• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS AWAL FITOKIMIA PADA TANAMAN MENIRAN (Phillanthus niruri L) PRELIMINARY PHYTOCHEMICAL ANALYSIS OF MENIRAN (Phillanthus niruri L)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS AWAL FITOKIMIA PADA TANAMAN MENIRAN (Phillanthus niruri L) PRELIMINARY PHYTOCHEMICAL ANALYSIS OF MENIRAN (Phillanthus niruri L)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

B - 252

ANALISIS AWAL FITOKIMIA PADA TANAMAN MENIRAN (Phillanthus niruri L)

PRELIMINARY PHYTOCHEMICAL ANALYSIS OF MENIRAN (Phillanthus niruri L)

Eli Masruroh, Tukiran, Suyatno, dan Nurul Hidayati Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya

Jl. Ketintang Surabaya (60231), Telp. 031-8298761 E-mail:masrurohelly@gmail.com

Abstrak.Hasil analisis awal fitokimia yang dilakukan pada ekstrak heksana, kloroform, dan metanol dari tanaman meniran (Phillanthus niruri L) diketahui bahwasemua ekstrak positif mengandung senyawa steroid dan fenolik, dantidak mengandung senyawa triterpenoid. Diketahui tanaman ini mengandung senyawa alkaloid pada ekstrak heksana dan metanol, dan tidak pada ekstrak kloroform. Tanaman ini diketahui mengandung senyawa flavonoid dan saponin justru pada ekstrak heksana, dan tidak ada pada ekstrak kloroform dan metanol.Sementara senyawa tanin hanya terkandung pada ekstrak metanol dan senyawa triterpenoid tidak dijumpai pada semua ekstrak dari tanaman tersebut.

Kata kunci: ekstrak,fitokimia,meniran

Abstrak.Results of the preliminary phytochemical screening carried out on hexane, chloroform, and methanol extracts of Meniran (Phillanthus niruri L)could be reported that all of extracts containsteroid andphenolic, andno present in triterpenoid. It was known thatthe plant consist of alkaloid on hexaneand methanol extracts, whereason chloroform extract not present in. Indeed, flavonoid and saponin were present in hexane extract, andno present in chloroform and methanol extracts.For a while,tannin was present in methanol onlyand triterpenoid was not present in all of extractsof the plant. Keywords: Extract, Phytochemical,Meniran

PENDAHULUAN

MENIRAN(Phillanthus niruri L) merupakan tanaman dari famili Euphorbiaceae yang tumbuh liar di sekitar kita. Tanaman meniran merupakan tanaman yang tumbuh tegak, tinggi 30-50 cm, dan bercabang-cabang. Batang berwarna hijau pucat, helaian daun berbentuk bulat telur sampai bundar memanjang, ujung daun tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik dan tepi daun rata.

Buah terdapat di bawah daun dan letaknya berjajar sepanjang tangkai utama daun (Julianus, dkk. 2011).

(2)

B - 253 Manfaat tanaman meniran sebagai obat tradisional adalah untuk mengobati berbagai macam penyakit dan telah banyak digunakan dikalangan mayarakat, seperti mengobati penyakit: 1)Demam, caranya yaitu siapkan 3-7 batang tanaman lengkap (akar, batang, daun dan bunga). Bahan dicuci bersih, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas. Selanjutnya saring, kemudian diminum sekaligus. 2) Batuk, caranya adalah siapkan 3 - 7 batang tanaman meniran lengkap (akar, batang, daun, bunga), tambahkan madu secukupnya. Bahan dicuci bersih, kemudian ditumbuk halus dan direbus dengan 3 sendok makan air masak, hasilnya dicampur dengan 1 sendok makan madu sampai merata. Diminum sekaligus dalam 2 kali sehari. 3) Ayan, sebanyak 17-21 batang tanaman meniran (akar, batang, daun, dan bunga), dicuci bersih, kemudian direbus dengan 5 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ± 2,5 gelas. Selanjutnya disaring dan diminum 1 kali sehari 3/4 gelas selama 3 hari berturut-turut. 4) Disentri, siapkan 17 batang tanaman meniran lengkap(akar, batang, daun, daun bunga), lalu rebus dengan 3 gelas air sampai mendidih, saring dan minum 2 kali sehari, pagi dan sore. 5) Luka bakar kena api atau air panas, sebanyak 3-7 batang tanaman lengkap (akar, batang, daun, dan bunga) ditumbuk halus, tambah 1 rimpang umbi temulawak (sekitar 4 cm) yang diiris-iris. Campurkan dengan 3 buah bunga cengkeh, 1 potong kayu manis, kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. 6) Luka koreng, sebanyak 9-15 batang meniran lengkap (akar, batang, daun, dan bunga) cuci bersih dan ditumbuk halus. Kemudian direbus dengan 1

ceret air. Dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk mandi. 7) Jerawat, sebanyak 7 batang tanaman meniran, 1 rimpang umbi kunyit (4 cm), cuci sampai bersih dan ditumbuk sampai halus. Kemudian direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Selanjutnya disaring dan diminum sekaligus, ulangi secara teratur setiap hari (Anonim, 2009).

