• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMATIKA UNIVERSITAS SURAKARTA 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMATIKA UNIVERSITAS SURAKARTA 2013"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

IMPLEMENTASI PRODUKSI FILM PENDEK

“ TAK BISA DITEBAK ’’

BERBASIS MULTIMEDIA

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan syarat – syarat guna memperoleh derajat

Sarjana Strata Satu (S1) dalam Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informatika

Universitas Surakarta

Disusun Oleh :

Wahyudi Joko Sutrisno

200922074

Pembimbing 1 : Bambang Eka Purnama, M.Kom

Pembimbing 2 : Yunanto Happi Urbani S.Kom

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMATIKA

UNIVERSITAS SURAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

5

IMPLEMENTASI PRODUKSI FILM PENDEK “ TAK BISA DITEBAK ’’

BERBASIS MULTIMEDIA

Wahyudi Joko Sutrisno

Program Studi Teknik Informatika / S1, Fakultas Teknologi Informatika Universitas Surakarta Jl. Raya Palur Km.5 Surakarta 57772

Email : wahyudixu_cuakep@ymail.com

Abstraksi

Teknologi komunikasi, khususnya komunikasi saat ini berkembangnya sangat pesat. Masa kini lebih berkembang media video yang menpunyai kemampuan perekaman dan penyiaran dengan mutu gambar yang lebih baik. Berpuluh hingga beratus tahun mengenal film sebagai media rekam dan terbukti, film menjadi tulang punggung kemajuan teknologi media. Implementasi Produksi Film Pendek “Tak Bisa Ditebak” berbasis multimedia, akan menjadikan bukti hasil perkembangan teknik informatika kejalur dunia sinematografi.

Tujuan Implementasi Produksi Film Pendek “Tak Bisa Ditebak” berbasis multimedia, Menghasilkan film pendek dengan teknik pengerjaan yang kreatif dan variatif, dan Menghasilkan film pendek yang menarik dan menghibur.

Dalam Implementasi Produksi Film Pendek “Tak Bisa Ditebak” berbasis multimedia ini Penulis menggunakan beberapa metode diantaranya : Kepustakaan, observasi, wawancara(casting), Analisis, Perancangan, pengambilan gambar, editing, ujicoba, implementasi. Implementasi Produksi Film Pendek “Tak Bisa Ditebak” akan digunakan untuk menambah koleksi perfilman diperpustakaan Universitas Surakarta dan juga menjadi sarana bukti karya mahasiswa Teknik Informatika Universitas Surakarta mampu untuk memproduksi sebuah film berbasis multimedia.

Kata Kunci : Implementasi Produksi Film Pendek “Tak Bisa Ditebak” berbasis multimedia

1. PENDAHULUAN

1.a. Latar Belakang Masalah

Teknologi komunikasi, khususnya komunikasi saat ini berkembangnya sangat pesat. Masa kini lebih berkembang media video yang menpunyai kemampuan perekaman dan penyiaran dengan mutu gambar yang lebih baik. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi perekaman video maju dengan sangat pesat. Sekarang tidak dijumpai lagi perekaman video dengan cara analog. Namun sekarang ada suatu sistem perekaman digital yang mampu menghasilkan gambar seindah aslinya dan mampu merekam gambar berkapasitas sangat besar. (Semedhi, 2011 )

Multimedia sebagai kumpulan media berbasis komputer dan sistem komunikasi

yang memiliki peran untuk membangun, menyimpan, menghatarkan dan menerima informasi dalam bentuk teks, grafik, audio, video, dan sebagainya.(Munir, 2, 2012)

Dalam penelitian ini, membahas salah satu hasil rekayasa dalam teknologi multimedia, yaitu dengan menganalisa tentang implementasi sebuah produksi film Pendek “Tak Bisa Ditebak “ berbasis multimedia. Dengan adanya implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak “ berbasis multimedia ini, dapat menjadikan bukti hasil perkembangan teknik informatika kejalur dunia sinematografi, melalui teknologi multimedia dan aplikasi multimedia, sebagai salah satu bidang dari teknik informatika.

Perkembangan perfilman di Universitas Surakarta perlu mendapatkan perhatian khusus, karena hanya beberapa koleksi saja

(6)

6

yang mengisi daftar perpustakaan perfilman di Universitas Surakarta.

