• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK WISATA KOTA TUA JAKARTA BERBASIS MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MANAJEMEN PENGELOLAAN OBJEK WISATA KOTA TUA JAKARTA BERBASIS MASYARAKAT"

Copied!
285
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENGELOLAAN

OBJEK WISATA KOTA TUA JAKARTA

BERBASIS MASYARAKAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh RIZKI PARHANI NIM 6661110901

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG

(2)
(3)
(4)
(5)

Tuntutlah ilmu sejak dari buaian hingga liang lahat (Sabda

Rasulullah SAW)

Sukses akan datang kepada mereka yang berusaha, berdoa,

bertawakal serta diiringi dengan doa kedua

orang tua”

(Rizki

Parhani)

Keluarga adalah penyemangat, inspirator, motivator

terbesar

dan harta yang paling berharga di dunia ini”

(Rizki Parhani)

Tiada yang lebih indah ketika melihat kedua Orang Tua tersenyum

bahagia

Skripsi ini kupersembahkan

untuk Mamah, Babeh, Adikku, Kakek

dan almh. Nenekku, orang-orang yang

(6)

ABSTRAK

Rizki Parhani. NIM: 6661110901. Skripsi. Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta Berbasis Masyarakat. Pembimbing I: Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si., dan Pembimbing II: Gandung Ismanto, S.Sos., MM

Kota Tua Jakarta merupakan Objek Wisata yang memiliki nilai sejarah yang sangat penting bagi Kota Jakarta. Terdapat bangunan-bangunan tua peninggalan penjajahan Belanda, yang pada saat ini dijadikan museum. Di sana terdapat komunitas-komunitas yang ikut terlibat dalam pengelolaan. Namun masih kurangnya koordinasi, kurang optimalnya pengawasan, pengorganisasian komunitas masih kurang baik dan kurang tegasnya aturan terhadap komunitas yang tidak sesuai dengan unsur Kota Tua Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keterlibatan masyarakat dalam manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta, untuk mengetahui proses keterlibatan masyarakat dalam membuat aturan terkait dan untuk mengetahui fungsi masyarakat di dalam manajemen tersebut. Penelitian ini menggunakan teori fungsi manajemen Henry Fayol yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan menurut Prasetya Irawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat belum baik. Dalam perencanaan masyarakat belum berperan aktif dalam perumusan perencanaan, koordinasi pun belum sampai kepada masyarakat ataupun komunitas-komunitas. Masyarakat hanya dilibatkan dalam pengarahan dan pengawasan. Selain itu belum adanya dana dari Pemerintah DKI Jakarta untuk mengembangkan komunitas-komunitas yang berpotensi mengenalkan Kota Tua Jakarta kepada masyarakat luas dan menjadi ciri khas Kota Tua Jakarta. Sarannya Pemerintah DKI Jakarta lebih melibatkan secara aktif komunitas dalam perumusan perencanaan dan memasukkan komunitas kedalam kegiatan-kegiatan didalam perencanaan, diberikan pelatihan dan diberdayakan.

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah.. Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, berkat, hidayah, karunia, petunjuk dan pertolongan-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. Berkat bantuan dan campur tangan-Nyalah peneliti bisa berada dititik ini. Tak hentinya mengucap syukur Alhamdulillah, terimakasih ya Allah. Shalawat serta salam senantiasa peneliti panjatkan kepada junjungan Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat serta para pengikutnya yang membawa kita semua dari zaman jahiliyyah ke zaman yang canggih seperti sekarang ini.

Adapun penyusunan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti ujian sarjana (S-1) dengan judul “Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta Berbasis Masyarakat”.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu peneliti mengucapkan banyak terima kasih setulus hati kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

(8)

4. Bapak Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Ibu Listyaningsih, S.Sos., M.Si., Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Bapak Riswanda, M.A., P.hd., Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Bapak Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si., Pembimbing I Skripsi yang senantiasa memberikan ilmu, kritik serta masukan kepada peneliti, dan membimbing peneliti dengan sabar dalam penyusunan Skripsi ini. Memberikan pemikiran-pemikiran yang sangat membantu dalam penelitian ini. Terimakasih banyak Pak sudah membimbing saya.

9. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.M., selaku Pembimbing II Skripsi yang selalu sabar dalam proses bimbingan, serta memberikan ilmu, kritik, dan saran kepada peneliti dalam penyusunan Skripsi ini beserta pemikiran-pemikiran yang sangat membantu peneliti.

10.Bapak Anis Fuad, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik yang selalu baik dan memberikan arahan serta dukungan dari awal masa perkuliahan hingga akhir masa perkuliahan.

(9)

11.Kepada seluruh Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang membekali peneliti dengan segala pengetahuan selama masa perkuliahan.

12.Para staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas segala bantuan informasi selama perkuliahan.

13.Pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta Bapak Encu Suhandi, SE., MM., yang telah memberikan informasi dan data terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, serta nasehat-nasehat yang telah diberikan kepada peneliti dan waktu yang diluangkan untuk melakukan wawancara.

14.Pihak Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta Bapak Ario Wicaksono, SH yang telah memberikan informasi, data tentang pengelolaan dan manajemen di Kota Tua Jakarta, serta waktu untuk melakukan wawancara. 15.Bapak Dodi Riadi dan Bapak Firman, narasumber dari Local Working

Group Kota Tua Jakarta.

16.Pihak pengelola museum, Bapak Sumardi, Bapak Hari Prabowo, Bapak Khasirun dan Bapak Yosep yang telah memberikan data dan informasi mengenai museum-museum di Kota Tua Jakarta

17.Bapak Rizal selaku Bendahara Komunitas Manusia Batu, Bapak Sanem Komunitas Ontel, Bapak Deden, Bapak Hendri, pengunjung lokal maupun turis mancanegara yang telah memberikan waktunya untuk wawancara dan

(10)

kesediaannya sebagai narasumber bagi penelitian ini, dan semua narasumber yang ada dalam penelitian ini.

18.Kedua Orang Tuaku tersayang dan tercinta, Bapak Mamat dan Ibu Elah yang telah memberikan semangat, motivasi serta dukungan moril maupun materil kepada peneliti dalam melakukan penelitian ini, dan tanpa lelah untuk mendoakan peneliti dalam meraih kesuksesan. Terimakasih atas segala yang sudah diberikan, tanpa Mamah dan Babeh saya tidak akan bisa seperti sekarang.

