PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA
SMP NEGERI 2 TUNTANG KAB. SEMARANG
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
NAILIL ASNA
NIM. 111 10 173
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Nailil Asna
NIM : 111 10 173
Jurusan : Tarbiyah
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 24 Oktober 2014 Yang menyatakan,
Dr. Imam Sutomo, M. Ag Dosen STAIN Salatiga Nota pembimbing Lamp : 1 eksemplar Hal : Naskah Skripsi
Saudara Nailil Asna
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan sepenuhnya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah tugas akhir saudara:
Nama : Nailil Asna NIM : 11110173
Jurusan/progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG TAHUN 2014.
Dengan ini kami mohon tugas akhir saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 24 Oktober 2014 Pembimbing
SKRIPSI
PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2 TUNTANG
TAHUN 2014
DISUSUN OLEH NAILIL ASNA NIM : 11110173
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 24 Desember 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Kependidikan Agama Islam Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : A. Bahrudin, M.Ag
NIP. 19531223 198203 1005 ………
Sekretaris Penguji : Rasimin, S.PdI, M.Pd
NIP. 19750713 200901 1011 ………
Penguji I : A. Bahrudin, M.Ag
NIP. 19531223 198203 1005 ………
Penguji II : Dra. Sri Suparwi, M.A.
NIP. 19690506 199303 2004 ………
Penguji III : Siti Rukhayati M.Ag
NIP. 19770403 200312 2003 ………
Salatiga, 24 Desember 2014 Ketua STAIN Salatiga
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“
نيِّدلاُداَمِعةلاَّصلا
"
Shalat itu adalah tiang agama
Persembahan Ku persembahkan sekripsi ini untuk: Ibu dan bapak yang selalu ku hormati dan dan ku cintai yang telah
membimbing, mendidik dan serta yang selalu mendoakanku Adik-adik ku yang aku sayangi dan kubanggakan Seluruh teman-temanku angkatan PAI 2010, Racana Kusumadilaga
Worosrikandi, yang menjadiakan persahabatan indah serta melukis sebuah proses dalam hidupku
ABSTRAK
Asna, Nailil. 2014. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu Siswa SMP Negeri 2 Tuntang Tahun 2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Stain Salatiga, Pembimbing: Dr, Imam Sutomo M. Ag. Kata kunci: bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimana bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?, (2) bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP negeri 2 Tuntang tahun 2014?, (3) adakah pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP negeri 2 Tuntang tahun 2014?. penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode penelitian korelasional. Dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang tanggal 8 September sampai 17 Oktober 2014. Populasi 679 dengan sampel 68 siswa ( 10% sesuai pendapat Arikunto). Metode pengumpulan data dengan metode observasi, interview, angket, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah analisis pendahuluan dan lanjutan.
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk pada kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 54 siswa dari 68 responden atau 79,41% dengan interval 31-46 masuk dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 4,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah responden 3 orang. Dan kategori rendah 16,18% terletak pada interval 15-30 dengan jumlah respnden 11 orang.
Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara umum termasuk dalam kategori sedang karena mayoritas responden atau sebanyak 48 orang dari 68 responden atau 70,59% dengan interval 31-46 berada dalam kategori tersebut. Sedangkan kategori tinggi 29,41% terletak pada interval 47-62 dengan jumlah respnden 20 orang. Dan kategori rendah 0% terletak pada interval 15-30 dengan responden 0 orang .
Hipotesis nihil atau dugaan sementara sebelum penelitian menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 ditolak. Sedangkan setelah penelitian menyatakan bahwa hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 . Hal ini dibuktikan dengan harga rxy hitung lebih besar dari
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji dan syukur, peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan anugrahnya , sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang
ber judul: PENGARUH BIMBINGAN KEAGAMAAN TERHADAP
INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDHU SISWA SMP NEGERI 2
TUNTANG TAHUN 2014. Dan peneliti yakin tanpa pertolongan dan petunjuk
Nya sekripsi ini dapat terselesaikan.
Laporan skripsi ini disusun untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi
syarat guna memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah di Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penulisan ini, peneliti mendapatkan beberpa masukan, bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan kali ini peneliti ingin
mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd selaku ketua STAIN Salatiga.
2. Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dan mengarahkan dengan penuh ketelitian.
3. Bapak Nur Salim, S. Pd selaku kepala sekolah SMP Negeri 2 Tuntang
yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian
pada siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.
4. Segenap dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu pengetahuan
5. Seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang yang telah mau bekerjasama dalam
penelitian ini.
6. Team perpustakaan STAIN Salatiga.
7. Teman-temanku yang sudi kiranya membantu dan menyemangati
menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini selesai.
Dalam laporan ini peneliti sadari masih banyak kekurangan. Untuk itu peneliti berharap adanya kritik dan saran. Semoga skripsi ini bermanfa’at. Amin.
Salatiga, 24 Oktober 2014 Peneliti,
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan……….………....….i
Halaman Nota Pembimbing…………...………..…ii
Halaman Pengesahan……...……….…..iii
Halaman Motto dan Pembahasan………...………...…..iv
Abstrak……….……....v
Halaman Kata Pengantar………...………...vi
Halaman Daftar Isi……….……….………..…viii
Daftar tabel ………xii
Daftar lampiran……….. …….ivx
BAB I PENDAHULUAN………1
A. Latar Belakang Masalah……….………..1
B. Rumusan Masalah………4
C. Tujuan Penelitian ……….………4
D. Hipotesis Penelitian…………..………5
E. Manfaat Penelitian……….………..5
F. Definisi Oprasional……..………6
2. Intensitas Ibadah Shalat Fardlu………..…………7
G. METODE PENELITIAN……….8
1. Pendekatan Dan Rancangan Penelitian ……….9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian……….……….9
3. Populasi dan Sampel………..………9
4. Instrument Penelitian………..………..12
5. Metode Pengumpulan Data……….……….14
6. Analisis data………...16
H. Sistematika Penulisan Skripsi………17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. BIMBINGAN KEAGAMAAN 1. Pengertian Bimbingan Keagamaan………..………19
2. Dasar Bimbingan Keagamaan………..………21
3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah Dalam Mendidik Siswa…...….26
4. Tehnik Pendidikan Islam………..………28
5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa……….31
B. INTENSITAS IBADAH SHALAT FARDLU 1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardlu……… ……….31
2. Dasar Kewajiban Shalat Fardlu………...……….33
3. Keistimewaan Ibadah Shalat……….… ……..34
4. Syarat - Syarat Shalat……… ……..35
C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat
Fardhu……….39
BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang ………...……….41
2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang………....…….42
3. Visi dan Misi………...42
