• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATEN BONE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KETERPADUAN STRATEGIS PENGEMBANGAN KABUPATEN BONE"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

7.1.

ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUUPATEN BONE

Dalam sistem penataan ruang nasional, ditetapkan beberapa fungsi kota yang terintegrasi

dalam RTRWN dan RTRWP Sulawesi Selatan, yang membentuk tata jenjang pelayanan kawasan

perkotaan. Dalam konstelasi tersebut ditetapkan fungsi kawasan perkotaan sebagai Pusat Kegiatan

Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Penjabran dalam

bentuk RTRW kabupaten ditetapkan beberapa funsgi kawasan perkotaan yang diharapkan dapat

menunjang fungsi-fungsi tersebut, diantaranya Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dan Pusat

Pelayanan Lingkungan (PPL).

Berdasarkan RTRW Kabupaten Bone terdapat sekitar 27 kecamatan dan sekitar 25

Kawasan perkotaan yang teridentifikasi sebagai pusat pelayanan, dengan fungsi masing – masing

sebagai konsentrasi permukiman, pelayanan pemerintahan, perdagangan, pendidikan, transportasi

moda darat dan laut, kesehatan, hiburan dan rekreasi, telekomunikasi dan informasi. Kawasan

Perkotaan Watampone, yang sekaligus sebagai ibukota Kabupaten Bone, mempunyai hirarki

tertinggi dalam sistem pelayanan wilayah, b aik pelayanan sosial, ekonomi, kesehatan maupun

transportasi.

KETERPADUAN STRATEGIS

PENGEMBANGAN KABUPATEN BONE

(2)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

Tabel 7.1

Kawasan Perkotaan dan Skala Pelayanan di Kabupaten Bone Tahun 2015

(3)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

Tabel 7.2

Arahan Fungsi Kawasan Perkotaaan Dalam Sistem Pusat Pelayanan di Kabupaten Bone

Sumber : RTRW Kabupaten Bone 2012

1. Pusat Kegiatan Wilayah

Dalam struktur ruang secara nasional dan regional (RTRWN dan RTRWP Sulawesi

Selatan), kawasan perkotaan Watampone ditetapkan sebagai salah satu Pusat Kegiatan Wilayah

(PKW) di Sulawesi Selatan. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa fungsi Kota Watampone, selai n

sebagai pusat pelayanan terhadap wilayah Kabupaten Bone (ibukota Kabupaten) juga memberikan

fungsi pelayanan terhadap wilayah disekitarnya, ataupun mampu saling berinteraksi dalam sistem

pelayanan yang saling terkait terhadap beberapa wilayah sekitar. Se dangkan dalam sistem

kewilayahan, diharapkan fungsi Kawasan Perkotaan Watampone dapat mendorong pertumbuhan

wilayah sekitar, terkait dengan sistem distribusi dan pelayanan sarana dan prasarana wilayah.

(4)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

transportasi sehingga pemenuhan kebutuhan dapat terwujud dalam sistem desentraslisasi, yang

sesuai dengan fungsi ruang kawasan perkotaan sebagai PKW.

Kawasan perkotaan Watampone sebagai PKW, memiliki peran dan fungsi y ang diberikan

sesuai dengan potensi dan kemampuan wilayah yang meliputi:

 Sistem transportasi regional terpadu (Darat, laut dan udara)

 Pusat pelayanan pemerintah dan pendidikan

 Pelayanan jasa sosial dan ekonomi

 Pusat pelayanan jasa kepariwisataan

 Pusat Permukiman

 Pusat Pelayananan Umum

 Pusat kegiatan agroindustri dan agrobisnis

2. Pusat Kegiatan Lokal Primer (PKLP)

Selain fungsi kawasan perkotaan Watampone sebagai PKW, sistem perkotaan di Kabupaten

Bone, juga terdapat beberapa fungsi kawasan perkotaan dalam hirarki yang lebih rendah yaitu

PKLP, PPK, dan PPL.

regional (RTRWN dan RTRWP Sulsel). Namun demikian terdapat kawasan perkotaan yang

secara fungsional dan sistem pelayanan yang ada, dapat diarahkan sebagai PKL, sehingga dalam

RTRW ini ditetapkan Pusat Pegiatan Lokal Promosi (PKLp).

Kawasan perkotaan yang dimaksud, adalah kota Palattae di Kecamatan Kahu, memiliki

fungsi pelayanan terhadap beberapa kawasan disekitarnya, sehingga diarahkan sebagai PKLp.

Peran dan fungsi PKLp Palattae, antara lain:

 Perdagangan antara kawasan

 Transportasi antara kawasan

 Jasa Kepariwisataan

 Permukiman

 Hasil pertanian, perkebunan dan perikanan

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dab Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Sedangkan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa. Peran dan

fungsi kawasn perkotaan PPK dan PPL di Kabupaten Bone diarahkan pengembangannya dengan

(5)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

 Pusat kegiatan industri kecil rakyat

 Sentral (pusat) pengolahan hasil-hasil pertanian dan perkebunan

 Jasa kepariwisataan

 Permukiman

 Sentral (pusat) pengolahan hasil-hasil perikanan darat dan laut.

Hasil identifikasi dan analisis yang dilakukan, menunjukkan kawasan perkotaan yang

merupakan PKW (Watampone), PKlp (Palattae), PPK terdapat sekitar 7 Kawasan perkotaan, dan

PPL terdapat sekitar 16 kawasan perkotaan, secara rinci diuraikan pada tabel berikut :

Tabel 7.3

Sistem Perkotaan (Pusat-pusat pelayanan) di Kabupaten Bone

7.2.

ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

Penyusunan RPJMD dilakukan berdasarkan Undang -Undang No. 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut, RPJM Daerah

dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya

berpedoman pada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan

(6)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan

rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Dalam penyusunan RPIJM Kab. Bone, tentu perlu mengacu pada rencana pembangunan

daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan

pembangunan bidang lainnya. Dalam arahan RPJMD Kab. Bone Tahun 2013-2018, memuat :

1. RPJMD Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 adalah dokumen perencanaan pembangunan

daerah 5 (lima) tahunan yang menjabarkan visi, misi dan program Bupati terpilih hasil Pemilihan

Kepala Daerah Tahun 2012.

2. Penyusunan RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-2018 berpedoman pada Permendagri No. 54

tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008

tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah.

3. RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-2018 menjadi acuan bagi seluruh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra-SKPD), dan dalam

pelaksanaannya akan dijabarkan dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD).

4. RPJMD Kabupaten Bone Tahun 2013-2018 disusun dengan Mainstreaming Pro-Poor,

Pro-Gender, dan Pro-Environment

5. RPJMD Kabupaten Bone tahun 2013-2018 merupakan separuh dari pelaksanaan tahap kedua

RPJPD (Tahun 2010 s/d Tahun 2014) dan tahap ketiga RPJPD (Tahun 2015 s/d 2020).

