• Tidak ada hasil yang ditemukan

Religiositas dan Stres Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah Umum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Religiositas dan Stres Menghadapi Ujian Nasional pada Siswa Sekolah Menengah Umum"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sumber daya manusia (SDM) yang kelulusan UN yaitu memiliki nilai rata-rata berkualitas merupakan modal dasar untuk minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran mewujudkan manusia seutuhnya dan yang diujikan untuk SMP/SMA. Hal masyarakat seluruhnya. Kualitas sumber tersebut dinilai dapat meningkatkan beban daya manusia dipengaruhi oleh kualitas kejiwaan siswa terutama beban psikologis pendidikannya. Untuk meningkatkan (Sudaryanto,2008).

kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah Syarat kelulusan yang cukup tinggi mempunyai program untuk para siswa tersebut menimbulkan beban tersendiri bagi sekolah yang disebut Ujian Nasional (UN). siswa apabila tidak lulus. Dampak yang Ujian nasional ini adalah kegiatan penilaian dapat timbul akibat tidak lulus UN antara lain hasil belajar siswa yang telah menyelesaikan tertundanya siswa SMA untuk melanjutkan jenjang pendidikan pada jalur sekolah yang ke Perguruan Tinggi yang diinginkan, harus diselenggarakan oleh pemerintah secara mengikuti program Kelompok Belajar nasional dan dijadikan standar kelulusan (Kejar) Paket C. Stres yang berlebihan dalam siswa (www.depdiknas.go.id). Hasil ujian menghadapi UN ini bisa mengacaukan dapat dijadikan bukti konkret tentang e m o s i , m e n g g a n g g u s i k l u s t i d u r, kesanggupan pelajar untuk berpikir secara menurunkan nafsu makan, dan menurunkan logis melalui proses yang memenuhi standar kebugaran tubuh. Hal tersebut bila terjadi kompetensi yang ditentukan dan sesuai dapat mengganggu konsentrasi dalam dengan prosedur akademik. belajar, sakit secara fisik atau menimbulkan Standar kelulusan ujian nasional yang masalah dalam berinteraksi-sosial. Seperti dari tahun ke tahun mengalami kenaikan ini yang terjadi di Bengkulu, beberapa siswa seringkali membuat siswa menjadi stres. SMA tidak bisa mengikuti ujian nasional Pada tahun 2012 ini peserta UN yang karena diduga mengalami gangguan jiwa dinyatakan lulus jika memenuhi standar atau mental (Antara News,2012).

Abstract

The purpose in the research is to understand the correlation between religiosity and stress ahead of national exam in high school students. The hypothesis of this research is that there is negative correlation between religiosity and the stress ahead of national exams in high school students. The higher the religiosity, the lower stress ahead of the national exam. The lower the religiosity, the higher stress

rd

ahead of the national exam. Subjects of this research were students of the 3 grade of high school. This research used the religiosity scale which is arranged by the researcher, based on the dimensions of religiosity according to Glock and Stark (Ancok & Suroso, 2008) and the stress scale, based on the theory of Sarafino (1994). Method of this research was used to verify the negative correlation between religiosity and stress ahead a national exam in high school students. Product moment correlation of Pearson shows the value of r = - 0.176 with p = 0.040 (p < 0.05), which means that there is a significant negative correlation between religiosity and stress ahead of national exams in high school students, thus the hypothesis is accepted.

Key words: Religiosity, stress ahead of the national exam

Sekolah Menengah Umum

Belladina Aulina H. Fuad Nashori

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta Email : aulinabelladina@yahoo.com

(2)

Fenomena stres menjelang ujian diketahui bahwa tingginya tingkat stres nasional pada siswa SMA juga terungkap merupakan bagian dari tekanan fisik dan dari hasil wawancara peneliti dengan mental yang sangat luar biasa yang dialami beberapa siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara. secara merata oleh semua orang yang Siswa kelas XII cenderung mengalami stres menempuh pendidikan. Keberhasilan siswa menjelang UN. Seorang siswa mengaku menghadapi ujian pada umumnya, dan Ujian ketika menjelang ujian nasional susah tidur, Nasional (UN) pada khususnya, dipengaruhi merasa tidak tenang, sering menangis, takut oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah tidak bisa mengerjakan soal ujian,takut kemampuan menjawab pertanyaan secara soalnya susah, takut tidak lulus, dan sulit tepat dan benar, setidak-tidaknya guna berkonsentrasi belajar. mencapai Standar Kelulusan Minimal. Agar Hal di atas sejalan dengan yang ditulis sampai pada kondisi tersebut, siswa perlu oleh Kompas (Februari,2010) mengenai mempersiapkan diri dengan sungguh-kesiapan mental siswa menjelang UN yang sungguh sehingga benar-benar merasa

berisi: mampu untuk menghadapi dan mengikuti

“Surabaya- Menjelang dilaksakannya ujian tersebut dengan kemampuan sendiri

UN 2010, Dewan Pendidikan Jawa Timur dan dengan hasil yang sebaik-baiknya.

