• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematika - MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 3 SOKARAJA MELALUI DISCOVERY LEARNING DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Penalaran Matematika - MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 3 SOKARAJA MELALUI DISCOVERY LEARNING DENGAN STRATEGI TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) - repository perpustakaan"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Penalaran Matematika

Penalaran menurut Ihsan (2010:116) merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan yang benar. Sementara Surisumatri (1999:42) berpendapat bahwa penalaran adalah proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan berupa pengetahuan.

Penalaran dijelaskan oleh Keraf (Sadiq, 2004:2) sebagai proses berpikir yang berusaha menghubungkan-menghubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Secara lebih lanjut Sadiq mendefinisikan penalaran merupakan suatu proses atau suatu aktivitas berpikir dalam rangka membuat suatu pernyataan baru yang benar berdasarkan pada beberapa pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan dan diasumsikan sebelumnya (Wardhani, 2008:11).

Departemen Pendidikan Nasional dalam Peraturan Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 (Wardhani, 2008:14) diuraikan bahwa indikator siswa memiliki kemampuan penalaran sebagai hasil belajar matematika yaitu : 1) Mengajukan dugaan

2) Melakukan manipulasi matematika

3) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan/ bukti terhadap kebenaran solusi

(2)

5) Memeriksa kesahihan suatu argumen

6) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi

Menurut NCTM (2000) standar penalaran meliputi : 1) Mengenal penalaran sebagai aspek mendasar matematika 2) Membuat dan menyelidiki dugaan matematika

3) Mengembangkan dan mengevaluasi argumen matematika 4) Memilih dan menggunakan berbagai tipe penalaran

Menurut Permendikbud Nomor 58 tahun 2014 tentang aktifitas yang dinilai di dalam penalaran matematika siswa meliputi :

1) Mengajukan dugaan

2) Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan 3) Memberikan alternatif bagi suatu argumen 4) Menemukan pola pada suatu gejala

(3)

1) Kemampuan mengajukan dugaan

Adalah kemampuan memikirkan atau merumuskan suatu kebenaran sebelum dilakukan analisis

2) Kemampuan melakukan manipulasi matematika

Adalah kemampuan melakukan proses rekayasa matematika, untuk memudahkan suatu perhitungan

3) Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi

Adalah kemampuan memberikan penguatan pada suatu pernyataan yang sudah diketahui kebenarannya

4) Kemampuan memeriksa kesahihan suatu argumen

Adalah kemampuan yang menghendaki siswa agar mampu menyelidiki tentang kebenaran dari suatu pernyataan yang ada

5) Kemampuan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi

Adalah kemampuan siswa dalam menemukan pola atau cara dari suatu pernyataan yang ada, sehingga dapat mengembangkannya kedalam kalimat matematika

B. Discovery Learning

(4)

menjelaskan bahwa dalam pembelajaran ini guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk mendapatkan item/materi yang belum disampaikan.

Menurut Roestiyah (2012:20) Discovery Learning adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain mengamati, merencana, mengerti, menggolongkan-golongkan, membuat dugaan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya. Menurut Sani (2014) Discovery Learning merupakan pembelajaran yang menemukan konsep melalui serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Dalam menggunakan model penemuan terbimbing, peran guru adalah : menyatakan persoalan, kemudian membimbing siswa untuk menemukan penyelesaian dari persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan lembar kerja.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam sebuah proses pembelajaran melalui berdiskusi, pengamatan, dan mencoba sehingga siswa dapat menemukan penyelesaian dari permasalahan dengan guru sebagai pembimbing.

Suryosubroto (2009:185) menjelaskan bahwa Discovery Learning dalam pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan yaitu :

a. Kelebihan Discovery Learning , diantaranya :

(5)

dilibatkan terus dalam proses belajar.

2) Pengetahuan yang diperoleh dari strategi ini sifatnya sangat pribadi dan mungkin merupakan pengetahuan yang sangat kukuh.

3) Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang gagal.

4) Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.