4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntang ………...…….43
5. Sruktur Organisasi SMP Negeri 2 Tuntang ………...…...44
6. Sarana dan SMP Negeri 2 Tuntang………...……….46
7. Kegiatan Ekstrakulikuler SMP Negeri 2 Tuntang……….….47
B. PENYAJIAN DATA HASIL PENELITIAN 1. Data Nama Responden Dan Jenis Kelamin Responden……….……..49
2. Hasil Data Mentah………52
BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS DISKRIPTIF……… ………..59
1. Variabel Pertama ………..………60
2. Variabel Kedua………..64
B. PENGUJIAN HIPOTESIS……….68
C. PEMBAHASAN………73
2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun
2014………..73
3. Pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………..…..74
D. PEMAKNAAN HASIL PENELITIAN….………75
1. Bimbigan keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…….. …75
2. Intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun
2014……….. 76
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN ………...………..77
B. SARAN-SARAN……….………..78
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar populasi penelitian...10
Tabel 1.2 Daftar sampel Penelitian………...11
Tabel 1.3 Kisi-kisi angket bimbingan keagamaan di SMP Negeri 2
Tuntang...13
Tabel 1.4 Kisi-kisi angket intensitas ibadah shalat fardhu iswa SMP Negeri 2
Tuntang ………...13
Tabel 3.1 Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014……...43
Tabel 3.2 Daftar nama dan jabatan kepengurusan SMP Negeri 2 Tuntang
tahun 2014………..44
Tabel 3.3 Data sarana SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………47
Tabel 3.4 Data ektrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014…………48
Tabel 3.5 Data nama responden, jenis kelamin dan kelas………..49
Tabel 3.6 Hasil angket bimbingan keagamaan terhdap intensitas ibadah shalat
fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014………..53
Tabel 3.7 Hasil angket intensits ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2
Tabel 4.1 Interval, kategori skor dan frekuensi variabel X………...61
Tabel 4.2 Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban angket bimbingan
keagamaan terhadap intensitas badah shalat fardhu siswa SMP
Negeri 2 Tuntang tahun 2014……….50
Tabel 4.3 Interval, kategori skor dan frekuensi variabel Y………65
Tabel 4.4 Kategori skor, frekuensi dan presentase jawaban anket intensitas
ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014….67
Tabel 4.5 Hasil perhitungan jawaban angket siswa SMP Negeri 2 Tuntang
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar riwayat hidup
Lampiran 2 Daftar SKK
Lampiran 3 Surat tugas pembimbing skripsi
Lampiran 4 Lembar konsultasi skripsi
Lampiran 5 Surat permohonan izin penelitian
Lampiran 6 Surat keterangan penelitian
Lampiran 7 Angket bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat
fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 dan angket
intensitas ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun
2014
Lampiran 8 Tabel nilai-nilai product moment
Lampiran 9 Struktur organisasi dan tata kerja SMP Negeri 2 Tuntang tahun
pelajaran 2014/2015
Lampiran 10 Daftar nama siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014
Lampiran 11 Foto kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seorang anak dilahirkan ke dunia diciptakan dalam keadaan fitrah
dan bersih jiwanya, menerima segala bentuk apa saja yang dapat
memengaruhinya. Al Ghozali dalam buku Ihya’ Ulumiddin telah
menyebutkan; “perlu diketahui bahwa jalan untuk melatih anak-anak
termasuk urusan yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang
lebih darinya”(Abdurrohman, 2005:5).
Keluarga, sekolah, dan masyarakat merupakan pusat pendidikan.
Namun, keluarga yang memberikan pengaruh pertama karena seorang
anak masuk agama Islam sejak awal kehidupannya dan dalam keluargalah
pertama ditanamkan benih-benih pendidikan. Orang tua yang pertama
menjadi figur bagi anak-anaknya. Jika anak diberi contoh atau dibiasakan
dengan melakukan kejelekan maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak
yang buruk. Sedangkan jika ia dibiasakan dengan melakukan kebiasaan
baik maka niscaya ia akan tumbuh menjadi anak baik. Penanggung jawab
pendidikan anak yang kedua adalah lembaga pendidikan sekolah.
Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan formal,
menyediakan proses belajar mengajar bagi pesetra didik serta bertujuan
membentuk pribadi yang luhur, dewasa, dan dapat berkembang. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar di sekolah merupakan
sekolah. Agar pendidikan anak berhasil, maka sangat dibutuhkan
lingkungan sekolah yang agamis serta mendukung.
Agama Islam telah memiliki acuan atau pedoman dalam
membimbing anak. Maka dari itu nilai-nilai ajaran agama yang
bersumberkan dari firman Allah dapat digunakan untuk menggugah
semangat keimanannya sehingga self direction, self realization, dan self inventory serta self confidence tersebut dapat berkembang. (Arifin, 1994:18). Dengan adanya bimbingan keagaman ini akan muncul kesadaran
diri, serta kebiasaan baik yang sering mereka lakukan di dalam sekolah.
Shalat merupakan suatu amal ibadah yang mempunai nilai tertinggi
dan sebagai tiangnya agama Islam. Firman Allah SWT tentang perintah
kewajiban shalat tertuang dalam surat An Nisa’ ayat 103:
اوُميِقَأَف ْمُتنَنْأَمْطا اَذِإَف ْمُكِبوُنُج ىَلَعَو اًدوُعُقَو اًماَيِق َالله اوُرُكْذاَف َةَلاَّصلا ُمُتْيَضَق اَذِإَف
َنيِنِمْؤُمْلا ىَلَع ْتَناَك َةَلاَّصلا َّنِإ َةَلاَّصلا
اًتوُقْوَّم اًباَتِك
Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman (AL Quran surat An Nisa’(4) ayat 103).
Disamping firman Allah tersebut, Kewajiban shalat secara khusus
disampaikan secara langsung oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui
proses isro’ mi’roj tanpa perantara malaikat Jibril. Hal ini berbeda dengan
kewajiban ritual ibadah yang lain seperti zakat, puasa, haji dan lain-lain.
akan diharapkan terbentuknya pribadi yang sehat dan berakhlak mulia,
sehingga akan terhindar dari segala kemaksiatan, serta dapat menjadikan
masyarakat yang mempunyai mental yang kuat dan sanggup membentengi
dirinya dari nafsu sekedar menuruti kesenangan pribadi.
Untuk melaksanakan dan mewujudkan harapan di atas tidaklah
mudah. Sebaiknya pendidikan agama ditanamkan sejak dini yaitu melalui
latihan-latihan keagamaan seperti shalat lima waktu, puasa ramadhan,
membaca Al-Qur’an. Shalat berjamaah harus dibiasakan sejak kecil
sehingga lama-kelamaan akan tumbuh rasa senang untuk melalukan
ibadah tersebut.
Guru yang memberikan pendidikan agama kepada siswa terutama
dalam beribadah melalui perhatian, pembiasaan, dan keteladanan akan
mudah diterima oleh anak daripada dengan kekerasan atau hukuman.
Dengan pembiasaan dan keteladan guru dalam mengerjakan ibadah
baik itu shalat, berpuasa, membaca Al-Qur’an, shadaqah (infaq dan zakat)
dan lain sebagainya, anak akan dengan sendirinya taat dalam beribadah.
Taat bukan berarti mengarjakan kebaikan (ibadah) jika ada guru atau
orang yang ditakuti, akan tetapi mengerjakan ibadah sadar dengan
sedirinya, dengan hati nuraninya dan dengan niat ikhlas.
SMP Negeri 2 Tuntang telah memberikan bimbingan keagamaan
kepada anak mereka yang dilakukan secara rutin seperti halnya membaca
Surat Yasin, membaca Asmaul Husna serta membaca Juz Ama dan lain
hal baik itu serta dapat menumbuhkan rasa kesadaran diri, Begitu pula
ditambah dengan kegiatan keagamaan lain yang dirancang dan dibimbing
oleh guru seperti halnya pesantren kilat, shalat dhukha, pengajian isro’
mi’roj, dan masih banyak kegiatan bimbingan keagamaan yang lainnya.
