• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMULASI VIDEO ANIMASI 2D TENTANG BAHAYA MEROKOK BAGI JANTUNG DAN PARU PARU DI RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT PANTI RAPIH NASKAH PUBLIKASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SIMULASI VIDEO ANIMASI 2D TENTANG BAHAYA MEROKOK BAGI JANTUNG DAN PARU PARU DI RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT PANTI RAPIH NASKAH PUBLIKASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SIMULASI VIDEO ANIMASI 2D TENTANG BAHAYA MEROKOK

BAGI JANTUNG DAN PARU – PARU DI RUANG TUNGGU RUMAH

SAKIT PANTI RAPIH

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Rina Kusumawati

11.12.5989

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2015

(2)
(3)

1

SIMULASI VIDEO ANIMASI 2D TENTANG BAHAYA MEROKOK BAGI

JANTUNG DAN PARU – PARU DI RUANG TUNGGU RUMAH SAKIT

PANTI RAPIH

Rina Kusumawati

1)

, Dhani Ariatmanto

2)

,

1)

Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

Teknik Informatika

STMIK AMIKOM Yogyakarta

Jl Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta Indonesia 55283

Email : rina.k@students.amikom.ac.id1), dhaniari@amikom.ac.id2)

Abstract - Multimedia technology has developed very rapidly. Multimedia can be used in social, economic, political, and health. In Panti Rapih Hospital waiting room, LCD TV’s use less than the maximum, because its function is only to broadcast TV station program. It would be better if the LCD TV in the waiting room of Panti Rapih Hospital also used to show health videos. This video simulations created using Adobe After Effects software. The purpose of this video is to maximize the usefulness of LCD TV in waiting room of Panti Rapih Hospital.

KeywordsAnimation, Video, Multimedia, Simulation, Software

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Dengan berbagai perkembangan, teknologi multimedia adalah salah satu media yang mempunyai perkembangan teknologi yang sangat cepat. Multimedia dapat dimanfaatkan di berbagai bidang. Contohnya bidang ekonomi, sosial, politik, maupun kesehatan. Di Rumah Sakit Panti Rapih, pemanfaatan teknologi belum bekerja secara optimal.

Berdasarkan pengamatan penulis, disana terdapat ruang tunggu dengan fasilitas LCD TV bagi para pasien yang mengantre di apotek untuk pengambilan obat. Dari wawancara awal didapatkan data dari pihak rumah sakit mengatakan bahwa fungsi dari fasilitas tersebut sebagai media hiburan. Akan lebih baik jika fasilitas LCD TV di ruangan tersebut digunakan untuk menayangkan sebuah video edukasi kesehatan.

Dalam penelitian ini penulis akan membuat salah satu media yang termasuk dalam multimedia yaitu animasi. Pengertian animasi 2D adalah penciptaan gambar bergerak dalam lingkungan dua dimensi. Hal ini dilakukan dengan urutan gambar berturut – turut atau

frame yang mensimulasi gerak oleh setiap gambar. 1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

1. Bagaimana simulasi video animasi 2D tentang bahaya merokok bagi jantung dan paru - paru di ruang tunggu rumah sakit panti rapih.

2. Bagaimanakah video animasi yang sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit Panti Rapih.

3. Bagaimanakah cara mendistribusikan hasil video animasi kepada RS. Panti Rapih.

4. Bagaimana menentukan bahwa video sudah sesuai dengan kebutuhan RS. Panti Rapih. 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Dapat menerapkan pengetahuan yang telah didapat selama mengikuti proses belajar

mengajar di STMIK AMIKOM

YOGYAKARTA, yaitu telah menempuh kuliah Komputer Grafis, Multimedia, Perancangan Multimedia, dan Broadcasting TV.

2. Membuat Simulasi Video Animasi 2D Tentang Bahaya Merokok Bagi Jantung dan Paru – Paru di Ruang Tunggu Rumah Sakit Panti Rapih. 3. Mencari peluang guna untuk mengoptimalkan

fungsi LCD TV yang terdapat di ruang tunggu Rumah Sakit Panti Rapih.

