• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI DAN

KEUANGAN REGIONAL

PROVINSI JAMBI

Agustus 2016

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi

(2)

ii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura

JAMBI

Telp : (0741) 62445

Fax : (0741) 62112

(3)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

iii

VISI BANK INDONESIA

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

MISI BANK INDONESIA

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap

perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai

strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

NILAI-NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust and Integrity, Profesionalism, Excellence, Public Interest, Coordination and Teamwork.

VISI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

MISI KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

(4)

iv

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

KATA PENGANTAR

Pertama-tama izinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi November 2016 dapat diselesaikan dengan baik.

KEKR merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi, baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah.

KEKR mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, keuangan pemerintah daerah,

inflasi daerah, stabilitas keuangan daerah,

pengembangan akses keuangan dan UMKM,

penyelenggaraan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan pertumbuhan ekonomi dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi Triwulan III-2016, PDRB Jambi tumbuh sebesar 4,03% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (3,57% yoy) namun relatif lebih rendah bila dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2015 (4,38% yoy). Angka pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional (5,02% yoy).

Sejalan dengan meningkatnya aktivitas ekonomi, inflasi Provinsi Jambi tercatat sebesar 3,86% (yoy), lebih tinggi

dari triwulan sebelumnya (3,38% yoy) dan inflasi nasional (3,07% yoy). Inflasi Provinsi Jambi merupakan komposit dari inflasi Kota Jambi sebesar 3,93% (yoy) dan inflasi Kabupaten Bungo sebesar 3,20% (yoy). Eksposur perbankan pada sektor korporasi terkontraksi sebesar -10,78% (yoy) atau melambat dibanding triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 3,50% (yoy). Non Performing Loan (NPL) kredit korporasi menurun menjadi 0,98% dibanding triwulan sebelumnya 1,21%. Kredit kepada sektor rumah tangga mengalami kontraksi dengan tumbuh melambat 6,66% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 7,92% (yoy). Dana Pihak Ketiga (DPK) Perseorangan Rumah Tangga tumbuh sebesar 8,78% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya 11,87% (yoy). Sedangkan Kredit UMKM mengalami peningkatan dan tumbuh sebesar 5,5% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 7,8% (yoy). Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam penyusunan KEKR November 2016 ini kami banyak memperoleh dukungan dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD, dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin baik selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang. Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, November 2016

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

V. Carlusa Deputi Direktur

(5)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... IV DAFTAR ISI ...V DAFTAR TABEL ...VII DAFTAR GRAFIK ... VIII TABEL INDIKATOR MAKRO TERPILIH ... XI RINGKASAN EKSEKUTIF ... 1

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH ... 9

1.1.

P

ERKEMBANGAN

U

MUM

... 10

1.2.

PDRB

S

ISI

L

APANGAN

U

SAHA

... 11

1.2.1.

Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan ... 12

1.2.2.

Sektor Pertambangan dan Penggalian ... 13

1.2.3.

Sektor Perdagangan Besar, Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 13

1.2.4.

Sektor Industri Pengolahan ... 14

1.2.5.

Sektor Ekonomi Lainnya ... 14

1.3.

PDRB

S

ISI

P

ENGELUARAN

... 16

1.3.1.

Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah ... 17

1.3.2.

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ... 18

1.3.3.

Perdagangan Eksternal ... 18

1.3.4.

Ekspor Luar Negeri Non Migas Provinsi Jambi ... 19

1.3.5.

Impor Luar Negeri Non Migas Provinsi Jambi ... 20

BAB II KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH ... 23

2.1.

R

EALISASI

P

ENDAPATAN

D

AERAH

... 24

2.2.

R

EALISASI

B

ELANJA

D

AERAH

... 25

2.3.

K

EUANGAN

P

EMERINTAH

P

USAT DI

D

AERAH

... 26

2.4.

K

EUANGAN

P

EMERINTAH

D

AERAH

... 27

BOKS 1 MEMPERCEPAT TRANSFORMASI INDUSTRI MANUFAKTUR UNTUK MEWUJUDKAN INDUSTRIALIASI YANG BERDAYA SAING GLOBAL ... 29

BAB III PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH ... 33

3.1.

K

AJIAN

U

MUM

... 34

3.2.

I

NFLASI

K

OTA

J

AMBI

B

ERDASARKAN

K

ELOMPOK

B

ARANG

... 34

3.2.1.

Kelompok Bahan Makanan ... 37

3.2.2.

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ... 39

3.2.3.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar ... 39

3.2.4.

Kelompok Sandang ... 40

3.2.5.

Kelompok Kesehatan ... 40

3.2.6.

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga ... 40

(6)

vi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

BOKS 2 KEGIATAN JAMBI PEDULI UANG LOGAM (JEMPOL) DAN JAMBI PEDULI UANG LUSUH (JAMBUL)

2016 ... 45

BAB IV STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM ... 47

4.1.

K

ETAHANAN

S

EKTOR

K

ORPORASI

... 48

4.1.1.

Sumber Kerentanan Sektor Korporasi ... 48

4.1.2.

Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko ... 48

4.1.3.

Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi ... 48

4.2.

K

ETAHANAN

S

EKTOR

R

UMAH

T

ANGGA

... 50

4.2.1.

Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah Tangga ... 50

4.2.2.

Dana Pihak Ketiga Perseorangan di Perbankan ... 51

4.2.3.

Kredit Perseorangan di Perbankan ... 52

4.3.

P

ERKEMBANGAN

K

REDIT

UMKM

... 53

4.4.

P

ROGRAM

P

ENGEMBANGAN

UMKM

P

ROVINSI

J

AMBI

... 55

4.5.

P

ERKEMBANGAN

B

ANK

U

MUM

... 55

4.5.1.

Perkembangan Aset Bank ... 55

4.5.2.

Perkembangan Dana Masyarakat ... 55

4.5.3.

Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana... 57

4.5.4.

Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loan (NPL) gross

Bank Umum di Provinsi Jambi ... 58

4.5.5.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 60

BAB V PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ... 61

5.1.

P

ERKEMBANGAN

U

ANG

K

ARTAL

... 62

5.1.1.

Penyediaan Uang Layak Edar ... 62

5.1.2.

Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan ... 63

5.2.

P

ERKEMBANGAN

K

LIRING

L

OKAL

... 63

5.3.

E

LEKTRONIFIKASI

... 64

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ... 65

6.1.

K

E

TENAGAKERJAAN

DAERAH

... 66

6.2.

K

ESEJAHTERAAN

P

ETANI

... 68

BAB VII PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH ... 71

7.1.

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

... 72

7.2.

P

ROYEKSI

I

NFLASI

... 74

7.3.

R

EKOMENDASI

K

EBIJAKAN

... 75

7.3.1.

Akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah: ... 75

7.3.2.

Menyikapi pengendalian inflasi: ... 76

LAMPIRAN 77 DAFTAR ISTILAH... 80

(7)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi Menurut Lapangan Usaha ... 10

Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi Menurut Pengeluaran ... 11

Tabel 1.3. Pertumbuhan Industri di Provinsi Jambi... 15

Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy)... 17

Tabel 1.5. Indeks Tendensi Konsumen ... 18

Tabel 1.6. Realisasi Investasi di Provinsi Jambi ... 19

Tabel 2.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi ... 24

Tabel 2.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi ... 25

Tabel 2.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi ... 26

Tabel 2.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi ... 27

Tabel 3.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi ... 36

Tabel 3.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa ... 36

Tabel 3.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi ... 37

Tabel 3.4. Perkembangan Inflasi Bungo ... 42

Tabel 3.5. Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Bungo Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa ... 42

Tabel 3.6. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Bungo Berdasarkan Komoditas ... 43

Tabel 3.7. Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi ... 56

Tabel 3.8. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (Jutaan Rupiah) ... 56

Tabel 3.9. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek (Jutaan Rupiah) ... 57

Tabel 3.10. Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (Jutaan Rupiah) ... 57

Tabel 3.11. Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum... 59

Tabel 6.1. Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw. BI Provinsi Jambi ... 62

