• Tidak ada hasil yang ditemukan

Statistik Nilai Tukar Petani Kabupaten Banjarnegara 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Statistik Nilai Tukar Petani Kabupaten Banjarnegara 2012"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

Statistik Nilai Tukar Petani

Kabupaten Banjarnegara

2012

Kerjasama BAPPEDA dengan BPS

KABUPATEN BANJARNEGARA

(2)
(3)

NILAI TUKAR PETANI BANJARNEGARA TAHUN 2013

FARMER’S EXCHANGE RATE BANJARNEGARA 2013

No.Katalog BPS : 7102019.3304

ISBN : -

No. Publikasi : 33044.13.02

Ukuran Publikasi : 21 X 29,5 cm

Jumlah Halaman : vii / 45

Naskah : BPS Kabupaten Banjarnegara

Penyunting : Seksi Statistik Distribusi

Gambar Kulit : Seksi Statistik Distribusi

Diterbitkan Oleh : Kerjasama

Bappeda dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara

(4)

SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur dipanjatkan ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan taufik dan hidayah-Nya, Publikasi Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 dapat tersusun. Data NTP akan bermanfaat dalam perencanaan kebijakan pembangunan sektor pertanian.

Yang melandasi penyusunan publikasi ini adalah bahwa Kabupaten Banjarnegara sebagai salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang merupakan daerah dengan pola perekonomian agraris, dimana sebagian besar masyarakatnya menyandarkan hidupnya dari sektor pertanian. Kondisi ini dapat dilihat dari tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pembentukan PDRB, dimana sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 37.70 persen dari total PDRB tahun 2012, oleh karena itu peningkatan nilai tambah di sektor pertanian akan memberi daya ungkit yang besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah serta memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pengukuran Nilai Tukar Petani (NTP) dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan tukar barang-barang produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga petani dan keperluan dalam melakukan kegiatan produksi pertanian. Melalui pengukuran NTP akan diketahui tingkat kesejahteraan petani.

Kepada semua pihak yang telah memberi kontribusinya terhadap penerbitan ini saya sampaikan terima kasih. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi pembangunan Kabupaten Banjarnegara.

Banjarnegara, Desember 2013

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA

K e p a l a,

Drs. SETIAWAN , M.Hum Pembina Utama Muda NIP.19560104 198503 1 005

(5)

KATA PENGANTAR

Perencanaan pembangunan suatu daerah memerlukan ragam data statistik sebagai dasar penentuan strategi dan kebijakan. Ketersediaan data sangat membantu untuk melihat keadaan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program pembangunan. Program peningkatan kesejahteraan salah satunya harus didukung melalui ketersediaan indikator yang mampu menilai seberapa jauh tingkat kesejahteraan petani. Salah satu proxy indikator yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan petani adalah Nilai Tukar Petani (NTP).

Publikasi Nilai Tukar Petani (NTP) Banjarnegara Tahun 2013 ini disusun untuk memberikan data perkembangan NTP Banjarnegara per bulan di Tahun 2013 untuk 5 ( lima ) sub sektor dalam sektor pertanian. Dalam publikasi ini juga disajikan konsep, definisi dan metodologi yang digunakan dalam penghitungan NTP. Hal ini dimaksudkan agar pemakai data dapat memahami proses penghitungannya, serta konsep NTP sebagai pengukur kemampuan nilai tukar barang-barang yang dihasilkan petani terhadap barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan untuk memproduksi komoditas pertanian

NTP sebagai salah satu alat ukur kesejahteraan petani dapat memberikan gambaran seberapa besar kemampuan daya ukur antara komoditas yang dihasilkan dengan yang dibeli oleh petani pada tahun 2013. Penyajian data NTP secara berkesinambungan, rutin dan tepat waktu dapat menjadi masukan berharga bagi pengambil keputusan / kebijaksanaan yang langsung menyentuh kepentingan petani. Kritik dan saran kami hargai untuk perbaikan penerbitan yang akan datang. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat bagi semuanya

Banjarnegara, Desember 2013

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANJARNEGARA K e p a l a,

S U B I Y A N T O , S.Si. NIP. 19600428 198001 1 001

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN …………. ……… ii

KATA PENGANTAR……… iii

DAFTAR ISI ……… iv

DAFTAR TABEL ……… vi

DAFTAR GRAFIK……… vii

BAB I. PENDAHULUAN ……… 1

1. Latar Belakang ……… 2

2. Pengertian NTP ……… 3

3. Kegunaan NTP ……… 4

4. Ruang Lingkup ……… 5

BAB II. KONSEP DAN DEFINISI ……… 6

1. Nilai Tukar Petani……… 7

2. Petani ……… 7

3. Harga yang Diterima Petani ……… 7

4. Harga yang Dibayar Petani ……… 8

5. Pasar ……… 8

6. Harga Eceran Perdesaan ……… 9

7. Harga Rata Rata ……… 9

BAB III. METODOLOGI ……… 10

1. Daftar Pertanyaan / Kuesioner ……… 11

(7)

3. Pemilihan Petani ……… 13

4. Pemilihan Pasar ……… 14

5. Formula Penghitungan It – Ib ……… 14

6. Formula Penghitungan NTP ……… 15

BAB IV. DIAGRAM TIMBANG ……… 16

1. Indek Harga yang Diterima Petani ( It ) ……… 17

2. Indek Harga yang Dibayar Petani ( Ib ) ……… 17

BAB V. KLASIFIKASI INDEKS ……… 19

1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ……… 20

2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ……… 20

BAB VI. PEMBAHASAN ……….. 22

1. Nilai Tukar Petani ……… 23

2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) ……… 25

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) ……… 26

4. NTP Per Sub Sektor ……… 28

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ……… 41

1. Kesimpulan ……… 42

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perubahan NTP Kab. Banjarnegara Tahun 2013 ……… 24 Tabel 2. Perkembangan Indeks yang Dibayar Petani (Ib) Kab. Banjarnegara 2013………… 27 Tabel 3. Perkembangan NTP Kab. Banjarnegara Tahun 2013……… 28 Tabel 4. Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kab. Banjarnegara

Tahun 2013 ……… 29 Tabel 5. Perkembangan NTP Sub Sektor Hortikultura Kab. Banjarnegara Tahun 2013 …… 32 Tabel 6. Perkembangan NTP Sub Sektor TPR Kab. Banjarnegara Tahun 2013 ………… 35 Tabel 7. Perkembangan NTP Sub Sektor Peternakan Kab. Banjarnegara Tahun 2013 … 38 Tabel 8. Perkembangan NTP Sub Sektor Perikanan Kab. Banjarnegara Tahun 2013 …… 40

(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1. Perkembangan NTP Kab. Banjarnegara Tahun 2013 ……… 24 Grafik 2. Perkembangan Indeks yang Diterima Petani (It) Kab. Banjarnegara

Bulan Januari – Desember 2013 ……… 26 Grafik 3. Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kab. Banjarnegara

Tahun 2013 ……… 30 Grafik 4 . Perkembangan Ib dan It Sub Sektor Tanaman Pangan Kab. Banjarnegara

Tahun 2013 ……… 31 Grafik 5 . Perkembangan NTP Sub Sektor Hortikultura Kab. Banjarnegara Tahun 2013 …… 33 Grafik 6. Fluktuasi Perubahan NTP Sub Sektor Hortikultura Kab. Banjarnegara

Tahun 2013 ……… 34 Grafik 7. Fluktuasi Perubahan NTP Sub Sektor TPR Kab. Banjarnegara Tahun 2013 …… 36 Grafik 8. Perkembangan NTP Sub Sektor Peternakan Kab. Banjarnegara Tahun 2013 …… 38 Grafik 9. Fluktuasi Perubahan NTP Sub Sektor Peternakan Kab. Banjarnegara Tahun 2013 39 Grafik 10. Perkembangan NTP Sub Sektor Perikanan Kab. Banjarnegara Tahun 2013 …… 41 Grafik 11. Fluktuasi Perubahan NTP Sub Sektor Perikanan Kab. Banjarnegara Tahun 2013 41

(10)
(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah pada dasarnya adalah upaya mempercepat proses transformasi struktural dari format ekonomi tradisional menuju ekonomi modern. Secara tradisional transformasi struktural ditandai dengan penurunan sumbangan sektor pertanian terhadap produk domestik bruto.

