A. Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarafa dan Perkembangan Terakhir P.T. Bank Central Asia Cabang Pembantu Pejagalan
Perjalanan P.T. BCA pertama kali didirikan di Semarang dengan nama NV Perseroan Dagang dan Industrie Semarang Knitting Factory yang didirikan pada tanggal 10 Agustus 1955 dengan akte notaris No.38, bagian dari perusahaan tekstil raksasa yang telah surplus sebagai NV Bank Asia pada tanggal 12 Oktober 1956. Perusahaan dagang ini kemudian bernama NV Bank Asia pada tanggal 13 Februari 1957. Resmi beroperasi pertama kali di pusat perniagaan di jalan Asemka Jakarta pada tanggal 21 Februari 1957, yang akhirnya diberi nama P.T. BCA pada tanggal 18 Maret 1960.
Dengan asset Rp 12,8 milyar pada tahun 1977, P.T. BCA memulai kiatnya
untuk menguasai pasar perbankan, caranya dengan membuka sebanyak mungkin
cabang untuk membentuk sebuah jaringan operasi yang luas, dengan demikian
nasabah yang terjaring semakin banyak dan asset semakin berlipat. Dengan hanya
dua kantor cabang, P.T. BCA terus memperluas jaringannya ke berbagai propinsi
atau daerah terpencil yang belum dijangkau oleh bank lain.
Pada akhir tahun 1988 kantor cabang P.T. BCA berjumlah 130 cabang
dengan 6 divisi dan pada akhir tahun 1997 P.T. BCA telah menjadi 890 kantor
cabang pembantu dan 5 kantor di luar negeri serta 13 divisi. Jaringan kantor yang tersebar di seluruh pelosok negeri dengan jumlah karyawan kurang lebih 18.000 kaiyawan menunjukkan tekad P.T. BCA untuk memberikan konrtibusi terhadap pembangunan perekonomian di berbagai daerah serta layanan jasa yang lebih baik kepada setiap nasabahnya. Hadirnya kantor cabang dan perwakilan di luar negeri sangat membantu dalam transaksi ekspor impornya hingga akhir tahun 1995 P.T. BCA telah menjalin kerjasama dengan 1332 bank koresponden yang tersebar di 77 negara.
Kemajuan P.T. BCA terlihat pula dari total aset yang selalu meningkat dari Rp 36,1 trilyun di tahun 1996 menjadi Rp 53,36 trilyun pada akhir Desember 1997. Walaupun pada tahun 1998 total asset P.T. BCA sempat turun saat terjadi rush namun pada posisi akhir Desember 1998 berhasil melewati posisi desember 1997 hingga menjadi Rp 67,93 triliun, kemudian menjadi Rp 96.45 triliun pada
desember 1999 dan pada akhir desember 2002 telah mencapai Rp 117,305 triliun
Kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dana pada P.T. BCA merupakan
salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh P.T. BCA. P.T. BCA tumbuh
menjadi bank retail/consumer terbesar Ji Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
besarnya jumlah nasabah per desember 2002 mencapai 6,847 juta rekening.
Kinerja yang mengesankan tersebut mengantarkan P.T. BCA berhasil keluar dari
BPPN pada april 2000 sehingga kini starusnya bukan lagi sebagai Bank Take Over
lagi. Kinerja ini menjadi dasar bagi P.T. BCA untuk mengambil langkah strategis
dengan melakukan go public di pasar modal. BPPN pada mei 2000 melalui Initial
Public Offering mendifestasikan 22,5 % dari seluruh saham P.T. BCA sehingga
kepemilikannya atas P.T. BCA berkurang menjadi 70,3 %.
Sejak saat itu P.T. BCA menjadi perusahaan publik, tahun 2001 BPPN melalui public offering yang kedua mendivestasikan 10% dari seluruh saham P.T. BCA sehingga kepemilikan BPPN atas P.T. BCA menjadi 60,3%. Selanjutnya BPPN mendivestasikan 51 % seluruh saham P.T. BCA melalui strategic private placement yang dimenangkan oleh Farindo Investment (Mauritus) limited pada tahun 2002.