1.4 Metode Penelitian

1.4.1 Metode Pengumpulan Data

Penulis menggunakan metode wawancara untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan kepada pihak terkait penayangan TV media di RS. Panti Rapih, yaitu pada bagian marketing multimedia.

1.4.1.1 Metode Analisis

Data Kualitatif yaitu data yang diperoleh melalui penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif yaitu data diperoleh dengan mencatat kalimat yang diperoleh dari wawancara.

1.4.1.2 Metode Implementasi

Pengimplementasian pada skripsi ini yaitu dengan adanya dokumentasi berupa foto ditayangkannya video animasi ini di RS. Panti Rapih.

1.5 Landasan Teori 1.5.1 Definisi Video

Video merupakan salah satu jenis media audio – visual yang dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama – sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.[1]

(4)

2

1.5.2 Pengertian Animasi

Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar.[2]

1.5.3 Jenis Animasi

Ada Sembilan macam, yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vector, animasi karakter, animasi computational, dan

morphing.[3]

1.5.4 Analisis Sistem

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari Strengeth, Weakness, Opportunity, dan Threat.[4]

1.5.5 Tahapan – Tahapan Produksi 1. Pra Produksi

2. Produksi

3. Pasca Produksi[5]

1.5.6 Metode Alpha dan Beta Testing

1. Alpha

Tujuan alpha testing adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan sebanyak mungkin masalah sebelum akhirnya sampai ke pengguna, dilakukan setelah software jadi oleh orang – orang yang tidak terlibat dalam pengembangan dan ahli dibidangnya.

2. Beta

Beta testing adalah evaluasi software

yang dilakukan oleh penggunanya

software tersebut.[6] 1.5.7 Metode Implementasi

Implementasi diartikan sebagai penerapan maupun mempresentasikan hasil.[7] 2. Pembahasan

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan

2.1.1 Sejarah Berdirinya Rs. Panti Rapih Sejarah berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih, di Jalan Cik Di Tiro 30 Yogyakarta, tidak terlepas dari sejarah perkembangan gereja Katolik di Yogyakarta.Para misionaris bersama murid-murid dari Xaverius College Muntilan dengan semangat merasulnya yang tinggi mampu membuat Yogyakarta sebagai daerah yang menarik untuk dikembangkan.

Titik awal berdirinya Rumah Sakit Panti Rapih adalah dibentuknya yayasan "Onder de Bogen" atau dalam bahasa Belanda Onder de Bogen Stichting oleh pengurus Gereja Yogyakarta pada tanggal 22 Februari 1927.

Untuk dapat lebih memperpanjang daya jangkau pelayanan kepada masyarakat kecil, khususnya warga pedesaan, Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta membuka cabang berupa Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan di daerah Kelor, Pakem dan di daerah Kalasan.

3. Perancangan Video 3.1 Storyboard 1. Storyboard Opening 2. Storyboard Simulasi 3. Storyboard Closing 4. Produksi

Tahap produksi dalam pembuatan video simulasi ini meliputi drawing, coloring, dan penganimasian.

4.1 Drawing

Untuk mempermudah pengerjaan gambar, penulis menggunakan alat wacom untuk menggambar semua model yang dibutuhkan. Gambarnya seperti dibawah ini.

Gambar 1. Wacom

Pada tahap ini, dilakukan pembuatan model tubuh manusia beserta isinya seperti organ paru – paru dan jantung.

Gambar 2. Jendela Project Adobe Photoshop CS3

Penulis menggunakan Adobe Photoshop CS3 untuk menggambar model.

(5)

3

Gambar 3. Membuat File Baru

Menggambar tubuh manusia menggunakan

Brush Tool pada Photoshop. Ketebalan Brush dapat diatur sesuai kebutuhan.

Gambar 4. Menggambar Model Tubuh Manusia

Dalam menggambar organ – organ yang lain seperti jantung, paru – paru, dan alveoli langkahnya sama dengan penjelasan diatas, penulis menggambar satu – satu agar mudah pada saat menganimasikannya ke dalam After Effect.

4.2. Coloring

Setelah menggambar, langkah selanjutnya adalah mewarnai model menggunakan Paint Bucket Tool.

