Aspek TeknisPer Sektor VI. 1 Pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya direncanakan untuk mencakup empat sektor yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Pengembangan Air Minum, serta Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman yang terdiri dari Air Limbah, Persampahan, dan Drainase. Pada tahapan perencanaan usulan-usulan kegiatannya dimulai dengan penjabaran aspek-aspek teknis untuk tiap-tiap sektornya yang meliputi:
Pemetaan isu-isu strategis yang mempengaruhi,
Penjabaran kondisi eksisting sebagai baseline awal perencanaan;
Permasalahan dan tantangan yang harus diantisipasi; dan
Analisis kebutuhan dan pengkajian terhadap program-program sektoral,
Analisis kebutuhan kegiatan tersebut dilaksankan dengan mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan untuk selanjutnya dapat dirumuskan usulan-usulan program dan kegiatan yang dibutuhkan.
6.1. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Sub bidang permukiman direncanakan dan dikembangkan untuk mendapatkan satu kondisi Kabupaten Batu Bara yang layak huni, aman, nyaman. Setiap warga masyarakat diharapkan memiliki akses kepada kondisi permukiman tersebut di atas.Perencanaan dan pengembangan ini meliputi pengembangan prasarana, sarana dasar perkotaan, pengembangan permukiman yang terjangkau khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).Perencanaan dan pengembangan permukiman juga mempertimbangkan dengan baik aspek sosial budaya dan lingkungan serta kearifan lokal.
6.1.1. Arah Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
ASPEK TEKNIS
Aspek TeknisPer Sektor VI. 2 Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik, serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman. Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan permukiman di perkotaan dan perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan kawasan perdesaan potensial;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang pengembangan permukiman;
6.1.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan
a. Isu Strategis, Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Dinamika pembangunan Kabupaten Batu Bara yang semakin intens tentunya diarahkan untuk mendukung fungsi dan peran Kota baik secara internal maupun eksternal. Perumahan dan permukiman sebagai salah satu sektor pembangunan memerlukan perhatian serius, melalui skenario umum pembangunan perumahan dan permukiman diharapkan dapat menjawab isu-isu pokok permasalahan perumahan dan permukiman yang berkembang di Kabupaten Batu Bara
Mencermati data yang telah ditabulasi, fakta lapangan yang terlihat saat obervasi/survey, informasi yang tersampaikan pada saat konsultasi publik serta cermatan analisis terhadap data - data sekunder, teridentifikasi kondisi – kondisi aktual yang terkait dengan rencana penataan ruang Kabupaten Batu Bara. Pada tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Batu Bara telah menetapkan kawasan kumuh perkotaan yang berada di daerah Kabupaten Batu Bara dengan luas 3.734 Ha, Isu dan permasalahan serta tantangan dapat disimpulkan pada tabel berikut:
Tabel. 6.1. Tabel Isu, Permasalahan dan Program Strategis
No. Permasalahan Isu Program Strategis
1. Backlog
• Penyediaan rumah dikuasai
oleh mekanisme pasar
• Lemahnya instrumen
pemerintah
• Fasilitasi pembangunan rumah MBR
• Fasilitasi pembiayaan rumah
• Pembangunan rumah negara
2. Permukiman Informal • (s.d.a)
• Relokasi
Aspek TeknisPer Sektor VI. 3
3. Permukiman Kumuh • Penyediaan PSU
• Rehab rumah
• Relokasi
• Peremajaan kota/kawasan
4. Alih Fungsi Rumah • Penyusunan Perda Perumahan
• Pembuatan sistem sanksi
b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Penggunaan lahan yang paling banyak di Kabupaten Batu Bara adalah Persawahan, pada sisi lain yaitu di daerah pesisir pantai terdapat rumah rakyat yang tidak layak huni dengan sanitasi dan air bersih/minum yang tidak layak, serta aksesibilitas pada permukiman tersebut tergolong rusak berat, hal ini perlu menjadi perhatian kita bersama dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan layanan sanitasi dan air bersih yang layak agar rakyat tidak sakit dan hidup lebih baik.
Jumlah penduduk miskin di Batu Bara mengalami perubahan dari tahun 2007 sampai 2010.Setiap tahun terjadi penurunan penduduk miskin baik secara absolut maupun secara persentase. Tahun 2010 penduduk miskin turun menjadi 46 ribu jiwa (12,29 persen). Kondisi dengan tingkat kemiskinan penduduk yang tinggi dimana penduduk miskinnya mencapai > 50% terdapat di desa-desa berikut ini:
Desa Padang Genting di Kecamatan Talawi.
Aspek TeknisPer Sektor VI. 4 Gambar 6.1.Kondisi Eksisting Perumahan dan Permukiman
Aspek TeknisPer Sektor VI. 5 Gambar 6.2.Kondisi Jalan dan Saluran Drainase
Grafik 6.1. Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal Yang Ditempati Tahun 2012.
Sumber : Susenas 2012
Tabel. 6.2. Peraturan Bupati terkait Pengembangan Permukiman
No. Perda /Pergub/Perwal/Perbup/Peraturan lainnya Amanat
Kebijakan Daerah Jernis Produk Pengaturan No. / Tahun Perihal
Keputusan Bupati Batu Bara 2013 Penetapan Lokasi Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh
di Kabupaten Batu Bara
Instruksi Presiden Republik
Aspek TeknisPer Sektor VI. 6 Tabel. 6.3. Data Kawasan Kumuh di Kab. Batu Bara
No Lokasi Luas (Ha)
Jumlah Rumah Permanen
Jumlah Rumah Semi
Permanen
Jumlah Penduduk
1 Desa Bogak Kec. Tanjung Tiram 52 - -
63.728 2 Kelurahan Bagan Area Kec.
Tanjung Tiram 80 - -
3 Desa Suka Jaya Kec. Tanjung
Tiram 113 - -
4 Desa Suka Maju Kec. Tanjung
Tiram 250 - -
5 Kelurahan Tanjung Tiram Kec.
Tanjung Tiram 71,2 - -
6 Desa Bandar Rahmad Kec.
Tanjung Tiram 875 - -
7 Desa Pahlawan Kec. Tanjung
Tiram 150 - -
8 Desa Tali Air Permai Kec.
Tanjung Tiram 421 - -
9 Desa Sentang Kec. Tanjung
Tiram 575 - -
10 Desa Nanas Siam Kec. Medang
Deras 548 - -
48 .735
11 Kelurahan Pangkalan Dodek
Kec. Medang Deras 258 - -
12 Kelurahan Pangkalan Dodek
Baru Kec. Medang Deras 258 - -
13 Kelurahan Labuhan Ruku Kec.
Talawi 22 - -
54.185
14 Desa Indra Yaman Kec. Talawi 132 - -
TOTAL 3.734 166.648
Grafik 6.2. Persentase Rumah Tangga dengan Kondisi Rumah Kabupaten Batu Bara Tahun 2012.
Aspek TeknisPer Sektor VI. 7 Tabel. 6.4. Data Kondisi RSH di Kabupten Batu Bara
No. Lokasi
RSH Tahun Pembangunan Pengelola
Jumlah
Kabupaten Batu Bara merupakan Kabupaten pemekaran yang diresmikan pada tanggal 15 Juni 2007, oleh karenanya Lokasi RSH dan pengelolanya belum terbentuk sepenuhnya. Dan apabila pengelola di Kabupaten Batu bara sudah terbentuk, maka tabel 6.4. dapat diisi.
Tabel. 6.5. Data Kondisi Rusunawa di Kabupten Batu Bara
No. Lokasi Rusunawa
Tahun
Pembangunan Pengelola
Jumlah
Penghuni Kondisi
Kondisi Rakyat dan Kementerian Pekerjaan Umum.Mengingat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Batu Bara yang sangat signifikan dan kepadatan penduduk yang juga begitu besar, maka sangat diperlukan pembangunan Rusunawa khususnya pada dari pesisir/nelayan, sehingga tabel 6.5.dapat diisi.
