• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari Kota Koba ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Dari Kota Koba ke"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL KABUPATEN BANGKA TENGAH

4.1 Kondisi Geografis

4.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Kabupaten Bangka Tengah terletak antara 105o75’ BT - 106o80’ BT dan 2o20’ LS - 2o80’ LS, dengan Ibukota Koba yang berjarak 58 km dari Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung. Batas wilayah Kabupaten Bangka Tengah dinyatakan sebagai berikut:

1. Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Bangka.

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata dan Selat Gaspar.

3. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka.

4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bangka Selatan.

Jarak Ibukota Kabupaten Bangka Tengah yaitu Koba dengan Ibukota kabupaten lain di lihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jarak Ibukota Kabupaten Bangka Tengah Ke Ibukota Kabupaten lain dan Ibukota Provinsi

Sumber : Bangka Tengah Dalam Angka Tahun 2010

Jarak yang relatif dekat dengan ibukota provinsi sangat menguntungkan secara geografis karena dapat menjadi pemicu perkembangan ekonomi dan wilayah Kabupaten Bangka Tengah.

No. Dari Kota Koba ke Jarak (km)

1.

2.

3.

4.

Mentok

Toboali

Sungai Liat

Pangkal Pinang

196

67

90

(2)

Gambar 4.1 Peta Wilayah Kabupaten Bangka Tengah

Kabupaten Bangka Tengah memiliki luas wilayah sebesar 2.126,76 km² atau 212.676,3 ha dan terbagi menjadi 6 kecamatan dengan luasan, jumlah kelurahan, jumlah desa dan

jumlah dusun masing-masing kecamatan yang diperlihatkan pada Tabel 4.2

Tabel 4.2 Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012

(3)

4.1.2 Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar merupakan topografi yang berombak dan bergelombang, yaitu sebesar 51%, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik

Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam. Daerah lembah dan datar sebesar 20%, jenis tanahnya Asosiasi Podsolik

berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit. dan 25% berupa daerah rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya Asosiasi Alluvial Hedromotif dan Glei Humus serta Regosol Kelabu

Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat. Daerah berbukit sebesar 4% seperti Bukit Mangkol dengan ketinggian sekitar 395 meter dari permukan laut, jenis tanah perbukitan

tersebut adalah Komplek Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dan Litosol berasal dari Batu Plutonik Masam.

4.1.3 Hidrologi dan Klimatologi

Sebagai daerah yang bergunung dan berbukit, Kabupaten Bangka Tengah juga banyak dilalui sungai. Ada 31 (tiga puluh satu) buah sungai yang tersebar di 6 kecamatan yang

ada. Adapun sungai-sungai terpanjang meliputi: Sungai Kurau, Sungai Nadi, Sungai Rangau, Sungai Berok, Sungai Teru, dan Sungai Selan. Selain untuk kebutuhan sehari-hari

masyarakat seperti tempat mandi dan mencuci, sungai-sungai tersebut sangat berperan sebagai lalu lintas transportasi. Sungai-sungai yang ada belum dimanfaatkan untuk pertanian dan

perikanan karena nelayan lebih cenderung mencari ikan ke laut.

Pada dasarnya di Daerah Kabupaten Bangka Tengah tidak ada danau alam, hanya ada bekas penambangan bijih timah yang luas sehingga menjadikannya seperti danau buatan

yang disebut kolong. Jumlah kolong sebanyak 175 buah, akan tetapi kolong-kolong ini belum begitu dimanfaatkan bagi masyarakat. Kabupaten Bangka Tengah beriklim tropis tipe A yang cenderung beriklim kering dan iklim basah. Suhu udara bervariasi antara 25,7º Celcius hingga 29,0º Celcius, sedangkan kelembaban udara bervariasi antara 66,0% hingga 83,6%.

Curah hujan tiap bulan di Kabupaten Bangka Tengah bervariasi antara 11,8 hingga 370,3 mm tiap bulan untuk tahun 2009. Curah hujan terendah pada bulan September.

