• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENGARUH USIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1 PENGARUH USIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH USIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Ratih Kusumastuti1, Primadi Prasetio2, Tona Aurora Lubis3

FEB Universitas Jambi email : ratihkusumastuti@unja.ac.id

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh usia, komitmen organisasi dan kinerja karyawan. Hipotesis dari penelitian ini diduga bahwa masing-masing variabel usia dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja. Usia memiliki pengaruh positif terhadap komitmen organisasi, komitmen organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja serta komitmen organisasi merupakan variabel intervening dalam hubungan antara usia dan kinerja. Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan terhadap karyawan industri manufaktur di wilayah sumatera. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling sebanyak 126 responden. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t dan uji F.

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa: Variabel usia dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel dengan tingkat kesalahan 5%. Usia terhadap kinerja karyawan ditunjukkan dengan nilai thitung (4,612) > ttabel (2,00), dan untuk komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan nilai thitung (3,216) > ttabel (2,00). Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga masing-masing variabel independen yaitu usia dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan”, terbukti kebenarannya. Variabel usia mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi ditunjukkan dengan nilai thitung (3,112) > ttabel (2,00). Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga usia mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi”, terbukti kebenarannya.

Hasil analisis untuk mengetahui bahwa variabel komitmen organisasi merupakan variabel intervening pada hubungan antara usia dengan kinerja karyawan, menunjukkan adanya peningkatan nilai β secara langsung bagi hubungan antara usia terhadap kinerja karyawan sebesar 0,538 dibandingkan dengan nilai β setelah adanya variabel intervening (0,413 x 0,336) = 0,139, secara total pengaruh usia terhadap kinerja sebesar 0,538+0,139= 0,677 jadi β naik menjadi 0,684. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel komitmen organisasi merupakan variabel intervening. Hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga komitmen organisasi merupakan variabel perantara bagi hubungan antara usia dengan kinerja karyawan”, terbukti kebenarannya.

Kata Kunci: Usia, Komitmen Organisasi dan Kinerja Karyawan

PENDAHULUAN

Penelitian mengenai pengaruh antara usia (umur) dengan kinerja merupakan suatu

hal yang menarik, karena ada 3 alasan mengapa umur dengan kinerja menarik untuk

(2)

usia. Kedua, adanya realitas bahwa pekerja berumur tua semakin banyak. Ketiga, peraturan

di suatu negara, untuk berbagai maksud dan tujuan, umumnya mengatur batas usia

pensiun,contohnya di Indonesia ada peraturan pensiun pada usia 50, 55, 60 dan 65 tahun

(Robbins, 2012 ).

Riset hubungan antara usia (sebagai variabel independen) dan kinerja (sebagai

variabel dependen) menunjukkan hasil yang tidak konsisten (Chi et al., 2008). Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa antara usia dan kinerja tidak berkolerasi. Hasil riset

menunjukkan bahwa usia dan kinerja mempunyai hubungan yang positif. Hal ini

disebabkan karena pekerja tua semakin memiliki spesifikasi, pengalaman, pertimbangan,

etika kerja dan komitmen yang kuat. Sebagian besar riset menunjukkan adanya asosiasi

positif antara usia dan kepuasan sampai dengan usia pekerja 60 tahun (Joo dan Park, 2010).

Penelitian yang menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia

dengan produktivitas baik untuk pekerjaan profesional maupun nonprofesional,

ditunjukkan oleh kemungkinan penurunan produktivitas akibat bertambahnya usia. Namun

karyawan berusia diatas 50 tahun dapat mengkompensasi pekerjaannya dengan kemahiran

yang didapat dari pengalaman panjang pada pekerjaan tersebut. Ketchand (2001) menguji

berbagai dimensi dari komitmen organisasi menunjukkan adanya hubungan antara

komitmen organisasi dengan kinerja. Riset Supriyono (2006) pada Perusahaan Publik di

Bursa Efek Jakarta (BEJ), menunjukkan bahwa pengaruh usia, keinginan sosial, kecukupan

anggaran dan partisipasi penyusunan anggaran mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap kinerja manajer. Usia cenderung menimbulkan keinginan sosial,

semakin tua usia seseorang cenderung keinginan sosialnya juga semakin tinggi. Keinginan

sosial juga diduga mendorong kinerja karyawan.