Dengan adanya fenomena yang ada di SMP Negeri 2 Tuntang
tersebut, maka penulis ingin meneliti adakah Pengaruh Bimbingan
Keagamaan dengan Ibadah Shalat Fardhu Siswa di SMP Negeri 2
Tuntang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba
menggangkat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?
2. Bagaimana intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2
Tuntang tahun 2014?
3. Adakah pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah
shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka penelitian ini
bertujuan:
1. Untuk mengetahui bimbingan keagamaan SMP Negeri 2 Tuntang
tahun 2014.
2. Untuk mengetahui intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri
3. Untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas
ibadah shalat fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
D. Hipotesis Penelitian
Menurut suharsimi, “Hipotesis adalah, “suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti
melalui data yang terkumpul”(Arikunto, 2010:110). Hipotesis dapat
diartikan sebagai jawaban sementara yang kebenarannya belum pasti dan
masih perlu dibuktikan atau perlu diuji kebenarannya.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: tidak ada pengaruh
antara bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu
siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi
yang jelas mengenai bimbingan keagamaan dan ibadah shalat fardhu siswa
di sekolah. Dan informasi tersebut dapat memberikan manfaat yang baik
secara teoritis maupun praktis,yaitu:
1. Secara teoretis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi
perkembangan lembaga sekolah secara umum dan dapat memperkaya
khasanah keilmuan khususnya dalam dunia pendidikan Islam.
2. Secara praktis, jika ternyata ada pengaruh, hal ini berarti bagi lembaga
sekolah khususnya memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya
bimbingan keagamaan terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa
bimbingan dan pembinaan dalam membangkitkan aktivitas beribadah
yang tinggi pada peserta didik serta mengembangkan
pembiasaan-pembiasaan positif lainya agar peserta didik memiliki kompetensi
dalam semua disiplin ilmu.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir dan agar mendapatkan kejelasan
tentang judul penelitian di atas, kiranya penulis perlu memberikan batasan
dan penjelasan mengenai istilah yang terdapat dalam judul di atas yaitu:
1. Bimbingan Keagamaan
Bimbingan berasal dari bahasa Inggris “guidance”, yang artinya bantuan atau tuntunan. Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah
“bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau
sekumpulan individu-individu dalam menghindari atau mengatasi
kesulitan-kesulitan di dalam kehidupannya agar individu atau sekumpulan
individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.
Keagamaan berasal dari kata “agama”, sedangkan pengertian
agama sebagai suatu istilah dapat dilihat dari dua aspek yaitu:
1.) Aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian
tingkah laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan,
berupa getaran batin, yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah
laku tersebut, kepada pola hubungan dengan masyarakat, serta alam
2.) Aspek objektif (doktrinair). Agama dalam pengertian ini
mengandung nilai-nilai Tuhan yang dapat menuntun manusia ke arah
tujuan yang sesuai dengan kehendak ajaran tersebut. Agama dalam
pengertian ini belum masuk dalam batin manusia, karena masih
berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar diri manusia
(Arifin, 1982:1-2).
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan, yang dimaksud
bimbingan keagamaan adalah arahan kepada individu agar menjadi baik
itu individu yang memiliki arah dan tujuan jelas sesuai dengan agamannya
batin maupun lahir sehingga dapat menyelesaikan masalah dan mandiri
dalam keagamaan.
Indikator bimbingan keagamaan dapat diukur dengan:
a) Ajakan atau pendampingan
b) Keteladanan
c) Memberi bahan dan kegiatan tambahan
d) Memberi peringatan, reward dan punishment
e) Publikasi kegiatan keagamaan
2. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu
Ibadah adalah hal memperhambakan diri kepada Allah segan
taat melaksanakan perintah dan anjurannya serta menjauhi
larangannya karena Allah semata, baik dalam bentuk kepercayaan
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, ibadah adalah
kebaktian kepada Tuhan, perbuatan dan sebagainya untuk
menyatakan bakti kepada tuhan seperti shalat, berdoa, berbuat baik
(Poerwadarminto, 1966:355).
Shalat secara bahasa berarti do’a. Sedangkan menurut istilah
syara’ shalat adalah ibadah yang terdiri dari beberapa perbuatan dan
perkataan tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam, menurut cara-cara dan syarat-syarat serta rukun yang
ditentukan oleh syara’(Mujieb, 1994:313)
Indikator intensitas shalat fardhu adalah: 1. Pemahaman bacaan shalat fardhu
2. Kelancaran bacaan shalat fardhu
3. Ketepatan pelaksanaan shalat fardhu
4. Kedisiplinan pelaksanaan shalat fardhu
G. Metode Penelitian
Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara.
Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui
pengetahuan baru melalui metode-meode ilmiah.
Ketepatan dalam menggunakan metode penelitian adalah syarat
utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Adapun metode yang
1. Pendekatan dan rancangan penelitian
Penelitian ini, penulis menggunakan penelitian deskriptif
kuantitatif, dipilihnya penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
agar dapat mengetahui apakah ada pengaruh bimbingan keagamaan
dengan intensitas ibadah shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.
2. Lokasi dan waktu penelitian
Lokasi yang dijadikan Penelitian ini adalah SMP Negeri 2
Tuntang, adapun waktu penelitiannya tanggal 7 Juli sampai dengan
September 2014.
3. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
2010:173). Sedangkan menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kwalitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian diambil kesimpulannya. Dari kedua pendapat di
atas penulis menggambil kesimpulan bahwa populasi dari penelitian
ini mencakup seluruh siswa SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014.
Jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 2 Tuntang 679 siswa yang
terbagi dari 3 tingkat, Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada
Tabel 1.1
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 2010:174). Menurut Sugiyono (2010:118), “sampel adalah
yang diambil oleh populasi harus representatif. Maka dari itu dibutuhkan
tehnik sampling yang tepat. Dalam penelitian ini penyusun menggunakan
tehnik proportionate stratified random sampling, yaitu: proses pemilihan sampel dengan cara diacak secara proporsional dan diambil dari strata
tertentu. Jadi tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel (Sugiyono, 2010:120). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama
(proporsional) berdasarkan jumlah populasi masing-masing kelas.
Arikunto (2006:134) berpendapat, “bahwa apabila subjeknya
kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila
lebih dari seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25%
atau lebih”. Merujuk dari pendapatnya Arikunto di atas, dalam penelitian
ini peneliti mengambil sampel sejumlah 10% dari 675 siswa Muslim di
SMPN 2 Tuntang (populasi). Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut
berdasarkan teknik proportionate sratified random sampling adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Daftar Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah siswa tiap kelas
Sampel
1 VII 228 23
2 VIII 230 23
3 IX 221 22
4. Instrument penelitian
Beberapa instrumen penelitian data yang penyusun
gunakan agar penelitian ini berhasil, diantaranya adalah: a. Angket
Angket atau kuesioner adalah alat pengumpulan data
yang berupa seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis pada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:142).
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua angket
yaitu angket yang pertama mengenai intensitas bimbingan
keagamaan di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014. Angket yang
kedua untuk mengetahui disiplin belajar siswa SMP Negeri 2
Tuntang tahun 2014.