mengimbau seluruh guru untuk meyiapkan Dari kenyataan di atas dapat dilakukan

mental siswanya. Ini perlu dilakukan karena beberapa strategi ketika stres itu muncul,

b a n y a k n y a s i s w a y a n g c e n d e r u n g seperti tidak membebani diri secara

mengalami gangguan psikologis atau stres berlebihan, tidak mempermasalahkan

hal-menjelang UN. Ketua Dewan Pendidikan hal yang sepele, mendekatkan diri kepada

Jatim menjelaskan banyak fenomena yang Allah dengan menjalankan perintah agama,

muncul menjelang UN seperti siswa yang dan menjadi seorang yang berpikir positif

kerap menangis atau bahkan kesurupan. (Jalaluddin,2008). Perasaan stres yang

“Tahun ini dengan mempersiapkan mental dialami seorang siswa dalam menghadapi

siswa sejak awal dan mengawasi psikologis ujian nasional (UN) ternyata lebih

siswa,katanya”. disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang Sarwono (2003) mengatakan stres tidak menyenangkan dalam menghadapi adalah kondisi kejiwaan ketika jiwa itu stresor kehidupan, kecenderungan berpikir mendapat beban. Perasaan stres yang dialami seseorang baik positif maupun negatif akan oleh siswa ketika menghadapi ujian membawa pengaruh terhadap penyesuaian merupakan respons (reaksi) yang berupa dan kehidupan psikisnya. Orang yang perasaan tidak nyaman atau tertekan cenderung berpikir negatif, pesimis, dan terhadap tuntutan bahwa ujian nasional irasional akan lebih mudah mengalami stres adalah penentu kelulusan (Jalaluddin,2008). daripada mereka yang cenderung berpikir Stres juga dapat disebabkan oleh gejala- positif, rasional, dan optimis. Salah satu cara gejala fisik yang berlangsung terlalu lama, agar seseorang terhindar dari pikiran yang seperti dalam merespon tantangan dan negatif maka seseorang harus memiliki perubahan dalam kehidupan sehari-hari. religiositas yang tinggi (Hardjana, 1994). Stres menjadikan tubuh bekerja secara Menghadapi permasalahan dalam berlebihan yang dapat membuat perasaan kehidupan, manusia sadar bahwa ia tidak cemas, takut, khawatir dan tegang. sendirian. Saat ini mulai terlihat bahwa Perubahan sekecil apapun dapat membuat manusia kembali kepada hal – hal yang seseorang merasa tertekan atau merasa stres, bernuansa agama atau spiritual untuk bahkan perubahan yang baik sekalipun. Hal membantu permasalahan kehidupan yang ini bukan hanya disebabkan oleh perubahan semakin komplek. Agama meningkatkan atau kejadian itu sendiri, tetapi juga reaksi kesejahteraan pada banyak individu dengan seseorang terhadap perubahan yang terjadi. agama yang kuat lebih memiliki kebahagiaan Menurut Syahril (2007), ujian nasional personal yang lebih besar, dan terkena merupakan momok yang membuat tingginya dampak yang lebih kecil dari kejadian tingkat stres. Dari pernyataan tersebut dapat traumatik dibandingkan dengan orang –

(3)

orang yang tidak mau terlibat dengan agama pesat atau bermakna dari gejala-gejala stres (Ellison, 1991;Taylor, 1995). dibandingkan dengan pasien yang hanya Glock dan Strak (Ancok & Suroso, mendapatkan terapi konvensional (Azhar, 2008) menyatakan bahwa agama adalah dalam Hawari,2003).

sistem simbol, sistem keyakinan, sistem Berbagai masalah di atas dapat dilihat n i l a i , d a n s i s t e m p e r i l a k u y a n g adanya hubungan antara religiositas dan terlembagakan, yang semua terpusat stres. Stres yang dialami oleh siswa kelas XII persoalan – persoalan yang dihayati sebagai menjelang ujian nasional serta efek-efek suatu yang paling maknawi (ultimate yang mungkin timbul dari stres yang

meaning). Agama merupakan salah satu berlebihan dan disisi lain keterlibatan faktor yang mempengaruhi coping seseorang religiositas secara teoritis dapat menciptakan dari segi keyakinan. rasa aman dan tenang sehingga stres dapat Religiositas merupakan tingkah laku dihindari, maka peneliti ingin membuktikan manusia yang sepenuhnya dibentuk oleh hubungan antara religiositas dengan stres kepercayaan terhadap alam gaib. Dalam hal menjelang ujian nasional pada siswa SMA. ini religiositas lebih melihat aspek yang ada Hipotesis yang diajukan adalah ada di dalam lubuk hati dan tidak dapat hubungan negatif anatar religiositas dan stres d i p a k s a k a n ( B u s t a n u d d i n , 2 0 0 6 ) . menghadapi UN pada siswa SMU.

