• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2014 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG KAB. SEMARANG TAHUN 2014 - Test Repository"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA

SMP NEGERI 2 TUNTANG KAB. SEMARANG

TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh :

NAILIL ASNA

NIM. 111 10 173

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nailil Asna

NIM : 111 10 173

Jurusan : Tarbiyah

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 24 Oktober 2014 Yang menyatakan,

(5)

Dr. Imam Sutomo, M. Ag Dosen STAIN Salatiga Nota pembimbing Lamp : 1 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Saudara Nailil Asna

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah tugas akhir saudara:

Nama : Nailil Asna NIM : 11110173

Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN 2014.

Dengan ini kami mohon tugas akhir saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Salatiga, 24 Oktober 2014 Pembimbing

(6)

SKRIPSI

PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG

TAHUN 2014

DISUSUN OLEH NAILIL ASNA NIM : 11110173

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar

sarjana S1 Kependidikan Agama Islam Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : A. Bahrudin, M.Ag

NIP. 19531223 198203 1005 ………

Sekretaris Penguji : Rasimin, S.PdI, M.Pd

NIP. 19750713 200901 1011 ………

Penguji I : A. Bahrudin, M.Ag

NIP. 19531223 198203 1005 ………

Penguji II : Dra. Sri Suparwi, M.A.

NIP. 19690506 199303 2004 ………

Penguji III : Siti Rukhayati M.Ag

NIP. 19770403 200312 2003 ………

Salatiga, 24 Desember 2014 Ketua STAIN Salatiga

(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

نيِّدلاُداَمِعةلاَّصلا

"

Shalat itu adalah tiang agama

Persembahan Ku persembahkan sekripsi ini untuk: Ibu dan bapak yang selalu ku hormati dan dan ku cintai yang telah

membimbing, mendidik dan serta yang selalu mendoakanku Adik-adik ku yang aku sayangi dan kubanggakan Seluruh teman-temanku angkatan PAI 2010, Racana Kusumadilaga

Worosrikandi, yang menjadiakan persahabatan indah serta melukis sebuah proses dalam hidupku

(8)

ABSTRAK

Asna, Nailil. 2014. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Stain Salatiga, Pembimbing: Dr, Imam Sutomo M. Ag. Kata kunci: bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?, (2) bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP negeri 2 Tuntang tahun 2014?, (3) adakah pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP negeri 2 Tuntang tahun 2014?. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode penelitian korelasional. Dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang tanggal 8 September sampai 17 Oktober 2014. Populasi 679 dengan sampel 68 siswa ( 10% sesuai pendapat Arikunto). Metode pengumpulan data dengan metode observasi, interview, angket, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis pendahuluan dan lanjutan.

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk pada kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 54 siswa dari 68 responden atau 79,41% dengan interval 31-46 masuk dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 4,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah responden 3 orang. Dan kategori rendah 16,18% terletak pada interval 15-30 dengan jumlah respnden 11 orang.

Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 48 orang dari 68 responden atau 70,59% dengan interval 31-46 berada dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 29,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah respnden 20 orang. Dan kategori rendah 0% terletak pada interval 15-30 dengan responden 0 orang .

Hipotesis nihil atau dugaan sementara sebelum penelitian menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak. Sedangkan setelah penelitian menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 . Hal ini dibuktikan dengan harga rxy hitung lebih besar dari

(9)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,

segala puji dan syukur, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah

melimpahkan anugrahnya , sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

ber judul: PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP

INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2

TUNTANG TAHUN 2014. Dan peneliti yakin tanpa pertolongan dan petunjuk

Nya sekripsi ini dapat terselesaikan.

Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi

syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah di Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam penulisan ini, peneliti mendapatkan beberpa masukan, bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan kali ini peneliti ingin

mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian.

3. Bapak Nur Salim, S. Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Tuntang

yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian

pada siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.

4. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan

(10)

5. Seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang yang telah mau bekerjasama dalam

penelitian ini.

6. Team perpustakaan STAIN Salatiga.

7. Teman-temanku yang sudi kiranya membantu dan menyemangati

menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini selesai.

Dalam laporan ini peneliti sadari masih banyak kekurangan. Untuk itu peneliti berharap adanya kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfa’at. Amin.

Salatiga, 24 Oktober 2014 Peneliti,

(11)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan……….………....….i

Halaman Nota Pembimbing…………...………..…ii

Halaman Pengesahan……...……….…..iii

Halaman Motto dan Pembahasan………...………...…..iv

Abstrak……….……....v

Halaman Kata Pengantar………...………...vi

Halaman Daftar Isi……….……….………..…viii

Daftar tabel ………xii

Daftar lampiran……….. …….ivx

BAB I PENDAHULUAN………1

A. Latar Belakang Masalah……….………..1

B. Rumusan Masalah………4

C. Tujuan Penelitian ……….………4

D. Hipotesis Penelitian…………..………5

E. Manfaat Penelitian……….………..5

F. Definisi Oprasional……..………6

(12)

2. Intensitas Ibadah Shalat Fardlu………..…………7

G. METODE PENELITIAN……….8

1. Pendekatan Dan Rancangan Penelitian ……….9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian……….……….9

3. Populasi dan Sampel………..………9

4. Instrument Penelitian………..………..12

5. Metode Pengumpulan Data……….……….14

6. Analisis data………...16

H. Sistematika Penulisan Skripsi………17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. BIMBINGAN KEAGAMAAN 1. Pengertian Bimbingan Keagamaan………..………19

2. Dasar Bimbingan Keagamaan………..………21

3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah Dalam Mendidik Siswa…...….26

4. Tehnik Pendidikan Islam………..………28

5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa……….31

B. INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDLU 1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardlu……… ……….31

2. Dasar Kewajiban Shalat Fardlu………...……….33

3. Keistimewaan Ibadah Shalat……….… ……..34

4. Syarat - Syarat Shalat……… ……..35

(13)

C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat

Fardhu……….39

BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang ………...……….41

2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang………....…….42

3. Visi dan Misi………...42

4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntang ………...…….43

5. Sruktur Organisasi SMP Negeri 2 Tuntang ………...…...44

6. Sarana dan SMP Negeri 2 Tuntang………...……….46

7. Kegiatan Ekstrakulikuler SMP Negeri 2 Tuntang……….….47

B. PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN 1. Data Nama Responden Dan Jenis Kelamin Responden……….……..49

2. Hasil Data Mentah………52

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS DISKRIPTIF……… ………..59

1. Variabel Pertama ………..………60

2. Variabel Kedua………..64

B. PENGUJIAN HIPOTESIS……….68

C. PEMBAHASAN………73

(14)

2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014………..73

3. Pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………..…..74

D. PEMAKNAAN HASIL PENELITIAN….………75

1. Bimbigan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…….. …75

2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014……….. 76

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ………...………..77

B. SARAN-SARAN……….………..78

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar populasi penelitian...10

Tabel 1.2 Daftar sampel Penelitian………...11

Tabel 1.3 Kisi-kisi angket bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2