5) Strategi ini berpusat pada anak, sehingga memberi kesempatan kepada mereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.

b. Kelemahan Discovery Learning , diantaranya :

1) Metode ini kurang efektif untuk mengajar kelas besar.

2) Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pembelajaran secara tradisional.

Menurut Syah (2010:243) terdapat 6 langkah yang harus dilakukan agar Discovery Learning dapat berjalan dengan baik yaitu sebagai berikut: a. Simulation (Memberikan rangsangan)

(6)

b. Problem statement (Mengidentifikasi masalah)

Langkah kedua adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi masalah yang relevan dengan bahan pengajaran, kemudian dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).

c. Data collection (Mengumpulkan data)

Langkah ketiga adalah memberikan bukti mengenai benar atau tidaknya hipotesis. Pada langkah ini siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

d. Data processing (Mengolah data)

Langkah keempat yaitu siswa mengolah, mengklasifikasikan kemudian menafsirkan semua data yang telah diperoleh melalui wawancara, observasi, hasil bacaan, dan sebagainya.

e. Verification (Membuktikan)

Pada langkah kelima siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan alternatif, dihubungkan dengan hasil menngolah data. f. Generalization (Menarik kesimpulan)

(7)

C. Strategi Team Assisted Individualization (TAI)

Team Assisted Individualization (TAI) merupakan sebuah strategi pembelajaran dengan tipe kooperatif yang dikembangkan oleh Robet E. Slavin (Shoimin, 2016:200). Terjemahan bebas dari TAI sendiri adalah bantuan individual dalam kelompok (BidaK) dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Oleh karena itu, siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa adalah negosiasi dan bukan imposisi-intruksi (Suyatno, 2009:57).

Suyatno (2009:57) mengemukakan TAI merupakan pembelajaran yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual dimana tanggung jawab belajar ada pada siswa, sehingga siswa harus membangun pengetahuannya sendiri. Sementara Slavin (2005:189) berpendapat TAI dirancang sebagai usaha untuk membentuk pembelajaran individual untuk menyelesaikan masalah dengan membuat siswa bekerja dalam kelompok pembelajaran pembelajaran kooperatif.

Menurut Slavin (2009) TAI memiliki dasar pemikiran untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Perbedaan individualisasi pengajaran tersebut yaitu siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam.

(8)

siswa yang mempunyai kemampuan akademik kurang. Dengan hal itu maka siswa yang mempunyai kemampuan akademik tinggi dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan akademik kurang dapat terbantu dalam menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Siswa dituntut dapat mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu antara siswa yang satu dengan yang lain dalam menyelesaikan permasalahan dan siswa saling memberi dorongan untuk maju.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Team Assisted Individualization merupakan pembelajaran individual yang bekerja dalam kelompok kooperatif dengan menerapkan bimbingan antar teman dimana siswa yang pandai dapat membantu dan memberi dorongan terhadap siswa yang kurang pandai.

Menurut Slavin (Suyatno, 2009:58) sintak strategi pembelajaran BidaK adalah :

1) Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupa modul.

2) Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi.

3) Penghargaan kelompok dan refleksi secara tes formatif.

(9)

1) Placement Test

Pada langkah ini guru memberi tes awal (pre-test) kepada siswa. Cara ini bisa digantikan dengan mencermati rata-rata nilai harian atau nilai pada bab sebelumnya yang diperoleh siswa sehingga guru dapat mengetahui kekurangan siswa pada bidang tertentu.

2) Teams

Langkah ini cukup penting dalam penerapan model pembelajaran kooperatif TAI. Pada tahap ini guru membentuk kelompok-kelompok yang bersifat heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa.

3) Teaching Group

Guru memberikan materi secara singkat menjelang pemberian tugas kelompok.

4) Student Creative

Pada langkah ini guru perlu menekankan dan menciptakan persepsi bahwa keberhasilan setiap siswa (individu) ditentukan oleh keberhasian kelompoknya.

