BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan yang dilaksanakan oleh Kota Magelang
harus sinkron dan sinergis dengan pembangunan yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Propinsi dan Pusat. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka perlu disusun terlebih dahulu
dokumen perencanaan dan penganggaran yang terpadu dan
berkelanjutan. Disamping itu arahan dalam RPJPN dan RPJMN
terkait pembangunan infrastruktur permukiman merupakan
amanat yang harus diemban bersama oleh Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman. Dijelaskan dalam PP 38 Tahun 2007
bahwa Pemerintah Kabupaten/Kota berperan sebagai pelaksana
pembangunan infrastruktur fisik bidang Cipta Karya, sedangkan
Pemerintah Pusat bertindak sebagai pengatur, pembina, dan
pengawas pembangunan infrastruktur permukiman di Indonesia.
Hal ini sesuai kebijakan desentralisasi yang dilakukan di
Indonesia saat ini, dimana pemerintah daerah dituntut untuk
lebih berperan aktif dalam melayani dan mensejahterakan
masyarakat. Agar dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi masyarakat, pemerintah daerah perlu
merencanakan pembangunan infrastruktur permukiman secara
terpadu dengan mendayagunakan sumber daya secara optimal,
efisien, dan efektif sesuai dengan kaidah pembangunan
berkelanjutan.
Oleh karena itu khusus untuk pembangunan bidang PU
Cipta Karya, maka Pemerintah Pusat dalam hal ini adalah
Direktorat Jenderal Cipta Karya mensyaratkan agar setiap
dan investasi pembangunan yang mengacu pada dokumen
penataan ruang yang ada.
Dokumen tersebut diwujudkan dalam satu kesatuan yang
disebut dengan Rencana Program Investasi Jangka Menengah
(RPIJM) Bidang PU Cipta Karya. Dokumen RPIJM merupakan
dokumen teknis kelayakan (feasibility study) untuk rencana
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya. Dokumen
tersebut berlaku selama 5 (lima) tahun dan berisi indikasi program
tahunan. Program-program yang disusun harus
mempertimbangkan kemampuan pendanaan/ keuangan dan
kelembagaan dalam memenuhi kebutuhan pembangunannya.
Selain itu, RPIJM juga harus memperhatikan aspek kelayakan
program masing-masing sektor dan kelayakan spasialnya sesuai
dengan Rencana Tata Ruang yang ada serta kelayakan sosial dan
lingkungannya.
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPIJM
Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang
Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya adalah
dokumen rencana dan program pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya dalam periode lima tahun, yang dilaksanakan
secara terpadu oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, maupun oleh
masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang,
untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang
berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastruktur Cipta
Karya yang berkelanjutan.
Dokumen ini disusun pada tingkat Kota dan bersifat multi
sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini,
yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPIJM meliputi
beberapa sektor yaitu Pengembangan Air Minum, Pengembangan
Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan
maksud dari multi stakeholder adalah para pemangku
kepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses
penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan
peranannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam
RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kota, masyarakat dan
dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah
sumber pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM
tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah
provinsi, pemerintah kota, serta dunia usaha dan masyarakat.
RPIJM disusun oleh Pemerintah Kota Magelang dengan
difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi.
Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung
aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat.
Dalam penyusunannya, RPIJM harus ditekankan pada proses
partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan
sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan
pembangunan infrastruktur bersama. Dengan demikian, maka
pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau
dibiayai secara bersama- sama oleh para pemangku kepentingan.
RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi
RPJMD ataupun Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan
dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya
yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan
kemampuan daerah. RPIJM disusun dengan mengacu pada
kebijakan spasial dan sektoral, baik di tingkat nasional maupun
daerah. Kebijakan spasial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan
RTRW Kota. Sedangkan kebijakan sektoral terdiri dari RPJMN,
RPJMD Provinsi, dan RPJMD Kota. Disamping itu, RPIJM juga
mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta
Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah. Adapun, skema
kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunan
Gambar 1.1 Kedudukan RPIJM dalam Sistem Perencanaan
Pembagunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Sesuai dengan skema di atas, integrasi dan sinkronisasi
setiap strategi sektor sangat penting, termasuk antara Rencana
Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Strategi Sanitasi
Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Dokumen sektoral ini terintegrasi dalam Strategi Pembangunan
Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) yang
memberikan arahan pembangunan infrastruktur skala Kota.
Selanjutnya, SPPIP ini akan diturunkan ke dalam Rencana
Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP) dengan
skala kawasan. RPIJM perlu mempertimbangkan
dokumen-dokumen teknis ini sehingga perencanaan pembangunan
infrastruktur permukiman menjadi lebih terarah dan terpadu.
Keterkaitan substansi antara dokumen teknis dipaparkan pada
gambar 1.2.
RPIJM yang telah disusun kemudian akan dituangkan ke
dalam rencana program tahunan berupa Memorandum Program
provinsi, dan kota terkait rencana kegiatan di Kota Magelang
dalam jangka waktu 5 tahun.