Tuntang...13

Tabel 1.4 Kisi-kisi angket intensitas ibadah shalat fardhu iswa SMP Negeri 2

Tuntang ………...13

Tabel 3.1 Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……...43

Tabel 3.2 Daftar nama dan jabatan kepengurusan SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014………..44

Tabel 3.3 Data sarana SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………47

Tabel 3.4 Data ektrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………48

Tabel 3.5 Data nama responden, jenis kelamin dan kelas………..49

Tabel 3.6 Hasil angket bimbingan keagamaan terhdap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………..53

Tabel 3.7 Hasil angket intensits ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2

(16)

Tabel 4.1 Interval, kategori skor dan frekuensi variabel X………...61

Tabel 4.2 Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban angket bimbingan

keagamaan terhadap intensitas badah shalat fardhu siswa SMP

Negeri 2 Tuntang tahun 2014……….50

Tabel 4.3 Interval, kategori skor dan frekuensi variabel Y………65

Tabel 4.4 Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban anket intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014….67

Tabel 4.5 Hasil perhitungan jawaban angket siswa SMP Negeri 2 Tuntang

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar riwayat hidup

Lampiran 2 Daftar SKK

Lampiran 3 Surat tugas pembimbing skripsi

Lampiran 4 Lembar konsultasi skripsi

Lampiran 5 Surat permohonan izin penelitian

Lampiran 6 Surat keterangan penelitian

Lampiran 7 Angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan angket

intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun

2014

Lampiran 8 Tabel nilai-nilai product moment

Lampiran 9 Struktur organisasi dan tata kerja SMP Negeri 2 Tuntang tahun

pelajaran 2014/2015

Lampiran 10 Daftar nama siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

Lampiran 11 Foto kegiatan

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seorang anak dilahirkan ke dunia diciptakan dalam keadaan fitrah

dan bersih jiwanya, menerima segala bentuk apa saja yang dapat

memengaruhinya. Al Ghozali dalam buku Ihya’ Ulumiddin telah

menyebutkan; “perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak

termasuk urusan yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang

lebih darinya”(Abdurrohman, 2005:5).

Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan pusat pendidikan.

Namun, keluarga yang memberikan pengaruh pertama karena seorang

anak masuk agama Islam sejak awal kehidupannya dan dalam keluargalah

pertama ditanamkan benih-benih pendidikan. Orang tua yang pertama

menjadi figur bagi anak-anaknya. Jika anak diberi contoh atau dibiasakan

dengan melakukan kejelekan maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak

yang buruk. Sedangkan jika ia dibiasakan dengan melakukan kebiasaan

baik maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak baik. Penanggung jawab

pendidikan anak yang kedua adalah lembaga pendidikan sekolah.

Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan formal,

menyediakan proses belajar mengajar bagi pesetra didik serta bertujuan

membentuk pribadi yang luhur, dewasa, dan dapat berkembang. Hal ini

menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar di sekolah merupakan

(19)

sekolah. Agar pendidikan anak berhasil, maka sangat dibutuhkan

lingkungan sekolah yang agamis serta mendukung.

Agama Islam telah memiliki acuan atau pedoman dalam

membimbing anak. Maka dari itu nilai-nilai ajaran agama yang

bersumberkan dari firman Allah dapat digunakan untuk menggugah

semangat keimanannya sehingga self direction, self realization, dan self inventory serta self confidence tersebut dapat berkembang. (Arifin, 1994:18). Dengan adanya bimbingan keagaman ini akan muncul kesadaran

diri, serta kebiasaan baik yang sering mereka lakukan di dalam sekolah.

Shalat merupakan suatu amal ibadah yang mempunai nilai tertinggi

dan sebagai tiangnya agama Islam. Firman Allah SWT tentang perintah

kewajiban shalat tertuang dalam surat An Nisa’ ayat 103:

اوُميِقَأَف ْمُتنَنْأَمْطا اَذِإَف ْمُكِبوُنُج ىَلَعَو اًدوُعُقَو اًماَيِق َالله اوُرُكْذاَف َةَلاَّصلا ُمُتْيَضَق اَذِإَف

َنيِنِمْؤُمْلا ىَلَع ْتَناَك َةَلاَّصلا َّنِإ َةَلاَّصلا

اًتوُقْوَّم اًباَتِك

Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (AL Quran surat An Nisa’(4) ayat 103).

Disamping firman Allah tersebut, Kewajiban shalat secara khusus

disampaikan secara langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui

proses isro’ mi’roj tanpa perantara malaikat Jibril. Hal ini berbeda dengan

kewajiban ritual ibadah yang lain seperti zakat, puasa, haji dan lain-lain.

(20)

akan diharapkan terbentuknya pribadi yang sehat dan berakhlak mulia,

sehingga akan terhindar dari segala kemaksiatan, serta dapat menjadikan

masyarakat yang mempunyai mental yang kuat dan sanggup membentengi

dirinya dari nafsu sekedar menuruti kesenangan pribadi.

Untuk melaksanakan dan mewujudkan harapan di atas tidaklah

mudah. Sebaiknya pendidikan agama ditanamkan sejak dini yaitu melalui

latihan-latihan keagamaan seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan,

membaca Al-Qur’an. Shalat berjamaah harus dibiasakan sejak kecil

sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang untuk melalukan

ibadah tersebut.

Guru yang memberikan pendidikan agama kepada siswa terutama

dalam beribadah melalui perhatian, pembiasaan, dan keteladanan akan

mudah diterima oleh anak daripada dengan kekerasan atau hukuman.

Dengan pembiasaan dan keteladan guru dalam mengerjakan ibadah

baik itu shalat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, shadaqah (infaq dan zakat)

dan lain sebagainya, anak akan dengan sendirinya taat dalam beribadah.

Taat bukan berarti mengarjakan kebaikan (ibadah) jika ada guru atau

orang yang ditakuti, akan tetapi mengerjakan ibadah sadar dengan

sedirinya, dengan hati nuraninya dan dengan niat ikhlas.

SMP Negeri 2 Tuntang telah memberikan bimbingan keagamaan

kepada anak mereka yang dilakukan secara rutin seperti halnya membaca

Surat Yasin, membaca Asmaul Husna serta membaca Juz Ama dan lain

(21)

hal baik itu serta dapat menumbuhkan rasa kesadaran diri, Begitu pula

ditambah dengan kegiatan keagamaan lain yang dirancang dan dibimbing

oleh guru seperti halnya pesantren kilat, shalat dhukha, pengajian isro’

mi’roj, dan masih banyak kegiatan bimbingan keagamaan yang lainnya.

