• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI. yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007). sistem alat kandungan wanita (Lestadi, 2009).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI. yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007). sistem alat kandungan wanita (Lestadi, 2009)."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pap Smear 1. Pengertian

Pap smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kaelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim (Fitria, 2007).

Pap smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari sistem alat kandungan wanita (Lestadi, 2009).

2. Tujuan tes pap smear menurut Sukaca 2009 adalah:

a. Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks.

b. Alat untuk mendeteksi adanya gejala pra kanker leher rahim bagi seseorang yang belum menderita kanker.

c. Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker leher rahim.

d. Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks. 3. Manfaat pap smear menurut Lestadi 2009 yaitu:

a. Evaluasi sitohormonal

Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melalui pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaanya adalah sekret vagina yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagian atas.

(2)

b. Mendiagnosis peradangan

Peradangan pada vagina dan servik pada umumnya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan pap smear . Baik peradangan akut maupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaran perubahan sel yang khas pada sediaan pap smear sesuai dengan organisme penyebabnya. Walaupun kadang-kadang ada pula organisme yang tidak menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan pap smear.

c. Identifikasi organisme penyebab peradangan

Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman yang sebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagi organ tersebut. Pada umumnya organisme penyebab peradangan pada vagina dan serviks, sulit diidentifikasi dengan pap smear, sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut, dapat diperkirakan organisme penyebabnya.

d. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)

pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagai alat pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker leher rahim.Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alat skrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat diagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh dengan ketepatan diagnostik yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostik

(3)

sitologi tidak dapat mengantikan diagnostik histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnosik sitologi kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan tindakan sebelumya.

e. Memantau hasil terapi

Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas atau gangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus kanker leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantau adanya kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi, memantau hasil terapi lesi prakanker atau kanker leher rahim yang telah diobati dengan elekrokauter kriosurgeri, atau konisasi.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pap smear menurut Fitria (2007) a. Umur

Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki resiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker leher rahim. Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja, tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh sakit (Fitria, 2007).

(4)

b. Sosial ekonomi

Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidak mampuan melakukan pap smear secara rutin (Fitria, 2007).

c. Paritas

Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada keganasan (Fitria, 2007).

d. Usia wanita saat nikah

Usia menikah <20 tahun mempunyai resiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahanya, jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat menjadi sel kanker (Fitria, 2007).

(5)

5. Wanita yang dianjurkan tes pap smear

Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang tinggi aktifitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri, berikut ini adalah wanita-wanita sasaran tes pap smear (Sukaca, 2009) yaitu:

a. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi. b. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan

seksual atau pernah menderita infeksi HIV atau kutil kelamin. c. Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun. d. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.

e. Pap tes setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun.

f. Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap smear.

g. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.

(6)

6. Tempat pemeriksaan pap smear menurut Sukaca 2009 dapat dilakukan di:

a. Rumah sakit pemerintah. b. Rumah sakit swasta.

c. Laboratorium swasta, dengan harga yang cukup terjangkau. d. Tempat-tempat yang menyediakan fasilitas pap smear.

Bila hasil pada pasien pap smear ternyata positif, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan biobsy terarah dan patologi. Pap smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim. Meskipun masih ada tingkat pra kanker (stadium dini). Dengan pemeriksaan ini bisa memberikan harapan kesembuhan 100%. Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat, harapan untuk sembuhpun terlampau sulit. 7. Syarat Pengambilan Bahan

Penggunaan pap smear untuk mendeteksi dan mendiagnosis lesi prakanker dan kanker leher rahim, dapat menghasilkan interprestasi sitologi yang akurat bila memenuhi syarat (Romauli dan Vindari , 2011) yaitu:

a. Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.

b. Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu diluar masa haid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.

(7)

c. Apabila klien mengalami gejala perdarahan diluar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.

d. Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.

e. Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.

f. Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.

8. Kendala Pap Smear (Romauli dan Vindari. 2011)

Dilakukan diatas hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan pemeriksaan pap smear banyak kendala. hal tersebut terjadi antara lain:

a. Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.

b. Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan. c. Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.

d. Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.