Ketidakkonsistenan hasil-hasil riset tersebut diperlukan pendekatan kemungkinan

(Contingency Approach). Pendekatan kemungkinan memberikan gagasan bahwa hubungan

antara usia dan kinerja diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor atau variabel yang bersifat

kondisional. Riset di bidang ini perlu menggunakan pendekatan kemungkinan. Hal ini

disebabkan karena perilaku manusia cenderung dipengaruhi oleh berbagai macam faktor

pendekatan kemungkinan. Hubungan variabel independen dengan variabel dependen

kemungkinan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor kondisional. Salah satu variabel

kondisional tersebut adalah variabel perantara (intervening) atau variabel pemediasian

(mediating). Variabel perantara adalah variabel yang disebabkan oleh variabel independen

dan menyebabkan variabel dependen (Shields dan Shields, 1998). Variabel perantara

(3)

Berdasarkan uraian diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui apakah usia mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja

karyawan pada industri manufaktur di wilayah Sumatera?

2. Untuk mengetahui apakah usia mempunyai pengaruh yang positif terhadap

komitmen organisasi karyawan pada industri manufaktur di wilayah sumatera?

3. Untuk mengetahui apakah komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif

terhadap kinerja karyawan pada industri manufaktur di wilayah sumatera?

4. Untuk mengetahui apakah komitmen organisasi merupakan variabel perantara

antara usia dan kinerja karyawan pada industri manufaktur di wilayah Sumatera ?

TELAAH TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Usia adalah bagian dari eksistensi yang dihitung dari awal kelahiran sampai titik

waktu tertentu, dan menjadi tua menunjukkan pengaruh atau karakteristik peningkatan

usia. Stereotip (persepsi) usia memperkuat diskriminasi terhadap usia karena orientasi

negatif mereka. Misalnya, stereotip (persepsi) usia yang sudah lama ada ini

menggambarkan bahwa para pekerja tua kurang memuaskan, tidak terlalu terlibat dengan

pekerjaan mereka, kurang termotivasi, tidak melaksanakan pekerjaan, kurang produktif

dibanding rekan-rekan mereka yang lebih muda, dan lebih sering absen dari pekerjaannya

(Davis, 1993).

Beberapa peneliti Perilaku Organisasi menyatakan bahwa hubungan antara usia dan

kinerja berubah saat orang menjadi lebih tua. Gagasan ini diuji pada data yang didapat dari

24.219 individu. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa usia secara positif berhubungan

dengan kinerja bagi para karyawan muda (25-30 tahun). Usia dan pengalaman juga

memprediksikan kinerja yang lebih baik untuk pekerjaan yang lebih kompleks daripada

pekerjaan biasa, dan pengalaman kerja memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja

daripada usia (Kreitner dan Kinicki, 1996).

Undang-Undang Diskriminasi Usia tahun 1967 menyediakan Equal Employment

Opportunity (EEO) bagi para pegawai yang berusia 40-70 tahun. Saat karyawan berusia

lanjut, mereka harus melakukan banyak penyesuaian. Umumnya prestasi kerja karyawan

usia lanjut dan usia muda kurang lebih sama. Kelemahan yang timbul dalam kaitannya

dengan usia sering kali diimbangi dengan peningkatan diberbagai segi lain. Contohnya,

(4)

mengimbangi kekurangan ini dengan meningkatkan keterandalan, kualitas pekerjaan,

kehadiran, dan upaya lebih besar.

Komitmen organisasi dapat dikatakan juga sebagai sikap loyalitas anggota pada

organisasinya yang merupakan proses yang terus menerus, yang menunjukkan bahwa

anggota organisasi memberikan perhatian pada organisasi demi keberhasilan dan

kesejahteraan secara berkesinambungan. Konsep komitmen organisasi dibedakan menjadi

dua tipe komitmen menurut Meyer dkk (1991) yaitu komitmen afektif dan komitmen

normatif atau berkelanjutan. Komitmen afektif diartikan adanya penerimaan dan

kepercayaan yang kuat pada tujuan dan nilai-nilai organisasi serta adanya kemauan untuk

mengerahkan segala usaha dengan sungguh – sungguh atas nama organisasi tersebut.

