• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS SKALA PSIKOLOGI DENGAN MINAT PEMILIHAN KARIR TEORI KEPRIBADIAN HOLLAND (KARIR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS SKALA PSIKOLOGI DENGAN MINAT PEMILIHAN KARIR TEORI KEPRIBADIAN HOLLAND (KARIR)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS SKALA PSIKOLOGI DENGAN MINAT PEMILIHAN KARIR

TEORI KEPRIBADIAN HOLLAND (KARIR)

Mata Kuliah Pengembangan Instrumen dan MediaBimbingan dan Konseling Dosen Pengampu Prof.Edi Purwanta, M.Pd & Dr.Ali Muhtadi

Oleh:

Nur Fadillah Jaeti (16713251031)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

(2)

2

A. Pengertian Skala Psikologi

Skala adalah perangkat pertanyaan yang disusun untuk mengungkap atribut tertentu melalui respon terhadap pertanyaan tersebut (Saifudin Azwar, 2017).

B. Langkah-langkah Penyusunan Skala Psikologi

Langkah-langkah dasar dalam konstruksi skala psikologi memberikan gambaran alur kerja umum mengenai prosedur yang biasanya dilakukan oleh para penyusun skala. Alur kerja yang diilustrasikan dalam gambar 1 tidak selalu dapat dan tidak perlu untuk selalu diikuti secara ketat disebabkan model dan format skala yang dibuat banyak ragamnya dan oleh karena itu dalam pelaksanaannya menuntut keluwesan dari pihak perancang dan penyusun skala.

Awal kerja penyusunan suatu skala psikologi dimulai dari melakukan identifikasi tujuan ukur, yaitu memilih suatu definisi, mengenali dan memahami dengan seksama teori yang mendasari konstrak psikologi atribut yang hendak diukur.

Kemudian dilakukan pembatasan kawasan (domain) ukur berdasarkan konstrak yang didefinisikan oleh teori yang dipilih. Pembatasan domain tersebut dilakukan dengan cara menguraikan konstrak teoritik atribut yang diukur menjadi beberapa rumusan dimensi atau aspek keperilakuan yang konsep keperilakuannya lebih jelas. Dengan jelasnya batasan ukur dan adanya dimensi yang lebih pasti bentuk keperilakuannya maka skala akan mengukur secara komprehensif dan relevan, yang pada gilirannya akan menunjang validitas isi skala.

Dimensi keperilakuan, sekalipun sudah lebih jelas konsep keperilakuannya, biasanya masih konseptual dan belum terukur sehingga perlu dioperasionalkan ke dalam bentuk keperilakuan yang lebih konkret sehingga penulis aitem akan memahami benar arah respon yang harus diungkap dari subjek. Operasionalisasi ini dirumuskan ke dalam bentuk indikator keperilakuan (behavioral indicators)

Himpunan indikator-indikator keperilakuan beserta dimensi yang diwakilinya kemudian dituangkan dalam kisi-kisi atau blue-print yang setelah dilengkapo dengan spesifikasi skala, akan dijadikan acuan bagi para penulis aitem.

Sebelum penulisan aitem dimulai, perancang skala perlu menetapkan bentuk atau format stimulus yang hendak digunakan. Format stimulus ini erat berkaitan dengan metoda penskalaan.

Perancangan skala psikologi penentuan format aitemnya tidak terlalu mempertimbangkan keadaan subjek maupun tujuan penggunaan skala. Biasanya pemilihan format skala lebih tergantung pada keunggulan teoritik dan sisi praktis penggunaan format yang bersangkutan.

Ketentuan meloloskan aitem dalam tahap evaluasi kualitatif oleh panel para ahli tersebut adalah kesepakatan mereka (expert judgment) bahwa isi aitem yang bersangkutan adalah logis untuk mengungkap indikatornya (logical validity). Sampai pada tahap ini, kerja sistematik yang dilakukan merupakan dukungan terhadap validitas isi (content validity) dan validitas konstrak (construct validity) skala.

