i
PROGRAM APLIKASI PENCARIAN JALUR BUS TRANS JOGJA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Informatika
OLEH:
MALICHAH CHARITSAH
NIM : 055314055
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
LINE SEARCH APPLICATION PROGRAM BUS TRANS JOGJA
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain Sarjana Teknik Degree
In Department of Informatics Engineering
By :
MALICHAH CHARITSAH
055314055
DEPARTMENT OF INFORMATICS ENGINEERING FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Allah SWT
Yang telah memberi petunjuk, bimbingan dan mendengar semua doa-doa saya. Allhamdulillah.
Bapak Aris Sukardjito, SIP
Ibu Ruzah Solichah
Sumber semangat saya. Terimakasih atas segala cinta, doa, pengorbanan dan semangat yang tak terbalaskan.
M. Kadaruz Eka Saputra (alm)
M. Hamam Ibnu Charis
Amalia Charitsah (almh)
vii MOTTO
“Berjuanglah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwa pada jalan Allah. Yang demikian itu adalah
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk,
membimbing dan membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana di Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari banyak hal yang terjadi selama pengerjaan skripsi, baik
itu yang menyulitkan maupun yang membantu, dan banyak pihak yang telah
berperan besar dalam memberikan sumbangan pikiran, doa, semangat, maupun
tenaga. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Puspaningtyas Sanjaya Adi, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Informatika Universitas Sanata Dharma.
3. Anastasia Rita Widiarti, S.Si., M.Kom., selaku Dosen Pembimbing Akademik
Teknik Informatika angkatan 2005.
4. Eko Hari Parmadi, S.Si, M.Kom, selaku Dosen Pembimbing TA. Terima
kasih atas bimbingan selama saya mengerjakan Laporan Skripsi ini.
5. Kedua orangtua, terima kasih atas dukungan, kasih sayang dan semangat yang
ix
6. Seluruh pihak yang membantu saya baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini.
Saran dan kritik selalu saya harapkan dari pembaca untuk perbaikan–perbaikan di
masa yang akan datang.
Akhir kata, saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan berbagai pihak pengguna pada umumnya.
Yogyakarta, Maret 2010
xi ABSTRAK
Trans Jogja merupakan salah satu alat transportasi darat di kota
Yogyakarta. Kehadirannya terbilang baru di kota ini dan mendapat tanggapan
yang baik oleh para pengguna. Namun, masyarakat masih sering mengalami
kesulitan ketika mereka harus menentukan jalur mana yang dipilih agar dapat
sampai tujuan. Hal ini dikarenakan informasi tentang jalur bus hanya terbatas
pada informasi trayek dan shelter yang dilewati. Akibatnya masyarakat harus
menentukan sendiri trayek- trayek yang akan digunakan supaya sampai tujuan
yang dikehendaki.
Berdasarkan masalah di atas, maka penulis ingin membangun program
aplikasi pencarian jalur bus Trans Jogja. Masyarakat yang menggunakan program
ini dapat mengakses informasi jalur bus melalui peta digital yang disediakan serta
menginputkan shelter awal dan shelter tujuan. Peta digital akan menginformasikan
nama shelter yang akan dipilih, shelter awal dan shelter akhir. Program ini juga
mampu menampilkan jalur hasil pencarian. Penulis menggunakan Macromedia
xii ABSTRACT
Trans Jogja is one means of land transportation in the city of Yogyakarta.
Fairly new presence in this city and get a good response by the user. However,
people still often have trouble when they must decide which path is chosen to be
up to destination. This is because information about the bus route is limited to
routes and shelter information is passed. As a result people must determine their
own routes to be used in order until the desired destination.
Based on the above issues, the authors wanted to build a search application
program bus lane Trans Jogja. The people who use this program to access
information through the bus route that provided a digital map and enter initial
shelter and shelter purposes. Digital maps will inform the name will be chosen
shelter, shelter beginning and end of the shelter. This program is also capable of
displaying search results line. The author uses Macromedia Flash 8 to create
xiii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS...x
ABSTRAK...xi
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Batasan Masalah...2
1.3 Tujuan Penelitian...2
1.4 Manfaat Penelitian...2
xiv
1.6 Metodologi Penelitian...3
1.7 Sistematika Penulisan...4
BAB II LANDASAN TEORI ...5
2.1 Graf...5
2.2 Sub Graf...7
2.3 Representasi Graf dalam matriks…...9
2.4 Path...10
2.5 Lintasan Terpendek…...10
2.6 Pohon………...11
2.7 Algoritma Depth First Search………..13
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM…….………...…19
3.1 Analisis Sistem...19
3.1.1 Identifikasi...19
3.1.2 Ruang Lingkup Masalah ...19
3.2 Kebutuhan Sistem...20
3.3 Perancangan Input...20
3.4 Perancangan Output...21
3.5 Identifikasi Obyek...21
3.6 Identifikasi Aktor ...21
3.7 Use Case...22
3.7.1 User ...22
3.7.2 Definisi Use Case...23
xv
3.8 Diagram Arus Data...30
3.8.1 Context Diagram...30
3.8.2 DAD level 1 sisi user ...31
3.9 Perancangan Model...31
3.10 Desain Rute...33
3.11 Perancangan Antar Muka...34
3.11.1 Halaman Utama...34