Sumber : Dit. Bina Program DJCK, 2012
Gambar 1.2 Keterkaitan RTRW, SPPIP, RPIJM dan KSPD
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud RPIJM yaitu untuk mewujudkan kemandirian Kota
Magelang dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur
permukiman yang berkelanjutan, menciptakan kualitas kehidupan
masyarakat yang sejahtera selaras dengan tujuan pembangunan
nasional.
Sedangkan tujuan RPIJM adalah sebagai dokumen yang
dijadikan acuan dalam perencanaan program dan anggaran serta
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari
berbagai sumber pendanaan, baik APBN, APBD Propinsi, APBD
Kota, maupun sumber pendanaan lainnya. RPIJM memuat
rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun
Karya, yaitu Pengembangan Permukiman, Penataan Bangunan
dan Lingkungan, Sistem Penyediaan Air Minum, dan Penyehatan
Lingkungan Permukiman (air limbah permukiman, persampahan,
dan drainase).
1.4 Acuan Peraturan dan Perundangan
Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam
penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya, adalah sebagai berikut:
Undang – Undang (UU)
UU No. 01 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional;
UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;
UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan;
UU No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
Peraturan Pemerintah (PP)
PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah
Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
PP No.27 Tahu 2012 tentang izin Lingkungan
PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan;
PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan;
PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan;
PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;
PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman
dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman
dan/atau Hibah Luar Negeri;
PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara
atau Daerah;
PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;
PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;
PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG
(Undang Undang Bangunan Gedung);
PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan
Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan Presiden (Perpres)
Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
Perpres No. 05 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan
Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan
Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis
Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;
Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama
Pengusahaan Pengembangan SPAM;
Permen PU No. 14/PRT/M/2010 Tentang SPM Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang;
Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK
Bidang Infrastruktur;
Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis
Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;
Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;
Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib
Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;
Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah
Permukiman (KSNP-SPALP);
Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum;
Permen PU No. 494/PRT/M/2005 Tentang Kebijakan dan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)
Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL;
Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;
Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL – UPL dan SPPLH.
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan
Perkotaan;
Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan
Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah;
Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis
Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59
Tahun 2007.
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 – 2013;
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2009 – 2029.
Peraturan Daerah Kota Magelang
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2012 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Magelang Tahun 2011-2031;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 17 Tahun 2011
Tentang Retribusi Jasa Umum;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota
Magelang Tahun 2005 – 2025;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Urusan Pemerintah yang Menjadi Kewenangan Pemerintah
Daerah Kota Magelang;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 3 Tahun 2008 Tentang
Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Sekretariat
Daerah Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota
Magelang;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 4 Tahun 2008 Tentang
Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Dinas
Daerah;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 5 Tahun 2008 Tentang
Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Lembaga
Teknis Daerah, Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan
Satuan Polisi Pamong Praja;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 6 Tahun 2008 Tentang
Susunan, Kedudukan dan Tugas Pokok Organisasi Kecamatan
Dan Kelurahan;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 7 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Kebersihan;
Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 8 Tahun 1998 Tentang
Pelayanan Penyedotan Kakus.
1.5 Prinsip Penyusunan RPIJM
Prinsip dasar RPIJM secara sederhana adalah:
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima)
tahun untuk rencana investasi yang disusun.
kawasan permukiman, pengembangan sistem penyediaan air
minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,
pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan
sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas
kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan
kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka
hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan
bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber
pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan
masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari
APBN, APBD Provinsi, APBD Kota, sedangkan dana swasta
dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan
Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, misalnya
dalam bentuk barang dan jasa.
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah,
dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses
penyusunan RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program.
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan
kemampuan daerah ( kota dan provinsi) sesuai karakteristik
setempat (bottom-up).
Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat
diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisien, serta
mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program
yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Indonesia. RPIJM ini juga bersifat
dinamis, dimana setiap tahunnya diperlukan review terhadap
program-program pembangunan yang tercantum di dalam
dokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan
infrastruktur yang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan
1.6 Muatan Dokumen RPIJM
Secara substansi muatan RPIJM Kota terdiri 8 (delapan)
bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,
maksud dan tujuan RPIJM, dasar hukum penyusunan RPIJM, dan
mekanisme penyusunan RPIJM.
Bab 2 Profil Kota Magelang
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kota Magelang
seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi,
geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi
wilayah.
Bab 3 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan strategi
dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),
Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah (KSPD), Strategi
Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP),
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk
Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana
Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP), serta
penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana
Pembangunan pada skala Kota maupun kawasan.
Bab 4 Aspek Teknis Per Sektor
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program
investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana
pengembangan permukiman, rencana penataan bangunan dan
lingkungan (PBL), rencana pengembangan sistem penyediaan air
minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP).
permasalahan, dan tantangan daerah; analisis kebutuhan; serta
usulan program dan pembiayaan masing – masing sektor.
Bab 5 Aspek Lingkungan dan Sosial
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan
kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan
dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS),
AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada
tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan
pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab 6 Aspek Pembiayaan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD Kota Magelang,
profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang
Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta
Karya.
Bab 7 Aspek Kelembagaan Kota
Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta
Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga
aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan
dan rencana pengembangannya.
Bab 8 Matriks Rencana Program Investasi Jangka Menengah
Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPIJM Kota