Dengan adanya fenomena yang ada di SMP Negeri 2 Tuntang

tersebut, maka penulis ingin meneliti adakah Pengaruh Bimbingan

Keagamaan dengan Ibadah Shalat Fardhu Siswa di SMP Negeri 2

Tuntang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba

menggangkat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?

2. Bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014?

3. Adakah pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah

shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini

bertujuan:

1. Untuk mengetahui bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang

tahun 2014.

2. Untuk mengetahui intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri

(22)

3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas

ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut suharsimi, “Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul”(Arikunto, 2010:110). Hipotesis dapat

diartikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya belum pasti dan

masih perlu dibuktikan atau perlu diuji kebenarannya.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: tidak ada pengaruh

antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu

siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi

yang jelas mengenai bimbingan keagamaan dan ibadah shalat fardhu siswa

di sekolah. Dan informasi tersebut dapat memberikan manfaat yang baik

secara teoritis maupun praktis,yaitu:

1. Secara teoretis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

perkembangan lembaga sekolah secara umum dan dapat memperkaya

khasanah keilmuan khususnya dalam dunia pendidikan Islam.

2. Secara praktis, jika ternyata ada pengaruh, hal ini berarti bagi lembaga

sekolah khususnya memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya

bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa

(23)

bimbingan dan pembinaan dalam membangkitkan aktivitas beribadah

yang tinggi pada peserta didik serta mengembangkan

pembiasaan-pembiasaan positif lainya agar peserta didik memiliki kompetensi

dalam semua disiplin ilmu.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir dan agar mendapatkan kejelasan

tentang judul penelitian di atas, kiranya penulis perlu memberikan batasan

dan penjelasan mengenai istilah yang terdapat dalam judul di atas yaitu:

1. Bimbingan Keagamaan

Bimbingan berasal dari bahasa Inggris “guidance”, yang artinya bantuan atau tuntunan. Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah

“bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau

sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi

kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan

individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.

Keagamaan berasal dari kata “agama”, sedangkan pengertian

agama sebagai suatu istilah dapat dilihat dari dua aspek yaitu:

1.) Aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian

tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan,

berupa getaran batin, yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah

laku tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat, serta alam

(24)

2.) Aspek objektif (doktrinair). Agama dalam pengertian ini

mengandung nilai-nilai Tuhan yang dapat menuntun manusia ke arah

tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam

pengertian ini belum masuk dalam batin manusia, karena masih

berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar diri manusia

(Arifin, 1982:1-2).

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan, yang dimaksud

bimbingan keagamaan adalah arahan kepada individu agar menjadi baik

itu individu yang memiliki arah dan tujuan jelas sesuai dengan agamannya

batin maupun lahir sehingga dapat menyelesaikan masalah dan mandiri

dalam keagamaan.

Indikator bimbingan keagamaan dapat diukur dengan:

a) Ajakan atau pendampingan

b) Keteladanan

c) Memberi bahan dan kegiatan tambahan

d) Memberi peringatan, reward dan punishment

e) Publikasi kegiatan keagamaan

2. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu

Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah segan

taat melaksanakan perintah dan anjurannya serta menjauhi

larangannya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan

(25)

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, ibadah adalah

kebaktian kepada Tuhan, perbuatan dan sebagainya untuk

menyatakan bakti kepada tuhan seperti shalat, berdoa, berbuat baik

(Poerwadarminto, 1966:355).

Shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah

syara’ shalat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa perbuatan dan

perkataan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan

salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat serta rukun yang

ditentukan oleh syara’(Mujieb, 1994:313)

Indikator intensitas shalat fardhu adalah: 1. Pemahaman bacaan shalat fardhu

2. Kelancaran bacaan shalat fardhu

3. Ketepatan pelaksanaan shalat fardhu

4. Kedisiplinan pelaksanaan shalat fardhu

G. Metode Penelitian

Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara.

Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui

pengetahuan baru melalui metode-meode ilmiah.

Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian adalah syarat

utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Adapun metode yang

(26)

1. Pendekatan dan rancangan penelitian

Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif

kuantitatif, dipilihnya penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

agar dapat mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan keagamaan

dengan intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.

2. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi yang dijadikan Penelitian ini adalah SMP Negeri 2

Tuntang, adapun waktu penelitiannya tanggal 7 Juli sampai dengan

September 2014.

3. Populasi dan sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,

2010:173). Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai

kwalitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian diambil kesimpulannya. Dari kedua pendapat di

atas penulis menggambil kesimpulan bahwa populasi dari penelitian

ini mencakup seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.

Jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 2 Tuntang 679 siswa yang

terbagi dari 3 tingkat, Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada

(27)

Tabel 1.1

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2010:174). Menurut Sugiyono (2010:118), “sampel adalah

(28)

yang diambil oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan

tehnik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan

tehnik proportionate stratified random sampling, yaitu: proses pemilihan sampel dengan cara diacak secara proporsional dan diambil dari strata

tertentu. Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel (Sugiyono, 2010:120). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama

(proporsional) berdasarkan jumlah populasi masing-masing kelas.

Arikunto (2006:134) berpendapat, “bahwa apabila subjeknya

kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila

lebih dari seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25%

atau lebih”. Merujuk dari pendapatnya Arikunto di atas, dalam penelitian

ini peneliti mengambil sampel sejumlah 10% dari 675 siswa Muslim di

SMPN 2 Tuntang (populasi). Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut

berdasarkan teknik proportionate sratified random sampling adalah sebagai berikut:

Tabel 1.2

Daftar Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah siswa tiap kelas

Sampel

1 VII 228 23

2 VIII 230 23

3 IX 221 22

(29)

4. Instrument penelitian

Beberapa instrumen penelitian data yang penyusun

gunakan agar penelitian ini berhasil, diantaranya adalah: a. Angket

Angket atau kuesioner adalah alat pengumpulan data

yang berupa seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua angket

yaitu angket yang pertama mengenai intensitas bimbingan

keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Angket yang

kedua untuk mengetahui disiplin belajar siswa SMP Negeri 2

Tuntang tahun 2014.

Angket tersebut bersifat tertutup, maksudnya siswa

tidak dibolehkan memilih jawaban sendiri selain jawaban yang

sudah disediakan. Penulis menggunakan dua angket terlebih dahulu

menyusun indikator masing-masing variabel ke dalam beberapa

pertanyaan atau soal. Adapun jumlah soal dari masing-masing

angket 10 soal. Sedangkan untuk mengetahui bagai mana kisi-kisi

(30)

Tabel 1.3

Kisi-kisi Instrument Angket Bimbingan Keagamaan Di SMP Negeri 2 Tuntang.