Tabel. 6.6. Data Program Perdesaan di Kabupten Batu Bara
No. Program/Kegiatan Lokasi Volume/
Satuan Status
Kondisi Infrastruktur
1 Normalisasi Saluran dan Tembok Penahan Tanah Desa Benteng Jaya
Desa Benteng Jaya 1 Daerah 2013 Mantab
2 Pembangunan Jalan Rabat Beton Desa Kwala Sikasim
Desa Kwala Sikasim 1 Desa 2013 Mantab
3 Pembangunan Tembok Penahan Tanah Desa Durian Kec. Sei Balai
Desa Durian Kec. Sei Balai 1 Desa 2013 Mantab
4 Parit Beton dan Plat Cor Desa Perjuangan
Desa Perjuangan 1 Desa 2013 Mantab
5 Tembok Penahan Tanah (TPT) Desa Suka Rejo
Desa Suka Rejo 1 Desa 2013 Mantab
6 Perkerasan Jalan dan Plat Duiker Desa Sidomulyo Kec. Sei Balai
Desa Sidomulyo Kec. Sei Balai
1 Desa 2013 Mantab
7 Drainase Desa Sei Balai Desa Sei Balai 1 Desa 2013 Mantab
8 Perkerasan Jalan & TPT (Turap) Desa Bangun Sari
Aspek TeknisPer Sektor VI. 8
9 Rabat Beton desa antara desa antara 1 Desa 2013 Mantab
10 Turap dan Drainase Desa Cahaya Pardomuan
Desa Cahaya Pardomuan 1 Desa 2013 Mantab
11 Rabat Beton Desa Simpang Dolok Desa Simpang Dolok 1 Desa 2013 Mantab 12 Rabat Beton Desa SIPARE-PARE Desa SIPARE-PARE 1 Desa 2013 Mantab
13 Drainase Desa Suka Raja Desa Suka Raja 1 Desa 2013 Mantab
14 Drainase Desa Pematang Panjang Desa Pematang Panjang 1 Desa 2013 Mantab 15 Tembok Penahan Tanah (Turap) Desa
Tanjug Harapan
Desa Tanjug Harapan 1 Desa 2013 Mantab
16 Drainase Desa TANJUNG KUBAH Desa TANJUNG KUBAH 1 Desa 2013 Mantab
17 Drainase Desa Simodong Desa Simodong 1 Desa 2013 Mantab
18 Sumur Bor Desa Kwala Indah Desa Kwala Indah 1 Desa 2013 Mantab
19 TPT Desa Aek nauli Desa Aek nauli 1 Desa 2013 Mantab
20 TPT dan Plat ducker Desa Lalang Desa Lalang 1 Desa 2013 Mantab 21 Perkerasan jalan dan sumur bor Desa
Durian
Desa Durian 1 Desa 2013 Mantab
22 Lapen Desa Nanasiam Desa Nanasiam 1 Desa 2013 Mantab
23 Drainase Desa Pematang Cengkring Desa Pematang Cengkring 1 Desa 2013 Mantab
24 Turap (TPT) Desa Sidomulyo Desa Sidomulyo 1 Desa 2013 Mantab
25 Drainase Desa Sei Rakyat Desa Sei Rakyat 1 Desa 2013 Mantab
26 Perkerasan Jalan & Lapen Desa Pakam Raya
Desa Pakam Raya 1 Desa 2013 Mantab
27 rabat beton & drainase Desa Pasar Lapan
Desa Pasar Lapan 1 Desa 2013 Mantab
28 Perkerasan Jalan Desa Tanjung Kasau Desa Tanjung Kasau 1 Desa 2013 Mantab 29 Drainase Desa Sumber Padi Desa Sumber Padi 1 Desa 2013 Mantab
6.1.3. Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Apabila dianalisa dari beberapa aspek seperti pembiayaan, kelembagaan, perencanaan, operasional, regulasi dan dukungan masyarakat, maka sumber permasalahan diidentifikasi berasal dari:
1. Masih terbatasnya dana APBD Kabupaten Batu Bara untuk dapat memenuhi standar pelayanan minimal permukiman kota. Lebih jauh lagi, setiap sarana dan prasarana yang dibangun akan mengalami kendala pembiayaan perawatan.
2. Rendahnya peran serta masyarakat dalam pemeliharaan dan perawatan prasarana yang telah dibangun.
Aspek TeknisPer Sektor VI. 9 Proyeksi Kebutuhan Perumahan dan Permukiman
Pemerintah telah menyadari pentingnya suatu pendekatan yang terintegrasi untuk perumahan dan lingkungannya melalui beberapa program yang meliputi penanganan permukiman kumuh.Program perumahan untuk masyarakat miskin yang lebih difokuskan pada rehabilitasi dan pengelolaan daerah perumahan yang sudah ada dan pengelolaan daerah perumahan yang sudah ada dan menjadikannya tempat tinggal yang lebih baik.
Prediksi kebutuhan rumah di Kabupaten Batu Bara dihitung dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut :
a. Satu unit hunian akan ditempati oleh satu keluarga (1 unit = 1 KK)
b. Prediksi jumlah KK ditentukan dengan membagi jumlah penduduk dengan rata-rata jumlah jiwa / KK, yaitu 5 jiwa / KK.
Tabel. 6.7. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perkotaan Untuk 5 Tahunan
No Uraian Unit Kebutuhan
Kawasan Seluruh Wilayah
Sumber :Hasil Analisa
Aspek TeknisPer Sektor VI. 10 Tabel. 6.8. Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di Perdesaan Untuk
5 Tahunan
No Uraian Unit Kebutuhan
Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V Ket
1 Jumlah Penduduk Jiwa 382,359 385,319 388,278 391,237 394,197
Kepadatan Penduduk Jiwa/Km² 422.52 425.79 429.06 432.33 435.60
Proyeksi Persebaran Penduduk
Jiwa/Km² 46.69 47.05 47.41 47.77 48.13
Proyeksi Persebaran Penduduk Miskin
Jiwa/Km² 68,524 34,262 22,841 17,131 13,705
2 Desa Potensial untuk Agropolitan
3 Desa Potensial untuk Minapolitan
6 Kawasan Permukiman Pulau-Pulau Kecil
Sumber : Hasil Analisa
Tabel. 6.9. Eksisting Jumlah Rumah Tangga
Sumber : BPS2013
Berdasarkan hasil analisa permasalahan diatas, maka sejumlah alternatif berhasil diidentifikasi yakni:
1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kabupaten Batu Bara, penyusunan database perumahan dan permukiman
Luas Wilayah Rumah Tangga Penduduk
Sei Balai 92.64 6,214 26,914 7.09
Kecamatan Jumlah Persebaran
Aspek TeknisPer Sektor VI. 11 Kabupaten Batu Bara, diikuti oleh perencanaan turutan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL
2. Dilakukan kampanye, promosi dan sosialisasi di seluruh wilayah Kabupaten Batu Bara bagi masyarakat untuk turut memelihara dan mengelola sarana dan prasarana permukiman.
3. Berdasarkan analisa terhadap kepadatan penduduk dan persentasi masyarakat miskin, perlu dilakukan peningkatan cakupan dan kualitas sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman.
Setelah mempertimbangkan kemampuan pembiayaan dan skala prioritas, maka direkomendasikan bahwa kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah:
1. Dilakukan langkah perencanaan, dimulai dari penyusunan master plan pengembangan permukiman Kabupaten Batu Bara, diikuti oleh perencanaan turunan mulai dari penyusunan DED hingga studi AMDAL
2. Dilakukan konsolidasi dukungan masyarakat dalam melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana dasar permukiman, serta kesediaan masyarakat untuk melakukan konsolidasi tanah pada kawasan yang akan diremajakan.
3. Dilakukan pembangunan sarana dan prasarana dasar permukiman untuk meningkatkan kualitas permukiman.
4. Dilakukan pembangunan RUSUNAWA pada kawasan padat dan kumuh.
5. Dilakukan pembangunan KASIBA – LISIBA, diutamakan pada kawasan yang telah tersedia lahannya.
6.1.4. Program-ProgramSektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:
Infrastruktur kawasan permukiman kumuh Infrastruktur permukiman RSH
Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil,
pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE), desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan RP2KP.