Dengan adanya komitmen yang kuat dari manajemen P.T. BCA untuk melakukan inovasi tiada henti telah memberikan hasil yang mengembirakan. Kini P.T. BCA sudah diakui sebagai bank yang memberikan pelayanan terfoaik bagi masyarakat, khususnya nasabah dan menjadi salah satu bank pilihan untuk transaksi perbankan. Hal tersebut dapat terwujud dengan dukungan beberapa keunggulan yang dimiliki oleh P.T. BCA seperti jaringan yang luas, penerapan
teknologi perbankan, produk dan layanan yang inovatif dan beragam, SDM yang
profesional dan kepedulian terhadap lingkungan.P.T. BCA cabang Pejagalan sebagai bagian dari P.T. BCA didirikan bermula
dari ATM Plus pada bulan oktober 1996 yaitu berupa kantor yang hanya terdiri
dari head teller dan teller. Pada ATM Plus ini hanya menerima setoran tunai dan
pembukaan rekening baru sedangkan untuk penarikan melalui ATM. Pada tanggal
29 Mei 1997, ATM plus berganti status sebagai kantor cabang pembantu kelas C
dikarenakan semakin berkembangnya jaringan operasi dan meningkatnya
kebutuhan nasabah akan jasa-jasa perbankan tidak hanya setoran saja tapi juga
kegiatan perbankan lainnya seperti permohonan kredit, kiiring, kiriman uang dan
sebagainya,P.T. BCA Pejagalan sempat mengalami guncangan yang cukup berarti ketika terjadi krisis moneter yang menimpa seluruh indnstri perbankan dan perekonomian Indonesia tetapi P.T. BCA Pejagalan dapat terus bertahan hingga saat ini. P.T. BCA Pejagalan selalu berusaha meningkatkan kinerja operasionalnya melalui unit kerja yang dikelolanya.
2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas P.T. Bank Central Asia Cabang
Pembantu PejagalanOrganisasi merupakan alat yang digunakan manajer untuk mancapai sasaran
manajemen yang telah ditetapkan dan memudahkan manajer dalam mengelola
serta menjalankan fiingsi kepemimpinannya, Dalam pelaksanaan fimgsi organisasi
diperlukan pendelegasian wewenang (authority) dan pertanggungjawaban atas
wewenang yang telah didelegasikan tersebut (responsibility).P.T. BCA Pejagalan dipimpin oleh satu orang Kepala Cabang yang dibantu
oleh Head Teller dan Kepala Bagian Pendukung Operasi yang masing-masing
bertanggung jawab atas bidang kerja yang ditanganinya. Struktur organisasi
secara lengkap dapat dilihat pada bagan organisasi dibawah ini.
Gambar 3.1.
Struktur Organisasi P.T. BCA Cabang Pembantu Pejagalan
Pern imp in
Kabag Pendukung Operasi Head Teller
Staf Administrasi dan Customer
Service Teller
Sumber : dibuat penulis berdasarkan wawancara dengan staf perusahaan.
Adapun tugas dan kewenangan seluruh jenjang organisasi P.T. BCA
Pejagalan adalah sebagai berikut:1. Kepala Cabang
• Memimpin dan bertanggungjawab atas jalannya penyelenggaraan
operasional bank.• Menyusun dan melaksanakan program kerja serta target yang harus
dicapai oleh perusahaan dalam satu periode sesuai dengan program kerja
perusahaan.
• Menetapkan kebijakan khusus dalam penyelenggaraan kegiatan bank dan
mengatur strategi untuk pengembangan perusahaan dengan tetap
memperhatikan prinsip kepatuhan dan pengelolaan resiko.
• Menandatangani surat-surat keluar dan surat-surat intern yang sifatnya
prinsipil.• Melakukan kontrol dan evaluasi atas kegiatan perusahaan serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perusahaan.
2. Kepala Bagian Pendukung Operasi
• Meiaksanakan fiingsi supervisi terhadap transaksi yang dilakukan oleh
CSO dan Bagian Dukungan Operasi sesuai wewenang dan limitnya.