Adapun hakekat sosial dari pembangunan itu adalah untuk mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Mengingat bahwa hampir dua pertiga penduduk Indonesia masih tinggal di daerah perdesaan dan sebagian besar menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, maka sektor pertanian telah ditetapkan sebagai motor penggerak pertumbuhan yang mampu meningkatkan pendapatan para petani dan sekaligus mengentaskan kemiskinan.

Hingga saat ini perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan penduduk, khususnya para petani masih tetap besar. Hal ini bisa dilihat dari berbagai kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan produksi pertanian dan menjamin harga jual hasil produksi petani yang wajar yang pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan / kesejahteraan petani.

Salah satu keberhasilan pembangunan di sektor pertanian adalah terjaminnya tingkat harga produsen hasil-hasil pertanian dan harga/tarif barang dan jasa kebutuhan usaha dan rumah tangga petani di pedesaan pada batas yang wajar sehingga menciptakan kesejahteraan masyarakat tani di pedesaan. Untuk melihat keberhasilan pembangunan tersebut, selain data tentang pertumbuhan ekonomi, diperlukan juga data pengukur tingkat kesejahteraan penduduk khususnya petani. Salah satu indikator makro yang dapat mengukur tingkat kesejahteraan petani adalah Indeks Nilai Tukar Petani (NTP).

(12)

Dengan melihat perkembangan harga hasil-hasil pertanian dan harga kebutuhan masyarakat petani dapat diketahui apakah terjadi kenaikan/penurunan harga komoditas hasil-hasil pertanian. Dari harga yang diterima petani untuk barang-barang hasil-hasil produksi pertanian dapat disusun suatu indeks komposit yang disebut indeks harga yang diterima petani (It). Indeks ini merupakan indikator perubahan harga yang terjadi dari barang-barang yang dijual petani. Selanjutnya dari harga yang dibayar petani baik untuk keperluan konsumsi rumah tangga maupun untuk kebutuhan usaha/produksi pertanian dapat pula disusun suatu indeks yang disebut indeks harga yang dibayar petani (Ib). Perbandingan dari kedua Angka Indeks Harga tersebut disebut Indeks Nilai Tukar Petani (NTP).

2. Pengertian NTP

NTP merupakan rasio indeks harga yang diterima petani ( It ) terhadap Indeks harga yang dibayar petani ( Ib ). Secara konseptual NTP adalah pengukur kemampuan tukar barang-barang ( produk ) pertanian yang dihasilkan petani terhadap barang / jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang diterima petani, sebagai indeks harga produsen, merupakan indeks harga dari berbagai komoditas hasil produksi pertanian ( farm gate price ), sedangkan indeks harga yang dibayar petani, sebagai indeks harga konsumen, merupakan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi petani serta biaya produksi yang dikeluarkan petani dalam memproduksi hasil pertanian ( retail price ).

Dari angka NTP dapat pula diketahui tingkat daya saing suatu produk produk pertanian yang dihasilkan petani dibandingkan dengan produk lain, sehingga arah pengembangan kebijakan pada spesialisasi produk unggulan wilayah yang berkualitas dapat dilakukan.

Selama ini , tahun dasar NTP yang digunakan dalam penghitungan Indeks harga produsen maupun konsumen perdesaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu tahun 1976 ( 1976=100) NTP yang pertama, kemudian tahun 1983 ( 1983=100 ), 1987 ( 1987=100 ),

(13)

dan tahun 1993 ( 1993=100 ). Seiring dengan terjadinya banyak perubahan baik dalam pergeseran nilai produksi komoditas pertanian maupun pola konsumsi ( besaran nilai dan jenis

variasi komoditas ) penduduk pedesaan, maka tahun dasar NTP diubah menjadi tahun 2007 (2007 = 100 ).

Secara umum penghitungan NTP menghasilkan 3 ( tiga ) pengertian yaitu :

1) NTP > 100 , berarti petani mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsi. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.

2) NTP = 100 , berarti petani mengalami impas. Kenaikan / penurunan harga produksinya sama dengan persentase kenaikan / penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan pengeluarannya.

3) NTP < 100 , berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya.

3. Kegunaan

Kegunaan NTP antara lain :

1) Dari Indeks Harga yang Diterima Petani ( It ), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan pendapatan sektor pertanian.

2) Dari Indeks Harga yang Dibayar Petani ( Ib ), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di perdesaan.

(14)

3) Angka NTP menunjukkan tingkat daya saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan.

4. Ruang Lingkup

Sektor pertanian yang dicakup dalam penghitungan NTP dengan menggunakan tahun dasar 2007 = 100 meliputi Sub Sektor Padi Palawija, Sub Sektor Hortikultura, Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat, Sub Sektor Peternakan, dan Sub Sektor Perikanan. Diagram Timbang yang disusun meliputi diagram timbang untuk penghitungan indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani.

(15)
(16)

BAB II

KONSEP DAN DEFINISI

Beberapa konsep dan definisi yang digunakan dalam penghitungan NTP, adalah sebagai berikut :

1. NILAI TUKAR PETANI ( NTP )

adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase.

INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI ( It )

Adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga produsen atas hasil produksi petani

INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI ( Ib )

Adalah indeks harga yang menunjukkan perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik itu kebutuhan untuk konsumsi rumah tangga maupun kebutuhan untuk proses produksi pertanian.

2. PETANI

Yang dimaksud disini adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian ( tanaman padi palawija, tanaman hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun petani penggarap ( sewa / kontrak/ bagi hasil ). Orang yang bekerja di sawah / ladang orang lain dengan mengharapkan upah atau buruh tani bukan termasuk petani.

3. HARGA YANG DITERIMA PETANI

adalah rata-rata harga produsen dari hasil produksi petani sebelum ditambahkan biaya transportasi / pengangkutan dan biaya pengepakan ke dalam harga penjualannya atau Farm Gate ( harga di sawah / ladang setelah pemetikan ).

(17)

Pengertian harga rata-rata adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan total uang yang diterima petani tersebut. Data harga tersebut dikumpulkan dari hasil wawancara langsung dengan petani produsen.

4. HARGA YANG DIBAYAR PETANI

Adalah rata-rata harga eceran barang / jasa yang dikonsumsi atau dibeli petani, baik untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sendiri maupun untuk keperluan biaya produksi pertanian. Data harga barang untuk keperluan produksi pertanian dikumpulkan dari wawancara langsung dengan petani, sedangkan harga barang / jasa untuk keperluan konsumsi rumahtangga petani dicatat dari hasil wawancara langsung dengan pedagang atau penjual jasa di pasar terpilih.

5. PASAR

Adalah tempat terjadi transaksi antara penjual dan pembeli atau tempat yang biasanya terdapat penawaran dan permintaan. Pada kecamatan yang sudah terpilih sebagai sampel, pasar yang dicatat haruslah pasar yang cukup mewakili dengan syarat antara lain :

Paling besar di kecamatan tersebut

a. Kebanyakan masyarakat berbelanja disana, khususnya masyarakat petani. b. Terdapat beraneka ragam barang yang diperjual-belikan.

c. Harus dapat dijamin kelangsungan (kontinuitas) pencatatan harga di pasar tersebut. d. Pasar tersebut terletak di desa perdesaan ( rural ).

Pedagang yang berusaha baik didalam pasar maupun disekitar pasar terpilih, dengan kriteria :

a. Merupakan pedagang eceran

b. Mempunyai persediaan barang yang cukup c. Menjual beraneka ragam barang

d. Merupakan “Price Leader”

(18)

6. HARGA ECERAN PERDESAAN

adalah harga transaksi antara penjual dan pembeli secara eceran di pasar setempat untuk tiap jenis barang yang dibeli dengan tujuan untuk dikonsumsi sendiri dan bukan untuk dijual kepada pihak lain. Harga yang dicatat adalah harga modus ( yang terbanyak muncul ) atau harga rata-rata biasa dari beberapa pedagang / penjual yang memberikan datanya.

7. HARGA RATA-RATA

adalah harga yang bila dikalikan dengan volume penjualan petani akan mencerminkan uang yang diterima oleh petani-petani tersebut. Harga rata-rata yang dikumpulkan adalah harga dengan sistem penjualan umum atau harga tebasan (jual dipohon). Sedang harga dengan sistem ijon (bayar duluan) tidak dicatat dalam survei ini.

