• Tidak ada hasil yang ditemukan

PSIKOLOGI POLITIK : KONFLIK DAN KEAMANAN INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PSIKOLOGI POLITIK : KONFLIK DAN KEAMANAN INTERNASIONAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI POLITIK

KONFLIK DAN KEAMANAN

INTERNASIONAL

(Lusia Astrika, S.IP, M.Si)

(2)
(3)

Conflict is……

• Konflik adalah pertentangan antara dua pihak

atau lebih, yang dapat terjadi antarindividu,

antarkelompok kecil, bahkan antarbangsa dan

negara (Sarlito W. Sarwono, 1999).

• Merupakan bentuk pertentangan,

ketidaksepakatan, ketidakcocokan antara dua

orang atau lebih, antar kelompok orang, yang

biasanya ditadai oleh kekerasan fisik (Wikipedia,

2007)

(4)

KONFLIK DALAM BERBAGAI PERSPEKTIF

Kajian sejumlah pakar pelopor (era abad 19)

Charles Darwin: melakukan kajian pada suatu spesies untuk tetap

bertahan hidup (survival of the fittest). Konflik tidak selalu merusak, tetapi juga hal yang produktif. Hasil produktif untuk dari perjuangan untuk

mempertahankan hidup adalah kemunculan suatu mutan/spesies yang mengalami anomali berupa penyimpangan secara genetis; spesies yang mampu bertahan hidup secara menyeluruh melalui berbagai penyesuaian genetis untuk tetap bertahan hidup.

Sigmud Freud: mengkaji tentang perang antar berbagai kekuatan psikodinamika untuk mengontrol Ego yang terjadi pada diri seseorang. Freud juga meneliti tentang perkembangan hidup individu dan buah pikir (insight) yang timbul sebagai hasil perjuangan untuk memahami dan menghadapi konflik di dalam diri.

Karl Marx: mengembangkan analisis politis dan ekonomis berdasarkan asumsi bahwa konflik adalah bagian tak terelakkan dalam sebuah

(5)

3 aspek lain perlu dipertimbangkan 

dalam membahas konflik:

Awareness aspect

: kapan seseorang

menyadari telah terjadi konflik

Expression aspect

: tampilan di depan

publik bahwa telah terjadi konflik

(6)

Maka……

KONFLIK merupakan percampuran antara unsur :

OBJEKTIF

• ketidaksesuaian / ketidakcocokan tindakan, tujuan berkaitan dengan

sumber-sumber yang terbatas seperti uang, air, dan sebagainya; universal atau spesifik.

SUBJEKTIF

lebih merujuk pada proses-proses psikologi sosial seperti persepsi,

komunikasi, atribusi

• konflik subjektif terjadi terutama karena faktor ‘minds’ (persepsi dan kognisi)

• konflik dpt terjadi walaupun tidak ada ketidaksesuaian yang sifatnya substantif/ mendasar

KAITAN UNSUR OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF DARI KONFLIK

(7)
(8)

TEORI – TEORI KONFLIK

Menurut Sarwono (2001), penyebab munculnya konflik dalam kelompok dilatarbelakangi oleh:

Dilema sosial: Adanya sikap yang tidak mau dirugikan dan keinginan untuk mempertahankan diri, dimana setiap individu mempunyai latar belakang sendiri – sendiri (suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin), individu yang tergabung dalam suatu kelompok seringkali ‘ditebengi’ oleh kepentingan – kepentingan tertentu dan senantiasa mengupayakan tercapainya tujuan dari kepentingan tersebut.

Kompetisi : Menurut realistic group conflict, kompetisi menyebabkan adanya permusuhan yang kemudian bermuara pada adanya saling berprasangka satu dengan yang lain, serta saling memberikan evaluasi yang negatif.

Ketidakadilan: Adanya ketidakseimbangan antara input dengan output. • Kesalahan persepsi: Kesalahan persepsi seringkali muncul karena cara

(9)

Teori Konflik Menurut Kajian

Psikologi Sosial

• Pendekatan psikodinamika:

the authoritarian

personality theory

(Adorno)

, the open and closed

mind theory

(Rokeach),

the scapegoat theory

(Dollar & Miller)

• Konflik tingkat sosial:

the realistic conflict theory,

the contact hypothesis theory, social identity

theory

(10)

THE REALISTIC CONFLICT THEORY

Konflik terjadi karena adanya kompetisi dalam permainan,

antarkelompok saling mengejek, berkelahi, adanya upaya

saling mengalahkan (win-lose), segala upaya damai dan

komunikasi dihambat (autistic hostility), serta muncullah

distorsi persepsi.

THE CONTACT HYPOTHESIS TEORIES

Konflik terjadi karena kegagalan mengenal pihak lain akibat

ketidaktahuan atau tidak adanya informasi yang memadai.