(8)

Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan saat melakukan pap smear menurut (Sukaca, 2009) yaitu:

a. Pengambilan dimulai minimal dua minggu setelah dan sebelum menstruasi sebelumnya.

b. Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada petugas mengenai aktivitas seksualnya.

c. Tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 1 hari sebelum pengambialn bahan pemeriksaan.

d. Pembilasan vagina dengan bahan kimia tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelumnya.

e. Hindarilah pemakaian obat-obatan yang tidak menunjang pemeriksaan pap smear.

10. Langkah-langkah Pengambilan pap smear (Romauli dan Vindari, 2011) yaitu:

a. Persiapan pasien

1) Melakukan informent concent.

2) Menyiapkan lingkungan sekitar klien, tempat tidur ginekologi dan lampu sorot.

3) Menganjurkan klien membuka pakaian bagian bawah.

4) Menganjurkan klien berbaring ditempat tidur ginekologi dengan posisi litotomi.

(9)

1) Menyiapkan perlengkapan/bahan yang diperlukan seperti hanscun, speculum cocor bebek, spatula ayre yang telah dimodifikasi, lidi kapas atau cytobrush, kaca objek glass, botol khusus berisi alkohol 95%, cytocrep atau hair spray, tampon tang, kasa steril pada tempatnya, formuler permintaan pemeriksaan sitologi pap smear, lampu sorot, waskom berisi larutan klorin 0,5%, tempat sampah, tempat tidur ginekologi, sampiran.

2). Menyusun perlengkapa/bahan secara ergonomis. c. Pelaksanaan

1) Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan metode tujuh langkah dan mengeringkan dengan handuk kering dan bersih.

2) Mengunakan hanscun steril. 3) Melakukan vulva higyene.

4) Memperhatikan vulva dan vagina apakah ada tanda-tanda infeksi.

5) Memasang speculum dalam vagina.

6) Masukkan spatula ayre kedalam mulut rahim, dengan ujung spatula yang berbentuk lonjong, apus sekret dari seluruh permukaan porsio serviks dengan sedikit tekanan dengan mengerakkan spatel ayre searah jarum jam, diputar melingkar 3600.

(10)

7) Ulaskan secret yang telah diperoleh pada kaca object glass secukupnya, jangan terlalu tebal dan jangan terlalu tipis. 8) Fiksasi segera sediaan yang telah dibuat dengan cara:

a) Fiksasi Basah

Fiksasi basah dibuat setelah sediaan diambil, sewaktu secret masih segar dimasukkan kedalam alkohol 95%. Setelah difiksasi selama 30 menit, sediaan dapat diangkat dan dikeringkan serta dikirim dalam keadaan keringterfiksasi atau dapat pula sediaan dikirim dalam keadaan terendam cairan fiksasi didalam botol.

b) Fiksasi Kering

Fiksasi kering dibuat setelah sediaan selesai diambil, sewaktu secret masih seger disemprotkan cytocrep atau hair spray pada object glass yang mengandung asupan secret tersebut dengan jarak 10-15 cm dari kaca object glass, sebanyak 2-4 kali semprotkan. Kemudian keringkan sediaan dengan membiarkannya diudara terbuka selama 5-10 menit. Setelah kering sediaan siap dikirimkan ke laboratorium sitologi untuk diperiksa bersamaan dengan formulir permintaan.

9) Bersihkan porsio dan dinding vagina dengan kasa steril dengan menggunakan tampon tang.

(11)

11) Beritahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai dilakukan. 12) Rapikan ibu dan rendam alat-alat dan melepaskan sarung

tangan (merendam dalam larutan clorin 0,5%).

13) Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir dengan metode tujuh langkah.

14) Temui klien kembali.

15) Mencatat hasil tindakan dalam status. 10 Pengelompokan pap smear

Pengelompokan atau Pengklasifikasian pap smear (Sukaca, 2009) yaitu:

a. Kelas I

Pada kelas I identik dengan normal smear, pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.

b. Kelas II

Pada kasus II menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, terkadang disertai dengan kuman atau virus tertentu, disertai pula dengan kariotik ringan.Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi. Pengobatanya disesuaikan dengan penyebabnya. Bila ada radang bernanah maka akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah pengobatan.

c. Kelas III

Kelas III dapat ditemukan sel diaknostik sedang keradangan berat, periksa ulang dilakukan setelah pengobatan.

