1 A. Latar belakang
Perasaan penuh tekanan yang muncul dalam diri ibu hamil trimester III, karena kehamilan tersebut akan semakin terasa ketika memasuki masa trimester ketiga (bulan ke 7,8,9) masa kehamilan. Pada masa trimester ketiga ini ibu hamil trimester III yang menunggu kelahiran anak pertamanya dapat mengalami ketakutan-ketakutan apakah persalinannya tersebut akan berjalan dengan lancar dan apakah berjalan secara normal ataukah cesar dan kemungkinan dapat menimbulkan tekanan-tekanan yang dapat mengakibatkan ibu hamil trimester III yang menunggu kelahiran anak pertama mengalami kecemasan (Kusmiyati, 2008, p.2).
Pada kehamilan trimester III, terjadi perubahan dan keluhan, diantaranya adalah sakit punggung, payudara keluar cairan, konstipasi, pernafasan, sering kencing, masalah tidur, varises, kontraksi perut, bengkak, kram kaki, dan peningkatan cairan vagina (Agustina, 2009, p. 101-104). Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Walaupun prosesnya fisiologis, tetapi pada umumnya menakutkan karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa (Yanti, 2010, p. 35). Proses persalinan yang semakin dekat kemungkinan dapat menyebabkan munculnya kecemasan pada ibu hamil trimester III.
Kecemasan merupakan perasaan yang dapat muncul pada setiap orang, baik itu anak-anak, remaja maupun dewasa, begitu juga dengan ibu hamil trimester III yang sedang menunggu kelahiran, tidak menutup kemungkinan untuk mengalami kecemasan. Maslim (2002, p.72) mendefinisikan kecemasan termasuk ke dalam gangguan neurotik, gangguan somatoform dan gangguan terkait stres. Kecemasan dicetuskan oleh adanya situasi atau objek (dari luar individu) yang sebenarnya tidak membahayakan. Akibat dari kecemasan adalah penghindaran terhadap situasi tersebut dengan rasa terancam. Kecemasan merupakan gangguan yang dialami individu ketika dihadapkan pada situasi yang mengancam atau dapat menimbulkan stres (Atkinson, dkk, 1999, p.413).
Kecemasan merupakan bagian dari kehidupan manusia (Sundari, 2005, p.50). Kecemasan muncul karena ada situasi yang mengancam diri individu. Hal ini berarti kecemasan tidak semata-mata muncul dengan sendirinya, tanpa ada hal-hal yang menyebabkannya. Lebih lanjut, teori perilaku menjelaskan bahwa kecemasan akan memberikan dampak negatif jika seseorang mengembangkan respon terhadap kondisi yang dihadapinya, sehingga akan mengganggu kemampuan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Seorang ibu hamil trimester III yang sedang mendambakan kelahiran anak pertama apabila terjebak dalam situasi yang penuh ketegangan dan memberikan respon yang negatif akan mengalami kecemasan dalam menunggu kelahiran tersebut karena kelahiran dapat terjadi tidak selancar yang diharapkan.
Kecemasan erat kaitannya dengan kontribusi biologis indvidu yang berkaitan dengan sistem sirkuit otak individu. Hasil penelitian Lincoln, dkk (dalam Haeba dan Moordiningsih, 2009, p.43) menunjukkan bahwa terapi kognitif perilaku yang diberikan dapat mengurangi tingkat depresi yang diderita penyandang cacat tubuh pasca stroke.
Teori perkembangan kognitif membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan (Monks, 2002). Kemampuan kognitif menentukan cara individu berpikir dalam menghadapi suatu permasalahan.
Berpikir merupakan suatu cara untuk menentukan pilihan, sehingga dengan berpikir seseorang bisa membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat (Elfiky, 2009, p.3). Berpikir bukan sebagai sarana untuk mendapatkan kemasyhuran, kekayaan atau kekuasaan, melainkan sebagai aplikasi praktis untuk mengatasi kekalahan dan mendapatkan nilai-nilai kreatif yang berharga di dalam hidup (Peale, 1996, p.iii-iv). Terapi kognitif perilaku adalah usaha untuk mengubah proses berpikir individu agar menjadi lebih rasional dengan menggunakan prinsip dan hukum perilaku pada umumnya.
