PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR
MELALUI STRATEGI
MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS III
MI MA’ARIF GEDANGAN KEC
. TUNTANG KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD CHOLILUR ROHMAN
NIM. 12511001
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR
MELALUI STRATEGI
MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS III
MI MA’ARIF GEDANGAN KEC
. TUNTANG KAB. SEMARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
MUHAMMAD CHOLILUR ROHMAN
NIM. 12511001
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
v
Motto
“kesempatan adalah waktu karena ia hanya datang sekali. Kesempatan adalah
peluang karena kita dapat mengambilnya atau mengabaikannya. Kesempatan adalah keluasan karena ia membuka jalan-jalan baru dimasa depan. Dihadapan kita berjajar pintu-pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar. Kita hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan kembali, karenanya putuskanlah yang terbaik bagi kita. Nasib tidak memihak kepada siapa-siapa melainkan kepada keputusan kita.”
Persembahan
1. Bapakku Muhammad Zudi dan Ibukku Umi Farida Hanum yang selalu
mencurahkan kasih sayang dan do’anya kepada penulis.
2. Adikku yang tercinta Nur Faizatun Ni’mah saya doakan semoga cita-citamu terkabulkan.
3. Calon pendamping hidupku.
4. Teman-temanku Ahmad Kafi, Rokha Subhan, Awalina, Dania, istinganatun, dan bunga.
5. Indah Asfaradina dan Fina Nurul Fitriyani yang telah meluangkan waktu menemani penulis dalam menyusun skripsi ini.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Salawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad SAW. yang senantiasa dinanti-nantikan syafa’atnya di yaumul qiyamah nanti.
Penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Make A Match pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran2016” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan dalam bidang Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua jurusan PGMI
3. Ibu Miftachur Rif’ah Mahmud, M.Ag. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Dr.Hj. Lilik Sriyanti, M.Si selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
arahan dan bimbingan sampai skripsi ini selesai.
vii
6. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material.
7. Bapak Ridha Rahman, S.Pd.I. selaku kepala madrasah MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian. 8. Ibu Nurul Tarbiyatun, S.Pd.I. selaku wali kelas III MI Ma’arif Gedangan
Kecamatan Tuntang yang turut membantu dalam penelitian.
9. Kepada seluruh siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang yang telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
10.Sahabat dan teman–teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersama-sama dan saling memberikan dukungan.
Selanjutnya penyusun hanya dapat berdo’a “jazakumullahu khairal jaza’ jazaan
katsiran”. Penyusun sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penyusun membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penyusun hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.
viii ABSTRAK
Cholilur Rohman, Muhammad. 2016. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-Sifat Bangun Datar Melalui Strategi Make A Match Pada Siswa Kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2015/2016. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si.
Kata kunci: Hasil Belajar, make a match,
`Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Pertanyaan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah strategi pembelajaran Make A Match dapat meningkatakan hasil belajar Matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2015/2016? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research) sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melaui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklusnya ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, test, dan dokumentasi.
ix DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK... viii A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Hipotesis Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Definisi Operasional ... 5
G. Metode Penelitian ... 7
H. Sistematika Penulisan ... 16
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ... 18
1. Definisi Hasil Belajar ... 18
2. Factor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 24
x
B. Matematika di SD/MI ... 32
1. Pengertian Matematika ... 32
2. Fungsi Matematika di SD/MI ... 32
3. Tujuan Matematika di SD/MI... 33
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Matematika di SD/MI ... 34
C. Materi Sifat-sifat Bangun Datar ... 35
D. Strategi Pembelajaran Make a Match ... 38
1. Makna Strategi ... 38
2. Makna Pmbelajaran ... 40
3. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 42
4. Strategi Pembelajaran Make a Match ... 45
E. Kaitan antara Sifat-sifat Bangun Datar dengan Make a Match ... 46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi Awal ... 47
1. Identitas Madrasah ... 47
2. Letak Geografis MI Ma’arif Gedangan ... 47
3. Sejarah Berdirinya Madrasah ... 48
4. Keadaan Guru MI Ma’arif Gedangan ... 49
5. Data Siswa MI Ma’arif Gedangan ... 49
6. Karakteristik Siswa Kelas III MI Ma’arrif Gedangan ... 49
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 51
1. Perencanaan ... 52
2. Tindakan ... 52
3. Observasi ... 53
4. Refleksi ... 54
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 55
1. Perencanaan ... 56
2. Tindakan ... 56
3. Observasi ... 57
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ... 59
1. Pra –Siklus ... 59
2. Siklus I ... 60
3. Siklus II ... 65
B. Pembahasan ... 70
1. Hasil Sebelum PTK ... 71
2. Hasil Penelitian Siklus I ... 71
3. Hasil Penelitian Siklus II ... 72
4. Performa Guru Saat pembelajaran ... 76
5. Rekapitulasi ketuntasan gabungan ... 77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80 DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Waktu Penelitian ... 9
Tabel 1.2 Daftar Nama Siswa Kelas III ... 10
Tabel 3.1 Daftar Guru MI Ma’arif Gedangan ... 51
Tabel 3.2 Daftar Siswa MI Ma’arrif Gedangan ... 51
Tabel 3.3 Daftar Keadaan Siswa Kelas III MI Ma’arif Gedangan ... 52
Tabel 4.1 Nilai Pre Test Hasil Belajar Siswa ... 62
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 64
Tabel 4.3 Nilai Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 66
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus I ... 68
Tabel 4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 72
Tabel 4.6 Nilai Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 74
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan terhadap Guru Siklus II ... 76
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Pre Test ... 80
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 81
Tabel 4.10 Rekapitulasi Pengamatan Aktivtas Belajar Siswa Siklus I ... 82
Tabel 4.11 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siklus II ... 82
Tabel 4.12 Rekapitulasi Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 83
Tabel 4.13 Rekapitulasi Gabungan Hasil Belajar Siswa ... 84
Tabel 4.14 Rekapitulasi Nilai Akttivitas Belajar Siswa ... 86
Tabel 4.15 Rekapitulasi Performa Guru Saat Pembelajaran Antar Siklus ... 87
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ... 85
Diagram 4.2 Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar ... 86
Diagram 4.3 Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ... 87
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang diajarkan di sekolah, matematika merupakan mata pelajaran yang ditemui oleh murid dari SD, SMP, SMA. Matematika juga menjadi mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional. Hakikat matematika artinya menguraikan apa sebenarnya matematika itu, baik ditinjau dari arti kata matematika, karakteristik matematika sebagai suatu ilmu, maupun peran dan kedudukan matematika di antara cabang ilmu pengetahuan serta manfaatnya (Titikusumawati, 2014:10).
