• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ketertiban umum, penegakan Perda dan Pergub; ketenteraman dan ketertiban umum di daerah;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ketertiban umum, penegakan Perda dan Pergub; ketenteraman dan ketertiban umum di daerah;"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Organisasi

Beradasarkan PP No. 6 Tahun 2010 Tentang Satuan Polisi Pamong Praja, Perda No. 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor : 99 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah. Tugas Satpol PP adalah menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat, serta menegakkan Peraturan Daerah (Perda) dan Peraturan Gubernur (Pergub).

Adapun Fungsi Satpol PP adalah sebagai berikut :

1. Penyusunan program dan pelaksanaan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Perda dan Pergub;

2. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum di daerah;

3. Pelaksanaan kebijakan penegakan Perda dan Pergub;

4. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan kerjasama, pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum, serta penegakan Perda, Pergub dengan aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil dan atau aparatur lainnya;

5. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi dan mentaati Perda dan Pergub.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Satpol PP Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2015 memiliki personil sebanyak 101 orang dengan rincian sebagai berikut :

(2)

2 I. Susunan Organisasi :

1. Berdasar Golongan dan Jenis Kelamin :

Golongan Laki-laki Perempuan Jumlah

I 1 - 1

II 33 1 34

III 50 5 55

IV 8 3 11

Jumlah 92 9 101

2. Pendidikan dan pelatihan yang telah diikuti oleh anggota Satpol PP Provinsi Jawa Tengah yaitu :

a. Pendidikan Formal dan Jenis Kelamin :

Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

SD 1 - 1 SLTP 5 - 5 SLTA 44 3 47 Sarmud/DIII 3 2 5 S1/ D IV 31 - 31 Strata 2 8 4 12 Jumlah 92 9 101

b. Pendidikan dan Latihan

.

Diklat Jumlah

Diklat Pimpinan II 1

Diklat Pimpinan III 4

Diklat Pimpinan IV 8

Diklat PPNS 5

(3)

3 3. Pegawai Berdasarkan Usia :

Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah terdiri dari :

a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; b. Bagian Tata Usaha, membawahi :

1. Sub Bagian Program;

2. Sub Bagian Keuangan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Penegakan Peraturan Daerah, membawahi :

1. Seksi Pembinaan dan Pengawasan;

2. Seksi Penindakan.

d. Bidang Ketenteraman Masyarakat, membawahi :

1. Seksi Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat;

2. Seksi Operasional dan Pengendalian.

e. Bidang Pengembangan Kapasitas dan Sarana Prasarana, membawahi :

1. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia;

2. Seksi Sarana dan Prasarana. f. Kelompok Jabatan Fungsional.

Bagan Struktur Susunan Organisasi pada halaman terlampir: II. Sarana dan Prasarana :

Jumlah Sarana dan Prasarana yang dimilki Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut:

Usia Jumlah

< 20 – 35 Tahun 23

35 – 45 Tahun 22

> 45 Tahun 55

(4)

4 a. Kendaraan roda 4 : 14 buah n. Meja kerja struktural : 21 buah b. Kendaraan roda 2 : 9 buah o. Meja rapat : 6 buah c. Komputer : 36 buah p. Hand Metal Detector :10 buah d. Mesin ketik : 9 buah q. Foto tustel : 6 buah

e. AC : 38 buah r. Faximile : 3 buah

f. Laptop : 26 buah s. Scanner : 3 buah

g. Rak besi : 3 buah t. TV : 13 buah

h. Almari kaca : 7 buah u. Mesin absensi : 3 buah i. Almari kayu : 5 buah v. Megaphone : 8 buah j. Podium : 1 buah w. White board : 6 buah k. Server : 1 buah x. Kursi kerja staf : 91 buah l. Kursi lipat :103 buah y. Kursi rapat/susun :100 buah m. Kursi kerja struktural : 21 buah z. Meja kerja staf : 69 buah

B. Isu Strategis Satpol PP Provinsi Jawa Tengah

Dari permasalahan-permasalahan penegakakkan Perda serta penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat di Jawa Tengah maka dapat ditentukan isu-isu strategis yang akan ditangani Satpol PP Prov. Jateng, meliputi :