No Indikator Jumlah

5. Publikasi kegiatan keagamaan 3 12-15

Tabel 1.4

Kisi-kisi Angket intensitas ibadah shalat fardhu Siswa di SMP Negeri 2 Tuntang

No Indikator Jumlah soal Sebaran soal

1. Pemahaman bacaan shalat fardhu

4 1-4

2. Kelancaran bacaan shalat fardhu

Pemberian skor untuk kedua angket tersebut menggunakan

skala Likert, masing-masing jawaban A, B, C, D mempunyai skor berturut-turut: 4, 3, 2 dan 1. Karena jumlah soal, baik angket

pertama maupun angket kedua masing-masing berjumlah 15, maka

(31)

skor minimalnya adalah 15. Dengan demikian skor idealnya

berkisar antara 15-60. Adapun kedua angket tersebut terdapat dalam

lampiran. b. Dokumen

Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan

atau data tentang gambaran umum SMPN 2 Tuntang, yang

meliputi sejarah berdirinya, visi, misi, keadaan guru, karyawan dan

siswa, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini

yang bersifat dokumentasi misalnya: foto, arsip, catatan-catatan

yang diperlukan penulis. c. Pedoman observasi

Dalam hal ini penulis menggunakan tehnik pengamatan

langsung terhadap keadaan SMP Negeri 2 Tuntang, baik itu proses

belajar mengajar dikelas maupun keadaan di sekitar sekolah.

d. Pedoman wawancara

Pedoman ini penyusun gunakan pada saat observasi

pendahuluan untuk menanyakan kaitannya dengan bimbingan

kaagamaan dan intensitas shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2

Tuntang, serta penyusun gunakan untuk mencari data lain terkait

dengan gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang

5. Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga

(32)

data yang yang berupa informasi, maupun dokumen yang kuat serta

dapat dipercaya. Adapaun metode pengumpulan data yang digunakan

adalah:

a. Metode angket

Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

sresponden dalam arti laporan tentang pribadi dari dirinya, atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194).

Angket disini digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh

informasi tentang bimbingan keagamaan dan disiplin belajar siswa

di SMP Negeri 2 Tuntang. b. Metode observasi

Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data dimana

peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (Arikunto,

2006:156). Untuk melakukan observasi peneliti mengamati

langsung keadaan SMP Negeri 2 Tuntang dan kegiatan belajar

mengajar.

c. Metode wawancara/interview

Observasi yakni memperhatikan sesuatu dengan

menggunakan mata (Arikunto, 2010:199). Sedangkan Menurut

sutresno hadi, interview merupakan tehnik pengumpulan data

dengan jalan Tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih

(33)

informasi mengenai intensitas bimbingan keagamaan dan disiplin

belajar siswa serta gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang.

d. Metode dokumentasi

Tehnik dokumentasi adalah metode pengumpulan data

dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, tarskip,buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat,

agenda (Arikunto, 2006:158-159). Metode ini akan penyusun

gunakan untuk mencari data, mengenai gambaran umum SMP

Negeri 2 Tuntang seperti, Sejarah Berdirinya Sekolah, Visi Misi,

Keadaan Guru dan Siswa serta Dokumen lainnya.

6. Analisis data

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data.

a. Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui prosentase

penelitian skor bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat

fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang adalah menggunakan rumus:

P= F/N x 100%

P : presentase

F : Frekuensi

N :Jumlah Responden

b. Analisa data untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan

dengan intensitas ibadah shalat fardhu, dengan menggunakan

(34)

Keterangan:

rxy = Koefisien

Y2= Kuadrat Y

X2 = Kuadrat X

∑X= Jumlah sekor total variabel X

∑Y=Jumlah sekor total variabel Y

N = Jumlah Sampel (Sugiyono, 2009:228)

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika untuk memperjelas gambaran umum tentang sekripsi

ini, yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan

bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo,

halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar

gambar, daftar lampiran. Sedangkan bagian inti berisi tentang:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi

Operasional, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi.

(35)

Berisikan tentang landasan terori yang mendalam tentang variabel

yang diteliti yaitu, Bimbingan Keagamaan, dan intensitas ibadah shalat

fardhu dan pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas sibadah

shalat fardhu.

BAB III: LAPORAN HASIL PENLITIAN

a. Berisikan tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian

yaitu:

Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang, profil SMP Negeri 2

Tuntang, Visi dan Misi SMP Negeri 2 Tuntang, keadaan siswa,

guru dan kariawan SMP Negeri 2 Tuntang, sruktur organisasi SMP

Negeri 2 Tuntang, kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang,

sarana dan prasarana SMP Negeri 2 Tuntang

b. Penyajian data penelitian meliputi

Data nama responden dan jenis kelamin responden, data hasil

penelitian.

BABIV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang Analisis Diskriptif, Pengujian Hipotesis, Pembahasan

dan pemaknaan hasil penelitian.

BABV: PENUTUP

Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran. Selanjutnya bagian terakhir

adalah Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat Hidup penulis

(36)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan Keagamaan

Bimbingan keagamaan sangat diperlukan siswa agar mereka tetap

berkembang sesuai tujuan yang diinginkan dan tetap terarah ke yang lebih

baik.Maka disekolah wajib adanya bimbingan keagamaan.Bimbingan

keagamaan disekolah adalah tugas pengajar yang berada disekolah.selanjutnya

penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang bimbingan keagamaan.

1. Pengertian Bimbingan Keagamaan

Dipandang dari segi terminologi, bimbingan terjemahan dari

guidance”.Menurut Jones (1930: 2)

Guidance is a means of helping individuals to understand and use wisely the educational. Vocational and personal opportunities they have or can develop and as a form of systematic assistance whereby students are aided in achieving satisfactory adjustment to school & to life.

Dalam mengupas arti bimbingan masing-masing ahli mempunyai

sudut pandang sendiri-sendiri.Menurut Surya (1975:28) bimbingan adalah

suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari

pembimbing kepada yang di bimbing agar tercapai kemandirian dalam

pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan dalam

mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan

lingkungan.

Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah bantuan atau

(37)

individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam

hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai

kesejahteraan hidupnya.

Menurut Ketut (1993:3) bimbingan adalah bantuan yang diberikan

kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok orang) agar

mereka itu dapat mandiri, melalui berbgai bahan, interaksi, nasihat, gagasan,

alat dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.

Menurut Priyatno (1994:99) bimbingan adalah proses pemberian

bantuan yang dilakukan oleh yang ahli kepada seseorang atau beberapa

orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang

dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan mandiri,

dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat

dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Keagamaan berasal dari kata agama dalam bahasa Inggris “religion

merupakansuatu istilah yang biasa kita pakai sehari-hari.Agama adalah

segenap kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu

(Poerwadarminta, 1982:18).

Menurut Arifin (1994:2) agama memiliki dua aspek yaitu: pertama,

aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian tingkah

laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin,

yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah laku tersebut, kepada pola

(38)

(doktrinair).Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai Tuhan

yang dapat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak

ajaran tersebut.Agama dalam pengertian ini belum masuk dalam batin

manusia, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar

diri manusia.