Rata-rata curah hujan pada tahun 2009 adalah 155,43.Rata-Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2009 sebesar 3,5 knots, dengan Rata-rata-Rata-rata kecepatan maksimal sebesar 10,7 knots. Sementara

intensitas penyinaran matahari pada tahun 2009 rata-rata bervariasi antara 28,1 hingga 86,3 persen dan tekanan udara antara 1008,4 hingga 1010,4 mb.

4.1.4 Flora dan Fauna

Jenis-jenis kayu dari tumbuhan hutan yang dapat ditemui berupa kayu ramin, meranti, kapuk, jelutung, pulai, gelam, bitanggor, meranti rawa, cempedak air, mahang, gaharu

(mengkaras), nyatoh, melangir, pasak bumi (pulek), bakau dan lain-lain.

Pada kawasan hutan terdapat binatang liar seperti: rusa, beruk, monyet, lutung, babi, trenggiling, napuh, musang, murai, tekukur, pipit, kalong, elang, serta ayam hutan dan tidak

terdapat binatang buas seperti gajah, harimau dan lain sebagainya.

4.2 Ekonomi Makro Daerah

Pembangunan perekonomian suatu daerah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran secara merata bagi masyarakat di daerah tersebut yang dapat dicapai

melalui peningkatan akses dan pemanfaatan sumberdaya lokal yang efisien dan kestabilan tingkat harga yang kemudian akan memacu investasi, memperluas kesempatan kerja dan

(4)

4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Perkembangan ekonomi suatu daerah dapat diukur dengan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Pertumbuhan ekonomi dapat

dilihat dengan menggunakan indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah yang bersangkutan, baik dengan menggunakan minyak dan gas (migas maupun

tanpa migas, untuk Kabupaten Bangka Tengah perhitungannya dengan menggunakan Timah dan Tanpa Timah.

Tabel 4.3 PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012

Tahun PDRB ADHB

2008 2.676.061 19,72 1.187.159 3,38 17.810.840 7.901.276

2009 2.882.455 7,71 1.236.148 4,13 18.490.550 7.929.716

2010 3.300.878 14,52 1.300.281 5,19 20.473.353 8.064.861

2011*) 3.730.985 13,03 1.384.120 6,45 22.473.353 8.323.331

2012**) 4.224.703 13,23 1.466.507 5,95 24.846.369 8.624.838

Rata-rata Pertumbuhan 13,64 - 5,02 -

-Keterangan : r) angka revisit

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

***) angka sangat sangat sementara

Secara rata-rata semua sektor yang ada dalam penghitungan PDRB mengalami kenaikan harga. Pada tahun 2010, laju inflasi di Bangka Tengah adalah 6,61 %. Sedangkan pada tahun

sebelumnya, laju inflasi mencapai 1,39 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa pada tahun ini, secara umum kenaikan harga tidak terlalu tinggi. Bahkan ada komoditi yang mengalami

penurunan harga (deflasi) pada bulan-bulan tertentu selama tahun 2010. Sektor Perdagangan, hotel dan restoran mengalami tingkat kenaikan harga terendah dibandingkan sektor-sektor

(5)

Tabel 4.4 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bangka Tengah Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

1. Pertanian 10,82 11,03 11,09 11,50 11,64

2. Pertambangan & Penggalian 26,07 26,08 24,93 23,91 22,55

3. Industri Pengolahan 26,68 24,67 23,87 22,88 21,59

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,15 0,15 0,15 0,16 0,16

5. Bangunan 7,03 7,74 8,37 9,02 9,68

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 18,69 18,87 19,34 19,36 20,11

7. Pengangkutan & Komunikasi 4,33 4,75 5,01 5,45 5,81

8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 1,65 1,67 1,78 1,87 1,98

9. Jasa-Jasa 4,59 5,05 5,47 5,86 6,47

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan : r) angka revisit

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

***) angka sangat sangat sementara

Setelah sektor pertambangan dan pengolahan, sektor Industri Pengolahan memberikan distribusi terbesar kedua terhadap PDRB Bangka Tengah 2012 yaitu 21,59 % (atas dasar

harga berlaku) dan 24,57 % (atas dasar harga konstan). Sedangkan distribusi terendah terhadap nilai PDRB 2012 dikontribusikan oleh sektor Listrik, Gas & Air Bersih. Sektor ini selalu