19.Adik saya satu-satunya Achmad Aldiansyah yang selalu mendukung apa yang kakaknya lakukan.

20.Kakek saya yang selalu memberikan perhatiannya baik moril maupun materil kepada cucu pertamanya ini dari kecil hingga sekarang dan juga Almh. Nenek saya yang tidak pernah terlupakan.

21.Adhi Makayasa Saputra yang selalu memberikan semangat serta dukungan kepada peneliti selama melakukan penelitian. Senantiasa meluangkan waktu untuk bertukar pikiran mengenai Skripsi ini, memberikan masukan, kritik dan saran, serta menemani peneliti dalam melakukan penelitian ini. Terimakasih banyak atas semuanya.

22.Kepada Saudara-saudaraku Kaka Neneng, Om Aji, Kaka Mimil, Om Udi, Kaka Iyus yang telah memberikan dukungan, semangat dan memberikan bantuan materiil kepada peneliti.

23.Teman-teman seperjuanganku Dita Marsela Sufitri, Nurul Fitri Sugiharto, Fitri Maliani Nugraha, Ayu Fitri Lestari, Ita Mafrohati, Nella Hani Rosa,

(11)

Resty Nani Yustini, Metta Miftahul Jannah, Ika Dewi Safitri, Anita, Melinda Paula Tumbol, Veronica Puspaningtyas yang saling mendoakan dan memberikan semangat.

24.Teman-teman Administrasi Negara Reguler 2011 yang memberikan kesan dan kenangan selama masa perkuliahan.

25.Teman-teman kostan Mega, Ka erni dan Ka nita yang selalu menghibur dengan canda tawa dan memberikan semangat.

26.Teman-teman Kelompok Kerja Mahasiswa (KKM) 62 Desa Kubang Jaya Tahun 2014 yang memberikan kenangan selama KKM.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Skripsi ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Serang, Februari 2016

(12)

ABSTRACT

Rizki Parhani. NIM. 6661110901. Research Paper. Management of Attraction Jakarta Old City Based of Society. Public Administration Study Program, Faculty of Social and Political Sciences, Sultan Ageng Tirtayasa University. First Adviser Dr. Suwaib Amiruddin, M.Si, and Second Adviser Gandung Ismanto, S.Sos., MM.

Jakarta Old City is attraction which has very important historical value in Jakarta. There are old buildings legacy of the Dutch colonialists, which is currently used as a museum. In there, there are communities are involved in the management of Jakarta Old City attractions, society and visitors are also involved but there is still a lack of coordination, lack of optimal controlling, communities organizing is still not good and lack of firm on the rules of the communities which not accordance with the elements of the Jakarta Old City. The purpose of this research are to know the involvement of the society in the management of Jakarta Old City attraction, to know the process of the society involvement to making the rules which relating, and to know the function of the society in the management of the Jakarta Old City attraction. This research uses the functions of management theory of Henry Fayol, there are planning, organizing, commanding, coordinating and controlling. The method of this research is used descriptive method with qualitative approach. The analysis technique of data is used according to Prasetya Irawan. The result of this research indicate that management of attraction Jakarta Old City based of society is not good. Society has not been fully involved, in the planning society has not role actively in the formulation of planning, coordination is not yet up to the society or communities. Society only involved in directing and controlling. Communities only given directions by stakeholders and give the directions to their members. Beside that, there are no funds from the government of DKI Jakarta to develop communities which have the potential to introduce the Jakarta Old City to the wide society and become a characteristic of the Jakarta Old City. Suggestion for the government of DKI Jakarta more actively involve the community in the formulation of planning and involve the community in the program of planning, given training and empowered.

Keywords: Jakarta Old City, Management, Society

(13)

DAFTAR ISI 1.2Identifikasi Masalah 21 1.3Batasan Masalah 21 1.4Rumusan Masalah 22 1.5Tujuan Penelitian 22 1.6Manfaat Penelitian 23 1.7Sistematika Penulisan 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR

2.1Tinjauan Pustaka 29 2.1.1 Pengertian Manajemen 29 2.1.2 Pentingnya Manajemen 32 2.1.3 Prinsip Manajemen 34 2.1.4 Fungsi dan Tujuan Manajemen 35 2.1.4.1Fungsi Perencanaan 38 2.1.4.2Fungsi Pengorganisasian 40 2.1.4.3Fungsi Pengarahan 42 2.1.4.4Fungsi Pengkoordinasian 44 2.1.4.4.1 Tipe-Tipe Koordinasi 44 2.1.4.5Fungsi Pengawasan 46 2.1.7.2Prinsip-Prinsip Organisasi 54 2.1.7.3Kelompok-Kelompok Kerja Formal dan Informal 55 2.1.7.4Tipe-Tipe Organisasi 56 2.1.7.5Komponen-Komponen Pengorganisasian 59 2.1.8 Pengertian Komunitas 60 2.1.9 Definisi Objek Wisata 61 2.2Penelitian Terdahulu 64 2.3Kerangka Pemikiran Penelitian 66

2.4Asumsi Dasar 70

(14)

3.3Lokasi Penelitian 72

3.4Fenomena yang Diamati 72

3.4.1 Definisi Konsep 73 3.4.2 Definisi Operasional 74

3.5Instrumen Penelitian 75 3.6Informan Penelitian 77 3.7Teknik Pengolahan dan Analisis Data 79 3.7.1 Teknik Pengumpulan Data 79

3.7.1.1Sumber Data Primer 79

3.7.1.2Sumber Data Sekunder 84 3.7.2 Teknik Analisis Data 85

3.8Jadwal Penelitian 89

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1Deskripsi Objek Penelitian 90 4.1.1 Deskripsi Kota Jakarta 90 4.1.2 Deskripsi Objek Wisata Kota Tua Jakarta 93

4.1.3 Gambaran Umum Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta 96

4.1.3.1Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta 96

4.1.3.2Susunan Organisasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta 97

4.1.4 Gambaran Umum Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta 100

4.1.4.1 Susunan Organisasi Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta 102

4.3.1 Keterlibatan Masyarakat dalam Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta 112

4.3.2 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Membuat Aturan Terkait Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta 152

4.3.2.1 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan 153

(15)

4.3.2.2 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengorganisasian 156

4.3.2.3 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengarahan 162

4.3.2.4 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengkoordinasian 164 4.3.2.5 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan 166

4.4.1 Keterlibatan Masyarakat dalam Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta 183

4.4.2 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Membuat Aturan Terkait Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta 193