Gambar 5. Memberi Warna Pada Model Tubuh Manusia

Dalam mewarnai organ jantung, paru – paru, dan alveoli langkahnya sama dengan mewarnai model tubuh manusia.

4.3 Penganimasian

Tahap penganimasian, compositing, dan

editing penulis menggunakan Adobe After Effect CS3. 4.3.1 Opening

Pembuatan video ini penulis memberi namaopening, Preset HDTV 1080 25, dan durasi

opening 10 detik, Untuk project simulasi dan closing

durasi disesuaikan dengan kebutuhan.

Gambar 6. Mengatur Preset dan Duration

Langkah selanjutnya adalah import file pada folder yang digunakan untuk menyimpan file materi

opening. Gambarnya adalah seperti di bawah ini.

Gambar 7. Import File

Untuk membuat background harus diatur pada

solid dengan cara membuat solid baru pada timeline

selanjutnya dipilih warna sesuai keinginan.

Gambar 8 Mengatur Solid

Setelah solid dibuat hasinya seperti di bawah ini. Selanjutnya drag file yang diperlukan untuk membuat opening ke timeline.

Gambar 9 Drag File ke Timeline Mode pada Light Wrap.mov dan

Trails.mov diubah dari yang semula normal menjadi screen. Kemudian kedua layer file

tersebut dijadikan satu menjadi pre-compose. Hasilnya seperti gambar di bawah ini.

Gambar 10. Mengubah Mode pada File

Akhir dari opening-nya adalah membuat teks. Penulis mengisi teks tersebut sesuai judul penelitian. Caranya adalah dengan memilih Text

yang ada di tools bar. Ditunjukkan oleh tanda panah dibawah ini.

Gambar 11. Memberi Text

4.3.2 Membuat Simulasi

Tahap selanjutnya adalah import file JPEG ke dalam After Effect. Dengan cara mengimport file dari folder yang digunakan untuk menyimpan file tadi. Pilih

file>import>file lalu pilih folder mana yang digunakan untuk menyimpan file yang dibutuhkan. File di-drag ke timeline terlebih dahulu. Seperti yang ditunjukkan gambar panah dibawah ini.

Gambar 12. Import File Gambar ke Dalam

(6)

4

Gambar 13. Drag file ke Timeline

Gambar diatas adalah murni gambar tangan,agar terlihat ada perspektifnya didalam

after effect dimasukkan efek perspektif dengan cara pilih pallete Effects dan Presets, cari menu

perspective>bevel alpha. Sehingga hasilnya sebagai berikut :

Gambar 14. Memberi Efek Perspective pada After Effect

Gambar 15. Hasil Pemberian Efek

Perspective pada After Effect

Setelah selesai memberikan efek, mulai proses penganimasian, yang pertama adalah jantung. Atur pada bagian transform atau ukuran besar kecilnya agar terlihat gerakan jantung berdetak.

Gambar 16. Mengatur Scale pada Jantung

Untuk menggambarkan masuknya asap rokok dari kerongkongan menuju paru – paru dan jantung, penulis memberikan efek smoke pada organ – organ tersebut.

Sebelumnya penulis meng-import-kan

file smoke.mov ke dalam after effect. File

smoke.mov harus di convert terlebih dahulu menggunakan software quicktime player. Caranya adalah dengan cara membuka software quicktime player kemudian pilih gerakan smoke

yang paling sesuai dengan asap rokok.

Gambar 17. Import File dari QuickTime Player

Gambar 18. Efek Asap Rokok yang Sudah Dipilih

Setelah efek smoke di-import-kan kemudian seperti langkah awal, file tersebut di

drag ke timeline.

Gambar 19. Memberi Effect Smoke pada Paru – Paru dan Jantung

Masuk pada scene berikutnya yaitu paru – paru diperbesar agar terlihat detailnya yang didalamnya terdapat alveoli. Alveoli adalah bagian dalam paru – paru yang berfungsi menukarkan karbondioksida dengan oksigen.

Gambar 20. Mengatur Alveoli

Semakin lama orang merokok alveoli berubah menjadi berwarna gelap. Untuk memberikan effect gelap yang menggambarkan alveoli rusak menggunakan effect median lalu ubah radius dari 0 menjadi 5.