(6)

Tabel 4.5 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bangka Tengah Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (Persen)

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012**)

1. Pertanian 12,80 12,87 13,28 13,78 14,01

2. Pertambangan & Penggalian 21,99 21,34 20,54 19,73 18,73

3. Industri Pengolahan 25,51 24,62 23,39 22,21 20,97

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,13 0,13 0,13 0,14 0,14

5. Bangunan 6,68 7,04 7,37 7,79 8,18

6. Perdagangan, Hotel & Restoran 20,87 21,17 21,49 21,83 22,59

7. Pengangkutan & Komunikasi 6,31 7,02 7,64 8,09 8,61

8. Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan 2,36 2,42 2,56 2,62 2,76

9. Jasa-Jasa 3,35 3,39 3,60 3,82 4,01

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Keterangan : r) angka revisit

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

***) angka sangat sangat sementara

Meskipun selalu berfluktuasi, selama lima tahun terakhir dua lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap penghitungan nilai PDRB Bangka Tengah, baik atas

dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan adalah sektor industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel & restoran.

4.2.2 Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth)merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan. Oleh karena itu, sampai saat ini pertumbuhan ekonomi masih dipakai untuk memantau perbaikan ekonomi suatu daerah

Struktur perekonomian menggambarkan dominasi sektor-sektor dalam kontribusinya terhadap penciptaan nilai tambah PDRB Kabupaten Bangka Tengah. Tabel IV.6

(7)

Keterangan : r) angka revisit

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

***) angka sangat sangat sementara

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi cenderung berfluktuasi pada kisaran tiga hingga lima persen. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi rata-rata

mencapai 5,02 persen.

Pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka Tengah secara sektoral cenderung bervariasi. Pertumbuhan ekonomi terbesar tercipta pada sektor jasa-jasa (9)

yakni sebesar 12,89 persen dan sektor pengangkutan & komunikasi (7) yang tumbuh sebesar 12,72 persen. Pertumbuhan terbesar ketiga dialami oleh sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

(4) yakni sebesar 12,29 persen. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan (8) mengalami pertumbuhan sebesar 8,88 persen. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2010.

Selama kurun waktu lima tahun terakhir ini sektor pertanian (1) mengalami peningkatan yang cukup moderat, dari 4,13 persen pada tahun 2003 menjadi 3,90 persen pada tahun

2008. Sektor pertambangan dan penggalian (2) mengalami pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dalam kurun 2004-2005, tetapi pada tahun 2006-2008 pertumbuhannya relatif

kecil berturut-turut 0,59%; 1,76% dan 2,02%. Sektor industri pengolahan (3) juga mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Selama periode tahun 2004-2008 pertumbuhan sektor ini

berada pada kisaran 0,85 persen hingga 2,95 persen. Sektor listrik, gas dan air bersih (4) tumbuh pada kisaran 1,27 persen hingga 10,59 persen. Sektor bangunan (5) cenderung

meningkat dengan kisaran 5,56 persen hingga 13,02 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran (6) mengalami pertumbuhan yang cukup stabil selama kurun waktu 2004—2007

berada pada kisaran 6,40 persen hingga 8,57 persen, tetapi pada tahun 2008 tumbuh lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2007 hanya 3,74 persen. Sektor pengangkutan dan

komunikasi (7) mengalami pertumbuhan yang stabil dan cukup tinggi. Kisaran pertumbuhan berada diantara 6,32 persen hingga 17,33 persen. Sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan (8) juga mengalami pertumbuhan yang stabil. Sektor ini tumbuh pada kisaran 4 persen. Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang paling impresif. Pertumbuhan yang

terjadi berada dalam kisaran 5,09 persen hingga 15,57 persen.