5) Team Study

(10)

6) Fact Test

Guru memberikan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa, misalnya dengan memberikan kuis, dan sebagainya.

7) Team Score and Team Recognition

Guru memberikan skor pada hasil kerja kelompok dan memberikan “gelar” penghargaan terhadap kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas. Misalnya dengan menyebut mereka sebagai “kelompok OK”,

“kelompok LUAR BIASA”, dan sebagainya.

8) Whole-Class Units

Langkah terakhir guru menyajikan kembali materi di akhir bab dengan stategi pemecahan masalah untuk seluruh siswa dikelasnya.

Adapun menurut Slavin (2005:195) sintak pembelajaran TAI yang mencakup tahap-tahap konkret dalam melaksanakan program tersebut adalah: 1) Tim, dalam TAI siswa dibagi ke dalam tim-tim yang beranggotakan 4-5

siswa.

2) Tes penempatan, siswa diberikan pretest. Mereka ditempatkan pada tingkat yang sesuai dalam program individual berdasarkan kinerja mereka pada tes ini.

3) Materi, siswa mempelajari materi yang pelajaran yang akan didiskusikan. 4) Belajar kelompok, siswa melakukan belajar kelompok bersama

rekan-rekan dalam satu tim.

(11)

setiap tim yang memenuhi kriteria sebagai “tim super harus memperoleh penghargaan dari guru.

6) Kelompok pengejaran, guru memberikan pengajaran kepada setiap kelompok tentang materi yang sudah didiskusikan.

7) Tes fakta, guru meminta siswa untuk mengerjakan tes-tes untuk membuktikan kemampuan mereka yang sebenar-benarnya.

Berdasarkan uraian-uraian di atas tentang tahap-tahap pembelajaran TAI, maka diperoleh kesimpulan tentang tahap-tahap pembelajaran TAI yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Placement test yaitu guru mencermati rata-rata nilai ulangan harian siswa pada materi sebelumnya.

2) Teams yaitu guru akan mengelompokan siswa yang terdiri dari 4-5 siswa dalam 1 kelompok berdasarkan nilai rata-rata ulangan harian sebelumnya, agar dalam satu kelompok terdapat siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.

3) Student creative yaitu guru memberikan motivasi bahwa keberhasilan setiap siswa ditentukan oleh keberhasian kelompoknya.

4) Teams study yaitu guru memberikan LKK dan guru akan memberikan bantuan secara individual dengan dibantu siswa yang memiliki kemampuan akademis bagus dalam kelompok tersebut.

5) Fact test yaitu guru memberikan kuis singkat yang dikerjakan secara individu.

(12)

pada kelompok yang kinerjanya bagus.

7) Whole class unityaitu guru akan memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

Kelebihan dan kekurangan pembelajaran Team Assisted Individualization menurut Shoimin (2016:202) antara lain :

a. Kelebihan pembelajaran Team Assisted Individualization adalah :

1) Siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalahnya 2) Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan

keterampilannya pada saat diskusi berlangsung

3) Adanya tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan permasalahan

4) Mengurangi kecemasan

5) Siswa diajarkan bekerja sama dalam suatu kelompok

b. Kelemahan pembelajaran Team Assisted Individualization adalah : 1) Tidak adanya persaingan antar kelompok

2) Memerlukan periode lama

3) Bila kerja sama tidak dapat dilaksanakan dengan baik, yang akan bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan yang aktif saja D. Perbedaan Discovery Learning dengan Discovery Learningdengan

Strategi Team Assisted Individualization (TAI)

Discovery Learning merupakan model pembelajaran yang

(13)

dari permasalahan dengan guru sebagai pembimbing. Dalam pelaksanaan diskusi kelompok terkadang beberapa siswa kurang terlibat aktif, sehingga dibutuhkan alternatif dalam pelaksanaan diskusi kelompok yaitu dengan menggunakan strategi TAI. Tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran individual dan pembelajaran kooperatif. Tipe ini juga dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual.