6.1.5. Usulan Program dan Kegiatan
Aspek TeknisPer Sektor VI. 12 a. Penataan dan Peremajaan di Perkotaan dan Perdesaan pada Kecamatan:
Kecamatan Sei Balai Kecamatan Sei Suka Kecamatan Lima puluh Kecamatan Tanjung Tiram Kecamatan Medang Deras Kecamatan Talawi
Kecamatan Air Putih
b. Pembangunan RUSUNAWA di perkotaan dan kawasan nelayan Kec. Tanjung Tiram c. Pembangunan Lasiba-Kasiba pada Kawasan Nelayan
d. Pembangunan prasarana dasar permukiman dalam bentuk pembangunan jalan setapak. e. Urban Renewal di kawasan kumuh inti kota
Aspek TeknisPer Sektor VI. 13 Tabel. 6.10. Usulan Progam dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten Batu Bara
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
2 LAPORAN PEMBINAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
2.4 Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan (RPKPP)/RTBL Kawasan
Bimbingan/Pendampingan Laporan 1,000,000 100,000 2015
3 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN
3.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh
Perencanaan Teknik (DED) Kawasan
Pembangunan Kawasan
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Desa Bogak 1 Kawasan 1,000,000 2016
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Kelurahan Bagan Area
1 Kawasan 1,850,000 2016
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Desa Suka Jaya 1 Kawasan 1,200,000 2017
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Desa Suka Maju
1 Kawasan 1,500,000 2017
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Kelurahan Tanjung Tiram
1 Kawasan 2,500,000 600,000 1,000,000 2015-2018
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Desa Bandar Rahmad
1 Kawasan 1,200,000 2018
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Desa Pahlawan 1 Kawasan 1,000,000 2018
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Desa Tali Air Permai
1 Kawasan 1,250,000 2019
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Tanjung Tiram
Aspek TeknisPer Sektor VI. 14
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Medang Deras
Desa Nanas Siam
1 Kawasan 1,000,000 2018
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Medang Deras
Kel. Pangkalan Dodek
1 Kawasan 1,500,000 600,000 1,500,000 2015-2018
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Medang Deras
Kel. Pangkalan Dodek Baru
1 Kawasan 2,300,000 2017
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Talawi Kelurahan
Labuhan Ruku
1 Kawasan 2,300,000 2,000,000 2016
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec. Talawi Desa Indra
Yaman
1 Kawasan 2,250,000 2018
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec Air Putih Desa Sukaraja 1 Kawasan 2,000,000 2019
Peningkatan/Pengembangan
Jalan Kawasan Kumuh
Kec Air Putih Desa Tanjung Harapan
1 Kawasan 1,500,000 2019
Manajemen Pengendalian Kawasan
3.2 Infrastruktur Permukiman RSH yang Meningkat Kualitasnya
Perencanaan Teknis (DED) Kawasan
Pembangunan Kawasan
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Lima Puluh Titi Putih - Pasir Permit
2000 Meter 1,500,000 - - 2015
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Lima Puluh Sumber Padi - Jl. Lingkar
1150 Meter 862,500 - - 2015
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Tanjung Tiram
Kel. Tanjung Tiram
500 Meter - - 350,000 2015
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Talawi 1000 Meter - - 600,000 2015
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Tanjung Tiram
Desa Guntung 250 Meter - - 125,000 2016
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Medang Deras
Kel. Pangkalan Dodek
Aspek TeknisPer Sektor VI. 15
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Air Putih Desa Tanah
Merah
850 Meter 925,000 - - 2016
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Air Putih Desa Tanah
Tinggi
850 Meter 925,000 - - 2016
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Talawi Desa Pandang
Genting
3200 Meter 1,500,000 - - 2016
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Lima Puluh Bulan- Bulan Gambus Laut
6300 Meter 4,725,000 - - 2016
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Lima Puluh Sumber
Makmur - Tanah Gambus
1850 Meter 1,387,000 - - 2017
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Air Putih Jl. Pematang Panjang Pematang
Kawat
3200 Meter 2,400,000 - - 2017
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Lima Puluh Sp. Dolok - Barung-Barung
6200 Meter 4,650,000 - - 2017
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Lima Puluh Mangkal Lama - Mangkal Baru
4250 Meter 3,187,500 - - 2017
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Lima Puluh Purwodadi - Lubuk Cuik
4400 Meter 3,300,000 - - 2017
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Medang Deras
Pangkalan Dodek-Durian II
2900 Meter 2,175,000 - - 2018
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Medang Deras
Sp. Tiga Pakam - Kebun Ubi
1850 Meter 1,387,500 - - 2018
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Sei Suka Tanjung Seri - Simujur
5000 Meter 3,750,000 - - 2018
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Sei Suka Sp. Laut Tador - Tj. Parapat
Aspek TeknisPer Sektor VI. 16
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Sei Suka Kel. Kuala Tanjung
1 Kawasan 2,500,000 - - 2019
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Tanjung Tiram
Sei Mentaram - Tj. Mulia
2000 Meter 1,500,000 1,000,000 1,700,000 2015-2018
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Talawi Padang
Genting - Pandomayo
2600 Meter 1,950,000 - - 2019
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Medang Deras, Kec. Sei Suka, Kec. Talawi,
Kec. Tanjung Tiram dan Kec.
Lima Puluh
25000 Meter 1,500,000 - 1,500,000 2015 -
2019
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Pangkalan Dodek
1 Paket 2,500,000 - 250,000 2019
Peningkatan/Pengembangan
Infrastruktur Permukiman RSH
Kec. Tanjung Tiram
1 Paket 2,500,000 - 250,000 2019
Manajemen Pengendalian Kawasan
4 RUSUNAWA BESERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA
4.1 Rusunawa Beserta Infrastruktur Pendukungnya
Perencanaan Teknis (DED) Twin Block
Pembangunan Twin Block
Pembangunan Rusunawa Kab Batu Bara 3 Twin Block 35,000,000 - - 2017-2019
Penyediaan PSD Rusunawa Kab Batu Bara 3 Paket - - 1,500,000 2017-2019
Manajemen Pengendalian Twin Block
5 INFRASTRUKTUR KAWASAN PERMUKIMAN PERDESAAN
5.1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial yang Meningkat Kualitasnya
Perencanaan Teknis (DED) Kawasan
Aspek TeknisPer Sektor VI. 17
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Pembangunan /Peningkatan
Infrastruktur Kaw. Permukiman Perdesaan Potensial (KTP2D)
Kec. Tanjung Tiram
Kel. Tanjung Tiram
1000 Meter 1,000,000 - 1,000,000 2015
Pembangunan /Peningkatan
Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial ( KTP2D)
Kec. Lima Puluh Desa Simpang Dolok
700 Meter - - 1,000,000 2015
Pembangunan /Peningkatan
Infrastruktur Kawasan
Pembangunan / Peningkatan Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial ( KTP2D)
Kab. Batu Bara Kec. Air Putih 1 Kawasan 5,070,000 - 1,000,000 2016
Pembuatan Jalan Setapak (turap dan Penimbunan dengan timbunan keras pada Gang Ogek Darpin
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Tanjung Tiram
Desa Bogak 1 Paket 1,200,000 - 1,000,000 2016
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Medang Deras
Sp. Pantai Jono/Perjuang an Pantai Jono
2100 Meter 1,575,000 - 1,000,000 2017
Peningkatan/Pembangunan
Aspek TeknisPer Sektor VI. 18
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Medang Deras
Jl. Sastra - Sidomulyo
1100 Meter 825,000 - 1,000,000 2017
Peningkatan/Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Sei Balai Jl. Bangau 2000 Meter 1,500,000 - 1,350,000 2017
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Sei Balai Sei Balai - Mekar Mulyo
1200 Meter 900,000 - 1,200,000 2017
Peningkatan/Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Sei Balai Jl. Dusun II Perkebunan Sei Bejangkar -
Buntu
300 Meter 225,000 - 1,100,000 2018
Peningkatan/Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Sei Balai Jl. Desa XII
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Tanjung
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Talawi Simp. Kayu Ara I - Sibisa Motung
Aspek TeknisPer Sektor VI. 19
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Talawi Pasar Karang - Pordumuan
1400 Meter 1,050,000 - 1,254,000 2019
Peningkatan /Pembangunan
Jalan Lingkungan Pada Kawasan Perdesaan Potensial yang meningkat kualitasnya
Kec. Talawi Desa Panjang - Petatak
5700 Meter 4,275,000 - 1,000,000 2019
Peningkatan /Pembangunan
Infrastruktur Kawasan
Manajemen Pengendalian Kawasan
5.2 Infrastruktur Kawasan Permukiman Rawan Bencana
Perencanaan Teknis (DED) Kawasan
Pembangunan Kawasan
Manajemen Pengendalian Kawasan
5.2 Infrastruktur Kawasan Permukiman di Perbatasan dan Pulau Kecil Terluar
Perencanaan Teknis (DED) Kawasan
Pembangunan Kawasan
Pembangunan / Peningkatan
Infrastruktur Kawasan
Pembangunan Jalan Poros
dan Drainase
Aspek TeknisPer Sektor VI. 20
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Pembangunan / Peningkatan
Infrastruktur Kawasan Permukiman di Pulau Perbatasandan Pulau kecil terluar ( Pemecah Gelombang Pasang Surut )
Kab. Batu Bara Pulau Pandang 1 Kawasan 3,500,000 - 1,300,000 2016
Pembangunan / Peningkatan
Infrastruktur Kawasan Permukiman di Pulau Perbatasandan Pulau kecil terluar ( Pemecah Gelombang Pasang Surut )
Kab. Batu Bara Pulau Pandang 1 Kawasan 3,500,000 - 1,370,000 2016
Manajemen Pengendalian Kawasan
6 INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KEGIATAN EKONOMI DAN SOSIAL (RISE)
6.1 Infrastruktur Pendukung Kegiatan Ekonomi Dan Sosial (RISE)
Pembinaan/Pemberdayaan
Lainnya
Kecamat an
BLM Fisik Kecamat
an
Infrastruktur Kawasan Strategis Kab. Batu Bara 1 Paket 7,500,000 750,000 2017-2019
Infrastruktur Kawasan Strategis Kab. Batu Bara 1 Paket 7,500,000 750,000 2017-2019
7 INFRASTRUKTUR PERDESAAN (PPIP)
7.1 PPIP
Pembinaan/Pemberdayaan
Aspek TeknisPer Sektor VI. 21
NO URAIAN KEGIATAN
LOKASI
VOL. SATUAN
SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,-
TA
Kecamatan Desa/ APBN APBD
PROV.