Tabel 6.2. Jumlah Partisipasi Angkatan Kerja (ribu orang) ... 66

Tabel 6.3. Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama (ribu orang) ... 67

Tabel 6.4. Pekerja Berdasarkan Status Pada Lapangan Pekerjaan Utama ... 68

(8)

viii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (yoy) ... 10

Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III-2016 ... 11

Grafik 1.3. Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Jambi ... 12

Grafik 1.4. Perkembangan Produksi Jagung di Provinsi Jambi ... 12

Grafik 1.5. Perkembangan Produksi Kedelai di Provinsi Jambi ... 12

Grafik 1.6. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi ... 12

Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO lokal, Internasional dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi ... 13

Grafik 1.8. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi... 13

Grafik 1.9. Perkembangan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di provinsi Jambi ... 13

Grafik 1.10. Produksi Karet GAPKINDO Jambi ... 14

Grafik 1.11. Konsumsi Semen di Provinsi Jambi ... 14

Grafik 1.12. Tingkat Hunian Hotel di Jambi ... 15

Grafik 1.13. Perkembangan Konsumsi Listrik Provinsi Jambi ... 15

Grafik 1.14. Perkembangan Konsumsi Air Provinsi Jambi ... 16

Grafik 1.15. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Bandara Sultan Thaha Syaifuddin ... 16

Grafik 1.16. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang ... 16

Grafik 1.17. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III-2016 ... 16

Grafik 1.18. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi ... 17

Grafik 1.19. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi ... 17

Grafik 1.20. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi ... 18

Grafik 1.21. Perkembangan Ekspor dan Impor Luar Negeri Non Migas di Provinsi Jambi ... 19

Grafik 1.22. Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi ... 20

Grafik 1.23. Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi ... 20

Grafik 1.24. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan ... 20

Grafik 1.25. Perkembangan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan ... 20

Grafik 1.26. Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi ... 20

(9)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

ix

Grafik 2.1. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi ... 26

Grafik 2.2. Pangsa Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi... 27

Grafik 2.3. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi ... 27

Grafik 3.1. Perkembangan Inflasi Provinsi Jambi ... 34

Grafik 3.2. Inflasi Kota Jambi berdasarkan Inflasi Core, Volatile Food, dan Administered Price (yoy) ... 34

Grafik 3.3. Perbandingan Inflasi Tahunan Kota Jambi dan Kota Lainnya di Pulau Sumatera per September 2016 ... 35

Grafik 3.4. Perkembangan Harga Bumbu-Bumbuan ... 37

Grafik 3.5. Perkembangan Harga Beras ... 38

Grafik 3.6. Perkembangan Harga Daging ... 38

Grafik 3.7. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng ... 39

Grafik 3.8. Perkembangan Harga Minyak Internasional ... 39

Grafik 3.9. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional ... 40

Grafik 3.10. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Bungo ... 41

Grafik 4.1. SBT Kegiatan Usaha Provinsi Jambi ... 48

Grafik 4.2. Pertumbuhan Kredit Korporasi ... 49

Grafik 4.3. Pertumbuhan Kredit Korporasi Sektor Utama Provinsi Jambi ... 49

Grafik 4.4. Proporsi Kredit Korporasi menurut Sektor Utama ... 49

Grafik 4.5. Proporsi Kredit Korporasi Per Jenis Penggunaan ... 50

Grafik 4.6. Pertumbuhan NPL Kredit Korporasi Sektor Utama ... 50

Grafik 4.7. Survei Konsumen: Stabilitas Sistem Keuangan ... 50

Grafik 4.8. IKE, IEK, dan IKK Survei Konsumen Provinsi Jambi ... 51

Grafik 4.9. Komposisi Pengeluaran Rumah Tangga ... 51

Grafik 4.10. Komposisi Dana Pihak Ketiga ... 51

Grafik 4.11. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga ... 51

Grafik 4.12. Pangsa Dana Pihak Ketiga ... 51

Grafik 4.13. Pertumbuhan Pembiayaan Sektor Rumah Tangga per Jenis Penggunaan ... 52

Grafik 4.14. Pertumbuhan KPR per Tipe ... 52

Grafik 4.15. Perkembangan NPL Sektor Rumah Tangga per Jenis Pengeluaran ... 52

(10)

x

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Grafik 4.17. Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi ... 53

Grafik 4.18. Kredit UMKM Berdasarkan Pengguanan ... 53

Grafik 4.19. Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Usaha ... 53

Grafik 4.20. NPL UMKM Provinsi Jambi ... 54

Grafik 4.21. Hubungan NPL UMKM dengan Harga Bokar dan TBS di Provinsi Jambi ... 54

Grafik 4.22. NPL Sektor Ekonomi UMKM ... 54

Grafik 4.23. Perkembangan Aset Bank Umum (Triliun Rp)... 55

Grafik 4.24. Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum ... 55

Grafik 4.25. Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum ... 58

Grafik 4.26. Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi (satuan %) ... 60

Grafik 5.1. Inflows, Outflows dan Netflows di Provinsi Jambi ... 62

Grafik 5.2. Perkembangan Transaksi Kliring ... 63

Grafik 6.1. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi ... 69

Grafik 7.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d. 2015 serta Perkiraan Agustus s.d Desember 2016 ... 74

Grafik 7.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2013 s.d. 2015 serta Perkiraan Agustus s.d Desember 2016 ... 74

(11)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

xi

TABEL INDIKATOR MAKRO TERPILIH

(12)

xii

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 2. PERBANKAN

(13)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

xiii

3. SISTEM PEMBAYARAN

(14)

xiv

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank

(15)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

1

(16)

2

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

RINGKASAN EKSEKUTIF

I. EKONOMI MAKRO REGIONAL

Perekonomian Jambi pada Triwulan III-2016 tumbuh sebesar 4,03% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (3,57% yoy) tetapi masih lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi nasional Triwulan III-2016 yang tercatat sebesar 5,02% (yoy).

Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan III-2016 disebabkan meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dan sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2016 sedikit tertahan oleh kontraksi sektor pertambangan dan penggalian

Dari sisi pengeluaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan II-2016 disebabkan meningkatnya pertumbuhan ekspor pada triwulan III-2016. Menurut andil terhadap pertumbuhan, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi diikuti oleh sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor. Pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan IV-2016 diperkirakan berada pada kisaran 3,98% - 4,38% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan III-2016. Pertumbuhan masih akan disumbangkan sektor-sektor utama seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan pemerintah, serta ekspor luar negeri masih akan menjadi sumber pertumbuhan triwulan IV-2016.

Hal tersebut juga didukung hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Triwulan III-2016 menunjukkan optimisme pelaku usaha dalam memandang perekonomian pada triwulan IV-2016 yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) positif sebesar 10,25%.

II. KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan Triwulan III-2016 mencapai Rp2,38 triliun (terealisasi sebesar 69,16% dari APBD-P 2016). Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencapai Rp902,4 miliar (37,9% dari total pendapatan), naik 1,2% (yoy) dibandingkan realisasi PAD Triwulan III-2015 (Rp891,7 miliar atau 35,2% dari total pendapatan). Pendapatan terbesar disumbangkan oleh pajak daerah yang mencapai Rp690,4 miliar (29,0% dari total pendapatan atau 76,5% dari total PAD), turun 0,63% (yoy) sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Jambi yang lebih rendah dibandingkan tahun 2015. Sementara itu realisasi belanja mengalami kenaikan sebesar 4,1% (yoy) dari Rp2,1 triliun pada Triwulan III-2015 menjadi Rp2,2 triliun pada Triwulan III-2016. Nilai realisasi belanja tersebut baru mencapai 56,1% dari target belanja APBD 2016. Sementara itu, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD 2016 hanya sebesar 28,3%, jauh lebih kecil dibandingkan share Pertumbuhan ekonomi

Provinsi Jambi Triwulan III-2016 tercatat sebesar 4,03% (yoy) meningkat

dibandingkan triwulan sebelumnya (3,57% yoy)

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada Triwulan III-2016 diperkirakan pada kisaran 3,98%-4,38% (yoy) meningkat dibandingkan realisasi pada Triwulan III-2016 (4,03

Realisasi pendapatan Triwulan III-2016 mencapai 69,16% dari APBD sementara realisasi belanja baru mencapai 56

(17)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

3

belanja operasi yang mencapai 63,0%. Namun demikian, hal tersebut masih lebih baik dibandingkan pangsa belanja modal tahun 2015 yang sebesar 26,2% maupun pangsa belanja modal 2014 yang hanya 25,3%.

III. PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Pada Triwulan III-2016, inflasi Provinsi Jambi tercatat 3,86 % (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (3,38% yoy), inflasi nasional (3,07% yoy). Inflasi Provinsi Jambi merupakan komposit dari inflasi Kota Jambi sebesar 3,93% (yoy) dan inflasi Kabupaten Bungo sebesar 3,20% (yoy).

Kenaikan tingkat inflasi di Kota Jambi utamanya didorong inflasi pada kelompok bahan pangan bergejolak (volatile foods) yang tinggi sebesar 5,24% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (4,38% yoy). Kenaikan inflasi kelompok tersebut utamanya disebabkan kenaikan harga cabai merah, beras dan daging ayam. Inflasi inti tercatat mengalami inflasi 4,14%(yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya (4,16%(yoy)) sementara inflasi administered price tercatat cukup rendah yaitu 2,07% (yoy) pada triwulan III-2016.

Berdasarkan kelompoknya, kenaikan inflasi di Kota Jambi juga didorong oleh: 1) sub kelompok bahan makanan yang disebabkan kenaikan harga pangan, 2) sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau seiring kenaikan harga produk rokok kretek dan rokok kretek filter, 3) sub kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar yang didorong oleh inflasi biaya tukang bukan mandor. Sementara itu, inflasi di Kabupaten Bungo tercatat mengalami penurunan dari 4,13%(yoy) pada Triwulan-II 2016 menjadi 3,20%(yoy) pada Triwulan III-2016 yang didorong oleh penurunan inflasi dari: 1) sub kelompok bahan makanan yang disebabkan penurunan harga daging ayam, 2) sub kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, dan 3) sub kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebagai dampak dari penurunan tarif angkutan.

Inflasi Provinsi Jambi pada Triwulan IV-2016 diperkirakan berada di kisaran 4,56%-4,96% (yoy), meningkat dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya (3,86% yoy) maupun realisasi inflasi pada tahun 2015 (1,37% yoy). Inflasi Kota Jambi diperkirakan berada pada kisaran 4,69%-5,09% (yoy) sedangkan inflasi Bungo diperkirakan berada pada kisaran 3,90%-4,30% (yoy).

Kenaikan inflasi tersebut utamanya disebabkan rendahnya basis inflasi tahun 2015 seiring dampak kabut asap yang mengurangi permintaan barang dan jasa, serta proyeksi tingginya inflasi beberapa komoditas pangan seperti cabai merah dan bawang merah pada akhir tahun 2016.

IV. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN

DAN UMKM

Stabilitas keuangan daerah Provinsi Jambi masih terjaga baik dari sisi korporasi dan rumah tangga di tengah perlambatan ekonomi. Dari sisi korporasi terindikasi dari pertumbuhan positif dunia usaha melalui nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) sebesar 7,05% dibandingkan triwulan sebelumnya -6,90%.

Inflasi Provinsi Jambi pada Triwulan IV-2016

diperkirakan berada di kisaran 4,56%-4,96% (yoy) ... Pada Triwulan III-2016, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 3,93% (yoy)

sementara Kota Bungo inflasi 3,20

(18)

4

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Hasil Likert Scale kinerja penjualan domestik berdasarkan kunjungan liaison sebesar 0,14 atau meningkat dibandingkan Triwulan sebelumnya (-0,55%) yang mengindikasikan membaiknya penjualan dunia usaha pada Triwulan laporan. Pengusaha juga memandang optimis perekonomian pada triwulan (Triwulan IV-2016) yang tercermin pada nilai SBT 10,14%

Senada dengan hal tersebut, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sektor rumah tangga mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya dari rata-rata 104,3 pada Triwulan II-2016 menjadi 106,1 pada triwulan laporan.

Namun demikian, penyaluran kredit korporasi pada triwulan laporan terkontraksi 10,78%(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih tumbuh 3,50%(yoy). Namun demikian, NPL justru membaik dari 1,21% menjadi 0,89% pada triwulan laporan. Penyaluran kredit masih didominasi pada sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 36,70%, sektor perdagangan besar dan eceran 12,60% dan diikuti sektor industri pengolahan 20,71%. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit investasi masih mendominasi penyaluran kredit pada triwulan laporan sebesar 54,90% diikuti kredit modal kerja 44,90% dan konsumsi 0,20%.

Pertumbuhan DPK dan kredit yang diberikan kepada sektor rumah tangga di Jambi pada triwulan laporan mengalami perlambatan. Masing-masing tumbuh 8,78% (yoy) dan 6,66%(yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (11,87%(yoy) dan 7,92%(yoy). Penurunan didorong oleh melambatnya pertumbuhan sub sektor kredit multiguna yang memiliki pangsa pasar terbesar pada sektor rumah tangga. Rasio NPL mengalami penurunan kualitas dari 1,82% menjadi 1,90% pada triwulan laporan.

Penyaluran kredit UMKM pada Triwulan III-2016 mencapai Rp10,8 triliun atau tumbuh 5,5% (yoy), melambat bila dibandingkan triwulan sebelumnya (7,8% yoy). NPL kredit UMKM sedikit membaik dari 5,73% pada Triwulan II-2016 menjadi 5,08% pada Triwulan laporan. Masih tingginya NPL UMKM tidak lepas dari belum membaiknya kinerja komoditas unggulan (karet dan kelapa sawit). Optimisme dunia usaha terkait investasi pada Triwulan IV-2016 dan tahun 2017 mendatang lebih disebabkan karena tersedianya pembiayaan intern dari induk usaha dan prospek perekonomian jangka menengah.

V. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG

RUPIAH

Aliran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar (cash outflow) menurun masing-masing sebesar 37,6%(yoy) dan 32,1%(yoy) sehingga net outflow meningkat hingga 5 kali lipat dibandingkan Triwulan-III 2015. Melihat pola tahun sebelumnya, pasca perayaan Idul Fitri biasanya akan inflow namun tahun ini terjadi net-outflow seiring dengan kondisi perekonomian Provinsi Jambi yang mulai membaik.

Nilai dan volume lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan masing-masing sebesar Rp2,3 triliun dan 62.140 lembar, mengalami penurunan 12,3% yoy) dan 11,1% (yoy) dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Stabilitas keuangan daerah Jambi masih terjaga di tengah kondisi ekonomi tahun 2016 yang belum membaik dibandingkan tahun 2015. Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) dan kegiatan liaison Bank Indonesia Jambi menunjukkan optimisme dunia usaha. Namun, kredit korporasi mengalami kontraksi. DPK dan kredit yang diberikan kepada sektor rumah tangga

mengalami perlambatan ...

Cash Inflow menurun sebesar 37,6% (yoy), sedangkan Cash Outflow meningkat 18,3% (yoy), sehingga Net Outflow menurun sebesar 32

Nilai dan Volume Kliring mengalami penurunan masing-masing sebesar 12,3% (yoy) dan 11,1%(yoy)...

(19)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

5

Terjadi peningkatan layanan keuangan digital (LKD) yang dikelola oleh 2 bank umum yaitu PT Bank Mandiri (Persero), Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk dimana jumlah LKD sampai dengan September 2016 adalah 1.571 LKD atau meningkat dibandingkan posisi Juni 2016 sebanyak 1.474 agen LKD. Frekuensi layanan kas keliling pada Triwulan III-2016 sebanyak 16 (Enam belas) kali, meningkat dibandingkan triwulan lalu yang sebanyak 12 (dua belas) kali. Sementara untuk pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) di Provinsi Jambi sebesar Rp261,8 miliar, atau 16,3% dari total inflow Provinsi Jambi, menurun dibandingkan triwulan sebelumnya (23,6%). Uang rupiah tidak asli yang ditemukan di wilayah kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai 292 lembar, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (253 lembar).