Tabel 4.6 PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku dan Konstan serta Laju Pertumbuhannya Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012

Tahun PDRB ADH Laju Pertumbuhan (%)

Berlaku Konstan Berlaku Konstan

2008 2.676.061 1.187.159 19,72 3,38

2009 2.882.455 1.236.148 7,71 4,13

2010 3.300.878 1.300.281 14,52 5,19

2011*) 3.730.985 1.384.120 13,03 6,45

2012**) 4.224.703 1.466.507 13,23 5,95

(8)

Tabel 4.7 Pertumbuhan Riil Sektor Ekonomi Tahun 2008-2012 ( Persen )

Keterangan : r) angka revisit

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

***) angka sangat sangat sementara

Sektor 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

1. Pertanian (0,56) 4,65 8,57 10,43 7,74

2. Pertambangan & Penggalian 0,34 1,04 1,25 2,22 0,58

3. Industri Pengolahan (0,22) 0,50 (0,05) 1,07 0,04

4. Listrik, Gas & Air Bersih 3,02 5,51 7,32 12,29 9,35

5. Bangunan 13,40 9,70 10,13 12,58 11,31

6. Perdagangan., Hotel & Restoran 6,67 5,61 6,77 8,15 9,65

7. Pengangkutan & Komunikasi 14,72 15,77 14,47 12,72 12,74

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1,93 6,99 10,95 8,88 11,67

9. Jasa-jasa 12,32 5,63 11,63 12,89 11,15

PDRB dengan Migas 3,88 4,13 5,19 6,45 5,95

(9)

Keterangan :

r) angka revisit

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

***) angka sangat sangat sementara

Struktur perekonomian daerah Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2012 didominasi oleh sektor Sekunder (sektor Perdagangan, Hotel & Restoran, Pengangkutan &

Komunikasi, Keuangan, Persewaan, dan jasa-jasa) dengan kontribusi sebesar 34,37 persen. Sektor Primer yang meliputi sektor Pertanian, Pertambangan & Penggalian pada tahun 2012

memberikan kontribusi sebesar 34,19 persen. Sementara sektor Sekunder pada tahun tersebut memberikan kontribusi sebesar 31,43 persen.

Tabel 4.8 Kontribusi Sektor Primer, Sekunder dan Tersier Terhadap Pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008-2012 (Persen)

KELOMPOK SEKTOR 2008 2009 2010 2011*) 2012**)

I. SEKTOR PRIMER 36,89 37,11 36,02 35,41 34,19

1. Pertanian 10,82 11,03 11,09 11,50 11,64

2. Pertambangan & Penggalian 26,07 26,08 24,93 23,91 22,55

II. SEKTOR SEKUNDER 33,86 32,56 32,39 32,06 31,43

1. Industri Pengolahan 26,68 24,67 23,87 22,88 21,59

2. Listrik, Gas & Air Bersih 0,15 0,15 0,15 0,16 0,16

3. Bangunan 7,03 7,74 8,37 9,02 9,68

III. SEKTOR TERSIER 29,26 30,34 31,60 32,54 34,37

1. Perdag., Hotel & Restoran 18,69 18,87 19,34 19,36 20,11

2. Pengangkutan & Komunikasi 4,33 4,75 5,01 5,45 5,81

3. Keuangan, Persewaan dan 1,65 1,67 1,78 1,87 1,98

(10)

1. Perkembangan Sektor Primer

Selama kurun waktu tiga tahun terakhir, kontribusi sektor primer terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah terus mengalami penurunan yang cukup berarti. Pada

tahun 2009 sektor primer memberikan kontribusi sebesar 36,02 persen selanjutnya turun menjadi 35,41 persen pada tahun 2009 dan kembali lagi turun menjadi 37,45 persen pada

tahun 2010. Jika dirata-ratakan maka penurunan selama tiga tahun tersebut mencapai 1,04 persen. Bila dilihat dari per sektor dari sektor primer, maka sektor pertanian kontribusinya

meningkat sedangkan sektor pertambangan dan penggalian mengalami penurunan. Pada Tahun 2009, sektor pertanian meningkat sebesar 0,09 persen sedangkan sektor

pertambangan dan penggalian turun sebesar 0,29 persen. Secara keseluruhan kontribusi dari kedua sektor tersebut pada tahun 2009 adalah sebesar 11,90 persen dan 25,55 persen.