Religion or belief is defined as being any religion, religious belief or similar philosophical belief. The following factors can be considered in deciding what is a religion or similar belief: collective worship, a clear belief system, aprofound belief affecting the way of life or view of the word.(The employment equality religion or belief) regulation, 2003).

Dengan demikian bimbingan keagamaan merupakan usaha

pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik

lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dan

masa mendatang. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu

mengatasi kesulitanya dengan kemampuannya sendiri, melalui dorongan

dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Arifin,

1982:1-2)

2. Dasar Bimbingan Keagamaan

Al Qur’an dan Al Hadis adalah landasan ideal dan konseptual dalam

bimbingan konseling Islam.Dari dua sumber tersebut gagasan, tujuan dan

konsep-konsep bimbingan konseling Islam bersumber. Dasar yang menjadi

isyarat kepada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada

orang lain yaitu antara lain:

(39)

اَهُّيَأاَي

اَهْيَلَع ُةَراَجِحْلاَو ُساَّنلا اَهُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفنَأ اوُق اوُنَماَء َنيِذَّلا

َنوُرَمْؤُياَم َنوُلَعْفَيَو ْمُهَرَمَأآَم َالله َنوُصْعَيَّلا ُُُداَدِش ٌظَلاِغ ٌةَكِئلآَم

{

6

}

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (At Tahrim:6)

Dalam bukunya Arifin (1994:8-9), menyatakan bahwa dasar

bimbingan keagamaan dalam menghadapi siswa sebagai anak bimbingan,

yang berdasarkan Al Quran dan Hadis. Bimbingan keagamaan memandang:

1. Setiap siswa adalah mahluk pribadi yang memiliki kemampuan dasar

beragama yang merupakan fitrah yang dibentuk oleh Tuhan sejak masa

kejadiannya /pada awal kehidupannya dalam raim ibu.

2. Setiap siswa adalah pribadi yang berkembang memiliki corak, watak

dan kepribadian yang tidak sama diantara siswa–siswa lainnya.

Demikian pula ia memiliki kemungkinan berkembang dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan (sekolah, keluarga dan

masyarakat)yang berbeda antara siswa yang satu dari yang lainnya.

3. Setiap siswa memiliki corak kepribadian individual yang berkembang

di atas dua faktor pengaruh yaitu pengaruh dari dalam dirinya sendiri

yang berupa bakat dan ciri-ciri keturunan jasmaniah dan rohaniah

masing masing disatu pihak dan pengaruh factor yang diperoleh melalui

pengalaman, baik dari lingkungan sekitar masa kini atau masa lampau,

(40)

4. Setiap siswa adalah pribadi yang masih berada dalam proses

perkembanganyang peka terhadap segala perubahan.Proses

perkembangan tersebut dapat dibimbing dan diarahkan kepada titik

perkembangan optimal yang menggantungkan dirinya sebagai pribadi

dan sebagai anggota masyarakat.

5. Setiap siswa sebagai siswa yang cenderung untuk memperoleh

pemuasan akan segala kebutuhan seperti makan, minum, ketenangan

hidup, kebebasan (dari kelaparan, penyakit, penindasan, dan

sebagainya) yang meliputi kejasmanian dan yang mengenai kejiwaan

seperti memperoleh cinta kasih dan sesamanya dan seterusnya.

6. Siswa sebagai pribadi yang berkepribadian utuh, ingin memperoleh

pengakuan tentang keberadaannya di tengah orang lain, dia ingin

dihargai oleh orang lain, dan ingin meghargai dirinya sendiri.

7. Sebagai pribadi yang mandiri, setiap siswa cenderung untuk

memperoleh perlindungan dari segala ancaman dan gangguan yang

membahayakan hidupnya, lahiriah dan jasmaniah, termasuk

perlindungan dari tuhan yang maha kuasa.

8. Setiap siswa sebagai pribadi cenderung untuk memperoleh keuntungan

dalam menentukan pilihan-pilihan alternatif yang diharapkan

kepadanya.

9. Setiap siswa sebagai pribadi yang sedang berkembang cenderung untuk

(41)

yang lain tanpa membeda-bedakan suku,agama, status sosial, ekonomi,

dan keluarga.

10. Setiap lembaga pendidikan dimana siswa melakukan proses bimbingan

dan penyuluhan agam karena bimbingan merupakan salah satu progam

dari komponan progam pendidikan dari lembaga tersebut.

Firman Allah dan sabda nabi Muhammad SAW dibawah ini

menunjukkan bahwa setiap manusia itu memiliki kemampuan dasar untuk

menjadi manusia yang beragama terutama Islam dan semua manusia

dilahirkan dalam keadaan fitrah, akan tetapi perkembangannya tergantung

pada usaha pendidikan yang dilakukan oleh para pendidik terutama orang

tuanya.

ِّدلا َكِلَذ ِالله ِقْلَخِل َليِدْبَتَلا اَهْيَلَع َساَّنلا َرَطَف يِتَّلا ِالله َتَرْطِف اًفيِنَح ِنيِّدلِل َكَهْجَو ْمِقَأَف

ُني

َنوُمَلْعَيَلا ِساَّنلا َرَثْكَأ َّنِكَلَو ُمِّيَقْلا

{

03

}

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar Rum:30)

Firman Allah dibawah ini juga menunjukkan pengertian bahwa

dalam setiap diri manusia telah dikaruniai kemampuan dasar kejiwaan yang

mengandung kemungkinan untuk berkembang kearah tingkat perkembangan

hidup yang menggantungkan dirinya dan yang tidak menggantungkan

dirinya sendiri.oleh karena itu diperlukan bimbingan yang dapat

menghindarkan dirinya dari perkembangan yang merugikan hidupnya

(42)

اَهاَّوَساَمَو ٍسْفَنَو

Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(As Syamsu:7-10)

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadalah: 11)

Dalam memberikan pengertian tentang ilmu agama sehingga siswa

dapat mengamalkan ajaran agama dan juga mampu mengikuti serta

mengembangkan sikap ilmiah sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan

teknologi, maka firman Allah tersebut perlu dipegang oleh para

pembimbinng.Karena dengan keberhasilan membimbing keimanan yang

kuat dalam pribadi siswa, maka ilmu pengetahuan dan teknologi yang di

serap dapat berkembang di atas iman dan ketakwaan kepada Allah

SWT.Sehingga wawasan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dapat

(43)

3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah dalam Mendidik Siswa

Di dalam sekolah, anak menerima pendidikan secara langsung dari

gurunya.Guru atau pendidik merupakan orang kedua yang harus dihormti

dan dimuliakan setelah orang tua. Mereka menggantikan peran orang tua

dalam mendidik anak anaknya atau peserta didik ketika berada di lembaga

pendidikan.Karena pendidikan itu wajib maka belajar adalah tugas siswa

dan tanggung jawab guru untuk mendidik siswa.Dengan demikian guru

berkewajiban mengasuh, mendidik, mengarahkan, dan membimbing siswa

agar nantinya menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah serta berakhlak

mulia. bersabda,“seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah), kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi yahudi, nasrani, ataupun majusi – sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian

merasakan adanya cacat?”