2
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. (Wena, 2011:5). Strategi pembelajaran adalah rangkaian kegiatan dalam proses pembelajaran yang terkait dengan penggelolahan siswa, penggelolahan guru, penggelolahan kegiatan pembelajaran, penggelolahan sumber belajar dan penilaian agar pembelajaran lebih efektif dan efisien (Samani, 2014). Strategi pembelajaran adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan dalam pembelajaran (Majid, 2014). Menurut Sanjaya, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbaga i sumber daya/kekuatan didalam pembelajaran.
Dalam kasus pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana di Sekolah Dasar, proses pembelajaran berlangsung monoton. Siswa cenderung malas, kurang aktif, dan bosan dalam pembelajaran. Tidak ada sesuatu yang menarik perhatian siswa. Keingintahuan siswa terhadap pelajaran juga sangat kurang. Guru masih belum memiliki inovasi dalam membelajarkan matematika.
3
menghindari itu semua itu, maka guru dapat memanfaatkan strategi pembelajaran.
Menurut pengamatan yang dilakukan di lapangan, rendahnya nilai siswa pada materi bangun datar sederhana yang dilihat dari nilai ulangan harian yaitu 64 sedangkangkan KKM yang ditetapkan sekolah adalah 60. Jika dipresentasikan, diperoleh hasil sebanyak 55% siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan sedangkan 45% belum, dan pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru kurang dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh para siswa.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran seorang guru perlu mengoptimalisasi penggunaan strategi pembelajaran untuk menciptakan matematika itu mudah dan menyenangkan. Dimana strategi pembelajaran matematika harus sesuai dengan kebutuhan siswa dilihat dari materi atau bahan pelajaran yang akan dibelajarkan. Juga melihat dari perkembangan zaman yang ada sekarang.
4
Maka, dari latar belakang di atas, penulis memilih judul
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Sifat-sifat Bangun Datar
Melalui Strategi Pembelajaran Make A Match pada Siswa Kelas III MI
Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2015/2016.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini apakah strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Masalah
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang, Tahun Ajaran 2015/2016.
D. Hipotesis Penelitian
Strategi pembelajaran make a match dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Tahun Ajaran 2015/2016.
E. Manfaat Penelitian
5 1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai daftar pengembangan kajian ilmu matematika khususnya dalam materi sifat-sifat bangun datar sederhana kelas III Madrasah Ibtidaiyah.
b. Sebagai masukan bagi Madrasah Ibtidaiyah, Mapenda, dan jajaran terkait untuk melakukan pembinaan guru dalam inovasi dan implementasi strategi pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana.
2. Manfaat Praktik
1. Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana kelas III Madrasah Ibtidaiyah.
2. Sebagai masukan bagi guru Madrasah Ibtidaiyah dalam melakukan inovasi dan implementasi strategi pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana.
F.Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penelitian ini.
1. Hasil Belajar
6
Jadi hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik yang merupakan timbal balik dari proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Dalam penelitian ini, hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah pembelajaran.
2. Matematika materi sifat-sifat bangun datar
Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan sekolah dasar meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) bilangan, 2) geometri, 3) pengolahan data Depdiknas, 2006. Sifat-sifat bangun datar merupakan sebuah bangun berupa bidang datar yang dibatasi oleh beberapa ruas garis. Jumlah dan model ruas garis yang membatasi bangun tersebut menentukan nama dan bentuk bangun tersebut.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan matematika adalah mata pelajaran kelas III MI.
3. Strategi pembelajaran make a match
Menurut rusman strategi make a match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam pembelajaran kooperatif. Metode ini dikembangkan oleh Lorna Curran dalam buku (huda, 2013). Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik, dalam suasana yang menyenangkan.
7
pasangan soal dan jawaban sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam pembelajaran matematika.
Yang dimaksud dengan strategi pembelajaran make a match dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran mencari pasanagan soal dan jawaban matematika materi sifat-sifat bangun datar.
G.Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Metode dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yakni menggunakan hasil belajar matematika materi Sifat-sifat Bangun Datar Sederhana Melalui Strategi Pembelajaran make a matchpada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan.
Menurut Arikunto dalam Suyadi dalam buku (2010:18) yang menjelaskan PTK secara lebih sistematis.
a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat tentang hal–hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati.
b. Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK kegiatan ini dikenal dengan siklus– siklus kegiatan untuk peserta didik.
8
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika rendah dan adanya keinginan guru untuk memperbaiki hasil belajar siswa dengan kegiatan penelitian.