3.11.2 Halaman Pencarian Jalur...35
3.11.3 Halaman Informasi Shelter... ...36
3.11.4 Halaman Jalur Bis...37
3.11.5 Halaman Kontak...38
3.11.6 Halaman About...39
BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM ...40
4.1 Implementasi Kebutuhan Sistem...40
4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras...40
4.1.2 Kebutuhan Perangkat Lunak...40
4.2 Implementasi Program...40
4.3 Implementasi Antar Muka...42
4.3.1 Halaman Utama...42
4.3.2 Halaman Pencarian Jalur...43
4.3.3 Halaman Informasi Shelter...44
4.3.4 Halaman Informasi Jalur Bis...45
xvi
4.3.6 Halaman Informasi About...47
BAB V ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI...48
5.1 Analisis Hasil Perangkat Lunak Terhadap Stakeholder...48
5.2 Analisis Teknologi...48
5.3 Analisis Hasil Output Program...49
5.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem...50
5.3.1 Kelebihan Sistem...50
5.3.1 Kekurangan Sistem...50
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……….……....51
6.1 Kesimpulan………...……...51
6.2 Saran……...………...51
DAFTAR PUSTAKA
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 2.1. Graf dengan 6 vertex dan 7 edges ...5
2. Gambar 2.2. Graf G dan graf H ...8
3. Gambar 2.3. Graf dengan 5 vertex dan 8 edges...9
4. Gambar 2.4. Pohon dengan depth 3 ...11
5. Gambar 2.5. Pohon dengan 13 vertex dan 12 edge...14
6. Gambar 2.6. Vertex A...14
7. Gambar 2.7. Perluasan vertex A...15
8. Gambar 2.8. Perluasan vertexB………...15
9. Gambar 2.9. Perluasan vertex E...17
10.Gambar 2.10. Vertex F ditemukan ………...17
11.Gambar 3.1. Diagram Use CaseUse...22
12.Gambar 3.2. Context diagram ...………...31
13.Gambar 3.3. DAD level 1 sisi user...31
14.Gambar 3.4. Pohon Jalur Bis...32
15.Gambar 3.5. Path jalur bis Trans Jogja...33
16.Gambar 3.6. Rancangan Antarmuka Halaman Utama...34
17.Gambar 3.7. Rancangan Antarmuka Halaman Pencarian ………...………..35
18.Gambar 3.8. Rancangan Antarmuka Halaman Informasi Shelter...36
xviii
20.Gambar 3.10. Rancangan Antarmuka Halaman Kontak...38
21.Gambar 3.11. Rancangan Antarmuka Halaman About...39
22.Gambar 4.1. Halaman utama...42
23.Gambar 4.2. Halaman pencarian jalur...43
24.Gambar 4.3. Halaman Informasi Shelter...44
25.Gambar 4.4. Halaman jalur bis...45
26.Gambar 4.5. Halaman Kontak...46
xix
DAFTAR TABEL
Halaman
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Trans Jogja merupakan salah satu alat transportasi darat di kota
Yogyakarta. Kehadiran bus Trans Jogja yang dapat dibilang baru di kota
Yogyakarta, telah mampu menarik perhatian masyarakat dengan
banyaknya jumlah penumpang setiap harinya. Akan tetapi timbul satu
permasalahan yaitu penumpang bus masih sulit menentukan jalur bus dari
shelter asal ke shelter tujuan yang seharusnya digunakan dan diharapkan
dapat menghemat waktu perjalanan mereka.
Informasi mengenai rute jalur bus yang ada selama ini hanya
berupa lembaran kertas, hal ini tentu mengakibatkan calon penumpang
harus menentukan secara manual jalur mana yang akan digunakan agar
sampai ke tujuan. Keterbatasan pegawai shelter dalam memberikan
informasi juga menjadi salah satu faktor kesulitan calon penumpang
dalam menentukan jalur yang akan digunakan. Alangkah baiknya apabila
terdapat suatu program bantu untuk mencari jalur bus Trans Jogja berupa
visualisasi gambar yang diletakkan pada setiap shelter, sehingga dapat
2
Dari permasalahan tersebut penulis mempunyai suatu gagasan
untuk membangun suatu aplikasi yang dapat membantu calon penumpang
untuk menentukan rute jalur Trans Jogja.
1.2Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, penulis membatasi
masalah sebagai berikut:
a. Program hanya digunakan untuk mencari jalur dari shelter awal ke
shelter tujuan.
b. Studi kasus yang digunakan adalah rute jalur bus Trans Jogja pada saat
penulisan tugas akhir dilaksanakan.
c. Data inputan dari user berupa titik shelter awal dan shelter tujuan.
d. Shelter yang ada tetap, tidak ada penambahan maupun penghapusan
shelter.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah membuat suatu program bantu untuk
menentukan jalur bus yang akan digunakan oleh calon penumpang bus
Trans Jogja.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi masyarakat sebagai calon penumpang adalah
dapat mengetahui rute jalur bus Trans Jogja dari shelter asal ke shelter
tujuan.
3
1.5Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang ada, maka rumusan masalah
yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah bagaimana
mengimplementasikan aplikasi pencarian rute bus Trans Jogja dari suatu
shelter awal ke shelter tujuan.
1.6Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode
FAST (Framework for the Application of System Thinking). Metode ini meliputi:
a. Scope definition, merupakan penetapan ukuran dan batasan dari
penelitian.
b. Problem analysis, analisa masalah yang akan menghasilkan system
improvement objective yaitu, ukuran dari keberhasilan penelitian. c. Requirement analyisis, mengidentifikasi dan mengungkapkan
kebutuhan sistem.
d. Logical design, menterjemahkan kebutuhan user ke dalam sistem model.
e. Desicion analysis, mengidentifikasi solusi yang tepat untuk sistem. f. Physical design and integration, desain fisik dari sistem yang akan
dibangun.