1. Masih tingginya pelanggaran Perda dan Pergub;

2. Tingginya gangguan keamanan dan kenyamanan lingkungan;

3. Tingginya angka kriminalitas dan gangguan ketertiban dalam masyarakat;

4. Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam meningkatkan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

5. Masih rendahnya kemampuan anggota Satpol PP dan PPNS termasuk anggota Satpol PP perempuan;

6. Masih kurang sarana dan prasarana untuk mendukung kinerja aparat Satpol PP.

(5)

5

BAB II

PERJANJIAN KINERJA

Pada Tahun 2015 Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah telah memfokuskan pencapaian sasaran utama yaitu :

a. Terwujudnya penegakkan hukum daerah yang mendorong pencapaian akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan;

b. Meningkatnya keamanan, ketertiban, ketentraman dan kenyamanan lingkungan di 35 kabupaten/kota;

c. Terwujudnya sinergitas antar Satpol PP prov. dan kab/kota; d. Terwujudnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

e. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan;

f. Meningkatnya kapasitas aparatur Satpol PP yang kompeten dan Profesional.

Sasaran-sasaran dimaksud perlu diprioritaskan dalam rangka untuk mendukung tercapainya visi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah yaitu Terciptanya Masyarakat Tertib Dengan Iklim Kondusif Didukung Aparatur Polisi Pamong Praja yang Profesional.

Guna mencapai sasaran dimaksud maka pada tahun 2015 telah menetapkan 9 program dan 38 kegiatan.

A. Strategi

Guna tercapainya sasaran yang telah ditetapkan tersebut maka diperlukan strategi sebagai berikut :

(6)

6 1. Peningkatan pelaksanaan pembinaan, mediasi, komunikasi dan

penindakan pelanggar Perda dan Peraturan Gubernur; 2. Meningkatkan pengendalian gangguan tibum tranmas;

3. Meningkatkan sinergitas Satpol PP provinsi dan kab/kota serta instansi terkait;

4. Meningkatkan ketertiban, ketenteraman dan pencegahan tindak kriminal melalui sinergi cegah tangkal gangguan tramtibum dan operasi terpadu;

5. Meningkatkan partisipasi masyarakat masyarakat untuk memelihara ketertiban, ketentraman dan keamanan;

6. Meningkatkan kapasitas aparatur Satpol PP Dengan Penguatan Manajemen Internal yang Efektif, Efisien, dan Akuntabel.

B. Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015

Adapun Perjanjian Kinerja (PK) yang telah disepakati antara kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah dengan Kepala Daerah Tahun 2015, yaitu sebagai berikut :

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Program/ Kegiatan Anggaran (1) (2) (3) (4) (5) Terwujudnya penegakkan hukum daerah yang mendorong pencapaian akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Persentase penindakan pelanggaran Perda 100 % Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan Kegiatan: 1. Kegiatan Penyusunan/Revi si Perda 2. Kegiatan koordinasi peningkatan efektivitas pelaksanaan Perda 3. Kegiatan Penegakan Perda Provinsi Rp. 2.649.440.000 Rp. 396.000.000 Rp. 224.000.000 Rp. 2.029.440.000

(7)

7 (1) (2) (3) (4) (5) Terwujudnya sinergitas antar Satpol PP provinsi dan Kab/Kota Persentase sinergitas Satpol PP Provinsi dan Kab/kota 80% Program Pemerintahan Umum 1. Kegiatan Sinkronisasi dan Evaluasi Program Satpol PP 2. Kegiatan Fasilitasi Forum Aparatur Satpol PP 3. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Kegiatan PPNS Rp. 529.900.000 Rp. 149.300.000 Rp. 149.600.000 Rp. 231.000.000 Meningkatnya keamanan, ketertiban, ketentraman dan kenyamanan lingkungan di 35 kabupaten/kota Kondusivitas daerah provinsi dan Kab/Kota 35 Kab/Kota Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Kegiatan: 1. Kegiatan pembinaan Tranmas 2. Kegiatan monitoring dan pendataan daerah rawan gangguan Tramtib 3. Kegiatan simulasi Dakhura, penanganan unjuk rasa dalam rangka pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban umum 4. Kegiatan gelar pasukan dalam rangka pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban umum 5. Kegiatan Penyelenggaraan Jambore Tramtib Rp. 1.378.000.000 Rp. 150.000.000 Rp. 200.000.000 Rp. 170.000.000 Rp. 300.000.000 Rp. 558.000.000