6. Mengacu pada RTRW Kabupaten Bone Tahun 2012-2032, RTRW Sulawesi Selatan tahun

2009 – 2029, dan Perda RTRW 7 (Tujuh) Kabupaten Tetangga,

7. RPJM Nasional tahun 2010-2014, RPJMD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013-2018.

8. Penyusunan RPJMD juga memperhatikan amanat nasional, seperti Standar Pelayanan Minimal

(SPM), Millenium Development Goal‟s (MDG‟s) dan Inpres Nomor 3 tahun 2010 tentang

Pembangunan Berkeadilan, Perpres No. 15 Thn 2010 tentang Percepatan Penanggulangan

Kemiskinan kemudian dijabarkan dalam Perbup No. 38 Thn 2012 tentang SPKD Kab. Bone,

Inpres No. 9 Thn 2000 tentang PUG, Permendagri No. 67 Thn 2012 Tentang KLHS dan

Permendagri No. 77 Thn 2012 tentang Parameter HAM.

9. Memberikan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan Daerah (pemerintah

daerah, dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita pembangunan daerah

(7)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

10. Memberikan pedoman bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana

Strategis (Renstra) SKPD tahun 2013-2018.

7.2.1 Visi Kab. Bone Tahun 2013-2018

Visi dalam hal ini adalah visi Pemerintah Kabupaten Bone, yaitu Visi Kepala Daerah. Visi pada

dasarnya merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten

Bone dalam periode 2013 – 2018. Fungsi visi, sebagai arah bagi perjalanan pemerintah Kabupaten

Bone dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Visi bukan mimpi dan bukan slogan tetapi visi

harus diwujudkan dan dapat diarahkan ketercapaiannya, dengan melihat potensi dan kebutuhan yang

ada di Kabupaten Bone.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Visi Pemerintah Kabupaten Bone dalam periode

2013-2018 ditetapkan sebagai berikut :

Masyarakat Bone yang Sehat, Cerdas dan Sejahtera

Dari Visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Sehat, mengandung makna meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan memperluas

aksesibilitas pelayanan kesehatan yang adil dan berkualitas.

2. Cerdas, mengandung makna terciptanya pemerataan pendidikan bagi laki-laki dan perempuan,

berkebutuhan khusus, difable dan marginal yang berkualitas untuk mewujudkan kualitas

manusia mandiri berbasis nilai-nilai agama dan kearifan lokal.

3. Sejahtera, mengandung makna masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidup

berkelanjutan dalam aspek ekonomi, politik, sosial budaya, lingkungan hidup, didukung

infrastruktrur dan tata kelola pemerintahan yang baik.

7.2.2 Misi Kab. Bone Tahun 2013-2018

Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah sebagaimana telah dirumuskan dimuka, maka

misi yang menjadi beban kerja/kinerja yang harus dilaksanakan o leh pemerintahan Kabupaten Bone

sebagai berikut :

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, terjangkau, adil dan merata.

2. Meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilai-nilai agama

(8)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

3. Mengembangkan dan menguatkan ekonomi kerakyatan berbasis potensi lokal dan kelestarian

lingkungan.

4. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dalam memenuhi hak -hak dasar masyarakat yang

berkeadilan.

5. Mengembangkan seni dan budaya dalam kemajemukan masyarakat.

7.2.2.1 Tujuan Dan Sasaran Misi 1

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan sasaran sebagai berikut :

 Tersedianya sarana prasarana kesehatan yang merata.

 Tersebarnya tenaga medis terlatih dan responsif gender

 Terjalinnya Hubungan sinergis antar penyedia layanan kesehatan

 Tersedianya jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan marginal

2. Meningkatkan pencegahan dan penanganan penyakit menular maupun tidak menular

 Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan

sehat

 Berkurangnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit

3. Mengurangi kematian ibu, bayi dan balita serta memperbaiki status gizi masyarakat

 Berkurangnya angka kematian ibu, bayi dan balita

 Meningkatnya status gizi masyarakat.

4. Meningkatkan cakupan air bersih dan sanitasi masyarakat.

 Meningkatnya cakupan rumah tangga memiliki sarana air bersih dan sanitasi

5. Mengurangi pertumbuhan jumlah penduduk.

 Meningkatnya pasangan usia subur yang menjadi peserta KB aktif.

 Meningkatnya kesadaran remaja mengenai kesehatan reproduksi.

6. Menguatkan budaya politik dan hukum yang demokratis dan bebas KKN.

7.2.2.2 Tujuan Dan Sasaran Misi 2

1. Meningkatkan akses, kualitas pendidikan yang berkeadilan berbasis nilai-nilai agama sehingga

(9)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

 Meningkatnya akes pendidikan bagi seluruh masyarakat yang makin setara dan

tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.

 Meningkatnya kualitas pendidikan yang mampu mendorong inovasi dan kreatifitas dalam berkarya.

2. Meningkatkan ilmu pengetahuan masyarakat melalui perpustakaan

 Meningkatnya kualitas pelayanan dan jumlah kunjungan ke perpustakaan

3. Meningkatkan prestasi olahraga dan peran pemuda dalam pembangunan

 Meningkatnya prestasi olahraga dan kemajuan organisasi pemuda, serta jiwa kewirausahaan pemuda.

7.2.2.3 Tujuan Dan Sasaran Misi 3

1. Meningkatkan investasi, pengembangan industri, koperasi UMKM, perdagangan dan pariwisata

untuk mengurangi pengangguran

 Meningkatnya realisasi investasi daerah berskala nasional.

 Tersedianya lapangan kerja dan berkurangnya pengangguran, serta meningkatnya perlindungan tenaga kerja.

 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di berbagai obyek wisata daerah

 Meningkatnya jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang berkembang dan

bertambahnya jumlah wirausahawan baru.

 Meningkatnya koperasi aktif dan koperasi sehat.

 Meningkatnya jumlah IKM yang berkembang yang jumlah tenaga kerja yang terserap

 Meningkatnya aktivitas perdagangan dalam dan luar negeri

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas hasil-hasil pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan dan kelautan untuk mewujudkan ketahanan pangan

 Meningkatnya produktivitas dan pemasaran hasil pertanian/perkebunan

 Meningkatnya populasi ternak dan hasil ikutannya.

(10)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

 Meningkatnya ketersediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bermutu, bergizi dan

aman.

3. Meningkatkan penataan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, pelestarian hutan dan

lingkungan hidup.

 Terwujudnya perlindungan lahan-lahan produktif sebagai cadangan pangan dan

pendukung ekonomi lokal.

 Meningkatnya tertib administrasi pertanahan dan terselesaikannya Konflik-Konflik

Pertanahan

 Berkurangnya hutan dan lahan kritis, serta bertambahnya luas hutan rakyat.

 Berkurangnya kasus-kasus pencemaran air, tanah dan udara, dan terjaganya kelestarian sumber-sumber mata air.

 Meningkatnya luas ruang terbuka hijau di wilayah perkotaan

 Berkurangnya Penambangan Tanpa Ijin (PETI), meningkatnya rumah tangga berlistrik, dan

meningkatnya pemanfaatan energi alternatif

4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan

pengembangan wilayah

 Meningkatnya kondisi jalan dan jembatan berkondisi baik

 Meningkatnya luas dan tingkat pelayanan jaringan irigasi.

 Meningkatnya ketersediaan air baku untuk kebutuhan pokok sehari-hari, perkotaan dan

industri.

 Meningkatnya jumlah dan kualitas sarana dan prasarana pelayanan sistem jaringan

transportasi.

 Meningkatnya ketersediaan rumah layak huni bagi masyarakat.