Pemilihan penelitian ini menggunakan PTK Kolaboratif, karena secara langsung peneliti ikut terlibat langsung dalam penelitian. Peneliti mengumpulkan data dengan cara wawancara dengan guru, siswa, dan observasi kelas setelah itu melakukan belajar mengajar di kelas tersebut. (Arikunto, 2007:13)
9
Gambar 1.1
Skema Pelaksanaan Siklus PTK (Suyadi, 2010:50)
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian di MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun 2016.
3. Waktu Penelitian
Tabel 1.1 Waktu Penelitian
No Deskripsi
2 Penyusunan Landasan Teori √ √
3 Persiapan Penelitian √ √
4 Pelaksanaan Penelitian √ √
5 Input Data √ √
6 Analisis Data √
7 Penyusunan Skripsi √ √ √
Perencanaa
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
10 4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan tahun 2016 yang berjumlah 24 siswa.
11 5. Langkah-langkah penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kurt Lewin dimana konsep pokok action reset terdiri dari 4 komponen yaitu: Planning
(Perencanaan), Action (Pelaksanaan tindakan), Observation (Pengamatan) dan Reflection (Refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut:
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencaan umum di maksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus.
1) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan strategi pembelajaran make a match.
2) Mempersiapkan sarana prasarana pendukung yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
3) Mempersiapkan soal mengenai materi bangun datar sederhana. b. Tindakan (action)
Implementasi tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya.
12
Tahap tindakan dilakukan oleh guru dengan menerapakan media pembelajaran visual dalam proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas III. Materi yang akan diberikan adalah sifat-sifat sederhana bangun datar sederhana.
1) Meliputi pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi) dan penutup.
2) Memberikan motivasi
3) Menyajikan materi pelajaran melalui strategi pembelajaran make a match.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya 5) Memberikan penguatan dan kesimpulan
6) Melakukan pengamatan c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan atau observing dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolabolator, yang memang diberikan tugas untuk hal itu. Pada ssat pengamatan, pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi dikelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan dan lain sebagainya.
d. Refleksi (Reflection)
13
demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan hasil observasi.
6. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana yang sudah disusun, seberapa proses yang terjadi dapat diharapkan menuju sasaran yang diharapkan. Gejala ketidak berhasilan atau kekeliruan dalam rencana tindakan dapat diketahui sedini mungkin melalui observasi sehingga dapat dilakukan modifikasi rencana tindakan sebelum berjalan lebih lanjut.
Kegiatan ini yang diobservasi secara langsung adalah meliputi observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas, observasi kegiatan siswa, dan observasi tentang bagaimana proses belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar Matematika dengan strategi pembelajaran make a match. Peneliti dapat mencatat hasil observasi pada lembar observasi. Hal ini dilakukan untuk membuat kesimpulan terhadap pelaksanaan siklus tersebut yang kemudian akan direfleksikan pada siklus berikutnya.
b. Metode Test
14
sifat-sifat bangun datar dengan menerapkan strategi make a match.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, dan catatan lapangan yang dianggap penting.
7. Instrument penelitian
Instrument penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah.
a. Lembar observasi
Dalam penelitian ini digunakan dua lembar observasi, yakni lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi make a match dan lembar observasi keaktifan siswa. Lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi make a match
digunakan sebagai pedoman peneliti dalam melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran. Sedangkan lembar observasi keaktifan siswa digunakan pada setiap pembelajaran, sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan dan tujuan peneliti.
b. Soal Tes
15
test ini terdapat soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran.
8. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
Penilaian rata-rata dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
X= ∑
b. Penilaian untuk Ketuntasan Belajar
Dalam menghitung ketuntasan belajar, peneliti menggunakan kriteria B sebagai batas ketuntasan menimum, kemudian menganalisis dengan rumus berikut:
P = ∑
∑
Dengan:
16
H. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam laporan penelitian yang akan di susun adalah BAB I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II Pembahasan Teoritik. Pada bab ini lebih banyak menyajikan landasan teoritis dalam menunjang permasalahan.
BAB III Paparan Data dan Temuan Penelitian. Pada bab ini dikemukakan tentang bentuk gambaran umum atau suasana/kondisi MI
Ma’arif Gedangan Kec Tuntang, Kab.Semarang
BAB IV Pembahasan. Pada bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian.
17
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Definisi Hasil Belajar a. Belajar
Belajar adalah hal terpenting dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Seseorang belajar pada dasarnya didorong keinginan untuk mengembangkan potensinya dalam mencapai tujuan. Dalam prespektif agama islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hal ini dinyatakan dalam surat Mujadalah ayat 11 yang berbunyi:
ٍت اَجَر َد َمْلِعْلا اوُتْوُأ َنْي ِذَّلاَو ْمُكْنِم وُنَمَا َنْي ِذَّلا ُالله ِعَف ْزَي
...“ ...Niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada
orang-orang beriman dan berilmu”.
18
pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan (knowledge). Definisi ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara konvensional dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di alam, tinggal bagaimana siswa atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan.
Berikut definisi belajar menurut beberapa pakar pendidikan; (Suprijono, 2011: 2)
1) Gagne mengatakan belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.
2) Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 3) Morgan
Belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
4) Harold Spears
Belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu.
19
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif, afektif dan psikomotor.
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt antara lain: (Djamarah, 2011: 20-21)
1) Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.
2) Belajar adalah suatu proses perkembangan
Anak-anak bisa dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai organisme yang berkembang, kesediaannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa, tapi juga perkembangan sebab lingkungan dan pengalaman.
3) Anak didik sebagai organisme keseluruhan
Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniahnya.