APBD
KAB/KOTA PDAM Swasta Masy. DAK
Kel. Rp. MURNI PLN HLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (6)
Infrastruktur Perdesaan 15 Desa 5,000,000 250,000 2018
Infrastruktur Perdesaan 15 Desa 5,000,000 250,000 2019
7.2 RIS-PNPM
Pembinaan/Pemberdayaan
Lainnya
Desa
BLM Fisik Desa
TOTAL
TOTAL 2015 16,612,500 - - 2,200,000 9,937,500
TOTAL 2016 95,565,000 - - 2,600,000 19,395,000
TOTAL 2017 87,849,500 - - 2,200,000 14,700,000
TOTAL 2018 83,274,500 - - 2,200,000 13,100,000
Aspek TeknisPer Sektor VI. 23
6.2. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, dan Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung serta pelaksanaan lebih detail di bawahnya mengamanatkan bahwa penyelenggaraan bangunan gedung merupakan kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan hanya bangunan gedung negara yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Selain itu, Undang-undang Nomor 4 tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman menggariskan bahwa peningkatan kualitas lingkungan permukiman dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan bertahap mengacu kepada Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai penjabaran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
6.2.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-undang dan peraturan antara lain:
1. UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
2. UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
3. PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
4. Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan.
5. Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang.
6.2.2.Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan.
a) Isu Strategis
Aspek TeknisPer Sektor VI. 24 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan bahwa rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota merupakan dasar untuk penerbitan perizinan lokasi pembangunan dan administrasi pertanahan yang mempunyai jangka waktu rencana selama 20 (dua puluh) tahun dan dapat dievaluasi minimal 5 (lima) tahun sekali. Perkembangan kota, modernisasi. Sebagian kawasan bangunan di Kabupaten Batu Bara dalam bentuk perumahan dan permukiman, perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum belum meyebar dan tertata pada seluruh kawasan Kabupaten Batu Bara.
Tabel. 6.11. Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten Batu Bara
NO Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL KETERANGAN
1 Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran
di perkotaan
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal; f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta
masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan
2
penyelenggaraan bangunan Gedung dan Rumah Negara
k.Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan)
l. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung
dengan perda bangunan gedung di Kabupaten Batu Bara
a. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/ berkelanjutan
b. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah Negara
c. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara
3
Pemberdayaan Komunitas Dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2010 sebesar
19,29%
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai MoU PAKET
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan d. Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen
seperti RTR, skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi, b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d)
penanggulangan kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan permukiman
Aspek TeknisPer Sektor VI. 25 b) Kondisi Eksisting
Kawasan Permukiman
Kawasan perumahan yang terdapat di Batu Bara, meliputi kawasan permukiman kumuh, perumahan kepadatan tinggi, sedang dan rendah.Kawasan perumahan kumuh pada umumnya terdapat pada Bantaran Sungai/Laut.
Kawasan Kantor Pemerintah
Kabupaten Batu Bara saat ini memiliki kantor pemerintahan yang tersebar di seluruh wilayah kota. Kantor pemerintahan kecamatan dan kelurahan berada pada masing-masing wilayah, sedangkan kawasan perkantoran dinas-dinas/Satuan Kerja Perangkat Daerah tersebar di beberapa lokasi.
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Adapun pemanfaatan lahan untuk kegiatan perdagangan dan jasa di Kab. Batu Bara, meliputi: pasar, pusat perbelanjaan, pertokoan, dan pedagang kaki lima (PKL).
Kawasan Pariwisata/ Budaya
Potensi pariwisata yang memanfaatkan keindahan alam di wilayah pesisir terdapat di wilayah desa berikut ini:
Desa Ujung Kubu, Desa Lima Laras, dan Desa Guntung di Kecamatan Tanjung Tiram.
Desa Dahari Selebar di Kecamatan Talawi.
Desa Nenas Siam di Medang Deras.
Mayoritas budaya yang ada di Kabupaten Batu Bara adalah adat melayu yang terdapat menyebar hampir diseluruh daerah Kabupaten.
Kawasan Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau (RTH) kabupaten Batu Bara yang ada saat ini berlokasi pada kawasan perkotaan seperti Kota Lima Puluh, Tanjung Tiram, Perupuk, Kuala Tanjung.
Kawasan Hutan Lindung, meliputi Kecamatan Tanjung Tiram, Talawi, Lima Puluh, Sei Suka dan Medang Beras yang mempunyai luasan sekitar 2051 Ha.
Tabel. 6.12. Peraturan Daerah Bupati terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan Kab Batu Bara
c) Permasalahan dan Tantangan
Permasalahan yang dihadapi dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kabupaten Batu Bara antara lain :
2. Belum tersusunnya dokumen perencanaan yang lebih rinci, yang merupakan acuan untuk melaksanakan pembangunan.
& Tahun Tentang
(1) (2) (3) (4
)
(5)
1 Perda Bangunan
Aspek TeknisPer Sektor VI. 26 3. Masih dibutuhkannya dukungan bantuan teknis dalam Penataan Bangunan dan Lingkungan
masih terbatas, yang merupakan acuan dalam implementasi di lapangan.
4. Rentannya bangunan-bangunan di Kabupaten Batu Bara terhadap bahaya kebakaran khususnya pada kawasan kumuh perkotaan.
Gambar 6.4.Kondisi Eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan
Sumber : Hasil Survey
6.2.3.Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Pada dasarnya, permasalahan teknis Penataan Bangunan dan Lingkungan juga adalah masalah pada Sub Bidang Perumahan dan Permukiman dan Sub Bidang lain. Sehingga analisis pada Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan akan fokus pada masalah perencanaan dan pemberdayaan.
Aspek TeknisPer Sektor VI. 27 berhasil, maka pengembangan Sistem PBL beserta seluruh investasi yang ditanam akan memberikan hasil guna dan daya guna yang maksimal.
Kawasan hutan lindung ini berada di Kecamatan Tanjung Tiram, Talawi, Lima Puluh, Sei Suka dan Medang Beras yang mempunyai luasan sekitar 1.995,08 Ha.