Dengan demikian kontribusi kedua sektor tersebut cukup senjang. Pola kesenjangan kedua sektor tersebut dalam jangka panjang akan semakin menyempit mengingat sifat dari

kedua sumber daya alam tersebut saling bertolak belakang yaitu sektor pertanian merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui sedangkan sektor pertambangan dan

penggalian adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.

Kebijakan pemerintah Kabupaten Bangka Tengah untuk lebih meningkatkan peranan sektor pertanian melalui program pembukaan lahan baru, bantuan bibit, penyuluhan serta

pembangunan sarana dan prasarana akan mendorong kontribusi sektor pertanian ke depan akan semakin meningkat. Sedangkan kontribusi sektor pertambangan akan semakin

menurun. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah seperti semakin menipisnya cadangan timah, biaya produksi yang semakin meningkat dan semakin gencarnya program

penyelamatan lingkungan.

2. Perkembangan Sektor Sekunder

Sektor sekunder meliputi sektor industri pengolahan, listrik, gas, & air bersih dan sektor bangunan. Sektor ini menempati urutan kedua dalam struktur perekonomian Kabupaten

Bangka Tengah selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Pada tahun 2009 kontribusi sektor ini sebesar 33,10 persen. Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan

dengan keadaan tahun 2008 yang mencapai 34,08 persen. Penurunan kontribusi sektor ini disebabkan oleh turunnya kontribusi industri pengolahan dari 27,40 persen di tahun 2008

menjadi 26,46 persen di tahun 2009. Begitu juga halnya dengan sektor bangunan menurun sebesar 0,04persen dari tahun 2008. Pada tahun 2008 kontribusinya dari 6,53persen

menjadi 6,49 persen pada tahun 2009. Sektor listrik, gas dan air bersih kontribusinya relatif tetap dibanding tahun sebelumnya, yaitu sebesar 0,15 persen.

3. Perkembangan Sektor Tersier

Pada tahun 2009, sektor tersier yang mencakup sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan serta

sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 29,45 persen dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah. Kontribusi sektor tersier selama periode lima tahun terakhir

terus menunjukkan peningkatan, rata-rata peningkatan pertumbuhan sebesar 1 persen, mulai pada kisaran 25 persen pada tahun 2005 hingga 29 persen pada tahun 2009. Kontribusi

sektor tersier sebesar 29,45 menempatkan sektor tersebut pada urutan ketiga setelah sektor sekunder dalam pembentukan PDRB Kabupaten Bangka Tengah.

Sektor perdagangan, hotel & restoran merupakan penopang sektor tersier yang paling besar diantara komponen sektor tersier. Kontribusinya kecenderungan meningkat sejak tahun

2005. Selama kurun waktu 2005-2009 kontribusi sektor ini berkisar antara 16,69 persen hingga 18,66 persen. Begitu juga halnya dengan sektor pengangkutan dan komunikasi

(11)

2.2.3 PDRB per Kapita Kabupaten Bangka Tengah

Perkembangan pendapatan per kapita ini berkaitan dengan pola pertumbuhan ekonomi yang berlangsung disuatu wilayah. Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi menyebabkan

pendapatan per kapita diwilayah tersebut juga mengalami peningkatan, dengan catatan bahwa laju pertumbuhan ekonomi daerah tersebut di atas laju pertumbuhan penduduk rata-rata

daerah tersebut.

Sumber : BPS Kabupaten Bangka Tengah

Secara teori semakin tinggi pertumbuhan ekonomi dan diikuti melambatnya pertumbuhan penduduk, akan mendorong terjadinya peningkatan dalam pendistribusian PDRB per

kapita maupun pendapatan regional per kapita.

Berdasarkan harga berlaku PDRB per Kapita 2010 adalah sebesar 19,81 juta rupiah atau naik sebesar 2,72 persen dibandingkan 19,28 juta pada tahun 2009. Apabila dilihat dalam

kurun waktu lima tahun terakhir sejak tahun 2005, PDRB per kapita Kabupaten Bangka Tengah atas dasar harga berlaku mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 8,19 persen.