(19)
(20)

BAB III

METODOLOGI

1. DAFTAR PERTANYAAN / KUESIONER

Pengumpulan data harga dilakukan melalui wawancara langsung kepada petani atau pedagang / penjual jasa dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner, yang terdiri dari daftar HKD-1, HKD-2.1, HKD-2.2 untuk daftar konsumsi perdesaan dan HD-1, HD-2, HD-3, HD-4, HD-5.1, HD-5.2 untuk daftar produksi perdesaan.

DAFTAR HKD-1

Daftar HKD-1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang / jasa kelompok makanan untuk keperluan konsumsi rumahtangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasaran yang terdekat dengan tanggal pencacahan 15.

DAFTAR HKD-2.1

Daftar HKD-2.1 digunakan untuk mencatat harga eceran barang / jasa kelompok konstruksi, jasa dan transportasi untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasaran yang terdekat dengan tanggal pencacahan 15

DAFTAR HKD-2.2

Daftar HKD-2.2 digunakan untuk mencatat harga eceran barang / jasa kelompok aneka perlengkapan rumah tangga dan lainnya untuk keperluan konsumsi rumahtangga petani. Pencatatan harga dilakukan setiap bulan pada hari pasaran yang terdekat dengan tanggal pencacahan 15

(21)

DAFTAR HD-1

Daftar HD-1 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang / jasa untuk keperluan produksi pertanian tanaman padi palawija. Pencatatan harga dilakukan pada kecamatan terpilih dengan menanyakan harga transaksi antara tanggal 1 sampai tanggal 15 di bulan bersangkutan.

DAFTAR HD-2

Daftar HD-2 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang / jasa untuk keperluan produksi pertanian tanaman hortikultura. Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1 DAFTAR HD-3

Daftar HD-3 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang / jasa untuk keperluan produksi tanaman perkebunan rakyat. Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1 DAFTAR HD-4

Daftar HD-4 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang / jasa untuk keperluan produksi peternakan. Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1

DAFTAR HD-5.1

Daftar HD-5.1 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang / jasa untuk keperluan produksi perikanan ( penangkapan ikan ). Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1

(22)

DAFTAR HD-5.2

Daftar HD-5.2 digunakan untuk mencatat harga produsen yang dihasilkan petani dan harga eceran barang / jasa untuk keperluan produksi perikanan (budidaya ikan). Pencatatan harganya sama dengan pelaksanaan pencatatan harga untuk Daftar HD-1

2. PEMILIHAN KECAMATAN

Kecamatan terpilih di dalam pencacahan statistik harga produsen didasarkan pada rancangan sampling dua tahap, yaitu :

TAHAP PERTAMA

Dari setiap provinsi secara purposive proportional to size dipilih sejumlah kabupaten yang merupakan daerah sentra produksi pertanian, kecuali provinsi di Jawa ( selain DKI Jakarta ) seluruh kabupaten

TAHAP KEDUA

Dari setiap kabupaten terpilih dipilih sejumlah kecamatan yang merupakan daerah sentra produksi pertanian sesuai dengan daftar kecamatan yang telah ditentukan oleh masing-masing provinsi. Kecamatan yang terpilih di Kabupaten Banjarnegara adalah ; Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Banjarnegara, Pagedongan, Madukara, Banjarmangu, Rakit, Punggelan, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Wanayasa, Pandanarum, Kalibening.

3. PEMILIHAN PETANI

Responden ( Petani ) yang dipilih selain dari kecamatan terpilih juga harus berada di desa perdesaan ( rural ). Responden tersebut sebaiknya yang banyak menjual bermacam produksi hasil pertanian, atau dengan kata lain memilih responden petani yang mengusahakan bermacam jenis tanaman. Begitu pula untuk pedagang di pasar.

(23)

4. PEMILIHAN PASAR

Pemilihan pasar dilakukan secara purposif terhadap pasar di kecamatan rural terpilih yang memenuhi kriteria :

Paling besar di kecamatan terpilih

Beraneka ragam barang yang diperdagangkan Banyak masyarakat berbelanja di pasar tersebut Kelangsungan pencatatan data harga terjamin Terletak di desa perdesaan ( rural )

Pasar Kecamatan yang terpilih adalah ; Punggelan, Madukara, Banjarmangu, Wanayasa, Pagentan.

5. FORMULA PENGHITUNGAN It – Ib

Formula atau rumus yang digunakan pada penghitungan It dan Ib adalah formula Indeks Laspeyres yang dikembangkan ( Modified Laspeyres Indices ),

dimana,

It = Indeks harga bulan ke t baik IT maupun IB Pti = Harga bulan ke t untuk jenis barang ke i P(t-1)i = Harga bulan ke (t-1) untuk jenis barang ke i Pti

──── = Relatif harga bulan ke t dibanding ke (t-1) untuk jenis barang kei P(t-1)i

Poi = Harga pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i Qoi = Kuantitas pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i

m = Banyak jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas

100

1 0 0 1 ) 1 ( ) 1 (

x

Q

P

i

Q

P

P

P

I

m i i i m i o i t i t ti t

    

(24)

Pertimbangan dan asumsi yang mendasari penggunaan formula di atas adalah:

Trend harga tidak dipengaruhi oleh perbedaan kualitas atau spesifikasi komoditas. Perbedaan harga komoditas antar kabupaten tidak berpengaruh.

Dapat dilakukan penggantian spesifikasi atau penggantian kualitas jenis barang.

6. FORMULA PENGHITUNGAN NTP

I

x

100

I

NTP

B T

Keterangan :

NTP = Nilai Tukar Petani

It = Indeks Harga Yang Diterima Petani

(25)
(26)

BAB IV

DIAGRAM TIMBANG

Penghitungan Indeks Laspeyres yang dikembangkan dalam menghasilkan Nilai Tukar Petani ( NTP ) memerlukan diagram timbang. Ada dua indeks yang digunakan untuk menghasilkan NTP, yaitu Indeks Harga Yang Diterima Petani ( It ) dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani ( Ib ).

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI ( It )

Penimbang yang digunakan untuk It adalah nilai produksi yang dijual petani dari setiap jenis barang hasil pertanian. Sebagai data pokok untuk penghitungan diagram timbangan ini diperlukan tiga macam data yaitu kuantitas produksi, harga produsen dan persentase barang yang dijual ( marked surplus ).

1) Kuantitas Produksi Tiap Jenis Tanaman

Data kuantitas produksi untuk sektor tanaman bahan makanan dan tanaman perkebunan rakyat diperoleh dari Seksi Statistik Produksi BPS Kabupaten Banjarnegara.

2) Harga Produsen

Data harga produsen tahun dasar 2007 diperoleh dari hasil pencacahan daftar HP-2.1

sampai dengan HP-2.6 3) Persentase marketed Surplus

Persentase Marketed Surplus adalah perbandingan antara nilai produksi yang dijual petani dengan nilai produksinya untuk setiap jenis tanaman pertanian.

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI ( Ib )

Penimbang setiap jenis barang yang tercakup dalam pengeluaran konsumsi rumahtangga, biaya produksi dan penambahan barang modal adalah nilai setiap jenis barang yang dibeli petani dan ini berarti tidak termasuk nilai barang yang diproduksi sendiri.

(27)

1) Kelompok Konsumsi Rumah Tangga

Sumber data diperoleh dari hasil Survei Penggantian Tahun Dasar (SPTD) 2006/2007, yang meliputi rumah tangga petani padi dan palawija, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Data konsumsi rumah tangga (KRT) juga dilengkapi dari hasil pengolahan SUSENAS 2005 untuk konsumsi rumah tangga daerah pedesaan. Data tersebut disesuaikan ke kondisi tahun 2007 dengan mempertimbangkan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) pedesaan yang sudah ada.

Karena penimbang yang diinginkan adalah nilai konsumsi total seluruh rumah tangga petani per sub sektor selama setahun, maka nilai konsumsi yang didapat dari hasil SPTD ini harus dikalikan dengan jumlah petani atau rumah tangga masing-masing sub sektor dalam periode waktu setahun. Data jumlah petani atau rumah tangga per sub sektor diperoleh dari Survei Pertanian (ST).

Untuk kelompok makanan, karena data SPTD khusus kelompok makanan dalam mingguan, maka harus dikalikan dengan jumlah minggu dalam setahun, yakni 52,14 minggu, sementara untuk kelompok bukan makanan datanya bulanan, maka dikalikan dua belas.

