• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan data penelitian dengan menggunakan teori yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

4.3 Temuan Lapangan

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Merupakan pembahasan lebih lanjut dan lebih rinci terhadap hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara jelas, singkat dan mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan dengan permasalahan serta asumsi dasar penelitian.

5.2Saran

Memiliki isi berupa tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis. Saran praktis biasanya lebih operasional sedangkan pada aspek teoritis lebih mengarah pada pengembangan konsep atau teori.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang dipergunakan dalam penyusunan skripsi.

LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Pada bab ini peneliti akan menggunakan beberapa teori yang mendukung masalah dalam penelitian ini, yang berfungsi untuk menjelaskan dan menjadi panduan dalam penelitian. Teori yang akan digunakan adalah beberapa teori yang mendukung masalah penelitian ini mengenai Manajemen Pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta Berbasis Masyarakat, diantaranya adalah teori manajemen, pengelolaan, organisasi, dan pemerintahan.

2.1.1 Pengertian Manajemen

Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen adalah suatu

kegiatan, pelaksanaannya adalah “managing”, sedangkan pelaksanaannya disebut

manager atau pengelola. Manajemen mempunyai tujuan tertentu dan tidak dapat diraba. Ia berusaha untuk mencapai hasil-hasil tertentu, yang biasanya diungkapkan dengan istilah-istilah “objective” atau hal-hal yang nyata usaha-usaha kelompok itu memberi sumbangannnya kepada pencapaian-pencapaian khusus itu. Mungkin manajemen dapat digambarkan sebagai tidak nyata, karena ia tidak dapat dilihat, tetapi hanya terbukti oleh hasil-hasil yang ditimbulkannya

output” atau hasil kerja yang memadai, kepuasan manusiawi dan hasil-hasil produksi serta jasa yang lebih baik. (Terry dan Rue 2009:1).

Dalam Terry dan Rue (2009:5) ada beberapa pendekatan utama dalam manajemen, antara lain:

1. Proses Pendekatan Operasional

Manajemen dianalisa dari sudut pandang apa yang diperbuat seorang manajer untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang manajer. Kegiatan-kegiatan itu atau fungsi-fungsi dasar kedalam mana para manajer terlibat, membentuk suatu proses yang dinamakan proses manajemen. Pendekatan proses itu memusatkan perhatiannya pada fungsi-fungsi dasar manajemen. Proses pendekatan itu banyak digunakan, karena ia sangat menolong dalam mengembangkan pemikiran manajemen dan membantu menentukan bentuk manajemen dalam ketentuan-ketentuan yang mudah dipahami.

2. Pendekatan Perilaku Manusia

Inti pendekatan ini adalah perilaku manusia. Hal itu memberi manajemen metode-metode dan konsep ilmu-ilmu sosial yang bersangkutan, khususnya psikologi dan antropologi. Penekanan diberikan kepada hubungan-hubungan antara perorangan serta dampaknya. Pada manajemen, individu dipandang sebagai makhluk sosio-psikologis. Seni manajemen diberi penekanan dan seluruh bidang hubungan manusia dipandang dalam istilah-istilah manajemen. Sebagian orang memandang manajer itu sebagai pemimpin dan memperlakukan semua kegiatan-kegiatan orang yang dipimpinnya sebagai keadaan-keadaan managerial. Pengaruh lingkungan dan dampak yang memberi motivasi pada perilaku manusia diberikan dalam seluruh penelitian. Karena tidak dapat dipertanyakan bahwa pengelolaan melibatkan perilaku manusia dan interaksi manusia, maka tidak diragukan bahwa tujuan-tujuan nyata dari aliran ini sudah memadai, dan sumbangan-sumbangannya memberi manfaat kepada penelitian manajemen.

3. Pendekatan Sistem Sosial

Para pendukung pendekatan ini manajemen sebagai suatu sistem sosial, atau dengan perkataan lain, sebagai suatu sistem interelasi budaya. Ia berorientasi secara sosiologis, berurusan dengan berbagai kelompok sosial dan hubungan-hubungan budayanya serta berusaha menyatukan kelompok-kelompok ini ke dalam suatu sistem sosial. Suatu organisasi dianggap sebagai sebuah organisme sosial, takluk kepada segala pertentangan dan interaksi para anggotanya. Pendekatan ini

memperhitungkan kelahiran, manfaat dan fungsi suatu “organisasi informal”, yang dianggap tumbuh menjadi sesuatu, terutama sekali sebagai

akibat kekuatan-kekuatan sosial. Ia juga memperhitungkan pertimbangan-pertimbangan etika, pengaruh masyarakat, serikat-serikat kerja dan

pemerintah. Hasil bersih dari pendekatan sistem sosial adalah terbatasnya kekuatan paham sosiologis ke dalam penelitian dan teori manajemen.

Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu tadi. Jadi, manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan. Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Hasibuan 2009:1).

Dalam Hasibuan (2009:2) pengertian manajemen menurut para ahli antara lain:

Menurut SikulaAndrew F. Sikula:

“Management in general refers to planning, organizing, controlling,

staffing, leading, motivating, communicating, and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some

product or service”. (manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien).

Menurut G.R Terry:

“Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated

objectives by the use of human being and other resources”. (manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya).

Selanjutnya dalam Hasibuan (2009:3) pengertian manajemen menurut Harold dan O’Donnel (2001) sebagai berikut:

Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct, and control the activities other people”.

(Manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian).

Menurut Handoko (2009:10) mendefinisikan bahwa:

“Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,

memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran

organisasi yang ditetapkan.”

Berdasarkan beberapa definisi para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa manajemen adalah serangkaian proses, mulai dari tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan sehingga sampai pada tahap pengendalian yang dilakukan oleh sebuah organisasi atau perusahaan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sehingga organisasi atau perusahaan tersebut mendapatkan target, sasaran ataupun tujuan yang telah ditetapkan didalam organisasi atau perusahaan tersebut.

2.1.2 Pentingnya Manajemen

Dalam Hasibuan (2009:3), pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan, waktu, dan perhatian) sedangkan kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk memenuhi kebutuhan dan terbatasnya kemampuan dalam melakukan pekerjaan mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab. Dengan adanya pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab ini maka

terbentuklah kerja sama dan keterikatan formal dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini, maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta tujuan yang diinginkan tercapai.

Dalam Hasibuan (2009:3) pada dasarnya manajemen itu penting, sebab: 1. Pekerjaan itu berat dan sulit untuk dikerjakan sendiri, sehingga

diperlukan pembagian kerja, tugas, dan tanggung jawab dalam penyelesaiannya.

2. Perusahaan akan dapat berhasil baik, jika manajemen diterapkan dengan baik.

3. Manajemen yang baik akan meningkatkan daya guna dan hasil guna semua potensi yang dimiliki.

4. Manajemen yang baik akan mengurangi pemborosan-pemborosan.

5. Manajemen menetapkan tujuan dan usaha untuk mewujudkan dengan memanfaatkan men, money, methods, machine, materials, market (6M) dalam proses manajemen tersebut. 6. Manajemen perlu untuk kemajuan dan pertumbuhan.

7. Manajemen mengakibatkan pencapaian tujuan secara teratur. 8. Manajemen merupakan suatu pedoman pikiran dan tindakan. 9. Manajemen selalu dibutuhkan dalam setiap kerja sama

sekelompok orang.

Manajemen selalu terdapat dan sangat penting untuk mengatur semua kegiatan dalam rumah tangga, sekolah, koperasi, yayasan-yayasan, pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan manajemen yang baik maka pembinaan kerja sama akan serasi dan harmonis, saling menghormati dan mencintai, sehingga tujuan optimal akan tercapai. Begitu pentingnya peranan manajemen dalam kehidupan manusia mengharuskan kita mempelajari, menghayati dan menerapkannya demi hari esok yang lebih baik.

2.1.3 Prinsip Manajemen

Menurut Handoko (2009:22) prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas:

1. Pembagian kerja yang berimbang

Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.

2. Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas. Setiap kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung.

3. Disiplin

Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.

4. Kesatuan perintah

Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja tersebut.

5. Kesatuan arah

Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan). Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka akan timbul perpecahan diantara para kerabat kerja/karyawan. Ada yang diberi tugas yang banyak dan ada pula yang sedikit, padahal mereka memiliki kemampuan yang sama. Manajemen adalah proses pencapaian tujuan melalui kerja orang lain. Dengan demikian berarti dalam manajemen terdapat minimal 4 (empat) ciri, yaitu: a. Ada tujuan yang hendak dicapai

b. Ada pemimpin (atasan) c. Ada yang dipimpin (bawahan) d. Ada kerja sama.

Prinsip-prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Handoko diatas terkait dengan penelitian ini yaitu mengenai manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta berbasis masyarakat. Selanjutnya akan dilihat prinsip-prinsip manajemen yang digunakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam mengelola objek wisata Kota Tua Jakarta sudah sesuai dengan teori manajemen yang ada atau belum. Dalam penelitian ini pemberian wewenang yang mengelola dan mengatur objek wisata Kota Tua adalah Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta yang diberikan wewenang oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta.