Angket tersebut bersifat tertutup, maksudnya siswa
tidak dibolehkan memilih jawaban sendiri selain jawaban yang
sudah disediakan. Penulis menggunakan dua angket terlebih dahulu
menyusun indikator masing-masing variabel ke dalam beberapa
pertanyaan atau soal. Adapun jumlah soal dari masing-masing
angket 10 soal. Sedangkan untuk mengetahui bagai mana kisi-kisi
Tabel 1.3
Kisi-kisi Instrument Angket Bimbingan Keagamaan Di SMP Negeri 2 Tuntang.
No Indikator Jumlah
5. Publikasi kegiatan keagamaan 3 12-15
Tabel 1.4
Kisi-kisi Angket intensitas ibadah shalat fardhu Siswa di SMP Negeri 2 Tuntang
No Indikator Jumlah soal Sebaran soal
1. Pemahaman bacaan shalat fardhu
4 1-4
2. Kelancaran bacaan shalat fardhu
Pemberian skor untuk kedua angket tersebut menggunakan
skala Likert, masing-masing jawaban A, B, C, D mempunyai skor berturut-turut: 4, 3, 2 dan 1. Karena jumlah soal, baik angket
pertama maupun angket kedua masing-masing berjumlah 15, maka
skor minimalnya adalah 15. Dengan demikian skor idealnya
berkisar antara 15-60. Adapun kedua angket tersebut terdapat dalam
lampiran. b. Dokumen
Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh keterangan
atau data tentang gambaran umum SMPN 2 Tuntang, yang
meliputi sejarah berdirinya, visi, misi, keadaan guru, karyawan dan
siswa, maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini
yang bersifat dokumentasi misalnya: foto, arsip, catatan-catatan
yang diperlukan penulis. c. Pedoman observasi
Dalam hal ini penulis menggunakan tehnik pengamatan
langsung terhadap keadaan SMP Negeri 2 Tuntang, baik itu proses
belajar mengajar dikelas maupun keadaan di sekitar sekolah.
d. Pedoman wawancara
Pedoman ini penyusun gunakan pada saat observasi
pendahuluan untuk menanyakan kaitannya dengan bimbingan
kaagamaan dan intensitas shalat fardhu siswa di SMP Negeri 2
Tuntang, serta penyusun gunakan untuk mencari data lain terkait
dengan gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang
5. Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga
data yang yang berupa informasi, maupun dokumen yang kuat serta
dapat dipercaya. Adapaun metode pengumpulan data yang digunakan
adalah:
a. Metode angket
Angket atau kuisioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
sresponden dalam arti laporan tentang pribadi dari dirinya, atau
hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010:194).
Angket disini digunakan sebagai metode utama untuk memperoleh
informasi tentang bimbingan keagamaan dan disiplin belajar siswa
di SMP Negeri 2 Tuntang. b. Metode observasi
Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data dimana
peneliti mengadakan pengamatan secara langsung (Arikunto,
2006:156). Untuk melakukan observasi peneliti mengamati
langsung keadaan SMP Negeri 2 Tuntang dan kegiatan belajar
mengajar.
c. Metode wawancara/interview
Observasi yakni memperhatikan sesuatu dengan
menggunakan mata (Arikunto, 2010:199). Sedangkan Menurut
sutresno hadi, interview merupakan tehnik pengumpulan data
dengan jalan Tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih
informasi mengenai intensitas bimbingan keagamaan dan disiplin
belajar siswa serta gambaran umum lokasi SMP Negeri 2 Tuntang.
d. Metode dokumentasi
Tehnik dokumentasi adalah metode pengumpulan data
dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, tarskip,buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat,
agenda (Arikunto, 2006:158-159). Metode ini akan penyusun
gunakan untuk mencari data, mengenai gambaran umum SMP
Negeri 2 Tuntang seperti, Sejarah Berdirinya Sekolah, Visi Misi,
Keadaan Guru dan Siswa serta Dokumen lainnya.
6. Analisis data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data.
a. Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui prosentase
penelitian skor bimbingan keagamaan dan intensitas ibadah shalat
fardhu siswa SMP Negeri 2 Tuntang adalah menggunakan rumus:
P= F/N x 100%
P : presentase
F : Frekuensi
N :Jumlah Responden
b. Analisa data untuk mengetahui pengaruh bimbingan keagamaan
dengan intensitas ibadah shalat fardhu, dengan menggunakan
Keterangan:
rxy = Koefisien
Y2= Kuadrat Y
X2 = Kuadrat X
∑X= Jumlah sekor total variabel X
∑Y=Jumlah sekor total variabel Y
N = Jumlah Sampel (Sugiyono, 2009:228)
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Sistematika untuk memperjelas gambaran umum tentang sekripsi
ini, yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan
bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo,
halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan
persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar, daftar lampiran. Sedangkan bagian inti berisi tentang:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi
Operasional, Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan Skripsi.
Berisikan tentang landasan terori yang mendalam tentang variabel
yang diteliti yaitu, Bimbingan Keagamaan, dan intensitas ibadah shalat
fardhu dan pengaruh bimbingan keagamaan terhadap intensitas sibadah
shalat fardhu.
BAB III: LAPORAN HASIL PENLITIAN
a. Berisikan tentang gambaran umum lokasi dan subjek penelitian
yaitu:
Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang, profil SMP Negeri 2
Tuntang, Visi dan Misi SMP Negeri 2 Tuntang, keadaan siswa,
guru dan kariawan SMP Negeri 2 Tuntang, sruktur organisasi SMP
Negeri 2 Tuntang, kegiatan ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Tuntang,
sarana dan prasarana SMP Negeri 2 Tuntang
b. Penyajian data penelitian meliputi
Data nama responden dan jenis kelamin responden, data hasil
penelitian.
BABIV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang Analisis Diskriptif, Pengujian Hipotesis, Pembahasan
dan pemaknaan hasil penelitian.
BABV: PENUTUP
Berisikan tentang Kesimpulan dan Saran. Selanjutnya bagian terakhir
adalah Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran, dan Riwayat Hidup penulis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Bimbingan Keagamaan
Bimbingan keagamaan sangat diperlukan siswa agar mereka tetap
berkembang sesuai tujuan yang diinginkan dan tetap terarah ke yang lebih
baik.Maka disekolah wajib adanya bimbingan keagamaan.Bimbingan
keagamaan disekolah adalah tugas pengajar yang berada disekolah.selanjutnya
penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang bimbingan keagamaan.
1. Pengertian Bimbingan Keagamaan
Dipandang dari segi terminologi, bimbingan terjemahan dari
“guidance”.Menurut Jones (1930: 2)
Guidance is a means of helping individuals to understand and use wisely the educational. Vocational and personal opportunities they have or can develop and as a form of systematic assistance whereby students are aided in achieving satisfactory adjustment to school & to life.
Dalam mengupas arti bimbingan masing-masing ahli mempunyai
sudut pandang sendiri-sendiri.Menurut Surya (1975:28) bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang di bimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
lingkungan.
Menurut Walgito (1995:4) bimbingan adalah bantuan atau
individu-individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dalam
hidupnya, agar individu atau sekumpulan individu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya.
Menurut Ketut (1993:3) bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (seseorang) atau kelompok (sekelompok orang) agar
mereka itu dapat mandiri, melalui berbgai bahan, interaksi, nasihat, gagasan,
alat dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang berlaku.