2) Kelompok Biaya Produksi Dan Penambahan Barang Modal a. Sub Kelompok Biaya Produksi, Upah dan lainnya

Penimbang untuk kelompok ini adalah pengeluaran ongkos-ongkos / biaya yang dibeli petani ( tidak termasuk ongkos produksi yang berasal dari produksi sendiri ). Data tersebut diperoleh dari hasil pengolahan SPTD 2006/2007 dan Sensus Pertanian 2003/2004 dengan mempertimbangkan juga hasil Survei Struktur Ongkos Usaha Tani. Data biaya produksi tersebut disesuaikan lebih dahulu ke kondisi tahun 2007.

b. Kelompok Penambahan Barang Modal

Jenis barang yang tercakup pada kelompok ini adalah barang yang penggunaannya tahan lama ( durable goods ) seperti cangkul, bajak dan lainnya juga diperoleh dari pengolahan SPTD 2006/2007 dan Sensus Pertanian 2003/2004 setelah disesuaikan ke kondisi tahun 2007.

(28)
(29)

BAB V

KLASIFIKASI INDEKS

Nilai Tukar Petani ( NTP ) disusun dari komponen Indeks Harga yang Diterima Petani dan Indeks Harga Yang Dibayar Petani yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI ( It ) TERDIRI DARI :

1) Indeks Sub Sektor Padi Palawija a. Indeks Kelompok Padi b. Indeks Kelompok Palawija 2) Indeks Sub Sektor Hortikultura

a. Indeks Kelompok Sayur-sayuran b. Indeks Kelompok Buah-Buahan

3) Indeks Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat 4) Indeks Sub Sektor Tanaman Peternakan

a. Indeks Kelompok Ternak Besar b. Indeks Kelompok Ternak Kecil c. Indeks Kelompok Unggas d. Indeks Kelompok Hasil Ternak 5) Indeks Sub Sektor Perikanan

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI ( Ib ) TERDIRI DARI :

1) Indeks Konsumsi Rumah Tangga ( IKRT ) a. Indeks Kelompok Bahan Makanan b. Indeks Kelompok Makanan Jadi c. Indeks Kelompok Perumahan d. Indeks Kelompok Sandang

(30)

e. Indeks Kelompok Kesehatan

f. Indeks Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga g. Indeks Kelompok Transportasi & Komunikasi

2) Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal ( BPPBM) a. Indeks Kelompok Bibit

b. Indeks Kelompok Pupuk Dan Obat-obatan c. Indeks Kelompok Transportasi

d. Indeks Kelompok Sewa Lahan, Pajak dan Lainnya e. Indeks Kelompok Penambahan Barang Modal f. Indeks Kelompok Upah Buruh

(31)
(32)

BAB VI

PEMBAHASAN

1. NILAI TUKAR PETANI ( NTP )

Indeks Nilai Tukar Petani ( NTP ) seringkali dikaitkan dengan kondisi ekonomi petani. Angka indeks ini bahkan telah menjadi salah satu indikator proksi yang diunggulkan untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani oleh berbagai pihak. Nilai Tukar Petani ( NTP ) yang diperoleh dari hasil perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menggambarkan nilai tukar ( term of trade ) dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga petani dan biaya produksi serta pembentukan barang modal. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin tinggi kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.

Perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian khususnya kesejahteraan petaninya, terus dilaksanakan dan dievaluasi disesuaikan dengan kondisi dan keadaan yang sedang terjadi. Nilai Tukar Petani ( NTP ) sebagai indikator tingkat kesejahteraan petani, terus dipantau sebagai salah satu patokan untuk melihat gambaran tingkat pemenuhan kebutuhan petani yang dapat dipenuhi dari banyaknya produksi pertanian.

Pemantauan Nilai Tukar Petani ( NTP ) di Kabupaten Banjarnegara dilakukan bulanan, yaitu bulan Januari s.d. Desember 2013. Pada Grafik 1 terlihat bahwa pada tahun 2013, NTP Kabupaten Banjarnegara diawali pada posisi indeks 104,47 pada bulan Januari dan ditutup pada posisi indeks 104,63 pada bulan Desember. NTP tertinggi terjadi pada bulan November yaitu sebesar 108,33 yang berarti petani mengalami surplus sebesar 8,33 persen, atau yang diterima petani dari hasil produk pertaniannya lebih besar dibandingkan dengan yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga ataupun biaya produksi dan penambahan barang modalnya.

(33)

Grafik 1. Perkembangan NTP Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Pada Tabel 1 terlihat bila dibanding tahun 2012, terjadi kenaikan sebesar 3.55 persen terhadap NTP Januari 2013 dengan posisi NTP terakhir bulan Desember 2012 sebesar 103,78. Selanjutnta kenaikan NTP tertinggi terjadi pada bulan Nopember 2013, dimana NTP Kabupaten Banjarnegara mengalami kenaikan 4,46 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada bulan Pebruari 2013, dimana terjadi penurunan sebesar 5,44 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Tabel 1. Perubahan NTP Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Bulan NTP Bulan Sebelumnya (%) Perubahan terhadap

Januari 107,47 3,55 Februari 101,63 -5,44 Maret 98,82 -2,76 April 99,18 0,37 Mei 96,59 -2,61 Juni 98,31 1,78 Juli 99,09 0,80 Agustus 102,11 3,04 September 102,68 0,56 Oktober 103,70 1,00 Nopember 108,33 4,46 Desember 104,63 -3,42

(34)

Secara posisi indeks, sejak Januari s.d. Desember 2013 posisi NTP Kabupaten Banjarnegara berfluktuasi , pada Januari- Pebruari dan Agustus- Desember 2013 telah berada pada posisi di atas angka 100. Hal ini mengindikasikan bahwa secara statistik, telah terjadi surplus dari hasil produksi yang diterima petani yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan petani, baik untuk kebutuhan rumah tangga petani maupun untuk biaya produksi pertaniannya. Namun demikian pada bulan Maret – Juli 2013, indeks berada di bawah angka 100, hal ini berarti petani mengalami defisit, kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari pengeluarannya. Fenomena di atas disebabkan oleh NTP khusus sub sektor tanaman pangan indeks berada di bawah 100 , hal ini terjadi karena faktor musiman yaitu karena panen raya, produksi berlimpah, sehingga harga menurun dan faktor iklim / cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan hasil produksi juga berfluktuatif.

Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada bulan Nopember 2013, dimana terjadi kenaikan NTP sebesar 4.46 persen dari posisi 103,70 menjadi 108,33, dan penurunan NTP terbesar terjadi pada bulan Pebruari 2013, dimana terjadi penurunan sebesar 5.55 persen yang merubah posisi NTP menjadi 101,63 persen pada bulan Pebruari dari posisi 107,47 pada bulan Januari 2013.

2. INDEKS YANG DITERIMA PETANI ( It )

Indeks harga yang diterima petani ( It ) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani. Diawali dari posisi It 187,65 pada bulan Januari 2013, It Kabupaten Banjarnegara berfluktuasi naik-turun tiap bulannya mulai Pebruari s.d bulan Mei , karena kondisi cuaca / iklim yang tidak menentu, dan faktor musiman yaitu terjadi panen raya menyebabkan fluktuasi harga komoditas menjadi tidak stabil , sehingga harga yang diterima petani cenderung menurun , khususnya komoditas di sektor tanaman pangan. Namun demikian pada bulan Juni s.d Desember Indeks Harga yang diterima petani ( It ) mengalami kenaikan, akibat dari fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan oleh petani cenderung naik , sehingga harga yang diterima petanipun naik.

(35)

Grafik 2. Perkembangan Indeks yang Diterima Petani (It) Kab. Banjarnegara Bulan Januari – Desember 2013

Sampai pada akhir bulan tahun 2013 yaitu pada bulan Desember 2013, It Kabupaten Banjarnegara berada pada posisi 196 ,44. Posisi It tertinggi terjadi pada bulan Nopember 2013 yaitu pada posisi 203,07 dan posisi terendah berada pada posisi 173,13 yang terjadi pada bulan Mei 2013.

3. INDEKS YANG DIBAYAR PETANI ( Ib ) Dari Indeks harga yang dibayar petani ( Ib ) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa

yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Ib terdiri dari 2 ( dua ) kelompok yaitu kelompok Indeks Konsumsi Rumah Tangga ( IKRT ) dan kelompok Biaya Produksi dan Pembentukan Barang Modal (BPPBM). Kelompok IKRT dibagi menjadi 7 (tujuh) kelompok pengeluaran, yang terdiri dari bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, rekreasi dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi. Perubahan Indeks Harga Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi / deflasi di wilayah perdesaan. Sedangkan kelompok

(36)

BPPBM terdiri dari bibit, obat-obatan dan pupuk, sewa lahan, pajak dan lainnya, transportasi, penambahan barang modal serta upah buruh tani.