4
1.7Sistematika Penulisan
a. BAB I : Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, rumusan
masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
b. BAB II : Landasan Teori, berisi tentang teori – teori yang
digunakan penulis dalam penyusunan tugas akhir, antara lain teori graf
dan teori lintasan terpendek.
c. BAB III : Analisis Desain dan Perancangan, berisi tentang use case diagram , data flow diagram, entity relationship diagram, mapping,
user interface design.
d. BAB IV : Implementasi Sistem, berisi tentang implementasi dan
testing dari program bantu yang dibuat sebagai tugas akhir.
e. BAB V : Analisis Hasil dan Pembahasan, berisi tentang analisa
hasil dari sistem yang telah dibangun.
f. BAB VI : Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan dan
5 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Graf
Suatu graf G terdiri dari 2 himpunan yang berhingga, yaitu
himpunan titik-titik tidak kosong (simbol V(G)) dan himpunan garis-garis
(simbol E(G)). (Siang, 2002)
Simbol V merupakan vertex (node atau titik) dan simbol E
6
Berdasarkan ada tidaknya loop atau garis paralel pada suatu graf, maka secara umum graf dapat digolongkan menjadi dua jenis :
1. Graf sederhana ( simple graph ).
Graf yang tidak memiliki loop maupun garis paralel.
2. Graf tak-sederhana ( unsimple-graph ).
Graf yang memiliki loop maupun garis paralel. Ada dua macam graf tak-sederhana, yaitu graf ganda ( multigraph ) dan
graf semu ( pseudograph ). Graf ganda adalah graf yang memiliki garis paralel, sedangkan graf semu adalah graf yang
memiliki loop.
Berdasarkan jumlah vertex pada suatu graf, maka secara umum
graf dapat digolongkan menjadi dua jenis:
1. Graf berhingga ( limited graph ).
2. Graf tak-berhingga ( unlimited graph ).
Berdasarkan orientasi arah pada sisi, maka secara umum graf dapat
digolongkan menjadi dua jenis:
1. Graf berarah ( directed graph ).
Graf yang setiap sisinya diberikan orientasi arah.
Pada graf berarah, ( v
j, vk ) dan ( vk , vj ) menyatakan dua
busur yang berbeda, dengan kata lain:
( v
7
Untuk busur ( v
j ,vk ), simpul vj disebut simpul asal
(initial vertex) dan untuk simpul v
k disebut simpul terminal
(terminal vertex) / simpul tujuan. 2. Graf tak-berarah (undirected graph).
Graf yang sisinya tidak memiliki orientasi arah.
Pada graf tak-berarah, urutan pasangan simpul yang
dihubungkan oleh sisi tidak diperhatikan, dengan kata lain:
( v
j ,vk ) = ( vk ,vj )
2.2 Sub Graf
Konsep subgraf sama dengan konsep himpunan bagian. Dalam
teori himpunan, himpunan A dikatakan merupakan himpunan bagian B
bila dan hanya bila setiap anggota A merupakan anggota B. Karena graf
merupakan himpunan yang terdiri dari vertex dan edges maka H dikatakan subgraf G jika semua vertex dan edges H juga merupakan vertex dan edges dalam G. (Siang, 2002)
Misalkan G adalah suatu graf. Graf H dikatakan subgraf G bila dan
hanya bila :
a. V (H) ⊆ V (G)
V (H) merupakan himpunan vertex dari graf H, sedangkan V
8
b. E (H) ⊆ E (G)
E (H) merupakan himpunan edges dari graf H, sedangkan E (G)
merupakan himpunan edgesdari graf G.
c. Setiap edges dalam H mempunyai titik ujung yang sama dengan edges tersebut dalam G.
Dari ketentuan di atas, ada beberapa hal yang dapat diturunkan:
1. Sebuah vertex dalam G merupakan subgraf G.
2. Sebuah edges dalam G bersama-sama dengan titik-titik
ujungnya merupakan subgraf G.
3. Setiap graf merupakan subgraf dari dirinya sendiri.
4. Dalam subgraf berlaku sifat transitif : Jika H adalah subgraf G
dan G adalah subgraf K, maka H adalah subgraf K.
9
E (H) = { } dan E (G) = { , , , } sehingga E (H) ⊆ E (G).
Edges di H merupakan loop pada dan edges juga merupakan loop
pada di G. Maka H merupakan subgraf G.
2.3 Representasi Graf dalam matriks
Matriks dapat digunakan untuk menyatakan suatu graf. Misalkan G
adalah graf berarah yang terdiri dari n vertex tanpa garis pararel. Matriks hubung yang sesuai dengan graf adalah matriks bujur sangkar n x n. A =
( ) dengan hubung adalah matriks bujur sangkar 5 x 5 :
10
2.4 Path
Dalam suatu graf G, dimisalkan v dan w adalah dua vertex di dalamnya. Suatu walk (perjalanan) dari v ke w akan menghasilkan path,
path sederhana, sirkuit dan sirkuit sederhana.
- Path merupakan walk dimana tidak ada edges yang dilalui lebih dari satu kali.
- Path sederhana merupakan walk dimana edges dan vertex yang dilalui tidak boleh berulang
- Sirkuit merupakan walk dimana edges yang dilalui berbeda, tetapi vertex awal dan vertex akhir harus sama.