Tabel. 6.13. Rencana Kebutuhan Kawasan Hutan Lindung
No Fungsi Luas (Ha) %
Kawasan Lindung
1 Kawasan Hutan Lindung 1.995,08 2,08%
2 Kawasan Lindung Setempat (Sempadan Pantai, Sempadan Sungai dan Sekitar
Danau) 845,37
0,88%
3 Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya (Kawasan Hutan
Bakau dan Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan) 789,14 0,82%
Kawasan Budidaya
1. Kawasan Hutan Produksi 10.502,58 10,93%
2. Pertanian Lahan Basah/Tanaman Pangan 13.382,09 13,93%
3 Pertanian Lahan Kering/ Hortikultura 30.534,65 31,93%
4 Perkebunan 24.906,58 25,92%
4 Industri dan pelabuhan 2.033,68 2,12%
5 Permukiman 6.790,42 7,07%
6 Peruntukan lainnya/Pertahanan dan Keamanan 4.320,00 4,50%
Total Luas Wilayah 96.099,59 100%
Sumber : RTRW Kabupaten Batu Bara
6.2.4.Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL
Berdasarkan permasalahan yang ada dan analisa kebutuhan yang terdapad di Kabupaten Batu Bara, untuk Pemerintah Kabupaten Batu Bara telah memprogramkan penataan bangunan dan lingkungan yang meliputi output/sub output :
1. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan 2. Penyusunan Ranperda Bangunan Kabupaten Batu Bara
3. Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan
4. Draft NSPK Daerah Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan 5. Bangunan Gedung dan Negara
6. Rehabilitasi Bangunan Bersejarah
7. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penanggulangan Bahaya Kebakaran) 8. Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
9. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Revitalisasi Kawasan)
10. Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Aspek TeknisPer Sektor VI. 28 6.2.5.Usulan Program dan Kegiatan
Khusus untuk penataan lingkungan permukiman, sudah dicakup oleh Sub Bidang Pengembangan Permukiman. Oleh karena itu usulan program bersifat non teknis dan mengingat sejumlah keterbatasan Pemerintah Kabupaten Batu Bara, maka usulan program akan meliputi:
1. Program Perkuatan Regulasi dan Kelembagaan
2. Program Perencanaan
a. Penyusunan NSPK Bidang Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan
b. Penyusunan RTBL Kabupaten Batu Bara
c. Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan
d. Penyusunan Rencana Tindak Pengembangan Kawasan Permukiman Tradisional
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
a. Pemeliharaan Bangunan Pemerintah Kabupaten Batu Bara
b. Pemeliharaan Bangunan Bersejarah Kabupaten Batu Bara
c. Pembangunan Hydran umum
d. Pembangunan reservoar air dengan ukuran tertentu
e. Peningkatan Prasarana dan Sarana Penataan dan Revitalisasi Kawasan
f. Pemeliharaan RTH
g. Dukungan Prasarana dan Sarana RTH
4. Program Pengembangan Sistem Penataan Bangunan dan Lingkungan
a. Pengembangan Sistem Informasi Bangunan Gedung Negara dan Bangunan Bersejarah
b. Pelaksanaan Penataan Kawasan Tradisional dan Bersejarah
c. Pengelolaan Parkir di Kawasan Perdagangan dan Jasa
5. Program Sosialisasi dan Pemberdayaan
a. Deseminasi PERDA Bangunan Gedung
b. Pelatihan Teknisi Pendata Harga Satuan Bangunan Gedung Negara (HSBGN)
c. Pelatihan Teknis Keselamatan Gedung
d. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pemeliharaan Prasarana dan Sarana P2K
Aspek TeknisPer Sektor VI. 29
Pembangunan Fisik PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional / Bersejarah
Kec. Tanjung
Tiram Tanjung Tiram 1 Kawasan 3,000,000 2016
Pembangunan Fisik PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional / Bersejarah
Pembangunan Fisik PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional / Bersejarah
Pembangunan Fisik PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional / Bersejarah
Kab. Batu Bara Pulau Salah
Nama 1 Kawasan 5,000,000 2018
Pembangunan Fisik PSD Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional / Bersejarah
Pembangunan Fisik Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Sentra Pengembangan Perikanan hasil laut, Industri Perikanan, dan
pengembangan kegiatan wisata pulau
Kec. Tanjung Tiram Kwc. Medang Deras
1 Kawasan
4,000,000 2016
Pembangunan Fisik Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Kuala Tangjung Kec.
Sei Suka
1 Kawasan
Aspek TeknisPer Sektor VI. 30
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD)
Pangkalan Dodek Kec. Medang Deras
1 Kawasan 5,000,000 2018
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD)
Kawasan
Perupuk 1 Kawasan
5,000,000 2017
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD)
Labuhan Ruku
Kec. Talawi 1 Kawasan
5,000,000 2018
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar
(PSD) Kec. Sei suka 1 Kawasan
5,000,000 2019
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Kec. Sei Balai 1 Kawasan 5,000,000 2019
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Pemecah Gelombang Pasang Surut ( Break Water )
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Pemecah Gelombang Pasang Surut ( Break Water )
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar (PSD) Pemecah Gelombang Pasang Surut ( Break Water )
Kec. Medang
Deras 1 Kawasan
2,000,000 2018
Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar
(PSD) Jaringan Hidran Proteksi Kebakaran Kab. Batu Bara 1 Kws. 1,200,000 2018
Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Revitalisasi Kawasan)
Penyusunan RTBL Kawasan Bersejarah Kec.Tanjung
Tiram
Kawasan Lima
Laras 1 Laporan 750,000 350,000 2015
Penyusunan RTBL Kawasan Pariwisata Kab. Batu Bara 1 Laporan 750,000 350,000 2016
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Penyusunan Rencana Tata Banguan dan
Lingkungan (RTBL) Kawasan KEK Kec. Sei Suka
Kawasan Kuala
Tanjung 1 Kawasan
750,000 2018
Aspek TeknisPer Sektor VI. 31
Pembangunan Fisik PSD Revitalisasi Kawasan, pusat perdagangan dan jasa skala Regional dan Global, Pusat Pengembangan Permukiman Perkotaan
Pembangunan Fisik PSD Revitalisasi Kawasan, pusat Pemerintahan, Kecamatan dan Permukiman Kota
Kec. Lima
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka Hijau
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kec. Sei Suka
Kws. Kuala
Tanjung 1 Kawasan
250,000 2015
Rencana Tindak Penataan Ruang Terbuka
Hijau Kec. Air Putih Kws. Inalum 1 Kawasan
250,000 2017
Pembangunan
Pembangunan Fisik PSD RTH Kawasan Istana Lima Laras
Pembangunan Fisik PSD RTH Kawasan
Aspek TeknisPer Sektor VI. 32
6.3. Sistem Penyediaan Air Minum
6.3.1. Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/badan usaha milik daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.
Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:
1. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
2. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang.
6.3.2. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,dan Tantangan
a) Isu Strategis
Tabel. 6.14. Isu Strategis dan Tindak Lanjut
No. Isu - Isu Strategis Kebutuhan Penanganan
1 Tarif air minum, belum Full Cost Recovery (FCR), sehingga konsep pengelolaan pengusahaan air minum, tidak optimal
Perlunya Pembinaan Teknis Pengusahaan Air Minum secara terus menerus, baik kepada PDAM, dan terutama pada Pemda sebagai pemilik.
2 masih memiliki Idle Capacity yang belum termamfaatkan
Perlunya optimalisasi SPAM terbangun
3 Belum meratanya pengembangan air minum di seluruh kawasan, dengan masih banyaknya desa dan IKK rawan air minum.
Perlunya kegiatan Pengembangan SPAM Desa dan IKK Rawan Air .
4 Besarnya biaya investasi air minum, sehingga perlu ada investor lain selain Pemerintah dan
Pemerintah Daerah. Di sisi lain, Pemda belum berani mengajukan Proposal Pengembangan SPAM secara menyeluruh dengan Alternatif pembiayaan lain diluar APBN (contoh : melalui pinjaman perbankan).