Penerapan Discovery Learning dengan strategi TAI memiliki dasar pemikiran yaitu siswa dapat memaksimalkan kemampuan individu yang dimiliki di mana setiap siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan motivasi yang beragam dengan cara pembentukan kelompok. Pembagian kelompok akan dibentuk dari nilai ulangan harian sebelumnya. Setiap kelompok mempunyai siswa yang mempunyai kemampuan akademis tinggi sampai rendah. Guru akan memberikan persepsi bahwa keberhasilan individu ditentukan dari keberhasilan kelompoknya, sehingga siswa yang berkemampuan akademis tinggi akan memberi bimbingan kepada anggotanya yang mengalami kesulitan agar kelompoknya berhasil dan setiap anggotanya juga mendapatkan keberhasilan. Guru juga akan memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkan. Kelompok yang kinerjanya bagus diskusi akan diberikan penghargaan oleh guru.

(14)

Tabel 2.1: Langkah – Langkah Discovery Learning dengan Discovery Learningdengan strategi TAI

Kegiatan Guru Kegiatan Guru

1. Kegiatan Awal

1. Guru masuk ke ruang kelas dan mengucapkan salam. Kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.

2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan peralatan belajar dan menanyakan kesiapan belajar.

3. Apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari.

4. Guru memberikan informasi tentang rencana aktivitas pembelajaran yang akan ditempuh yaitu dengan pembelajaran Discovery

Learningdengan strategi

TAI.

1. Kegiatan Awal

1. Guru masuk ke ruang kelas dan mengucapkan salam. Kemudian meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pembelajaran dimulai dilanjutkan mengecek kehadiran siswa.

2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan peralatan belajar dan menanyakan kesiapan belajar.

3. Apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada materi yang akan dipelajari.

4. Guru memberikan informasi tentang rencana aktivitas pembelajaran yang akan ditempuh yaitu dengan pembelajaran Discovery Learning.

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

Stimulation (Pemberian rangsangan)

1. Guru mengingatkan kembali materi yang sudah dipelajari.

2. Guru menyajikan sebuah permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran kemudian memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

2. Kegiatan Inti Eksplorasi

Stimulation (Pemberian rangsangan)

1. Guru menyajikan permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran.

Elaborasi

Problem statement (Mengidentifikasi masalah)

(15)

Elaborasi

Problem statement (Mengidentifikasi masalah)

3. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa. Pembagian kelompok ini berdasarkan nilai ulangan harian siswa sebelumnya. (Placement Test and Teams)

4. Guru menekankan dan menciptakan persepsi bahwa keberhasilan siswa (individu) ditentukan oleh keberhasilan

kelompoknya dalam menyelesaikan LKK dengan cara saling berdiskusi. (Student Creative)

5. Guru memberikan LKK sesuai dengan materi yang akan dipelajari pada setiap kelompok. (Team study)

Data collection

(Mengumpulkan data) 6. Guru memberikan

kebebasan kepada siswa untuk mencari informasi sebanyak mungkin dari buku siswa atau dari pengalaman yang dimiliki siswa.

7. Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok dalam membahas penyelesaian LKK yang diberikan. (Team Study)

8. Guru memberikan bantuan individual yang dibantu oleh siswa berkemampuan tinggi untuk membantu siswa yang berkemampuan

rendah dalam

dari 4 siswa.

3. Guru memberikan LKK sesuai dengan materi yang akan dipelajari pada setiap kelompok.

Data collection

(Mengumpulkan data) 4. Guru berkeliling

mengamati siswa mengerjakan LKK Data processing ( Mengolah data)

5. Guru memerintahkan siswa mengumpulkan dan mencatat informasi yang diperoleh.

Verification (Membuktikan)

6. Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan/ mengkomunikasikan hasil diskusi.