Religiositas bukan berarti penghayatan

terhadap nilai-nilai agama semata namun METODE PENELITIAN

juga mensyaratkan adanya pengamalan nilai- Subjek penelitian

nilai tersebut. Subjek penelitian yang digunakan oleh

Menurut Rahayu (1997), dalam peneliti adalah siswa SMA Negeri 1 keadaan sehat ataupun sakit seseorang harus

Banjarnegara kelas XII jurusan IPA atau IPS memandang dirinya tidak hanya sebagai

beragama Islam yang berusia antara 16 – 18 makhuk bio-psiko-sosial saja melainkan juga

tahun berjenis kelamin laki – laki dan memandang sebagai makhluk

bio-psiko-perempuan. Serta siswa yang memiliki nilai sosio-spiritual. Jadi dapat disimpulkan

rapor rata – rata 7,00 pada semester 5. bahwa spiritual sebagai bagian dari

religiositas memegang peranan yang besar

dalam menghadapi masalah, supaya stres Metode Pengumpulan Data

tidak berlanjut. 1. Religiositas

Kesiapan dalam menghadapi Ujian P e n g u m p u l a n d a t a r e l i g i o s i t a s Nasional mutlak diperlukan bagi peserta

dilakukan dengan menggunakan skala Ujian Nasional. Salah satu upaya agar

religiositas. Skala ini merupakan skala yang mereka terhindar dari stres yang berlebihan

b e r i s i s e j u m l a h p e r n y a t a a n u n t u k adalah dengan mengoptimalkan religiositas

mengungkap keadaan respon yang mereka. Peran agama sangat dibutuhkan

sebenarnya dalam hal ini religiositas subjek. dalam mengatasi stres yang timbul saat akan

Skala ini dibuat sendiri oleh penulis dengan menghadapi ujian nasional. Sebagaimana

mengacu pada dimensi religiositas Islam studi yang dilakukan terhadap 62 pasien

menurut Ancok & Suroso, (2008), yaitu psikiatri yang beragama Islam, yang

dimensi keyakinan, dimensi praktik agama, mengalami gangguan stres. Sebagian pasien

dimensi pengamalan, dimensi pengetahuan, menerima pengobatan secara konvensional

dimensi penghayatan. yaitu diberi obat anti depresi dan psikoterapi

suportif. Sebagian lagi mendapatkan terapi Sebelum diujicobakan skala ini terdiri yang sama akan tetapi ditambah dengan dari 60 aitem yang terdiri dari 2 Skala psikoreligius yaitu seperti berdoa, berzikir, Religiositas. Pada Skala Religiositas 1 dan mengkaji ataupun membaca Al Quran. meliputi dimensi keyakinan, praktik agama, Hasil yang diperoleh membuktikan bahwa penghayatan, dan pengamalan yang di pasien yang menerima tambahan terapi ajukan kepada subjek yang berjumlah psikoreligius menunjukkan perbaikan yang keseluruhan aitem adalah 48 butir, terdiri dari

(4)

24 aitem favourable dan 24 aitem yang diberikan yaitu Sangat Sesuai (SS)

unfavorable. Terdiri dari 4 kategori pilihan, diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak pada aitem favorable skor yang diberikan Sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak yaitu Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai Sesuai (STS) diberi skor 4. Uji koefisien (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi reliabilitas yang digunakan adalah cronbach

skor 2, Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor alpha memperoleh koefisien alpha sebesar 1. Sedangkan pada aitem unfavourable skor 0,939 dan koefisien korelasi aitem total yang diberikan yaitu Sangat Sesuai (SS) antara 0,318 - 0,760.

diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak

Sesuai (TS) diberi skor 3, Sangat Tidak Metode Analisis Data Sesuai (STS) diberi skor 4. Skor total yang

Penelitian ini termasuk jenis penelitian diperoleh dari keseluruhan jumlah aitem

korelasional, yaitu mencari hubungan antara pada skala ini menunjukan semakin tinggi

religiositas dengan stres menjelang ujian skor semakin tinggi pula tingkat religiositas,

nasional pada siswa SMA. Peneliti sebaliknya semakin rendah skor menunjukan

menggunakan analisis statistik untuk metode semakin rendah tingkat religiositas. Uji

analisis data. Penelitian ini menggunakan uji koefisien reliabilitas yang digunakan adalah

korelasi Product Moment dari Pearson.