Selain untuk menambah koleksi pustaka, juga merupakan suatu sarana bukti karya mahasiswa Teknik Informatika Universitas Surakarta mampu untuk memproduksi sebuah film berbasis teknologi multimedia. Jadi jurusan Teknik Informatika Universitas Surakarta dapat merambah ke dunia sinematografi melalui teknologi multimedia yang diajarkan di Teknik Informatika Universitas Surakarta.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul yaitu “Implementasi Produksi Film Pendek “Tak Bisa Ditebak” Berbasis Multimedia”

1.b. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menghasilkan sebuah film pendek yang mampu menyampaikan pesan dan diterima oleh masyarakat. 2. Memproduksi film pendek yang jauh dari

unsur pornografi.

3. Memproduksi film pendek berbasis multimedia.

1.c. Batasan Masalah

Batasan masalah sangat diperlukan dalam melakukan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai sasaran yang ingin dicapai dan lebih terfokus, maka penulis membatasi permasalahan penelitian ini pada: 1. Objek pengambilan gambar Penelitian

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Boyolali, tempat kuliner Pucang Sawit.

1.d. Tujuan Penelitian

Implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak”, mempunyai tujuan yang diharapkan tepat sasaran. Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menghasilkan film pendek yang menarik

dan menghibur.

1.e. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak“ ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Menambah wawasan dan informasi tentang sebuah produksi film pendek yang berkualitas dan bermutu.

2. Memberikan variasi dalam perfilman di Universitas Surakarta sebagai media variasi jurusan Teknik Informatika dengan menambah koleksi pustaka perfilman Universitas Surakarta. 3. Memberikan suatu bentuk hiburan

dalam wujud film.

1.f. Metode Penelitian

Ada beberapa langkah atau metode yang digunakan dalam penelitian tentang implementasi produksi film pendek ini, guna menuju kesempurnaan dalam teknik implementasi sebuah produksi sinema atau film pendek. Beberapa metode penelitian yang digunakan adalah :

1. Kepustakaan

Merupakan pengumpulan data dengan cara mengambil data dari buku-buku, jurnal, penelitian yang berkaitan dengan penelitian.

2. Metode Observasi

Metode observasi adalah sistem pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan secara langsung pada lokasi yang akan digunakan untuk setting lokasi pengambilan film. Selain itu juga mengobservasi beberapa film untuk dijadikan referensi.

3. Wawancara / Interview ( Casting )

Proses wawancara dilakukan pada saat perekrutan artis yang akan terlibat dalam produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak “.

4. Analisis

Menganalisis bagaimana membuat film pendek yang dapat digunakan sebagai hiburan dan menyampaikan pesan moral.

(7)

7

5. Perancangan

Dalam metode ini menerapkan langsung bagaimana cara atau teknik dalam memproduksi sebuah film pendek. Termasuk pembuatan kerangka langkah Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Jadi mulai dari proses merancang dan membuat skenario alur cerita atau

script, storyboard dan juga biaya Implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak “.

6. Pengambilan Gambar dan Capturing

Melakukan pengambilan gambar dilokasi pengambilan film pendek “Tak Bisa Ditebak“ dan melakukan proses

capturing atau pemindahan video dari MiniDV atau kaset dari handycam

dijadikan file AVI. 7. Editing

Melakukan proses pengeditan gambar, suara, penambahan suara,

dubbing penambahan effect, serta penambahan text dari pengambilan gambar yang telah peneliti ambil dilokasi pengambilan film “Tak Bisa Ditebak “.

8. Uji coba

Melakukan pengujian dari hasil Implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak“ yang telah dibuat dengan melakukan jejak pendapat tentang hasil penelitian.

9. Implementasi

Hasil dari uji coba pembuatan Implementasi Produksi Film Pendek “Tak Bisa Ditebak “, kemudian akan diimplementasikan pada bentuk DVD

(Digital Video Disk ).

2. GAMBARAN UMUM DAN LANDASAN TEORI

2.a. Gambaran Umum

Dalam penelitian pembahasan tentang produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak” Berbasis Multimedia ini, selain membahas tentang teknologi multimedia dan aplikasi multimedia, juga sedikit mengupas tentang dunia sinematografi. Karena di dalam sebuah penggarapan produksi film atau sinema, selalu tidak lepas dari sentuhan aturan dunia sinematografi. Di dalam sebuah pembuatan film itu pasti terdapat sebuah alur cerita, dan teknik-teknik pengerjaannya, yang kesemuanya itu diatur dalam ilmu sinematografi, sedangkan teknologi dan aplikasi multimedia adalah sebuah media pendukungnya.