Perlunya Pembinaan Teknis Pengusahaan Air Minum secara terus menerus kepada Pemda serta pengembangan Alternatif Pembiayaan melalui Pinjaman Perbankan, KPS, serta Penyertaan Modal Pemerintah
Aspek TeknisPer Sektor VI. 33 b) Kondisi Eksisting Pelayanan Air Minum
i. Cakupan Pelayanan Air Minum
Jumlah pelanggan PDAM Tirta Silaupiasa di Kabupaten Batu Bara pada tahun 2011 sebesar 4.827 pelanggan dan meningkat menjadi 6.154 pada Mei 2012, meskipun demikian pelanggan aktif (yang membayar rekening) pada Mei 2012 baru sebesar 4.850 pelanggan.
Berdasarkan ratio satu sambungan (SR) ekivalen dengan 6 orang, maka dengan total 4.827 pelanggan pada tahun 2011 cakupan pelayanan PDAM Tirta Silaupiasa di Kabupaten Batu Bara baru mencapai 7,6%. Angka ini lebih rendah dari gambaran statistik akses air minum rumah tangga yang bersumber dari pipa PAM tahun 2010 sebesar 16,3% yang diduga karena adanya masyarakat yang mendapat air PAM meskipun bukan pelanggan.
ii. Konsumsi Air Per Kategori Pelanggan
Dari total konsumsi air pelanggan PDAM Tirta Silaupiasa di wilayah Kab.Batu Bara pada tahun 2011, konsumsi air untuk pelanggan rumah tangga 94,8%, niaga 0,3%, industry 0,02%, social 0,8% dan instansi pemerintah 1,6%. Konsumsi air rata-rata setiap bulan per pelanggan adalah : rumah tangga 18,8 m3, niaga 15,7 m3, industry 21,0 m3, social 21,5 m3, umum 24,6 m3 dan instansi pemerintah 46,8 m3.
Tabel. 6.15. Rekapitulasi Sambungan Rumah Per Unit PDAM
Kabupaten Unit Pengelola
Tahun/Jumlah SR
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Apr. 2013
Kab. Batubara
Rencana
UPTD 4,437 4,439 4,400 4,534 4,650 4,766 4,827 4,900 4,921
Tabel. 6.16. Jumlah Pelanggan dan Konsumsi Air per Kategori Pelanggan PDAM Tirta Silaupiasa di Kab.Batu Bara Tahun 2011
No Jenis konsumen Jumlah
pelanggan
konsumsi air (m3)
1 Rumah Tangga 4.688 1.057.656
2 Niaga 15 2.820
3 Industri 1 252
4 Sosial 37 9.540
5 Umum 9 2.652
6 Instansi Pemerintah 77 43.272
Total 4.827 1.116.192
Sumber : Kabupaten dalam angka 2012
Aspek TeknisPer Sektor VI. 34 Grafik 6.3. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air
Sumber : Susenas 2012
Grafik 6.4. Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas Air Minum
Sumber : Susenas 2012.
Grafik 6.5. Persentase Rumah Tangga Menurut Cara Memperoleh Air Minum di Kabupaten BatuBara
Sumber : Susenas 2012
2,73 22,7
4,454,99 40,69
21
3,04 0,1 0 0 0 0,29
Sendiri; 68,95 Bersama
; 10,13 Umum;
20,24
Lainnya; 0,69
Membeli ; 34,55
Langga nan; 5,03 Tidak
Aspek TeknisPer Sektor VI. 35 Grafik 6.6. Persentase Rumah Tangga Menurut Kondisi Air Minum/Target Capaian MDGs Goals 7C
Bidang Cipta Karya di Kabupaten Batu Bara Tahun 2012
Sumber: Susenas 2012
iii.Konsumsi Air Per Wilayah Kecamatan
Kondisi pendistribusian air PDAM Tirta Silaupiasa di wilayah Kab.Batu Bara per kecamatan diperoleh gambaran dari total jumlah pelanggan pada tahun 2011 terdistribusi pada : Kecamatan Tanjung Tiram 49,8%, Kecamatan Talawi 20,0%, Kecamatan Lima Puluh 7,6%, Kecamatan Air Putih 8,7%, dan Kecamatan Medang Deras 13,9%. Sedangkan konsumsi air rata-rata per pelanggan setiap bulannya untuk setiap kecamatan adalah : Kecamatan Tanjung Tiram 18,1 m3, Kecamatan Talawi 20,7 m3, Kecamatan Lima Puluh 22,3 m3, Kecamatan Air Putih 22,5 m3, dan Kecamatan Medang Deras 18,0 m3.
iv.Tarif Air
Tarif air minum yang berlaku saat ini di Kabupaten Batu Bara didasarkan pada Peraturan Bupati Asahan No.8 tahun 2005.Tarif air yang berlaku hanya membedakan rumah tangga pada dua kategori saja dengan perbedaan tarif pada pemakaian air >21 m3 dengan demikian subsidi pada masyarakat yang kurang mampu untuk membayar air lebih murah per kubikasi air yang dipakai masih belum terjangkau pada tarif tersebut.
Pada tarif air yang berlaku tersebut juga dapat dinilai relatif mahalnya tarif air untuk kategori niaga dan industri, terutama pelabuhan hal ini dapat menyebabkan konsumen mencari alternatif sumber air lainnya seperti menggunakan sumur bor yang relatif lebih murah.
Tabel. 6.17. Jumlah Pelanggan dan Konsumsi Air per Wilayah Kecamatan PDAM Tirta Silaupiasa di Kab.Batu Bara Tahun 2011
No Kecamatan Jumlah Pelanggan Konsumsi Air (m3)
1 Sei Balai
2 Tanjung Tiram 2404 522012
3 Talawi 965 240120
4 Lima Puluh 365 97644
5 Air Putih 420 113364
6 Sei Suka
7 Medang Deras 673 145644
Batu Bara 4827 1118784
Sumber : Kabupaten Batu Bara dalam angka 2012.
Layak; 44,89 Tidak
Aspek TeknisPer Sektor VI. 36 Tabel. 6.18. Tarif Air PDAM Tirta Silaupiasa Tahun 2012 di Kabupaten Batu Bara
No Golongan Pelanggan Harga Air (Rp)/ Tingkat Pemakaian (m3)
0-10 11-20 21-30 31-dst
1 Sosial Umum 1.152 1.152 1.152 1.152
2 Sosial Khusus 1.152 1.440 2.160 2.880
3 Rumah Tangga A 1.440 2.160 2.880 3.600
4 Rumah Tangga B 1.440 2.160 3.600 4.320
5 PH 1.440 2.160 3.600 4.320
8 Niaga Kecil 4.320 4.320 6.480 8.640
10 Niaga Besar 8.640 8.640 17.280 17.280
11 Pelabuhan 11.520 11.520 11.520 20.160
12 Industri Kecil 4.320 4.320 8.640 11.520
13 Industri Besar 8.640 8.640 17.280 20.160
Sumber : PDAM Tirta Silaupiasa
Tabel. 6.19. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum
No. Sumber Air Minum Persentase
1 Air dalam kemasan/isi ulang 11,56
2 Leding meteran 4,09
3 Leding eceran 12,21
4 Sumur bor/pompa 40,17
5 Sumur terlindung 28,86
6 Sumur tidak terlindung 2,86
7 Mata air terlindung 0,25
8 Mata air tidak terlindung 0
9 Air sungai 0
10 Air hujan 0
11 Lainnya 0
Jumlah 100
Sumber : RISPAM Kabupaten Batu Bara
v. Prasarana Air Minum
Aspek TeknisPer Sektor VI. 37 Tabel. 6.20. Gambaran Umum SPAM PDAM Tirta Silaupiasa di Kab.Batu Bara Tahun 2012
No. Kota/
Kap.total ±32 L/dt Satu unit tidak operasional karena rusak
3. Talawi 12510 718 Sumur Bor 4 unit
Kap.total ±17 L/dt Satu unit tidak operasional karena rusak
4. Lima Puluh 19.811 549 Sumur Bor 2 unit
Kap.total ±10 L/dt
5. Air Putih 10.855 583 WTP 20 L/dt Sungai
Tanjung, intake pontoon
6. Sei Suka 12.238 Belum terlayani
7. Medang Deras 11.251 1.005 Sumur Bor 2 unit
Kap.total ±12 L/dt Kedua sumur bor saat ini rusak
Total 87.592 5.608
Sumber : PDAM Tirta Silaupiasa
Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kap. 20 L/dt Tahun 1994
Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini berlokasi di Kelurahan Indrapura, sumber air baku adalah Sungai Tanjung/ Sungai Bah Bolon, bangunan intake berupa ponton konstruksi ”perahu” pelat besi yang diatasnya dipasang pompa centrifugal, dengan jangkauan tambatan profil baja yang panjangnya terbatas, maka pada saat banjir maksimum ponton akan tenggelam dalam air. Air sungai ini juga banyak menghanyutkan pasir, terutama pada musim banjir. Kandungan pasir yang tinggi menyebabkan terjadinya pendangkalan pada alur sungai.