Komitmen normatif atau berkelanjutan merupakan biaya-biaya yang berkaitan dengan

organisasi seperti senioritas, dan kehilangan keuntungan perusahaan. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Meyer dkk (1991) menunjukkan bahwa komitmen organisasi

berhubungan positif dengan kinerja sedangkan komitmen normatif atau berkelanjutan

berhubungan negatif. Selanjutnya komitmen juga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja (Kusumastuti, dkk, 2016)

Sedangkan menurut Nouri (1994) komitmen organisasi didefinisikan sebagai

identifikasi seorang karyawan dan keterlibatannya dalam suatu organisasi. Komitmen

organisasi dikarakteristikan melalui dua kriteria antara lain adalah: pertama, sebagai suatu

keyakinan yang kuat dari setiap anggota organisasi dalam menerima sasaran dan nilai

organisasi. Kedua, komitmen organisasi merupakan kesediaan anggota organisasi untuk

mengupayakan suatu kepentingan organisasi dengan sungguh-sungguh. Anggota

organisasi yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi akan berfikir positif

untuk memihak organisasi, karena bawahan yang berkomitmen tinggi menginginkan tujuan

organisasi berjalan sesuai dengan yang direncanakan organisasi (Lowe dan Shaw, 1968;

serta Nouri, 1994).

Menurut Wong-On-Wing dkk (2010) bahwa apabila individu mempunyai

komitmen pada organisasi maka akan termotivasi untuk mengarah pada tujuan organisasi

dengan meningkatkan kinerjanya. Komitmen organisasi sebagai variabel anteceden dalam

penelitian Wong-On-Wing dkk (2010) yang menunjukkan hasil yang positif dan signifikan

dalam keterkaitan antara motivasi terhadap kinerja.

Kinerja karyawan adalah ekspektasi total organisasi dari berbagai perilaku dari

setiap individu selama periode waktu tertentu (Motowidlo, 2003). Dengan kata lain kinerja

(5)

jangka waktu tertentu pula (Kusumastuti, dkk, 2016). Pengertian kinerja karyawan

menunjuk pada kemampuan karyawan dalam melaksanakan keseluruhan tugas-tugas yang

menjadi tanggungjawabnya. Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator

keberhasilan yang sudah ditetapkan. Kinerja karyawan dapat dikelompokkan ke dalam:

tingkatan kinerja tinggi, menengah atau rendah, yang dikelompokkan melampaui target,

sesuai target atau di bawah target. Umumnya kinerja (performance) diberi batasan sebagai

kesuksesan seseorang di dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Porter dan Lawler dengan

tegas menyatakan bahwa kinerja adalah successfull role achievement yang diperoleh

seseorang dari perbuatannya. Sejauh mana keberhasilan itu dapat dicapai oleh seseorang,

Vrom menyebutnya sebagai Level of Performance (Robbins, 2012). Para pemimpin

lembaga atau organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan

dengan karyawan lainnya yang berada di bawah pengawasannya.

Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah suatu proses melalui mana

organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja karyawan. Kinerja ini dapat memperbaiki

keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik bagi karyawan dalam

pelaksanaan pekerjaannya. Penilaian kinerja karyawan tidak hanya menilai hasil fisik,

tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang dan

tingkatan pekerjaan (Desler, 1997). Penilaian prestasi kerja merupakan suatu proses

sistematik untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan setiap karyawan serta

menemukan jalan untuk memperbaiki prestasi mereka.

Penilaian kinerja adalah proses yang mengukur kinerja karyawan yang mencakup baik

aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanan pekerjaan (Simamora, 2000). Penilaian

kinerja adalah suatu system yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang

karyawan telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan. Yang dinilai tidak hanya

secara fisik saja tetapi meliputi berbagai hal seperti kemampuan kerja, disiplin, hubungan

kerja, prakarsa, kepemimpinan dan hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan

yang dijabatnya. Menurut Aditama (2003), penilaian kinerja pada dasarnya bertujuan :

1) Mengidentifikasi mereka yang perlu pelatihan dan pengamatan yang lebih lanjut.