2.1.4 Fungsi dan Tujuan Manajemen

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya berupa materi dan nonmateri dari hasil kerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba (business organization) atau pelayanan/pengabdian (public organization) melalui proses manajemen itu. (Hasibuan, 2009:17).

Dalam Hasibuan (2009:38) pembagian fungsi-fungsi manajemen menurut beberapa ahli manajemen, diantaranya yaitu:

1. Menurut G.R. Terry a. Planning;

b. Organizing;

c. Actuating;

2. Menurut Henry Fayol a. Planning; b. Organizing; c. Commanding; d. Coordinating; e. Controlling. 3. Menurut DR. S.P. Siagian a. Planning; b. Organizing; c. Motivating; d. Controlling; e. Evaluating.

4. Menurut Luther Gullick a. Planning; b. Organizing; c. Staffing; d. Directing; e. Coordinating; f. Reporting; g. Budgeting.

5. Menurut Harold Koontz & Cyril O’Donnel

a. Planning;

b. Organizing;

c. Staffing;

d. Directing;

e. Controlling.

Dalam penelitian ini, fungsi-fungsi manajemen yang digunakan adalah fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009:38) yaitu:

Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Commanding

Fungsi - Fungsi manajemen menurut Henry Fayol dalam Hasibuan (2009: 40) adalah sebagai berikut:

l) Fungsi perencanaan

Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan yang merupakan dasar bagi kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan ekonomis dan efektif pada waktu yang akan datang. Proses ini memerlukan pemikiran tentang apa yang perlu dikerjakan, bagaimana dan dimana suatu kegiatan perlu dilakukan serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya.

2) Fungsi pengorganisasian

Fungsi pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, personalia dan faktor fisik agar kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan dan diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.

3) Fungsi pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang mengatur tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-perintah tersebut.

4) Fungsi pengkoordinasian

Suatu usaha yang terkoordinir ialah dimana kegiatan karyawan itu harmonis, terarah dan diintegrasikan menuju tujuan-tujuan bersama. Koordinasi dengan demikian sangat diperlukan dalam organisasi agar diperoleh kesatuan bertindak dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. 5) Fungsi pengawasan

Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana. Sehingga pengawasan membawa kita pada fungsi perencanaan. Semakin jelas, lengkap serta terkoordinir rencana-rencana tersebut maka manajemen yang dilakukan dikatakan baik.

Keberhasilan suatu kegiatan atau pekerjaan tergantung dari manajemen yang dilakukan. Pekerjaan itu akan berhasil apabila manajemennya baik dan teratur, dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat dengan melakukan proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Serangkaian tahapan kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan atau pekerjaan.

2.1.4.1 Fungsi Perencanaan

Dalam Terry dan Rue (2009: 43) perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dan apa yang dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai. Dalam Hasibuan (2009:91) perencanaan adalah fungsi dasar (fundamental) manajemen, karena

organizing, commanding, coordinating dan controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencaaan ini ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian, karena adanya perubahan kondisi dan situasi.

Hasil perencanaan baru akan diketahui pada masa depan. Agar resiko yang ditanggung itu relatif kecil, hendaknya semua kegiatan, tindakan, dan kebijakan

direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan ini adalah masalah “memilih”, artinya

memilih tujuan, dan cara terbaik untuk mencapai tujuan tersebut dari beberapa alternatif yang ada. Tanpa alternatif, perencanaan pun tidak ada. Perencanaan merupakan kumpulan dari beberapa keputusan.

Dalam Hasibuan (2009:95) terdapat beberapa maksud dari perencanaan antara lain:

1. Perencanaan adalah salah satu fungsi manajer yang meliputi seleksi atas alternatif-alternatif tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur, dan program-program.

2. Perencanaan pada asasnya adalah memilih dan persoalan perencanaan timbul, jika suatu alternatif cara bertindak ditemukan.

3. Perencanaan, sebagian besar merupakan usaha membuat hal-hal terjadi sebagaimana yang dikehendaki.

4. Perencanaan adalah suatu proses pemikiran, penentuan tindakan-tindakan secara sadar berdasarkan keputusan-keputusan menyangkut tujuan, fakta, dan ramalan.

5. Perencanaan adalah usaha menghindari kekosongan tugas, tumpang tindih, dan meningkatkan efektivitas potensi yang dimiliki.

Dalam Hasibuan (2009:95) tujuan dari perencanaan antara lain:

1. Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan-kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.

2. Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan.

3. Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.

4. Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.

5. Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.

6. Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja. 7. Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.

8. Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.

9. Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi. Berdasarkan beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan perencanaan adalah rangkaian kegiatan yang disusun untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang lain. Kegiatan-kegiatan yang disusun bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Dalam perencanaan juga melibatkan

stakeholder-stakeholder dalam organisasi, agar kegiatan tersebut juga dapat tersosialisasi kepada anggota-anggota organisasi sehingga kegiatan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.

Dalam penelitian ini akan dilihat perencanaan yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta dalam melakukan manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta, serta Unit Pengelola Kawasan Kota Tua sebagai pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta. Akan dilihat proses dari perencanaan tersebut, program apa saja yang dilakukan dalam perencanaan dan siapa saja yang terlibat dalam perencanaan tersebut.

2.1.4.2 Fungsi Pengorganisasian

Dalam Terry dan Rue (2009:82) Organizing atau mengorganisir adalah proses mengelompokkan kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-anggota kelompok. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia, sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil. Sebenarnya, manusia adalah yang paling terdepan dalam pentingnya dan perhatian. Dengan cara mengorganisir, orang-orang dipersatukan dalam pelaksanaan tugas-tugas yang saling berkaitan. Tinjauan

teratas dari “organizing” adalah untuk membantu orang-orang dalam bekerja bersama-sama secara efektif. Mengorganisir perlu karena kerja yang akan dilakukan adalah terlampau banyak untuk ditangani oleh seorang perorangan saja. Karena itulah, diperoleh pembantu-pembantu, dan diciptakan masalah memperoleh kegiatan kelompok yang efektif. Banyak otak, tangan dan kecakapan yang mungkin dihimpun, dan semuanya ini harus dikoordinasikan tidak saja untuk menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan, tetapi juga dengan cara yang paling efektif.

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Seperti telah diuraikan sebelumnya tentang Manajemen, Pengorganisasian adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen dan Pengorganisasian didefinisikan

sebagai proses kegiatan penyusunan struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan lingkungannya.

Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen, meliputi :

a. Organisasi Formal

Organisasi formal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional.

b. Organisasi Informal

Organisasi informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Berdasarkan beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumber daya fisik lain yang dimiliki organisasi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan bersama. Pengorganisasian merupakan sebuah aktivitas penataan sumber daya manusia yang tepat dan bermanfaat bagi manajemen, sehingga menghasilkan apa yang telah diharapkan.

Fungsi pengorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki organisasi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan organisasi. Dengan kata lain pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan pembagian tugas. Pengorganisasian mempermudah pemimpin dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa

yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan keputusan apa yang harus diambil.

Dalam penelitian ini akan dilihat bentuk pengorganisasian yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Unit Pengelola Kawasan Kota Tua dan pihak pengelola museum-museum sebagai pengelola Kawasan Kota Tua Jakarta serta pengorganisasian didalam masyarakat atau komunitas-komunitas yang ada di Kota Tua Jakarta dalam melakukan manajemen pengelolaan Objek Wisata Kota Tua Jakarta.

2.1.4.3 Fungsi Pengarahan

Dalam Terry dan Rue (2009:181) “Directing” atau pengarahan adalah mengintegrasikan usaha-usaha anggota suatu kelompok, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan kepada mereka, mereka memenuhi tujuan-tujuan individual dan kelompok. Semua usaha kelompok memerlukan pengarahan, kalau usaha itu ingin berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. Setiap anggota itu haruslah mempunyai informasi yang diperlukan untuk melakukan tugas yang diserahkan. Untuk itu, rencana-rencana yang baik haruslah diberitahukan kepada semua anggota dalam bentuk instruksi-instruksi dan perintah-perintah yang diakui secara resmi.

Pengarahan yang baik bukanlah kediktatoran, seorang pegawai harus diberi informasi yang diperlukan mengenai kuantitas, kualitas, dan batas-batas pemakaian waktu pekerjaannya. Adat dan kebiasaan mempengaruhi pengarahan. Manajer atau pemimpin adalah orang yang harus memilih dan mengintegrasikan

pegawai untuk pekerjaan yang ditangani. Manajer atau pemimpin itu berada dalam posisi untuk banyak mempengaruhi perilaku dari anggota-anggota kelompok.

Dalam Terry dan Rue (2009:186) sebuah bagian penting dari pengarahan adalah memberikan perintah-perintah dan petunjuk-petunjuk. Perintah dan petunjuk dapat dimulai, diberhentikan atau membetulkan suatu kegiatan. Semua itu digunakan oleh para manajer sebagai alat pengarah, sebuah aturan adalah

Dokumen terkait