Film, sinema, movie atau gambar bergerak adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada sebuah layar agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup. Gambar bergerak, movie, film atau sinema merupakan salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan penonton larut dalam imajinasi pada waktu tertentu saat mereka melihatnya. Selain itu film juga mengajarkan tentang tingkah laku, ilmu pengetahuan, tentang sejarah dan berbagai hal lainnya.

2.b. Landasan Teori

Dalam implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak“ ini, menggunakan beberapa landasan teori yang dianggap cukup akurat dalam dunia sinematografi dan sistem multimedia. Dasar teori yang digunakan antara lain adalah :

1. Multimedia berasal dari kata multi dan media. Multi berasal dari bahasa latin, yaitu nouns yang berarti banyak atau bermacam – macam. Sedangkan kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai yntuk menghantarkan, menyampaikan, atau membawa sesuatu. (Munir, 2, 2012).

(8)

8

2. Paling tidak, sinematografi yang baik

dapat memberikan pengungkapan yang teliti produksi yang sudah dipersiapkan seorang sutradara untuk kemera-kameranya. (Askurifai, Baksin, 18, 2009).

3. Unsur-unsur Sistem Multimedia 3.1 Audio

Audio ( suara ) adalah komponen multimedia yang dapat berwujud narasi, musik, efek suara atau penggabungan diantara ketiganya.. (Amir Fatah Sofyan, 3, 2008).

3.2 Video

Video adalah sistem gambar hidup atau gambar bergerak yang saling berurutan. Terdapat dua macam video yaitu video analog dan video digital. Video analog dibentuk dari deretan sinyal elektrik (gelombang analog) yang direkam oleh kamera dan dipancarluaskan melalui gelombang udara. Sedangkan video digital dibentuk dari sederetan sinyal digital yang berbntuk, yang menggambarkn titik sebagai rangkaian nilai minimum atau maksimum, nilai minimum berarti 0 dan nilai maksimum berarti 1.

( Purnama,2005)

Terdapat tiga komponen utama yang membentuk video digital yaitu frame rate, frame size

dan data type. Frame rate

menggambarkan berapa kali bingkai gambar muncul setiap detiknya. Sementara frame size merupakan ukuran fisik sebenarnya dri setiap bingkai gambar dan data type menentukan seberapa banyak perbedaan warna yang dapat muncul padasaat bersamaan.

(Purnama,2005).

3.3 Gambar / Grafik

Gambar merupakan

sarana yang tepat untuk menyajikan informasi, apalagi pengguna sangat berorientasi pada gambar yang bentuknya visual ( visual oriented ). (Munir, 17, 2012).

3.4 Teks

Tampilan dalam bentuk teks pada program multimedia sangat berperan memberikan kemudahan bagi pemakai untuk menyampaikan suatu informasi. Teks juga sangat berguna untuk menjelaskan adegan yang sedang berlangsung dalam sebuah sistem multimedia. Teks juga memberi warna tersendiri bagi multimedia.

(Purnama,2005).

3.5 Animasi

Animasi adalah rangkaian gambar yang disusun berurutan atau dikenal dengan istilah frame. Satu frame terdiri dari satu gambar. Jika susunan gambar tersebut ditampilkan bergantian dengan waktu tertentu maka akan terlihat bergerak. (Munir, 317, 2012).

3.6 Skenario, Script Storyboard Sebuah proyek film yang akan dibuat, akan lebih baik hasilnya jika ada suatu perancangan atau perencanaan yang dibuat. Perancangan memberikan gambaran materi yang harus dibuat dan dilakukan pembuatannya, sehingga pembuatan film dapat berjalan dengan lancar. (Kristanto, 2005).

Skenario adalah tulang punggung sebuah film, karena dari scenario itulah semua aktivitas produksi film bertumpu. Di dalam scenario, semua informasi tentang suara ( audio ) dan gambar ( visual ) yang akan ditampilkan dalam sebuah film dikemas dalam sebuah bentuk

(9)

9

siap pakai untuk produksi film. Ruang, waktu, peran, dan aksi, semua dibungkus dalam sebuah scenario. (Effendy, 7, 2009)

Script merupakan hasil kerja tertulis yang menjadi bahan dalam pembuatan film. (Effendy).