Untuk itu diperlukan adanya kontak, sehingga dapat

membuka kesempatan untuk mendapatkan informasi yang

memadai, mengklarifikasi kesalahan persepsi, belajar kembali

berdasarkan informasi yang baru, walaupun tidak semua

(11)

TEORI IDENTITAS SOSIAL

Setiap individu memiliki identitas sosial yang berbeda.

Identitas sosial dalam hal ini adalah kesadaran individu

bahwa dirinya merupakan anggota dari suatu kelompok

tertentu, yang meliputi kesadaran akan perasaan - perasaan,

nilai - nilai penting bagi dirinya sebagai anggota dari

kelompok tersebut. Untuk itulah identitas sosial menjadi

bagian dari konsep diri individu. Identitas sosial itu bisa

berupa kategori-kategori sosial yang merupakan

penggolongan individu menurut negara, ras, kelas sosial,

pekerjaan, jenis kelamin, etnis, agama, golongan, dan

sebagainya. Identitas sosial tersebut kemudian menjadi

penghalang bagi seseorang untuk bekerjasama dalam suatu

kelompok, karena adanya kepentingan dan latar belakang

yang dibawanya. Konflik seringkali terjadi karena tidak

adanya kesamaan persepsi dan kurangnya empati karena

setiap individu yang berkelompok senantiasa

(12)

STEREOTIP (KOGNISI SOSIAL)

Stereotip terjadi karena adanya kesalahan

persepsi (terjebak pada penilaian yang

salah), dimana informasi –informasi yang

diterima kurang lengkap dan bersifat

subyektif. Kesalahan persepsi yang

menimbulkan stereotip kemudian

berkembang menjadi faktor penyebab

munculnya konflik. Sifat stereotip seperti

munculnya kesan kaku yang jauh dari

(13)

CONTOH STEREOTIP PADA

PIKIRAN KELOMPOK

• Pikiran kelompok sebagai cara berpikir seseorang pada saat ia mencari kesepakatan dengan anggota kelompok yang lain.

• Cara berpikir tertentu sangat dominan dalam kelompok yang terpadu /

kohesif sehingga mengalahkan dan mengabaikan penilaian lain yang lebih realistik.

• Pikiran kelompok sebagai proses pembuatan keputusan yang kurang baik, yang besar kemungkinannya akan menghasilkan keputusan yang jelek dengan akibat yang sangat merugikan. Hal ini didukung oleh adanya konformitas dalam kelompok.

Contoh :

Peristiwa Pearl Harbour

Desember 1941, komandan militer AS di Hawaii menerima laporan tentang persiapan Jepang untuk menyerang AS di suatu tempat di Pasifik. Intel – intel militer kemudian kehilangan kontak dengan kapal – kapal Jepang yang mulai bergerak ke Hawaii. Tetapi para komandan memutuskan untuk

(14)

Penyerangan Bay of Pigs

J.F Kennedy pada tahun 1961 mencoba menggulingkan Fidel

Castro dari Kuba dengan menyusupkan 1.400 pelarian Kuba yang

sudah dilatih CIA ke Kuba melalui pantai Babi di Kuba. Tetapi,

mereka mengabaikan peringatan inteligen bahwa rencana operasi

ini sudah bocor ke pihak Kuba, dan bahkan Kuba sudah

mengadakan persiapan untuk menggagalkan operasi tersebut.

Hasilnya, hampir semua penyusup terbunuh, dan Fidel Castro

makin kuat.

Perang Vietnam

1964 – 1967 Presiden Lindon Johnson dan penasehat politiknya

memutuskan untuk meningkatkan perang di Vietnam dengan

perkiraan bahwa pemboman dari udara dan operasi

search

and

destroy

oleh AS dapat memaksa Vietnam Utara untuk duduk di meja

perundingan dan mengakui Vietnam Selatan. Mereka mengabaikan

peringatan oleh ahli inteligen mereka dan semua sekutu AS.

Hasilnya 46.500 orang AS dan lebih dari satu juta orang Vietnam

tewas. Presiden Johnson tak terpilih lagi dan AS terlibat defisit

(15)

STRATEGI MENGHADAPI

KONFLIK

Menurut Pruit dan Robin (2004), strategi menghadapi konflik adalah sebagai berikut :

Contending : cara ini adalah cara pemecahan masalah secara WIN – LOSE SOLUTION, yaitu dengan menyelesaikan masalah tanpa memperdulikan kepentingan pihak lain.