4) Terjadi transfer
20
5) Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Belajar timbul bila seseorang menemui situasi baru dalam kehidupannya. Dalam menghadapi hal itu ia akan menggunakan semua pengalaman yang telah dimilikinya. Anak akan mengadakan reorganisasi pengalamannya. Misalnya seorang anak kulitnya mengelupas akibat terbakar saat bermain api. Anak belajar dari pengalamannya bahwa api itu panas dan bisa membakar kulit manusia. Karena pengalaman itu anak didik tidak akan mengulangi untuk bermain-main dengan api.
6) Belajar harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar dimana seseorang melihat (insight) hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem. Misalnya peristiwa banjir yang dihubungkan dengan faktor-faktor lain.
7) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan.
8) Belajar berlangsung terus-menerus.
Belajar tidak hanya disekolah, tetapi juga diluar sekolah. Anak didik dapat memperoleh pengetahuan/pengalaman sehari-hari dirumah atau dimasyarakat.
21
keterampilan, sikap-sikap, nilai-nilai, guna meningkatkan kualitas tingkah lakuya dalam rangka mengembangkan kepribadiannya.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang diperoleh (Sam’s, 2010: 33).
Mulyasa (2009: 212) menambahkan hasil belajar adalah prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan.
Proses belajar dan hasil belajar merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu guru dan siswa. Dari segi siswa belajar dialami sebagai suatu proses, sedangkan dari segi guru proses belajar tersebut tampak sebagai perilaku belajar tentang sesuatu hal.
22
Suprijono (2011:6) menambahkan bahwa hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai, sikap, apresiasi dan ketrampilan, merujuk pemikiran Gagne hasil belajar berupa:
1) Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
2) Ketrampilan Intelektual merupakan kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang.
3) Strategi Kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Ketrampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi , sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima dan menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai –nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Suprijono, 2011: 6).
1) Kognitif mencakup pengetahuan, pemahaman, menerapkan, analisis (menguraikan), synthesis (merencanakan) dan menilai. 2) Ranah Afektif meliputi sikap menerima, memberikan respon, nilai,
23 3) Ranah psikomotor meliputi fisik.
Sebagaimana menurut Reigeluth hasil belajar merupakan semua akibat yang dapat terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode. Snalbeker mengatakan bahwa perubahan atau kemampuan baru yang diperoleh siswa setelah melakukan perbuatan belajar adalah hasil belajar (Rusmono, 2012: 8).
Dari uraian definisi mengenai hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan yang merupakan timbal balik dari proses belajar yang telah dilakukan, perubahan tersebut tidak hanya terjadi pada salah satu aspek potensi kemanusiaan.
2. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
24 Bagan 2.1
Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar
Alami
Lingkungan Sosial Budaya
Luar Kurikulum Program
Instrumental Sarana dan Fasilitas Guru
Unsur
Kondisi Fisiologis Fisiologis Kondisi Panca Indera
Dalam Minat Kecerdasan Psikologis Bakat Motivasi
Kemampuan Kognitif
Bagan diatas menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yakni faktor dari luar diri peserta didik dan faktor dari dalam diri peserta didik.
25
kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara lingkungan biotik dan abiotik tidak dapat dihindari.
1) Lingkungan Alami adalah lingkungan tempat tinggal anak didik. seperti udara yang tercemar merupakan polusi yang dapat mengganggu pernapasan. Oleh karena itu kesejukan udara dan ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang kondusif untuk terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan.
2) Lingkungan Sosial Budaya
Manusia adalah mahluk yang cenderung hidup bersama satu sama lain. Hidup dalam kebersamaan dan saling membutuhkan akan melahirkan interaksi sosial. Saling memberi dan saling menerima merupakan kegiatan yang selalu ada dalam kehidupan sosial. Sebagai anggota masyarakat anak didik tidak dapat lepas dari ikatan sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk padanorma-norma sosial, susila dan hukum yang berlaku dalam masyarakat. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar disekolah.
b. Faktor Instrumental
Sebagai sarana untuk mencapai tujuan dalam suatu kelembagaan. 1) Kurikulum merupakan unsur substansial dalam pendidikan. Tanpa
26
yang harus guru sampaikan dalam suatu pertemuan kelas belum guru programkan sebelumnya. Kurikulum diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik disekolah.
2) Program
Setiap sekolah mempunyai program pendidikan. Dalam program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia. Baik tenaga finansial dan sarana prasarana. Program pengajaran yang guru buat akan mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung.
3) Sarana dan Fasilitas.
Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan. Gedung sekolah sebagai tempat yang strategis berlangsungnya kegiatan belajar mengajar disekolah. Buku pegangan anak didik harus lengkap sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas mengajar merupakan kelengkapan mengajar guru yang harus dimiliki oleh sekolah.
4) Guru
Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan. Kehadiran guru mutlak diperlukan didalam pendidikan. Kompetensi yang harus ditingkatkan menyangkut tiga kemampuan guru, yaitu kompetensi pedagogik, profesional dan sosial.
27
Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas. Pengajaran dengan pola klasikal perlu memperhatikan postur tubuh anak didik. Anak didik yang tinggi sebaiknya ditempatkan dibelakang anak didik yang bertubuh pendek.
d. Kondisi Psikologis
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh kondisi psikologis seperti minat, minat, motivasi, kemampuan kognitif.
3. Pengertian Evaluasi Belajar
Evaluasi merupakan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Tujuan dan fungsi evaluasi menurut Syah (2010: 99) antara lain:
a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
b. Untuk Mengetahui posisi siswa dalam kelompok kelasnya. c. Untuk mengetahui tingkat usaha siswa dalam belajar.
d. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses mengajar belajar.
Selain itu, berdasarkan Undang- Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan (Syah, 2010: 199).