Pada Tahun 2013, Ib Kabupaten Banjarnegara pada bulan Januari 2013 dibuka pada posisi 174,61 dan pada bulan Desember 2013 mencapai posisi 187,74, seperti terlihat di Tabel 2. Posisi Ib tertinggi terjadi pada bulan September 2013 dan posisi terendah terjadi pada bulan Januari 2013. Dan dapat disimpulkan bahwa pada bulan Januari s.d. Mei terjadi fluktuasi Ib. Hal ini menandakan bahwa fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar pada masyarakat rmengalami pola yang naik dan turun sebagai akibat fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian cenderung mengalami penurunan dan peningkatan harga. Kemudian Juni s.d September mengalami kenaikan, karena faktor musiman dan kebijakan pemerintah yang menaikkan bbm, mengakibatkan harga barang dan jasa naik, tetapi bulan Oktober s.d Desember cenderung harga barang dan jasa stabil.

Tabel 2. Perkembangan Indeks yang Dibayar Petani (Ib) Kab. Banjarnegara 2013

Bulan Ib Bulan Sebelumnya (%) Perubahan Terhadap

Januari 174,61 4,85 Februari 179,60 2,86 Maret 185,53 3,30 April 178,88 -3,59 Mei 179,24 0,20 Juni 180,69 0,81 Juli 189,54 4,90 Agustus 189,73 0,10 September 189,85 0,06 Oktober 187,26 -1,36 Nopember 187,45 0,10 Desember 187,74 0,15

(37)

4. NILAI TUKAR PETANI ( NTP ) PER SUB SEKTOR Sub sektor pertanian penyusun NTP meliputi sub sektor Tanaman Pangan, Hortikultura,

Tanaman Perkebunan Rakyat ( TPR ) , Peternakan dan Perikanan.

Tabel 3.Perkembangan NTP Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Bulan Tanaman Pangan Hortikultura TPR Peternakan Perikanan Umum

Januari 107,98 105,06 101,65 118,51 125,97 107,47 Februari 101,87 101,83 93,99 116,66 119,95 101,63 Maret 97,04 103,12 97,06 115,37 119,90 98,82 April 94,71 111,39 102,34 119,13 123,80 99,18 Mei 91,39 114,10 97,15 118,94 123,75 96,59 Juni 92,10 122,04 100,09 117,57 117,04 98,31 Juli 91,85 122,37 107,61 115,86 116,96 99,09 Agustus 93,86 136,54 105,24 119,49 115,04 102,11 September 95,04 136,54 103,18 119,03 114,51 102,68 Oktober 97,22 130,79 103,73 122,30 120,32 103,70 Nopember 103,20 126,07 113,10 123,84 118,69 108,33 Desember 102,04 106,73 111,68 127,92 115,81 104,63

Dilihat dari sub sektor penyusun NTP, sepanjang Tahun 2013, semua sub sektor berada pada posisi di atas angka 100. Hal ini menunjukkan bahwa sepanjang Tahun 2013, petani di Kabupaten Banjarnegara mengalami surplus, artinya dari hasil pertanian yang diterima petani bisa mencukupi kebutuhan rumah tangga petani dan kebutuhan untuk modal usaha pertanian.

Dari Tabel 3. Terlihat bahwa sub sektor peternakan mempunyai NTP yang paling tinggi sebesar 127,92 , disusul oleh sub sektor perikanan sebesar 115,81, kemudian sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat ( TPR ) sebesar 111,68 , sub sektor hortikultura 106,73 dan sub sektor tanaman pangan sebesar 102,04 dan pada akhir tahun 2013 NTP secara umum adalah 104,63. Apabila kita cermati di Tabel.7 dari Januari s.d Desember 2013 Indeks Yang Diterima Petani ( It ) di sub sektor peternakan lebih besar dari Indeks Yang Dibayar Petani ( Ib ), karena faktor kenaikan harga dari ternak besar dan kecil.

(38)

a. Sub Sektor Tanaman Pangan ( NTPP )

Yang dipantau pada sub sektor tanaman pangan meliputi harga komoditi yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor tanaman pangan meliputi komoditas padi dan palawija , yang terdiri dari gabah, jagung, kacang-kacangan ( kacang hijau, kacang tanah, kedelai ), ketela pohon dan ubi jalar.

Tabel 4. Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Rincian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Septem-ber Oktober Novem-ber Desem-ber Indeks Diterima Petani (it) 192,83 186,86 184,33 173,29 167,55 170,04 178,19 182,41 183,88 185,50 196,90 194,90 Padi 181,95 175,11 171,41 158,96 152,09 153,83 164,56 169,23 169,60 171,16 184,47 182,14 Palawija 218,11 214,18 214,39 206,59 203,49 207,72 209,89 213,06 217,08 218,84 225,80 224,57 Indeks Dibayar Petani (ib) 178,57 183,42 189,96 182,96 183,34 184,63 194,01 194,35 193,48 190,80 190,80 191,00 Konsumsi Rumah Tangga 171,62 177,76 184,34 175,47 175,65 177,25 185,90 186,32 186,33 182,79 182,40 182,62 Bahan Makanan 200,30 213,16 226,64 207,64 206,81 208,58 222,56 222,13 222,14 213,25 211,70 210,96 Makanan Jadi 131,57 131,57 131,57 131,57 131,57 131,57 132,56 132,56 132,56 134,98 136,67 136,67 Perumahan 172,22 172,81 174,39 174,11 174,29 175,95 177,16 177,28 177,28 178,59 178,62 181,97 Sandang 129,34 130,01 130,63 130,63 131,01 131,08 137,37 137,37 137,37 137,37 137,37 137,83 Kesehatan 157,21 158,03 159,56 159,56 159,56 170,95 171,34 172,11 172,11 171,15 171,15 171,15 Pendidikan, Rekreasi

& olah raga 161,25 161,25 161,25 161,25 162,36 162,36 162,92 162,92 162,92 162,92 162,92 162,92 Transportasi &

Komunikasi 141,00 140,95 140,85 140,79 148,79 148,89 171,81 181,43 181,43 181,60 181,74 183,38

BPPBM 203,56 203,79 210,18 209,88 211,00 211,16 223,12 223,20 219,17 219,58 220,98 221,09

Bibit 149,93 149,11 149,93 148,59 149,72 152,01 153,24 153,66 157,09 157,09 170,31 170,72

Obat-obatan & Pupuk 153,27 154,01 152,42 152,42 156,49 156,79 159,08 158,78 158,78 158,96 159,40 159,30 Sewa lahan, Pajak &

Lainnya 267,64 268,38 271,30 271,30 271,30 271,30 271,30 271,30 271,30 271,30 275,21 275,21

Transportasi 123,94 123,94 125,60 125,60 125,60 123,10 158,55 161,77 170,10 170,10 170,10 172,88 Penambahan Barang

Modal 215,93 216,67 216,41 213,89 213,89 213,89 214,37 214,37 164,92 165,04 165,15 165,15

Upah Buruh Tani 235,85 235,85 249,49 249,58 249,58 249,58 270,14 270,14 270,14 270,88 270,88 270,88

(39)

Grafik 3.Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Pada Tabel 4 dan Grafik 3 terlihat bahwa selama Tahun 2013, NTP sub sektor tanaman pangan ( NTPP ) dari bulan Januari s.d Desember berfluktuasi naik turun. Dimana angka NTPP bulan Maret s.d. Oktober berada dibawah 100 . Penurunan terjadi pada bulan Pebruari s.d Mei kemudian berangsur-angsur naik dari bulan Juni s.d Desember .Artinya petani sub sektor tanaman pangan pada kisaran Maret s.d. Oktober dalam kondisi defisit. Posisi NTP sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan yang cukup tinggi pada bulan Mei dengan nilai 91,39, karena pada saat itu stok hasil tanaman pangan melimpah sehingga harga padi / gabah turun, disamping itu faktor cuaca / iklim yang berfluktuasi menyebabkan hasil produksi tanaman pangan juga tidak bagus.