 Berkurangnya kawasan kumuh dan meningkatnya cakupan keluarga memiliki sarana air bersih dan sanitasi.

7.2.2.4 Tujuan Dan Sasaran Misi 4

1. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil, perlindungan sosial.

 Meningkatnya kepemilikan dokumen administrasi kependudukan dan catatan sipil.

(11)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

2. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dan perempuan, serta perlindungan terhadap

perempuan dan anak

 Semakin berkembangnya lembaga ekonomi perdesaan dan meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan desa dan pelayanan administrasi desa

 Meningkatnya indeks pembangunan gender dan indeks pemberdayaan gender.

 Meningkatnya perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan dan meningkatnya keberdayaan perempuan.

 Meningkatnya rasa aman, nyaman transmigran di Lokasi Pemukiman Transmigrasi.

7.2.2.5 Tujuan Dan Sasaran Misi 5

Meningkatkan apresiasi seni dan budaya di kalangan lembaga pendidikan dan masyarakat.

Sasarannya adalah meningkatnya penyelenggaraan event-even seni budaya daerah dan pelestarian

kekayaan budaya daerah.

7.2.2.6 Tujuan Dan Sasaran Misi 6

1. Meningkatkan partisipasi politik dan kondusifitas lingkungan masyarakat.

 Meningkatnya partisipasi politik dalam pemilihan umum dan kesadaran bela negara.

 Meningkatnya keamanan, ketentraman dan ketertiban dilingkungan masyarakat.

2. Menerapkan prinsip-prinsip pemerintahan yang bersih, transparan, partisipatif, dan akuntabel

 Meningkatnya pendapatan asli daerah dan meningkatnya status audit keuangan daerah

oleh BPK.

 Meningkatnya kompetensi aparatur pemerintah daerah dan DPRD dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

 Terjalinnya kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menjamin kepastian hukum dan terjalinnya kerjasama antar pemerintah daerah.

 Meningkatnya pengelolaan arsip daerah secara baku

 Meningkatnya jaringan komunikasi dan informatika sesuai kebutuhan

3. Meningkatkan ketersediaan dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkualitas

(12)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

 Tersedianya dokumen perencanaan pembangunan daerah, perencanaan sektoral dan

perencanaan-perencanaan normatif lainnya sesuai kebutuhan.

 Tersusunnya data dan informasi statistik daerah yang valid dan up to date sesuai kebutuhan.

7.2.3 Arah Kebijakan Dan Program Prioritas

7.2.3.1 Arah Kebijakan dan Program Misi 1

Kebijakan Program Urusan

1. Peningkatan sarana prasarana dan perbaikan mutu pelayanan kesehatan dasar (puskesmas) dan rujukan (rumah sakit).

a. Program Pengadaan, Peningkatan, Perbaikan Sarana Dan Prasarana Puskesmas / Puskesmas Pembantu Dan Jaringannya

Kesehatan

b. Program Pengadaan, Peningkatan, Perbaikan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit Jiwa, Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata.

Kesehatan

2. Peningkatan penyediaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan serta pengawasan obat dan makanan.

a. Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan Kesehatan

b. Program Pengawasan Obat Dan Makanan

Kesehatan

3. Peningkatan kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan profesionalisme tenaga kesehatan.

Program Pengembangan Tenaga Kesehatan Kesehatan

4. Peningkatan standarisasi dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Kesehatan

5. Peningkatan kemitraan dalam peningkatan

pelayanan kesehatan antara pemerintah dengan penyedia layanan kesehatan swasta.

Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan

Kesehatan Kesehatan

6. Peningkatan pelayanan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), dan jaminan kesehatan daerah (Jamkesda)

Program Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan

7. Peningkatan promosi kesehatan dan perilaku hidup sehat kepada masyarakat dalam mencegah penyakit serta penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Program Promosi Kesehatan Dan

Pemberdayaan Masyarakat Kesehatan

8. Peningkatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Penyakit Menular dan tidak menular

Program Pencegahan Dan Penanggulangan

Penyakit Menular dan tidak menular Kesehatan

9. Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak.

Program peningkatan keselamatan ibu

melahirkan dan anak Kesehatan 10. Peningkatan perbaikan gizi

(13)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

11. Peningkatan

pengembangan lingkungan sehat.

Program Pengembangan Lingkungan Sehat Kesehatan

12. Peningkatan pelayanan Keluarga Berencana dan

b. Program Pengembangan Model

Operasional BKB-Posyandu-PADU KB dan KS

13. Peningkatan

pengembangan Pusat Pelayanan Informasi Dan Konseling KRR

Program Pengembangan Pusat Pelayanan

Informasi Dan Konseling KRR KB dan KS

7.2.3.2 Arah Kebijakan dan Program Misi 2

Kebijakan Program Urusan

1. Peningkatan penyediaan bantuan operasional pendidikan, dan bantuan pendidikan bagi anak dari keluarga miskin pada jenjang PAUD, pendidikan dasar, pendidikan

menengah, dan pendidikan kesetaraan. 2. Peningkatan rehabilitasi

ruang kelas rusak, penambahan kelas baru, dan pembangunan sekolah baru sesuai kebutuhan.

a. Program PAUD (Taman Paditungka) Pendidikan

b. Program pendidikan Dasar 9 Tahun Pendidikan

c. Program Pendidikan Menengah Pendidikan

d. Program Pendidikan Non Formal Pendidikan

e. Program Manajemen Pelayanan

Pendidikan Pendidikan

3. Peningkatan kesempatan studi lanjut atau mengikuti pendidikan dan latihan bagi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.

Program Peningkatan Mutu Pendidik Dan

Tenaga Kependidikan Pendidikan

4. Peningkatan kapasitas pengelola perpustakaan, penambahan koleksi perpustakaan, serta pengembangan minat baca masyarakat.

a. Program Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan

b. Program Pembinaan Dan Peningkatan

Kapasitas Perpustakaan Perpustakaan

5. Peningkatan pembinaan organisasi kepemudaan.

Program pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda

Pemuda dan OR 6. Peningkatan kemampuan

kewirausahaan pemuda.

Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda

Pemuda dan OR

7. Peningkatan pembinaan dan kompetisi olahraga unggulan.

a. Program pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga

Pemuda dan OR b. Program pembinaan dan pemasyarakatan

olah raga

Pemuda dan OR c. Program peningkatan sarana dan

prasarana olah raga

(14)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

7.2.3.3 Arah Kebijakan dan Program Misi 3

Kebijakan Program Urusan

1. Peningkatan kuantitas jenis perijinan, peningkatan kualitas pelayanan perijinan satu pintu, dan pemberian insentif daerah bagi calon investor.

Program Peningkatan Promosi Dan Kerjasama Investasi

Penanaman Modal

2. Peningkatan promosi potensi dan peluang investasi daerah

a. Program Peningkatan Iklim Investasi Dan Realisasi Investasi

Penanaman Modal b. Program Penyiapan Potensi

Sumberdaya, Sarana Dan Prasarana Daerah

Penanaman Modal

3. Peningkatan pelatihan calon tenaga kerja dan

pengembangan kerjasama dengan pihak swasta dalam pendidikan dan pelatihan kerja, serta magang kerja.

Program Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Tenaga Kerja.