Kumpulan aitem yang telah berhasil melewati proses reviu kemudian harus dievaluasi secara kualitatif lebih jauh, yaitu dengan diujicobakan pada sekelompok kecil responden guna mengetahui apakah kalimat yang digunakan dalam aitem mudah dan dapat dipahami dengan benar oleh responden sebagaimana diinginkan oleh penulis aitem. Reaksi-reaksi

(3)

3

responden berupa pertanyaan mengenai kata-kata atau kalimat yang digunakan dalam aitem merupakan pertanda kurang komunikatifnya kalimat yang ditulis dan itu memerlukan perbaikan. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat apa yang sudah jelas bagi penulis aitem dapat saja belum cukup mudah untuk dimengerti oleh orang lain.

Setelah perbaikan bahasa dan kalimat selesai dilakukan, pada tahap berikut adalah langkah evaluasi terhadap fungsi aitem secara kuantitatif, yaitu berdasar skor jawaban responden. Data skor aitem dari responden diperoleh dari hasil field test.

Hasil analisis aitem menjadi dasar dalam seleksi aitem. Aitem-aitem yang tidak memenuhi persyaratan psikometrik akan disingkirkan atau diperbaiki lebih dahulu sebelum dapat menjadi bagian dari skala. Proses kompilasi akan menentukan mana diantara aitem yang akhirnya terpilih. Memperhatikan parameter aitem, kompilasi skala harus dilakukan dengan mempertimbangkan proporsionalitas aspek keperilakuan seperti yang dideskripsikan oleh blue-printnya.

Validasi skala pada hakikatnya merupakan suatu proses berkelanjutan. Pada skala-skala yang hanya akan digunakan secara terbatas memang pada umumnya dicukupkan dengan validasi isi yang dilakukan melalui proses reviu aitem oleh panel ahli (expert judgment) namun sebenarnya semua skala psikologi harus teruji konstraknya. Skala yang secara isi sudah sesuai dengan kisi-kisi indikator perilakunya tetap perlu ditunjukkan secara empirik apakah konstrak yang dibangun dari teori semula memang didukung oleh data.

Format final skala dirakit dalam tampilan yang menarik namun tetap memudahkan bagi responden untuk membaca dan menjawabnya. Dalam bentuk final, berkas skala dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan dan mungkin pula lembar jawaban yang terpisah. Ukuran kertas yang digunakan perlu disesuaikan dengan panjangnya skala sehingga jangan sampai berkas skala tampak sangat tebal yang menyebabkan responden kehilangan motivasi. Pemilihan ukuran huruf perlu mempertimbangkan usia responden jangan sampai memakai huruf berukuran terlalu kecil sehingga responden yang agak lanjut usia kesulitan membacanya.

Skala Guttman Skala pengukuran dengan tipe ini akan didapatkan jawaban yang tegas yaitu: “ya-tidak”; “benar-salah”; “pernah-tidak pernah”. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Penelitian dengan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1 “satu” dan terendah nol. Dalam penelitian dan pengembangan ini skala Guttman digunakan dalam lembar pengisian inventori kepribadian teori Holland. Format stimulus yang digunakan dalam skala Guttman yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu: jawaban “ya” dan jawaban “tidak”

C. MINAT PEMILIHAN KARIR TEORI KEPRIBADIAN HOLLAND

(4)

4

1) Realistis

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain. Orang model orientasi realistis dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit yang memberikan tantangan bagi penghuni lingkungan ini. Untuk dapat memecahkan masalah yang lebih efektif seringkali memerlukan bentuk-bentuk kecakapan, gerakan, dan ketahanan tertentu. Diantaranya kecakapan mekanik, ketahanan dan gerakan fisikuntuk berpindah-pindah dan seringkali berada diluar gedung.Sifat-sifat yang nampak dengan jelas dari tuntutan-tuntutan lingkungan menciptakan kegagalan dan keberhasilan. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, operator mesin/radio, sopir truk, petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis.