2) Menilai kemungkinan promosi atau degradasi jabatan/pekerjaan.

3) Kemungkinan menempatkan pegawai agar sesuai dengan minat dan kemampuannya.

4) Kemungkinan peninjauan kembali gaji serta fasilitas lain yang diberikan apakah perlu

dinaikkan atau disesuaikan.

Berdasarkan tujuan penelitian dari hasil teori yang telah diuraikan dimuka dapat disusun

(6)

H1: Diduga masing-masing variabel independen yaitu usia mempunyai pengaruh

yang positif terhadap kinerja karyawan.

H2: Diduga usia mempunyai pengaruh yang positif terhadap komitmen organisasi.

H3: Diduga komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap

kinerja karyawan.

H4: Diduga komitmen organisasi merupakan variabel perantara/intervening antara

usia dan kinerja karyawan.

Model Penelitian

Gambar 1 Model Penelitian Keterangan :

1. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel yang lain, dalam

hal ini adalah Usia.

2. Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel-variabel yang

lain, dalam hal ini adalah kinerja karyawan.

3. Variabel perantara adalah variabel yang menjadi perantara hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Dalam hal ini adalah komitmen

organisasi. Namun, variabel perantara dapat menjadi variabel independen pada saat

menguji pengaruh usia terhadap kinerja, serta dapat pula menjadi variabel

dependen pada saat menguji pengaruh usia terhadap komitmen organisasi. Apabila

ada peningkatan nilai β secara lansung dibandingkan dengan nilai β setelah adanya

variabel perantara, maka dapat dikatakan bahwa variabel perantara tersebut

merupakan variabel intervening (Ghozali, 2009).

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan metode Purposive Sampling.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja pada industri

manufaktur yang ada di Wilayah Sumatera. Kriteria responden yang menjadi sampel dalam

penelitian ini adalah karyawan yang telah bekerja minimal 5 (lima) tahun , menerima gaji

Usia Komitmen

Organisasi

Kinerja Karyawan H1

(7)

tetap setiap bulan, dan bukan karyawan part time, kontrak atau karyawan yang menerima

honor harian, serta berusia minimal 20 (dua puluh) tahun. Adapun kuesioner yang kembali

dan memenuhi persyaratan sebanyak 126 responden. Karakteristik responden berdasarkan

jenis kelamin dapat dilihat pada tabel I berikut ini :

Tabel 1

Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 78 61,90

2 Perempuan 48 38,10

Jumlah 126 100

Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah

laki-laki yaitu 78 orang (61,90%) sedangkan sebanyak 48 orang (38,10%) adalah perempuan.

Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja responden dapat dilihat pada tabel 2

berikut ini :

Tabel 2

Lama Bekerja Responden

No Lama Bekerja Jumlah %

1 5-10 tahun 59 46,83

2 10-15 tahun 45 35,71

3 15-20 tahun 15 11,90

4 > 20 tahun 7 5,56

Jumlah 126 100 Sumber: Data primer diolah

Pada tabel 2 terlihat bahwa yang terbanyak adalah responden dengan lama bekerja antara 5

– 10 tahun sebanyak 59 orang (41,30%), yang paling sedikit adalah responden yang lama bekerja > 20 tahun sebanyak 7 orang (5,56%). Karakteristik responden berdasarkan

pendidikan terlihat pada tabel 3 berikut ini :

Tabel 3

Pendidikan Terakhir Responden

No Pendidikan Jumlah %

1 SMA/SMK 33 26,19

2 Diploma 54 42,86

3 Sarjana 39 30,95

Jumlah 126 100 Sumber: Data primer diolah

Pada tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak dengan tingkat

(8)

tingkat pendidikan SMA/SMK sebesar 13 orang (26,19%). Karakteristik responden

berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini :

Tabel 4 Usia Responden

No Usia Jumlah %

1 ≤ 35 tahun 52 41,27

2 35-50 tahun 41 32,54

3 ≥ 50 tahun 33 26,19

Jumlah 126 100 Sumber : Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa jumlah responden yang paling banyak adalah yang

berumur ≤ 35 tahun yaitu 52 orang (41,27%), dan responden yang berusia ≥ 50 tahun

adalah yang paling sedikit yaitu berjumlah 33 orang (26,19%).