Script berisi rincian naskah siap produksi yang berisi sudut pengambilan (angle) secara rinci dan spesifik serta bagian–bagian kegiatan.

StoryBoard adalah rangkaian gambar ilustrasi yang berusaha menjelaskan bahasa tulisan scenario ke dalam bahasa visual. Adegan demi adegan cerita yang sebelumnya telah dirumuskan dalam scenario diterjemahkan menjadi gambar oleh sutradara dengan bantuan cameramen dan storyboard artis, sedemikian rupa sehingga dalam potongan-potongan gambar ilustrasi yang dihasilkan terhimpun informasi tentang para pelaku adegan, adegan yang dilakukan, lokasi dan properties, sudut pangambilan gambar, dan sebagainya. (Panca, 2011). 4. Teknik Pengambilan Gambar

Pengambilan gambar adalah tahapan terpenting didalam proses produksi. Juru kamera harus memahami berbagai hal yang berkaitan dengan mutu gambar, diantaranya mampu membuat gambar dengan komposisi yang baik, paham berbagai teori tata cahaya, tata suara, editingserta motivasinya dan teknik penyutradaraan, dan mengenal dan mampu mengoprasikan kamera dengan baik pula. (Semedhi, 43, 2011).

Beberapa pengetahuan mutlak yang harus dikuasai juru kamera diantaranya yaitu komposisi, pengaturan arah gambar, ukuran shot, serta pergerakan gambar dan seluruh motivasinya.

a. Komposisi

Komposisi adalah suatu cara untuk meletakkan objek gambar di dalam layar sehingga gambar tampak menarik, menonjol, dan bias mendukung alur cerita. (Semedhi, 43, 2011).

b. Pengaturan arah gambar Gambar yang ditampilkan haruslah menarik, mempunyai arti atau gambar mampu berbicara, maka gambar dibuat seolah-olah bernyawa dengan teknik pengaturan arah gambar. (Semedhi, 47, 2011).

c. Ukuran Shot

Ukuran gambar biasanya dimulai dari tampakan yang paling besar hingga yang paling kecil. Macam ukuran gambar yaitu, close up, medium shot, long shot, full shut.(Semedhi, 50, 2011) d. Pergerakan gambar

Pergerakan gambar di layar bias dihasilkan oleh pergerakan kamera, dan pergerakan objek serta pergerakan bersama antara kamera dan objek. (Semedhi, 57, 2011).

5. Film pendek adalah sebuah karya film cerita fiksi yang berdurasi kurang dari 60 menit. (Panca, 2, 2011)

2.c. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian yang dilakukan oleh Adita Prima Meyshinta Devi (Amikom, 2011) pada pembuatan film indie “Jalanmu Bukan Jalanku”, dimana dalam penelitian tersebut dihasilkan beberapa aktifitas multimedia antara lain tata suara, video, gambar dan teks. Dalam penelitianya kurang memperhatikan engle, dan komposisi pada waktu produksi.

Penelitian yang dilakukan oleh Supraptoyo (Amikom, 2013) “Analisis Produksi dan Pembuatan Film Pendek Ego “.

(10)

10

Dimana peneliti ini kurang memperhatikan suara pada saat shooting dan dubbing sehingga kurang bisa menghayati seluruh dialog.

Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ludiro (Amikom, 2011) yang berjudul “Pembuatan Film Dokumenter Wisata Pantai dan Goa Di Pacitan Jawa Timur”. Pada penelitian ini pengambilan gambar dilakukan secara acak tidak menggunakan script breakdown sheet

sehingga akan membingungkan saat editing, dalam penelitian ini juga cuma menggunakan 1 (satu) kamera.

Penelitian yang dilakukan oleh Gesang Kristianto Nugroho (Unsa, 2011) dengan judul “Video Profil Pemandian Sapta Tirta Pablengan Matesih Kabupaten Karanganya” Penelitian tidak menggunakan

lighting dan cuma menggunakan 1 (satu) kamera, sehingga kualitas gambar dan pencahayaan kurang baik.

Dari semua isi jurnal tersebut terpaculah Penulis akan mengembangkan produk multimedia secara optimal baik dari aspek Software, pengoperasian, hardware,

pengolahan atau editing pengaturan pencahayaaan, suara, pengaturan tata kerja dalam pengambilan gambar atau video.