4.4.2.1 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan 193

4.4.2.2 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengorganisasian 195 4.4.2.3 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengarahan 196

4.4.2.4 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengkoordinasian 197 4.4.2.5 Proses Keterlibatan Masyarakat dalam Pengawasan 199

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Informan 78 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara 83

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian 89

Tabel 4.1 Daftar Informan 110

Tabel 4.2 Jumlah Pengunjung Museum Seni Rupa dan Keramik Tahun 2014 124

Tabel 4.3 Jumlah Pengunjung Museum Sejarah Jakarta Tahun 2014 125

Tabel 4.4 Jumlah Pengunjung Museum Wayang Tahun 2014 126

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kelompok Komunitas 15 Gambar 2.1 Organisasi formal dan informal dan ciri-ciri mereka 57 Gambar 2.2 Organisasi-organisasi primer dan organisasi-organisasi sekunder 58 Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian 69 Gambar 3.1 Proses Analisis Data Menurut Irawan 87 Gambar 4.1 Peta Kota DKI Jakarta 92 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Unit Pengelola Kawasan Kota Tua 103 Gambar 4.3 Kelompok Komunitas 116

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Transkrip Data Lampiran 2 Koding Data Lampiran 3 Kategorisasi Data Lampiran 4 Catatan Lapangan Lampiran 5 Kisi-kisi Wawancara

Lampiran 6 Membercheck (Transkrip Wawancara) Lampiran 7 Kartu Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 9 Daftar Komunitas di Kota Tua pada Awalnya Lampiran 10 Daftar Komunitas Setelah Berkurang

Lampiran 11 Dokumentasi Penelitian Lampiran 12 Daftar Riwayat Hidup

(19)

1

1.1Latar Belakang Masalah

Jakarta merupakan Ibukota Negara Republik Indonesia. Dari 34 provinsi yang ada di Indonesia, Jakarta merupakan pusat pemerintahan di Indonesia dan salah satu kota besar di Indonesia dengan segala macam aktivitas masyarakat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jakarta Tahun 2013, Jakarta merupakan kota dengan penduduk yang padat di Indonesia, dengan kepadatan penduduk mencapai 14.469 orang perkilometer persegi, dengan luas wilayah 664,01 km2 dan jumlah penduduk 12.998.816 jiwa.

(20)

penduduknya terus bertambah, hal ini menggambarkan kepadatan penduduk terjadi di Kota Jakarta. (Sumber: <http://www.jakarta.bps.go.id> [20/02/2015])

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Provinsi DKI Jakarta dengan kedudukannya sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki fungsi dan peran yang penting dalam mendukung penyelenggaraan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

(21)

kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 127 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Penataan dan Pengembangan Kawasan Kota Tua Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, bahwa untuk mewujudkan Kota Tua sebagai kawasan sejarah, budaya dan bisnis serta sebagai tujuan wisata, perlu dilaksanakan penataan dan pengembangan melalui penanganan yang lebih optimal. Penataan dan pengembangan Kota Tua sebagai kawasan sejarah, budaya dan bisnis serta sebagai tujuan wisata merupakan salah satu lingkup tugas Dinas Kebudayaan dan Permuseuman Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(22)

Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 475 Tahun 1993 tentang Penetapan Bangunan-Bangunan Bersejarah Di Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sebagai Benda Cagar Budaya bahwa upaya pelestarian terhadap bangunan bersejarah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah untuk menjaga keaslian arsitektur bangunan, mempertahankan nilai-nilai sejarah untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya arti sejarah nasional dan sejarah perkembangan Kota Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 36 Tahun 2014 tentang Rencana Induk Kawasan Kota Tua, pengelolaan Kawasan Kota Tua dilakukan secara terpadu lintas sektoral dan wilayah serta melibatkan secara aktif dunia usaha dan kelompok-kelompok masyarakat. Pengelolaan dapat dilakukan dengan membentuk Badan Otorita yang mempunyai kewenangan yang memadai. Guna lebih mengoptimalkan pengelolaan Kawasan Kota Tua dan memberikan insentif yang memadai dalam pelestariannya, dapat dikembangkan Kawasan Kota Tua sebagai Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK).

(23)

koordinasi dengan swasta dan masyarakat untuk berperan serta dalam penataan dan pengembangan Kawasan Kota Tua.

Provinsi DKI Jakarta memiliki beberapa tempat wisata antara lain Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Binatang Ragunan, Monumen Nasional, Kota Tua Jakarta, dan berbagai museum lainnya. Hal ini berpengaruh terhadap tingkat pendapatan daerah di Provinsi DKI Jakarta, dengan banyaknya kunjungan masyarakat lokal, luar daerah maupun luar negeri yang datang ke Jakarta, maka pendapatan daerah Provinsi DKI Jakarta akan semakin meningkat. Di antara beberapa tempat pariwisata di DKI Jakarta, lebih banyak tempat pariwisata yang menawarkan kesenangan atau hiburan, namun hanya sedikit tempat wisata yang menawarkan pengetahuan, wawasan dan cerita sejarah di masa lampau seperti di museum-museum yang ada di Kota Tua Jakarta. Hal ini harus menjadi perhatian penting bagi Pemerintah DKI Jakarta untuk memperkenalkan dan melestarikan objek wisata seperti Kota Tua Jakarta ini.

(24)

tersebut telah beberapa kali beralih fungsi dan sampai pada saat ini telah diresmikan pemerintah untuk dijadikan museum bersejarah. Pada saat ini objek wisata Kota Tua Jakarta terdapat beberapa museum, antara lain Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, dan Museum Bank Indonesia.

Daerah Khusus Ibukota Jakarta termasuk daerah yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata. Selain menjadi Ibukota Negara Republik Indonesia, Kota Jakarta juga dapat menjadi kota tujuan wisata bagi masyarakat lokal, masyarakat dari luar Jakarta maupun mancanegara. Kota Jakarta juga harus mampu meningkatkan kunjungan pariwisata di dalam Kota Jakarta itu sendiri, sehingga Kota Jakarta tidak hanya terkesan buruk oleh masyarakat dari luar Jakarta yaitu sebagai kota yang macet dan padat penduduk, namun dengan adanya objek pariwisata yang ditingkatkan maka akan membawa nama baik Kota Jakarta serta mambawa dampak positif lainnya bagi Kota Jakarta itu sendiri. Jakarta memiliki banyak aset-aset pariwisata yang sangat potensial untuk dikembangkan yang nantinya akan berdampak positif terhadap aktivitas ekonomi daerah.