Menurut Priyatno (1994:99) bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh yang ahli kepada seseorang atau beberapa
orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, agar orang yang
dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiridan mandiri,
dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dapat
dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Keagamaan berasal dari kata agama dalam bahasa Inggris “religion”
merupakansuatu istilah yang biasa kita pakai sehari-hari.Agama adalah
segenap kepercayaan kepada Tuhan serta dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu
(Poerwadarminta, 1982:18).
Menurut Arifin (1994:2) agama memiliki dua aspek yaitu: pertama,
aspek subyektif (pribadi manusia). Agama mengandung pengertian tingkah
laku manusia, yang dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, berupa getaran batin,
yang dapat mengatur dan mengalahkan tingkah laku tersebut, kepada pola
(doktrinair).Agama dalam pengertian ini mengandung nilai-nilai Tuhan
yang dapat menuntun manusia ke arah tujuan yang sesuai dengan kehendak
ajaran tersebut.Agama dalam pengertian ini belum masuk dalam batin
manusia, karena masih berupa doktrin (ajaran) yang objektif berada di luar
diri manusia.
Religion or belief is defined as being any religion, religious belief or similar philosophical belief. The following factors can be considered in deciding what is a religion or similar belief: collective worship, a clear belief system, aprofound belief affecting the way of life or view of the word.(The employment equality religion or belief) regulation, 2003).
Dengan demikian bimbingan keagamaan merupakan usaha
pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan, baik
lahiriah maupun batiniah, yang menyangkut kehidupan, dimasa kini dan
masa mendatang. Dengan maksud agar orang yang bersangkutan mampu
mengatasi kesulitanya dengan kemampuannya sendiri, melalui dorongan
dari kekuatan iman, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Arifin,
1982:1-2)
2. Dasar Bimbingan Keagamaan
Al Qur’an dan Al Hadis adalah landasan ideal dan konseptual dalam
bimbingan konseling Islam.Dari dua sumber tersebut gagasan, tujuan dan
konsep-konsep bimbingan konseling Islam bersumber. Dasar yang menjadi
isyarat kepada manusia untuk memberi petunjuk atau bimbingan kepada
orang lain yaitu antara lain:
اَهُّيَأاَي
اَهْيَلَع ُةَراَجِحْلاَو ُساَّنلا اَهُدوُقَو اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفنَأ اوُق اوُنَماَء َنيِذَّلا
َنوُرَمْؤُياَم َنوُلَعْفَيَو ْمُهَرَمَأآَم َالله َنوُصْعَيَّلا ُُُداَدِش ٌظَلاِغ ٌةَكِئلآَم
{
6
}
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (At Tahrim:6)
Dalam bukunya Arifin (1994:8-9), menyatakan bahwa dasar
bimbingan keagamaan dalam menghadapi siswa sebagai anak bimbingan,
yang berdasarkan Al Quran dan Hadis. Bimbingan keagamaan memandang:
1. Setiap siswa adalah mahluk pribadi yang memiliki kemampuan dasar
beragama yang merupakan fitrah yang dibentuk oleh Tuhan sejak masa
kejadiannya /pada awal kehidupannya dalam raim ibu.
2. Setiap siswa adalah pribadi yang berkembang memiliki corak, watak
dan kepribadian yang tidak sama diantara siswa–siswa lainnya.
Demikian pula ia memiliki kemungkinan berkembang dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan (sekolah, keluarga dan
masyarakat)yang berbeda antara siswa yang satu dari yang lainnya.
3. Setiap siswa memiliki corak kepribadian individual yang berkembang
di atas dua faktor pengaruh yaitu pengaruh dari dalam dirinya sendiri
yang berupa bakat dan ciri-ciri keturunan jasmaniah dan rohaniah
masing masing disatu pihak dan pengaruh factor yang diperoleh melalui
pengalaman, baik dari lingkungan sekitar masa kini atau masa lampau,
4. Setiap siswa adalah pribadi yang masih berada dalam proses
perkembanganyang peka terhadap segala perubahan.Proses
perkembangan tersebut dapat dibimbing dan diarahkan kepada titik
perkembangan optimal yang menggantungkan dirinya sebagai pribadi
dan sebagai anggota masyarakat.
5. Setiap siswa sebagai siswa yang cenderung untuk memperoleh
pemuasan akan segala kebutuhan seperti makan, minum, ketenangan
hidup, kebebasan (dari kelaparan, penyakit, penindasan, dan
sebagainya) yang meliputi kejasmanian dan yang mengenai kejiwaan
seperti memperoleh cinta kasih dan sesamanya dan seterusnya.
6. Siswa sebagai pribadi yang berkepribadian utuh, ingin memperoleh
pengakuan tentang keberadaannya di tengah orang lain, dia ingin
dihargai oleh orang lain, dan ingin meghargai dirinya sendiri.
7. Sebagai pribadi yang mandiri, setiap siswa cenderung untuk
memperoleh perlindungan dari segala ancaman dan gangguan yang
membahayakan hidupnya, lahiriah dan jasmaniah, termasuk
perlindungan dari tuhan yang maha kuasa.
8. Setiap siswa sebagai pribadi cenderung untuk memperoleh keuntungan
dalam menentukan pilihan-pilihan alternatif yang diharapkan
kepadanya.
9. Setiap siswa sebagai pribadi yang sedang berkembang cenderung untuk
yang lain tanpa membeda-bedakan suku,agama, status sosial, ekonomi,
dan keluarga.
10. Setiap lembaga pendidikan dimana siswa melakukan proses bimbingan
dan penyuluhan agam karena bimbingan merupakan salah satu progam
dari komponan progam pendidikan dari lembaga tersebut.
Firman Allah dan sabda nabi Muhammad SAW dibawah ini
menunjukkan bahwa setiap manusia itu memiliki kemampuan dasar untuk
menjadi manusia yang beragama terutama Islam dan semua manusia
dilahirkan dalam keadaan fitrah, akan tetapi perkembangannya tergantung
pada usaha pendidikan yang dilakukan oleh para pendidik terutama orang
tuanya.