Uji instrumen untuk mengetahui alat ukur yang telah disusun benar-benar

merupakan instrumen yang valid dan reliabel. Berdasarkan uji validitas menunjukkan

bahwa rhitung dari setiap item pertanyaan lebih besar dari rtable dengan N= 126 dan α= 0,05

yang berarti semua item pertanyaan untuk variabel usia, komitmen organisasi dan kinerja

karyawan adalah valid (Imam Ghozali, 2009). Hasil uji reliabilitas dari masing-masing

instrumen dalam variabel penelitian sebagai berikut :

Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas

Variabel rhitung Cronbach Alpha Keterangan

Komitmen organisasi 0,8615 0,6000 Reliabel

Kinerja Karyawan 0,9012 0,6000 Reliabel

Sumber : Data diolah

Dari tabel 5, rhitung dari Alpha Cronbach lebih besar dari koefisien korelasi diatas 0,6

maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua variabel tersebut adalah andal atau reliabel

karena tingkat reliabilitasnya tinggi.

Analisis regresi linear berganda pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel usia terhadap variabel kinerja karyawan yang diperantarai oleh variabel

keinginan sosial. Berikut hasil uji regresi dengan menggunakan bantuan program SPSS :

Tabel 6

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel Koef Regresi thitung Prob

Constanta 11,249 2,866 0,019

Usia 2,976 3,415 0,008

Komitmen

Organisasi 1,475 3,186 0,016

(9)

Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 6 diperoleh persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

Y = 11,249 + 2,976 X1 + 1,475 X2 + e

Interprestasi dari persamaan regresi berganda diatas sebagai berikut :

a = 11,249. Konstanta bernilai positif, artinya bahwa apabila interaksi antara usia

dan komitmen organisasi konstan, maka kinerja karyawan akan naik

sebesar 11,249.

b1 = 2,976. Usia berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, yang berarti

bahwa dengan adanya usia maka kinerja karyawan akan naik sebesar

2,976.

b2 = 1,475. Komitmen Organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan,

yang berarti bahwa dengan adanya Komitmen Organisasi maka

kinerja karyawan akan naik sebesar 1,475.

Pengujian hipotesis untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara masing-masing

variabel bebas terhadap variabel terikatnya dianalisis menggunakan uji t. Hasil analisis

tersebut diperoleh nilai t sebagai berikut :

Tabel 7 Hasil Uji t

Variabel thitung Sign ttabel Β Kesimpulan Keterangan

Usia 3,112 0,039 2,00 0,413 Signifikan Ha diterima Komitmen

Organisasi 2,961 0,024 2,00 0,336 Signifikan Ha diterima Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan pada tabel 7, nilai thitung untuk usia terhadap komitmen organisasi sebesar

3,112 dan koefisien beta (β) sebesar 0,413 dengan signifikansi 0,039 < α(0,05), sedangkan

nilai thitung untuk komitmen organisasi sebesar 2,961 dan koefisien beta (β) sebesar 0,336

dengan signifikansi 0,024 < α(0,05), karena thitung > ttabel (2,00), maka Ho ditolak dan Ha

diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel usia secara parsial

(10)

Tabel 8 Hasil Uji t

Variabel thitung Sign ttabel Β Kesimpulan Keterangan

Usia 4,612 0,00 2,00 0,538 Signifikan Ha diterima Kinerja 4,355 0,00 2,00 0,499 Signifikan Ha diterima Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan pada tabel 8, nilai thitung untuk usia terhadap kinerja sebesar 4,612 dan

koefisien beta (β) sebesar 0,538 dengan signifikansi 0,000 < α(0,05) , sedangkan nilai thitung

untuk kinerja sebesar 4,355 dan koefisien beta (β) sebesar 0,499 dengan signifikansi 0,000

< α(0,05) karena thitung > ttabel (2,00), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa variabel usia mempunyai pengaruh yang positif terhadap

variabel kinerja karyawan.