2) Investigatif

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih pekerjaan yang bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan untuk merenungkan daripada mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada tugas, tidak sosial. Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas yang bersifat kabur, memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatanya bersifat intraseptif. Orang model orientasi intelektual dalam lingkungan nyatanya selalu ditandai dengan tugas yang memerlukan berbagai kemampuan abstark, dan kreatif. Bukan tergantung kepada pengamatan pribadinya. Untuk dapat memecahkan masalah yang efektif dan efisien diperlukan intelejensi, imajinasi, serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang bersifat intelektual dan fisik. Kriteria keberhasilan dalam melaksanakan tugas bersifat objektif dan bisa diukur, tetapi memerlukan waktu yang cukup lama dan secara bertahap. Bahan dan alat serta perlengkapan memerlukan kecakapan intelektual daripada kecakapan manual. Kecakapan menulis mutlak dipelihara dalam oreientasi ini. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli fiika, ahli biologi, kimia, antropologi, matematika, pekerjaan penelitian, dan pekerjaan lain yang sejenis.

3) Sosial

Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan,

(5)

5

bersifat religiusm membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antarpribadi, kegiatan-kegiatan rapid an teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada perasaan. Orang model orientasi sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan status. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis.

4) Konvensional

Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan untuk terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan. Orang model orientasi konvensional pada lingkungan nyatanya ditandai dengan berbagai macam tugas dan pemecahan masalah memerlukan suatu proses informasi verbal dan dan matematis secara kontinu, rutin, konkrit, dan sistematis. Berhasilnya dalam pemecahan masalah akan nampak dengan jelas dan memerlukan waktu yang relative singkat. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, kasir, statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.

5) Wirausaha

Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilan-ketrampilan berbcara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, agresif dalam kegiatan lisan. Orang model orientasi usaha ditandai dengan berbagai macam tugas yang menitikberatkan kepada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan pekerjaan lain yang sejenis.

6) Artistik

Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri. Orang model orientasi artistic ini ditandai dengan berbagai macam tugas dan masalah yang memerlukan interpretasi atau kreasi bentuk-bentuk artistic melalui cita rasa, perasaan dan imajinai.Dengan kata lain, orientasi artistic lebih menitikberatkan

(6)

6

menghadapi keadaan sekitar dilakukan dengan melalui ekspresi diri dan menghindari keadaan yang bersifat intrapersonal, keteraturan, atau keadaan yang menuntut ketrampilan fisik. Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah, ahli musik, ahli kartum ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.

Tabel. 1

Kisi-Kisi Minat Pemilihan Karir Teori Kepribadian Holland

No. Variabel Aspek Indikator Nomor Pernyataan 1. Minat Pemilihan Karir Teori Kepribadian Holland

Realistik 1. Bersifat Jantan 2. Kuat jasmani 3. Tidak sosial 4. Agresif 5. Memiliki kecakapan dan koordinasi motorik yang baik 6. Kurang memiliki kecakapan verbal dalam hubungan antar pribadi Investigatif 1. Menyukai

teka-teki dan tantangan yang membutuhkan pemikiran intelektual 2. Menyukai hal yang berhubungan dengan menganalisis sesuatu 3. Berorientasi pada tugas 4. Tidak sosial 5. Berfikir terlebih dahulu daripada langsung bertindak 6. Membutuhkan pemahaman Artistik 1. Sosial

2. Memiliki cita rasa, perasaan dan imajinasi.

(7)

7 3. Menghindari keadaan yang intrapersonal. 4. Menyukai kehidupan yang bebas tanpa terikat keteraturan. 5. Menghindari

keterampilan fisik. Sosial 1. Bersifat sosial.

