• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Panaek Gondang

merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

rangkaian upacara adat perkawinan dalam masyarakat Mandailing,jika perkawinan tersebut

dikategorikan sebagai

horja godang

1

Secara etimologi, kata

panaek

dalam bahasa Mandailing ialah menaikkan atau mendirikan

sedangkan

gondang

ialah gendang atau drum. Maka

panaek gondang

ialah memukul atau

memainkan

gordang sambilan

beserta alat musik pendukung lainnya yaitu sarune, ogung,

mongmongan, talisasayak dan doal sebagai pertanda dibukanya gelanggang panortoran.

Panaek

gondang

biasanya dilakukan sehari sebelum acara perkawinan adat.

Panaek gondang

merupakan satu hal yang sangat penting dilakukan, karena hal ini

sangat terkait dengan adat. Sebab dalam masyarakat Mandailing adat merupakan salah satu atau

merupakan tujuan hidup yang harus dilakukan oleh masyarakat Mandailing. Karena

panaek

gondang

merupakan bagian acara dalam perkawinan adat Mandailing, upacara perkawinan mesti

pula dideskripsikan. Hal apa yang membuat bahwa

panaek gondang

ini penting untuk dikaji

karena budaya musikal

panaek gondang

ini merupakan satu eksistensi atau kepentingan yang

sangat signifikan di dalam tradisi Mandailing. Oleh karena itu, melihat

panaek gondang

di

1 Berdasarkan materi dalan hal ini pangupa yang digunakan maka horja godang merupakan

(2)

berbagai sisi bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat luas bagaimana maksud falsafah

hidup masyarakat Mandailing terutama di dalam adat perkawinan.

Panaek gondang di sini bukan semata-mata merupakan suatu seni tetapi lebih dekat

kepada suatu adat, oleh karena itu panaek gondang dapat dijadikan kajian yang bersifat ilmiah

terutama dari segi etnomusikologi. Karena dengan demikian kita dapat melihat falsafah

masyarakat Mandailing dalam menjalani kehidupan mereka.Bagaimanapun musik yang

dipertunjukakan dalam panaek gondang untuk melengkapi kronologis perkawinan sangat penting

untuk dikaji.

Alasan lain mengapa panaek gondang tersebut penting dibicarakan karena ada hal-hal yang harus

diikuti secara kronologisyaitu pelaksanaan panaek gondang dari awal hingga akhir.

1.2.Pokok Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas,maka pokok permasalahan yang menjadi perhatian dalam skripsi ini ialah bagaimana proses penyajian panaek gondang secara kronologis dalam melengkapi tahapan secara keseluruhan upacara perkawinan Mandailing, dimana kronologis yang dimaksud ialah proses penyajian panaek gondang dari awal hingga akhir,dimana dilaksanakan, peralatan apa saja yang digunakan, serta siapa-siapa saja sebagai unsur pendukung pelaksanaan panaek gondang tersebut.

(3)

1.3.Tujuan Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran bagaimana proses panaek gondang di dalam upacara perkawinan adat Mandailing, dimana proses tersebut ialah pelaksanaan panaek gondang dari awal hingga akhir,

1.4.Manfaat Penelitian

Selain sebagai skripsi,penelitian ini dimanfaatkan untuk mengetahui secara jelas bagaimana proses panaek gondang yang dikaitkan dengan adat bisa dimanfaatkan sebagai kajian banding dalam budaya musik terutama yang berhubungan dengan adat Mandailing.

I.5.Konsep

Konsep ialah pengertian abstrak dari sejumlah konsepsi-konsepsi atau pengertian, pendapat atau paham yang telah ada dalam pikiran (Bachtiar 1997:10).

Konsep juga merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati ,dan merupakan penentuan antara variabel-variabel jika ingin menentukan adanya hubungan empiris.

Untuk mendapatkan pengetahuan mendasar tentang objek penelitian maka diperlukan defenisi-defenisi terhadap terminologi yang menjadi pokok bahasan.Defenisi ini merupakan kerangka konsep yang mendasari batasan-batasan makna terhadap topik-topik yang mejadi pokok penelitian.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ,kata deskripsi ialah menggambarkan apa adanya (1990:201).Secara etimologi kata panaek ialah menaikkan atau mendirikan ,kata gondang ialah gendang atau drum dalam hal ini merupakan salah satu instrumen sebagai pendukung pelaksanaan upacara.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia upacara ialah 1) tanda-tanda kebesaran, 2) peralatan (menurut adat istiadat), rangkaian tindakan atau perbuatan yang terikat kepada aturan-aturan tertentu menurut adat

(4)

atau agama, 3) perbuatan atau perayaan yang dilakukan atau diadakan sehubungan dengan peristiwa penting(1990:994).