28
untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta didik. Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengetahui pembentukan kompetensi peserta didik. Standar nasional pendidikan mengungkapkan
bahwa “penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam bentuk penilaian harian, penilaian tengah semester, penilaian akhir semester dan penilaian kenaikaan kelas (Mulyasa, 2009: 209-210).
a. Penilaian Harian
Penilaian harian atau sering disebut juga ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran dalam kompetensi dasar tertentu. Penilaian harian terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para peserta didik dan tugas–tugas terstruktur yang berkaitan dengan konsep dan kompetensi dasar yang sedang dibahas. Penilaian harian ditujukan untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran (RPP), sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi para peserta didik.
b. Penilaian Tengah Semester
29 c. Penilaian Akhir Semester
Ujian Akhir Semester (UAS) dilaksanakan secara bersama-sama untuk kelas–kelas paralel baik tingkat kecamatan maupu provinsi. Hal ini dilakukan terutama untuk meningkatkan pemerataan mutu pendidikan dan untuk menjaga keakuratan soal-soal yang diujikan.
d. Penilaian Kenaikan Kelas
Penilaian kenaikan kelas atau ujian kenaikan kelas dilakukan pada akhir semester genap. Penilaian ini sering disebut dengan evaluasi belajar tahap akhir (EBTA) pada akhir satuan pendidikan.
Pada prinsipnya evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Adapun ragam evaluasi hasil belajar menurut Syah (2010: 202) antara lain.
1) Pre-Test dan Post-Test
30
menggunakan instrumen sederhana yang berisi item-item yang jumlahnya sangat terbatas.
2) Evaluaasi Prasyarat
Evaluasi prasarat bertujuan untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan. Contoh evaluasi pelajaran perkalian bilangan, karena penjumlahan merupakan prasyarat perkalian.
3) Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa. Evaluasi jenis ini dititik beratkan pada bahasan tertentu yang dipandang telah membuat siswa mendapatkan kesulitan.
4) Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang
dilakukan pada setiap akhir penyajiann suatu pelajaran. Tujuannya untuk memperoleh umpan balik kesulitan belajar siswa, sebagai bahan pertimbangan pengajaran remidial/perbaikan.
5) Evaluasi Sumatif
31
laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa dan bahan penentu naik tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
B. Matematika di SD/MI
1. Pengertian Matematika
Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri, aljabar dan kalkulus. Dalam penyelenggaraannya di sekolah digunakan berbagai istilah cabang matematika seperti ilmu ukur, aljabar, trigonometri, geometri dan ilmu ukur lukis (Depdiknas: 2000: 12).
Matematika adalah suatu cara berpikir, suatu cara menyusun kerangka dasar pembuktian menggunakan logika. Sebagai cara berpikir, matematika dapat digunakan menguji apakah suatu pemikiran itu benar atau sekurang-kurangnya benar dengan peluang yang besar. Sebagai suatu cara berpikir matematika digunakan dalam sains, industri, dan kegiatan pembangunan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan (Titikusumawati, 2014: 12).
2. Fungsi pelajaran matematika di SD/MI
32
Dalam buku standar kompetensi matematika Depdiknas, secara khusus disebutkan bahwa fungsi matematika adalah mengembangkan kemampuan berhitung, mengukur, menurunkan rumus dan menggunakan rumus matematika yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui pengukuran dan geometri, aljabar, peluang dan statistika, kalkulus dan trigonometri. Metamatika juga berfungsi mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika, diagram, grafik, atau tabel. (http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah/).
3. Tujuan pelajaran matematika di SD/MI
Tujuan pelajatran matematika di MI adalah sebagai berikut :
a) Memiliki kemampuan, yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika.
b) Memiliki pengetahuan matematika sebagai bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah.
c) Mempunyai keterampilan matematika sebagai peningkatan dan perluasan dari matematika sekolah dasar untuk dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
33
Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:
1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan (http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan karakteristik-matematika-sekolah/).
4. Ruang lingkup mata pelajaran matematika di SD/MI
34
Pengukuran dan geometri ditekankan pada kemampuan mengidentifikasi penggolongan data dan bangun ruang serta menentukan keliling, luas, volume, dalam pemecahan masalah.
C. Materi sifat-sifat bangun datar sederhana
1. Segitiga
a) Segita siku-siku
(1) Mempunyai 3 sisi (2) Mempunyai 3 sudut
(3) Salah satu sudutnya siku-siku b) Segitiga sama kaki
(1) Mempunyai 3 sisi (2) Mempunyai 3 sudut
35 (1) Mempunyai 3 sisi (2) Mempunyai 3 sudut
(3) Dua buah sisinya sama panjang 2. Segi empat
a) Persegi
(1) Mempunyai 4 sisi (2) Mempunyai 4 sudut
(3) Keempat sisinya sama panjang (4) Keempat sudutnya siku-siku (5) Diagonalnya sama panjang b) Persegi panjang
(1) Mempunyai 4 sisi (2) Mempunyai 4 sudut
(3) Mempunyai 2 pasang sisi yang sejajar dan sama panjang (4) Keempat sudutnya siku-siku
36 (1) Mempunyai 4 sisi (2) Mempunyai 4 sudut
(3) Mempunyai 2 pasang sisi yang sama panjang (4) Mempunyai sepasang sudut yang sama besar d) Trapesium
(1) Mempunyai 4 sisi (2) Mempunyai 4 sudut
(3) Mempunyai sisi yang sejajar e) Belah ketupat
(1) Mempunyai 4 sisi (2) Mempunyai 4 sudut
(3) Keempat sisinya sama panjang
(4) Mempunyai 2 sudut lancip dan 2 sudut siku-siku (5) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
f) jajar genjang
(1) Mempunyai 4 sisi (2) Mempunyai 4 sudut
37 3. Lingkaran
a). lingkaran
(1) Mempunyai 1 titik pusat
(2) Jarak titik pusat ke sekeliling lingkaran sama, dinamakan jari-jari
(3) Garis tengah lingkaran disebut diameter D. Strategi Pembelajaran Make a Match
1. Makna Strategi
38
Istilah strategi (stategy) berassal dari “kata benda” dan “kata kerja”
dalam bahasa yunani. Sebagai kata benda, strategos merupakan gabungan
kata stratus (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego berarti merencanakan (to plan). Dalam kamus The amirican heritage Dictionary (1976: 1273) dikemukakan bahwa strategi adalah ilmu atau seni yang digunakan sebagai aplikasi dalam perencanaan dan pengoprasian/pemecahan masalah dalam sekala besar.