VI. KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Pada bulan Agustus 2016, jumlah angkatan kerja di Jambi tercatat 1,69 juta orang, meningkat 71,4 ribu orang dibandingkan bulan Agustus 2015 (1,62 juta orang). Penduduk bekerja mengalami kenaikan dari 1,55 juta orang pada Agustus 2015 menjadi 1,62 juta orang pada Agustus 2016. Sejalan dengan hal tersebut, pengangguran turun dari 70,3 ribu orang pada Agustus 2015 menjadi 67,7 ribu orang pada Agustus 2016 dan tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 4,34% pada Agustus 2015 menjadi 4,00% pada Agustus 2016. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan 13 bps yaitu dari 99,17 pada Triwulan II-2016 menjadi 99,30 pada triwulan laporan, sejalan dengan peningkatan NTP pada sub sektor hortikultura (1,93%), yang disebabkan oleh kenaikan harga jual bumbu-bumbuan seperti cabai dan bawang merah serta sayur-sayuran. Kenaikan juga terjadi pada NTP peternakan seiring dengan naiknya harga hewan ternak (ternak besar) menjelang hari raya idul adha dan kenaikan harga daging ayam dan telur seiring peningkatan permintaan untuk kegiatan/acara hajatan.

Sementara itu, penyaluran beras sejahtera (rastra) selama Triwulan III-2016 mengalami peningkatan sebesar 34,18% (yoy) dibandingkan triwulan yang sama pada tahun sebelumnya dengan total rastra yang disalurkan mencapai 9.018 ton.

VII. PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 secara keseluruhan diperkirakan akan berada pada kisaran 3,70% - 4,10%, sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 (4,21%).

Sementara itu, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada Triwulan I-2017 diperkirakan pada kisaran 3,92% - 4,32% (yoy), lebih tinggi dibandingkan realisasi Triwulan III-2016 (4,03%(yoy)) tetapi sedikit lebih rendah dibandingkan proyeksi Triwulan IV-2016 (3,98%-4,38% yoy). Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan Triwulan I-2017 masih akan disumbangkan oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor industri pengolahan. Sektor lain yang diperkirakan juga berkontribusi adalah sektor jasa keuangan dan sektor akomodasi dan penyediaan

Laju pertumbuhan ekonomi Triwulan I-2016 diperkirakan berkisar 3,92%-4,32% (yoy). Sementara itu, Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 secara keseluruhan diperkirakan berada pada kisaran 3,70%-4,10% (yoy) ...

Tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan seiring meningkatnya angkatan kerja ...

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami peningkatan jika

dibandingkan triwulan sebelumnya, dari 99,17 menjadi 99,30 ...

(20)

6

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

makan minum. Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan pemerintah dan ekspor luar negeri diperkirakan masih akan menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan I-2017.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 secara keseluruhan diperkirakan berada pada kisaran 3,85% - 4,25%, lebih baik dibandingkan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2016 (3,61% - 4,01%) yang disebabkan meningkatnya ekspor (pertanian tanaman pangan dan perkebunan) dari sisi pengeluaran. Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi didorong oleh meningkatnya kinerja sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor.

Beberapa hal yang dapat mendorong realisasi pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dibandingkan proyeksi (upside risk) adalah potensi penurunan suku bunga dan dampak kebijakan tax amnesty sedangkan risiko yang bersifat downside risk bersumber dari anomali cuaca dan dampak kebijakan politik dan ekonomi Amerika Serikat yang dapat berpengaruh pada investasi di Jambi.

Inflasi Kota Jambi pada Triwulan IV-2016 atau akhir tahun 2016 diperkirakan berada pada kisaran 4,69% - 5,09% (yoy) sedangkan inflasi Bungo diperkirakan berada pada kisaran 3,90% - 4,30% (yoy). Inflasi Provinsi Jambi pada Triwulan IV-2016 atau tahun 2016 secara keseluruhan diperkirakan berada pada kisaran 4,56% - 4,96% (yoy) sementara proyeksi inflasi Provinsi Jambi pada Triwulan I-2017 diperkirakan berada pada kisaran 4,23% - 4,73%.

Sementara itu, inflasi tahun 2017 secara keseluruhan diperkirakan masih akan terjaga sesuai target pemerintah 4% (+/- 1%) yaitu pada kisaran 3,94% - 4,34%, sedikit lebih rendah dibandingkan proyeksi inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2016 (4,56% - 4,96%) yang disumbangkan oleh kenaikan tarif angkutan udara, tarif tenaga listrik, harga rokok, harga pangan dan beberapa komoditas inti seperti biaya sewa rumah dan biaya sekolah. Ke depan, beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain anomali cuaca yang dapat mengganggu hasil panen dan serta potensi pelemahan kurs rupiah yang dapat mendorong inflasi inti. Namun demikian, potensi penurunan suku bunga, melemahnya ekspektasi konsumen dan masih rendahnya daya beli petani karet berpotensi menahan laju inflasi (downside risk).

Menyikapi kondisi ekonomi dan inflasi terkini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh Pemerintah Pusat dan Daerah adalah:

Akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah:

1. Percepatan pembangunan ekonomi daerah dalam jangka pendek melalui: a. Percepatan realisasi anggaran modal pemerintah untuk pembangunan

infrastruktur (jalan, jembatan, saluran irigasi dan pelabuhan) dalam rangka mendorong konektivitas dan perdagangan antar daerah.

b. Mendorong realisasi anggaran belanja operasi daerah untuk

meningkatkan daya beli masyarakat. Inflasi Triwulan IV-2016 atau

tahun 2016 secara keseluruhan diperkirakan berkisar 4,28%-4,68% (yoy) ... Inflasi tahun 2017 mendatang diperkirakan berada pada kisaran 3,94% - 4,34%...

(21)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

7

c. Intervensi pemerintah untuk mendorong kinerja perkebunan karet melalui penciptaan pasar domestik, perluasan pasar ekspor, peraturan pemanfaatan karet lokal untuk industri dan restrukturisasi kredit/pembiayaan di sektor perkebunan karet.

d. Perumusan mapping potensi perekonomian desa dalam rangka mengoptimalkan

pemanfaatan dana transfer pemerintah pusat (dana desa) dan dana bantuan pemerintah provinsi dengan mempertimbangkan:

1. Potensi komoditas unggulan desa seperti pemanfaatan sit angin (unsmoked sheet) dalam pengolahan hasil karet.

2. Pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat desa dan kota terdekat seperti bantuan budidaya sayuran, bumbu-bumbuan, ternak ayam dan telur, kolam perikanan dll.

3. Pemerintah Daerah sebaiknya mulai menyusun petunjuk teknis dan pelaksanaan (guidance) manajemen proyek untuk disosialisasikan kepada desa dalam rangka pemanfaatan dan pertanggungjawaban dana transfer ke desa.

e. Mendorong investasi dan penciptaan aktivitas ekonomi baru melalui:

1. Meminimalisir hambatan investasi (peraturan/perizinan, pajak/retribusi, infrastruktur).

2. Insentif bagi investor dan pelaku usaha/wirausaha baru seperti relaksasi pajak/retribusi, penyediaan tata ruang, bantuan permodalan, bantuan promosi, penyediaan SDM yang unggul melalui kerjasama dengan SMK dan perguruan tinggi.

3. Insentif khusus bagi calon investor yang membangun industri hilir penunjang komoditas unggulan di Jambi.

2. Meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan kehutanan melalui.

1) Program revitalisasi/replanting tanaman kelapa sawit dan karet rakyat; 2) Program edukasi kepada petani dalam rangka pemanfaatan tanaman dan

lahan serta penggunaan teknologi tepat guna; 3) Menggalakkan penertiban praktek karet kotor;

4) Membangun jaringan kelembagaan petani dengan industri pengolahan

untuk mengurangi rantai perdagangan yang tidak sehat;

5) Sosialisasi dan penguatan kelembagaan pasar komoditas (pasar lelang spot dan forward untuk tanaman perkebunan dan pasar agribisnis untuk tanaman hortikultura)

6) Membangun pusat informasi harga karet dan komoditas utama lainnya yang

mudah diakses sampai ke level petani.

