BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan yaitu metode ex-posfacto.
“penelitian ex-posfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu
penelitian. Pada penelitian ini, keterikatan antarvariabel bebas dengan variabel
terikat sudah terjadi secara alami, dan peneliti dengan setting tersebut ingin melacak
kembali jika dimungkinkan apa yang menjadi faktor penyebabnya” (Darmadi,
2014, hlm. 260).
Selanjutnya desain dalam penelitian ini menggunakan desain kausal
komparatif (casual comparative). “Pada desain ini memilih dua atau lebih
kelompok yang berbeda pada variabel tertentu untuk dibandingkan pada variabel
lain dan tidak ada manipulasi di dalamnya” Natsir (dalam Palwaguna, 2015 hlm.
31). Dalam penelitian ini peneliti dapat menentukan alasan atau penyebab status
suatu objek. Menurut Darmadi (2014, hlm.266) “Sebenarnya dalam penelitian
kausal komparatif, peneliti dapat juga menentukan alasan atau penyebab status
objek yang diteliti”.
Adapun desain kausal komparatif yang dimaksud dapat dilihat pada gambar
3.1 berikut ini:
(Variabel independen) (Variabel dependen)
(X) O1 (Y)
C O2 (Y)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
(Sumber: Emzir, dalam Palwaguna, 2015, hlm. 31) Keterangan:
O2 (Y) = Observasi (post test) (Tes IQ) Pemain di posisi selain setter dalam bola voli
C = Kontrol (Pemain di posisi selain setter dalam bola voli)
B. Partisipan
Pengambilan data dilakukan di UPI Center dengan melibatkan anggota
putra UKM Bola Voli UPI sebagai sampel. Partisipan dalam penelitian ini adalah 8
orang setter dan 10 pemain di posisi selain setter dalam olahraga bola voli. Semua
partisipan berjenis kelamin laki-laki. Karakteristik partisipan penelitian ini yaitu
pemain voli termasuk setter yang sudah mahir dan sering melakukan pertandingan.
Para partisipan akan melakukan tes IQ dengan mengisi pertanyaan yang akan
diberikan oleh penguji. Tes IQ yang diberikan yaitu tes Advance Progresive
Matrices, yaitu tes IQ yang khusus dan cocok untuk Remaja.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 117) “Populasi Adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah Anggota putra UKM Bola Voli UPI.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 118) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel harus
mewakili keseluruhan dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
ini yaitu Disproportionate Stratified Random Sampling, karena jumlah sampling
berstrata tidak normal, yaitu 8 Setter dan 20 pemain lain, maka 8 orang Setter itu
diambil semuanya sebagai sampel sedangkan pemain lain hanya 10 orang yang
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2015, hlm. 148) “Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes Inteligensi
“Tes inteligensi digunakan untuk mengetahui tingkat inteligensi seseorang dengan tes APM (Advanced Progressive Matrics). Tes ini disusun oleh J.C. Raven
pada tahun 1943, tes ini digunakan untuk remaja dan orang dewasa yang diprediksi
memiliki kemampuan di atas rata-rata. Tes APM adalah salah satu tes non verbal
yang digunakan untuk mengukur kemampuan dalam hal sistimatis dan melihat
hubungan-hubungan bagian gambar yang tersaji serta menggambarkan pola pikir
yang sistematis yang penyajiannya dapat dilakukan secara klasikal dan individu”
(Astriyani, 2015).
Tes dilakukan dengan cara sampel diberikan soal-soal untuk diselesaikan
dengan batas waktu tertentu, jumlah soal yang harus diselesaikan yaitu terbagi
menjadi dua bagian. Yang pertama berisi 12 butir soal dan harus diselesaikan
selama 5 menit, bagian kedua berisi 36 butir soal harus diselesaikan dengan waktu
40 menit, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Prosedur Tes Inteligensi APM
Set Soal Jumlah soal Waktu
1 12 butir 5 menit
2 36 butir 40 menit
Sumber: UPT LBK UPI
Untuk pengambilan skor dilakukan sebagai berikut:
a. Pada tes inteligensi APM, yang dikenakan nilai hanya set II
b. Untuk pemberian skor, sampel diberikan nilai 1 pada jawaban yang
benar dan 0 pada jawaban yang salah. Sehingga skor mentah atau
Raw Scored maksimal yang dapat diperoleh adalah 36.
c. Setelah Raw Scored diperoleh maka skor diubah ke dalam bentuk
persentil, sesuai usia kronologis/umur seseorang.
d. Setelah itu sampel bisa digolongkan ke dalam kelas (grade) dan
kapasitas intelektual sesuai dengan norma tes APM yang telah
ditentukan.
Tabel 3.2
Aspek Pengukuran Tes APM
Variabel Sub Variabel Indikator
1. Daya Abstraksi Mampu menangkap,
membayangkan dan
menganalisa satu hal
yang ditangkap / dilihat
indra secara abstrak
3. Berpikir sistematis Mampu mengerjakan
informasi dengan cepat
dan teliti.
5. Konsentrasi Mampu untuk
memberikan atensi/
perhatian terhadap suatu
hal dalam suatu waktu
dengan baik.
Sumber: Nurhasanah, A. (dalam Swandhana, 2015)
Nilai yang didapat dari tes APM dapat diklasifikasikan, untuk pengklasifikasiannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Klasifikasi Tes APM
Nilai IQ Klasifikasi
> 130 Sangat Superior
Sumber: Gorth-Marnet (dalam Azwar, 2004, hlm. 59)
E. Prosedur Penelitian 1. Menentukan Populasi
2. Menentukan sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan teknik
Disproportionate Stratified Random Sampling.
3. Melakukan pengetesan IQ sampel.
4. Memasukan dan mengolah data hasil tes IQ anggota sampel dengan
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 21. Berikut analisis data dalam penelitian ini:
1. Analisis uji Kolmogorov-smirnov untuk melihat apakah data yang digunakan
dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak, dengan pengambilan
keputusan apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05, maka data
tersebut berdistribusi tidak normal, dan sebaliknya apabila nilai signifikansi
atau nilai probabilitas > 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal.
2. Uji homogenitas dengan menggunakan Levene test yang terdapat pada analisis
one way anova untuk mengetahui apakah variansi antar kelompok yang diuji
berbeda atau tidak, variansinya homogen atau heterogen.
3. Jika dari hasil uji normalitas data berdistribusi normal maka akan dilakukan pengujian perbandingan dengan menggunakan Statistika parametrik, apabila
data yang didapat berdistribusi normal maka akan menggunakan Independent
sample t Test, dan apabila data tidak berdistribusi normal maka menggunakan