Pompa Intake yang terpasang sebanyak 1 unit pompa centrifugal dengan Q= ±15-20 L/dt, H=30 m dan P=15 KW, Pipa transmisi berupa pipa steel dia.200 mm, sepanjang ±150 m.
Aspek TeknisPer Sektor VI. 38 Gambar 6.5.Kondisi Eksisting IPA Kabupaten Batu Bara
Pompa Distribusi yang terpasang sebanyak 2 unit pompa centrifugal @ Q= 15-20 L/dt, H=40 m, P=20 KW.
Instalasi Sumur Bor Kap. 5-10 L/dt
Penggunaan air tanah dalam dilakukaan dengan cara pemboran hingga kedalaman ratusan meter, selanjutnya pada pipa sumur bor yang tertanam dipasang saringan pada posisi lapisan tanah yang diperkirakan mengandung air (lapisan akuifer) berdasar hasil logging test/ analisa lumpur pemboran, dilakukan pumping test untuk mengetahui debit air yang dapat dimanfaatkan untuk sumur bor tersebut dan analisa kualitas air. Setelah dipasang pompa benam sesuai kapasitas optimalnya, sumur bor siap dioperasikan dengan memompakan air ke pengolahan & reservoir distribusi baru ke jaringan pipa pelanggan.Pada umumnya sumur bor yang ada memiliki temperatur air melebihi standar kualitas air minum karena bertemperatur panas/hangat.
Jalan Masuk IPA IPA & Reservoir
Aspek TeknisPer Sektor VI. 39 Gambar 6.6.Kondisi Sumur Bor pada Kecamatan
Sumur Bor di Kec. Lima Puluh, depan Kantor Bupati
Terdapat 2 sumur bor : di Depan Kantor Bupati (5 L/dt), dan RS.Panti Nirmala (5 L/dt). Air jernih dengan temperatur
panas dan berbau.
Sumur Bor
di Kelurahan Labuhan Ruku Kec. Talawi
Sumur Bor
di Desa Dahari Silebar Kec. Talawi
Terdapat 4 sumur bor : di Kelurahan Labuhan Ruku (5 L/dt), Desa Pahang (2,5 L/dt rusak), Desa Mesjid Lama (7,5 L/dt), dan Desa Dahari Silebar (2,5 L/dt) Air jernih dengan temperatur hangat dan agak berbau.
Terdapat 2 sumur bor : di Kelurahan Pangkalan Dodek (10 L/dt saat ini rusak), dan Desa Sidomulyo (2,5 L/dt rusak). Sudah terdapat tiga titik sumur bor di Kelurahan Pangkalan Dodek yang sudah rusak karena masuknya lumpur akibat screen dan casing pipa yang keropos.
Sumur Bor
di Jln. Merdeka Kec. Tj Tiram
Sumur Bor
di Kantor Cabang Kec. Tj. Tiram
Terdapat 5 sumur bor : di Kelurahan Tanjung Tiram (10 L/dt), Desa Boga (7,5 L/dt rusak), Desa Suka Maju (7,5 L/dt), Desa Bagan Dalam (7,5 L/dt), dan Desa Ujung Kubu (10 L/dt saat ini sambungan PLN diputus karena pelanggan sedikit). Air jernih dengan temperatur hangat dan agak berbau.
Sumur Bor
Aspek TeknisPer Sektor VI. 40 SPAM yang Dikelola Non PDAM
Tabel. 6.21. SPAM yang dikelola Non PDAM/Non Perpipaan
SPAM yang Dikelola Swasta SPAM yang Dikelola Desa SPAM yang Dikelola Kelompok Masyarakat
Pengelolaan SPAM yang ada hanya bersifat non formal seperti yang terdapat di Kelurahan Pangkalan Dodek Kecamatan Medang Deras, dimana ada rumah tangga yang memiliki sumur bor dan menjual airnya ke tetangga ± 20 KK dengan menggunakan selang serta masyarakat yang membutuhkan lainnya dengan jirigen air.
Pembangunan SPAM Jaringan Perpipaan oleh Pemerintah Kabupaten Batu Bara terdapat di Desa Kwala Tanjung Kecamatan Sei Suka, yaitu berupa 1 unit sumur bor yang airnya didistribusikan dengan jaringan perpipaan ke dusun 1 dan dusun 2. Pengelolaan sumur bor ini diserahkan/ dilaksanakan oleh Pihak Desa Kwala Tanjung. Pengelolaan sumur bor ini juga dibantu oleh PT.Inalum khususnya jika terjadi kerusakan pompa.
Pembangunan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan, yang bersifat komunal dilakukan oleh PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Perdesaan berupa sumur pompa + bak air di wilayah Kabupaten Batu Bara.
Dalam perkembangannya sumur pompa + bak air ada yang masih berfungsi dan dikelola dengan baik dimana masyarakat secara bergotong royong membiayai operasional sumur pompa tersebut seperti yang terdapat pada Kecamatan Tanjung Tiram, Kecamatan Sei Balai dan Kecamatan Medang Deras, tetapi ada juga yang sebagian sudah tidak berfungsi karena pompa rusak seperti yang terdapat di Desa Kuala Indah dan Desa Kuala Tanjung Kecamatan Sei Suka.
Sumber : Hasil Analisa 2013.
c) Permasalahan dan Tantangan
Dengan dikeluarkannya UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dimana pada Pasal 5 disebutkan bahwa Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih dan produktif, maka saat ini menjadi permasalahan bagi Pemerintah Kabupaten Batu Bara karena masih kurangnya kapasitas produksi air PDAM disamping kinerja pelayanan dan prasarana yang belum optimal, sehingga masyarakat yang menjadi pelanggan tidak mendapat kepuasan, dan yang bukan pelanggan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhannya dan terpaksa menggunakan air yang kotor untuk mencuci dan mandi, khususnya pada wilayah Pangkalan Dodek dan sekitarnya karena saat ini sumur bor PDAM rusak.
Aspek TeknisPer Sektor VI. 41 menimbulkan kesulitan bagi Pemerintah Kabupaten Batu Bara dalam penyaluran dana APBD yang diperlukan untuk pengembangan air minum.
Tabel. 6.22. Kondisi Kinerja SPAM yang ada
Komponen SPAM
Sumur Bor
Air Tanah Dalam Instalasi Pengolahan Air (IPA) 1 Air Baku Temperatur air di atas temperatur
ruangan (hangat/panas).
Pada saat keluar dari sumur bor air berbau belerang, dengan intensitas yang berbeda pada masing-masing sumur bor yang ada.
Pompa submersible bekerja pada temperatur air maksimum 550C, sistem pendingin pada motor pompa adalah air yang mengalir.
Kualitas air Sungai Tanjung keruh setiap saat
Pada saat banjir air sungai banyak membawa pasir.
Bangunan intake masih
menggunakan ponton sehingga rawan terhadap banjir dan pasir.
Pompa intake yang ada jenis centrifugal rawan kerusakan impeler karena kandungan pasir pada aliran air sungai.
2. Unit Produksi Pada umumnya usia pakai sumur relatif pendek (2-10 tahun) yang disebabkan terjadinya kerusakan pada pipa casing/screen yang diduga keropos akibat proses perkaratan. Cepatnya terjadi perkaratan diduga karena air tanah/ tanah yang korosif
Belum ada unit pengolahan air dan unit desinfectant
Kapasitas optimal IPA 10 L/dt (Sedimentasi : upward flow rate = 1,3 m/jam ; Filtrasi : filtration rate = 5,1 m/jam).