(12)

d. Kelas IV

Dikelas IV telah ditemukan sel-sel yang telah mencurigakan dan ganas.

e. Kelas V

Ditemukan sel-sel ganas.

11. Faktor-faktor yang mempengaruhi (Sukaca, 2009) antara lain: a. Cara pengambilan cairan yang tepat

Pengambilan cairan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yaitu bisa terjadi kegagalan skrining (15%), interpretasi (23%), dan angka positif palsu (3-15%).

b. Petugas kesehatan

Kadang kala petugas kesehatan dapat salah tafsir dalam menginterprestasikan data. Kesalahan tersebut diantaranya:

1) Kadang kala petugas kesehatan tidak mampu memberikan pelayanan dan memberikan jawaban yang baik.

2) Petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan tes abnormal pap smear.

3) Petugas tidak dapat mengindikasikan sel abnormal.

c. Laboratorium

Di dalam laboratorium juga dapat terjadi kesalahan, kasalahan yang lazim dilakukan dalam laboratorium adalah sebagai berikut:

(13)

1) Laboratorium gagal dalam mendeteksi sel abnormal.

2) Kegagalan dalam melaporkan kualitas cairan yang tidak memuaskan.

3) Laboratoriun tidak mau melakukan pengulangan. 4) Cairan fiksasi tidak menggunakan alcohol 95%. 5) Cairan terlalu kering dan tipis.

d. Petugas Laboratorium

Terkadang petugas laboratorium juga melakukan suatu kesalahan antara lain:

1) Cara petugas laboratoriunm tidak sesuai dengan prosedur. 2) Reagen yang dipakai sudah kadaluarsa.

3) Petugas tidak cakap dalam membacakan hasil pemeriksaan. 4) Ketrampilan dan ketelitian petugas diragukan

e. Waktu pengambilan yang tepat

Waktu pemeriksaan pap smear yang tepat adalah saat anda telah menikah. Begitu halnya pada wanita yang memiliki tingkat seksualitas yang tinggi. Tes ini dianjurkan agar wanita dapat terbebas dari penyakit kanker leher rahim yang ganas.

B. Pengetahuan 1. Pengertian

(14)

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu menurut Notoatmodjo (2003) adalah sebagai berikut: a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu.

b. Interest (merasa tertarik), terhadap stimulus atau objek tersebut. Di sini sikap objek mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang-nimbang), terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial (percobaan), sikap dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu dengan apa yang dikehendaki dengan stimulus.

(15)

e. Adoption (menerima) dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif meliputi 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003) adalah sebagai berikut: a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengikat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk didalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

(16)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu sruktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat mengambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian tehadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian di dasarkan pada suatu kritiria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalya, dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya.

(17)

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Faktor internal Meliputi : a) Jasmani

Faktor jasmani diantaranya adalah keadaan indera seseorang. b) Rohani

Faktor rohani diantaranya adalah kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi efektif dan konatif individu.

b. Faktor Eksternal Meliputi:

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan merasa peroleh dari gagasan tersebut.

b) Paparan media massa

Melalui bermacam-macam media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima, sehingga seseorang yang

(18)

lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar informasi, media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang.

c) Status ekonomi

Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan. Dimana dalam mempengaruhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini juga berpengaruh dalam memenuhi kebutuhan sekunder.

d) Hubungan sosial

Manusia adalah mahkluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi satu sama lain. Individu yang dapat berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.

e) Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembanganya, misalnya

(19)

seseorang mengikuti kegiatan-kegiatan mendidik, seperti seminar dan berorganisasi, sehingga dapat memperluas pengalaman karena dari berbagai kegiatan-kegiatan tersebut. 4. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur di subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut (Notoadmodjo, 2003).

Cara pengukuran tingkat pengetahuan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan, kemudian dilakukan penelitian. Kemudian digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang, dan kurang (Nursalam, 2000).