(8)

8 (1) (2) (3) (4) (5) Tertanganinya konflik antar kelompok masyarakat, suku dan agama 1. Pengendalian dan penanganan ketenteraman dan ketertiban umum 2. Jumlah penurunan gangguan tibum tranmas di 35 kab/kota 35 Kab/Kota 100 kejadian Program Pemeliharaan Kantramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Kegiatan: 1. Kegiatan Rakor Satpol PP Kab/ Kota se Jawa Tengah 2. Kegiatan Evaluasi dan Implementasi Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Bidang Penegakan Perda dan Tramtib di Daerah Perbatasan 3. Kegiatan pengendalian dan penanganan ketenteraman dan ketertiban umum 4. Kegiatan Pengendalian Unjuk Rasa di Lingkungan Prov. Jateng 5. Kegiatan Sarasehan Ketertiban Umum dan Ketertiban Masyarakat Rp. 1.320.000.000 Rp. 69.650.000 Rp. 170.000.000 Rp. 1.125.000.000 Rp. 100.000.000 Rp. 100.000.000 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan Jumlah kader tibum tranmas yang dibentuk 1.350 orang Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga Ketertiban dan Keamanan Kegiatan: 1. Kegiatan pembinaan

Tramtib bagi Kasie Tramtib Satpol PP Kab/Kota se Jawa Tengah 2. Rakor Regional Tramtib dan Penegakan Perda Rp. 1.320.000.000 Rp. 120.000.000 Rp. 80.000.000

(9)

9 (1) (2) (3) (4) (5) 3. Kegiatan Forum Komunikasi dan Temu Konsultasi Penanganan Tramtibum di Jawa Tengah 4. Kegiatan pemeliharaan Tramtibum di Jawa Tengah Rp. 120.000.000 Rp. 1.000.000.000 Meningkatnya kapasitas aparatur Satpol PP yang kompeten dan Profesional Jumlah aparat Satpol PP yang meningkat kompetensinya 270 orang Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatan : 1. Kegiatan Peningkatan Kapasitas/ Kualitas Sumber Daya Manusia Rp. 480.000.000 Rp. 480.000.000

(10)

10

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

Akuntabilitas kinerja dapat diartikan sebagai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam pencapian visi dan melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas.

Pengukuran Kinerja digunakan sebagai dasar untuk penelitian keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, yang telah ditetapkan dalam Visi dan Misi Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah Pengukuran dimaksud itu merupakan suatu hasil dari suatu penilaian yang sistematis dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan berupa masukan, keluaran, hasil.

Penilaian dimaksud tidak terlepas dari kegiatan mengolah dan masukan untuk diproses menjadi keluaran penting dan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan dan sasaran.

Pada pembahasan akuntabilitas kinerja Tahun 2015 ada 2 (dua) aspek yang akan dibahas, yaitu :

1. Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS) 2. Akuntabilitas Keuangan

Untuk memudahkan interpertasi atas pencapaian kinerja sasaran dipergunakan interval nilai sebagai berikut :

- > 101 = Sangat Baik - 75 - 100 = Baik

- 55 - 74 = Cukup - < 55 = Kurang

(11)

11

A. Pengukuran Pencapaian Sasaran

Pengukuran pencapaian sasaran dilakukan guna mengetahui tingkat pencapaian sasaran dari target yang telah ditetapkan pada masing-masing program di Satuan Polisi Pamong Praja.