Lalu Abu hurairah berkata, “ apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah SWT yang berbunyi: ‘… tetaplah atas firman Allah yang telah menciptakan

(44)

Menurut imam Al Ghozali dalam kitab Ihya’ Ulumuddindijelaskan ada empat tempat tugas pendidik atau pengajar, yaitu:

a. Menunjukkan kasih sayang kepada muridnya dan menggangapnya seperti

anak sendiri

b. Mengikuti teladan pribadi Rosulullah

c. Tidak menunda memberi nasihat dan ilmu yang diperlukan oleh peserta

didik

d. Menasehati murid serta melarangnya dari akhlak tercela

Secara umum tugas pendidik adalah:

a. Mujtahid yakni sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun

praktek, sesuai syariat islam.

b. Mujtahid yaitu sebagai pemikir yang ulung

c. Mujtahid yaitu sebagai pejuang kebenaran

Sedangkan secara khusus tugas pendidik dilembaga pendidikan adalah:

a. Perencana: mempersiapkan bahan, metode, dan fasilitas pengajaran serta

mental untuk mengajar.

b. Pelaksana: pemimpin dalam proses pembelajaran

c. Penilai: mengumpulkan data, mengklarifikasi, menganalisa, dan menilai

keberhasilan

d. Pembimbing: membimbing, menggali, serta mengembangkan potensi

(45)

Seorang guru sebagai manusia yang lebih dewasa dan berpengetahuan

luas merupakan pendidik utama dalam kelas serta mempunyai peran yang

penting dalam mendidiksiswanya baik secara langsung maupun tidak

langsung. Disamping itu pendidikan tersebut mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan siswanya di kemudian hari.

Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab membimbing dan

mendidik siswanya dengan kebaikan dasar-dasar agama. Guru sebagai

pembimbing memberikan tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada

siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan

aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan untuk menyampaikan ilmu

pengetahuan, tapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan

pembentukan nilai-nilai pada siswa.

4. Teknik pendidikan islam

Islam dalam mendidikanak atau manusia belum pernah kehabisan persediaan

dalam tehnik-tehnik pendidikan. Tehnik-tehnik itu diantaranya :

1. Teladanan

Keteladanan adalah salah satu pendidikan yang efektif dan sukses. Allah

mengutus Muhammad untuk menjadi teladan buat manusia.Didalam diri

Muhammad Allah menyusun bentuk sempurna metodologi Islam. 2. Nasehat dan cerita

Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata

(46)

kata-kata harus diulangi.Nasehat yang berpengaruh membuka jalannya

kedalam jiwa secara langsung melalui perasaan.

Bila tersedia suatu teladan yang baik maka nasehat akan sangat

berpengaruh didalam jiwa. Danakan menjadi suatu yang sangat besar

dalam pendidikan rohani. Nasehat dan cerita pada dasarnya menyimpan

suatu pesan dan informasi dari sumbernya kepada pihak yang

memerlukan (Nawawi, 1991: 221) 3. Hukuman

Bila teladan tidak mampu, dan begitu juga nasehat maka harus diadakan

tindakan tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang

benar.Tindakan tegas itu adalah hukuman. 4. Partisipasi

Sehubungan dengan firman Allah surat An Nahl ayat 125

َكَّبَر َّنِإ ُنَسْحَأ َيِه ْيِتَّلاِب ْمُهْلِداَجَو ِةَنَسَحْلا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِحْلاِب َكِّبَر ِلْيِبَس ىَلِإ ُعْدُا

َنْيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َوُهَو ِهِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَمِب ُمَلْعَأ َوُه

{

052

}

serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (An Nahl :125).

Oleh karena mendidik dimaksudkan untuk mewujudkan kepribadian

yang baik, maka kegiatannya mengandung makna mengajak berbuat

kebaikan yang diridhoi Allah. Dalam interaksi pendidikan mengajak

(47)

Nabi tidak hanya memberikan teladan bagi umatnya tapi beliau juga

mengajak serta memberikan informasi tentang agama islam kepada

sahabatnya dan umatnya. Nabi tidak sedikitpun jenuh menyebarkan

agama Islam untuk menyeru kepada kebajikan.Demikian Nabi

Muhammad sebagai contoh pendidik yang handal.

5. Kebiasaaan

Berbagai kebiasaan harus dibentuk pada siswa oleh para

pendidiknya.Kebiasaan baik dalam agama Islam harus ditanamkan sejak

kecil, Agar menjadi tingkah laku yang dilakukan secara otomatis. Seperti

kebiasaan mengucapkan salam.

6. Disiplin

Kebiasaan dang pengulangan secara rutin itu terdapat nilai-nilai atau

norma yang menjadi olak ukur tentang benar tidaknya atau efektif

tidaknya pelksanaan oleh seseorang. Norma-norma itu terhimpun pada

aturan yang harus terpenuhi sebagai keentuan atau harus hidup secara

disiplin (Harun, 1993:235-363)

5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa

Pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama

dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada

umumnya.Tidak diragukan lagi bahwa agama Islam merupakan bimbingan

hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling

ampuh, pengendali moral yang tiada taranya.Namun dalam kenyataan

(48)

oleh orang yang mengaku dirinya beragama Islam.Untuk itu maka

diperlukannya bimbingan keagamaan untuk siswa.

Tugas bimbingan keagamaan selain menjadikan siswanya taat dan

memahami aturan agama juga untuk mensukseskan jalannya progam

pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan agama disekolah

dengan melalui beberapa cara yang tepat dan ditunjang oleh sarana

prasarana dan biaya yang memadai.

Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,

pengalaman dan latihan-latihan yang dilakukan sejak dini. Anak yang tidak

pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya ia

tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Sebaliknya jika

anak didik dan dibiasakan dengan pendidikan agama oleh lingkungan

sekitarnya baik di dalam keluarga maupun sekolah, maka anak akan terbiasa

dan cenderung hidup dalam aturan-aturan agama. Terbiasa dengan menjalan

kan ibadah, takut melakukan larangan-larangan agama, serta dapat

merasakan nikmatnya hidup beragama.

B. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu

Shalat fardhu adalah kewajiban bagi semua muslim, maka perlunya

ada telaah intensitas ibadah shalat fardhu, sehingga dapat bermanfaat bagi kita

semua. Penulis akan memaparkan pentingnya intensitas ibadah ini.

1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardhu

Intensitas dalam kamus umum bahasa Indonesia, adalah kehebatan,

(49)

kebulatan atau kesungguahan dalam melakukan ibadah shalat fardhu.