(25)

masa penjajahan belanda. Di Kota Tua itu sendiri terdapat beberapa museum antara lain: Museum Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Wayang, Museum Bank Mandiri, dan Museum Bank Indonesia. Bangunan museum-museum ini sudah ada sejak zaman pemerintahan Belanda pada masa lampau, yang sekarang bangunannya dijadikan museum untuk menyimpan benda-benda peninggalan masa penjajahan tersebut.

Kawasan Kota Tua Jakarta yang memiliki luas ±846 ha terbagi dalam 5 (lima) zona wilayah, yaitu Zona 1 (satu) adalah Kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa dan sekitarnya, Zona 2 (dua) adalah Kawasan Pusat Kota Lama (Taman Fatahillah) dan sekitarnya, Zona 3 (tiga) adalah Kawasan Pecinan, Zona 4 (empat) adalah Kawasan Perkampungan Multi Etnis, dan Zona 5 (lima) adalah Kawasan Pusat Bisnis Kota Tua. Dalam penelitian ini, peneliti fokus meneliti pada Kawasan Zona 2 atau Kawasan Pusat Kota Lama (Taman Fatahillah), karena zona ini merupakan prioritas utama dalam pengembangan Kota Tua Jakarta dalam waktu dekat.

(26)

Zona 2 (dua) yaitu Taman Fatahillah dan sekitarnya memiliki luas 443 ha. Peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan 256,69 ha; perkantoran 87,04 ha; taman 3,69 ha; pertanian 14,10 ha; lahan tidur 13,24 ha; dan lain lain 58,24 ha. Zona 2 (dua) Taman Fatahillah dan sekitarnya termasuk ke dalam Kecamatan Tamansari, Kelurahan Pinangsia. Masyarakat yang terdekat dengan Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta adalah masyarakat Kelurahan Pinangsia. Kelurahan Pinangsia memiliki luas 96 ha dengan jumlah penduduk 16.672 jiwa dan 3.813 KK.

(Sumber: <http://www.jakarta.go.id> [14/02/2015])

Di zaman modern seperti sekarang ini, dengan banyaknya jumlah penduduk yang ada di Ibukota Negara Republik Indonesia dan dengan banyaknya objek-objek wisata yang lebih modern dan lebih menarik banyak bermunculan, harus diaturnya sedemikian rupa agar objek wisata Kota Tua Jakarta ini tetap menarik minat pengunjung yang datang dan menjadi tempat kunjungan yang nyaman ditengah padatnya Kota Jakarta. Pada dasarnya objek wisata Kota Tua ini sudah cukup ramai dikunjungi oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah pengunjung yang peneliti dapatkan dari 3 (tiga) museum yang ada di Kawasan Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta.

Berdasarkan data pengunjung yang peneliti dapatkan dari narasumber di museum-museum di Kota Tua Jakarta antara lain: Tahun 2013 dan tahun 2014.

(27)

Dasar (SD) sebanyak 7.360 pengunjung, Sekolah Lanjutan Tingat Pertama (SLTP) sebanyak 4.508 pengunjung, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 3.246 pengunjung. Jumlah keseluruhan totalnya sebanyak 60.810 pengunjung. Sedangkan pada bulan Januari hingga Desember 2014 jumlah pengunjung yang datang ke Museum Seni Rupa dan Keramik meningkat yaitu Wisatawan Nusantara sebanyak 65.490 pengunjung, Wisatawan Mancanegara sebanyak 1.215 pengunjung, Taman Kanak-kanak (TK) 12.537 pengunjung, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 11.183 pengunjung, Sekolah Lanjutan Tingat Pertama (SLTP) sebanyak 13.626 pengunjung, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 8.824 pengunjung, mahasiswa 10.471 pengunjung. Jumlah keseluruhan totalnya sebanyak 123.346 pengunjung.

(28)

pengunjung, Wisatawan Mancanegara sebanyak 6.560 pengunjung, pelajar 122.896 pengunjung. Mahasiswa 63.391 pengunjung. Resmi 4832 pengunjung. Jumlah keseluruhan pengunjung totalnya sebanyak 265.940 pengunjung.

Selanjutnya adalah Museum Wayang, Pengunjung di Museum ini pun juga cukup banyak. Pengunjung pada tahun 2013 pada bulan Januari hingga Desember baik wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri yang datang mengunjungi museum ini, antara lain: Wisatawan Nusantara sebanyak 133.476 pengunjung, Wisatawan Mancanegara sebanyak 52.386 pengunjung, Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 20.148 pengunjung, Sekolah Lanjutan Tingat Pertama (SLTP) sebanyak 11.283 Pengunjung, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sebanyak 2.328 pengunjung, Mahasiswa sebanyak 23.494 pengunjung, Tidak Resmi 7.364 orang. Jumlah keseluruhan pengunjung totalnya sebanyak 250.479 pengunjung.

(29)

Penjabaran jumlah pengunjung dimasing-masing museum menggambarkan bahwa jumlah pengunjung yang datang ke Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Fatahillah dan Museum Wayang pada tahun 2013 dan tahun 2014 cukup banyak dan mengalami peningkatan. Hal ini menandakan jumlah pengunjung yang datang ke Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta sebanyak jumlah pengunjung yang datang ke museum atau bahkan melebihi jumlah pengunjung di museum-museum tersebut.

Dalam pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta melibatkan beberapa pihak yang terkait, diantaranya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta, Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Tamansari, pihak pengelola museum-museum serta melibatkan masyarakat atau komunitas-komunitas yang ada disekitar Objek Wisata Kota Tua Jakarta, khususnya yaitu masyarakat Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari. Komunitas-komunitas yang berada di Kota Tua Jakarta berasal dari dalam masyarakat Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari maupun berasal dari luar daerah. Hal ini dikarenakan adanya masyarakat urban yang datang ke daerah kawasan Kota Tua Jakarta, bertempat tinggal disana dan ikut menjadi komunitas di Kota Tua Jakarta. Manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta ini sangat diperlukan dan sangat diperhatikan bagaimana pelaksanaannya, karena apabila manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta tidak dilakukan dengan baik maka akan menambah masalah untuk Kota DKI Jakarta itu sendiri.