• Mengatur dan memonitor pelaksanaan transaksi non tunai sebagai fiingsi
dukungan operasi seperti kiriman uang, kliring dan Iain-lain sesuai dengan
ketentuan dan prosedur.• Memastikan kebenaran transaksi yang dilakukan oleh CSO dan Bagian
Dukungan Operasi berdasarkan ketentuan dan prosedur.
• Melakukan balancing akhir hari dan tutup cabang perusahaan.
3. Head Teller• Mengatur pelaksanaan kegiatan teller yaitu pembagian kerja, pembukaan
counter antrian nasabah dan Iain-lain.
• Meiaksanakan fiingsi supervisi terhadap transaksi yang dilakukan oleh
teller sesuai wewenang dan limitnya.
• Memonitor uang tunai teller dan transaksi yang dilakukan oleh teller.
• Melakukan verifikasi atas balancing akhir hari teller dan kebenaran
4. Staf Administrasi
• Menginput seiuruh transaksi kliring yang terjadi pada hari itu dan
menyelesaikan selisih kliring (bila terjadi).
• Menginput transaksi kiriman uang, outward/inward remittance, inkaso, penempatan dan pencairan deposito sesuai dengan prosedur.
• Memproses warkat kliring sesuai ketentuan dan mengelola warkat kliring
titipan/tolakan.
• Melakukan balancing kliring penyerahan dan penerimaan. 5. Customer Service
• Melayani nasabah dengan memberikan penjelasan/infonnasi kepada nasabah mengenai produk dan jasa BCA.
• Menerima permohonan pembukaan rekening, penutupan rekening, pemberian/pencabutan fasilitas.
• Menerima keluhan nasabah, meneruskan, dan memonitor ke unit kerja terkait, serta memberikan jawabannya ke nasabah.
• Menginput data nasabah dan melakukan matching data nasabah pada
aplikasi CIS.
• Menyimpan Key BCA, kartu Paspor, kartu Khusus Counter, kartu Tapres,
dan kartu BCA Dollar untuk diserahkan kepada nasabah serta melakukan
aktivasi PIN.• Memproses permohonan pemberian/pencabutan status blokir, stop bayar,
dijaminkan, dan buku hilang.6. Teller
• Melayani nasabah dengan memproses transaksi tunai, pemindahbukuan, valas, penerimaan setoran kliring dan kiriman uang.
• Menginput berbagai transaksi nasabah sesuai dengan ketentuan.
• Mengatur uang tunai, meneliti penyebab selisih uang tunai dan melakukan
penyelesaiannya.
• Melakukan balancing dan tutup teller.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang melukiskan
keadaan objek penelitian. Dalam penelitian ini, metode deskriptif yang digunakan
akan melukiskan proses kliring dalam menyelesaikan hutang piutang antar bank.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan
melalui:
1. Penelitian kepustakaan, yaitu mengumpulkan data-data yang bersifat teoritis
yang berasal dari buku-buku kliring maupun buku referensi lainnya, yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti penulis.2. Penelitian lapangan, yaitu penulis menggunakan dokumen perusahaan yang
terdiri dari Manual Prosedur Operasional Kliring, Manual Prosedur
Operasional Kiriman Uang, Surat Keputusan, Surat Edaran, dan
dokumen-dokumen lain yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan fungsi kliring antar bank. Penulis juga melakukan pengamatan langsung pada PT. Bank Central Asia Cabang Pembantu Pejagalan dan Central Operational Jakarta (COJ) serta wawancara yang dilakukan melalui diskusi dan tanya jawab kepada pihak-pihak yang berkompeten di bidang penanganan
opersioanal kliring.
D. Metode Analisis Data
Data yang dikumpulkan akan dianalisa dengan menggunakan metode
sebagai berikut:
1. Analisa kuantitatif, menggunakan data-data kuantitatif yang diperoleh dari P.T. Bank Central Asia Cabang Pembantu Pejagalan diolah sedemikian rupa berdasarkan konsep akuntansi kliring yang berlaku.