Ketenagakerj aan

4. Peningkatan penempatan

tenaga kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja

Ketenagakerj aan 5. Peningkatan perlindungan

terhadap tenaga kerja

Program Perlindungan Dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

Ketenagakerj aan

6. Pengembangan destinasi wisata unggulan, peningkatan promosi wisata serta

pengembangan industri dan jasa pariwisata.

a. Program Pengembangan Pemasaran

Pariwisata Pariwisata b. Program Pengembangan Destinasi

Pariwisata Pariwisata c. Program Pengembangan Kemitraan

Pariwisata Pariwisata

7. Peningkatan pelatihan kewirausahaan.

a. Program Pengembangan Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah

Koperasi dan UKM

b. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah

Koperasi dan UKM

8. Peningkatan kapasitas manajemen usaha dan pemasaran produk, serta fasilitasi akses permodalan bagi UMKM.

Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif.

Koperasi dan UKM

9. Peningkatan SDM koperasi dalam manajemen koperasi

Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi bagi pelaku IKM, serta fasilitasi sarana produksi.

a. Program Peningkatan Kapasitas Dan Penggunaan Iptek Dalam Sistem Produksi.

Perindustria n

b. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Perindustria n

11. Pengembangan sentra-sentra industri potensial.

Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial.

Perindustria n 12. Peningkatan sarana dan

prasarana perdagangan

a. Program Peningkatan Efisiensi

(15)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

khususnya pasar tradisional, dan penataan pedagang kakilima.

b. Program Pembinaan Pedagang Kaki

Lima Dan Asongan Perdagangan

13. Peningkatan perlindungan terhadap konsumen

Program Perlindungan Konsumen Dan

Pengamanan Perdagangan Perdagangan 14. Penguatan kelembagaan

petani dalam berusaha tani. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Pertanian

15. Pengembangan agribisnis

a. Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan Pertanian b. Program Peningkatan Penerapan

Teknologi Pertanian/Perkebunan Pertanian c. Program Pemberdayaan Penyuluh

Pertanian/ Perkebunan Lapangan Pertanian 16. Mengembangkan industri

pertanian melalui pengolahan hasil, manajemen usaha dan penguatan sistem

pemasaran.

a. Program Peningkatan Pengolahan Hasil

Produksi Pertanian Pertanian

b. Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/Perkebunan Pertanian

17. Peningkatan pelatihan dan pembinaan mengenai teknik budidaya ternak yang baik

Program Peningkatan Produksi Hasil

Peternakan Pertanian

18. Peningkatan promosi potensi hewan ternak dan hasil ikutan

a. Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Peternakan Pertanian b. Program Peningkatan Pengolahan Hasil

Produksi Peternakan Pertanian 19. Peningkatan fasilitasi sarana

dan prasarana teknologi peternakan dan penerapan inseminasi buatan.

Program Peningkatan Penerapan Teknologi

Peternakan Pertanian

20. Peningkatan pencegahan penyebaran penyakit zoonosis dan pengobatan ternak yang sakit.

Program Pencegahan Dan Penanggulangan

Penyakit Ternak Pertanian

21. Peningkatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir

a. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

Perikanan dan kelautan

b. Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan

Perikanan dan kelautan

22. Peningkatan produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap.

a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan

Perikanan dan kelautan b. Program Pengembangan Perikanan

Tangkap

Perikanan dan kelautan c. Program Pengembangan Sistem

Penyuluhan Perikanan

Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Perikanan

Perikanan dan pengawasan mutu dan keamanan pangan

Program Peningkatan Ketahanan Pangan Ketahanan Pangan

25. Peningkatan penataan ruang pada kawasan strategis dan

cepat tumbuh. Program Perencanaan Tata Ruang

Penataan ruang

26. Peningkatan pengawasan dan penegakan hukum pelanggaran tata ruang.

(16)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

Ruang ruang

a. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan Dan Pemanfaatan Tanah

Pertanahan

b. Program Penyelesaian Konflik-Konflik

Pertanahan Pertanahan

28. Penanganan lahan kritis dan pengembangan hutan rakyat terutama di wilayah rawan longsor dan erosi.

a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber

Daya Hutan. Kehutanan b. Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan. Kehutanan c. Program Perlindungan Dan Konservasi

Sumber Daya Hutan. Kehutanan 29. Peningkatan pembinaan dan

penertiban industri hasil hutan.

Program Pembinaan Dan Penertiban Industri

Hasil Hutan Kehutanan

30. Peningkatan pencegahan pengawasan kegiatan usaha masyarakat yang berpotensi merusak lingkungan dan pengembangan instalasi pengolahan limbah komunal.

a. Program Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup b. Program Peningkatan Pengendalian

Polusi

Lingkungan Hidup c. Program Perlindungan Dan Konservasi

Sumber Daya Alam

Lingkungan Hidup

d. Program Peningkatan Kualitas Dan Akses Informasi Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup.

Lingkungan Hidup

31. Peningkatan pembangunan dan peningkatan kualitas ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan.

Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Lingkungan Hidup

32. Peningkatan pengawasan aktivitas pertambangan baik berijin maupun tanpa ijin.

a. Program pembinaan dan pengawasan

bidang pertambangan ESDM b. Program penataan wilayah dan usaha

konservasi lingkungan, geologi, pertambangan dan air bawah tanah

ESDM

c. Program inventarisasi dan

pengembangan potensi dan teknologi geologi, pertambangan dan air bawah tanah

ESDM

33. Peningkatan jaringan listrik dan energi alternatif yang ramah lingkungan.

a. Program pengembangan energi alternatif ESDM

b. Program pembinaan dan pengembangan

bidang ketenagalistrikan ESDM

34. Peningkatan pembangunan/ rehabilitasi jalan dan jembatan yang berkondisi rusak dan pembangunan drainase

a. Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan

Pekerjaan Umum b. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan

dan Jembatan

Pekerjaan Umum c. Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan

Pekerjaan Umum 35. Peningkatan

pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi dan rawa

Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa Dan Jaringan Pengairan Lainnya

Pekerjaan Umum

36. Peningkatan penyediaan dan pengelolaan air baku

Peningkatan penyediaan dan pengelolaan air baku

a. Program Pembangunan Prasarana Dan

Fasilitas Perhubungan Perhubungan b. Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan

Prasarana Dan Fasilitas LLAJ Perhubungan c. Program Peningkatan Pelayanan

(17)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

d. Program Pengendalian Dan

Pengamanan Lalu Lintas Perhubungan e. Program Peningkatan Kelaikan

Pengoperasian Kendaraan Bermotor. Perhubungan 38. Pengembangan perumahan

sederhana dan sarana prasarana yang memadai.

a. Program pengembangan perumahan Perumahan b. Program pemberdayaan komunitas

perumahan Perumahan 39. Peningkatan rehabilitasi

rumah tidak layak huni dan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi bagi bagi keluarga tidak mampu.

Program lingkungan sehat perumahan Perumahan

7.2.3.4 Arah Kebijakan dan Program Misi 4

Kebijakan Program Urusan

1. Peningkatan pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil

Program penataan administrasi kependudukan

Kependudukan dan Catatan

Sipil

2. Peningkatan penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial.

a. Program pemberdayaan fakir miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya.

Sosial

b. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial. Program pembinaan anak terlantar.

Sosial

c. Program pembinaan para penyandang

cacat dan trauma. Sosial d. Program pembinaan panti asuhan/ panti

jompo. Sosial

e. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya).