Gambar 21. Memberi Effect Alveoli Rusak

Untuk memberikan effect yang menggambarkan tubuh seorang perokok, penulis menambahkan effect Noise dan Noise HLS. Pada Noise diatur Amount of Noise-nya, sedangkan pada Noise HLS diatur Hue, Lightness, dan Saturation-nya.

Gambar 22. Keterangan Zat – Zat Dalam Tubuh

4.3.4 Closing

Pertama import gambar logo RS. Panti Rapih. Lalu drag ke timeline. Ditunjukkan oleh gambar di bawah ini.

(7)

5

Gambar 23. Import Logo RS. Panti Rapih

Background logo dibuat menggunakan

solid. Jika background hanya diganti warna, hasil setelah dirender berubah menjadi hitam seperti tidak menggunakan background.

Gambar 24. Mengatur Solid

Setelah drag logo ke timeline langkah selanjutnya adalah memberikan effect shatter

pada logo RS. Panti Rapih. Effect shatter

digunakan untuk memberikan effect pecah pada logo yang nanti akan membentuk logo RS. Panti Rapih kembali.

Gambar 25. Menambahkan Effect Shatter

4.4 Pasca Produksi

Dalam tahap pasca produksi adalah tahap

finishing dalam pembuatan video. Tahapannya meliputi: 4.4.1 Editing Audio

Penulis menggunakan software Adobe Audition. Langkah pertama yaitu membuat file audio baru. Setelah itu masuk ke jendela rekaman. Untuk merekam suara, tombol dibawah work area yang dipilih adalah tombol

Record. Memulai rekaman pilih tombol merah.

Gambar 26. Hasil Rekam Narasi

Untuk menghilangkan noise harus menghapus

noise-nya terlebih dahulu dengan cara meng-capture noise seperti gambar dibawah ini agar suara terdengar jernih.

Gambar 27. Menghapus Noise

Untuk menyimpan hasil rekaman narasi tersebut penulis menyimpan dengan format file.mp3.

4.4.2 Rendering

Rendering merupakan proses menyatukan audio

dan video yang telah dibuat tadi. Dalam tahap ini perangkat lunak yang digunakan adalah Adobe Media Encoder. Gambarnya adalah sebagai berikut :

Gambar 28. Import File Render

Dalam import file, dipilih file dari After Effect

yang akan dirender ke dalam Adobe Media Encoder. Pilih file all footage. All footage nama file yang berisi gabungan composition dari opening, simulasi, dan

closing.

Gambar 29. Import After Effects Composition

Format render dipiih adalah H.264, artinya file video nanti akan berformat *.mp4. Kemudian Preset dipilih HD 1080 25 artinya file video nanti akan mempunyai kualitas gambar yang bagus, tidak pecah – pecah. Setelah mengatur format render file siap untuk dirender dengan menekan OK.

Gambar 30. Mengatur Format Render

4.4.3 Proses Burn File Video ke CD Dalam pendistribusian video ke RS. Panti Rapih penulis menggunakan packaging CD.

Software yang digunakan adalah Ashampoo Burning Studio 6 Free. Langkah pertama dalam burn file video adalah dengan memilih burn files and folder. Lalu create CD/DVD. Kemudian pilih file yang akan di burn, lalu tunggu prosesnya hingga selesai.

Gambar 31. Burn File Video

4.4.4 Alpha dan Beta Testing

1. Alpha Testing

Alpha Testing dilakukan dengan memperlihatkan hasil video kepada orang yang berpengalaman atau ahli dalam pembuatan animasi yang nantinya akan dinilai menggunakan quisioner. Penulis menunjuk seorang yang bekerja sebagai freelance di http://www.videohive.net yang bernama Wildhan sebagai orang yang menguji alpha testing.

Setelah melihat video animasi tersebut, beliau memberikan kritik dan saran yang membangun.

(8)

6

Setelah dinilai oleh ahli animasi video ini diserahkan kepada pengguna atau dalam penelitian ini kepada Bapak Henry yang memegang jabatan sebagai Marketing Multimedia di RS. Panti Rapih. Beliau juga memberikan kritik dan saran.