7) Mengembangkan industri karet yang terintegrasi meliputi industri inti, penunjang, dan industri terkait lainnya dengan memberikan kemudahan izin, pembiayaan, dan pengembangan;

(22)

8

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Menyikapi pengendalian Inflasi

Pemerintah perlu memperhatikan proyeksi kenaikan inflasi selama triwulan mendatang serta potensi risiko yang perlu diwaspadai dengan:

1. Pengamanan stok bahan pokok melalui sidak dan pemantauan rutin serta mendorong pelaku usaha untuk bekerjasama dengan daerah pemasok kebutuhan.

2. Pengamanan produksi di sektor hulu mengantisipasi potensi La Nina.

3. Penguatan TPID sebagai forum untuk mematangkan konsep dan koordinasi pelaksanaan program kerja pengendalian inflasi antar SKPD.

4. Pengembangan database TPID mencakup kondisi surplus defisit komoditas pangan daerah, pengawasan arus keluar masuk barang, perkembangan stok dan pemantauan harga.

5. Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat terkait program kerja TPID dan himbauan-himbauan menyangkut pengendalian inflasi di Jambi.

(23)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

9

BAB I

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO

DAERAH

(24)

10

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

1.1.

PERKEMBANGAN UMUM

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (yoy)

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Perekonomian Jambi pada Triwulan III-2016 tumbuh sebesar 4,03% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya (3,57% yoy) tetapi masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional Triwulan III-2016 (5,02% yoy) (GRAFIK 1.1).

Menurut klasifikasi lapangan usaha, meningkatnya pertumbuhan ekonomi provinsi Jambi pada triwulan

III-2016 utamanya disebabkan meningkatnya

pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dari 3,96%(yoy) pada triwulan II-2016 menjadi 7,49%(yoy) pada triwulan III-2016 dan sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor yang tumbuh 8,22% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II-2016 (4,32(yoy)).

Di samping itu, sektor unggulan lain seperti industri pengolahan juga mengalami kenaikan pertumbuhan bila dibandingkan triwulan II-2016. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi pada Triwulan III-2016 sedikit tertahan oleh kontraksi sektor pertambangan dan penggalian.

Menurut andil terhadap pertumbuhan ekonomi triwulan III-2016, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi sebesar 1,95% diikuti oleh sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,78% dan sektor industri pengolahan sebesar 0,30%. Sementara dari sisi tingkat pertumbuhan, 3 (tiga) sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan III-2016 adalah sektor jasa keuangan (9,58% yoy), sektor transportasi dan pergudangan (9,36% yoy)

(TABEL 1.1).

Dari sisi pengeluaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan III-2016 disebabkan meningkatnya pertumbuhan ekspor dari 0,62%(yoy) pada triwulan II-2016 menjadi 3,43%(yoy) pada triwulan III-2016 (TABEL 1.2).

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi Menurut Lapangan Usaha

(25)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi Menurut Pengeluaran

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan IV-2016 diperkirakan berada pada kisaran 3,98% - 4,38% (yoy)

meningkat dibandingkan triwulan III-2016.

Pertumbuhan masih akan disumbangkan sektor-sektor utama seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor serta sektor industri pengolahan. Meningkatnya produksi dan permintaan CPO serta panen hasil pertanian yang lebih baik dibandingkan Triwulan III-2016 diperkirakan akan mendorong sektor pertanian, industri pengolahan dan secara tidak langsung akan mendorong aktivitas perdagangan. Disamping itu, penyaluran dana transfer pemerintah pusat yang sempat tertahan pada Triwulan III-2016 akan mendorong sektor konstruksi dan perdagangan yang bersumber dari meningkatnya aktivitas pemerintah.

Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga dan pemerintah serta ekspor luar negeri akan menjadi sumber pertumbuhan triwulan IV-2016.

Hal tersebut juga didukung hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan III-2016 yang menunjukkan

optimisme pelaku usaha dalam memandang

perekonomian pada triwulan IV-2016 yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) positif sebesar 10,25%.

Grafik 1.2.Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan III-2016

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Hampir semua pelaku usaha memandang optimis perekonomian pada triwulan mendatang yang tercermin dari nilai SBT positif. Namun demikian, pelaku usaha listrik, gas dan air bersih memandang kondisi perekonomian pada triwulan IV-2016 relatif sama dibandingkan triwulan III-2016.

1.2.

PDRB SISI LAPANGAN USAHA

Perekonomian Jambi pada triwulan III-2016 tercatat tumbuh sebesar 4,03% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (3,57% yoy). Meningkatnya

pertumbuhan ekonomi utamanya disebabkan

meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan dari 3,96% (yoy) pada Triwulan II-2016 menjadi 7,49% (yoy) pada Triwulan III-2016 seiring membaiknya produksi dan harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dan panen padi pada bulan Agustus-September 2016 serta pertumbuhan sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yang meningkat cukup signifikan dari 4,32% (yoy) pada triwulan II-2016 menjadi 8,22% pada Triwulan III-2016.

Menurut pangsanya, perekonomian Jambi selama triwulan III-2016 masih didominasi oleh sektor primer seperti sektor pertanian, kehutanan dan perikanan

(26)

12

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

(29,66%) dan sektor pertambangan dan penggalian (16,05%) serta sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (12,90%) dan sektor industri pengolahan (10,51%) (GRAFIK 1.2).

1.2.1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan III-2016 tercatat tumbuh sebesar 7,49% (yoy), meningkat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (3,96%(yoy)) dan menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan III-2016 dengan andil pertumbuhan 1,95%.

Meningkatnya pertumbuhan terindikasi oleh angka ramalan (ARAM) produksi tanaman pangan tahun 2016 yang mengalami kenaikan. Produksi padi pada sub round II (Mei-Agustus) dan sub round III (September-Desember) diperkirakan mencapai 558.541 ton, meningkat hampir 2 kali lipat (81,15%) dibandingkan produksi sub round II dan III di tahun 2015 (GRAFIK 1.3). Peningkatan produksi juga diperkirakan terjadi pada komoditas jagung (19,26%(yoy)) (GRAFIK 1.4) dan kedelai (62,01% yoy) (GRAFIK 1.5). Peningkatan produksi utamanya didorong oleh program pemerintah Upsus Pajale (Upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai) selama tahun 2015.

Meningkatnya kinerja sektor pertanian juga terindikasi dari kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan yang pada akhir triwulan III-2016 tercatat sebesar 99,30, lebih tinggi baik dibandingkan NTP pada akhir triwulan II-2016 (99,18) maupun akhir triwulan III-2015 (94,83). Meningkatnya NTP disebabkan perbaikan harga yang dicerminkan dengan karena kenaikan indeks diterima petani sebesar 8,04% (yoy) sementara kenaikan dari sisi biaya produksi relatif rendah yang tercermin dari indeks dibayar petani sebesar 3,18%(yoy) sejalan dengan kestabilan inflasi selama triwulan III-2016 (GRAFIK 1.6). Sub sektor perkebunan kelapa sawit juga menunjukkan peningkatan pada triwulan III-2016. Harga rata-rata TBS (Tandan Buah Segar) usia 10 tahun pada Triwulan III-2016 tercatat sebesar Rp1.791,32/kg, meningkat sebesar 32,42%(yoy) dibandingkan triwulan yang sama tahun 2015 sejalan dengan harga rata-rata Crude Palm Oil internasional yang meningkat sebesar 26,23%(yoy) dari US$ 512,63/metric ton pada Triwulan II-2016 menjadi US$ 647,11/metric ton pada Triwulan III-2016. (GRAFIK 1.7).

Grafik 1.3. Perkembangan Produksi Padi di Provinsi Jambi

Sumber: BPS dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jambi

Meningkatnya harga CPO global utamanya dipengaruhi oleh mulai berkurangnya stok CPO di negara produsen utama seperti Malaysia dan Indonesia sebagai dampak El Nino (kekeringan) selama tahun 2015.