7. Guru memberi

kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya atau lain memberikan tanggapan hasil diskusi yang sedang dipresentasikan. Konfirmasi

Generalization (Menarik kesimpulan)

(16)

kelompoknya. (Team Study)

Data processing ( Mengolah data)

9. Guru memerintahkan siswa mencatat informasi yang diperoleh.

Verification (Membuktikan) 10. Guru menunjuk kelompok untuk mempresentasikan/ mengkomunikasikan hasil diskusi.

11. Guru memberi kesempatan kepada siswa lain untuk bertanya atau lain memberikan tanggapan hasil diskusi

yang sedang

dipresentasikan.

12. Guru memberikan kuis untuk dikerjakan secara individual.(Fast Test) Konfirmasi

Generalization (Menarik kesimpulan)

13. Guru memberikan kesimpulan. (Whole Class Unit)

14. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok kinerjanya bagus. (Teams Score and Team Recognition)

3. Kegiatan Akhir

1. Guru memberikan informasi mengenai pembelajaran untuk pertemuan yang akan datang.

2. Guru meminta siswa berdoa yang dipimpin ketua kelas.

3. Guru mengucapkan salam

3.1 Siswa menyimak informasi yang telah diberikan guru.

3.2 Siswa berdoa.

(17)

E. Discovery Learning dengan Strategi TAI untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis

Langkah-langkah Discovery Learning untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis sesuai dengan indikator penalaran tersaji dengan skema sebagai berikut :

Dari uraian di atas terlihat bahwa ada terdapat langkah-langkah dalam pembelajaran Discovery Learning yang tidak dapat mengukur indikator penalaran. Sehingga diperlukan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa.

Langkah-langkah Discovery Learning dengan strategi TAI untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis sesuai dengan indikator penalaran tersaji dengan skema sebagai berikut :

Discovery Learning Simulation

Problem Statmen

Data Collection

Data Processing

Verification

Generalisasi

Indikator Penalaran Mengajukan dugaan Melakukan manipulasi Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi

Memeriksa kesahihan suatu argumen

(18)

Tabel 2.2 : Hubungan Indikator Kemampuan Penalaran Matematis dengan Discovery Learningdengan strategi Team Assisted Individualization (TAI)

Model Pembelajaran Discovery Learningdengan strategi Team Assisted Individualization (TAI)

Fase Langkah Kegiatan Guru

Indikator Kemampuan

Penalaran

1 Stimulation

(Pemberian rangsangan)

Mengingatkan kembali materi, menyajikan permasalahan, dan memberikan pernyataan dengan permasalahan. beberapa kelompok

(Placement Test and

Teams), membagikan

LKK (Team study),

menciptakan persepsi bahwa keberhasilan siswa ditentukan oleh keberhasilan

kelompoknya (Student Creative).

Mengawasi jalan diskusi, meminta siswa untuk saling membantu, memberikan bantuan kepada siswa secara individual(Team Study)

3. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi

4 Data Processing

(Pengolangan Data)

Memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencari informasi dan mencatat informasi yang diperoleh bukti terhadap kebenaran solusi

5 Verification

(Pembuktian)

Menunjuk kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, memberi kesempatan siswa lain

(19)

diskusi yang sedang dipresentasikan,

memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu (Fast Test)

pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi

6 Generalisasi

(Menarik Kesimpulan)

Memberikan kesimpulan (Whole Class Unit), dan pemberian penghargaan (Team Score and Team Recognition)

F. Materi

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap kelas VII tahun ajaran 2016/2017 pada materi teorema pytagoras.

Standar Kompetensi :

3. Menggunakan Teorema Pytagoras dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar :

3.1 Menggunakan Teorema Pytagoras untuk menentukan panjang sisi segi tiga siku-siku.

3.2 Memecahkan masalah pada bangun datar yang berkaitan dengan Teorema Pytagoras.

(20)