2. Bertanggung jawab. 3. Kewanitaan. 4. Kemanusiaan. 5. Membutuhkan perhatian. Enterprising 1. Memiliki kecakapan lisan. 2. Mendominasi dan memimpin. 3. Menganggap dirinya sendiri sebagai orang yang paling kuat. 4. Jantan. 5. Menghindarkan diri dari penggunaan bahasa yang terumus dengan baik atau situasi kerja yang membutuhkan kegiatan

intelektual yang lama.

Konvensional 1. Seorang yang menghargai uang. 2. Dapat diandalkan. 3. Mempunyai kemampuan untuk menerima perintah atau arahan. 4. Memiliki kemampuan manajemen dan numerik untuk memecahkan masalah.

(8)

8

SKALA KEPRIBADIAN MINAT PEMILIHAN KARIR TEORI HOLLAND

Identitas

Nama : ____________________________________ Usia : ____________________________________ Jenis Kelamin : ____________________________________

A. Petunjuk Pengisian

Pilihlah salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda, lalu berilah tanda cek (√) pada kolom yang tersedia. Setiap pernyataan dalam skala ini dilengkapi dengan dua pilihan jawaban yaitu Ya/Tidak:

No Pernyataan Ya Tidak

1 Senang bekerja dengan imbalan materi yang tinggi.

Jawablah pernyataan sesuai dengan keadaan pribadi anda. Hasil dari jawaban anda akan memberikan penilaian terhadap kepribadian anda dalam minat pilihan karir.

No Pernyataan Ya Tidak

1 Saya berani menghadapi situasi yang rumit disaat melakukan sebuah pekerjaan.

2 Saya berani mengambil resiko dalam melakukan pekerjaan.

3 Saya senang bekerja dengan hal yang berhubungan dengan kekuatan dan ketangkasan fisik.

4 Saya saat mengemukakan pendapat menggunakan suara keras dan lantang.

5 Senang bekerja dengan ulet dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

6 Senang bekerja sesuai dengan apa yang telah dikonsepkan terlebih dahulu.

7 Senang bekerja langsung pada praktik dilapangan 8 Senang mengungkapkan pendapat saat dimintai

(9)

9

9 Senang dengan aktifitas berfikir secara logis dan mendalam.

10 Senang dengan kegiatan berfikir secara kritis dan mendalam.

11 Senang mendapatkan tugas dalam melaksanakan sebuah pekerjaan

12 Senang melakukan kegiatan tanpa ada campur tangan orang banyak.

13 Membutuhkan waktu dan penuh pertimbangan dalam mengambil sebuah keputusan

14 Tidak senang dengan kegiatan yang tidak jelas kemana arah kegiatan itu

15 Senang melakukan kegiatan dengan orang banyak. 16 Senang mengekpresikan sesuatu melalui sebuah

karya seni.

17 Tidak senang dengan kehidupan dan pemikiran yang dikekang.

18 Tidak senang bekerja dengan menggunakan alat berat.

19 Senang dengan tugas-tugas yang belum jelas kemana arah penyelesaiannya

20 Senang melakukan kegiatan dengan orang banyak. 21 Bila melakukan pekerjaan diselesaikan dengan tepat

waktu

22 Memiliki kepekaan terhadap orang lain

23 Senang menolong dan rela berkorban terhadap sesama

24 Senang menjadi inspirasi bagi orang lain. 25 Senang berkomunikasi dengan orang banyak. 26 Senang menjadi pemimpin dalam melaksanakan

sebuah aktivitas kegiatan.

27 Selalu ingin menjadi yang diutamakan dibandingkan orang lain.

28 Berani mengambil resiko dalam melakukan sebuah pekerjaan.

(10)

10 29 Senang berbicara didepan umum.

30 Memiliki manajemen keuangan yang baik

31 Memiliki rasa bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan.

32 Dapat menerima perintah dan arahan orang lain dengan baik.

33 Dapat mengorganisir kegiatan dengan baik. 34 Senang dengan kegiatan yang bersifat ilmiah.

Referensi

Dokumen terkait