- Sirkuit sederhana merupakan walk dimana edges dan vertex
yang dilalui berbeda, tetapi vertex awal dan vertex akhir harus sama. (Siang, 2002)
2.5 Lintasan Terpendek
Salah satu aplikasi dari graf berarah berlabel yang sering dipakai
adalah mencari lintasan terpendek dari satu vertex awal ke vertex tujuan. Apabila masalahnya adalah mencari jalur tercepat (jalur terpendek belum
tentu yang tercepat), lintasan terpendek tetap dapat digunakan dengan cara
mengganti bobot garis sehingga menyatakan waktu perjalanan antara
kedua titik. Cara yang sama dapat dipakai apabila dikehendaki mencari
11
Istilah-istilah objek tree, adalah :
12
- Tingkat / level suatu simpul ditentukan dari akar (root), sebagai level 1. Apabila simpul dinyatakan sebagai tingkat N, maka simpul-simpul
yang merupakan anaknya berada pada tingkat N+1.
- Derajat / degree menyatakan banyaknya anak/turunan di simpul
maksimum dari tingkat dalam tree tersebut dikurangi 1. Contoh dalam tree di atas, mempunyai depth 3.
- Successor adalah simpul yang berada di bawah simpul yang ditinjau. Contoh : Successor D adalah H.
- Descendant adalah seluruh simpul yang terletak sesudah simpul tertentu dan terletak pada jalur yang sama.
13
- Sibling adalah simpul-simpul yang memiliki parent yang sama dengan simpul yang ditinjau.
Contoh : Sibling I adalah J
- Parent adalah simpul yang berada satu level di atas simpul yang
ditinjau.
Contoh : Parent J adalah E
2.7 Algoritma Depth Fisrt Search
Pada Depth First Search, proses pencarian akan dilaksanakan
pada semua anaknya sebelum dilakukan pencarian ke node-node yang
se-level. Pencarian dimulai dari node akar ke level yang lebih tinggi.
Proses ini diulangi terus hingga ditemukaannya solusi.
Algoritma :
1. Deklarasikan dua list kosong: OpenList dan Closed List.
2. Tambahkan node awal ke Open List. 3. While Open List≠ 0, lakukan:
a. Hapus node pertama dari Open List.
b. Cek, apakah node tersebut adalah tujuan.
- Jika node tersebut adalah tujuan, pencarian dihentikan,
tambahkan node pada Closed List.
- Jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya.
14
d. Tambahakan node tetangga pada awal dari Open List, dan tambahkan node yang dihapus pada Closed List. Lanjutkan
pencarian.
Contoh:
Temukan path diantara A sampai F Untuk pohon yang digambarkan pada Gambar 2.5 berikut ini:
Gambar 2.5 Pohon dengan 13 vertex dan 12 edge. Langkah 0
Dimulai dari root / node awal:
Gambar 2.6 Vertex A Tambahkan vertex A ke dalam Open List.
15
Closed List: <empty>
Langkah 1
Periksa vertex tetangga dari vertex A.
Gambar 2.7 Perluasan vertex A
Node A bertetangga dengan vertex B dan vertex C. Karena kita telah
selesai dengan vertex A, maka vertex A dipindahkan dari Open List ke dalam Closed List.
Open List: B, C Closed List: A
Langkah 2
Open List terdiri dari dua vertex, B dan C. Vertex pertama adalah B. Node B bukanlah vertex tujuan. Lanjutkan ke vertex tetangganya.
16
Vertex B telah diperluas, pindahkan vertex tersebut dari Open List ke Closed List. Vertex baru yang didapatkan adalah vertex D dan vertex E,
tambahkan vertex D dan E pada awal Open List.
Open List: D, E, C
Closed List: A, B
Langkah 3
Karena vertex D berada pada awal Open List, maka vertex D diperluas. Vertex D bukanlah vertex tujuan, kemudian pindahkan vertex D dari Open List ke dalam Closed List, sehingga terbentuk list:
Open List: E, C Closed List: A, B, D
Langkah 4
17
Gambar 2.9 Perluasan vertex E Open List: F, G, C
Closed List: A, B, D, E
Langkah 5
Selanjutnya ditemukan vertex F. Vertex F adalah node tujuan. Pencarian dihentikan.
Gambar 2.10 Vertex F ditemukan. Pindahkan vertex F dari Open List ke dalam Closed List.
Open List: G, C
18
19 BAB III
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
3.1Analisis Sistem 3.1.1 Identifikasi
Identifikasi masalah merupakan langkah awal yang
digunakan penulis untuk mempermudah penentuan solusi yang
akan diambil. Dalam tugas akhir ini masalah yang ditemukan
adalah informasi jalur bus hanya berupa lembaran kertas yang
mengakibatkan pencarian jalur bus Trans Jogja masih dilakukan
secara manual. Padahal, bus ini melewati banyak shelter dan
memiliki rute khusus. Keterbatasan pegawai shelter dalam
memberikan informasi ikut berpengaruh dalam pencarian jalur ini.
Hal ini tentu saja menyulitkan para pengguna bus yang ingin
mendapatkan informasi secara cepat dan akurat.
3.1.2 Ruang Lingkup Masalah
Pada tahap ini dilakukan pembatasan terhadap masalah
yang akan dicari penyelesaiannya. Pembatasan ini bertujuan agar
program bantu dapat menyelesaikan masalah yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Pembatasan yang dilakukan pada tugas
20
a. Shelter yang digunakan adalah shelter khusus
pemberhentian bus Trans Jogja.
b. Dalam sistem tidak terdapat proses penambahan,
pengubahan dan penghapusan shelter dikarenakan
untuk melakukan proses tersebut diperlukan juga
perubahan shelter secara fisik. Hal ini tentu akan
memakan waktu yang lama dan membutuhkan prosedur
yang tidak mudah.