Hasil pengujian menggunakan dua metode tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 4.1 Hasil

No Keterangan Hasil

1. Format Video *.mp4

2. Durasi simulasi video animasi 2D adalah 1

menit 27 detik

3. Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan

video dari pra produksi hingga pasca produksi adalah 5 bulan.

4.5 Pembahasan Alpha dan Beta Testing Setelah melakukan alpha dan beta testing responden memberikan saran untuk perbaikan video animasi diatas. Keterangan zat – zat yang terdapat didalam tubuh seorang perokok dikurangi dan diambil yang paling berpengaruh terhadap jantung dan paru – paru seorang perokok. Yang semula waktu penampilan tulisan – tulisan tersebut cepat sehingga tidak dapat terbaca semuanya, setelah diperbaiki tulisan akan terbaca dengan baik. Inilah hasil perbaikan video animasinya.

Gambar 32. Screenshoot Video Sebelum Perbaikan

Gambar 33. Screenshoot Video Setelah Perbaikan

Dalam membuat simulasi video ini penulis menggunakan pengembangan video dari salah satu video sosialisasi kesehatan. Informasi video animasi yang dibuat oleh penulis diperjelas menggunakan narasi sedangkan video acuannya tidak menggunakan narasi.

5. Kesimpulan

1. Penulis melakukan pengujian Beta Testing untuk mendapatkan kritik dan saran dari Marketing Multimedia RS. Panti Rapih dimana dalam pembuatannya mencakup kesesuaian video dengan kebutuhan RS. Panti Rapih. 2. Pendistribusian video animasi ini yaitu menggunakan packaging CD.

3. Menggunakan wawancara dan observasi dalam pengumpulan data.

Daftar Pustaka

[1] Arsyad, Azhar. 2011. Pengertian Video, (http://eprints.uny.ac.id/9809/3/BAB%202 %20-08108244022.pdf) diakses tanggal 7 April 2015 pukul 08.00 WIB

[2] Ir. P Insap Santosa. M.Sc.1994. Grafika Komputer dan Antarmuka Grafis. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Hal 217

[3] Suyanto, M. 2005. Multimedia Alat untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Hal 287 [4] Al Fatta, Hanif. 2007. Analisis dan

Perancangan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset. Hal 44

[5] Kuswanto, Aditya. 2013. Tahapan – Tahapan Pembuatan Film Animasi 2D. (http://repository.amikom.ac.id/files/Publi kasi_09.11.2777.pdf) diakses pada tanggal 22 April 2015 pukul 11.05 WIB. [6] Prabakti. 2011. Definisi Alpha dan Beta

Testing.

(http://prabaktiutama.blogspot.com/2011/0

1/perbedaan-ongoing-evaluation-alpha.html). diakses tanggal 5 Mei 2015 pukul 20.28 WIB

[7] Karya Tulis Ilmiah. Pengertian Implementasi.

(http://karyatulisilmiah.com/pengertian-implementasi). diakses tanggal 5 Mei 2015 pukul 20.40 WIB

Biodata Penulis

Rina Kusumawati, memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2015.

Dhani Ariatmanto, memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom), Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta, lulus tahun 2012. Saat ini masih menjadi Dosen tetap di STMIK Amikom Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Wacom
Tabel 4.1 Hasil

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan Pendampingan Wismp Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi Partisipatif Di Kaligawe.

komisaris, ukuran dewan komisaris, proporsi komite audit yang independen, proporsi komite audit yang memiliki kemampuan akuntansi atau bisnis, rapat komite audit,

dengan AB sejajar CD. Titik E dan F ter letak pada CD sehingga AD sejajar BE dan AF sejajar BC. Titik H adalah per potongan AF dengan BE dan titik G adalah per potongan AC dengan

Dari hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan merupakan kegiatan yang paling penting dan tahapan

Cameron (2001) state that theme-based teaching approach suits the way young learners naturally learn. It provides lots of linked activities that allow students who commonly

5B.16.1.1 Pembayaran kembali pengeluaran yang telah dilakukan guna keperluan para Pegawai Negeri pada Yayasan Urusan Bahan Makanan..

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian di Manado dengan subjek berumur 1-3 tahun yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara asupan protein

[r]