Sementara jika dihitung berdasarkan harga konstan, maka PDRB per kapita Kabupaten Bangka Tengah tahun 2010 sebesar 8,16 juta rupiah atau pengurangansebesar 3,64 persen

dari 8,47 juta rupiah pada tahun 2009. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, PDRB per kapita Kabupaten Bangka Tengah atas dasar harga konstan mengalami pertumbuhan rata–rata

sebesar 0,71 persen.

Tabel 4.9 PDRB Per Kapita Kab. Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012 (Rupiah)

Tahun Berlaku Konstan

2008 17.810.840 7.901.276

2009 18.490.550 7.929.716

2010 20.473.353 8.064.861

2011*) 22.436.076 8.323.331

2012**) 24.846.369 8.624.838

(12)

Sumber : BPS Kabupaten Bangka Tengah

Berdasarkan harga berlaku, pendapatan regional per kapita Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2010 adalah sebesar 15,13 juta rupiah atau naik sebesar 4,48 persen dari

14,48 juta rupiah pada tahun 2009. Ditinjau selama kurun waktu lima tahun sejak tahun 2005, pendapatan regional per kapita Kabupaten Bangka Tengah mengalami pertumbuhan

rata-rata sebesar 9,15 persen atas dasar harga berlaku.

Sedangkan berdasarkan harga konstan, pendapatan regional per kapita Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2010 adalah sebesar 5,78 juta rupiah atau pengurangan sebesar

1,77 persen dari 5,88 juta rupiah pada tahun 2010. Dan selama kurun waktu lima tahun terakhir, pendapatan perkapita di kabupaten Bangka Tengah mengalami pertumbuhan rata-rata

sebesar 0,67 persen.

4.2.4 Perkembangan Tingkat Inflasi Sektoral Kabupaten Bangka Tengah

Inflasi merupakan gambaran kondisi perekonomian apakah sedang mengalami penyakit ekonomi atau bahkan sedang dalam kondisi yang menguntungkan bagi pelaku ekonomi.

Inflasi digambarkan oleh kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus.

Faktor harga merupakan hal penting dalam pembentukan PDRB, tidak hanya untuk menghitung PDRB atas dasar harga berlaku, lebih dari itu harga juga memberikan implikasi

tentang situasi produksi yang tercermin dari PDRB atas dasar harga konstan. Dari proses pembentukannya, inflasi muncul akibat adanya kelangkaan, dalam arti tidak adanya Tabel 4.10 Pendapatan per Kapita Kab. Bangka Tengah Tahun 2005 – 2010 (Rupiah)

Tahun Berlaku Konstan

(1) (2) (3)

2005 9.870.090 5.592.850

2006 10.495.814 5.597.184

2007 11.483.632 5.674.207

2008 14.131.696 5.745.630

2009 14.484.575 5.886.951

2010 15.134.203 5.782.471

(13)

kemampuan produksi untuk mengimbangi permintaan (full demand inflation) atau muncul dari daya tarik biaya produksi (cost push inflation). Memang agak sulit mengindentifikasi sebab munculnya inflasi itu, apakah dari full demand inflationatau daricost push inflation.

Tabel 4.11 Laju Inflasi Menurut Sektor Ekonomi Tahun 2005 - 2010 ( Persen )

Sumber: BPS Kabupaten Bangka Tengah

Pada tahun 2010 sektor-sektor yang ada dalam penghitungan PDRB secara keseluruhan mengalami inflasi. Besaran inflasi pada tahun 2010 mencapai 6,61persen. Angka inflasi

tahun 2010 ini meningkat dari angka inflasi tahun 2009. Pada tahun 2009 terjadi inflasi sebesar 1,39 persen dan pada tahun 2010 meningkat menjadi6,61 persen. Artinya inflasi tahun

2010 mengalami peningkatan sebesar 5,22 persen. Peningkatan yang cukup drastis angka inflasi pada tahun 2010 ini terutama disebabkan oleh peningkatan inflasi sektor jasa-jasayaitu

dari sebesar 2,96 persen sehingga meningkat menjadi sebesar 24,01 persen pada tahun 2010. Sektor bangunan dan sektor pengangkutan & komunikasi juga membantu terjadinya

peningkatan angka inflasi di tahun 2010.