Sedangkan ibadah adalah amalan yang diniatkan untuk berbakti

kepada Allah yang pelaksanaannya diatur oleh syariat, ketaatan menjahui

larangannya dan menjalankan perintahnya (Fajri, 2009:367).

Menurut Muhsin (1990:12) ibadah adalahproses menjadikan semua dimensi

kehidupan berada pada jalan kehendak dan keridloan Allah.

Shalat dalam bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah adalah

beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir di

akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadat dengan Allah menurut

syariat yang telah ditentukan (Ash shidiqy, 1951:62).

Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam

bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan

diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan

syara’(Rifa’i, 1976:34).

Menurut Alith (2009:5) shalat adalah ibadah utama umat islam

sekaligus bentuk aktual dari penghambaan total yang pertamakaliwajib

untuk dilaksanakan olehsetiap muslim yang telahmengucapkan dua kalimat

syahadat, baligh dan sehat secara jasmani dan rohani.

Fardhu dengan wajib sama artinya yaitu apabila dilaksanakan

mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.Dapat di

simpulkan intensitas ibadah shalat fardhu secara harfiah adalah tingkat

keseringan melakukan doa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah

(50)

amal ibadah (perkataan dan perbuatan) yang diawali dengan takbirotul

ikhrom dan diakhiri dengan salam.

2. Dasar Kewajiban Shalat Fardhu

Dalil yang mewajibkan shalat sangat banyak baik dalam Al Qur’an

maupun Hadis Nabi Muhammad SAW.

Dalil Al Qur’an yang mewajibkan shalat antara lain:

a. Q.S. AL Baqoroh : 43

َنيِعِكاَّرلا َعَم اوُعَكْراَو َةاَكَّزلا اوُتاَءَو َةَلاَّصلا اوُميِقَأَو

{

30

}

(51)

Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.(Al Hajj : 77)

Ayat-ayat Allah SWT ini yang memerintahkan umat manusia

mendirikan shalat, menyuruh mengerjakan shalat bersama-sama,

menyatakan bahwa shalat menghalangi manusia dari rusak dan keji,

memerintahkan agar melakukan shalat dengan cara yang sempurna dan

menegaakan shalat diwaktu-waktu yang telah ditentukan.

3. Keistimewaan Ibadah Shalat

Shalat adalah penghubung antara hamba dengan tuhannya. Yang

memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:

a. Shalat adalah fardhu yang mula-mula difardhukan dari ibadat-ibadat

badaniah.

Shalat itu tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meruntuhkan shalat, sungguhlah ia telah meruntuhkan agama.(H.R. Al Baihaqy dari Umar R.A, Al Ihya 2:9)

c. Shalat lima difardhukan dimalam mi’roj, dilangit

Shalat lima itu difardhukan dilangit, pada malam nabi Muhammad SAW

ber isro’ (berjalan malam) dan bermi’roj (naik ke alam tinggi). Hanya

shalat fardhulah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada

nabi Muhammad, berbeda dengan ibadah yang lain yang disampaikan

(52)

Diperintahkan shalat fardhu itu yang sebelumnya nabi terlebih

dahulu dibersihkan dhohir dan batin dengan air zam-zam.Dan Allah

SWT memerintahkan shalat kepada nabi Muhammad ketika

beliaumenghadap Allah menegaskan bahwa shalat itu ibadah yang luar

biasa, suatu perbuatan yang sangat terhormat.

d. Shalat akhir wasiat nabi kita Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain.

Dalam wasiatnya yang terakhir nabi mengatakan: ingatlah

akanAllah, terhadap Shalat dan terhadap budak-budak sahaya yang kamu

miliki.(H.R. Ahmad, Risalah Ash Shalah:8).

e. Shalat permulaan amal yang dihisap diakhirat dan diakhir ibadah yang

ditinggalkan umat didunia.

f. Shalat seutama-utama syair Islam, dan sekuat kuat tali perhubungan

antara hamba dengan Allah (AshSidiqy,1951:20)

4. Syarat-syarat Shalat

Syarat-syarat wajib shalat yaitu:

a. Islam

Shalat fardhu diwajibkan atas setiap muslimlaki-laki dan perempuan

yang telah mengaku dan menyatakan dirinya seorang islam dengan

membaca dua syahadad.Dengan demikian orang kafir tidak wajib untuk

melakukan shalat. b. Balagh

Orang yang sudah balagh diwajibkan untuk melakukan shalat.Yang

dimaksud dengan balagh ialah orang yang elah mencapai umur tertentu

(53)

yang sudah mencapai balagh ditandai dengan mimpi, sedangkan

perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi.Batasan balagh ini

menandakan bahwa anak balita yang belum mencapai balagh tidak

memiliki kewajiban shalat. c. Berakal

Orang yang berkal diwajibkan untuk shalat, yaitu orang yang sudah

mumaziz dan memiliki akal yang sehat dan waras. d. Suci dari hadas dan najis

Menghilangkan hadas kecil dengan berwudlu dan menghilangkan hadas

besar dengan mandi besar.Menghilangkan najis yang berada di tiga

tempat yaitu badan, pakaian, dan tempat shalat. e. Menutup aurot

Batas aurot laki-laki adalah dari pusar sampai lutut sedangkan wanita

adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan. f. Masuk waktu

Waktu shalat ada lima waktu yaitu :

 waktu shalat dhuhur berawal ketika matahari condong ke arah barat

sampai saat bayangan segala sesuatu sudah sama dengan

panjangnya.

 Waktu shalat ashar, dimulai sejak keluarnya waktu dhuhur hingga

matahari menguning atau sampai bayangan mempunyai panjang

(54)

 Waktu shalat manghrib, dimulai sejak matahari terbenam sampai

terbenamnya mega merah.

 Waktu shalat isya’, dimulai dari terbenamnya mega merah sampai

pertengahan malam, sedangkan waktu darurat sampai terbit fajar.  Waktu shalat subuh, dimulai dari terbit fajar shadiq putih, sampai

terbit matahari (Sa’id, 2006:204-207).

g. Menghadap kiblat

Menghadap ke baitul haram merupakan syarat sahnya shalat.

h. Niat

Niat dalam hati. Menurut bahasa, niat berarti tujuan yakni keeguhan

hati untuk melakukan sesuatu(Sa’id, 2006:257).

i. Telah sampai dakwah

Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum.

Firman Allah Q.S. AnNisa: 165

ِلُسُّرلا َدْعَب ُُُةَّجُح ِالله ىَلَع ِساَّنلِل َنوُكَي َّلاَئِل َنيِرِذنُمَو َنيِرِّشَبُّم ًلاُسُّر

اًميِكَح اًزيِزَع ُالله َناَكَو

{

062

}

(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

j. Jaga

Orang yang tidur tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang lupa.

(55)

“yang terlepas dari hukum ada tiga macam : kanak-kanak hingga ia dewasa, orang tidur hingga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh.(H.R. Abu daut dan ibnu majah).