Sosial

f. Program pemberdayaan kelembagaan

kesejahteraan sosial. Sosial

3. Peningkatan

a. Program peningkatan keberdayaan masyarakat pedesaan

Pemberdayaan Masyarakatdan

Desa

b. Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan

Pemberdayaan Masyarakatdan

Desa

c. Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa

Pemberdayaan Masyarakatdan

Desa

d. Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa

Pemberdayaan Masyarakatdan

Desa

e. Program Peningkatan Peran Perempuan di Perdesaan di masing-masing SKPD.

Program peningkatan peran serta dan

(18)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

5. Peningkatan koordinasi kelembagaan PUG,

pengarusutamaan gender dan anak PP dan PA

6. Peningkatan kualitas penanganan terhadap korban kekerasan dan peningkatan

pemberdayaan perempuan.

a. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas perempuan dan anak

PP dan PA

b. Program peningkatan kualitas hidup dan

perlindungan perempuan dan anak PP dan PA 7. Peningkatan penyediaan

sarana dan prasarana transmigrasi

Program pengembangan wilayah transmigrasi Transmigrasi

7.2.3.5 Arah Kebijakan dan Program Misi 5

Kebijakan Program Urusan

1. Peningkatan

penyelenggaraan dan partisipasi event-event budaya di tingkat daerah, provinsi dan nasional, serta pelestarian kekayaan budaya.

a. Program Pengembangan Nilai Budaya. Kebudayaan b. Program Pengelolaan Kekayaan

Budaya Kebudayaan

c. Program Pengelolaan Keragaman

Budaya Kebudayaan

7.2.3.6 Arah Kebijakan dan Program Misi 6

Kebijakan Program Urusan

1. Peningkatan pendidikan

politik masyarakat. Program pendidikan politik masyarakat

Kesbangpolda gri

2. Peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai wawasan kebangsaan

a. Program pengembangan wawasan kebangsaan

Kesbangpolda gri b. Program kemitraan pengembangan

wawasan kebangsaan

Kesbangpolda gri 3. Peningkatan keamanan

dan kenyamanan lingkungan

Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal

6. Peningkatan pendapatan dan pengelolaan keuangan dan aset daerah.

a. Program peningkatan dan

pengembangan pengelolaan keuangan daerah

Otonomi daerah

b. Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa

Otonomi daerah 7. Peningkatan koordinasi dan

pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan

a. Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH

(19)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

pembangunan daerah dan dan tindak lanjut hasil pengawasan.

b. Program penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem dan prosedur pengawasan

Otonomi daerah

8. Peningkatan pendidikan kedinasan, peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur, tenaga pemeriksa dan pengawas.

a. Program pendidikan kedinasan Otonomi daerah b. Program peningkatan kapasitas

sumberdaya aparatur

Otonomi daerah c. Program peningkatan profesionalisme

tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan

Otonomi daerah

9. Peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah mengenai tugas dan fungsi DPRD.

Program peningkatan kapasitas lembaga perwakilan rakyat daerah

Otonomi daerah

10. Peningkatan pelayanan kedinasan

a. Program peningkatan pelayanan kedinasan kepala daerah/ wakil kepala daerah.

Otonomi daerah

b. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Otonomi daerah c. Program peningkatan sarana dan

prasarana aparatur

Otonomi daerah d. Program peningkatan pengembangan

sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

Otonomi daerah

11. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan penanganan pengaduan masyarakat.

a. Program optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi

Otonomi daerah b. Program mengintensifkan penanganan

pengaduan masyarakat

Otonomi daerah

12. Peningkatan kapasitas arsiparis dan aparatur di SKPD dalam pengelolaan arsip secara baku

a. Program perbaikan sistem administrasi

kearsipan kearsipan b. Program penyelamatan dan pelestarian

dokumen/arsip daerah kearsipan c. Program peningkatan kualitas pelayanan

informasi kearsipan kearsipan

13. Peningkatan sarana prasarana teknologi informasi secara merata di SKPD dan ruang publik.

a. Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa

Komunikasi dan Informatika

b. Program kerjasama informasi dan media massa

Komunikasi dan Informatika

c. Program peningkatan tata laksana komunikasi dan informatika

Komunikasi dan Informatika

d. Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan informasi

Komunikasi dan Informatika

14. Penetapan prioritas penyusunan dokumen

a. Program Pengembangan Data Dan Informasi Perencanaan Pembangunan.

Perencanaan Pembangunan

b. Program kerjasama pembangunan Pembangunan Perencanaan

c. Program Perencanaan Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

Perencanaan Pembangunan d. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

Perencanaan Pembangunan Daerah.

Perencanaan Pembangunan e. Program Perencanaan Pembangunan

Daerah.

Perencanaan Pembangunan f. Program Perencanaan Pembangunan

Ekonomi.

Perencanaan Pembangunan

(20)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

h. Program Perencanaan Prasarana Wilayah Dan Sumber Daya Alam.

Perencanaan Pembangunan 15. Peningkatan modifikasi

dan penyempurnaan terhadap isi (jenis dan ragam data) serta upaya untuk up dating penyajian data dan informasi statistik daerah.

Program pengembangan

data/informasi/statistik daerah statistik

7.3.

ARAHAN RENCANA INDUK (SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM) PAM

KABUPATEN BONE (RISPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian

atau tahap awal dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan

berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satu periode yang dibagi dalam beberapa tahapan

dan memuat komponen utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-SPAM

dalam satu wilayah administrasi maupun lintas kabupaten/kota/provinsi.

Penyusunan rencana induk pengembangan SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan

prasarana dan sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam rangka

perlindungan dan pelestarian air.

Di dalam RI-SPAM, hal yang perlu dikutip pada bagian ini untuk dijadikan arahan

pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan SPAM adalah bagian Rencana

Pengembangan SPAM yang terdiri dari :

a. Kebijakan, Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah;

b. Rencana Sistem Pelayanan;

c. Rencana Pengembangan SPAM; dan

d. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum.

(21)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun

untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi Kabupaten yang berisi potret kondisi sanitasi kota

saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun

oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Bone di dukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah

provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten Bone berpedoman pada prinsip :

a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan);

c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

d. Menggabungkan pendekatan „top down‟ dengan „bottom up‟.

SSK dijadikan acuan dalam penyusunan RPIJM terutama untuk sektor Penyehatan

Lingkungan dan Permukiman. Dalam SSK beberapa hal yang perlu dikutip pada bagian ini adalah :

a. Kerangka kerja pembangunan sanitasi yang meliputi: Visi dan Misi

b. Tujuan, Sasaran dan Strategi Sektor Sanitasi, yang meliputi :

o Sub Sektor Air Limbah Domestik; o Sub Sektor Persampahan;

o Sub Sektor Drainase Lingkungan; dan

o Aspek Higiene/Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

7.5.

ARAHAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu

lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan

bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan,

rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi :

a. Program Bangunan dan Lingkungan;

b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

c. Rencana Investasi;

(22)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau

panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu Konsep Dasar

Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi :

a. Visi Pembangunan;

b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan;

c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

7.6.