Hasil analisis wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 4-5 Mei 2012 dengan lima orang ibu hamil trimester III yang sedang melakukan pemeriksaan ANC di RB. N, diketahui bahwa para ibu hamil trimester tersebut mengalami kecemasan menjelang kelahiran anak pertamanya tersebut. Kecemasan tersebut dapat terlihat dari pernyataan subjek yang menunjukkan dirinya mengalami perasaan gelisah dan gugup yang diikuti dengan meningkatnya detak jantung ketika teringat waktu kelahiran yang sudah semakin dekat, sering terbangun di malam hari karena teringat dan khawatir sesuatu yang buruk terjadi.
Kecemasan tersebut muncul sebagai bentuk kekhawatiran individu akan berbagai kemungkinan buruk yang dapat terjadi selama proses kelahiran anak pertamanya. Meskipun demikian, pada dasarnya para ibu hamil trimester III tersebut telah memiliki keyakinan bahwa setiap usaha yang dilakukannya selama proses kelahiran, seperti pemeriksaan yang rutin dan pola makan yang sehat bagi ibu hamil trimester III dapat menghindarkan dari kemungkinan buruk pada saat proses persalinan.
B. Perumusan masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada pengaruh pemberian terapi kognitif perilaku dalam menurunkan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III?
C. Tujuan penelitian 1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh pemberian terapi kognitif perilaku dengan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III sebelum dan sesudah diberikan pelatihan terapi kognitif perilaku.
b. Mengetahui pengaruh pemberian terapi kognitif perilaku dengan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III. Kecemasan ibu hamil primigravida trimester III setelah diberikan pelatihan terapi kognitif perilaku akan menurun dibandingkan sebelum diberikan pelatihan terapi kognitif perilaku.
D. Manfaat penelitian
a. Bagi ibu hamil trimester III
Hasil penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan bagi para ibu hamil trimester III yang sedang mengandung kelahiran anak pertama yang terkait mengenai terapi kognitif perilaku dalam mengurangi kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III.
b. Bagi institusi pendidikan
Menambah referensi sarana baca dan perpustakaan untuk menambah pengetahuan dan informasi bagi mahasiswa.
c. Bagi RB. N dea Kuwaron kec. Gubug kab. Grobogan
Hasil penelitian ini dapat dapat dijadikan acuan bagi RB. N desa Kuwaron kec. Gubug kab. Grobogan untuk menghadapi kecemasan menghadapi persalinan.
d. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman serta masukan bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan pengembangan ilmu tentang kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No. Judul, Nama,
Tahun Sasaran
Variabel yang
diteliti Metode Hasil
1. Terapi kognitif perilaku dan kecemasan
menghadapi prosedur medis pada anak penderita leukemia Hinggar Ganari Mawandha
Tahun 2009
Tiga orang anak yang menderita leukemia dengan kriteria usia tujuh hingga sebelas tahun, sedang menjalani rawat inap maksimal enam sampai sepuluh minggu, dan mengalami kecemasan pada prosedur medis . Terapi kognitif perilaku, dan kecemasan menghadapi prosedur medis Metode kuantitatif dan kualitatif secara individual Terapi kognitif perilaku terbukti dapat menurunkan atau mengurangi kecemasan ketika menghadapi prosedur medis.
2. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kecemasan Ibu
Primigravida
Trimester III dalam Menghadapi Persalinan di Rb Citra Insani Semarang Tahun 2011 Tri Widarsih Widyaningrum 2011 Seluruh ibu primigravida trimester III yang berkunjung di RB Citra Insani Semarang pada bulan Juni-Agustus 2011 yang berjumlah 30 ibu primigravida trimester III. Pengetahuan, Dukungan Kecemasan Pendekatan cross sectional
Wanita yang akan melahirkan merasa ketakutan, khawatir dan cemas 3. Gambaran tingkat kecemasan menghadapi
persalinan pada ibu Primigravida trimester III di BPS Hj. SW Semarang Tahun 2010 Rezki Cahyani Desy Purnamasari 2010 30 0rang ibu hamil Primigravida
Tingkat kecemasan Deskriptif dengan rancangan cross sectional Dari 30 responden terdapat 13 orang memiliki tingkat kecemasan ringan, 8 orang memiliki tingkat kecemasan sedang dan 9 orang memiliki tingkat kecemasan tinggi
Penelitian yang akan peneliti lakukan adalah tentang pengaruh pemberian terapi kognitif perilaku dengan kecemasan menghadapi persalinan pada ibu hamil trimester III. Perbedaan dengan penelitian sebeumnya yaitu mengenai tempat, waktu, subjek dan metoe penelitian, sehingga penelitian ini juga mendapatkan hail yang berbeda.