Posisi NTP sub sektor tanaman pangan terendah terjadi pada bulan Mei 2013, yaitu sebesar 91,39 dan posisi NTP tertinggi terjadi pada posisi 107,98 yang terjadi pada bulan Januari 2013.

(40)

Jika dilihat Indeks yang diterima petani ( It ) Tahun 2013, posisi Indeks yang diterima petani pada bulan Januari 2013 dibuka pada posisi 192,83 dan ditutup pada bulan

.Desember dengan posisi 194,90. Sedangkan Indeks yang dibayar petani ( Ib ) sebesar 178,57 pada bulan Januari 2013 dan ditutup pada posisi 191.00 di bulan Desember, seperti terlihat di Tabel 4. Dan Grafik 4 di bawah ini.

Grafik 4 .Perkembangan Ib dan It Sub Sektor Tanaman Pangan Kab. Banjarnegara Tahun 2013

b. Sub Sektor Hortikultura ( NTPH )

Yang dipantau pada sub sektor hortikultura meliputi harga komoditi yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani.

Komoditas yang dipantau dalam sub sektor hortikultura meliputi komoditas sayuran (kentang, kobis, wortel, cabe, bawang merah, bawang putih, daun bawang, dan lain-lain) dan buah-buahan (salak, durian, pisang, dan lain-lain-lain).

(41)

Dari Tabel 5 terlihat bahwa, NTP Sub sektor Hortikutura (NTPH) 2013 dari bulan Januari sampai dengan Desember telah melampaui angka 100, artinya petani sub sektor hortikultura telah mengalami surplus dari usaha pertaniannya. Posisi NTPH tertinggi terjadi di bulan Agustus dan September dengan posisi 136,54, terlihat bahwa Indeks yang diterima petani dari komoditas sayur-sayuran nilainya lebih tinggi dibanding komoditas buah-buahan , sementara Indeks yang dibayar petani lebih rendah dari It , sehingga NTPH nilainya diatas 100.

Tabel 5.Perkembangan NTP Sub Sektor Hortikultura Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Rincian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Septem-ber Oktober Novem-ber Desem-ber Indeks Diterima Petani (it) 177,08 176,34 184,00 191,33 196,14 212,52 222,74 249,40 249,40 235,82 227,07 192,74 Sayuran 183,94 188,83 196,60 197,74 212,71 230,98 246,71 244,73 244,73 217,63 217,08 196,37 Buah-buahan 171,37 165,94 173,52 185,99 182,36 197,16 202,80 253,29 253,29 250,96 235,37 189,72 Indeks Dibayar Petani (ib) 168,54 173,17 178,43 171,77 171,90 174,13 182,02 182,65 182,66 180,31 180,11 180,58 Konsumsi Rumah Tangga 171,83 177,98 184,55 175,70 175,87 177,48 186,16 186,58 186,58 183,06 182,67 182,89 Bahan Makanan 200,25 213,11 226,56 207,62 206,79 208,55 222,50 222,06 222,07 213,23 211,67 210,93 Makanan Jadi 131,57 131,57 131,57 131,57 131,57 131,57 132,56 132,56 132,56 134,98 136,67 136,67 Perumahan 172,22 172,82 174,39 174,11 174,30 175,95 177,16 177,29 177,29 178,60 178,63 181,97 Sandang 129,35 130,01 130,63 130,63 131,01 131,08 137,37 137,37 137,37 137,37 137,37 137,83 Kesehatan 157,54 158,36 159,89 159,89 159,89 171,29 171,67 172,44 172,44 171,48 171,48 171,48 Pendidikan, Rekreasi

& olah raga 161,24 161,24 161,24 161,24 162,36 162,36 162,91 162,91 162,91 162,91 162,91 162,91 Transportasi &

Komunikasi 143,88 143,83 143,73 143,68 151,67 151,77 175,48 185,09 185,09 185,26 185,40 187,04

BPPBM 158,55 158,55 159,82 159,82 159,82 163,98 169,43 170,74 170,74 171,93 172,34 173,57

Bibit 149,93 266,35 266,35 266,35 266,35 272,02 272,10 272,47 272,47 273,23 273,23 273,23

Obat-obatan & Pupuk 153,27 135,12 134,72 134,72 134,72 132,00 134,24 134,24 134,24 135,74 135,91 135,91 Sewa lahan, Pajak &

Lainnya 267,64 158,99 162,28 162,28 162,28 162,28 162,28 162,28 162,28 162,28 166,68 166,68

Transportasi 123,94 140,13 143,09 143,09 143,09 143,18 164,76 170,68 170,68 170,68 170,68 176,60 Penambahan Barang

Modal 215,93 124,00 127,93 127,93 127,93 129,07 131,68 132,02 132,02 132,02 132,02 132,02

Upah Buruh Tani 235,85 183,34 183,34 183,34 183,34 203,27 203,27 203,27 203,27 206,57 206,57 206,57

(42)

Grafik 5 .Perkembangan NTP Sub Sektor Hortikultura Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Bila diamati angka NTP subsektor hortikultura terutama diakhir tahun 2012 cenderung mengalami penurunan, ini disebabkan oleh turunnya harga buah-buahan terutama salak dan sayuran pada umumnya di akhir tahun.

Sedangkan posisi NTPH terendah terjadi pada bulan Desember 2012, yaitu sebesar 100,47. Hal ini terlihat bahwa di Indeks yang diterima petani ( It ) khususnya komoditas buah-buahan cenderung mengalami penurunan tetapi dari komoditas sayuran mengalami kenaikan. Sedangkan Indeks yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangganya dan biaya produksinya masih lebih rendah dari It, sehingga NTPH nilainya masih di atas 100, petani masih surplus sebesar 0.47.

(43)

Grafik 6.Fluktuasi Perubahan NTP Sub Sektor Hortikultura Kab. Banjarnegara Tahun 2013

c. Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat ( NTPPr )

Yang dipantau pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat meliputi harga komoditi yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani.

Komoditas yang dipantau dalam sub sektor tanaman perkebunan rakyat meliputi komoditas tanaman perkebunan rakyat itu sendiri ( yang terdiri dari kelapa, kopi, teh, cengkeh, kapulaga) serta hasil tanaman perkebunan rakyat ( yang meliputi gula merah ).

Selama Tahun 2013 Nilai NTP Sub Sektor Tanaman Perkebunan Rakyat ( NTP- Pr ) terjadi fluktuasi kenaikan dan penurunan dengan pola yang sama selama tiga periode seperti terlihat pada Grafik 7. Dari bulan Januari 2013, NTP- Pr berada pada posisi 101,65 dan ditutup pada bulan Desember pada posisi 111,68 seperti terlihat pada Tabel 6.

(44)

Tabel 6.Perkembangan NTP Sub Sektor TPR Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Rincian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Septem-ber Oktober Novem-ber Desem-ber Indeks Diterima Petani (it) 168,30 159,70 169,02 172,33 164,14 170,95 191,08 185,56 186,98 185,21 203,88 201,83 Tanaman Perkebunan Rakyat 168,30 159,70 169,02 172,33 164,14 170,95 191,08 185,56 186,98 185,21 203,88 201,83 Indeks Dibayar Petani (ib) 165,56 169,92 174,14 168,38 168,96 170,80 177,57 176,33 181,22 178,56 180,27 180,72 Konsumsi Rumah Tangga 170,84 176,40 181,76 173,96 174,43 176,51 184,89 185,42 185,42 182,29 182,50 182,60 Bahan Makanan 199,56 210,50 220,83 205,15 204,82 207,38 219,71 219,28 219,28 212,07 211,90 211,36 Makanan Jadi 126,56 126,56 126,56 126,56 126,56 126,56 127,48 127,48 127,48 129,58 131,17 131,17 Perumahan 162,62 163,34 164,46 164,16 164,37 166,27 167,37 167,56 167,56 168,56 168,58 170,69 Sandang 128,59 129,33 129,90 129,90 130,12 130,04 136,85 136,85 136,85 136,85 136,85 137,12 Kesehatan 158,60 159,03 160,77 160,77 160,77 172,60 173,03 173,90 173,90 172,80 172,80 172,80 Pendidikan, Rekreasi

& olah raga 163,31 163,31 163,31 163,31 164,08 164,08 164,47 164,47 164,47 164,47 164,47 164,47 Transportasi &

Komunikasi 145,26 145,21 145,12 145,06 154,14 154,23 177,83 188,74 188,74 188,90 189,05 190,89