(30)

Jakarta. Masyarakat merupakan aspek yang sangat penting dalam pengelolaan Objek Wisata ini, karena dengan adanya masyarakat yang ikut serta dan terlibat langsung dalam pengelolaan Kota Tua Jakarta, maka pengelolaan itupun akan dilaksanakan dengan bantuan masyarakat yang ikut berpartisipasi dan menjaga kelestarian Objek Wisata Kota Tua Jakarta.

Pengelolaan Kawasan Kota Tua dilakukan secara terpadu lintas sektoral dan wilayah serta melibatkan secara aktif dunia usaha dan kelompok-kelompok masyarakat. Dalam rangka mewujudkan visi dan misi penataan Kawasan Kota Tua, setiap individu masyarakat berhak untuk berpartisipasi aktif dan memberikan aspirasinya untuk kemajuan dan percepatan pengembangan Kawasan Kota Tua Jakarta. Dalam hal ini masyarakat merupakan orang perseorangan, kelompok orang termasuk masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lainnya dalam penataan ruang. Peran masyarakat merupakan partisipasi aktif masyarakat dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. (Sumber: Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 36 Tahun 2014)

(31)

(Konsorsium) dan juga bekerja sama dengan Pihak UNESCO ASEAN serta dibantu pula oleh United Nation World Tourism Organization (UNWTO). Dalam manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta juga ikut melibatkan masyarakat yaitu diantaranya komunitas-komunitas yang ada di Kawasan Taman Fatahillah, Lembaga Swadaya Masyarakat, pedagang kaki lima yang ada di sekitar Kawasan Taman Fatahillah serta wisatawan yang datang ke Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta.

Selain banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta, banyak juga kumpulan-kumpulan kelompok atau komunitas yang ada di sekitar kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta. Komunitas merupakan sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas tersebut karena adanya kesamaan interest atau values. Komunitas dapat dikatakan juga sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. (Sumber: <http://books.google.co.id> [20/02/2015])

(32)

Komunitas-komunitas yang ada di kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta ini dinaungi oleh Local Working Group (LWG) dan dibina oleh Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta. Pada awal terbentuknya Local Working Group

(LWG) berjumlah 79 komunitas, kemudian semakin lama semakin berkurang sampai sekarang jumlahnya sebanyak 32 komunitas. Hal ini dikarenakan komunitas-komunitas yang sebelumnya diseleksi lagi oleh Pihak Unit Pengelola Kawasan Kota Tua sesuai dengan unsur-unsur kebudayaan Kota Tua atau unsur sejarah. Komunitas-komunitas yang ada di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta ini ikut memberikan kontribusi dalam meramaikan Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta.

(33)

Gambar 1.1 Kelompok Komunitas

Bidang Pendidikan 1. Gerakan Pramuka Museum Mandiri 2. Forum Indonesia Membaca

3. Komunitas Jelajah Budaya

Bidang Seni 1. Marching Band Museum

2. Barongsai dan Tanjidor Museum Mandiri 3. Musisi Lesehan

4. Pengamen Kota Tua

5. Paguyuban Onthel Wisata Fatahillah 6. Indonesia Community Art (ICA) 7. Komunitas Lorong Rupa

Bidang Keagamaan 1. Rhuha Fatahillah

Bidang Kesejarahan 1. Komunitas Manusia Batu 2. Komunitas Tempoe Doeloe 3. Trem Kota Tua

4. Sahabat Kota Tua

(34)

Berdasarkan wawancara peneliti kepada Bapak Rizal sebagai Bendahara Komunitas Manusia Batu, komunitas berperan penting dalam kegiatan wisata di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta. Komunitaslah yang menghidupkan suasana di Kawasan Kota Tua Jakarta. Dengan adanya komunitas, pengunjung dapat menikmati berbagai macam seni maupun budaya yang dibawakan oleh komunitas tersebut, bahkan dapat menggunakannya. Seperti komunitas Sepeda Ontel, pengunjung dapat menggunakan sepeda ontel tersebut untuk berkeliling di Taman Fatahillah yang ada di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta.

Berdasarkan observasi dan wawancara bahwa adanya komunitas-komunitas yang ada di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta disamping memberikan kontribusi dalam meramaikan Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta, komunitas-komunitas yang ada juga mengharuskan pemerintah ataupun pengelola Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta untuk mengatur dan mengelolanya, karena apabila komunitas-komunitas ini tidak diatur oleh pemerintah, banyak komunitas-komunitas yang masuk di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta tanpa seizin pihak pengelola. Menurut wawancara dan observasi awal peneliti ada beberapa komunitas yang berada di Kawasan Taman Fatahillah Objek Wisata Kota Tua Jakarta yang masuk tanpa seizin pihak pengelola dan tidak sesuai dengan kriteria yang diharuskan pengelola untuk menjadi komunitas di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta dan berkontribusi di dalamnya.

(35)

ditempat-tempat lain yaitu adanya Komunitas Manusia Batu yang menyerupai penjajah maupun pejuang pada masa penjajahan zaman dahulu, namun tidak bergerak seperti batu, ada juga Komunitas Lorong Rupa yang merupakan suatu tempat di Sekitar Taman Fatahillah yang memamerkan hasil kreativitas para seniman, seperti lukisan dan gambar-gambar tentang penjajahan zaman dahulu. Masih banyak komunitas-komunitas lain yang ada di Kota Tua Jakarta yang kental dengan unsur sejarah dan suasana tempo dulu.

(36)

Adapun masalah yang melatarbelakangi penelitian ini yaitu: Pertama, mengenai manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat. Dalam hal ini komunitas di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta ikut serta dalam pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta agar Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta dapat menjadi Kawasan yang rapi dan teratur, namun menurut wawancara yang peneliti lakukan kepada salah satu anggota komunitas, ada beberapa komunitas yang masuk di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta tanpa seizin pihak pengelola dan tidak sesuai dengan kriteria yang diharuskan pengelola untuk menjadi komunitas di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta dan berkontribusi di dalamnya. Hal ini juga terkait dengan perencanaan yang telah direncanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dan Unit Pengelola Kawasan Kota Tua, perencanaan yang telah ditetapkan dalam manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta terkait dengan keterlibatan masyarakat.

(37)

di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta berupa Komunitas Badut dan komunitas yang menyerupai hantu. Sebagian besar anggota komunitas-komunitas yang ada di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta berasal dari masyarakat di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari dan masyarakat urban yang berasal dari luar Kota Jakarta dan bertempat tinggal di sekitar Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari.