ARAHAN STRATEGIS PENGEMBANGAN PERMUKIMAN & INFRASTRUKTUR

PERKOTAAN (SPPIP) KABUPATEN BONE

Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan merupakan suatu dokumen

strategi operasional dalam pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi

dengan arah pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi pene rapan

program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya. SPPIP memuat arahan kebijakan dan

strategi pembangunan infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang berbasis

pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan (RPJMD). SPPIP memiliki beberapa

fungsi, yaitu :

a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan permukiman dan infrastruktur

perkotaan, sehingga dapat terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang telah

ada;

b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan program sektoral bidang Cipta Karya

di daerah;

c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPIJM;

d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan dan strategi pembangunan permukiman dan

infrastruktur perkotaan yang tertuang di berbagai dokumen; dan

e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait dengan pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan.

(23)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

7.7.1.1 Potensi Pengembangan Kawasan

A. Simpul Transportasi Darat

Kawasan perkotaan Watampone didalamnya terdapat Pelabuhan Penyeberangan Bajoe

yang menghubungkan Kota Makassar – Kota Kendari. Lalu lintas angkutan penumpang dan

barang melalui Pelabuhan Penyeberangan Bajoe ini intensitasnya cukup tinggi setiap

harinya. Kondisi tersebut berdampak langsung pada aktivitas perekonomian di kawasan

perkotaan Watampone, terkait dengan posisi kawasan perkotaan Watampone sebagai

daerah transit bagi para pelintas di jalur trans Sulawesi tersebut. Disamping manfaat

langsung ke masyarakat dari aktivitas ekonomi mikro, juga menjadi salah satu sumber

pendapatan asli daerah (PAD) melalui penarikan retribusi daerah terhadap kendaraan yang

masuk dan keluar Pelabuhan Penyeberangan Bajoe tersebut.

B. Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dalam Struktur Ruang Nasional

Dari 24 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan terdapat 7 kabupaten/kota

yang ditetapkan dalam kebijakan spasial nasional sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW),

dan salah satunya adalah Kawasan Perkotaan Watampone (ibukota Kabupaten Bone).

Dengan fungsi dan peran sebagai PKW ini tentunya berimplikasi langsung terhadap skup

pelayanan beberapa komponen wilayah dalam kawasan perkotaan Watampone. Dimana

beberapa komponen wilayah dibangun dan dikembangkan tidak hanya untuk melayani

wilayah Kabupaten Bone saja, tetapi juga bagi daerah-daerah tetangganya, sehingga dengan

demikian kawasan perkotaan Watampone akan lebih memiliki daya tarik terhadap berbagai

aktivitas masyarakat, baik ekonomi, sosial, dan budaya, serta jasa p elayanan.

C. Lahan

Kondisi pola pemanfaatan lahan saat ini dominan masih merupakan lahan yang belum

terbangun, dengan jenis peruntukan berupa persawahan, lahan kosong, kebun campuran,

dan semak belukar. Dengan kawasan seluas 12.635 ha, yang baru merupakan areal

terbangun baru seluas 1.516 ha, atau sebesar 12%. Adapun jenis pemanfaatan lahan pada

kawasan perencanaan yang merupakan kegiatan budidaya perkotaan, yakni permukiman,

perkantoran, perdagangan, jasa komersial, pendidikan, peribadahan, olah rag a, sosial,

(24)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

D. Penduduk

Penduduk merupakan subyek sekaligus obyek dari sebuah perencanan, demikian pula

dengan kegiatan ini. Dengan memahami metode pendekatan dari pekerjaan ini yakni

pendekatan fasilitatif dan partisipatif dengan dasar pertimbangan bahwa proses penyusunan

dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan

pengembangan perkotaan maupun pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Data yang ada menunjukkan bahwa jumlah penduduk di kawasan perencanaan (tiga wilayah

administrasi kecamatan) tahun 2011 sebanyak 132.437 jiwa. Potensi jumlah penduduk ini

(kuantitas) jika diikuti dengan kualitas yang mumpuni maka menjadi salah satu sumber daya

perkotaan yang akan membangun dan mengembangkan aktivitas-aktivitas perkotaan,

termasuk didalamnya peningkatan intensitas aktivitas individu dalam keseharian yang

tentunya memerlukan wadah beraktivitas, baik itu aktivitas ekonomi, sosial, budaya, dan lain

sebagainya.

E. Jaringan prasarana

Prasarana dasar lingkungan permukiman pada kawasan perencanaan relatif belum

memadai, jika dikaitkan dengan status kawasan sebagai kawasan perkotaan dengan fungsi

dan peran sebagai PKW. Meskipun belum memadai namun keberadaannya telah dapat

dirasakan sebagian masyarakat di kawasan ini. Adapun jenis infrastruktur yang telah tersedia

di kawasan perencanaan terdiri atas :

1) Jaringan jalan; arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang terhirarki membentuk satu

sistem jaringan transportasi darat perkotaan.

2) Jaringan air bersih; kawasan ini telah terlayani oleh jaringan air bersih melalui perpipaan

yang bersumber dari PDAM Kabupaten Bone.

3) Prasarana sanitasi/ limbah; sebagian besar rumah telah memiliki MCK individu lengkap

dengan septictanknya, yang belum memiliki MCK individu umumnya permukiman

masyarakat berpenghasilan rendah yang berada di daerah pesisir Teluk Bone dan pada

daerah pinggiran kota.

4) Prasarana dan sarana persampahan ketersediaan dan pelayanannya belum optimal; hal

(25)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

ataupun sampah yang menumpuk di TPS namun belum diangkut hingga berhari -hari

lamanya.

5) Jaringan drainase, khususnya saluran tersier dengan geometris ukuran lebar atas 30 –

80 cm banyak yang tidak berfungsi optimal, bahkan banyak yang sudah rusak.

F. Prasarana Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Pola perkembangan permukiman pada kawasan perencanaan yang sebagian memanjang

(linear) mengikuti pola jaringan jalan, sebagian lainnya memusat berorientasi pada

komponen tertentu cukup memudahkan dan lebih ekonomis dalam mengembangkan

prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti pembangunan jalan setapak, hidran

kebakaran, taman tempat bermain, taman, prasarana olah raga, tanggul penahan ombak

pada daerah pesisir, dan talud tebing sungai dimana terdapat jejeran rumah, dan

sebagainya.

Demikian pula dengan upaya penataan bangunan dan lingkungan kawasan, seperti

pengaturan orientasi bangunan rumah, jarak antar bangunan rumah, kelay akan bangunan

rumah baik secara sosial maupun konstruksinya. Dengan pola perkembangan yang linear

hal-hal tersebut akan lebih memudahkan dalam pengaturan dan pengendalian, serta

peningkatan kualitas lingkungannya.

7.7.1.2 Permasalahan Kawasan

A. Air Bersih

 Tersedia jaringan perpipaan dari PDAM, namun sebagian masyarakat belum mampu

secara ekonomi menjangkau layanan air bersih tersebut, terutama golongan masyarakat

berpenghasilan rendah (MBR).

 Kapasitas pelayanan SPAM dari PDAM masih terbatas, terutama kawasan pinggiran kota yang masih merupakan bagian dari delineasi kawasan perkotaan Watampone.

 Kualitas air bersih alternatif (untuk mandi, cuci) yang bersumber dari air tanah (sumur bor) dan air permukaan (sungai dan sumur terbuka) sangat rendah, terutama akib at interusi air

laut dan seringnya banjir akibat luapan sungai.