ِّدلا َكِلَذ ِالله ِقْلَخِل َليِدْبَتَلا اَهْيَلَع َساَّنلا َرَطَف يِتَّلا ِالله َتَرْطِف اًفيِنَح ِنيِّدلِل َكَهْجَو ْمِقَأَف
ُني
َنوُمَلْعَيَلا ِساَّنلا َرَثْكَأ َّنِكَلَو ُمِّيَقْلا
{
03
}
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar Rum:30)
Firman Allah dibawah ini juga menunjukkan pengertian bahwa
dalam setiap diri manusia telah dikaruniai kemampuan dasar kejiwaan yang
mengandung kemungkinan untuk berkembang kearah tingkat perkembangan
hidup yang menggantungkan dirinya dan yang tidak menggantungkan
dirinya sendiri.oleh karena itu diperlukan bimbingan yang dapat
menghindarkan dirinya dari perkembangan yang merugikan hidupnya
اَهاَّوَساَمَو ٍسْفَنَو
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.(As Syamsu:7-10)
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujadalah: 11)
Dalam memberikan pengertian tentang ilmu agama sehingga siswa
dapat mengamalkan ajaran agama dan juga mampu mengikuti serta
mengembangkan sikap ilmiah sesuai dengan tuntutan kemajuan ilmu dan
teknologi, maka firman Allah tersebut perlu dipegang oleh para
pembimbinng.Karena dengan keberhasilan membimbing keimanan yang
kuat dalam pribadi siswa, maka ilmu pengetahuan dan teknologi yang di
serap dapat berkembang di atas iman dan ketakwaan kepada Allah
SWT.Sehingga wawasan ilmu pengetahuan yang mereka miliki dapat
3. Tugas dan Tanggung Jawab Sekolah dalam Mendidik Siswa
Di dalam sekolah, anak menerima pendidikan secara langsung dari
gurunya.Guru atau pendidik merupakan orang kedua yang harus dihormti
dan dimuliakan setelah orang tua. Mereka menggantikan peran orang tua
dalam mendidik anak anaknya atau peserta didik ketika berada di lembaga
pendidikan.Karena pendidikan itu wajib maka belajar adalah tugas siswa
dan tanggung jawab guru untuk mendidik siswa.Dengan demikian guru
berkewajiban mengasuh, mendidik, mengarahkan, dan membimbing siswa
agar nantinya menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah serta berakhlak
mulia. bersabda,“seorang bayi tidak dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah), kemudian kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi yahudi, nasrani, ataupun majusi – sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat. Maka, apakah kalian
merasakan adanya cacat?”
Lalu Abu hurairah berkata, “ apabila kalian mau, maka bacalah firman Allah SWT yang berbunyi: ‘… tetaplah atas firman Allah yang telah menciptakan
Menurut imam Al Ghozali dalam kitab Ihya’ Ulumuddindijelaskan ada empat tempat tugas pendidik atau pengajar, yaitu:
a. Menunjukkan kasih sayang kepada muridnya dan menggangapnya seperti
anak sendiri
b. Mengikuti teladan pribadi Rosulullah
c. Tidak menunda memberi nasihat dan ilmu yang diperlukan oleh peserta
didik
d. Menasehati murid serta melarangnya dari akhlak tercela
Secara umum tugas pendidik adalah:
a. Mujtahid yakni sebagai pembaharu ilmu, baik dalam teori maupun
praktek, sesuai syariat islam.
b. Mujtahid yaitu sebagai pemikir yang ulung
c. Mujtahid yaitu sebagai pejuang kebenaran
Sedangkan secara khusus tugas pendidik dilembaga pendidikan adalah:
a. Perencana: mempersiapkan bahan, metode, dan fasilitas pengajaran serta
mental untuk mengajar.
b. Pelaksana: pemimpin dalam proses pembelajaran
c. Penilai: mengumpulkan data, mengklarifikasi, menganalisa, dan menilai
keberhasilan
d. Pembimbing: membimbing, menggali, serta mengembangkan potensi
Seorang guru sebagai manusia yang lebih dewasa dan berpengetahuan
luas merupakan pendidik utama dalam kelas serta mempunyai peran yang
penting dalam mendidiksiswanya baik secara langsung maupun tidak
langsung. Disamping itu pendidikan tersebut mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan siswanya di kemudian hari.
Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab membimbing dan
mendidik siswanya dengan kebaikan dasar-dasar agama. Guru sebagai
pembimbing memberikan tekanan kepada tugas, memberikan bantuan kepada
siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapinya. Tugas ini merupakan
aspek mendidik, sebab tidak hanya berkenaan untuk menyampaikan ilmu
pengetahuan, tapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan
pembentukan nilai-nilai pada siswa.
4. Teknik pendidikan islam
Islam dalam mendidikanak atau manusia belum pernah kehabisan persediaan
dalam tehnik-tehnik pendidikan. Tehnik-tehnik itu diantaranya :
1. Teladanan
Keteladanan adalah salah satu pendidikan yang efektif dan sukses. Allah
mengutus Muhammad untuk menjadi teladan buat manusia.Didalam diri
Muhammad Allah menyusun bentuk sempurna metodologi Islam. 2. Nasehat dan cerita
Didalam jiwa terdapat pembawaan untuk terpengaruh oleh kata-kata
kata-kata harus diulangi.Nasehat yang berpengaruh membuka jalannya
kedalam jiwa secara langsung melalui perasaan.
Bila tersedia suatu teladan yang baik maka nasehat akan sangat
berpengaruh didalam jiwa. Danakan menjadi suatu yang sangat besar
dalam pendidikan rohani. Nasehat dan cerita pada dasarnya menyimpan
suatu pesan dan informasi dari sumbernya kepada pihak yang
memerlukan (Nawawi, 1991: 221) 3. Hukuman
Bila teladan tidak mampu, dan begitu juga nasehat maka harus diadakan
tindakan tegas yang dapat meletakkan persoalan ditempat yang
benar.Tindakan tegas itu adalah hukuman. 4. Partisipasi
Sehubungan dengan firman Allah surat An Nahl ayat 125
َكَّبَر َّنِإ ُنَسْحَأ َيِه ْيِتَّلاِب ْمُهْلِداَجَو ِةَنَسَحْلا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِحْلاِب َكِّبَر ِلْيِبَس ىَلِإ ُعْدُا
َنْيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَأ َوُهَو ِهِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَمِب ُمَلْعَأ َوُه
{
052
}
serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (An Nahl :125).
Oleh karena mendidik dimaksudkan untuk mewujudkan kepribadian
yang baik, maka kegiatannya mengandung makna mengajak berbuat
kebaikan yang diridhoi Allah. Dalam interaksi pendidikan mengajak
Nabi tidak hanya memberikan teladan bagi umatnya tapi beliau juga
mengajak serta memberikan informasi tentang agama islam kepada
sahabatnya dan umatnya. Nabi tidak sedikitpun jenuh menyebarkan
agama Islam untuk menyeru kepada kebajikan.Demikian Nabi
Muhammad sebagai contoh pendidik yang handal.
5. Kebiasaaan
Berbagai kebiasaan harus dibentuk pada siswa oleh para
pendidiknya.Kebiasaan baik dalam agama Islam harus ditanamkan sejak
kecil, Agar menjadi tingkah laku yang dilakukan secara otomatis. Seperti
kebiasaan mengucapkan salam.
6. Disiplin
Kebiasaan dang pengulangan secara rutin itu terdapat nilai-nilai atau
norma yang menjadi olak ukur tentang benar tidaknya atau efektif
tidaknya pelksanaan oleh seseorang. Norma-norma itu terhimpun pada
aturan yang harus terpenuhi sebagai keentuan atau harus hidup secara
disiplin (Harun, 1993:235-363)
5. Pentingnya Bimbingan Keagamaan Kepada Siswa
Pendidikan agama sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama
dalam mencapai ketentraman batin dan kesehatan mental pada
umumnya.Tidak diragukan lagi bahwa agama Islam merupakan bimbingan
hidup yang paling baik, pencegah perbuatan salah dan mungkar yang paling
ampuh, pengendali moral yang tiada taranya.Namun dalam kenyataan
oleh orang yang mengaku dirinya beragama Islam.Untuk itu maka
diperlukannya bimbingan keagamaan untuk siswa.
Tugas bimbingan keagamaan selain menjadikan siswanya taat dan
memahami aturan agama juga untuk mensukseskan jalannya progam
pendidikan pada umumnya dan khususnya pendidikan agama disekolah
dengan melalui beberapa cara yang tepat dan ditunjang oleh sarana
prasarana dan biaya yang memadai.