Semakin luasnya penerapan strategi, Mintzberg dan Waters (1983) mengemukakan bahwa strategi adalah pola umum tentang keputusan atau tindakan. Hardy, Langley, dan Rose dalam sudjana mengemukakan strategi dipahami sebagai rencana atau kehendak yang mendahului dan mengendalikan kegiatan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikemukakan bahwa strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan (Majid, 2014: 3).
2. Makna Pembalajaran
Secara sederhana, istilah pembelajaran (instruction) bermakna
sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan
pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”.
39
terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Beberapa ahli mengemukakan tentang pengetian pembelajaran, diantaranya:
a) Pemebelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu pemebelajaran merupakan subyek khusus dari pendidikan (Corey, 1986);
b) Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 tahun 2003);
c) Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Mohammad Surya);
d) Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang saling memperngaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran (Oemar Hamalik);
40
Pada prinsipnya, pembelajaran tidak hanya sebatas pada event-event yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua events yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar yang meliputi kejadian-kejadian yang diturunkan dari bahan-bahan cetak, gambar, program radio, telivisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut (Majid, 2014:4).
3. Strategi Pembelajaran
Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar-mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
41
Namun sebelumnya perlu dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Menurut Djamarah, ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagai mana yang diiharapkan.
b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
c. Memilih dan menetaapkan prosedur, metode dan teknik belajar-mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menuai kegiatan mengajarnya.
42
Pertama, dapat dilihat bahwa apa yang dijadikan sebagai sasaran dari kegiatan belajar-mengajar. sasaran yang dituju harus jelas dan terarah. Oleh karena itu, tujuan dari pengajaran yang dirumuskan harus jelas dan konkret sehingga mudah dipahami oleh anak didik.
Kedua, memilih cara pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif untuk mencapai sasaran. Disini dapata dilihat bahwa bagaimana cara seorang guru memandang suatu persoalan, konsep, pengertian dan teori apa yang harus digunakan oleh seorang guru dalam memecahkan masalah suatu kasus, akan mempengaruhi hasilnnya.
Ketiga, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif. Metode dan teknik penyajian untuk memotivasi anak didik agar mampu menrapkan pengetahuan dan pengalaman untuk memecaahkan masalaah.
43 4. Strategi pembelajaran make a match
Dikembangkan pertama kali oleh Lorna Curran pada tahun 1994. Strategi pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan mempunyai keunggulan yaitu salah satunya adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan. Tujuan daari strategi ini antara lain: pendalaman materi, penggalian materi dan edutainment.
Menurut (Kesuma, 2013) langkah-langkah pembelajaran strategi
Make a Match yaitu:
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang mungkin cocok untuk semua sesi review (persiapan menjelanag tes atau ujian).
b. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.
c. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya.
d. Siswa juga bisa bergabung dengan dua atau tiga siswa lain yang memegang kartu yang cocok.
Adapun persiapan dan langkah-langkah dalam penerapan strategi
make a match menurut (Huda, 2013: 251) sebagai berikut:
44
b. Membuat kunci jawaban dari pertanyaan-pertayaan yang telah dibuat dan menulisnya dalam kartu-kartu jawaban. Akan lebih baik jika kartu pertayaan dan jawaban berbeda warna.
c. Membuat aturan yang berisi penghargaan bagi siswa yang berhasil dan sanksi bagi siswa yang gagal (di sini, guru dapat membuat aturan ini bersama-sama dengan siswa).
d. Menyediakan lembaran untuk mencatat pasangan-pasangan yang berhasil sekaligus untuk penskoran presentasi.
Langkah-langkah dalam penerapan strategi pembelajaran make a match antara lain:
a. Guru menyampaikan materi atau memeberi tugas kepada siswa untuk mempelajari materi dirumah.
b. Siswa dibagi ke dalam 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. kedua kelompok diminta untuk berhadap-hadapan. c. Guru membagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu
jawaban kepada kelompok B.
d. Guru menyampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokan kartu yang dipegang dengan kartu kelompok lain.
e. Guru juga perlu menyampaikan batasan maksimum waktu yang diberikan kepada mereka.
45
pasangannya masing-masing, guru meminta mereka melaporkan diri kepadanya. Guru mencatat mereka pada kertas yang sudah dipersiapkan.
g. Jika waktu sudah habis, mereka harus diberitahu bahwa waktu sudah habis. Siswa yang belum menemukan pasangan diminta untuk berkumpul tersendiri.
h. Guru memanggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. i. Terakhir, guru memberikan konfirmasi tentang kebenaran dan
kecocokaan pertanyaan dan jawaban. Adapun kelebihan dari strategi ini antara lain:
a. Dapat meningkatkan antusias belajar siswa, baik secara kognitif maupun fisik.
b. Karena ada unsure permainan, metode ini mmenyenangkan
c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipeajari dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
d. Efektif sebagai sarana melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi
e. Efektif melatih kedisiplinan siswa menghargai waktu untuk belajar Adapun kelemahan dari strategi ini antara lain:
a. Membutuhkan waktu yang lama.