(26)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

B. Sanitasi/ Limbah

 Sebagian rumah tangga belum memiliki MCK individu.

 Air Limbah rumah tangga menggenang di halaman belakang atau samping rumah.

C. Persampahan

 Sampah rumah tangga dibuang di sungai, laut, atau di lahan-lahan kosong sekitar rumah.

 Ketersediaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah sesuai jangkauan layanannya yakni per-RW belum memadai, juga frekuensi pengangkutan sampah ke TPA

Sampah masih sangat rendah.

 SDM yang menangani persampahan terutama tenaga lapangan masih kurang, sehi ngga

terlihat sampah-sampah di TPS hingga berhari-hari belum diangkut, sehingga mencemari

udara dan mengganggu visualisasi lingkungan.

D. Drainase

 Saluran drainase yang ada belum terpadu dalam sebuah sistem drainase perkotaan. Masih banyak terlihat saluran drainase tersier tidak terintegrasi kedalam saluran yang

lebih besar, demikian pula saluran sekunder ke saluran primer, hingga ke outlet sungai

dan/atau laut.

 Kurangnya kegiatan pemeliharaan dan rehabilitasi saluran drainase yang telah rusak dan tersedimentasi , sehingga banyak terlihat saluran-saluran drainase telah tertimbun tanah

atau sampah namun belum di bersihkan.

E. Prasarana permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai

bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan

binaan, baik diperkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan

lingkungannya. Visi penataan bangunan dan lingkungan adalah terwujudnya bangunan

gedung dan lingkungan yang layak huni dan berjati diri, sedangkan misinya adalah : (1)

memberdayakan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung yang tertib, layak

huni, berjati diri, serasi dan selaras, dan (2) memberdayakan masyarakat agar mandiri

(27)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

7.7.1.3 Permasalahan Umum

Secara nasional, penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan

tantangan yang antara lain :

a) Permasalahan dan tantangan di bidang Bangunan Gedung :

 Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan

Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana.

 Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang

mendapat perhatian.

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung didaerah serta

rendahnya kualitas pelayanan public dan perijinan.

b) Permasalahan dan tantangan di bidang Gedung dan Rumah Negara :

 Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum me menuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan.

 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien.

 Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasi dengan baik.

c) Permasalahan dan tantangan di bidang Penataan Lingkungan :

 Masih banyaknya sebaran permukiman kumuh.

 Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan gedung bersejarah, padahal punya potensi wisata.

 Terjadinya degradasi kawasan strategis, padahal punya potensi ekonomi untuk

mendorong pertumbuhan kota.

 Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga, dan

lain-lain kurang diperhatikan hampir di semua kota, terutama kota metro dan besar.

d) Permasalahan dan tantangan di bidang Pemberdayaan Masyarakat di perkotaan :

 Jumlah penduduk miskin diperkotaan kurang lebih 6,8 % dari penduduk Indonesia (data BPS tahun 2008).

 Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat.

 Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya.

(28)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

 Amanat Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG,

bahwa semua Bangunan Gedung harus layak fungsi pada tahun 2010.

 Komitmen terhadap kesepakatan internasional MDGs, bahwa pada tahun 2015, 200 kabupaten/kota bebas kumuh, dan pada tahun 2020 semua kabupaten/kota bebas

kumuh.

7.7.1.4 Permasalahan Prasarana Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan pada

Kawasan Perencanaan :

 Sulitnya mengendalikan pertumbuhan permukiman liar di daerah pesisir yang notabene

dilakukan oleh masyarakat bermata pencaharian sebagai nelayan, perkembangannya

cukup tinggi hingga memasuki daerah sempadan laut.

 Sulitnya mengembangkan jaringan jalan setapak pada kawasan permukiman padat, terutama pada kawasan pesisir karena umumnya rumah-rumah masyarakat setempat

orientasinya semrawut.

 Beberapa bangunan rumah (belakang bangunan rumah) berada pada daerah bantaran sungai yang rawan erosi.

 Masih terdapat beberapa bangunan rumah dalam kategori tidak layak huni.

 Jarak antar bangunan terlalu rapat (selubung bangunan) beberapa unit bangunan rumah saling bersinggungan, sehingga jika terjadi kebakaran akan dengan mudah cepat

meluas.

 Arah orientasi bangunan rumah (muka bangunan rumah) sebagian berorientasi pada

belakang bangunan rumah lainnya.

 Belum tersedia ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai pengendali pencemaran dan kerusakan tanah, air, dan udara, serta sarana estetika kota dan sarana berinteraksi

sosial.

7.7.1.5 Rumusan Potensi dan Permasalahan Terkait Permukiman dan Infratsruktur Perkotaan

A. Permukiman

1. Sektor : Perumahan

2. Potensi :

 Ketersediaan lahan untuk pembangunan permukiman baru

(29)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

3. Permasalahan :

 Kualitas bangunan rumah (rumah tidak layak huni)

 Kawasan kumuh di pusat perkotaan

 Ketidaksesuaian lokasi rumah dengan tata ruang (bantaran sungai, sempadan pantai)

 Peningkatan hunian menyebabkan peningkatan prasarana sarana pendukung permukiman

 Kondisi topografi relatif datar sehingga mudah banjir

 Rendahnya daya dukung infrastruktur khususnya drainase dalam kota untuk permukiman

 Belum ada rencana pengembangan dan pembangunan perumahan dan kawasan permukiman (RP3KP)

 Status lahan di kawasan pesisir

 Kultur masyarakat pesisir

 Perluasan permukiman ke pesisir dan mangrove, bantaran sungai

 Pengembangan permukiman ke arah barat dan timur bersifat spot/cluster dan belum terintegrasi

 Kawasan permukiman kumuh nelayan 4. Peluang :

 Perkembangan perumahan ke arah luar kota

 Banyaknya pembangunan perumahan oleh pengembang 5. Tantangan :

 Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan rumah

 Alih fungsi lahan mengurangi fungsi resapan air

B. Air Minum

1. Sektor : Jaringan Air Bersih

2. Potensi : Sungai sebagai sumber air minum yang dapat dimanfaatkan tersedia

3. Permasalahan :

 terbatasnya pelayanan PDAM yang sebagian besar hanya di kawasan perkotaan

 belum optimalnya pemanfaatan air permukaan

(30)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

 resapan air berkurang

4. Peluang : pertumbuhan sebagai pusat regional di SulSel bagian timur

5. Tantangan : Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan air

minum.

C. Sanitasi

1. Sektor : Sanitasi/Limbah

2. Permasalahan :

 Belum memiliki rencana Strategi dan pengelolaan sanitasi (SSK)

 Pembuangan limbah baik padat maupun cair masih dilakukan secara individual

 Pembuangan air limbah ke saluran drainase kota

 Kurangnya prasarana penampungan air limbah di perkotaan akibat keterbatsan

lahan

 Belum adanya IPLT

 Pencemaran limbah industri ke badan air

 Belum adanya IPAL komunal.

3. Tantangan : Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya kebutuhan

sanitasi.