Penulis akan mengembangkan penelitian terdahulu dengan Melakukan casting, pencahayaan menggunakan lampu ultraviolet, dan untuk recored saat pengambilan gambar rekam suara menggunakan Gain mic (mikropon kondensor), selain itu juga Penulis menggunakan 3 kamera untuk pengambilan angle.

3. ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.a. Kerangka Pemikiran

3.b. Tahap Proses Produksi

1. Proses Pra Produksi

Pra Produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Tahapan ini terdiri tiga tahapan yaitu, pengumpulan data dan materi, konsep, dan planning. Segala sesuatu yang berkaitan dengan semua persiapan dalam penggarapan produksi

Video

Teks

Audio

Backsound, voice

over

Editing

Rendering

Special FX,

Transition

Video MPEG II

Uji Coba

Youtu

be

Video MPEG II

Gadget

DVD/PC/Lapt

op

Out Put Video

(11)

11

film pendek “Tak Bisa Ditebak” ini, benar-benar dimatangkan diproses ini.

a. Pengumpulan Data dan Materi Sebelum membuat cerita film, penulis harus menentukan tujuan pembuatan film. Tujuan pembuatan film pendek “Tak Bisa Ditebak” ini adalah untuk dijadikan film pendek

yang mendidik serta

menyampaikan pesan moral tertentu. Penentuan tujuan ini sangat perlu agar pembuatan film lebih terfokus, terarah dan sesuai. Jika tujuan telah ditentukan maka semua detail dan pembuatan film akan terlihat dan lebih mudah. b. Konsep

1. Sinopsis

Davin adalah laki-laki jomblo akut yang hanya bisa mencintai tanpa dicintai, tapi mempunyai kelebihan dalam pelajaran akademik dan non akademik, Davin selalu memenangkan lomba-lomba pelajaran. Sudah hampir satu tahun Davin mendekati seseorang yaitu Vanessa. Vanessa adalah

perempuan yang polos

dikelasnya. Davin mencoba mendekati Vanessa namun bukannya Vanessa luluh, Vanessa malah merasa dekat dengan Davin sebatas sahabat, tidak lebih.

Vanessa suka bahkan sangat suka sekali dengan Virgo. Virgo adalah laki-laki yang keren, ganteng, jago main basket dan populer disekolahnya. Vanessa hingga menirukan kesukaan Virgo, Vanessa juga merelakan waktu belajarnya Cuma untuk menemani Virgo dan selalu memuji dan membangga-banggakan seorang Virgo. Suatu hari Vanessa melihat Virgo bersama dengan Margareth. Vanessa sangat kesel dan cemburu ketika melihat mereka berduaan. Margareth adalah siswi

paling cantik dan paling menarik satu sekolah.

Dodi adalah laki-laki sahabat baiknya Davin, orangnya agak kurang pintar. Dodi termasuk terkenal di lingkuan sekolah, mulai dari tukang kebun hingga kalangan guru. Bukan karena Dodi pintar, bukan karena bandel, tapi karena Dodi pernah ditolak cintanya, dihadapan umum oleh Nia. Nia adalah perempuan yang cukup popular dikelasnya.

Vanessa menyadari ketika melihat Virgo jadian dengan Margareth, bahwa Davin suka dengan

Vanessa. Vanessa

mengungkapkan rasa cintanya pada Davin, Davin pun bingung mau memilih Vanessa atau Sabrina. Sabrina adalah siswi kelas IPA 1, Sabrina, baik hati, pintar tapi tidak terkenal. Davin bimbang mau milih Vanessa, gadis yang selama ini Davin inginkan dalam setahun terakhir yang mulai sadar dan luluh ke hati Davin. Namun situasinya menjadi lain, Davin punya satu pilihan lain yaitu Sabrina, yang memberikan kesan yang sangat

mendalam. Namun Davin

menjatuhkan hati ke Sabrina, resiko ditolak masih ada, beda halnya apabila Davin menjatuhkan hati Davin pada Vanessa yang sebenarnya diinginkan Davin dari dulu. Davin memutuskan untuk ungkapin apa yang dirasakan Davin, Davin mengungkapkan rasanya pada Vanessa, bahwa Davin ingin berteman saja dengan Vanessa. Davin mengungkapkan rasanya pada Sabrina, bahwa Davin suka sama Sabrina, dan sabrinapun ternyata juga suka sama Davin.

Hingga akhirnya Virgo jadian dengan Margareth, Dodi jadian dengan Vanessa, dan Davin jadian dengan Sabrina.