46
c. Siswa kurang memberikan perhatian kepada teman yang lain. d. Guru harus memilih hukuman yang cocok bagi siswa.
5. Kaitan antara Sifat-sifat Bangun Datar dengan Make a Match
Dalam pembelajaran matematika banyak siswa menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus-rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi pelajaran yang disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dengan strategi make a match yang termasuk ke dalam strategi aktif learning dimana pembelajarannya melatih siswa aktif, menyenangkan dan menghibur karena berisi permainan. Dengan demikian diharapkan adanya perubahan peemahaman siswa tentang matematika.
Strategi make a match dapat digunakan dalam menjelaskan sifat-sifat bangun datar dengan memberikan soal dengan nyata seperti memberikan bentuk bangun datar yang nyata terhadap siswa sebagai soal dalam mencari pasangan. Sedangkan jawaban yang berupa sifat-sifat bangun datarnya diberikan kepada siswa yang lain sebagai pasangannya. Dalam proses pencarian didalam strategi make a match
47 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal
Penelitian ini dilaksanakan di MI Ma’arif Gedangan Kecamatan
Tuntang kabupaten Semarang. Dalam bagian ini penulis ingin paparkan lokasi dilaksanakan penelitian ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Secara garis besar lokasi peneltian dapat penulis sampaikan sebagai berikut :
1. Identitas
Nama Madrasah : MI Ma’arif Gedangan
NSM : 111233220077
Alamat : Jl. Nusantara No. 1 Gedangan Tuntang Status Madrasah : Swasta
Tahun berdiri : 1956
Bangunan : Milik Yayasan Luas Bangunan : 1.645 m2 2. Letak geografis
48 3. Sejarah berdirinya MI Ma’arif Gedangan
MI Ma’arif Gedangan berdiri pada tahun 1956 yang didirikan oleh suatu yayasan di bawah naungan Kementrian Agama. MI Ma’arif
Gedangan didirikan masyarakat sekitar dengan tujuan agar peserta didik dapat melaksanakan syariat agama Islam dalam kehidupan sehari-hari
dengan baik. MI Ma’arif Gedangan didirikan di atas tanah wakaf seluas
315.
Adapun Visi dan Misi dari MI Ma’arif Gedangan adalah berikut :
a. Visi
Terwujudnya generasi muslim yang bertaqwa, cerdas, terampil dan berakhlakul karimah.
b. Misi
1) Menumbuh kembangkan penghayatan terhadap ajaran agama.
2) Melaksanakan pembelajaran yang efektif serta bimbingan belajar secara aktif, sehingga siswa dapat meraih prestasi secara optimal. 3) Menumbuhkan semangat kegiatan belajar mengajar kepada seluruh
warga sekolah.
4) Aktif mengikuti perlombaan.
49
4. Keadaan Guru MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang Tabel: 3.1
Daftar Guru MI Ma’arif Gedangan
No Nama Guru Jabatan Pendidikan
1 Ridha Rahman, S.PdI Kepala Sekolah S1
5. Data Siswa Tahun Pelajaran 2015/2016 Tabel: 3.2
Daftar Siswa MI Ma’arif Gedangan Kecamatan Tuntang
No Kelas Jumlah Siswa Jumlah Jumlah
6. Karakteristik Siswa
Siswa kelas III MI Ma’arif Gedangan tahun 2016 berjumlah 24
siswa terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 110 orang siswa perempuan.
50
Tabel: 3.3
Data Keadaan Siswa Kelas III MI Ma’arif Gedangan Kecamatan
51 7. Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Matematika materi sifat-sifat bangun datar sederhana semester genap tahun 2016. Penelitian menggunakan strategi make a match, dilaksanakan dalam 2 siklus. Penelitian tersebut menggunakan jam mata pelajaran Matematika sesuai
dengan jadwal pelajaran Matematika kelas III MI Ma’arif Gedangan.
Waktu pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanaan pada bulan Maret 2016. b. Kegiatan pre test dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2016.
c. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2016. d. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Mei 2016.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan semester II, pada tanggal 12 Mei 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan program semester mata pelajaran Matematika kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana. dengan kompetensi dasar mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya. Dengan pokok bahasan sifat-sifat bangun datar sederhana.
52 1. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat serangkaian kegiatan belajar mengajar menggunakan strategi make a match. Adapun materi yang dibahas adalah sifat-sifat bangun datar sederhana.
b. Menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawaban yang digunakan dalam strategi make a match, yang berhubungan dengan materi sifat-sifat bangun datar sederhana.
c. Menyiapkan bahan ajar serta Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar melalui strategi make a match. d. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa. 2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pendidik melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
b. Guru memulai pelajaran dengan salam, do’a dan sapaan kepada siswa. c. Guru melakukan ice breaking untuk mengendorkan syaraf siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
53
f. Siswa diberi kesempatan untuk memperlihatkan bentuk-bentuk benda yang ada disekitarnya.
g. Siswa dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. h. Kelompok A menerima pertanyaan dan kelompok B menerima
jawabannya.
i. Guru menjelaskan peraturan didalam mencari pasangan.
j. Guru meminta siswa untuk mencari pasangan dari pertanyaan dan jawaban yang sudah dibagi.
k. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil mendapatkan pasangannya.
l. Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
m. Guru mengomentari hal–hal yang berlangsung saat proses pembelajaran.
n. Siswa mengerjakan Post-test siklus I.
o. Guru menutup pembelajaran mengucapkan dengan salam. 3. Pengamatan/Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan strategi
make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
54 a. Guru
1) Guru belum mampu menguasai siswa sepenuhnya selama proses pembelajaran berlangsung sehingga siswa masih ada yang tidak memperhatikan.