Ketiga, tidak tegasnya aturan yang mengatur tentang komunitas yang berada di Kota Tua dan tidak adanya sanksi yang tegas terhadap peraturan yang berlaku serta pelanggaran yang terjadi terhadap komunitas atau pedagang yang ada di Taman Fatahillah. Hal ini terlihat dari adanya beberapa komunitas yang masuk ke dalam wilayah Taman Fatahillah tanpa seizin Pihak Unit Pengelola Kawasan Kota Tua yaitu masyarakat urban yang menjadi komunitas namun tidak sesuai dengan unsur sejarah Kota Tua Jakarta dan tidak izin terlebih dahulu kepada Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta. Manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta juga memerlukan pengarahan yang dilakukan kepada masyarakat untuk menertibkan dan mengatur keberadaan masyarakat dalam keterlibatannya dengan manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta, sehingga manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta yang dilakukan dapat berjalan dengan baik.

(38)

Kota Tua dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta untuk Kota Tua. Oleh karena itu peneliti juga meneliti mengenai koordinasi yang dilakukan antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua, Local Working Group serta pihak pengelola museum dengan masyarakat ataupun komunitas-komunitas yang ada di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta dalam mengelola Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta.

Kelima, kurangnya pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh para komunitas yang ada. Hal ini terkait dengan kenyamanan pengunjung yang datang ke Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta, yaitu apabila terjadi tindak kejahatan seperti copet atau jambret, selain itu pengamen-pengemen yang ada di Kota Tua Jakarta juga harus diawasi agar tidak memaksa pengunjung untuk memberikan uang. Tanpa adanya pengawasan terhadap komunitas-komunitas yang ada di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta maka dapat mengganggu kenyamanan pengunjung apabila ada komunitas yang mengganggu kenyamanan pengunjung. Dalam hal ini peneliti juga membahas pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dengan Unit Pengelola Kawasan Kota Tua kepada masyarakat, khususnya terhadap komunitas-komunitas yang ada di Kawasan Objek Wisata Kota Tua Jakarta.

(39)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan diatas, dapat ditemukan beberapa identifikasi masalah yaitu:

1. Beberapa komunitas yang ada di Taman Fatahillah Kota Tua Jakarta tidak sesuai dengan unsur-unsur Kota Tua Jakarta atau kesejarahan

2. Pengorganisasian komunitas-komunitas yang kurang baik, terlihat dari jumlah komunitas yang ada di Kota Tua Jakarta semakin berkurang dari yang sebelumnya.

3. Tidak tegasnya aturan dan sanksi terhadap komunitas dan pedagang yang ada di Taman Fatahillah.

4. Kurangnya koordinasi antara Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta dengan masyarakat.

5. Kurangnya pengawasan terhadap aktivitas yang dilakukan oleh para komunitas yang ada.

1.3Batasan Masalah

(40)

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang menjadi kajian peneliti yaitu:

1. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta?

2. Bagaimana proses keterlibatan masyarakat dalam membuat aturan terkait manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta?

3. Bagaimana fungsi masyarakat dalam manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat ini adalah:

1. Untuk mengetahui keterlibatan masyarakat dalam manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta

2. Untuk mengetahui proses keterlibatan masyarakat dalam membuat aturan terkait manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta

(41)

1.6Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian dilakukan untuk dapat digeneralisasikan dan diharapkan memberikan feedback atau manfaat yang baik bagi bidang yang berhubungan dengan penelitian ini. Maka, manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini yang berjudul manajemen pengelolaan objek wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan pengetahuan, dapat menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya mengenai manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat ini, serta dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Secara Praktis

(42)

Serta karya peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.

1.7Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan menjelaskan tentang isi satu per satu dari bab 1 (satu) sampai dengan bab 5 (lima) secara singkat, padat dan jelas.

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menggambarkan ruang lingkup dan kedudukan permasalahan yang akan diteliti dalam bentuk uraian secara induktif, dari ruang lingkup yang paling spesifik hingga kemasalah yang lebih umum, yang relevan dengan judul skripsi.

1.2Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah akan memperjelas aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dengan variabel yang akan diteliti. Identifikasi masalah dapat diajukan dan bentuk pertanyaan atau penyataan.

1.3Batasan Masalah

(43)

1.4Rumusan Masalah

Bagian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah secara implisit dan tepat atas aspek yang akan diteliti seperti terpapar dalam latar belakang masalah dan pembatasan masalah.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian akan mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap permasalahan yang sudah dirumuskan sebelumnya.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian akan menjelaskan manfaat teoritis dan praktis dari diadakannya penelitian ini.

1.7Sistematika Penulisan

Menjelaskan secara singkat mengenai isi dari masing-masing sub judul dalam penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

(44)

2.2 Penelitian Terdahulu

Sub bab ini berisi tentang penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti lain sebagai perbandingan.

2.3 Kerangka Berfikir Penelitian

Sub bab ini menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari landasan teori.

2.4 Asumsi Dasar

Sub bab ini menggambarkan anggapan dasar peneliti sebagai kelanjutan dari kerangka berfikir.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian

Sub bab ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian.

3.2 Instrumen Penelitian

Sub bab ini menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.

3.3 Informan Penelitian

Dalam sub bab ini menjelaskan informan penelitian yang mana yang akan memberikan berbagai macam informasi yang dibutuhkan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(45)

3.5 Teknik Analisis Data

Menjelaskan mengenai cara menganalisa data yang dilakukan dalam penelitian.

3.6 Uji Keabsahan Data

Menjelaskan mengenai keabsahan data dalam penelitian.

3.7 Jadwal Penelitian

Memberikan informasi mengenai waktu pelaksanaan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan mengenai objek penelitian yang meliputi alokasi penelitian secara jelas, struktur organisasi dari populasi atau sampel (dalam penelitian ini menggunakan istilah informan) yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan dengan objek penelitian.

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

4.3 Temuan Lapangan

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

(46)

BAB V PENUTUP 5.1Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi.

LAMPIRAN

(47)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang mendukung masalah penelitian ini mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta Berbasis Masyarakat, diantaranya adalah teori manajemen, pengelolaan, organisasi, dan pemerintahan.

2.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu

kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”, sedangkan pelaksanaannya disebut

(48)

output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik. (Terry dan Rue 2009:1).