5. Rukun Shalat

Rukun-rukun shalat diantaranya yaitu: a. Niat

b. Takbirotul ikhrom

c. Berrdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil

duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit d. Membaca surat Al Fatikhah pada tiap-tiap rokaat

e. Ruku’ dengan tumakninah

f. I’tidal dengan tumakninah

g. Sujud dua kali dengan tumakninah

h. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah

i. Duduk tasyahut akhir dengan tumakninah

j. Membaca tasahud akhir

k. Membaca shalawat nabi pada tasahud akhir

l. Membaca salam yang pertama

m. Tertib yaitu berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut (Rifa’i,

(56)

C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu

Telah diuraikan diatas, mengenai masalah bimbingan keagamaan guru

terhadap siswanya.Dari berbagai pembinaan guru didalam mengarahkan dan

mengajarkan siswanya terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Guru membimbing

siswa dalam ibadahnya sejak dini supaya siswa tersebut taat kepada Allah,

selalu mengerjakan segala perintah-perintah Allah dan menjahui segala

larangan Nya.

Dengan bimbingan keagamaan, seorang anak akan mengetahui arti

pentingnya melakukan shalat fardhu. Shalat menjadikan anak rajin dan disiplin.

Disiplin dan rajin akan tumbuh melalui kebiasaan, nasehat dan latihan yang

dibimbing dan diarahkan oleh seorang guru atau seseorang yang lebih dewasa.

Dengan demikian ada pengaruh yang erat antara bimbingan keagamaan

terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa yaitu bimbingan keagamaan

dapat membantu anak memahami arti penting dan manfaat shalat fardhu serta

siswa memiliki kebiasaan yang baik yang telah ditanamkan oleh guru di

sekolah dan orang tuanya.

Pembinaan guru terhadap anak akan berhasil apabila guru

memperhatikan perkembangan jiwa siswa dan berusaha menciptakan suasana

nyaman belajar disekolah. Guru memberikan contoh keteladanan yang baik

bagi siswanya dan selalu berpegang teguh pada syari’at Islam. Karena dengan

cara tersebut, disamping siswanya dapat menerima bimbingan keagamaan yang

(57)

beribadah dan semakin lama anak akan menjadi terbiasa dan ringan dalam

melaksanakan ibadah.

Tangung jawab guru dalam mendidik agama terhadap siswanya

merupakan sunatullah yang harus dilaksanakan.Al Qur’an dengan tegas telah

menandaskan mengenai pentingnya bimbingan keagamaan bagi peserta

(58)

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian

Disini peneliti akan memapaparkan gambaran umum dan subjek penelitian

yaitu SMP Negeri 2 Tuntang yang menjadi tempat penelitian sekaligus

populasi responden. Adapun gambaran umum lokasi SMP 2 Negeri Tuntang

adalah sebagai berikut:

1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang

Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia no. 0557/O/1984 sekolahSMP Negeri 2 Tuntang berdiri

pada tanggal 1 Juli 1984.

Sekolah ini berdiri karena mentri pendidikan dan kebudayaan

membutuhkan lahan tanah untuk mendirikan sekolah di daerah Candirejo.

Kemudian Mendikbut berkerjasama dengan aparat Desa untuk mencarikan

lahan yang dibutuhkan. Lahan didapat dari membeli tanah kepada

masyarakat Candirejo.

Akhirnya di Candirejo didirikan sekolah dan diresmikan pada tahun

1984. Baru kemudian diadakan komite sekolah SMP Negeri 2 Tuntang. Dan

untuk komite yang terbaru adalah:

Ketua : Drs. Abdul kosim ( Tokoh Masyarakat)

(59)

Bendahara : 1. Asrori, SH ( Tokoh Pendidikan )

2.L. Sulistyowati, S. Pd ( Dewan Guru)

Anggota : 1. Rohcmat Effendi ( Tokoh Masyarakat)

2.Drs, Nur Hadi (Tokoh Pendidikan)

3.Catur Rusmianto (Tata Usaha)

2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang

Nama sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang

No Statistik Sekolah :201032206002

Tipe sekolah :A / A1/ A2 / B / B1 / B2 / C / C1 / C2

Alamat sekolah : Jl. Martokusumo – Ds. Candirejo

(Kecamatan) Tuntang. (Kabupaten/kota)

Semarang (Propinsi) Jawa Tengah

Telepon / HP / fax : (0298) 341843

Status sekolah : Negeri / Swasta

Nilai akreditasi sekolah : B

3. Visi dan Misi Visi

Terselenggaranya pendidikan bermutu yang ditandai dengan meningkatnya

prestasi dan budi pekerti luhur.

Misi

a. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif

(60)

c. Mengupayakan penyelenggaraan proses pembelajaran yang aktif,

inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. d. Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan

e. Mewujudkan peningkatan kompetensi kelulusan

4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntanng a. Keadaan siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.

Jumlah siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara keseluruhan

adalah 679 siswa dengan rincian sebagai berikut:

Table 3.1

Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014

No Kelas Jumlah kelas Jumlah siswa muslim tiap kelas

1 VII 7 228

2 VIII 7 230

3 IX 7 221

Jumlah 21 679

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran-lampiran.

b. Keadaan guru di SMP Negeri 2 Tuntang.

Sekolah ini didukung oleh tenaga pengajar sebanyak 31 pengajar

dengan kualifikasi pendidikan rata-rata sarjana dan beberapa magister.

Guru-guru di SMP Negeri 2 Tuntang merupakan guru profesional mereka

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 1.2
Tabel 1.4 Kisi-kisi Angket intensitas ibadah shalat fardhu Siswa di SMP
Table 3.1 Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja suatu perusahaan bergantung pada strategi (apa yang diupayakan untuk dilakukan), energi yang dimiliki oleh karyawan untuk melaksanakan pekerjaan yang diperlukan oleh

Gabungan antara ciri dan teknik persuasif tuturan iklan permen pada channel Iklanesia di Youtube periode Januari sampai April 2017 yaitu berdaya bujuk dengan

Puji syukur saya panjatkan atas berkat dan rahmat Allah SWT yang telah memberi segala kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul KAJIAN

Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung mengingatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi

Proses pembelajaran berbahasa Inggris dengan media Gong Kebyar adalah paradigma budaya yang memberi implikasi terhadap perkembangan gamelan Gong Kebyar, merupakan

Garapan yang berjudul Jangar penata berkeinginan mengolah semua instrumen yang ada dalam barungan Gong Kebyar yang nantinya akan dijadikan sebuah tabuh kreasi

Uji F atau uji koefisien regresi secara simultan, Uji F ini dilakukan dengan menggunakan analisis varian.Analisis varian dalam regresi berganda pada hakikatnya

Pekayon Pasar Rebo Jakarta Timur, yang merasa kecewa dan tidak puas dengan.. harga yang tarifkan dari pihak PLN, karena menurut ibu Nengsih, harga