Tabel 9 Hasil Uji t

Variabel thitung Sign ttabel Β Kesimpulan Keterangan

Komitmen

Organisasi 3,216 0,012 2,00 0,458 Signifikan Ha diterima Kinerja 4,355 0,003 2,00 0,499 Signifikan Ha diterima Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 9, nilai thitung komitmen organisasi sebesar 3,216 dan koefisien beta (β)

sebesar 0,458 dengan signifikansi 0,012 < α(0,05), karena thitung > ttabel (2,00), sedangkan

nilai thitung kinerja sebesar 4,355 dan koefisien beta (β) sebesar 0,499 dengan signifikansi

0,003 < α(0,05), karena thitung > ttabel (2,00), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga

dapat diambil kesimpulan bahwa variabel Komitmen organisasi mempunyai pengaruh

yang positif terhadap variabel kinerja.

Hasil analisis uji t pada tabel 8 menunjukkan bahwa variabel usia berpengaruh

secara langsung terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 0,538(β) sedangkan variabel

usia berpengaruh secara tidak langsung terhadap variabel kinerja karyawan sebesar (β + β)

= (0,413 x 0,336) = 0,139. Jadi secara total pengaruh variabel usia terhadap variabel

kinerja karyawan sebesar 0,538+0,139= 0,677. Peningkatan nilai β secara langsung 0,538

dibandingkan dengan nilai β setelah adanya variabel komitmen organisasi berubah

meningkat sebesar 0,677 maka dapat dikatakan bahwa variabel Komitmen Organisasi

merupakan variabel intervening.

Uji F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas secara simultan

(11)

Tabel 10

Berdasarkan tabel 10, nilai Fhitung sebesar 16,189 dengan signifikansi sebesar 0,000. karena

nilai Fhitung (16,189) lebih besar dari Ftabel sebesar 6,85 (16,189 > 6,85), maka Ho ditolak

dan Ha diterima, yang berarti bahwa variabel usia dan komitmen organisasi secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja.

KESIMPULAN

1. Variabel usia dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung > ttabel dengan tingkat

kesalahan 5%. Usia terhadap kinerja karyawan ditunjukkan dengan nilai thitung (4,612) >

ttabel (2,00), dan untuk keinginan sosial terhadap kinerja karyawan nilai thitung (3,216) >

ttabel (2,00). Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga masing-masing variabel

independen yaitu usia dan komitmen organisasi mempunyai pengaruh yang positif

terhadap kinerja karyawan”, terbukti kebenarannya. Variabel usia mempunyai pengaruh positif terhadap komitmen organisasi ditunjukkan dengan nilai thitung (3,112) > ttabel (2,00). Berarti hipotesis yang menyatakan bahwa “Diduga usia mempunyai pengaruh

yang positif terhadap komitmen organisasi”, terbukti kebenarannya.

2. Hasil analisis untuk mengetahui bahwa variabel komitmen organisasi merupakan

variabel intervening pada hubungan antara usia dengan kinerja karyawan, menunjukkan

adanya peningkatan nilai β secara langsung bagi hubungan antara usia terhadap kinerja

karyawan sebesar 0,538 dibandingkan dengan nilai β setelah adanya variabel

intervening (0,413 x 0,336) = 0,139, secara total pengaruh usia terhadap kinerja sebesar

0,538+0,139= 0,677 jadi β naik menjadi 0,684. Hal ini dapat dikatakan bahwa variabel

komitmen organisasi merupakan variabel intervening. Hipotesis yang menyatakan

bahwa “Diduga komitmen organisasi merupakan variabel perantara bagi hubungan

antara usia dengan kinerja karyawan”, terbukti kebenarannya.

3. Hasil uji F diperoleh nilai Fhitung sebesar 16,189 lebih besar dari Ftabel sebesar 6,85

(12)

4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 10,338 + 2,776 X1 + 0,285 X2 + e

Dari persamaan diatas dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

a = 10,338. Konstanta bernilai positif, artinya bahwa apabila interaksi antara usia dan

komitmen organisasi konstan, maka kinerja karyawan akan naik sebesar

10,338.

b1 = 2,776. Berarti bahwa dengan adanya usia maka kinerja karyawan akan naik

sebesar 2,776.

b2 = 0,285. Berarti bahwa dengan adanya komitmen organisasi maka kinerja

karyawan akan naik sebesar 0,285.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan antara lain hanya menggunakan satu

variabel independen (usia), satu variabel dependen (kinerja karyawan) dan satu variabel