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi: pisau, blender, neraca analitik, gelas kimia 100 mL, tabung reaksi, pelat tetes, pengaduk kaca, penangas air,aluminium foil, dan lain-lain. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel yang berupa serbuk kering dari daun meniran, asam klorida (HCl) pekat, asam sulfat (H2SO4) pekat, asam sulfat (H2SO4)

2N, ferriklorida (FeCl3)

1%,kloroform teknis, amoniak, logam Mg, metanol 60-80%, etanol 70%, aquadest, reagen Mayer, reagen Wagner, dan reagen Dragendorff. PROSEDUR PENELITIAN a. Persiapan sampel

Daun segar dari tanaman meniran dikeringkan. Setelah kering kemudian digiling dengan menggunakan blenderuntuk mendapatkan serbuk kering sebanyak 5 gram.

b. Persiapan ekstrak heksana, kloroform, dan metanol dari daun tanaman meniran

Sebanyak 5 gram serbuk kering daun meniran masing-masing dimasukkan dalam gelas kimia 100 mL untuk dimaserasi dengan

(3)

B - 254 cara merendam serbuk tersebut ke dalam masing-masing 40 mL heksana teknis, 40 mL kloroform teknis, dan 40 mL metanol60-80%, kemudian ditutup dengan aluminium foil, dan dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya, disaring dengan menggunakan kertas saring dan filtrat yang diperoleh dipekatkan atau diuapkan dalam penangas air untuk menghasilkan ekstrak kental dari tanaman tersebut.

c. Analisis fitokimia ekstrak heksana, kloroform, dan metanol dari tanaman meniran

Ekstrak sampel tersebut kemudian dilakukan analisisawal fitokimia untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada sampel tanaman meniran yang meliputi analisis alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, steroid/triterpenoid, dan tanin dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis alkaloid

Sebanyak 1 ml sampel ditambah dengan 5 tetes amonia. Setelah itu, disaring kemudian ditambah 2 ml asam sulfat 2N dan dikocok hingga memberi lapisan atas dan bawah. Lapisan atas filtrat diambil dan dianalisis dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan Dragendorf. Terbentuknya endapan jingga, cokelat, dan putih pada masing-masing hasil analisis menunjukkan adanya alkaloid (Harborne, 1987). 2. Analisis fenolik

Sebanyak 1 mL sampel ditambah FeCl3. Adanya

fenolik ditandai dengan terbentuknya warna hijau, biru kehitaman (Harborne, 1987). 3. Analisis Flavonoid

Sebanyak 1 mL sampel ditambah dengan 3 mL etanol 70%, lalu dikocok, ditambah dengan 0,1 g pita serbuk Mg dan 2 tetes HCl pekat. Terbentuknya warnakuning, orange atau merah menandakan adanya flavonoid (Harborne, 1987).

4. Analisis saponin

Sebanyak 1 mL sampel dididihkan dengan 10 mL aquades dalam penangas air. Filtrat dikocok dan didiamkan. Terbentuknya buih yang stabil berarti positif terdapat saponin (Harborne, 1987)

5. Analisis steroid/triterpenoid Sebanyak 1 ml sampel ditambah dengan asetat anhidrat dan asam sulfat pekat. Jika terbentuk warna biru atau hijaumenandakan adanya steroid. Jika terbantuk warna merah kecoklatan menandakan adanya triterpenoid (Harborne, 1987).

6. Analisis tanin

Sebanyak 1 ml sampel ditambah 5 tetes NaCl 10%, lalu dikocok sampai homogen. Setelah itu disaring, filtrat yang dihasilkan ditambah dengan gelatin 1% dan NaCl 10%. Terbentuknya endapan menandakan adanya tanin (Harborne, 1987).

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisisawal fitokimia merupakan salah satu langkah penting dalam upaya mengungkap potensi sumber daya tumbuhan.Hasil dari analisisawal fitokimia terhadap ekstrak heksana, kloroform, dan metanol pada tanaman meniran ditunjukkan pada tabel berikut.

(4)

B - 255

Tabel. Hasil analisisawal fitokimia pada ekstrak menggunakan berbagai pelarut dari tanaman meniran (Phillanthus niruri L).