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan-latihan yang dilakukan sejak dini. Anak yang tidak
pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya ia
tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Sebaliknya jika
anak didik dan dibiasakan dengan pendidikan agama oleh lingkungan
sekitarnya baik di dalam keluarga maupun sekolah, maka anak akan terbiasa
dan cenderung hidup dalam aturan-aturan agama. Terbiasa dengan menjalan
kan ibadah, takut melakukan larangan-larangan agama, serta dapat
merasakan nikmatnya hidup beragama.
B. Intensitas Ibadah Shalat Fardhu
Shalat fardhu adalah kewajiban bagi semua muslim, maka perlunya
ada telaah intensitas ibadah shalat fardhu, sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua. Penulis akan memaparkan pentingnya intensitas ibadah ini.
1. Pengertian Intensitas Ibadah Shalat Fardhu
Intensitas dalam kamus umum bahasa Indonesia, adalah kehebatan,
kebulatan atau kesungguahan dalam melakukan ibadah shalat fardhu.
Sedangkan ibadah adalah amalan yang diniatkan untuk berbakti
kepada Allah yang pelaksanaannya diatur oleh syariat, ketaatan menjahui
larangannya dan menjalankan perintahnya (Fajri, 2009:367).
Menurut Muhsin (1990:12) ibadah adalahproses menjadikan semua dimensi
kehidupan berada pada jalan kehendak dan keridloan Allah.
Shalat dalam bahasa berarti do’a, sedangkan menurut istilah adalah
beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir di
akhiri dengan salam yang dengannya kita beribadat dengan Allah menurut
syariat yang telah ditentukan (Ash shidiqy, 1951:62).
Shalat adalah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam
bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan
syara’(Rifa’i, 1976:34).
Menurut Alith (2009:5) shalat adalah ibadah utama umat islam
sekaligus bentuk aktual dari penghambaan total yang pertamakaliwajib
untuk dilaksanakan olehsetiap muslim yang telahmengucapkan dua kalimat
syahadat, baligh dan sehat secara jasmani dan rohani.
Fardhu dengan wajib sama artinya yaitu apabila dilaksanakan
mendapat pahala dan apabila ditinggalkan mendapat dosa.Dapat di
simpulkan intensitas ibadah shalat fardhu secara harfiah adalah tingkat
keseringan melakukan doa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut istilah
amal ibadah (perkataan dan perbuatan) yang diawali dengan takbirotul
ikhrom dan diakhiri dengan salam.
2. Dasar Kewajiban Shalat Fardhu
Dalil yang mewajibkan shalat sangat banyak baik dalam Al Qur’an
maupun Hadis Nabi Muhammad SAW.
Dalil Al Qur’an yang mewajibkan shalat antara lain:
a. Q.S. AL Baqoroh : 43
َنيِعِكاَّرلا َعَم اوُعَكْراَو َةاَكَّزلا اوُتاَءَو َةَلاَّصلا اوُميِقَأَو
{
30
}
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.(Al Hajj : 77)
Ayat-ayat Allah SWT ini yang memerintahkan umat manusia
mendirikan shalat, menyuruh mengerjakan shalat bersama-sama,
menyatakan bahwa shalat menghalangi manusia dari rusak dan keji,
memerintahkan agar melakukan shalat dengan cara yang sempurna dan
menegaakan shalat diwaktu-waktu yang telah ditentukan.
3. Keistimewaan Ibadah Shalat
Shalat adalah penghubung antara hamba dengan tuhannya. Yang
memiliki beberapa keistimewaan, antara lain:
a. Shalat adalah fardhu yang mula-mula difardhukan dari ibadat-ibadat
badaniah.
Shalat itu tiang agama. Barang siapa mendirikan shalat, sesungguhnya ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meruntuhkan shalat, sungguhlah ia telah meruntuhkan agama.(H.R. Al Baihaqy dari Umar R.A, Al Ihya 2:9)
c. Shalat lima difardhukan dimalam mi’roj, dilangit
Shalat lima itu difardhukan dilangit, pada malam nabi Muhammad SAW
ber isro’ (berjalan malam) dan bermi’roj (naik ke alam tinggi). Hanya
shalat fardhulah yang diperintahkan secara langsung oleh Allah kepada
nabi Muhammad, berbeda dengan ibadah yang lain yang disampaikan
Diperintahkan shalat fardhu itu yang sebelumnya nabi terlebih
dahulu dibersihkan dhohir dan batin dengan air zam-zam.Dan Allah
SWT memerintahkan shalat kepada nabi Muhammad ketika
beliaumenghadap Allah menegaskan bahwa shalat itu ibadah yang luar
biasa, suatu perbuatan yang sangat terhormat.
d. Shalat akhir wasiat nabi kita Muhammad SAW dan nabi-nabi yang lain.
Dalam wasiatnya yang terakhir nabi mengatakan: ingatlah
akanAllah, terhadap Shalat dan terhadap budak-budak sahaya yang kamu
miliki.(H.R. Ahmad, Risalah Ash Shalah:8).
e. Shalat permulaan amal yang dihisap diakhirat dan diakhir ibadah yang
ditinggalkan umat didunia.
f. Shalat seutama-utama syair Islam, dan sekuat kuat tali perhubungan
antara hamba dengan Allah (AshSidiqy,1951:20)
4. Syarat-syarat Shalat
Syarat-syarat wajib shalat yaitu:
a. Islam
Shalat fardhu diwajibkan atas setiap muslimlaki-laki dan perempuan
yang telah mengaku dan menyatakan dirinya seorang islam dengan
membaca dua syahadad.Dengan demikian orang kafir tidak wajib untuk
melakukan shalat. b. Balagh
Orang yang sudah balagh diwajibkan untuk melakukan shalat.Yang
dimaksud dengan balagh ialah orang yang elah mencapai umur tertentu
yang sudah mencapai balagh ditandai dengan mimpi, sedangkan
perempuan ditandai dengan datangnya menstruasi.Batasan balagh ini
menandakan bahwa anak balita yang belum mencapai balagh tidak
memiliki kewajiban shalat. c. Berakal
Orang yang berkal diwajibkan untuk shalat, yaitu orang yang sudah
mumaziz dan memiliki akal yang sehat dan waras. d. Suci dari hadas dan najis
Menghilangkan hadas kecil dengan berwudlu dan menghilangkan hadas
besar dengan mandi besar.Menghilangkan najis yang berada di tiga
tempat yaitu badan, pakaian, dan tempat shalat. e. Menutup aurot
Batas aurot laki-laki adalah dari pusar sampai lutut sedangkan wanita
adalah seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan. f. Masuk waktu
Waktu shalat ada lima waktu yaitu :
waktu shalat dhuhur berawal ketika matahari condong ke arah barat
sampai saat bayangan segala sesuatu sudah sama dengan
panjangnya.
Waktu shalat ashar, dimulai sejak keluarnya waktu dhuhur hingga
matahari menguning atau sampai bayangan mempunyai panjang
Waktu shalat manghrib, dimulai sejak matahari terbenam sampai
terbenamnya mega merah.