(12)

12

c. Script No Visual Audio 1 Intro Tampilan perkenalan Davin, Vanessa, Virgo Saat dilapangan basket Soundtrack : Cinta monyet (goliath) Durasi : detik 2 Bangin tidur, bersandar dikamar, terdiam dan termenung. Soundtrack : Cinta (D’bagindas)

gue hanya bisa termangu terdiam bersandar di kursi dan dipenuhi suasana gundah. Entah apa yang yang gue lakuin ketika kebimbangan menyelimuti otakku layaknya saat ini. Memang bukan hal yang menyenangkan menjadi seorang remaja yang dalam setahun terakhir hanya bisa memendam rasa dan selalu dibayang-bayangi oleh sosok orang lain” Durasi : 27 detik d. Story Board 3.c. Komputer Pendukung 1. Perangkat Lunak a. Sony Vegas 7.0 b. Cool Edit Pro 2.0 c. Adobe photoshop cs3 d. KMpleyer

e. Format fectory 2. Perangkat Keras

a. Processor : Intel Core i3

b. Operasi System :Genuine windows 7 Home Premium 64-bit

c. Graphics Engine : NVIDIA® GeForce® GTX 560M

d. Graphics Memory : 2GB discrete graphics memori

e. Memory : up 4GB DDR3 f. Hard Drive : up 500GB

g. Optical Drive : DVD-SuperMulti drive h. Display Screen : 17” widescreen, Jenis Shoot Activity Acting Visualisasi Scene : 3 Shoot# Location : Taman Sekolah Moving

Shoot Davin sedang duduk sambil membaca buku fisika saat Vanessa mendatangi Davin Medium Long Shoot Medium Close-Up shoot Medium Shoot Close Up shoot Jenis Shoot Activity Acting Visualisasi Scene : 10 Shoot# Location : Kamar Davin Moving Shoot Davin tiduran, Hpnya berbunyi dan ada dua sms masuk, ternyata dari Dodi dan Vanessa Medium Long Shoot Medium Close-Up shoot Medium Shoot Close Up shoot

(13)

13

i. Audio : Headphone jack (stereo),

stereo speaker, microphone input port with sleep and music, built-in microphone, Memory Card Reader 1-USB (2.0)

4. IMPLEMENTASI DAN HASIL PRODUKSI 4.a. Sesuai dengan kerangka pemikiran dalam penelitian ini, semua proses langkah kerja dalam penelitian ini dikerjakan sesuai dengan apa yang telah digambarkan dalam diagram kerangka pemikiran. Diagram kerangka pemikiran dalam penelitian ini dibuat untuk mempermudah dan membantu langkah kerja proses tahapan dalam penelitian ini. Dalam penelitian Implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak” ini terdiri dari tiga sub-sub pokok tahapan proses. Proses Pra Produksi, proses Produksi, proses Pasca Produksi. Proses Pra Produksi telah dibahas dalam bab III, sedangkan proses Produksi dan Pasca Produksi akan dibahas dalam bab IV ini.

Proses pengimplementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak” ini, dikerjakan sesuai yang direncanakan, meskipun tidak mudah dalam implementasiannya, karena faktor waktu, seperti biasa kerja lapangan selalu mengalami kendala. Dengan adanya kendala tersebut tidak mempengaruhi batas-batas perencanaan produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak”.

4.b. Video Editing

5. PENITUP 5.a. Kesimpulan

Semua pembahasan dalam penelitian implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak”, menghasilkan beberapa kesimpulan antara lain:

1. Telah dihasilkan sebuah film pendek yang berjudul “Tak Bisa Ditebak”. 2. Semua proses produksi film pendek,

dibuat suatu perencanaan dalam aturan ilmu videografi, dan diiplementasikan dengan sistem multimedia.

3. Tekik Informatika telah membuktikan dapat memproduksi sebuah sinema atau film, dengan sistem multimedia didalamnya, yang kreatif, variatif, dan inovatif, dengan panduan sinematografi dan unsur artistik. 4. Dalam sebuah produksi film pendek,

tidak pernah terlepas dari sistem multimedia dan aturan sinematografi, sebagai media pendukung utama dalam membuat film pendek.

Film pendek yang dihasilkan dikemas dalam kepingan DVD, sebagai sarana media menikmati sebuah film.