2) Guru kurang mampu menghidupkan susasana kelas. 3) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.
b. Siswa
1) Siswa senang dengan strategi baru.
2) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.
3) Siswa masih bermain sendiri atau berbicara dengan teman ketika guru menerangkan.
4) Siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. 4. Refleksi
55
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah, yaitu;
1) Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat penggunaan strategi make a match.
2) Beberapa siswa belum paham tentang aturan strategi make a match. Siswa masih mengalami kebingungan untuk menentukan apakah pertanyaan dan jawabannya benar.
3) Pertanyaan dan jawaban yang mudah dipahami oleh siswa sangat tergantung oleh guru.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan semester II, pada tanggal 26 Mei 2016. Pelaksanaan tindakan ini sesuai dengan mata pelajaran Matematika kelas III Semester II. Standar kompetensi memahami unsur dan sifat-sifat bangun datar sederhana, dengan kompetensi dasar mengidentifikasi berbagai jenis dan besar sudut. Pokok bahasan sifat-sifat bangun datar.
56 1. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi yang diperoleh dari observasi dan hasil perolehan nilai pada siklus I, maka siklus II merupakan perbaikan dari siklus I. Rencana tindakan siklus II yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
b. Menyiapkan seperangkat pertanyaan dan jawaban yang digunakan dalam strategi make a match, yang berhubungan dengan materi sifat-sifat bangun datar sederhana .
c. Menyiapkan bahan ajar.
d. Menyiapkan lembar pengamatan untuk melihat kondisi belajar mengajar melalui strategi pembelajaran make a match.
e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Pendidik melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang dibuat sebelumnya.
b. Guru memulai pelajaran dengan salam, do’a dan sapaan kepada siswa. c. Guru melakukan ice breaking untuk mengendorkan syaraf siswa. d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
e. Guru menjelaskan materi sifat-sifat bangun datar sederhana.
57
g. Siswa dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. h. Kelompok A menerima pertanyaan dan kelompok B menerima
jawabannya.
i. Guru menjelaskan peraturan didalam mencari pasangan.
j. Guru meminta siswa untuk mencari pasangan dari pertanyaan dan jawaban yang sudah dibagi.
k. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang berhasil mendapatkan pasangannya.
l. Guru memberikan umpan balik kepada siswa.
m. Guru mengomentari hal–hal yang berlangsung saat proses pembelajaran.
n. Siswa mengerjakan Post-test siklus II.
o. Guru menutup pembelajaran mengucapkan dengan salam. 3. Pengamatan/Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan strategi make a match dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a. Tanggapan untuk guru
58
2) Guru sudah bisa melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang telah direncanakan.
3) Guru sudah mulai mampu dalam menghidupkan susasana kelas. 4) Adanya peningkatan nilai pada siklus II.
5) Optimalnya hasil belajar siswa b. Tanggapan untuk siswa
1) Siswa sudah aktif dengan motivasi yang diberikan oleh guru dalam proses belajar, sehingga siswa sibuk melaksanakan tugas yang diberikan guru.
2) Siswa antusias mengikuti proses pembelajaran. 4. Refleksi
Hasil belajar siklus II ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Peserta didik terlihat sangat antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran menggunakan strategi
make a match. Siswa mulai mandiri melakukan proses pembelajaran dengan strategi make a match. Guru berperan sebagai fasilitator, pembimbing dan motivator, pusat pembelajaran berada pada siswa. Strategi make a match ini membuat siswa aktif karena permainan terpusat pada individu. Siswa-siswi terlihat aktif dalam mencari pasangan mereka.
59 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Pra Siklus
Peneliti melakukan pra siklus mata pelajaran Matematika materi bangun datar sederhana untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebelum dilakukan tindakan menggunakan strategi make a match
kemudian melakukan pra siklus setiap berakhirnya siklus. Adapun hasil
pra siklus dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel: 4.1
Nilai Pra SiklusHasil Belajar Siswa
60
Data diatas dapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 60 sebanyak 11 siswa atau 46% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa. Dan yang belum tuntas sebanyak 13 siswa atau 54% dari jumlah
siswa yang ada di kelas III MI Ma’arif Gedangan. Nilai rata-rata kelasnya adalah 57.
2. Siklus 1
Pada siklus I pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan
post-test dan lembar observasi. Dari instrumen tersebut diperoleh data tentang nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran.
a. Data Hasil Pengamatan 1) Nilai Hasil Belajar Siswa
Dari post-test yang dilakukan pada akhir pembalajaran siklus I menggunakan strategi pembelajaran make a match mata pelajaran matematika materi bangun datar diperoleh nilai hasil belajar siswa sebagai berikut:
22. F A U P 60 80 Tuntas
23. M F A L 60 50 Tidak Tuntas
24. M R A L 60 60 Tuntas
Jumlah 1370
Nilai Rata-Rata 57
61
Tabel: 4.2
NilaiHasil Belajar Siswa Siklus 1
No NAMA SISWA L/P KKM NILAI KETERANGAN
Berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat diketahui bahwa hasil siklus Idapat disimpulkan siswa yang tuntas dalam KKM 60 sebanyak 20 siswa atau 83% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 24 siswa. Dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau
17% dari jumlah siswa yang ada di kelas III MI Ma’arif Gedangan.