Dalam Terry dan Rue (2009:5) ada beberapa pendekatan utama dalam manajemen, antara lain:

1. Proses Pendekatan Operasional

Manajemen dianalisa dari sudut pandang apa yang diperbuat seorang manajer untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer. Kegiatan-kegiatan itu atau fungsi-fungsi dasar kedalam mana para manajer terlibat, membentuk suatu proses yang dinamakan proses manajemen. Pendekatan proses itu memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Proses pendekatan itu banyak digunakan, karena ia sangat menolong dalam mengembangkan pemikiran manajemen dan membantu menentukan bentuk manajemen dalam ketentuan-ketentuan yang mudah dipahami.

2. Pendekatan Perilaku Manusia

Inti pendekatan ini adalah perilaku manusia. Hal itu memberi manajemen metode-metode dan konsep ilmu-ilmu sosial yang bersangkutan, khususnya psikologi dan antropologi. Penekanan diberikan kepada hubungan-hubungan antara perorangan serta dampaknya. Pada manajemen, individu dipandang sebagai makhluk sosio-psikologis. Seni manajemen diberi penekanan dan seluruh bidang hubungan manusia dipandang dalam istilah-istilah manajemen. Sebagian orang memandang manajer itu sebagai pemimpin dan memperlakukan semua kegiatan-kegiatan orang yang dipimpinnya sebagai keadaan-keadaan managerial. Pengaruh lingkungan dan dampak yang memberi motivasi pada perilaku manusia diberikan dalam seluruh penelitian. Karena tidak dapat dipertanyakan bahwa pengelolaan melibatkan perilaku manusia dan interaksi manusia, maka tidak diragukan bahwa tujuan-tujuan nyata dari aliran ini sudah memadai, dan sumbangan-sumbangannya memberi manfaat kepada penelitian manajemen.

3. Pendekatan Sistem Sosial

Para pendukung pendekatan ini manajemen sebagai suatu sistem sosial, atau dengan perkataan lain, sebagai suatu sistem interelasi budaya. Ia berorientasi secara sosiologis, berurusan dengan berbagai kelompok sosial dan hubungan-hubungan budayanya serta berusaha menyatukan kelompok-kelompok ini ke dalam suatu sistem sosial. Suatu organisasi dianggap sebagai sebuah organisme sosial, takluk kepada segala pertentangan dan interaksi para anggotanya. Pendekatan ini

memperhitungkan kelahiran, manfaat dan fungsi suatu “organisasi informal”, yang dianggap tumbuh menjadi sesuatu, terutama sekali sebagai

(49)

pemerintah. Hasil bersih dari pendekatan sistem sosial adalah terbatasnya kekuatan paham sosiologis ke dalam penelitian dan teori manajemen.

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu tadi. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan 2009:1).

Dalam Hasibuan (2009:2) pengertian manajemen menurut para ahli antara lain:

Menurut SikulaAndrew F. Sikula:

“Management in general refers to planning, organizing, controlling,

staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some

product or service”. (manajemen pada umumnya dikaitkan dengan

aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien).

Menurut G.R Terry:

“Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated

(50)

Selanjutnya dalam Hasibuan (2009:3) pengertian manajemen menurut Harold dan O’Donnel (2001) sebagai berikut:

Management is getting things done through people. In bringing about

this coordinating of group activity, the manager, as a manager plans,

organizes, staffs, direct, and control the activities other people”.

(Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian).

Menurut Handoko (2009:10) mendefinisikan bahwa:

“Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran

organisasi yang ditetapkan.”

Berdasarkan beberapa definisi para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah serangkaian proses, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sehingga sampai pada tahap pengendalian yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga organisasi atau perusahaan tersebut mendapatkan target, sasaran ataupun tujuan yang telah ditetapkan didalam organisasi atau perusahaan tersebut.

2.1.2 Pentingnya Manajemen

(51)

terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini, maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

Dalam Hasibuan (2009:3) pada dasarnya manajemen itu penting, sebab: 1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga

diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.

2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.

3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.

4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan men, money, methods, machine,

materials, market (6M) dalam proses manajemen tersebut.

6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur. 8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan. 9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama

sekelompok orang.

(52)

2.1.3 Prinsip Manajemen

Menurut Handoko (2009:22) prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas:

1. Pembagian kerja yang berimbang

Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.

2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas. Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung.

3. Disiplin

Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.

4. Kesatuan perintah

Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.

5. Kesatuan arah

Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan). Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan diantara para kerabat kerja/karyawan. Ada yang diberi tugas yang banyak dan ada pula yang sedikit, padahal mereka memiliki kemampuan yang sama. Manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Dengan demikian berarti dalam manajemen terdapat minimal 4 (empat) ciri, yaitu: a. Ada tujuan yang hendak dicapai

(53)

Prinsip-prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Handoko diatas terkait dengan penelitian ini yaitu mengenai manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat. Selanjutnya akan dilihat prinsip-prinsip manajemen yang digunakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam mengelola objek wisata Kota Tua Jakarta sudah sesuai dengan teori manajemen yang ada atau belum. Dalam penelitian ini pemberian wewenang yang mengelola dan mengatur objek wisata Kota Tua adalah Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta yang diberikan wewenang oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

2.1.4 Fungsi dan Tujuan Manajemen

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian

(public organization) melalui proses manajemen itu. (Hasibuan, 2009:17).

Dalam Hasibuan (2009:38) pembagian fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, diantaranya yaitu:

1. Menurut G.R. Terry

a. Planning;

b. Organizing;

c. Actuating;

(54)

2. Menurut Henry Fayol

a. Planning;

b. Organizing;

c. Commanding;

d. Coordinating;

e. Controlling.

3. Menurut DR. S.P. Siagian

a. Planning;

b. Organizing;

c. Motivating;

d. Controlling;

e. Evaluating.

4. Menurut Luther Gullick

a. Planning;

b. Organizing;

c. Staffing;

d. Directing;

e. Coordinating;

f. Reporting;

g. Budgeting.

5. Menurut Harold Koontz & Cyril O’Donnel

a. Planning;

b. Organizing;

c. Staffing;

d. Directing;

e. Controlling.

Dalam penelitian ini, fungsi-fungsi manajemen yang digunakan adalah fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009:38) yaitu:

Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Commanding

(55)

Fungsi - Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009: 40) adalah sebagai berikut:

l) Fungsi perencanaan

Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan dimana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya.

2) Fungsi pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.

3) Fungsi pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang mengatur tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-perintah tersebut.