Koentjaraningrat (1980:90) mengemukakan bahwa “ dipandang dari sudut kebudayaan manusia maka perkawinan merupakan pengatur kelakuan manusia yang bersangkut paut dengan kehidupan seksnya .Karena menurut pengertian masyarakat ,perkawinan menyebabkan seorang laki-laki tidak boleh melakukan hubungan seks dengan sembarangan wanita lain , tetapi hanya dengan satu atau beberapa wanita yang sudah disahkan sebagai istrinya”.

Pengertian masyarakat dapat dipahami sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang berinteraksi dan bertingkah laku menurut suatu system adapt tertentu yang bersifat kontinu , dimana setiap anggotanya terikat oleh satu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat 1986:160).

Mayarakat Mandailing yang penulis maksud ialah mayarakat Mandailing yang telah bermigrasi dari Kabupaten Mandailing Natal dan menetap (termasuk juga lahir dan tumbuh) di Kecamatan Medan Tembung . Mengingat hal ini , perlu dipahami bahwa budaya Mandailing telah berinteraksi dengan budaya lain seperti Melayu , Toba , Karo dan sebagainya.

I.6.Teori

Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dalam membahas permasalahan ,Untuk itu penulis mencoba mengambil beberapa teori yang dianggap perlu sebagai referensi atau acuan dalam penulsan skripsi ini .Bachtiar (1997:10) ,endefenisikan teori sebagai ketentuan-ketentuan dasar saintifik yang akan diaplikasikan mdimana kebenarannya telah diuji dengan mengikuti disiplin tertentu oleh para pakarnya ,

Seeger (1954:1840) mengemukakan deskriptif ialah penyampaian suatu objek dengan menerangkannya terhadap pembaca secara tulisan ataupun lisan dengan sedetail-detailnya .Dengan demikian deskriptif yang dimaksudkan ialah bersifat menyatakan dan menyampaikan sesuatu apa adanya

(5)

dengan menggambarkannya secara tulisan dan secara jelas mengenai kronologis panaek gondang dalam upacara perkawinan masyarakat Mandailing di kecamatan Medan Tembung . kotamadya Medan.

Koentjaraningrat (1980:241) mengemukakan pengertian upacara adalah suatu kelakuan keagamaan yang dilaksanakan menurut tata kelakuan yang baku sesuai dengan komponen keagamaan .Komponen keagamaan itu dapat dilihat dari ;tempat upacara , saat dan waktu upacaradilaksanakan , benda-benda atau alat upacara , dan orang yang melaksanakan dan memimpin upacara . Beliau juga mengemukakan bahwa dunia gaib bias dihadapi manusia dengan berbagai macam perasaan cinta , hormat , bakti tetapi juga takut , ngeri dan sebagainya .Dengan berbagai macam perasaan itu mendorong manusia untuk melakukan suatu upacara keagamaan . Manusia selalu dihinggapi suatu emosi keagamaan yang dilaksanakan menurut tata laksana baku dari upacara keagamaan atau ritus (1980:234).

Untuk mendukung pembahasan panaek gondang dari aspek musik diperlukan suatu transkripsi .Bruno Netll mengemukakan transkripsi ialah proses menotasikan bunyi atau membuat bunyi menjadi symbol visual (1964:99) .Dalam panaek gondang ada satu repertoar gondang yang dimainkan .

Mengenai hubungan panaek gondang dengan upacara perkawinan penulis mengacu pada pendapat Alan P Meriam mengenai penggunaan dan fungsi musik yang mengatakan bahwa :

use then refers to the situation in which is employed in human action : function concern to reason for its employment and particulary the broader purpose…(1964:210)

Dari kalimat di atas , dapat diartikan bahwa use (penggunaan) menitikberatkan pada masalah situasi atau cara yang bagaimana musik itu digunakan , sedangkan function (fungsi) menitikberatkan pada alasan penggunaan atau menyangkut tujuan pemakaian musik , terutama maksud yang lebih luas , sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri .

Dalam mengkaji fungsi musik, tulisan ini berpedoman pada pendapat Meriam (1964:219-226) yang membagi fungsi musik ke dalam 10 (sepuluh) kategori fungsi , yaitu fungsi : 1) pengungkapan emosional,

(6)

2) penghayatan estetis, 3)hiburan, 4)komunikasi, 5) perlambangan, 6) reaksi jasmani, 7) berkaitan dengan norma-norma sosial 8) pengesahan lembaga social, 9) kesinambungan kebudayaan, 10)pengintegrasian masyarakat. Dari kesepuluh fungsi musik tersebut, panaek gondang pada upacara perkawinan masyarakat Mandailing termasuk dalam fungsi pengungkapan emosional, fungsi komunikasi, fungsi reaksi jasmani, fungsi hiburan, fungsi perlambangan, fungsi kesinambungan kebudayaan, dan fungsi pengintegrasian masyarakat.

