam ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid juga telah sesuai dengan IPK yang akan dicapai siswa. Contohnya, soal pada nomor 8 pada masing-masing kumpulan soal sesuai dengan IPK nomor, seperti terlihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Contoh soal ludo kimia

Salah satu fungsi media ialah fungsi kognitif yang bertujuan untuk memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar [1]. Ludo kimia yang dikembangkan dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada materi Sistem Koloid dengan tingkat validitas tinggi karena telah memenuhi fungsi kognitif dari suatu media pembelajaran.

d. Fungsi kompensatoris

Fungsi kompensatoris media yaitu media membantu siswa yang lemah dalam menerima pelajaran menjadi lebih mudah memahami materi [1]. Berdasarkan data penilaian dari validator terhadap fungsi kompensatoris dari media pembelajaran berupa ludo kimia berbasis CET didapat nilai momen kappa sebesar 0,90 dengan tingkat validitas sangat tinggi. Hal ini menandakan bahwa soal-soal latihan yang terdapat dalam media pembelajaran berupa ludo kimia mampu membantu siswa yang lemah dalam

(9)

menerima pelajaran menjadi lebih mudah memahami dan memantapkan konsep terkait materi Sistem Koloid.

Selain itu, juga dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa setelah menggunakan ludo kimia dan dapat dilihat dari hasil penilaian soal evaluasi yang telah dilakukan oleh 30 orang siswa kelas XII IPA 4 SMAN 7 Padang. Hasil penilaian soal evaluasi tersebut menyatakan bahwa 27 dari 30 orang siswa (90%) memperoleh nilai di atas KKM, dengan nilai rata-rata 86,7. Hasil analisis nilai evaluasi siswa dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 18. Persentase ketuntasan siswa berdasarkan soal evaluas yang diberikan setelah menggunakan ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid Melalui pemberian latihan akan dapat membantu siswa dalam memantapkan konsep terkait materi yang dipelajari[3]. Ludo kimia yang dikembangkan telah memenuhi fungsi kompensatoris dari suatu media sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran pada materi Sistem Koloid.

2. Penentuan Tingkat Praktikalitas a. Kemudahan

Ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid memiliki bahasa yang mudah dimengerti, petunjuk penggunaan yang mudah dipahami, mempermudah siswa memantapkan konsep, mudah dibawa, dapat dimainkan kapan saja dan dimana saja, dan pemeliharaan relatif tidak mahal. Petunjuk pengajaran dapat diselenggarakan lebih efisien. Ludo kimia memberikan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan siswa dapat dilihat pada Gambar 18. Permainan dapat meningkatkan motivasi siswa dan mendorong siswa saling membantu satu dengan yang lainnya sehingga adanya interaksi[7]. Siswa senang memainkan permainan dan diuntungkan karena pengalaman belajar mereka menjadi lebih luas [10].

Gambar 18. Interaksi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru b. Penggunaan

Ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid dapat digunakan berulang kali karena perangkat permainan dibuat sedemikian rupa memiliki keawetan dan ketahanan.

Pembuatan kotak bertujuan agar perangkat permainan dapat dikumpulkan di suatu tempat

90%

10% Persentase

siswa yang tuntas Persentase siswa yang tidak tuntas

(10)

dan tidak tercecer. Pencetakan papan ludo kimia dalam bentuk spanduk bertujuan agar papan awet dan tidak basa jika terkena air. Soal-soal yang dikumpulkan dalam bentuk buku dan dijilid spiral bertujuan agar bisa digunakan berulang kali. Salah satu ciri sehingga media dapat dikatakan praktis ialah dapat digunakan berulang kali [8]. Ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid telah memenuhi ciri media tentang penggunaan sehingga dapat dikatakan praktis.

c. Kesesuaian isi dengan kurikulum

Ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid sesuai dengan K.D 3.15. Ludo kimia berbasis CET yang dikembangkan dapat membantu tercapainya Kompetensi Dasar.

Hal ini menyatakan bahwa ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid sesuai dengan K.D 3.15. Permainan dikatakan mengandung arti pembelajaran apabila kegiatannya menjurus pada pencapaian kemampuan akademis[7]. Ludo kimia telah memenuhi ciri media praktis kesesuaian isi dengan kurikulum dari media pembelajaran yang dikembangkan.

D. SIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu ludo kimia berbasis CET pada materi Sistem Koloid kelas XI SMA/MA: (1) dapat dikembangkan dengan model 4-D; (2) memiliki tingkat validitas dan praktikalitas yang sangat tinggi berdasarkan fungsi media dan ciri media praktis.

REFERENSI

[1] Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

[2] Boslaugh, S., dan Watters, P., A. 2008. Statistic in Nutshell, a desktopquick reference.

Beijing, Cambridge, Famhan, Kὅln,Sebastopol, Taipei, Tokyo: O’reilly.

[3] Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

[4] Harjono dan Harjito. 2010. “Pengembangan Media Pembelajaran Chemo-Edutainment untuk Mata Pelajaran Sains-Kimia di SMP”. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 1. 506- 511.

[5] Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Kepel.

[6] Kemendikbud. 2017. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 Tentang Silabus Mata Pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Jakarta: Kemendikbud.

[7] Latuheru, John. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar-Mengajar Masa Kini.

Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

[8] Nieveen, N. 1999. Design Approaches and Tools in Educational and Training. London:

Kluwer Academic Publisher.

[9] Sadiman, A., S., dkk. 2012. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

[10] Smaldino, Russel, dan Lowther. 2012. Instructional Technology & Media for Learning (Terjemahan Rahman, A.,). New Jersey: Columbus. Buku asli diterbitkan tahun 2011.

[11] Sudjana, N dan Rivai, A. 2011. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

[12] Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

[13] Yusuf, Y dan Umi Auliya. 2011. Sirkuit Pintar : Melejitkan Kemampuan Matematika &

Bahasa Inggris dengan Metode Ular Tangga. Jakarta:Visimedia.

Referensi

Dokumen terkait

Kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data, item pernyataan yang berkaitan dengan mempengaruhi Kinerja Mandor Terhadap Kualitas Pekerjaan Pembangunan Gedung di

• Untuk mahasiswa yang sudah lulus mata kuliah pada kurikulum yang lama, maka disetarakan sebagaimana telah mengambil mata kuliah yang baru pada kurikulum 2020, dan tidak

kertas kurkumin tetap kuning yang menunjukkan bahwa sampel tersebut tidak mengandung bahan berbahaya boraks.Hasil dari penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti ingin meneliti penggunaan media boneka tangan (hand puppet) untuk meningkatkan ketrampilan menyimak dongeng siswa

Perubahan protein larut air menjadi protein tidak larut air timbul sebagai proses alami di dalam maturasi serat lensa, tetapi hal ini dapat dipercepat atau terjadi secara

Pada tahun 1988, identitas korporat berubah menjadi logo layar kapal dan gelombang untuk merepresentasikan posisi BNI sebagai Bank Pemerintah Indonesia yang siap

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Brand Equity, Keamanan, dan Kreativitas Iklan pada Keputusan Pembelian terhadap penjualan online di shopee

Menurut berbagai akademisi, Intellectual Capital (IC) dianggap sebagai nilai tersembunyi yang luput dari laporan keuangan dan salah satu yang menyebabkan