Sektor 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1. Pertanian 9,84 7,70 9,98 19,49 2,81 6,07

2. Pertambangan & Penggalian 27,82 5,13 3,86 8,29 3,27 5,93

3. Industri Pengolahan 8,42 8,09 9,08 20,45 0,92 7,07

4. Listrik, Gas & Air Bersih 20,59 14,96 4,34 15,58 1,23 -0,92

5. Bangunan 14,57 7,84 15,91 14,80 1,23 20,98

6. Perdag., Hotel & Restoran 12,36 6,93 6,29 19,36 0,90 -0,63

7. Pengangkutan & Komunikasi 5,16 6,03 2,29 14,06 -0,35 7,05

8. Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan 6,09 8,79 5,41 1,71 2,41 3,22

9. Jasa-jasa 18,46 20,65 12,24 11,66 2,96 24,01

PDRB dengan Migas 15,12 6,80 7,03 15,28 1,39 6,61

(14)

Secara sektoral, tujuh dari sembilan sektor mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi tahun 2009 yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, industri

pengolahan, bangunan, pengakutan dan komunikasi, Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan, dan yang terakhir adalah sektor jasa-jasa. Sedangkansatu sektor mengalami

penurunan inflasi yaitu sektor Listrik, Gas & Air Bersih, dan sektor Perdagangan, Hotel & Restoran keuangan.

Secara umum perkembangan inflasi di Kabupaten Bangka Tengah selama kurun waktu 2005 - 2009 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005, laju inflasi PDRB dengan migas dan

tanpa migas sebesar 15,12 persen. Angka inflasi ini mengalami penurunan pada kurun waktu berikutnya sampai dengan tahun 2009, sebesar 1,00persen.

Inflasi merupakan gambaran kondisi perekonomian apakah sedang mengalami penyakit ekonomi, atau bahkan sedang dalam kondisi yang menguntungkan bagi pelaku ekonomi.

Inflasi digambarkan oleh kenaikan harga-harga secara umum dan terus menerus. Inflasi yang rendah atau<5% merupakan kenaikan harga yang dapat memberikan rangsangan pada

Gambar

Tabel 4.1 Jarak Ibukota Kabupaten Bangka Tengah Ke Ibukota Kabupaten lain dan Ibukota Provinsi
Tabel 4.2 Kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2012
Tabel 4.3 PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 – 2012
Tabel 4.4 Distribusi Persentase PDRB Kabupaten Bangka Tengah Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

kondisi sekolah, cara mengajar guru, dan metode pembelajaran yang digunakan. Observasi pembelajaran di kelas dilaksanakan oleh mahasiswa sesuai dengan jam.. mengajar guru

Alat ini mempunyai fungsi untuk menganalisis kandungan Tritium (H-3) dan C-14 di dalam pendingin air primer. Pada saat digunakan untuk melakukan pencacahan alat

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan menyusun bahan ajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Terpadu dikalangan Guru yang berlatar

Hal ini juga dapat disebabkan karena bentuk efisiensi pasar yang setengah kuat yang memungkinkan diperolehnya informasi yang belum dipublikasikan oleh pihak internal

Kebudayaan fisik itu membentuk suatu lingkungan hidup tertentu yang semakin menjauhkan manusia dari lingkungan aslinya sehingga mempengaruhi pula pola-pola

Media sosial diertikan sebagai perkhidmatan berasaskan laman sesawang yang membenarkan individu untuk membina sebuah profil yang terikat pada sesebuah sistem,

diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun: (1) jika pencurian itu dilakukan pada waktu malam dalam sebuah tempat kediaman atau pekarangan yang

Kemampuan flokulasinya disebabkan oleh adanya bahan- bahan tertentu di dalam kultur atau filtrat kultur yang mampu memflokulasikan kaolin, bukan karena adanya