Berdasarkan pada Perjanjian Kinerja Satpol PP Prov. Jateng Tahun 2015, maka dapat diketahui bahwa tingkat pencapian dari target yang telah ditetapkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja dari indikator yang telah ditetapkan yaitu :

1. Persentase penindakan pelanggaran produk hukum daerah dicapai 100%.

2. Jumlah kab/kota di Jawa Tengah yang beriklim kondusif dicapai 100%.

3. Persentase program 35 Satpol PP kab/kota yang bersinergi dengan program Satpol PP Provinsi dicapai 130,44 %.

4. Jumlah kab/kota di Jawa Tengah yang terkendali di bidang tibum tranmas dicapai 100%.

5. Jumlah penurunan gangguan tibum tranmas di 35 kabupaten/kota dicapai 103 %

6. Jumlah kader tibum tranmas yang terbentuk dicapai 384% .

7. Jumlah anggota Satpol PP yang lulus mengikuti pelatihan/diklat dicapai 100 %.

Sehingga secara umum pencapian sasaran untuk Satpol PP Provinsi Jawa Tengah adalah 145,34 %.

Berdasarkan pada hasil perhitungan pengukuran pencapaian sasaran (PPS) yang telah di lakukan di atas dengan membandingkan antara rencana pencapaian target dengan realisasi yang ada berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan, dapat diketahui

(12)

12 bahwa Satuan polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pada Tahun Anggaran 2015 dikategorikan Sangat Baik.

Sasaran 1 : Terwujudnya produk hukum daerah yang mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Sasaran Indikator sasaran Target Realisasi %

capaian % Capaian Tahun 2014 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) Terwujudnya produk hukum daerah yang mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Persentase penindakan pelanggaran produk hukum daerah 100 % 100 % 100 100 20 %

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran 1, dari indikator kinerja sebagai tolak ukur tergambar bahwa pada Tahun 2014 dapat dicapai 126,64 % dan pada Tahun 2015 mengalami penurunan capaian kinerja yaitu 100 %, sehingga dikategorikan baik.

Walaupun mempunyai kategori baik, terdapat hambatan dalam pencapaian sasaran adalah :

a. Banyaknya aset pemerintah provinsi yang memerlukan pengawasan b. Luasnya cakupan penegakan perda yang meliputi luas wilayah,

jumlah perda dan masyarakat atau Badan Usaha. c. Kurangnya jumlah PPNS untuk penegakan perda.

(13)

13 Untuk mengatasi hambatan tersebut, dilakukan upaya sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Satpol PP kab/kota

dalam melaksanakan penegakan Perda;

b. Mengirimkan anggota Satpol PP untuk mengikuti diklat PPNS.

Sasaran 2 : Meningkatnya keamanan dan kenyamanan lingkungan.

Sasaran Indikator sasaran Target Realisasi %

capaian % Capaian Tahun 2014 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) Meningkatnya keamanan dan kenyamanan lingkungan Jumlah kab/kota di Jawa Tengah yang beriklim kondusif 35 Kab/Kota 35 Kab/Kota 100 100 40

tergambar bahwa pada Tahun 2014 dapat dicapai 100% dan pada Tahun 2015 mampu mempertahankan capaian kinerja yaitu 100%, sehingga dikategorikan baik.

Hambatan dalam pencapaian sasaran diantaranya adalah :

a. Dampak bencana alam berupa kekeringan, banjir, erupsi gunung berapi, dan tanah longsor yang mengakibatkan gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

b. Banyaknya konflik antar desa dan antar warga yang disebabkan oleh ketidakpuasan dan kesalahpahaman sebagian warga terhadap kelompok warga yang lain.

c. Masih banyaknya masalah sosial yang terjadi di masyarakat antara lain PGOT, PSK, psykotik, peredaran miras, dan karaoke tanpa izin yang sangat rentan terhadap timbulnya gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, dilakukan upaya sebagai berikut : a. Dilakukan Koordinasi dan penanganan bersama dengan instansi

(14)

14 b. Dilakukan Pengendalian dan Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Umum; Pemeliharaan Tramtibum di Jawa Tengah. Untuk PGOT, PSK dan psykotik melalui Operasi Terpadu untuk selanjutnya dilakukan penanganan rehabilitasi medik dan rehabilitasi sosial oleh instansi terkait;

Sasaran 3 : Terwujudnya sinergitas antar Satpol PP provinsi dan kab/kota.