Waktu shalat isya’, dimulai dari terbenamnya mega merah sampai
pertengahan malam, sedangkan waktu darurat sampai terbit fajar. Waktu shalat subuh, dimulai dari terbit fajar shadiq putih, sampai
terbit matahari (Sa’id, 2006:204-207).
g. Menghadap kiblat
Menghadap ke baitul haram merupakan syarat sahnya shalat.
h. Niat
Niat dalam hati. Menurut bahasa, niat berarti tujuan yakni keeguhan
hati untuk melakukan sesuatu(Sa’id, 2006:257).
i. Telah sampai dakwah
Orang yang belum menerima perintah tidak dituntut dengan hukum.
Firman Allah Q.S. AnNisa: 165
ِلُسُّرلا َدْعَب ُُُةَّجُح ِالله ىَلَع ِساَّنلِل َنوُكَي َّلاَئِل َنيِرِذنُمَو َنيِرِّشَبُّم ًلاُسُّر
اًميِكَح اًزيِزَع ُالله َناَكَو
{
062
}
(mereka Kami utus) selaku Rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya Rasul-rasul itu. dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
j. Jaga
Orang yang tidur tidur tidak wajib shalat, begitu pula orang yang lupa.
“yang terlepas dari hukum ada tiga macam : kanak-kanak hingga ia dewasa, orang tidur hingga ia bangun, orang gila hingga ia sembuh.(H.R. Abu daut dan ibnu majah).
5. Rukun Shalat
Rukun-rukun shalat diantaranya yaitu: a. Niat
b. Takbirotul ikhrom
c. Berrdiri tegak bagi yang berkuasa ketika shalat fardhu. Boleh sambil
duduk atau berbaring bagi yang sedang sakit d. Membaca surat Al Fatikhah pada tiap-tiap rokaat
e. Ruku’ dengan tumakninah
f. I’tidal dengan tumakninah
g. Sujud dua kali dengan tumakninah
h. Duduk diantara dua sujud dengan tumakninah
i. Duduk tasyahut akhir dengan tumakninah
j. Membaca tasahud akhir
k. Membaca shalawat nabi pada tasahud akhir
l. Membaca salam yang pertama
m. Tertib yaitu berurutan mengerjakan rukun-rukun tersebut (Rifa’i,
C. Pengaruh Bimbingan Keagamaan Terhadap Intensitas Ibadah Shalat Fardhu
Telah diuraikan diatas, mengenai masalah bimbingan keagamaan guru
terhadap siswanya.Dari berbagai pembinaan guru didalam mengarahkan dan
mengajarkan siswanya terhadap pelaksanaan ajaran Islam. Guru membimbing
siswa dalam ibadahnya sejak dini supaya siswa tersebut taat kepada Allah,
selalu mengerjakan segala perintah-perintah Allah dan menjahui segala
larangan Nya.
Dengan bimbingan keagamaan, seorang anak akan mengetahui arti
pentingnya melakukan shalat fardhu. Shalat menjadikan anak rajin dan disiplin.
Disiplin dan rajin akan tumbuh melalui kebiasaan, nasehat dan latihan yang
dibimbing dan diarahkan oleh seorang guru atau seseorang yang lebih dewasa.
Dengan demikian ada pengaruh yang erat antara bimbingan keagamaan
terhadap intensitas ibadah shalat fardhu siswa yaitu bimbingan keagamaan
dapat membantu anak memahami arti penting dan manfaat shalat fardhu serta
siswa memiliki kebiasaan yang baik yang telah ditanamkan oleh guru di
sekolah dan orang tuanya.
Pembinaan guru terhadap anak akan berhasil apabila guru
memperhatikan perkembangan jiwa siswa dan berusaha menciptakan suasana
nyaman belajar disekolah. Guru memberikan contoh keteladanan yang baik
bagi siswanya dan selalu berpegang teguh pada syari’at Islam. Karena dengan
cara tersebut, disamping siswanya dapat menerima bimbingan keagamaan yang
beribadah dan semakin lama anak akan menjadi terbiasa dan ringan dalam
melaksanakan ibadah.
Tangung jawab guru dalam mendidik agama terhadap siswanya
merupakan sunatullah yang harus dilaksanakan.Al Qur’an dengan tegas telah
menandaskan mengenai pentingnya bimbingan keagamaan bagi peserta
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian
Disini peneliti akan memapaparkan gambaran umum dan subjek penelitian
yaitu SMP Negeri 2 Tuntang yang menjadi tempat penelitian sekaligus
populasi responden. Adapun gambaran umum lokasi SMP 2 Negeri Tuntang
adalah sebagai berikut:
1. Sejarah berdirinya SMP Negeri 2 Tuntang
Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia no. 0557/O/1984 sekolahSMP Negeri 2 Tuntang berdiri
pada tanggal 1 Juli 1984.
Sekolah ini berdiri karena mentri pendidikan dan kebudayaan
membutuhkan lahan tanah untuk mendirikan sekolah di daerah Candirejo.
Kemudian Mendikbut berkerjasama dengan aparat Desa untuk mencarikan
lahan yang dibutuhkan. Lahan didapat dari membeli tanah kepada
masyarakat Candirejo.
Akhirnya di Candirejo didirikan sekolah dan diresmikan pada tahun
1984. Baru kemudian diadakan komite sekolah SMP Negeri 2 Tuntang. Dan
untuk komite yang terbaru adalah:
Ketua : Drs. Abdul kosim ( Tokoh Masyarakat)
Bendahara : 1. Asrori, SH ( Tokoh Pendidikan )
2.L. Sulistyowati, S. Pd ( Dewan Guru)
Anggota : 1. Rohcmat Effendi ( Tokoh Masyarakat)
2.Drs, Nur Hadi (Tokoh Pendidikan)
3.Catur Rusmianto (Tata Usaha)
2. Profil SMP Negeri 2 Tuntang
Nama sekolah : SMP Negeri 2 Tuntang
No Statistik Sekolah :201032206002
Tipe sekolah :A / A1/ A2 / B / B1 / B2 / C / C1 / C2
Alamat sekolah : Jl. Martokusumo – Ds. Candirejo
(Kecamatan) Tuntang. (Kabupaten/kota)
Semarang (Propinsi) Jawa Tengah
Telepon / HP / fax : (0298) 341843
Status sekolah : Negeri / Swasta
Nilai akreditasi sekolah : B
3. Visi dan Misi Visi
Terselenggaranya pendidikan bermutu yang ditandai dengan meningkatnya
prestasi dan budi pekerti luhur.
Misi
a. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif
c. Mengupayakan penyelenggaraan proses pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. d. Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan
e. Mewujudkan peningkatan kompetensi kelulusan
4. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan SMP Negeri 2 Tuntanng a. Keadaan siswa di SMP Negeri 2 Tuntang.
Jumlah siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014 secara keseluruhan
adalah 679 siswa dengan rincian sebagai berikut:
Table 3.1
Daftar siswa di SMP Negeri 2 Tuntang tahun 2014
No Kelas Jumlah kelas Jumlah siswa muslim tiap kelas
1 VII 7 228
2 VIII 7 230
3 IX 7 221
Jumlah 21 679
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran-lampiran.
b. Keadaan guru di SMP Negeri 2 Tuntang.
Sekolah ini didukung oleh tenaga pengajar sebanyak 31 pengajar
dengan kualifikasi pendidikan rata-rata sarjana dan beberapa magister.
Guru-guru di SMP Negeri 2 Tuntang merupakan guru profesional mereka