BPPBM 149,47 150,17 150,93 151,37 152,27 153,38 155,26 148,62 168,42 167,17 173,49 174,99

Bibit 238,10 238,10 253,29 253,29 253,29 253,29 253,29 56,23 253,29 253,29 253,29 253,29

Obat-obatan & Pupuk 157,41 159,97 159,97 159,97 160,65 160,04 163,23 163,23 168,29 163,39 183,71 188,65 Sewa lahan, Pajak &

Lainnya 180,31 180,31 180,31 180,31 180,31 180,31 180,31 180,31 180,31 180,76 180,76 180,76

Transportasi 173,26 173,26 173,25 173,30 173,53 173,59 186,01 186,46 188,87 189,53 200,99 203,07 Penambahan Barang

Modal 134,30 134,30 134,30 137,23 134,30 133,02 134,62 134,62 134,88 134,88 134,88 134,93

Upah Buruh Tani 116,34 116,34 116,34 116,34 119,98 124,65 124,65 134,72 161,54 161,54 161,54 161,54

(45)

Grafik 7. Fluktuasi Perubahan NTP Sub Sektor TPR Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Jika dilihat dari fluktuasinya, NTP-Pr mengalami kenaikan dan penurunan dengan pola yang sama selama 3 periode. Bulan Pebruari 2013 mengalami penurunan indeks sebesar 7.54 kemudian indeks berangsur naik pada bulan Maret sebesar 3,7 dan April sebesar 5,45 kemudian penurunan Indeks terjadi pada bulan Mei sebesar 5.08. Mengalami fluktuasi naik pada bulan Juni sebesar 3,03 dan bulan Juli sebesar 7,51. Kembali pada bulan Agustus indeks mengalami penurunan lagi sebesar 2,20, kemudian naik sedikit pada bulan September sebesar 1,98, selanjutnya indeks mengalami kenaikn yang paling tinggi pada bulan November sebesar 9,03 dan pada akhir tahun menurun sebesar 1,25.

d. Sub Sektor Tanaman Peternakan ( NTP- T )

Yang dipantau pada sub sektor peternakan meliputi harga komodoti yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor peternakan meliputi komoditas ternak besar ( yang meliputi sapi dan kerbau ), ternak kecil ( kambing ) , unggas ( ayam buras / kampung , ayam ras daging, itik ), dan hasil-hasil peternakan ( telur ) .

(46)

Tabel 7.Perkembangan NTP Sub Sektor Peternakan Kab. Banjarnegara Tahun 2013

Rincian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Septem-ber Oktober Novem-ber Desem-ber Indeks Diterima Petani (it) 227,97 231,78 233,92 234,51 235,20 234,65 238,92 248,24 246,86 250,82 253,91 262,45 Ternak Besar 226,99 232,97 232,97 232,97 234,23 234,23 236,11 240,21 233,91 240,84 240,52 244,61 Ternak Kecil 323,94 327,46 338,03 338,03 338,03 338,03 338,03 366,20 440,14 459,86 482,39 511,27 Unggas 133,08 135,32 135,32 135,84 135,84 135,84 145,32 157,33 103,64 92,61 90,08 97,65 Hasil Ternak 244,23 244,29 245,90 248,84 249,57 246,23 255,21 255,21 250,58 247,90 246,29 246,29 Indeks Dibayar Petani (ib) 192,37 198,68 202,76 196,86 197,74 199,59 206,22 207,75 207,39 205,08 205,03 205,17 Konsumsi Rumah Tangga 172,62 178,78 184,48 175,42 175,41 177,42 185,84 186,07 186,06 182,35 205,03 182,31 Bahan Makanan 201,56 213,78 224,93 206,33 205,52 208,03 221,34 220,94 220,93 212,08 211,04 210,39 Makanan Jadi 138,06 138,06 138,06 138,06 138,06 138,06 139,03 139,03 139,03 141,00 142,87 142,87 Perumahan 165,26 166,31 167,75 167,45 167,62 169,77 171,13 171,24 171,24 173,18 173,23 175,84 Sandang 131,63 132,57 133,14 133,14 133,45 133,15 137,40 137,40 137,40 137,40 137,40 137,78 Kesehatan 156,75 157,33 158,96 158,96 158,96 170,22 170,62 171,43 171,43 170,39 170,39 170,39 Pendidikan, Rekreasi

& olah raga 157,69 157,69 157,69 157,69 159,15 159,15 159,88 159,88 159,88 159,88 159,88 159,88 Transportasi &

Komunikasi 129,43 129,33 129,13 129,05 134,31 134,51 156,05 162,39 162,39 162,71 162,88 163,97

BPPBM 235,92 242,59 243,08 244,16 247,01 248,49 251,16 255,59 254,43 255,22 255,39 255,59

Bibit 134,50 136,50 136,50 137,50 139,50 139,50 142,00 146,00 152,50 159,50 159,50 160,00

Obat-obatan & Pupuk 271,43 293,36 293,48 293,36 302,99 307,75 309,27 320,24 305,97 301,40 301,51 301,51 Sewa lahan, Pajak &

Lainnya 136,49 136,41 136,41 137,38 137,56 137,56 137,56 137,56 142,27 142,27 142,27 142,27

Transportasi 113,22 115,20 115,20 115,20 116,41 116,41 133,48 135,11 145,36 145,36 146,94 146,94 Penambahan Barang

Modal 375,70 379,50 381,43 385,08 385,08 385,08 385,87 385,87 389,05 389,05 389,05 389,45

Upah Buruh Tani 181,06 163,38 163,38 163,38 155,81 155,81 155,81 155,81 155,81 163,38 163,38 163,38

Nilai Tukar Petani 118,51 116,66 115,37 119,13 118,94 117,57 115,86 119,49 119,03 122,30 123,84 127,92

Selama Tahun 2013, terjadi perubahan signifikan pada NTP sub sektor Peternakan. Dimana sub sektor ini m menduduki posisi tertinggi sebagai penyumbang NTP secara umum Dari Januari 2013, NTP-T berada pada posisi 118.51 dan ditutup pada posisi 127.92.

Tetapi diantara Januari – Desember 2013 terjadi fluktuasi yang cukup tinggi. Fluktuasi tertinggi terjadi pada bulan April 2013, dimana terjadi kenaikan sebesar 3.25 seperti terlihat pada Grafik 9, Pada Tabel 7. Nilai NTP-P bergerak naik dari posisi 115.37 di bulan Maret, 119,13 di bulan April , 115,86 di bulan Juli, dan posisi 119.49 di bulan Agustus , 122,30 di bulan Oktober s.d Desember pada posisi 127,92. Artinya Petani Sub Sektor Peternakan berada pada posisi Surplus selama tahun 2013, karena NTP- T nya berada dia atas 100.

(47)

Kondisi ini dimungkinkan pada masih berjalannya kebijakan pemerintah pada tahun 2012 yang melakukan penghentian import daging, sehingga stok daging di masyarakat terbatas, sementara permintaan daging cenderung meningkat yang mengakibatkan harga daging / ternak ( ternak besar yaitu sapi/kerbau dan ternak kecil yaitu kambing ) . Begitupun dengan hasil-hasil ternak dalam hal ini telur mengalami kenaikan. Kenaikan harga ternak ini sangat dinanti oleh peternak , sehingga jika mereka menjual ternaknya maka pendapatan yang diperolehpun akan tinggi. Ini artinya Indeks Yang Diterima Petanipun ( It ) akan tinggi yang bisa mengimbangi Indeks beli petani (Ib), sehingga NTP-Pr berada pada posisi di atas 100.

Selain faktor penyebab di atas , kenaikan indeks yang terjadi pada bulan Agustus, juga disebabkan oleh faktor musiman, yaitu Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1434 H, dimana pola konsumsi terhadap komoditas daging ( sapi, kambing, Ayam ) dan juga telur sangat tinggi dari masyarakat , demikian juga pada bulan Desember ( Hari Raya Natal dan Tahun Baru ).

(48)

Grafik 9. Fluktuasi Perubahan NTP Sub Sektor Peternakan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013

e. Sub Sektor Perikanan ( NTP-N )

Yang dipantau pada sub sektor perikanan meliputi harga komodoti yang diproduksi petani dan harga yang dibayar petani untuk keperluan biaya produksi serta biaya yang dibayar petani untuk keperluan konsumsi rumah tangga petani. Komoditas yang dipantau dalam sub sektor perikanan meliputi kegiatan budidaya ikan darat meliputi komoditas ikan bawal, gurame, lele, nilai / mujahir, nilem dan tawes.