Sasaran Indikator sasaran Target Realisasi %

capaian % Capaian Tahun 2014 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) Terwujudnya sinergitas antar Satpol PP provinsi dan kab/kota Persentase program 35 Satpol PP kab/kota yang bersinergi dengan program Satpol PP Provinsi 80 % 90,98 % 113,73 130,44 130,44

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran 3, dari indikator kinerja sebagai tolak ukur tergambar bahwa pada Tahun 2014 dapat dicapai 130,44 % dan pada Tahun 2015 capaian kinerja yaitu 113,73 %, sehingga dikategorikan sangat baik. Dalam pencapaian target Tahun 2015 hampir tidak ada kendala/hambatan.

(15)

15

Sasaran 4 : Terpeliharanya ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak kriminal.

Sasaran Indikator sasaran Target Realisasi %

capaian % Capaian Tahun 2014 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) Terpeliharanya ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak kriminal Jumlah kab/kota di Jawa Tengah yang terkendali di bidang tibum tranmas 35 Kab/Kota 35 Kab/Kota 100 100 40 Jumlah penurunan gangguan tibum tranmas di 35 kabupaten/kota 100 kejadian 355 kejadian 355 103 91,6

Tahun 2015 capaian kinerja yaitu 100% pada indikator Jumlah kab/kota di Jawa Tengah yang terkendali di bidang tibum tranmas dan pada indikator Jumlah penurunan gangguan tibum tranmas di 35 kabupaten/kota capaian kinerja yaitu 355 % dan pada Tahun 2014 capaian kinerjanya adalah 103%, Pada sasaran ini capaian kinerjanya dikategorikan sangat baik.

Walaupun mempunyai kategori amat baik, terdapat hambatan dalam pencapaian sasaran adalah :

a. Dampak bencana alam berupa kekeringan, banjir, erupsi gunung berapi, dan tanah longsor yang mengakibatkan gangguan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

b. Masih banyaknya masalah sosial yang terjadi di masyarakat antara lain PGOT, PSK, psykotik, peredaran miras, dan karaoke tanpa izin yang sangat rentan terhadap timbulnya gangguan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

Untuk mengatasi hambatan tersebut, dilakukan upaya sebagai berikut : a. Meningkatkan intensitas koordinasi dengan instansi terkait;

(16)

16 b. Melakukan pengamanan;

c. Melakukan patroli wilayah.

Sasaran 5 : Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan.

Sasaran Indikator sasaran Target Realisasi %

capaian % Capaian Tahun 2014 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan Jumlah kader tibum tranmas yang terbentuk 1.350 Kader 1.364 kader 101,03 384 107,78

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran 5, dari indikator kinerja sebagai tolak ukur tergambar bahwa kegiatan tersebut dimulai pada Tahun 2014 dengan capaian kinerja yaitu 384%, dan capaian kinerja pada Tahun 2015 yaitu 101,03% sehingga dikategorikan sangat baik. Capaian tersebut jauh melampaui target dikarenakan besarnya dukungan di Kabupaten/Kota terhadap kegiatan provinsi. Dalam pencapaian target Tahun 2015 hampir tidak ada kendala/hambatan.

Sasaran 6 : Meningkatnya kapasitas kerja aparatur pemerintah daerah.

Sasaran Indikator sasaran Target Realisasi %

capaian % Capaian Tahun 2014 % Capaian terhadap Target Akhir Renstra (2018) Meningkatnya kapasitas kerja Jumlah anggota Satpol PP yang 250 250 100 100 40

(17)

17 aparatur

pemerintah daerah

lulus mengikuti pelatihan/diklat

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sasaran 6, dari indikator kinerja sebagai tolak ukur tergambar bahwa pada Tahun 2013 dapat dicapai 100% dan pada Tahun 2014 mampu mempertahankan capaian kinerja yaitu 100%, sehingga dikategorikan baik. Dalam pencapaian target Tahun 2015 hampir tidak ada kendala/hambatan.