1.7.Metode Penelitian

Dalam hal metide penelitian penulis memakai metode penelitian kualitatif,yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penekanan kajian diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (Bogdan 1975:5). Suatu penelitian kualitatif memungkinkan kita memahami masyarakat secara personal dan memandang mereka sendiri mengungkapkan pandangan dunianya (Bogdan 1975:4-5).

Menurut Netll (1964:62-84) ada 2 (dua) hal yang esensial untuk melakukan aktifitas penellllitian dalam disiplin etnomusikologi yaitu : kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (desk work). Kerja lapangan meliputi pemilihan infirman, pendekatan dan pengambilan data, pengumpulan dan perekaman data. Sedangkan kerja laboratorium meliiiputi pengolahan data, menganalisis dan membuat kesimpulan dari keseluruhan data-data yang diperoleh. Namun demikian, sebelum melakukan hal ini terlebih dahulu dilakukan studi kepustakaan yakni mendapatkan literatur atau sumber-sumber bacaan yang berkaitan dengan pokok permasalahan.

1.7.1.Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan sebagai landasan dalam hal penelitian,yakni dengan mengumpulkan literatur atau bacaan yang akan menjadi dasar dalam melakukan penelitian. Sumber-sumber bacaan ini dapat berupa buku, ensiklopedi, jurnal, bulletin, makalah, slripsi, dan lain-lain. Dengan melakukan studi

(7)

ini.Penellusuran kepustakaan dilakukan dalam rangka memperoleh pengetahuan awal mengenai apa yang akan diteliti. Dalam hal ini penulis mempelajari buku-buku tentang upacara adat perkawinan Mandailing yang telah ditulis oleh peneliti sebelumnya (Pandapotan Nasution, 2005).Studi kepustakaan juga dilakukan terhadap topik-topik lain yang berkaitan dengan penelitian skripsi ini, seperti pengetahuan tentang etnografi, sejarah, musikologi, sosiologi, dan lain-lain.

1.7.2.Kerja Lapangan

Dalam kerja lapanagn penulis melakukan pengamatan dan pengupulan data melalui perekaman dan mencatat jalannya upacara secara keseluruhan, serta melakukan berbagai wawancara dengan beberapa pakar adat dan juga informan lainnya. Teknik wawancara yang penulis lakukan ialah wawancara berfokus (focus interview) yaitu melakukan wawancara berupa pertanyaan selalu berfokus pada pokok permasalahan. Selain itu juga melakukan wawancara bebas (free interview) yaitu melakukan wawancara berupa pertanyaan yang tidak selalu berfokus pada pokok permasalahan tetapi pertanyaan dapat berkembang ke pokok permasalahan lainnya dengan tujuan untuk memperoleh data yang beraneka ragam namun tidak menylmpang dari pokok permasalahan.

1.7.3.Kerja Laboratorium

Setelah semua data yang terkumpul dari lapangan maupun bahan dari studi kepustakaan terkumpul, selanjutnya dilakukan pembahasan dan penyusunan tulisan.Pada akhirnya hasil dari pengolahan data dan penganalisaan disusun sistematis dengan mengikuti kerangka tulisan.

1.7.4.Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian penulis ialah di Kelurahan Bandar Selamat,Kecamatan Medan Tembung,Kotamadya Medan pada upacara perkawinan Siti Fatimah Nasution dan Burhanuddin Lubis.Alasan pemilihan lokasi tersebut di atas sebagai lokasi penelitian karena di daerah ini mayoritas penduduknya suku Mandailing yang masih sering melaksanakan perkawinan menurut adat

(8)

Mandailing.Dan sebagai bahan referensi penulis juga menyaksikan perkawinan Anggia Chairuddin Lubis dan di Jalan Dr Mansyur, tepatnya Pendop

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan pokok permasalahan yang akan menjadi kajian dari skripsi ini, yaitu “Bagaimana penerapan replication

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan di latar belakang masalah, yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peralihan matapencaharian masyarakat

Pada bab ini berisi uraian latar belakang permasalahan yang menjadi dasar untuk meminimasi terjadinya waste waiting pada proses produksi kemeja di CV Wira Utama,

Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang Skripsi ini berjudul “Al-Hikmah dalam al-Qur'an Menurut Ulama Tafsir” maka untuk menghindari salah faham dan

Hal inilah yang menjadi latar belakang dalam melakukan penelitian dengan judul analisa pengaruh warna, desain, ukuran kemasan terhadap perilaku membeli konsumen

Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana Bentuk

Sebelum memasuki uraian tentang pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini, terlebih dahulu pada Bab I merupakan pendahuluan yang memuat latar belakang penulis menangkat