Tabel 2.3 : Indikator Pembelajaran

Siklus Pertemuan Indikator

1

1 3.1.1 Menemukan rumus teorema pytagoras 2 3.1.2 Menghitung panjang sisi segitiga

siku-siku jika dua sisi lain diketahui

2 2

1

3.1.3 Menghitung perbandingan sisi sisi segitiga siku-siku istimewa (salah satu sudutnya 300 , 450, 600)

3.2.1 Menghitung perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku istimewa

2

3.2.2 Menghitung panjang diagonal pada bangun datar, misal persegi, persegi panjang menggunakan teorema pytagoras

3.2.3 Menghitung panjang sisi pada bangun layang-layang dan belah ketupat dengan menggunkan teorema pytagoras

3 3

1

3.2.4 Menghitung panjang diagonal pada bangun ruang, misal balok, kubus, limas, dengan menggunakan teorema pytagoras 2 3.2.5 Menyelesaikan masalah sehari-hari

dengan menggunakan teorema pytagoras

G. Kerangka Pikir

(21)

Tabel 2.4: Hubungan Indikator Kemampuan Penalaran Matematis dengan Discovery Learningdengan strategi Team Assisted Individualization (TAI)

Model Pembelajaran Discovery Learningdengan strategi Team Assisted Individualization (TAI)

Fase Langkah Kegiatan Guru

Indikator Kemampuan

Penalaran

1 Stimulation

(Pemberian rangsangan)

Mengingatkan kembali materi, menyajikan permasalahan, dan memberikan pernyataan dengan permasalahan. beberapa kelompok

(Placement Test and

Teams), membagikan

LKK (Team study),

menciptakan persepsi bahwa keberhasilan siswa ditentukan oleh keberhasilan

kelompoknya (Student Creative).

Mengawasi jalan diskusi, meminta siswa untuk saling membantu, memberikan bantuan kepada siswa secara individual(Team Study)

3. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberi alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi

4 Data Processing

(Pengolangan Data)

Memberikan kebebasan kepada siswa untuk mencari informasi dan mencatat informasi yang diperoleh bukti terhadap kebenaran solusi

5 Verification

(Pembuktian)

Menunjuk kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi, memberi kesempatan siswa lain

(22)

diskusi yang sedang dipresentasikan,

memberikan kuis untuk dikerjakan secara individu (Fast Test)

pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi

6 Generalisasi

(Menarik Kesimpulan)

Memberikan kesimpulan (Whole Class Unit), dan pemberian penghargaan (Team Score and Team Recognition)

Dengan Discovery Learningdengan strategi Team Assisted Individualization (TAI) siswa dapat meningkatkan kemampuan penalaran

siswa kelas VIII G SMP Negeri 3 Sokaraja. H. Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 2.1: Langkah – Langkah Discovery Learning dengan
Tabel 2.2 : Hubungan Indikator Kemampuan Penalaran Matematis
Tabel 2.3 : Indikator Pembelajaran
Tabel 2.4: Hubungan Indikator Kemampuan Penalaran Matematis

Referensi

Dokumen terkait

Model pembelajaran D-TAI bagi siswa dapat digunakan untuk:. 1) meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; 2)

Berdasarkan data yang di peroleh peneliti dari guru mapel matematika kelas VIII SMP Negeri 1 Bantarsari bahwa nilai rata-rata ulangan bab aljabar siswa kelas

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil bahwa peningkatan kemampuan pemahaman matematis siswa yang memperoleh pembelajaran melalui Team

3 dapat di ketahui; (1) siklus 1 medapatkan hasil rata-rata 3,6 % artinya berdasarkan tabel kriteria prosentase aktivitas guru bahwa hasil instrument aktivitas guru

Secara keseluruhan nilai rerata postest kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ( Team

lebih baik daripada siswa dengan kemampuan penalaran matematis rendah. Ada hasil penelitian ini yang tidak sesuai dengan hipotesis keempat yang telah. dirumuskan sebelumnya

Alasan peneliti mengangkat masalah tersebut untuk memperbaiki nilai siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan guru belum menunjukkan hasil yang maksimal yaitu

Berdasarkan perolehan hasil tes kemampuan penalaran matematis siswa dapat disimpulkan bahwa Problem Based Learning dengan strategi Team Assisted Individualization