B. Akuntabilitas Keuangan

Pelaksanaan APBD Tahun 2015

Pada tahun 2015 Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah mendapatkan Anggaran sebesar Rp 26.943.901.000,- namun dalam realisasinya anggaran tersebut terserap sebesar Rp.25.402.405.839,- atau (94,27 %) .

Anggaran sebesar Rp. 26.943.901.000,- dialokasikan untuk belanja tidak langsung sebesar Rp 13.568.164.000,- (50,36%) dan belanja langsung sebesar Rp.13.375.737.000,- (49,64%)

Apabila dilihat dari jenis anggaran, maka realisasi belanja tidak langsung adalah sebesar Rp. 12.699.622.429,- (93,59 %) dari anggaran yang tersedia sebesar Rp 13.568.164.000,- sedangkan belanja langsung direalisasikan sebesar Rp. 12.702.783.410,- (94,97%) dari anggaran yang ada sebesar Rp. 13.375.737.000,-.

Selanjutnya Penggunaan anggaran tersebut apabila diperinci dalam mendukung pencapaian sasaran adalah sebagai berikut :

(18)

18

Sasaran Program Anggaran Realisasi %

Realisasi

(1) (2) (3) (4) (5)

Terwujudnya produk hukum daerah yang mendorong pencapaian akuntabilitas dan kondusifitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan Program Penataan Peraturan Perundang-undangan Rp. 2.649.440.000,- Rp. 2.404.546.408,- 90,75 Meningkatnya keamanan dan kenyamanan lingkungan Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Rp. 1.378.000.000,- Rp. 1.357.493.300,- 98,51 Terwujudnya sinergitas antar Satpol PP provinsi dan kab/kota Program Penyelenggaraan Pemerintahan Umum Rp. 529.900.000,- Rp. 510.360.100,- 96,31 Terpeliharanya ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak kriminal Program Pemeliharaan Kamtramtibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal Rp. 1.564.650.000,- Rp. 1.509.993.110,- 96,50 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketertiban, ketentraman dan keamanan Program Pemberdayaan Masyarakat untuk Menjaga Ktertiban dan Keamanan Rp. 1.320.000.000,- Rp. 1.318.091.700,- 99,85 Meningkatnya kapasitas kerja aparatur pemerintah daerah Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Rp. 480.000.000,- Rp. 475.396.800,- 99,04

Dilihat dari sisi penyerapan anggaran Tahun 2015, apabila dibandingkan Tahun 2014 maka terjadi penurunan sebesar 2,59%, Tahun 2015 sebesar 94,97 %, Tahun 2014 sebesar 92,38 %.

(19)

19

BAB IV P E N U T U P

A. Tinjauan Umum Keberhasilan

Laporan akuntabilitas kinerja Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah Tahun 2015 dibuat dalam rangka perwujudan pertanggung jawaban pelaksanaan TUPOKSI serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah berdasarkan materi sistem akuntabiltas yang memadai. Dengan adanya pengukuran kinerja, akan mendorong Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah untuk mencapai ukuran kinerja yang diharapkan dan melalui evaluasi kinerja akan diperoleh suatu umpan balik untuk perbaikan kinerja yang akan datang.

Dengan memperhatikan uraian dan beberapa data tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah dalam melaksanakan tugasnya dapat dikatakan berhasil, karena semua target sasaran yang telah ditetapkan dicapai dengan Sangat Baik. Hal tersebut didukung dengan data sebagai berikut :

a. Hasil Pengukuran Pencapian Sasaran (PPS) dicapai (138,53%), dengan rincian per sasaran 1. 100% 2. 100% 3. 113,73% 4. 100 % 5.355% 6. 101,03% 7. 100%

b. Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah menggunakan dana kurang dari dana yang dianggarkan. Hal ini berarti terjadi efisiensi Rp. 1.541.495.161,- (Satu milyar lima ratus empat puluh

(20)

20 satu juta empat ratus Sembilan puluh lima ribu seratus enam puluh satu rupiah) dari anggaran yang disediakan.