No Analisis fitokimia Heksana Kloroform Metanol 1 Alkaloid Dragendorrf + - + Wagner + - + Mayer - - + 2 Fenolik + + + 3 Flavonoid + - - 4 Saponin + - - 5 Steroid/triterpenoid +/- +/- +/- 6 Tanin - - +

Berdasarkan table di atas dapat dikemukan beberapa catatan penting sebagai berikut. Hasil analisis awal fitokimia yang dilakukan pada ekstrak heksana, kloroform, dan metanol dari tanaman meniran diketahui bahwasemua ekstrak positif mengandung senyawa steroid dan fenolik, dantidak mengandung senyawa triterpenoid. Diketahui tanaman ini mengandung senyawa alkaloid pada ekstrak heksan dan metanol, sedangkan pada ekstrak kloroform tidak. Tanaman meniran diketahui mengandung senyawa flavonoid dan saponin justru pada ekstrak heksana, dan tidak ada pada ekstrak kloroform dan methanol.Sementara senyawa tanin hanya terkandung pada ekstrak

metanol dan tidak

mengandungsenyawa triterpenoid

pada semua ekstrak dari tanaman tersebut. Hasil positif pada analisis awal fitokimia pada masing-masing ekstrak heksana, kloroform, dan methanol dari tanaman meniran dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Analisis fenolik

Pada tabel hasil analisis fitokimia di atas menunjukkan bahwa pada semua ekstrak tanaman mengandung senyawa fenolik. Adanya gugus fenol ditunjukkan dengan warna hijau kehitaman atau biru kehitaman setelah penambahan FeCl3. Terbentuknya

warna hijau kehitaman setelah penambahan FeCl3 dikarenakan

senyawa fenol yang terkandung membentuk senyawa kompleks dengan Fe3+. Adapun reaksinya sebagai berikut:

FeCl3(aq) + 6ArOH(s)→ 6H+ + 3Cl- + [Fe(OAr)6]3-(aq)

2. Analisis steroid/triterpenoid

Pada semua ekstrak tanaman meniran mengandung senyawa steroid tetapi senyawa triterpenoid. Hasil analisis positif setelahditambahkan dengan pereaksi Liebermann-Burchard

(larutan anhidrida asetat dan larutan asam sulfat pekat) menghasilkan warna hijau dan negatif mengandung senyawa triterpenoid karena tidak menghasilkan merah kecoklatan.

(5)

B - 256 3. Analisis flavonoid

Adanya senyawa flavonoid dapat terlihat pada ekstrak heksana sedangkan pada ekstrak kloroform dan metanol tidak mengandung

senyawa flavonoid. Hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna kuning setelah penambahan pita Mg dan HCl pekat. Berikut ini adalah rekasi pada analisis flavonoid:

Mg(s) + 2HCl(l) → MgCl2(aq)+ H2(g)

MgCl2(aq)+ 6ArOH(s)→ [Mg(OAr)6]4-(aq) + 6H+ + 2Cl- 4. Analisis saponin

Sampel positif mengandung senyawa saponin pada ekstrak heksana, ditandai dengan timbulnya buih yang stabil setelah dikocok. Sementara pada ekstrak kloroform dan metanol memberikan hasil negatif terhadap senyawa saponin karena tidak menimbulkan buih setelah dikocok.

5. Analisis tanin

Pada analisis tanin, ekstrak metanol tanaman meniran positif mengandung senyawa tanin yang ditunjukkan dengan adanya endapan,sedangkan pada ekstrak heksana dan kloroform negatif

mengandung senyawa tanin karena tidak terbentuk endapan.

6. Analisis alkaloid

Hasil positif analisisalkaloid dengan pereaksi Mayer ditandai dengan terbentuknya endapan putih. Analisis alkaloid positif pada ekstrak metanol, akan tetapi negatif pada ekstrak kloroform dan heksana. Pada analisis alkaloid dengan pereaksi Mayer, diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat(II) membentuk kompleks kalium-alkaloid yang mengendap. Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut: HgCl2 + 2KI → HgI2 + 2KCl

HgI2 + 2KI → K2 [HgI2]

Kalium tetraiodomerkurat(II)

Hasil positif alkaloid dengan pereaksi Wagner ditandai dengan terbentuknya endapan coklat. Hasil positif terlihat pada ekstrak heksana dan metanol karena terbentuk endapan coklat,

sedangkan pada ekstrak kloroform negatif mengandung senyawa alkaloid. Pada analisis alkaloid menggunakan pereaksi Wagner, ion logam K+ membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan

N + K2[HgI4] N + K [HgI4] K Kalium-alkaloid endapan putih

(6)

B - 257 alkaloid sehingga membentuk kompleks kalium-alkaloid yang

mengendap. Persamaan reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:

I2 + I-→ I3-(coklat)

Hasil positif alkaloid dengan pereaksi Dragendorf ditandai dengan terbentuknya endapan coklat. Hasil analisis alkaloid positif mengandung senyawa alkaloid pada ekstrak metanol dan heksana, sedangkan pada ekstrak kloroform negatif mengandung senyawa alkaloid.