Pengoperasian dilakukan di atas kapasitas optimal (Q pompa intake ± 20 L/dt), sehingga kualitas air produksi cenderung menurun
3 .
Unit Distribusi Pipa yang terpasang belum menjangkau keseluruhan wilayah perkotaan
Tidak ada reservoir distribusi
Pipa yang terpasang belum menjangkau keseluruhan wilayah perkotaan
4. Unit Layanan Sebagian besar SR tidak dilengkapi meteran air
Sebagian SR tidak dilengkapi meteran air
5. Unit Mekanikal dan Elektrikal
Usia pakai pompa submersible relatif pendek
Tidak dilengkapi dengan Genset sebagai cadangan
Tidak dilengkapi dengan Genset sebagai cadangan
6. Pendistribusia n air
Masih bergilir
Belum 24 jam/hari
Belum 24 jam/hari
7. Meteran Induk Belum ada Belum ada
8. Fire Hydrant Belum ada Belum ada
9. Wash out Belum sesuai Belum sesuai
10. Fasilitas tera/ kalibrasi meteran air
Belum ada Belum ada
11. Fasilitas jar test, alat ukur kekeruhan air dan sisa chlor
Aspek TeknisPer Sektor VI. 42
6.3.3. Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
Berdasarkan hasil identifikasi tersebut di atas, sistem penyediaan air minum yang ada dapat disimpulkan masih belum optimal, dan memerlukan upaya rehabilitasi/revitalisasi.
Idle capacity diperkirakan tidak ada, sedangkan potensi pengurangan kebocoran air dan jumlah air tidak berekening diperkirakan masih relevan pada seluruh sistem penyediaan air minum yang ada.
Tabel. 6.23. Potensi Pengembangan SPAM
No. SPAM Idle Capacity Pengurangan Kebocoran Air dan Jumlah
Air Tidak Berekening
1 Sumur Bor Berdasarkan jam operasi pompa yang belum 24 jam/hari masih ada idle capacity tetapi dengan temperatur air baku yang panas pengoperasian pompa yang terus menerus dapat mempercepat kerusakan pompa.
SPAM yang ada tidak memiliki reservoir distribusi dengan alasan akan memperbesar biaya listrik dengan tanpa reservoir distribusi pengoperasian pompa pada malam hari tidak efisien dilakukan dan dapat meningkatkan resiko kebocoran air.
Dengan tidak adanya meteran air induk distribusi tidak dapat diketahui jumlah produksi air
sehingga tidak dapat diketahui persentase kehilangan air.
Meskipun demikian dapat
diharapkan masih ada potensi untuk mengurangi kebocoran air dan jumlah air tidak berekening dengan program meterisasi.
2 IPA Sungai Tanjung
Berdasarkan jam operasi pompa yang belum 24 jam/hari masih ada idle capacity, tetapi jika IPA dioperasikan dengan kapasitas optimalnya tidak ada idle capacity.
Dengan tidak adanya meteran air induk distribusi tidak dapat diketahui jumlah produksi air
sehingga tidak dapat diketahui persentase kehilangan air.
Meskipun demikian dapat
diharapkan masih ada potensi untuk mengurangi kebocoran air dan jumlah air tidak berekening dengan program meterisasi.
Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk di tahun 2033 maka kebutuhan air bersih di Kabupaten Batu Bara pada tahun tersebut adalah sebesar 586 l/det.
Tabel. 6.24. Rencana Pengembangan Prasarana Air Bersih di Kabupaten Batu Bara sampai Tahun 2033
No Uraian Satuan Tahun
II Jumlah Penduduk Terlayani Jiwa 121.866 168.058 303.849 358.396
a) Sambungan Rumah Jiwa 85.306 117.640 212.694 250.877
Aspek TeknisPer Sektor VI. 43
III Kebutuhan Air Bersih ltr/jiwa/
hari
a) Sambungan Rumah ltr/jiwa/
hari
100 100 100 100
b) Hidran Umum ltr/jiwa/
hari
30 30 30 30
IV Kebutuhan Air Domestik liter/hari
a) Sambungan Rumah liter/hari 8.530.600 11.764.000 21.269.400 25.087.700
b) Hidran Umum liter/hari 1.096.770 1.512.510 2.734.620 3.225.540
c) Total Kebutuhan liter/hari 9.627.370 13.276.510 24.004.020 28.313.240 V Kebutuhan Air Non Domestik
a) Persentase dari Kebutuhan Domestik % 20 20 20 20
b) Debit Kebutuhan Air Non Domestik liter/hari 1.925.474 2.655.302 4.800.804 5.662.648 VI Kebutuhan Rata – Rata liter/hari 11.552.884 15.931.812 28.804.824 33.975.888
liter/detik 138 184 333 393
VII Kebocoran Air Bersih
a) Persentase Kebocoran % 30 30 30 30
b) Debit Kebocoran liter/detik 41 55 100 117
VIII Total Kebutuhan Air Bersih liter/detik 179 239 433 510
IX Faktor Maksimum Harian liter/detik 1,15 1,15 1,15 1,15
Total Kebutuhan Kabupaten (liter/detik) 206 275 498 586
1) Alternatif Pengembangan SPAM
a. Pengembangan SPAM Ibukota Kabupaten
Kota Lima Puluh sebagai Ibukota Kabupaten Batu Bara berada pada Kecamatan Lima Puluh yang berdasarkan data BPS pada tahun 2011 terdiri dari 19.811 rumah tangga yang mencakup 3.868 Rt pada daerah perkotaan (urban) dan15.943 Rt pada daerah perdesaan (rural).
Aspek TeknisPer Sektor VI. 44 Gambar 6.7. Alternative pengembangan SPAM
Tabel. 6.25. Rencana Pengembangan SPAM Kec. Lima Puluh 2012-2025
No. Uraian Tahun
2015 2020 2025
1. Proyeksi kebutuhan air (L/dt)
Kota Lima Puluh
Desa Guntung, Perupuk,Gambus Laut, Simpang Dolok
Desa Simpang Gambus, Pematang Panjang
45 15 20
10
55 17 25
13
70 20 30
20
2. Sasaran Cakupan Pelayanan (%) 70 75 80
3. Kapasitas Produksi yang ada (L/dt)
Sumur Bor 1&2 Lima Puluh *)Diusulkan tdk aktif jika IPA Operasional
10 10
45 55
4. Kebutuhan Penambahan Kapasitas (L/dt) 45 10 15
5. Optimalisasi SPAM yang ada
Sementara SPAM baru belum ada, Sumur Bor yang ada ditambahkan unit aerasi & reservoir
Aspek TeknisPer Sektor VI. 45 + pompa distribusi
Flushing dan pencucian pipa
Meterisasi pelanggan
Proteksi dan konservasi sumber air tanah dangkal
menurunkan kehilangan air, sehingga konsumsi air dapat ditingkatkan, dan meningkatkan pendapatan PDAM.
6.. Alternatif Pengembangan SPAM
Sumur Bor
Instalasi Pengolahan Air
Pengembangan SPAM dengan sumur bor untuk terkendala pada debit air yg kecil & kualitas yang kurang baik, disamping penggunaan air tanah dalam yang berlebihan akan berdampak negative bagi wilayah tersebut.
Kondisi social ekonomi rencana areal pelayanan cukup menunjang pengembangan SPAM dengan pengolahan lengkap dan pemompaan.
7.. Alternatif Pengembangan SPAM Terpilih a.Kota Lima Puluh
IPA Sungai Serdang (L/dt)
Tahap I : Tahun 2014
Tahap II : Tahun 2019
b.Simpang Gambus, Pematang Panjang dan Kawasan Perupuk
IPA Sungai Gambus (L/dt)
Tahap I : Tahun 2013
Tahap II : Tahun 2019
20
30
20
b. Pengembangan SPAM Ibukota Kecamatan
Pengembangan SPAM Ibukota Kecamatan bertujuan meningkatkan cakupan pelayanan air minum pada permukiman perkotaan (urban area) dengan peningkatan SPAM Jaringan Bukan Perpipaan menjadi SPAM Jaringan Perpipaan.