3.2Kebutuhan Sistem
3.2.1 Kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan
dalam dalam proses pembuatan program bantu yaitu: Processor
AMD Athlon 3200 atau lebih baik, 512 Mb RAM atau lebih besar,
Keyboard, Mouse, Sistem operasi Windows XP, Macromedia
Flash 8.
3.2.2 Kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan
dalam implementasi program bantu yaitu: Processor Pentium IV
atau lebih baik, 512 Mb RAM atau lebih besar, Keyboard, Mouse,
Sistem operasi Windows XP, Macromedia Flash 8.
3.3Perancangan Input
Program bantu membutuhkan input dari user untuk mencari jarak
antar shelter. Inputan ini diperoleh dari user dengan cara mengklik shelter
pertama sebagai shelter awal, kemudian dilanjutkan dengan mengklik
21
3.4Perancangan Output
Rancangan output yang merupakan hasil dari program bantu adalah
berupa teks berisikan tabel jalur yang harus digunakan beserta rute bus
melaju dari shelter awal ke shelter tujuan.
3.5Identifikasi Obyek
Tahap ini melakukan identifikasi terhadap obyek-obyek yang
terdapat dalam ruang lingkup permasalahan. Obyek-obyek tersebut adalah:
a. Obyek shelter dengan informasi berupa nama dan letak
geografis shelter sesuai dengan peta yang ada, serta hubungan
dari setiap shelter.
b. Obyek Jalur yang merupakan informasi rute bus yang melewati
shelter dan juga berisi informasi jarak tiap shelter.
3.6Identifikasi Aktor
Dilihat dari permasalahan yang ada, aktor yang berhubungan
langsung dengan program bantu yaitu:
User
User disini merupakan orang yang menggunakan program
bantu hanya untuk mencari jalur bus yang akan digunakan dan
22
3.7Use Case 3.7.1 User
Mencari jalur bis
Melihat data jalur
Melihat informasi kontak Melihat informasi shelter
Melihat informasi about
23
3.7.2 Definisi Use Case
Use Case merupakan penjelasan mengenai
kegiatan-kegiatan dalam sistem yang dilakukan oleh masing-masing
pengguna(actor). Use case yang ada pada sistem pencarian jalur bus Trans Jogja terdapat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.1 Definisi Use Case User
Nama Use case Deskripsi Use case Pelaku yang berpartisipasi Mencari jalur
melalui menu pencarian
Use case ini menggambarkan proses mencari jalur melalui menu pencarian jalur
User
Melihat informasi halte yang ada pada sistem
Use case ini menggambarkan proses user melihat informasi halte yang ada
User
Melihat informasi jalur yang ada pada sistem
Use case ini menggambarkan proses user melihat informasi jalur yang ada proses user melihat informasi kontak. proses user melihat informasi about.
24
3.7.3 Narasi Use Case (Use case Narative)
Bagian ini menjelaskan mengenai langkah-langkah kegiatan
dalam setiap use case.
Tabel 3.2 Narasi Use Case Mencari Jalur
Author : Malichah Charitsah Date : 26 November 2009 Version : 1.0 shelter awal ke shelter tujuan.
Precondition: -
Trigger: Use case ini digunakan apabila user akan melihat mencari jalur dari shelter awal ke shelter tujuan.
Typical Course of event:
Actor Action System Response
Step 1: user memanggil halaman utama aplikasi
Step 3: User mengklik gambar shelter pertama sebagai shelter awal
Step 2: Sistem menampilkan halaman utama aplikasi.
25
Step 5: User mengklik gambar shelter kedua sebagai shelter
tujuan Step 6: Sistem menampilkan nama shelter yang dipilih
Step 7: Sistem melakukan proses pencarian jalur, kemudian menampilkan hasil pencarian.
Alternate Course:
Alt-step 5: User mengklik gambar shelter kedua sebagai shelter tujuan, pada shelter yang sama dengan shelter awal
Alt-step 6: Sistem menampilkan pesan bahwa shelter awal sama dengan shelter tujuan.
Conclusion: Sistem akan berjalan apabila pengaturan software sesuai dengan hardware yang digunakan
Post Condition: User berhasil mencari jalur yang akan digunakan Business Rules: -
Implementation Constrains and Specifications:
26
Tabel 3.3 Narasi Use Case Melihat Informasi Shelter
Author : Malichah Charitsah Date : 26 November 2009 Version : 1.0
Use case Name: melihat informasi Shelter Jenis Use case Business Requirements:
Decription: Use case ini menggambarkan proses user melihat informasi halte yang di sediakan pada sistem
Precondition: -
Trigger: Use case ini digunakan apabila user akan melihat informasi halte yang disediakan oleh sistem.
Typical Course of event:
Actor Action System Response
Step 1: user memanggil halaman yang diinginkan user
Alternate Course:
Alt-step 3: User menutup aplikasi sehingga user tidak dapat lagi melihat informasi yang disedikan.
Conclusion: Sistem akan berjalan apabila pengaturan software sesuai dengan hardware yang digunakan
27
Business Rules: - Implementation Constrains and Specifications:
Harus dapat diakses setiap saat.
Tabel 3.4 Narasi Use Case Melihat Informasi Jalur
Author : Malichah Charitsah Date : 26 November 2009 Version : 1.0
Use case Name: melihat informasi Jalur Jenis Use case Business Requirements:
Decription: Use case ini menggambarkan proses user melihat informasi jalur yang di sediakan pada sistem
Precondition: -
Trigger: Use case ini digunakan apabila user akan melihat informasi jalur yang disediakan oleh sistem.
Typical Course of event:
Actor Action System Response
28
Alternate Course:
Alt-step 3: User menutup aplikasi sehingga user tidak dapat lagi melihat informasi yang disedikan.