Grafik 1.4. Perkembangan Produksi Jagung di Provinsi Jambi

Sumber: BPS dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jambi

Grafik 1.5. Perkembangan Produksi Kedelai di Provinsi Jambi

Sumber: BPS dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Jambi Grafik 1.6. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

(27)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO lokal, Internasional dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi dan Bloomberg

Grafik 1.8. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jambi dan Bloomberg

Kekeringan berdampak pada menurunnya produksi TBS kelapa sawit selama tahun 2015 hingga pertengahan tahun 2016. Produksi mulai meningkat pada bulan Juni-Juli 2016 seiring kecukupan air selama masa pembuahan Januari-April 2016.

Namun demikian, indikator sub sektor perkebunan karet masih belum menunjukkan perbaikan. Masih lemahnya harga komoditas karet berdampak pada menurunnya harga karet lokal. Harga rata-rata bokar di Jambi pada Triwulan III-2016 tercatat mengalami kontraksi sebesar 11,60%(yoy) bila dibandingkan pada triwulan III-2015 sejalan dengan tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 3,50%(yoy) (GRAFIK 1.8). Masih rendahnya harga karet global utamanya dipengaruhi rendahnya harga minyak dunia yang selama triwulan III-2016 berkisar pada US$ 40 US$ 50/barrel. Minyak mentah adalah bahan dasar produk petrokimia yang merupakan bahan pembuatan karet sintetis.

Pada triwulan IV-2016, pertumbuhan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan diperkirakan mulai meningkat seiring masa panen raya padi sub round III yang lebih tinggi dibandingkan sub round yang sama di tahun 2015. Disamping itu, kenaikan produksi kelapa sawit dan harga CPO yang masih cukup tinggi hingga akhir

tahun 2016 akan mendorong kinerja kelapa sawit pada triwulan IV-2016.

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian pada Triwulan III-2016 terkontraksi sebesar 2,35% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang masih mampu tumbuh 1,74%(yoy). Kontraksi yang terjadi membuat sektor ini menyumbang kontribusi negatif sebesar -0,58% terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan III-2016.

Grafik 1.9. Perkembangan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) di provinsi Jambi

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jambi dan Bloomberg

Kontraksi sektor pertambangan dan penggalian disebabkan oleh masih menurunnya produksi migas terutama gas bumi. Berdasarkan data ekspor luar negeri selama bulan Januari-September 2016 tercatat ekspor migas mengalami kontraksi 50,05%(yoy) sementara pada periode yang sama, ekspor batubara juga mengalami kontraksi 68,10%(yoy). Pada Triwulan IV-2016, kinerja sektor pertambangan diperkirakan masih sedikit mengalami kontraksi seiring harga minyak yang relatif tidak berbeda jauh dari harga rata-rata Triwulan IV-2015 yaitu US$ 42/barrel.

1.2.3. Sektor Perdagangan Besar, Eceran dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Sektor perdagangan besar, eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor tercatat tumbuh sebesar 8,22% (yoy) pada Triwulan III-2016 dengan andil pertumbuhan

0,78%, meningkat bila dibandingkan triwulan

sebelumnya (4,32% yoy) sejalan dengan meningkatnya daya beli masyarakat karena membaiknya kinerja produksi dan harga kelapa sawit serta meningkatnya produksi panen pertanian tanaman pangan bila dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2015. Hal tersebut sejalan dengan hasil liaison Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi pada kantor penjualan resmi kendaraan

(28)

14

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

bermotor roda empat di Jambi yang menyatakan bahwa penjualan pada Triwulan III-2016 mengalami kenaikan sekitar 3%-5%(yoy) dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2015.

Namun demikian, penyaluran kredit kendaraan bermotor pada Triwulan III-2016 tercatat hanya tumbuh 1,89%(yoy), lebih rendah dibandingkan Triwulan II-2016 yang tumbuh 3,81%(yoy) (GRAFIK 1.9).

Grafik 1.10.Produksi Karet GAPKINDO Jambi

Sumber: GAPKINDO Cabang Jambi

Sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor diperkirakan masih akan tumbuh pada triwulan IV-2016 mengingat masih tingginya produksi dan harga kelapa sawit serta produksi pertanian tanaman pangan seperti padi yang diperkirakan lebih baik dibandingkan Triwulan IV-2015 sehingga dapat mendorong daya beli petani. Disamping itu, realisasi dana transfer pemerintah pusat ke daerah yang sempat tertunda pada Triwulan III-2016 dapat mendorong aktivitas perdagangan yang berkaitan dengan kegiatan pemerintah.

1.2.4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 2,68% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (1,01% (yoy)) dengan andil pertumbuhan 0,30%. Kenaikan industri utamanya disebabkan kenaikan produksi pada sub sektor industri makanan dan minuman (TABEL 1.2). dan industri pengolahan kelapa

sawit / CPO.

Meningkatnya produksi CPO disebabkan mulai membaiknya pasokan bahan baku kelapa sawit selama triwulan III-2016. Kenaikan produksi juga didorong oleh meningkatnya permintaan ekspor CPO di tengah kekhawatiran anjloknya stok CPO global.

Meningkatnya pertumbuhan juga terindikasi dari data

produksi crumb rubber GAPKINDO1

(Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi yang meskipun masih menunjukkan kontraksi sebesar 1,21% (yoy) pada Triwulan III-2016 tetapi membaik dibandingkan triwulan sebelumnya (-8,10%(yoy) (GRAFIK 1.10).

Grafik 1.11. Konsumsi Semen di Provinsi Jambi

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI) diolah

Pada triwulan IV-2016, pertumbuhan sektor industri pengolahan diperkirakan sedikit mengalami kenaikan seiring pasokan bahan baku dan permintaan CPO yang masih tinggi serta meningkatnya produksi industri makanan pada akhir tahun 2016.

1.2.5. Sektor Ekonomi Lainnya

Sektor konstruksi tumbuh 3,41%(yoy) pada triwulan III-2016, melambat dibandingkan triwulan II-2016 (3,71% yoy). Perlambatan utamanya didorong oleh penundaan realisasi belanja pemerintah terkait pembangunan gedung, jalan dll seiring penundaan transfer pemerintah pusat ke daerah pada triwulan III-2016.

Namun demikian, data indikasi konsumsi semen Jambi justru tumbuh sebesar 8,20%(yoy), meningkat cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 11,00%(yoy)) (GRAFIK 1.11).

Sementara itu, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 8,55%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (3,75%(yoy)) yang terindikasi dari meningkatnya jumlah tamu hotel sebesar 15,90% (yoy) dan tingkat hunian hotel di Jambi sebesar 48,94%(yoy) (GRAFIK 1.12).

1Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam

(29)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

Grafik 1.12. Tingkat Hunian Hotel di Jambi

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

Tabel 1.3. Pertumbuhan Industri di Provinsi Jambi

Sumber: BPS Proivnsi Jambi (diolah)

Kenaikan permintaan penyediaan makan minum disebabkan momen bulan haji dan meningkatnya aktivitas pernikahan dan hajatan selama triwulan III-2016.

Sektor pengadaan listrik dan gas tumbuh sebesar 5,80%(yoy), melambat bila dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (6,93% (yoy)). Namun demikian, data pemakaian tenaga listrik pada triwulan III-2016 tumbuh 4,40%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (2,82%(yoy)) sedangkan jumlah pelanggan listrik tumbuh 8,24%(yoy) selama triwulan III-2016, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (7,31%(yoy)) (GRAFIK 1.13).

Sektor pengadaan air tumbuh 4,22%(yoy) pada triwulan III-2016, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

(3,51%(yoy)). Pertumbuhan terindikasi dari

meningkatnya konsumsi air di Kota Jambi sebesar 9,24%(yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (3,29%(yoy)) (GRAFIK 1.14).

Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 9,36% (yoy) pada Triwulan III-2016 dengan andil

pertumbuhan 0,29%, meningkat dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya (6,78%(yoy)) seiring meningkatnya permintaan jasa penerbangan pada momen lebaran yang didukung dengan kapasitas

terminal baru bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi yang lebih memadai. Kenaikan tersebut terindikasi dari data arus penumpang di bandara Sultan Thaha Syaifudin Jambi yang mengalami lonjakan kenaikan hingga 54,98%(yoy) pada Triwulan III-2016 (GRAFIK 1.15). Hal yang sama juga terjadi pada arus kargo di bandara Sultan Thaha Syaifuddin yang tumbuh hingga 35,95%(yoy) selama triwulan III-2016 (GRAFIK 1.16).

Grafik 1.13.Perkembangan Konsumsi Listrik Provinsi Jambi

(30)

16

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI Grafik 1.14.Perkembangan Konsumsi Air Provinsi Jambi

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi

Grafik 1.15.Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang Bandara Sultan Thaha Syaifuddin

Sumber: PT. Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

Grafik 1.16.Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

Sumber: PT. Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi

Sektor lain yang tumbuh cukup tinggi pada triwulan III-2016 adalah sektor jasa keuangan sebesar 9,58% (yoy) dan sektor informasi dan komunikasi sebesar 6,14% (yoy).

Pada triwulan IV-2016, sektor konstruksi diperkirakan masih tumbuh seiring penyaluran dana transfer pemerintah pusat ke daerah yang direalisasikan pada triwulan IV-2016. Penyaluran dana transfer akan berdampak pada sektor lain seperti penyediaan akomodasi dan makan minum dalam rangka kegiatan pemerintah dan acara hajatan keluarga yang dilakukan pada akhir tahun. Sektor lain yang diperkirakan tumbuh

cukup tinggi adalah sektor transportasi dan

pergudangan seiring meningkatnya aktivitas

penerbangan di terminal baru bandara Sultan Thaha Syaifuddin Jambi pada liburan akhir tahun 2016.

1.3.

PDRB SISI PENGELUARAN

Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya

pertumbuhan ekonomi Jambi pada Triwulan III-2016 disebabkan oleh pertumbuhan ekspor (antar daerah dan luar negeri) sebesar 3,43% (yoy). Sementara itu, konsumsi tumbuh 4,44%(yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan II-2016 (4,56%(yoy)).

Grafik 1.17.Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan III-2016

Sumber: BPS Provinsi Jambi

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) atau investasi tumbuh 3,58%(yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan II-2016 (3,71%(yoy)). Konsumsi pemerintah justru mengalami kontraksi 5,46%(yoy), merosot cukup tajam bila dibandingkan triwulan II-2016 yang tumbuh cukup signifikan 18,36%(yoy).

Berdasarkan andil pertumbuhan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2016 masih disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga dengan andil 1,98%, net ekspor dengan andil 1,67% dan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) dengan andil sebesar

0,82% (TABEL 1.3). Berdasarkan strukturnya,

perekonomian provinsi Jambi pada Triwulan III-2016 masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 45%, diikuti Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) sebesar 23% dan net ekspor sebesar 22% (GRAFIK 1.17).

Pada triwulan IV-2016, meningkatnya pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran didorong oleh meningkatnya pertumbuhan ekspor Jambi dari komoditas CPO seiring membaiknya pasokan dan meningkatnya harga dan permintaan internasional.

(31)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy)

Grafik 1.18.Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

Di samping itu, konsumsi rumah tangga diperkirakan mulai meningkat seiring proyeksi meningkatnya kinerja sektor perkebunan (kelapa sawit) dan produksi sektor pertanian tanaman pangan (padi). Sementara itu, penyaluran dana transfer yang sempat tertunda pada Triwulan III-2016 akan mendorong konsumsi dan investasi pemerintah.

1.3.1. Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah

Konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 4,44% (yoy)

pada triwulan III-2016, sedikit lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (4,56% yoy) tetapi lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama di tahun 2015 (4,25% yoy). Perlambatan utamanya disebabkan melambatnya pertumbuhan konsumsi perumahan dan perlengkapan rumah tangga yang terindikasi dari melambatnya data indikator kredit real estate. Data indikator kredit real estate tercatat tumbuh 1,7% (yoy) pada Triwulan III-2016, lebih rendah dibandingkan Triwulan II-2016 yang tumbuh 2,3%(yoy) (GRAFIK 1.18).

Hal ini sejalan dengan data indikator kredit yang menunjukkan kecenderungan penurunan pertumbuhan seperti kredit konsumsi yang tumbuh 9,82%(yoy) pada triwulan III-2016, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 11,49%(yoy) (GRAFIK 1.19).

Grafik 1.19. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

Sementara itu, konsumsi pemerintah mengalami kontraksi yang cukup tajam hingga 5,46%(yoy) memburuk bila dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup signifikan (18,36% yoy). Hal tersebut didukung oleh data realisasi belanja operasi Pemerintah Provinsi Jambi yang terkontraksi 4,80%(yoy) pada Triwulan III-2016. Sejalan dengan penundaan transfer dana pemerintah pusat ke daerah yang menyebabkan Pemda harus berhati-hati dalam merealisasikan anggaran agar tidak terjadi kekosongan kas daerah. Namun demikian, belanja pegawai Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi tercatat tumbuh hingga 11,89%(yoy).

(32)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

18

Pada triwulan IV-2016, konsumsi diperkirakan masih tumbuh seiring meningkatnya produksi dan harga komoditas kelapa sawit serta hasil panen pertanian tanaman pangan triwulan III-2016 yang diperkirakan dapat mendorong daya beli petani.

Beberapa data indikator konsumsi seperti indeks tendensi konsumen (ITK) Triwulan III-2016 yang mengalami kenaikan. ITK pada Triwulan III-2016 tercatat 114,22, mengindikasikan bahwa persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi triwulan III-2016 relatif lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. ITK pendapatan rumah tangga kini tercatat sebesar 121,53 yang mengindikasikan optimisme konsumen terhadap peningkatan pendapatan. ITK konsumsi beberapa komoditi makanan dan bukan makanan tercatat sebesar 118,23 yang mengindikasikan optimisme konsumen terhadap peningkatan tingkat konsumsi masyarakat pada triwulan III-2016 (TABEL 1.5). Perkiraan

ITK pada Triwulan IV-2016 tercatat sebesar 100,93 yang mengindikasikan konsumen masih optimis dalam memandang kondisi ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV-2016.

Di samping itu, penyaluran dana transfer Pemerintah Pusat ke daerah akan mendorong konsumsi yang bersumber dari kegiatan rutin Pemda.

1.3.2. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

(PMTDB)

Pertumbuhan investasi yang dinyatakan oleh PMTDB

tercatat tumbuh 3,58%(yoy), melambat bila

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu tumbuh 3,71%(yoy). Perlambatan tersebut sejalan dengan selesainya beberapa proyek komersial seperti hotel dan tempat perbelanjaan serta sudah selesainya proyek eksplorasi pertambangan gas bumi di Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

Perlambatan investasi terkonfirmasi dari menurunnya investasi yang bersumber dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) baik dibandingkan triwulan sebelumnya

maupun triwulan 2015. Realisasi PMDN Triwulan III-2016 tercatat Rp 883,4 miliar, menurun 64,90%(yoy) dibandingkan Triwulan III-2015 (Rp 2,51 triliun) dan lebih rendah dibandingkan Triwulan II-2016 (Rp 2,29 triliun) (TABEL 1.6). Penurunan juga terjadi pada

Penanaman Modal Asing (PMA). Realisasi PMA pada Triwulan III-2016 tercatat US$ 11,9 juta, lebih rendah dibandingkan realisasi Triwulan III-2015 (US$ 31,1 juta) tetapi lebih tinggi dibandingkan Triwulan II-2016 (US$ 1,6 juta).

Perlambatan juga tercermin dari penurunan tingkat

pertumbuhan penyaluran kredit investasi dari

13,39%(yoy) pada triwulan II-2016 menjadi

12,06%(yoy) pada triwulan III-2016 (GRAFIK 1.20).

Pada triwulan IV-2016, investasi diperkirakan masih tumbuh seiring penyaluran dana transfer pemerintah pusat ke daerah yang dapat mendorong realisasi proyek-proyek pembangunan pemerintah pusat dan daerah.