Problem Solving : yaitu menyelesaikan masalah dengan memperdulikan kepentingannya sendiri dan pihak lain. Individu akan berinisiatif melakukan

pemecahan masalah dengan negosiasi untuk mengatasi konflik. Solusi diarahkan pada agar kedua pihak dapat sepenuhnya mencapai tujuan dan mengatasi

ketegangan dan perasaan negatif antara kedua pihak. Motivasi yang berkembang adalah untuk berkolaborasi.

Yielding: yaitu dengan mengalah, menurunkan aspirasinya sendiri dan bersedia menerima ‘kurang’ dari yang sebenarnya diinginkan. Motivasi yang berkembang adalah keinginan untuk menyerah.

Inaction : yaitu dengan diam, tidak melakukan apapun. Masing-masing pihak saling menunggu tindakan pihak lain.

(16)

RESOLUSI KONFLIK

• Merupakan suatu proses untuk mengatasi

perselisihan, konflik.

Metode Resolusi menurut Sarwono

(1999):

• Kontak: hubungan langsung

• Komunikasi:

– Bargaining: tawar menawar

– Mediasi: mediator, win-lose menjadi win-win

– Arbitrasi: pihak ketiga tidak hanya menawarkan, jika

perlu memaksa

(17)

3 MATRA PERDAMAIAN

3 Matra perdamaian menurut Like Wilardjo, 1990:

Kemanan atau tegasnya keamanan dalam negeri (internal security) ialah ketidakberdayaan, atau terkendalinya anasir – anasir yang hendak mengacau masyarakat dengan tindak kekerasan dan atau intimidasi dan teror psikologis.

Kedamaian, mengacu pada keamanan regional atau internasional dalam hubungan antar bangsa. Jadi matra ini kena mengena dengan ancaman dari luar negeri.

Penghianat misalnya, warga negara yang menjadi mata – mata untuk kepentingan pihak asing, atau penguasa bermental komprador yang menjual Negara dengan membuat transaksi yang menguntungkan negara asing dan dirinya sendiri tetapi mengorbankan kepentingan rakyat, merupakan contoh pengganggu perdamaian. • Ketentraman adalah suasana hati perseorangan dan keadaan masyarakat yang

bebas dari kekhawatiran terhadap pelanggaran haknya oleh pihak lain dan atau terhadap tuduhan oleh dan sangsi dari pihak lain karena dianggap melanggar hak pihak lain itu (termasuk dan terutama penguasa) atau karena dianggap melanggar hukum yang berlaku. Jadi, matra ini lebih subyektif sifatnya, walaupun ada sebab obyektif yang menimbulkan suasana mencekam yang sarat ketidakpastian dan penuh saling curiga.

(18)

POSITIF & NEGATIFNYA

KONFLIK

POSITIF (produktif)

NEGATIF (destruktif)

1. Persemaian yang subur bagi terjadinya perubahan sosial. 2. Memfasilitasi tercapinya

kesepakatan atas berbagai kepentingan.

3. Dapat mempererat persatuan kelompok.

4. Memperkuat identitas kelompok asal.

5. Meningkatkan prestasi kelompok asal.

6. Memberi peluang untuk belajar.

1. Terjadi ketidakadilan dan solusi yang digunakan seringkali

destruktif seperti win – lose solution, peperangan, ektrimis, genocide, dll.

2. Penyelesaian masalah secara destruktif semakin terbuka,

(19)

Pada dasarnya orang lebih menyukai

kerjasama daripada konflik. Akan tetapi,

mengapa tetap saja terjadi konflik?

Apakah benar bahwa konflik itu selalu

merugikan? Apakah konflik dapat diubah

Referensi

Dokumen terkait

[r]

لبق ييرجتلا لصفلا ذيماتلا ملكت ةراهم لصاوح مادختسا.. جيوزتلا ركفتلا ةقيرط ىطبضلا لصفلا

Sadli, Iklim Investasi Dan Undang-Undang Baru, diakses dari http://kolom.pacific.net.id/ind/prof_m._sadli/artikel_prof_m._sadli/iklim_i nvestasi_dan_undang-undang_baru.html,

Lampiran Gambar 3.1 Percikan Api Yang Berasal Dari Proses Penggerindaan. Lampiran Gambar 3.2 Penggunaan Face Shield

Pengukuran dan Penilaian, Jakarta: Pusat penerbitan Universitas Terbuka Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan beragam jenis evaluasi Jenis-jenis evaluasi meliputi evaluasi

berbantuan Fathom di dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan yang bertujuan untuk memahami data atau materi statistika melalui perepresentasian,

Salah satu upaya untuk mengatasi pengaruh cekaman panas pada ayam broiler adalah dengan pemberian Jintan hitam dan vitamin C yang berfungsi sebagai anti stress

BADAN PENGURUS HARIAN IKATAN MAHASISWA PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH. UNIVERSITAS