Conclusion: Sistem akan berjalan apabila pengaturan software sesuai dengan hardware yang digunakan
Post Condition: User berhasil melihat informasi jalur yang disedikan oleh aplikasi
Business Rules: - Implementation Constrains and Specifications:
Harus dapat diakses setiap saat.
Tabel 3.5 Narasi Use Case Melihat Informasi Kontak
Author : Malichah Charitsah Date : 26 November 2009 Version : 1.0
Use case Name: melihat informasi Kontak Jenis Use case Business Requirements:
Decription: Use case ini menggambarkan proses user melihat informasi kontak yang di sediakan pada sistem
Precondition: -
Trigger: Use case ini digunakan apabila user akan melihat informasi kontak yang disediakan oleh sistem.
Typical Course of event:
Actor Action System Response
Step 1: user memanggil halaman utama aplikasi
29
Step 3: memanggil halaman kontak yang ada pada aplikasi
halaman utama aplikasi.
Step 4: Sistem menampilkan halaman yang diinginkan user
Alternate Course:
Alt-step 3: User menutup aplikasi sehingga user tidak dapat lagi melihat informasi yang disedikan.
Conclusion: Sistem akan berjalan apabila pengaturan software sesuai dengan hardware yang digunakan
Post Condition: User berhasil melihat informasi kontak yang disedikan oleh aplikasi
Business Rules: - Implementation Constrains and Specifications:
Harus dapat diakses setiap saat.
Tabel 3.6 Narasi Use Case Melihat Informasi About
Author : Malichah Charitsah Date : 26 November 2009 Version : 1.0
Use case Name: melihat informasi About Jenis Use case Business Requirements:
Decription: Use case ini menggambarkan proses user melihat informasi about yang di sediakan pada sistem
30
Trigger: Use case ini digunakan apabila user akan melihat informasi about yang disediakan oleh sistem.
Typical Course of event:
Actor Action System Response
Step 1: user memanggil halaman utama aplikasi
Step 3: memanggil halaman about yang ada pada aplikasi
Step 2: Sistem menampilkan halaman utama aplikasi.
Step 4: Sistem menampilkan halaman yang diinginkan user
Alternate Course:
Alt-step 3: User menutup aplikasi sehingga user tidak dapat lagi melihat informasi yang disedikan.
Conclusion: Sistem akan berjalan apabila pengaturan software sesuai dengan hardware yang digunakan
Post Condition: User berhasil melihat informasi about yang disedikan oleh aplikasi
Business Rules: - Implementation Constrains and Specifications:
Harus dapat diakses setiap saat.
3.8Diagram Arus Data 3.8.1 Context Diagram
Context Diagram menggambarkan interaksi antara
31
user
Lihat shelter, Lihat jalur, cari jalur bis
Informasi Shelter, informasi jalur bus, informasi trayek
0
Program pencarian jalur
bis
Gambar 3.2 Context diagram
3.8.2 DAD level 1 sisi user
DFD level 1 Sisi User menggambarkan proses sistem untuk
user. User dapat melakukan pencarian jalur dari shelter awal menuju shelter tujuan. User juga dapat melihat informasi shelter maupun jalur dari aplikasi.
Gambar 3.3 DAD level 1 sisi user
3.9Perancangan Model
Dalam membangun pohon pada pencarian rute bus Trans Jogja
32
Informasi yang ada dalam vertex meliputi nama shelter dan lokasi shelter. Sedangkan informasi yang ada dalam edge meliputi shelter awal,
shelter tujuan dan jalur.
Proses pencarian jalur dilakukan dengan metode Depth Fisrt
Search.
Sebagai contoh:
Dipilih shelter awal Cik Ditiro 2 dan shelter akhir JIH.
Cik Ditiro 2
Kasudagama
UNY
Jombor Debrito
JIH Manggung Panti Rapih
Gambar 3.4 Pohon Jalur Bus
Hasil pencarian:
33
3.10 Desain Rute
Bus Trans Jogja memiliki 6 jalur yang beroperasi melewati shelter.
Jika digambarkan, maka akan terbentuk path sebagai berikut :
Gambar 3.5 Path jalur bus Trans Jogja
Gambar 3.5 di atas menunjukkan path jalur bus Trans Jogja dimana
terdapat enam jalur berbeda yang melewatinya. Data shelter maupun jalur
dapat dilihat pada lampiran.
34
3.11Perancangan Antarmuka
Perancangan Antarmuka ini digunakan untuk memberikan
gambaran mengenai program yang akan dibuat, meliputi:
3.11.1 Halaman Utama
Gambar 3.6 Rancangan Antarmuka Halaman Utama
Gambar 3.6 menunjukkan halaman utama dari program.
Pada halaman ini terdapat kata sambutan sebelum memeulai proses
pencarian. Pada halaman ini terdapat menu-menu pilihan yang
dapat dipilih untuk melihat fasilitas menu lainnya. Pencarian Rute Jalur Bus Trans Jogja
Pencarian Jalur
Informasi Shelter
Jalur Bus
Kontak
35
3.11.2 Halaman Pencarian jalur
Gambar 3.7 Rancangan Antarmuka Halaman Pencarian
Pengguna dapat berinteraksi secara langsung dengan
halaman ini. Pada halaman ini terdapat peta digital kota
Yogyakarta lengkap dengan letak shelter dan jalur yang dilewati
bus Trans Jogja. Didalamnya terdapat fasilitas zoom untuk
membesarkan dan mengecilkan gambar. Sehingga memudahkan
user dalam membaca peta.