4) Fungsi pengkoordinasian

Suatu usaha yang terkoordinir ialah dimana kegiatan karyawan itu harmonis, terarah dan diintegrasikan menuju tujuan-tujuan bersama. Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi agar diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. 5) Fungsi pengawasan

Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Sehingga pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan. Semakin jelas, lengkap serta terkoordinir rencana-rencana tersebut maka manajemen yang dilakukan dikatakan baik.

(56)

2.1.4.1 Fungsi Perencanaan

Dalam Terry dan Rue (2009: 43) perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan apa yang dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai. Dalam Hasibuan (2009:91) perencanaan adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena

organizing, commanding, coordinating dan controlling pun harus terlebih dahulu

direncanakan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencaaan ini ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi.

Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan. Agar resiko yang ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan, tindakan, dan kebijakan

direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah “memilih”, artinya

memilih tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif, perencanaan pun tidak ada. Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan.

Dalam Hasibuan (2009:95) terdapat beberapa maksud dari perencanaan antara lain:

1. Perencanaan adalah salah satu fungsi manajer yang meliputi seleksi atas alternatif-alternatif tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program.

2. Perencanaan pada asasnya adalah memilih dan persoalan perencanaan timbul, jika suatu alternatif cara bertindak ditemukan.

3. Perencanaan, sebagian besar merupakan usaha membuat hal-hal terjadi sebagaimana yang dikehendaki.

4. Perencanaan adalah suatu proses pemikiran, penentuan tindakan-tindakan secara sadar berdasarkan keputusan-keputusan menyangkut tujuan, fakta, dan ramalan.

(57)

Dalam Hasibuan (2009:95) tujuan dari perencanaan antara lain:

1. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.

2. Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan.

3. Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.

4. Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.

5. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.

6. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja. 7. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.

8. Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.

9. Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi. Berdasarkan beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan perencanaan adalah rangkaian kegiatan yang disusun untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang lain. Kegiatan-kegiatan yang disusun bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Dalam perencanaan juga melibatkan

stakeholder-stakeholder dalam organisasi, agar kegiatan tersebut juga dapat

tersosialisasi kepada anggota-anggota organisasi sehingga kegiatan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.

(58)

2.1.4.2 Fungsi Pengorganisasian

Dalam Terry dan Rue (2009:82) Organizing atau mengorganisir adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota kelompok. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil. Sebenarnya, manusia adalah yang paling terdepan dalam pentingnya dan perhatian. Dengan cara mengorganisir, orang-orang dipersatukan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang saling berkaitan. Tinjauan

teratas dari “organizing” adalah untuk membantu orang-orang dalam bekerja

bersama-sama secara efektif. Mengorganisir perlu karena kerja yang akan dilakukan adalah terlampau banyak untuk ditangani oleh seorang perorangan saja. Karena itulah, diperoleh pembantu-pembantu, dan diciptakan masalah memperoleh kegiatan kelompok yang efektif. Banyak otak, tangan dan kecakapan yang mungkin dihimpun, dan semuanya ini harus dikoordinasikan tidak saja untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan, tetapi juga dengan cara yang paling efektif.

(59)

sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.

Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :

a. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.

b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Berdasarkan beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, sehingga menghasilkan apa yang telah diharapkan.

(60)

yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan keputusan apa yang harus diambil.

Dalam penelitian ini akan dilihat bentuk pengorganisasian yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua dan pihak pengelola museum-museum sebagai pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta serta pengorganisasian didalam masyarakat atau komunitas-komunitas yang ada di Kota Tua Jakarta dalam melakukan manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta.

2.1.4.3 Fungsi Pengarahan

Dalam Terry dan Rue (2009:181) “Directing” atau pengarahan adalah

mengintegrasikan usaha-usaha anggota suatu kelompok, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan-tujuan individual dan kelompok. Semua usaha kelompok memerlukan pengarahan, kalau usaha itu ingin berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Setiap anggota itu haruslah mempunyai informasi yang diperlukan untuk melakukan tugas yang diserahkan. Untuk itu, rencana-rencana yang baik haruslah diberitahukan kepada semua anggota dalam bentuk instruksi-instruksi dan perintah-perintah yang diakui secara resmi.

(61)

pegawai untuk pekerjaan yang ditangani. Manajer atau pemimpin itu berada dalam posisi untuk banyak mempengaruhi perilaku dari anggota-anggota kelompok.

Dalam Terry dan Rue (2009:186) sebuah bagian penting dari pengarahan adalah memberikan perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk. Perintah dan petunjuk dapat dimulai, diberhentikan atau membetulkan suatu kegiatan. Semua itu digunakan oleh para manajer sebagai alat pengarah, sebuah aturan adalah dalam sifat perintah, yang mengharuskan seorang bawahan untuk bertindak dengan cara tertentu dalam suatu keadaan tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, peneliti menyimpulkan pengarahan adalah sebuah perintah atau arahan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan. Arahan yang diberikan dapat mempengaruhi kegiatan yang dilakukan oleh bawahan dan tentunya akan mempengaruhi tujuan dari perencanaan yang telah ditetapkan.

(62)

2.1.4.4 Fungsi Pengkoordinasian

Dalam Hasibuan (2009:85) definisi-definisi koordinasi yang dikemukakan para ahli adalah sebagai berikut:

a. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan

Koordinasi adalah kegiatan mengarahkan, mengintegrasikan, dan mengkoordinasikan unsur-unsur manajemen dan pekerjaan-pekerjaan para bawahan dalam mencapai tujuan organisasi.

b. Menurut E.F.L. Brech

Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok kepada masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya diantara para anggota itu sendiri.

c. Menurut G.R. Terry

Koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan.

d. Menurut Dr. Awaluddin Djamin, M.P.A.

Koordinasi adalah suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu sedemikian rupa, sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu, dan saling melengkapi.

2.1.4.4.1 Tipe-Tipe Koordinasi

Dalam Hasibuan (2009:86) tipe-tipe koordinasi ada dua, yaitu:

1. Koordinasi vertikal (vertical coordination) adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung jawabnya. Tegasnya, atasan mengkoordinasi semua aparat yang ada di bawah tanggung jawabnya secara langsung. Koordinasi vertikal ini secara relatif mudah dilakukan, karena atasan dapat memberikan sanksi kepada aparat yang sulit diatur.

Gambar

Gambar 1.1 Kelompok Komunitas
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian
Tabel Informan
Gambar 3.1                   Proses Analisis Data Menurut Irawan
+6

Referensi

Dokumen terkait