Pada reaksi menggunakan reagen Dragendorf, ion logam K+ membentuk ikatan kovalen koordinasi dengan alkaloid sehingga membentuk kompleks

kalium-alkaloid yang

mengendap. Persamaan

reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut:

SIMPULAN

Analisisawal fitokimia terhadap ekstrak heksana, kloroform, dan metanol pada tanaman meniran menunjukkan bahwa: 1) Pada ekstrak heksana mengandung senyawa alkaloid, fenolik, flavonoid, saponin, dan steroid, 2)Hasil analisis fitokimia pada ekstrak kloroform,diketahui mengandung senyawa fenolik dan steroid, 3) Ekstrak metanol tanaman meniran menunjukkan adanya senyawa alkaloid, steroid, dan tanin, dan 4) Semua ekstrak heksana, kloroform, dan methanol tanaman ini tidak mengandung senyawa triterpenoid.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap tanaman meniran untuk mengetahui komponen kimia yang terkandung di dalamnya serta aktivitas biologisnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami ucapkan kepada Prof. Dr. Tukiran, M.Si.selaku dosen pembimbing yang telah membimbing selama proses penelitian hingga berjalannya proses

N N + KI + I2 + I 3 -K+ Kalium-alkaloid endapan coklat coklat N + K[BiI4] N K+ Kalium-alkaloid endapan oranye + [BiI4]

(7)

-B - 258 publikasi/seminar ini. Penelitian ini didanai sebagian dari Islamic Development Bank (IDB) melalui kerjasama dengan Program Desentralisasi, Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud, dengan nomor SK Rektor Unesa: 097/UN38/HK/LT/2014, tertanggal 25 Februari 2014. Untuk ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih atas dukungan dana tersebut.

DAFTAR ACUAN

Anonim. 2009. Khasiat Tanaman Meniran. (online), http://khasiat-obatherbal.blogspot.com/2009/ 04/khasiat-tanaman-meniran.html. diakses 11 September 2014.

Anonim. 2013. Alkaloid, Flavonoid, Steroid, Terpenoid, Dan Saponin (online), http://wheluvchem.wordpress.c om/2013/03/09/alkaloid- flavonoid-steroid-terpenoid-dan-saponin/ diakses 12 September 2014. Harborne, J. B., 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan K. Padmawinata & I. Soediro, Penerbit ITB, Bandung.

Julianus, K., Arini,D.I.D., Halawane,J., Nurani, L., Halida, Kafiar,Y., dan Karundeng, M.C., 2011. Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara. Manado: Balai Penelitian Kehutanan Manado. Marliana, S. D., V. Suryanti, dan

Suyono. 2005. Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam Ekstrak Etanol. Biofarmasi, 3(1). pp. 26-31.

Redha,Abdi. 2010. Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya Dalam Sistem Biologis. Jurnal Belian : 9,pp. 196-202.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa pada pengujian fitokimia, ekstrak metanol mengandung komponen bioaktif yang lebih banyak dibandingkan dengan ekstrak heksana dan

Oleh karena itu, maka dilakukan pengujian uji fitokimia untuk mengetahui kandungan fitokimia ekstrak kloroform, n -heksana dan metanol tumbuhan paku uban

Berdasarkan hasil skrining fitokimia yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol daun ketapang mengandung senyawa alkaloid dan flavonoid, di Fraksi Heksana

Semakin besar konsentrasi ekstrak tanaman meniran maka semakin besar kadar kalsium yang terlarut dalam ekstrak tersebut dan batugin elixir lebih efektif dalam melarutkan

Fraksi n-heksana mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid dan steroid, fraksi etil asetat mengandung senyawa golongan alkaloid, triterpenoid, steroid, fenolik

Hasil standarisasi ekstrak herba meniran menunjukkan bahwa ekstrak herba meniran yang diperoleh telah memenuhi parameter standar mutu ekstrak herba meniran FHI

Oleh karena itu, maka dilakukan pengujian uji fitokimia untuk mengetahui kandungan fitokimia ekstrak kloroform, n-heksana dan metanol tumbuhan paku uban

Hasil uji fitokimia pada ekstrak metanol rumput laut merah Eucheuma spinosum segar dan kering keduanya sama-sama mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid, saponin dan