Di bawah item menu pencarian jalur, nantinya terdapat
keterangan yang berisi tentang shelter awal dan shelter akhir yang
telah dipilih pengguna beserta dengan hasil pencarian jalur bus
dalam bentuk teks.
Pencarian Rute Jalur Bus Trans Jogja
Peta Digital Jalur yang
dilewati bus Trans Jogja Pencarian Jalur
Shelter Awal:
Shelter tujuan:
36
3.11.3 Halaman Informasi Halte
Gambar 3.8 Rancangan Antarmuka Halaman Informasi
Shelter
Gambar 3.8 menunjukkan halaman pada Menu Informasi
Shelter. Tampilan halaman sama seperti halaman utama, hanya saja
yang membedakan keduanya adalah form sebelah kanan yang
semula merupakan gambar peta digital berubah menjadi daftar
informasi halte / shelter.
Pencarian Rute Jalur Bus Trans Jogja
Pencarian Jalur
Informasi Shelter
Jalur Bus
Kontak
37
3.11.4 Halaman Jalur Bus
Gambar 3.9 Rancangan Antarmuka Halaman Informasi Jalur Bus
Gambar 3.9 menunjukkan tampilan dalam halaman Menu
Informasi Jalur Bus. Pada halaman ini terdapat informasi yang
menunjukkan rute jalur bus Trans Jogja secara keseluruhan. Pencarian Rute Jalur Bus Trans Jogja
Pencarian Jalur
Informasi Shelter
Jalur Bus
Kontak
38
3.11.5 Halaman Kontak
Gambar 3.10 Rancangan Antarmuka Halaman Kontak.
Gambar 3.10 menunjukkan informasi alamat yang dapat dihubungi
jika ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai Trans Jogja atau
jika ada saran dan kritik yang membangun.
Pencarian Rute Jalur Bus Trans Jogja
Pencarian Jalur
Informasi Shelter
Jalur Bus
Kontak
39
3.11.6 Halaman About
Gambar 3.11 Rancangan Antarmuka Halaman About.
Gambar 3.11 menunjukkan informasi mengenai program pencarian
jalur bus meliputi cara kerja program.
Pencarian Rute Jalur Bus Trans Jogja
Pencarian Jalur
Informasi Shelter
Jalur Bus
Kontak
40 BAB IV
IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi program pencarian jalur
Trans Jogja yang perancangannya telah dibuat pada bab sebelumnya. Program
yang dihasilkan adalah membuat sistem pencarian jalur bus Trans Jogja. Program
juga dapat digunakan untuk melihat data jalur dan data shelter yang ada
4.1. Implementasi Kebutuhan Sistem 4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras
- Processor AMD Athlon 3200
- Memori 512 Mb RAM
4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak
- Sistem operasi Windows XP - Macromedia Flash 8
4.2. Implementasi Program
Berikut adalah implementasi algoritma pencarian Depth Fisrt Search yang digunakan dalam aplikasi.
4. Deklarasikan dua list kosong: Open List dan Closed List.
41
5. Tambahkan node awal ke Open List.
openList.push(start);
6. While Open List≠ 0, lakukan:
e. Hapus node pertama dari Open List.
while (openList.length>0) {
var node:Vertex = Vertex(openList.pop());
f. Cek, apakah node tersebut adalah tujuan.
- Jika node tersebut adalah tujuan, pencarian dihentikan,
tambahkan node pada Closed List.
closedList.push(node); if (node == finish) { return closedList; }
- Jika tidak, lanjutkan ke langkah berikutnya.
g. Ambil node tetangga dari node yang telah dipindahkan.
h. Tambahakan node tetangga pada awal dari Open List, dan tambahkan node yang dihapus pada Closed List. Lanjutkan
pencarian.
start.wasVisited = true;
for (var i:Number = 0; i<node.neighbor.length; i++) { if (!node.neighbor[i].wasVisited) {
openList.push(node.neighbor[i]); node.neighbor[i].wasVisited = true; }
42
4.3. Implementasi Antarmuka
Berikut adalah hasil implementasi antarmuka yang telah dirancang
pada bab sebelumnya.
4.3.1. Halaman Utama
Gambar 4.1 Halaman utama
Halaman ini merupakan halawan awal saat pertama kali
aplikasi dijalankan. Menampilkan gambar penumpang yang akan
43
4.3.2. Halaman Pencarian jalur
Gambar 4.2 Halaman pencarian jalur
Halaman ini merupakan halaman pencarian jalur bus Trans
Jogja. Pada halaman ini ditampilkan peta digital kota Jogja yang
didalamnya terdapat shelter Trans Jogja yang berupa tombol. Jika
tombol shelter pertama di klik, maka akan muncul nama shelter pada
teks filed shelter awal. Kemudian jika shelter kedua diklik maka
akan muncul nama shelter pada teks field shelter tujuan. Setelah
program melakukan proses pencarian, hasilnya akan ditampilkan
44
4.3.3. Halaman Informasi Shelter
Gambar 4.3 Halaman Informasi Shelter
Halaman ini memberi informasi nama sekaligus lokasi shelter
yang digunakan sebagai tempat pemberhentian bus Trans Jogja.