(49)

Tabel 8.Perkembangan NTP Sub Sektor Perikanan Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013

Rincian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Septem-ber Oktober Novem-ber Desem-ber Indeks Diterima Petani (it) 195,10 198,66 203,48 205,51 205,47 194,30 206,91 203,98 204,99 213,25 210,16 205,89 Budidaya 195,10 198,66 203,48 205,51 205,47 194,30 206,91 203,98 204,99 213,25 210,16 205,89 Indeks Dibayar Petani (ib) 154,88 165,62 169,71 166,01 166,04 166,01 176,90 177,31 179,01 177,24 177,07 177,78 Konsumsi Rumah Tangga 172,29 178,69 185,19 177,51 177,61 179,22 190,62 190,93 190,92 188,27 187,95 188,28 Bahan Makanan 199,98 213,68 226,88 209,95 208,96 211,47 227,63 227,02 227,00 217,17 215,68 214,17 Makanan Jadi 124,76 124,76 124,76 124,76 124,76 124,76 125,63 125,63 125,63 128,22 129,99 129,99 Perumahan 193,13 193,89 197,11 196,82 197,04 197,02 214,20 214,38 214,38 225,63 225,68 233,06 Sandang 131,16 132,20 132,67 132,67 132,97 132,82 138,05 138,05 138,05 138,05 138,05 138,41 Kesehatan 156,76 157,65 160,13 160,13 160,13 169,60 170,22 171,46 171,46 169,79 169,79 169,79 Pendidikan, Rekreasi

& olah raga 162,85 162,85 162,85 162,85 164,42 164,42 165,20 165,20 165,20 165,20 165,20 165,20 Transportasi &

Komunikasi 142,79 142,76 142,69 142,64 149,48 149,55 173,14 181,36 181,36 181,49 181,61 183,01

BPPBM 126,13 144,04 144,15 147,02 146,94 144,20 154,24 154,83 159,35 159,03 159,11 160,44

Bibit 200,96 200,96 204,15 197,77 197,77 196,17 196,49 196,49 196,17 183,41 183,41 191,39

Obat-obatan & Pupuk 223,81 230,52 230,52 230,04 228,34 228,34 230,52 229,39 206,29 205,57 207,27 212,24 Sewa lahan, Pajak &

Lainnya 118,62 157,44 157,44 157,44 157,44 157,44 160,55 160,55 160,55 160,55 160,55 160,55

Transportasi 100,71 100,71 100,71 107,67 107,67 100,71 121,81 123,45 130,42 130,70 130,70 130,70 Penambahan Barang

Modal 150,49 150,49 150,49 152,70 152,70 152,70 159,49 159,49 212,07 212,42 212,42 213,82

Upah Buruh Tani 313,41 313,41 313,41 324,27 324,27 324,27 324,27 324,27 324,27 324,27 324,27 353,28

Nilai Tukar Petani 125,97 119,95 119,90 123,80 123,75 117,04 116,96 115,04 114,51 120,32 118,69 115,81

Selama tahun 2013, terjadi perubahan signifikan pada NTP sub sektor perikanan. Dari bulan Januari 2013, NTP-N berada pada posisi yang tinggi sebesar 125,97 dan ditutup pada Bulan Desember pada posisi 115,81.

(50)

Grafik 10. Perkembangan NTP Sub Sektor Perikanan Kab. Banjarnegara Tahun 2013

(51)

Pada Grafik 11 terlihat bahwa fluktuasi NTP- N dari bulan Januari sampai Desember sangat tinggi. Fluktuasi tertinggi terjadi pada bulan Oktober sebesar 5.07 persen. Sedangkan penurunan terendah terjadi pada bulan Juni , yaitu sebesar 5.42. Namun demikian kondisi petani sub sektor perikanan masih surplus, karena nilai NTP-N masih berada dia atas angka 100.

(52)
(53)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Secara posisi indeks, sejak Januari s.d. Desember 2013 posisi NTP Kabupaten Banjarnegara telah berada pada posisi di atas angka 100, yaitu sebesar 104,63. Hal ini mengindikasikan bahwa secara Statistik, telah terjadi surplus sebesar 4,63 persen dari hasil produksi yang diterima petani ( It ) yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan petani ( Ib ), baik untuk kebutuhan rumah tangga petani ( IKRT ) maupun untuk biaya produksi pertaniannya ( BPPBM ). NTP tahun 2013 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan NTP tahun 2012 dimana NTP kondisi akhir sebesar 103,78.

Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada bulan Nopember 2013, dimana terjadi kenaikan NTP sebesar 4.46 persen dari posisi 103,70 menjadi 108,33, dan penurunan NTP terbesar terjadi pada bulan Pebruari 2013, dimana terjadi penurunan sebesar 5.44 persen yang merubah posisi NTP menjadi 101,63 persen pada bulan Pebruari dari posisi 107,47 pada bulan Januari 2013.

Bila dilihat persub sektornya , NTP sub sektor Pertanian Tanaman Pangan (NTP-PP) sebesar 102,04 persen , sub sektor Tanaman Hortikultura ( NTPH ) sebesar 106,73 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 111.68 persen, sub sektor Peternakan ( NTP-T ) sebesar 127.92 persen , dan sub sektor Perikanan ( NTP-N ) sebesar 115.81 persen. NTP di atas 100, hal ini mengindikasikan juga bahwa telah terjadi surplus dari hasil produksi yang diterima petani ( It ) yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan petani (Ib), baik untuk kebutuhan rumah tangga petani (IKRT) maupun untuk biaya produksi pertaniannya (BPPBM).

Dari Angka NTP Per sub sektor tersebut di atas , pada tahun 2013 kontribusi penyumbang NTP Secara umum berurutan dari pertama sampai terakhir adalah sub sektor Peternakan, sub sektor Perikanan, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat, sub sektor Hortikultura dan terakhir sub sektor tanaman pangan.

(54)

2. Saran

Guna mengetahui perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Kabupaten Banjarnegara, yang menggambarkan kondisi kesejahteraan petani secara umum, maka harus dilakukan penghitungan yang berkesinambungan dan penambahan sampel yang cukup dengan cakupan 20 kecamatan potensi, agar menghasilkan angka yang mendekati kenyataan sebenarnya.

Melihat urutan kontribusi masing-masing sub sektor pada pembentukan NTP secara umum, hendaknya ditindaklanjuti terhadap sub sektor yang mengalami penurunan dengan menganalisis yang menjadi faktor penyebab sehingga bisa lebih baik. Untuk sub sektor yang dominan tetap dipertahankan sebagai komoditas unggulan, dengan lebih banyak memberi program kegiatan yang lebih bisa meningkatkan produksi dan daya jual yang tinggi.

(55)

Gambar

Tabel 1. Perubahan NTP Kab. Banjarnegara Tahun 2013
Grafik  2. Perkembangan Indeks yang Diterima Petani (It) Kab. Banjarnegara   Bulan Januari – Desember 2013
Tabel 2. Perkembangan Indeks yang Dibayar Petani (Ib) Kab. Banjarnegara 2013
Tabel  4. Perkembangan NTP Sub Sektor Tanaman Pangan Kab. Banjarnegara Tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menguji dan menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional pada kreativitas karyawan dan peran moderasi dari variabel penugasan pemimpin dan

Penyimpangan maksim kebijaksanaan terdapat pada data (1) karena tuturan narasumber menyimpang dari prinsip kesantunan pada indikator 3 karena dalam tuturan mungkin

1) Produk, memiliki produk yang berbeda dari sekolah lainnya yakni kegiatan baca tulis Al-Quran, kegiatan ekstrakurikuler drumband, beladiri, pramuka, futsal, voli, basket. 2)

Nilai tertinggi yang diberikan panelis pada uji mutu hedonik warna selai lembaran kolang-kaling, sari buah naga dan agar-agar terdapat pada perlakuan perbandingan BKSBN 80%:20%

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yang dilakukan di SMP Negeri 1 Mentaya Hilir Selatan Kabupaten Kotawaringin Timur, teknik pengumpulan data

Masyarakat Desa Meduri memilih pekerjaan sebagai pencari bonggol jati selain ada tawaran mereka juga pengrajin bonggol jati memiliki tingkat pendidikan yang

17 tahun 2014 ini bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak imunitas atau kekebalan yang dalam penjelasannya ditafsirkan bahwa hak imunitas adalah hak

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1