Di samping itu, investasi swasta diperkirakan masih tumbuh terutama di sektor properti bisnis seperti hotel, pusat perbelanjaan dan kegiatan bisnis.

Grafik 1.20. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

1.3.3. Perdagangan Eksternal

Ekspor provinsi Jambi (antar daerah dan ke negara lain) berdasarkan PDRB-ADHB (atas dasar harga berlaku) mencapai Rp 28,89 triliun pada triwulan III-2016. Ekspor tercatat tumbuh sebesar 3,43% (yoy), membaik

(33)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya tumbuh 0,62%(yoy). Nilai ekspor luar negeri Provinsi Jambi selama bulan Januari sampai dengan September 2016 tercatat mencapai US$ 1,34 miliar, lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun 2015 (US$ 2,09 miliar). Turunnya ekspor luar negeri utamanya dipengaruhi oleh turunnya ekspor minyak dan gas (migas) provinsi Jambi yang terkontraksi hingga 50,59%(yoy) dan ekspor karet dan olahannya yang terkontraksi 8,49%(yoy) selama bulan Januari-September 2016.

Impor provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) berdasarkan PDRB-ADHB tercatat sebesar Rp 19,53

triliun, tumbuh 1,52%(yoy), sedikit lebih rendah bila dibandingkan triwulan sebelumnya (1,57%(yoy)). Impor luar negeri (data BPS) selama bulan Januari-September 2016 juga terkontraksi sebesar 18,09%(yoy) yang didorong oleh menurunnya nilai impor mesin dan angkutan hingga 13,57% (yoy) dan hasil industri lainnya hingga 14,53% (yoy).

Ekspor diperkirakan tumbuh lebih tinggi pada triwulan IV-2016. Meningkatnya produksi kelapa sawit dan masih tingginya permintaan global akan mendorong ekspor kelapa sawit dari Jambi baik untuk kebutuhan CPO antar daerah maupun luar negeri.

Tabel 1.6. Realisasi Investasi di Provinsi Jambi

Sumber: LBU Bank Indonesia

Grafik 1.21. Perkembangan Ekspor dan Impor Luar Negeri Non Migas di Provinsi Jambi

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

Ekspor produk pertanian (padi dan sayuran) keluar daerah juga semakin meningkat seiring hasil panen pada akhir tahun yang diperkirakan lebih baik dibandingkan Triwulan IV-2015. Di sisi lain, impor diperkirakan masih tumbuh seiring meningkatnya impor bahan baku pulp and paper dan spare part mesin industri yang tergolong dalam kelompok mesin industri dan perlengkapannya.

1.3.4. Ekspor Luar Negeri Non Migas Provinsi

Jambi

Menurut indikator ekspor dan impor luar negeri non migas, kinerja ekspor dan impor luar negeri non migas Provinsi Jambi pada Triwulan III-2016 mulai membaik. Kenaikan ekspor terjadi pada komoditas unggulan Jambi CPO. Menurut dokumen pemberitahuan ekspor

barang (PEB), ekspor luar negeri non-migas Jambi pada Triwulan III-2016 sebesar US$ 239,09 juta, terkontraksi

1,45%(yoy) lebih baik dibandingkan triwulan

sebelumnya yang terkontraksi 4,50%(yoy).

Sementara itu, impor luar negeri non migas sebesar US$ 35,82 juta, tumbuh signifikan mencapai 51,83%(yoy) dan lebih baik dibandingkan impor triwulan sebelumnya (US$ 11,83 juta). Dengan kondisi tersebut, Jambi mengalami net ekspor sebesar US$ 203,27 juta (GRAFIK 1.21).

Menurut jenis komoditasnya, nilai ekspor terbesar masih disumbangkan komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar US$ 95,05 juta atau 40% dari total ekspor non migas Jambi, diikuti oleh komoditas pulp, kertas, kertas karton dan olahannya2 sebesar US$ 57,15 juta atau 24% dari total ekspor (GRAFIK 1.22 DAN 1.23).

2 Data eskpor pulp, kertas, kertas karton dan olahannya merupakan penggabungan nilai

ekspor pulp dan kertas (Kode SITC: 25) dan nilai ekspor kertas, kertas karton dan olahannya (Kode SITC: 64)

(34)

20

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI Grafik 1.22. Pangsa Nilai Ekspor Non Migas Provinsi Jambi

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

Grafik 1.23. Perkembangan Nilai Ekspor Provinsi Jambi

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

Grafik 1.24. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

Grafik 1.25. Perkembangan Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

Grafik 1.26. Pangsa Impor Non Migas Provinsi Jambi

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

Sementara itu, nilai ekspor CPO tercatat sebesar US$ 40,39 juta atau 17% dari total ekspor, meningkat cukup tinggi apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (US$ 24,43 juta) seiring meningkatnya produksi CPO dan masih tingginya permintaan CPO global. Apabila dilihat dari struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk industri pengolahan dari sub sektor perkebunan dan kehutanan masih mendominasi ekspor Jambi pada Triwulan III-2016.

Menurut negara tujuan (GRAFIK 1.24 DAN 1.25), ekspor Jambi pada triwulan III-2016 sebagian besar ditujukan ke Singapura dengan nilai US$ 134,07 juta dan diikuti Malaysia sebesar US$ 25,18 juta dan Tiongkok sebesar US$ 23,06 juta.

Grafik 1.27. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

Sumber: SEKDA Bank Indonesia

1.3.5. Impor Luar Negeri Non Migas Provinsi

Jambi

Impor non migas provinsi Jambi selama Triwulan III-2016 tercatat sebesar US$ 35,82 juta, tumbuh cukup signifikan sebesar 51,83%(yoy). Kenaikan impor utamanya disebabkan adanya impor alat pengangkutan berupa kapal laut. Impor kapal yang termasuk dalam alat pengangkutan lainnya tercatat sebesar US$ 20 juta dan menjadi kontributor impor tertinggi selama Triwulan III-2016 (GRAFIK 1.26). Kenaikan impor juga

(35)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

terjadi pada komoditas kertas dan bubur kertas (77,11%(yoy)) (GRAFIK 1.27).

Disamping impor alat pengangkutan dan kertas serta bubur kertas, impor Jambi pada Triwulan III-2016 juga

disumbangkan oleh mesin industri dan

perlengkapannya sebesar US$ 1,69 juta atau 5% dari impor Jambi dan kimia inorganis sebesar US$1,65 juta atau 5% dari impor Jambi.

(36)

22

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank

(37)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

BAB II

Gambar

Tabel 1.2.  Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi Menurut Pengeluaran
Grafik 1.13. Perkembangan Konsumsi Listrik Provinsi Jambi
Grafik 1.15. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan  Penumpang Bandara Sultan Thaha Syaifuddin
Grafik 1.18. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di  Provinsi Jambi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Merendah di sisi belakang kemudian meninggi dengan kenaikan sudut yang !ukup tajam pada area (asade menjadi sebuah ungkapan kehati#hatian untuk menunjukkan eksistensinya

Kenapa nol? Jarak masing-masing muatan ke titik P adalah sama dan besar muatan juga sama, separuh positif dan separuh lagi negatif sehingga jika dimasukkan angkanya hasilnya

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %

Mengetikkan Username dan Password dengan data yang benar kemudian klik tombol login Username : admin (benar) Password: admin (benar). Sistem menerima

Mengingat bahwa para perajin telah menguasai dengan baik teknik untuk menghasilkan bentuk gitar akustik, maka pelatihan pe- ngembangan desain bentuk dilaku- kan dengan

Untuk merancang untai tabung hampa pada aras tegangan rendah maka telah dilakukan pengukuran untuk mendapatkan grafik karakteristik trioda 12AT7.. Untai tabung hampa

Penelitian efek sitotoksik ekstrak dietil eter herba pegagan embun (Hydrocotyle sibthorpioides Lmk.) terhadap sel kanker payudara MCF-7 dilakukan untuk mengetahui

Adapun I/P transducer berfungsi untuk mengubah sinyal keluaran dari controller yang berupa sinyal elektrik menjadi sinyal kendali yang berupa sinyal pneumatik yang