5.b. Saran

Proses penelitian implementasi produksi film pendek “Tak Bisa Ditebak”,, merupakan media untuk mengkritisi perkembangan perfilman di Indonesia. Untuk itu dari penelitian ini disampaikan sebuah pesan atau saran, guna mempelopori perkembangan perfilman di Indonesia, agar:

1. Para pembuat atau produsen film, hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam memproduksi sebuah film, jangan hanya sebatas mengejar keuntungan semata, tetapi juga menghadirkan penyampaian informasi positif yang mendidik.

2. Para sutradara hendaknya lebih kreatif dalam memimpin gerak akting dan artistik, agar tidak terjadi kemonotonan dan kekakuan dalam film.

3. Membuat atau memproduksi sebuah film, diusahakan menggunakan lebih dari tiga kamera, untuk menghasilkan pandangan atau view yang lebih variatif. Penggunaan tiga kamera dalam proses shooting cukup mewakili view standar.

4. Para kameraman hendaknya lebih dapat berimprovisasi dalam pengambilan angle untuk view dalam

(14)

14

proses pengambilan gambar atau shooting.

5. Para editor hendaknya lebih dapat menguasai berbagai software atau aplikasi multimedia yang lebih variatif, agar dapat memberikan sentuhan animasi artistik dalam film.

6. Pada waktu pengambilan gambar atau

shooting didalam ruangan atau malam hari menggunakan lighting, maka kualitas gambar yang dihasilkan akan menjadi lebih baik.

6. DAFTAR PUSTAKA

Adita Prima Meyshinta Devi Journal Pembuatan Film Indie “ Jalanmu Bukan Jalanku (2011) Journal Amikom

Amir Fatah Sofyan, Digital multimedia : Animasi, sound Editing, & Video Editing, ( 2008 )

Askurifai Baksin Videografi operasi kamera & pengambilan gambar (2009) Bambang Semedhi, Sinematografi –

Videografi, ( 2011 )

Etsa, Indra, Irawan & Laelasari Sinematografi, panduan usaha mandiri (2011)

Gatot Prokoso, Film Pinggiran. (2008) Gesang Kristianto N. Journal Pembuatan

video profile Pemandian Sapta Tirta Pablengan Matesih Kabupaten Karanganyar

(2009) Journal Unsa

Heru Effendy, Mari membuat film, panduan menjadi produser, (2009) Muhammad Ludiro. Journal

Pembuatan Film Dokumenter Wisata Pantai Dan Goa (2011) Journal Amikom

Panca Javandalasta, 5 Hari Mahir Bikin Film, Jangan Cuma bias nonton, ayo bikin filmmu sendiri. (2011)

Prof. Dr. Munir, M.IT, Multimedia, konsep & aplikasi dalam pendidikan, (2012 )

Suyanto M, Multimedia untuk meningkatkan keunggulan bersaing.

(2003)

Supraptoyo Journal Analisis Produksi Dan Pembuatan Film Pendek Ego (2013) Journal Amikom

Yunan Happy Urbani Journal Implementasi produksi film indie komersial “Aku Cinta Indonesia-Generation” Berbasis Multimedia

Gambar

gambar  dilakukan  secara  acak  tidak  menggunakan  script  breakdown  sheet

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran yang tertuang dalam Berita Acara Nomor : 44/PAN-PBJ/PULPIS/VIII/2012 tanggal 13 Agustus 2012 dan Surat Penetapan Pemenang

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo dengan judul: “Analisis Pengelolaan Lahan Kritis di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo Provinsi

Berdooooooooosooooooooorkooooooooon temuooooooooon penelitiooooooooon ini dooooooooopooooooooot disimpulkooooooooon booooooooohwooooooooo hipotesis penelitiooooooooon

Hal ini tentunya menjadi menarik, karena walaupun tidak ditemukan indikasi kuat adanya keberlanjutan stuktur kanal di sisi selatan Situs Lantai Segi Enam,

[r]

“ ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HIV/AIDS DAN BAHAYA NARKOBA PADA SISWA LAKI-LAKI MAN 1 MEDAN TAHUN 2016 ” ini beserta isinya adalah benar karya saya

Memang kadang ada keinginan untuk memainkan karya sendiri mungkin karena jenuh harus terus membawakan lagu-lagu orang lain tap itu tidak membuat saya berhenti main di cafe dan

Pemanfaatan energi angin mempunyai harapan besar dengan listrik yang dihasilkan mampu mengalirkan listrik yang digunakan untuk pembuatan es batu