B. Strategi Untuk Peningkatan Kinerja di Masa Datang

Strategi yang diperlukan guna meningkatkan kinerja Satpol PP Prov. Jateng di masa mendatang antara lain :

1. Meningkatkan intensitas koordinasi dengan instansi terkait; Melakukan pengamanan; Patroli wilayah; Forum komunikasi dan konsultasi (Forkomkon).;

2. Membentuk Kader Siaga Tramtib guna membantu tugas Satpol PP di tingkat bawah dalam merespon gangguan tramtibum dengan cepat;

3. Dilakukan Pengendalian dan Penanganan Ketentraman Masyarakat di Daerah perbatasan provinsi dan 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah; Kegiatan Peningkatan Koordinasi Penyelenggaraan Kerjasama di Daerah Perbatasan; Kegiatan Fasilitasi Pembinaan Kasi Tramtib Satpol PP Kab/Kota se Jawa Tengah;

4. Dilakukan Pengendalian dan Penanganan Ketentraman dan Ketertiban Umum; Pemeliharaan Tramtibum di Jawa Tengah. Untuk PGOT, PSK dan psykotik melalui Operasi Terpadu untuk selanjutnya dilakukan penanganan rehabilitasi medik dan rehabilitasi sosial oleh instansi terkait;

5. Dilakukan Inventarisasi pelanggaran Peraturan Daerah Provinsi melalui Identifikasi Pelanggar Peraturan Daerah; Penyuluhan Peraturan Daerah bagi Masyarakat dan Badan Usaha; Pembinaan Masyarakat Pelanggar Peraturan Daerah; Penindakan Penegakkan Peraturan Daerah Provinsi melalui penyelesaian pemasalahan pelanggar Peraturan Daerah di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah; Koordinasi Peningkatan Efektifitas Pelaksanaan Peraturan Daerah melalui Rapat

(21)

21 Koordinasi Efektifitas Pelaksanaan Penegakan Peraturan Daerah; Pengawasan dan Penertiban Pelanggaran Pemanfaatan Aset Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dilakukan Pengawasan dan Penertiban Pelanggar Pemanfaatan Aset Pemerintah Daerah di 35 Kabupaten/Kota; Rakor teknis PPNS; 6. Melakukan implementasi perjanjian kerjasama dengan Satpol

PP Provinsi Jawa Timur, Satpol PP Provinsi Jawa Barat dan Satpol PP Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kegiatan penanganan bersama-sama di daerah perbatasan provinsi.

Demikian laporan akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah Tahun 2015 untuk SKPD Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Tengah, semoga dapat menjadi bahan pertimbangan/ evaluasi untuk kegiatan/ kinerja yang akan datang.

Semarang, 2015

KEPALA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TENGAH

M. MASROFI, S.Sos, MSi

Pembina Utama Muda NIP. 19680517 198908 1 002

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian secara simultan didapatkan hasil sebesar 0,000066 yang berarti bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan, dan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

“Bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan, dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan

jajanan anak yang dicurigai mengandung bahan kimia berbahaya seperti pewarna tekstil, pemanis buatan, MSG, boraks, ataupun formalin. Mencoloknya makanan atau

Tidak ada data Susenas Maret 2015 di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua. Angka kemiskinan Kab Nduga tahun 2015 memakai angka

Berdasarkan surat perjanjian No.001/PD- jatim/TML/I/2014, pada tanggal 2 Januari 2014 Perusahaan telah mengadakan perjanjian distribusi dengan UD Mandala sebagai distributor,

Yang dimaksud dari present ialah tetntang penjelasan waktu awal perhitungan yang bertepatan dengan waktu evaluasi dilakukan atau disebut pada periode tahun ke-0 dalam

Pertanyaan dibuat dalam bentuk gulungan kertas yang menampilkan satu buah reaksi setiap layarnya.Pada layar ini terdapat informasi level , skor, nyawa dan waktu,