Intervening (Komitmen Organisasi). Variabel-variabel diluar penelitian ini yang

mempengaruhi kinerja karyawan tidak diteliti. Indikator dari usia hanya terbatas pada umur

karyawan saja, dan tidak menggunakan indikator lain seperti usia produktif atau batas usia

pensiun. Jumlah sampel penelitian hanya 126 responden, maka data yang diperoleh belum

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Yoga. 2006. Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi 2. Yogyakarta: UIP

Chi, H. K., H. R. Yeh, dan C. H. Yu. 2008. "The Effects of Transformation Leadership, Organizational Culture, Job Satisfaction on the Organizational Performance in the Non-profit Organizations". The Journal of Global Business Management, Vol. 4, No. 1, hlm: 129-137.

Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1993. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi 7 Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.

Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10 Jilid 1. Jakarta: Indeks.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang. UNDIP

Joo, B.-K., dan S. Park. 2010. "Career Satisfaction, Organizational Commitment, and Turnover Intention: The Effects of Goal Orientation, Organizational Learning Culture and Developmental Feedback". Leadership and Organization Development Journal, Vol. 31, No. 6, hlm: 482-500.

Ketchand, A. A., dan J. R. Strawser. 2001. "Multiple Dimensions of Organizational Commitment: Implications for Future Accounting Research". Behavioral Research in Accounting, Vol. 13, No. 1, hlm: 221-251.

Kusumastuti, R., Ghozali, I., Fuad (2016). Auditor Professional Commitment And Performance: An Ethical Issue Role. Risk governance & control: financial markets & institutions, 6(SI), 540-548.

Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 1996. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Jakarta: Salemba Empat.

Lowe, E. A., and Shaw R.W., 1968. “An Analysis of Managerial Biasing : Evidence from

a Company Budgeting Process.” Journal of Managemen Studies, pp. 304 – 315. Meyer, J. P., dan N. J. Allen. 1991. "A Three-Component Conceptualization of

Organizational Commitment". Human Resource Management Review, Vol. 1, No. 1, hlm: 61-89.

Motowidlo, S. J. 2003. Handbook of Psychology. Minnesota: John Wiley & Sons, Inc.

Nouri, H., 1994. “Using Organizational Commitment and Job Involvement to Predict Budgetary Slack : A Research Note.” Accounting, Organizational and Society. Robbins, S. P., dan T. A. Judge. 2012. Organizational Behavior. 15 ed: Pearson Higher

Supriyono, RA. 2006. Pengaruh usia, keinginan sosial, kecukupan anggaran dan partisipasi penganggaran terhadap kinerja manajer, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol 20 No 1, Hal 40-56, Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Wong-On-Wing, Bernard, Guo Lan, dan Lui Gladie, 2010. “Intrinsic and Extrinsic

Motivation and Participation in Budgeting : Antecedents and Consequences.”

(14)

Gambar

Tabel 1 Jenis Kelamin Responden
Tabel 4 Usia Responden
Tabel 9 Hasil Uji t
Tabel 10 Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Ekosistem sawah merupakan salah satu ekosistem buatan manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat .tumbuhan-tumbuhan yang di kembangkan pada ekosistem sawah umumnya

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, karena guru tidak meningkatkan kualitas.. pengajarannya

Untuk mengetahui yang terdiri dari atribut pembelian secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan konsumen pengguna kartu selular IM3 pada Mahasiswa

The results using the original data (solid line), imputed data (dashed line), and augmented data (dotted line) are all shown using data with onset date no later than the value in the

Hal ini sesuai dengan penelitian dari Nofiana (2014) yang menyatakan bahwa keunggulan soal TTMCQ antara lain: jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif banyak

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa definisi operasional yang dimaksud adalah yang operasionalisasi pemanfaatan koleksi buku yang telah disepakati dengan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mendeskripsikan pengetahuan dan sikap petani cabai rawit terhada perubahan iklim di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten

Pada makalah ini hal yang berhubungan dengan proses fermentasi kulit singkong diuraikan secara berurutan, yaitu: (i) permasalahan kulit singkong; (ii) biodegradasi dan