D. Drainase

1. Sektor : Drainase

2. Potensi : Topografi datar dan dilalui dua sungai besar memudahkan aliran air lancar

3. Permasalahan :

 Kondisi saluran drainase yang belum semuanya di perkeras sehingga rawan menimbulkan gerusan dinding dan dasar saluran

 Pembangunan perumahan tidak disertai saluran drainase yang memadai (dimensi

kecil), sering banjir / genangan.

 Belum ada kajian sistem drainase perkotaan

 Kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase

4. Peluang : Pengembangan drainase yang terintegrasi dengan jaringan irigasi

5. Tantangan : Alih fungsi lahan mengurangi fungsi resapan air

E. Persampahan

(31)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

2. Potensi : Sudah tersedia sarana pewadahan, sarana pengangkutan, sarana

pengumpulan sampah dan TPA

3. Permasalahan :

 Belum ada kajian managemen pengelolaan persampahan

 Belum seluruh wilayah perkotaan terlayani sistem pengelolaan sampah

 Jumlah armada pengangkut yang belum memadai

 Bentuk pengangkut sampah yang terbuka seringkali menimbulkan polusi di

sepanjang jalan.

 Bentuk TPS yang belum mempertimbangkan pengaliran air sampah

 Pengelolaan sampah sistem daur ulang (5R) tidak bekerja secara efektif

4. Peluang : Pengembangan pengelolaan persampahan dengan teknologi ramah

lingkungan

5. Tantangan :

 Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan meningkatnya jumlah timbulan

sampah

 Pengembangan TPA regional

F. Jalan

1. Sektor : Jalan Lingkungan

2. Potensi : Kota Watampone

3. Permasalahan :

 Jalan lingkungan banyak yang rusak

 Pelebaran jalan terkendala bangunan

 Kesadaran masyarakat terkait bangunan di sempadan jalan 4. Peluang : pertumbuhan sebagai pusat regional di SulSel bagian timur

5. Tantangan : Peningkatan jumlah penduduk dan ekonomi membutuhkan prasarana yang

memadai.

G. Penataan Bangunan dan Lingkungan

1. Sektor : Tata bangunan dan lingkungan

2. Potensi :

 Memiliki potensi lahan untuk pengembangan RTH

(32)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

 Kebijakan mendukung untuk operasionalisasi

 Potensi ekonomi kota sebagai PKW 3. Permasalahan :

 Kurangnya penyediaan taman kota, ruang publik dan terbuka hijau

 Kurangnya penyediaan fasilitas olahraga tingkat kabupaten

 Rendahnya kualitas lingkungan di kaw. Pesisir, pusat kota, percampuran fungsi perdagangan dan perumahan

 Masih rendahnya kondisi jalan lingkungan permukiman

 Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah

 Rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan

 Belum tersedianya sistem proteksi kebakaran

 Belum ada regulasi pengaturan bangunan (building code)

 Sudah tersedia rencana rinci banguna dan lingkungan (RTBL) pada sebagian

kawasan perkotaan namun belum operasional

 Tidak adanya dana operasional pemeliharaan

 Pengelolaan kurang terawat, terintegrasi dan kompatibilitas dengan lingkungan sekitar

 Kepadatan perumahan pada pusat kota, lebar jalan inspeksi kurang

 Penggunaan lahan pertanian pangan untuk bangunan 4. Peluang :

 Kawasan perkotaan berperan sebagai pusat pengembangan regional “Bone Raya”

 Pertumbuhan sebagai pusat regional di SulSel bagian timur

 Dukungan teknologi

 Peningkatan aktivitas ekonomi 5. Tantangan :

 Alih fungsi lahan mengurangi fungsi resapan air

 Perkembangan kawasan heritage dan fungsional

 Peningkatan penduduk dan keterbatasan lahan

 Peningkatan penduduk membutuhkan lahan baru untuk rumah

Mengenai potensi dan permasalahan disajikan pada Gambar 7.1 dan 7.2.

(33)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

(34)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

(35)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

(36)

KEMENTRIAN PUPR DIREKTORAT BINA PROGRAM

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DINAS TATA RUANG & PERMUKIMAN PROV. SULAWESI SELATAN

7.6.1 Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kabupaten

1. Pemenuhan Rumah Layak Huni untuk semua golongan masyarakat;

2. Relokasi Permukiman;

3. Pengendalian pertumbuhan permukiman ;

4. Pengembangan Kawasan Permukiman Baru;

5. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia;

6. Penyelesaian Persoalan Tanah Bermasalah;

7. Pengadaaan Sumber Daya Air Minum;

8. Pembinaan manajemen teknis air minum;

9. Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih secara merata kesegenap kawasan permukiman;

10. Pengembangan air minum perkotaan yang belum memiliki sistem dan rawan air;

11. Sosialisasi pelestarian sumber daya air;

12. Penciptaan Lingkungan Permukiman yang Sehat;

13. Pengembangan sistem pembuangan limbah komunal;

14. Peningkatan kapasitas pelayanan pembuangan limbah;

15. Peningkatan kapasitas pelayanan persampahan;

16. Penyusunan Masterplan Persampahan;

17. Peningkatan Kesadaran masyarakat tentang kebersihan lingkungan;

18. Integrasi kawasan permukiman;

19. Peningkatan Aksesbilitas Pergerakan;

20. Pengurangan Daerah Genangan dan Banjir;

21. Revitalisasi kawasan bersejarah sebagai pusat budaya (bugis);

22. Penciptaan Estetika Bangunan dan Lingkungan yang Asri dan Sejuk ; dan

23. Peningkatan Ruang Terbuka Hijau Publik Maupun Privat.

7.6.2 Rumusan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan Skala Kawasan

1. Pemenuhan Rumah Layak Huni untuk semua golongan masyarakat;

2. Pengendalian pertumbuhan permukiman;

3. Penataan kawasan permukiman;

4. Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh pesisir;

Gambar

Tabel 7.1
Tabel 7.2
Tabel 7.3 Sistem Perkotaan (Pusat-pusat pelayanan) di Kabupaten Bone
Tabel 7.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengatasi masalah tersebut maka dibangun aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit berdasarkan Obstetri dan Ginekologi yang dapat membantu, memudahkan dan

Karakteristik dan mutu hasil pengeringan lidah buaya (Aloe vera) dengan menggunakan oven gelombang mikro (microwave oven) yang dianalisis adalah perubahan kadar air bahan,

•Dalam perhitungan metode Altman Z-score modifikasi untuk potensi kebangkrutan terhadap 10 perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Night Breaker® 97dB(A) 12 or 24 VDC Compact Fixed Output Reversing Alarm Dual voltage and good sound level performance make this unit suitable for a wide range of applications.

Fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Masaran tahun 2013 meliputi SD/MI, SMP dan SMA/SMK. Jumlah SD/MI sebanyak 45 buah, SMP sebanyak 6 buah dan SMA/SMK sebanyak 3 buah.

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang sejalan dengan visi dan misi STMIK CIKARANG maka perlu memilih seorang mahasiswa yang berprestasi yang akan

Variabel penelitian yang digunakan untuk merumuskan arahan pengembangan kawasan wisata pantai Nepa berdasarkan preferensi pengunjung adalah variabel jenis keunikan

Terminasi dini hanya akan dilakukan apabila pelaksanaan Kontrak tidak lagi dibutuhkan atas dasar yang dapat dipertanggungjawabkan atau terkait dengan kinerja pelaksana Kontrak