Untuk mengukur pengetahuan diperhitungkan dengan menggunakan rumus segagai berikut:

Keterangan : P : Prosentase

f : jumlah jawaban yang benar n : jumlah skor maximal

Skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan jenjang atau peringkat dalam penelitian tentang pengetahuan biasanya ditulis dalam prosentase:

(20)

a. Baik, bila total skor benar dari kuesioner 76-100%. b. Cukup, bila total skor benar dari kuesioner 56-75%.

c. Kurang, bila total skor benar dari kuesioner < 56% (Nursalam, 2001). 5. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut (Notoatmojo, 2003) dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

a. Cara tradisional

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukan metode penemuan secara sistematik dan logis. Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain: 1) Cara Coba-Salah (Trial and eror)

Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, apabila menghadapi persoalan atau masalah, upaya pemecahanya dilakukan dengan coba-coba.

2) Cara kekuasaan atau Otoritas

Cara ini seolah-olah diterima dari sumbernya sebagai kebenaranya yang mutlak sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya.

(21)

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dengan memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikiranya, baik melalui induksi maupun deduksi.

b. Cara modern

Mengadakan pengalaman langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemasyarakatan. Kemudian hasil pengetahuanya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan akhirnya diambil kesimpulan umum.

C. Sikap

1. Pengertian

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak senang,setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya) ( Notoatmodjo, 2005).

Sikap itu tidak langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

(22)

bersifat emosional terhadap stimulus sosial.Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu

perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

2. Komponen Pokok Sikap

Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari tiga komponen pokok (Notoatmodjo, 2005) yaitu:

a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (tegandung didalamnya faktor emosi) orang tersebut didalam objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) , artinya sikap adalah merupakan komponen yang mandahului tindakan atau perilaku terbuka.

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang

(23)

utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

3. Tingkat-tingkatan sikap

sikap berdasarkan intensitasnya (Notoatmodjo, 2005) sebagai berikut:

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).

b. Menanggapi (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.

c. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatanya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinanya, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohnya atau adanya resiko lainya.

(24)

D. Wanita usia subur 1. Pengertian WUS

Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun (Ekasari, 2009).

WUS yang sudah pernah menikah atau memiliki pasangan yang memungkinkan dirinya untuk terjadi kehamilan. Pada wanita usia subur yang sudah menikah ini, puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki usia 40, kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40 wanita hanya punya maksimal 10% kesempatan untuk hamil (Ekasari,2009).

(25)

E. Kerangka Teori

Sumber : Fitria (2007).

Bagan 2.1 Kerangka teori

F. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 kerangka konsep penelitian

1. Pengetahuan wanita usia subur mengenai deteksi dini kanker leher rahim degan pap smear

2. Sikap wanita usia subur mengenai deteksi dini kanker leher rahim dengan pap smear

Umur

Sosial ekonomi Paritas

Usia wanita saat nikah

Perilaku pap smear

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas maka dapat diketahui bahwa adsorpsi optimum logam timbal terjadi pada 1 gram berat serbuk cangkang telur ayam ras dengan persentase serapan yaitu

Bila wanita pergi kencan dengan seorang pria dan telah melakukan hubungan seks dengan pria tersebut, maka ketika di tanya oleh teman temannya tentang momen tersebut, dia

perkuliahan maupun di luar perkuliahan dapat tersedia dengan baik. 2) Sarana dan prasarana saat berpengaruh terhadap semangat belajar mahasiswa.. 3) Jika semangat belajar telah

Dukungan pemerintah dan pemda—termasuk oleh mitra pembangunan—dalam pengembangan sistem data dan informasi harus difokuskan untuk mendukung pelaksanaan kedua kebijakan umum

Antioksidan alami di dalam makanan dapat berasal dari senyawa antioksidan yang sudah ada di dalam komponen makanan, senyawa antioksidan yang terbentuk dari

403 CADASARI KURUNGDAHU 004 SANAM L KP.KADU JENGKOL. 404 CADASARI KURUNGDAHU 004 CECEP SUPRIYADI

Dengan demikian tahapan proses berpikir kritis siswa dalam melaksanakan penyelesaian masalah sebagai berikut: (1) pada tahap melaksanakan langkah-langkah penyelesaian

Costumer service ( layanan pelanggan) Orang yang bekerja bersama-sama menggunakan perangkat kolaborasi dan jejaring social dapat menyelesaikan masalah dan keluhan