Terdapat dua buah button, prev dan next dalam halaman ini. Button
45
4.3.4. Halaman Informasi Jalur Bus
Gambar 4.4 Halaman jalur bus
Halaman ini memberi informasi jalur bus yang melintasi tiap
shelter yang ada. Dalam halaman ini juga terdapat dua buah button, prev dan next. Button next digunakan untuk menuju halaman selanjutnya jika di klik, sedangkan button prev digunakan untuk
46
4.3.5. Halaman Kontak
Gambar 4.5 Halaman Kontak
Halaman ini memberikan informasi kontak yang dapat
dihubungi jika ada kritik atau saran yang dapat meningkatkan
pelayanan pengelola Trans Jogja kepada masyarakat pengguna bus
47
4.3.6. Halaman About
Gambar 4.6 Halaman About
Halaman ini memberikan informasi mengenai tujuan dan cara
48 BAB V
ANALISIS HASIL IMPLEMENTASI
5.1 Analisis Hasil Perangkat Lunak Terhadap Stakeholder
Setelah Aplikasi Pencarian Jalur Bus Trans Jogja diujicobakan kepada
30 responden diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Tampilan interface baik dengan score 5,93 pada skala1-7.
2. Ketertarikan terhadap aplikasi sehingga ingin melihat lebih dalam isi
aplikasi adalah baik dengan score 5,9 pada skala 1-7.
3. Kemudahan mendapatkan informasi jalur bus baik dengan score 5,9 pada
skala 1-7.
4. Kelengkapan informasi dalam aplikasi cukup baik sampai baik dengan
score 5,6 dengan skala 1-7.
5. Kejelasan informasi yang disajikan baik dengan dengan score 5,9 pada
skala 1-7.
6. Aplikasi bermanfaat bagi pengguna baik score 6,06 pada skala 1-7.
7. Aplikasi mudah dioperasikan / dijalankan baik dengan score 6,3 pada skala
1-7.
5.2 Analisis Teknologi
Untuk melakukan pengujian aplikasi aplikasi ini, penulis
menggunakan perangkat laptop. Dari hasil pengujian, aplikasi ini dapat berjalan dengan baik.
Pengguna dapat dengan mudah melakukan pencarian jalur bus Trans
Jogja. Disamping itu pengguna juga mendapatkan informasi mengenai shelter
49
5.3 Analisis Hasil Output Program
Dalam program terdapat beberapa menu yang dapat dipilih oleh
pengguna. Hasil output program dari masing-masing menu tersebut adalah:
1. Menu Awal
Menampilkan gambar penumpang yang akan menggunakan
bus pada salah satu shelter.
2. Pencarian Jalur
Menampilkan peta digital kota Jogja yng didalamnya
terdapat shelter Trans Jogja. Ketika tombol pertama diklik, maka
muncul nama shelter pada field Shelter Awal. Jika shelter kedua
diklik, maka akan muncul nama shelter pada field Shelter Tujuan.
Kemudian program melakukan proses pencarian.
Hasil pencarian program ditampilkan pada field Hasil
Pencarian berupa shelter-shelter yang dilalui dan jalur apa saja
yang dapat digunakan.
3. Informasi Shelter
Menampilkan informasi nama dan lokasi shelter, sekaligus
jalur-jalur yang melewati shelter tersebut.
4. Jalur Bus
Menampilkan informasi trayek jalur bus yang ada dalam
rute bus Trans Jogja.
5. Kontak
Menampilkan informasi kontak yang dapat dihubungi oleh
pengguna bus Trans Jogja.
6. About
Menampilkan penjelasan mengenai cara kerja program
50
5.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem
Setelah dilakukan proses pengujian, aplikasi ini memiliki kekurangan dan
kelebihan.
5.3.1 Kelebihan Sistem
1. Pengguna dapat melakukan pencarian jalur secara cepat.
2. Pengguna dapat melihat informasi shelter dan jalur yang
ada.
3. Setiap titik shelter pada peta dapat memberikan informasi
mengenai shelter itu sendiri.
5.3.2 Kekurangan Sistem
1. Aplikasi ini masih bersifat statis, belum mampu melakukan
penambahan data dan informasi, seperti penambahan
51 BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
1. Dari pengujian yang di lakukan kepada user pengguna bis Trans Jogja berupa kuesiner, secara umum di dapat hasil bahwa mayoritas
responden menyatakan tampilan, ketertarikan terhadap aplikasi,
kemudahan yang di berikan aplikasi, kejelasan informasi, kemudahan
menjalankan aplikasi dan manfaat bagi pengguna baik. Kemudian
dalam kelengkapan informasi responden menyatakan cukup baik.
Secara keseluruhan aplikasi ini adalah baik.
2. Aplikasi ini mempermudah pengguna dalam mencari jalur bus yang
akan digunakannya.
3. Sistem ini dapat membantu pihak pengelola Trans Jogja dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat pengguna bus Trans Jogja.
6.2. SARAN
1. Sistem memberikan fasilitas untuk menambahkan shelter dan jalur.
2. Hasil pencarian menggunakan animasi bus bergerak dari shelter awal
ke shelter tujuan.
3. Sistem memberikan informasi mengenai shelter POS (Point of Sales)
dimana pengguna bisa mendapatkan tiket berlangganan di shelter
DAFTAR PUSTAKA
1. Siang, Jong Jek. 2002. Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer. Yogyakarta: Andi Offset
2. Munir, Rinaldi. 2001. Buku Teks Ilmu Komputer Matematika Diskrit. Bandung: Penerbit Informatika.
3. Chinnathambi, Kirupa. Depth First and Breadth First Search.
http://www.kirupa.com/developer/actionscript/depth_breadth_search.htm, 14 Agustus 2008.
4. Aditia, Riki, Prasodjo, Fachrul, Ritonga, Irwansyah. 2007. Pencarian Jalur dengan Depth First Search dan Breadth First Search.
http://74.125.153.132/search?q=cache:dKHruoDwxZkJ:www.ittelkom.ac.i