cronbach alpha diperoleh nilai koefisien

Teknik Korelasi ini digunakan untuk alpha 0,938 dan koefisien korelasi total

mengetahui ada tidaknya hubungan antara antara 0,322 sampai 0,689.

religiositas dengan stres menjelang ujian Selanjutnya Skala Religiositas 2 berisi nasional pada siswa SMA. Pengolahan data mengenai pengetahuan agama yang dilakukan peneliti dengan mengunakan berbentuk pilihan ganda dalam memberikan program SPSS 16.0 for Windows.

jawaban, subjek diberi empat alternatif jawaban, nilai jawaban yang diberikan

HASIL PENELITIAN

adalah benar diberi nilai 1 dan salah diberi

Uji Asumsi nilai 0. Jumlah jawaban subjek yang benar

Uji asumsi dilakukan dengan uji m e n u n j u k k a n t i n g k a t p e n g e t a h u a n

normalitas dan linearitas. Uji normalitas beragama. Uji koefisien reliabilitas yang

dengan menggunakan teknik one-sample digunakan adalah cronbach alpha diperoleh

Kolmogorov-smirnov dari program SPSS koefisien alpha 0,906 dan koefisien korelasi

16.0 for Windows menunjukkan K-SZ aitem total bergerak dari 0,448 sampai 0,838.

sebesar 0,580 dengan nilai p = 0,889 (p > 2. Stres

0,05) untuk stres. Nilai K-SZ sebesar 0,134 Pengumpulan data stres diungkap

dengan nilai p = 0,285 (p > 0,05) untuk dengan menggunakan skala stres yang dibuat

religiositas. Hasil uji normalitas ini sendiri oleh peneliti berdasarkan teori yang

menunjukkan bahwa religiositas dengan dikemukakan oleh Sarafino (1994) yang

stres memiliki sebaran normal. meliputi reaksi biologis dan psikologis

H a s i l U j i L i n i e r i t a s d e n g a n (gejala kognisi, gejala emosi, dan gejala

menggunakan SPSS 16.0 for windows tingkah laku). Berdasarkan aspek diatas

dengan teknik compare means menunjukkan jumlah keseluruhan aitem yang berhasil

F linierity = 5,787 dan p = 0,018. dibuat adalah 48 butir, terdiri dari 24 aitem

Berdasarkan hasil analisis di atas dapat

favorable dan 24 aitem unfavorable. Bentuk

dikatakan bahwa hubungan antara variabel aitem pada skala ini berupa pernyataan

stres menjelang ujian nasional dengan dengan empat alternatif jawaban, yaitu pada

religiositas adalah linier karena p < 0,05. aitem favourable skor yang diberikan yaitu

Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S)

diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2, Uji Hipotesis

Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Uji hipotesis dilakukan untuk Sedangkan pada aitem unfavourable skor mengetahui hubungan antara religiositas

(5)

dengan stres menjelang ujian nasional. Uji disebabkan oleh transaksi antara individu hipotesis ini menggunakan analisis statistik dengan lingkungan yang menimbulkan

Product Moment dari Pearson dengan persepsi jarak antara tuntunan-tuntunan yang menggunakan program SPSS 16.0 for berasal dari situasi dengan sumber-sumber Windows . Hasil analisis data menunjukkan daya biologis, psikologis, dan sosial korelasi antara variabel religiositas dan stres seseorang. Kondisi ini bisa menjadikan menjelang ujian nasional r = - 0,176 dengan seseorang tertekan secara psikis yang p = 0,040 (p < 0,05). Hal ini berarti semakin disebabkan pengalaman fisik maupun psikis tinggi religiositas seseorang maka semakin yang tidak menyenangkan.. Fenomena stres rendah stres dan sebaliknya. Dengan yang dirasakan oleh individu merupakan satu demikian ada hubungan negatif yang fenomena kognitif yang terfokus hanya pada signifikan antara religiositas dengan stres ketakutan dengan hasil yang negatif di masa menjelang ujian nasional pada siswa SMA. lampau atau ketidakjelasan hasil di masa Dengan demikian hipotesis yang di ajukan depan.

diterima. Orang yang cenderung berpikir

negatif, pesimis dan irasional akan lebih mudah mengalami stres daripada mereka

PEMBAHASAN

yang cenderung berpikir positif, rasional dan Hasil analisis data dengan teknik

optimis. Agar terhindar dari pikiran yang Product Moment Pearson menunjukkan

negatif, maka seseorang harus memiliki bahwa ada korelasi negatif yang signifikan

religiositas yang tinggi (Hardjana, 1994). antara religiositas dan stres menjelang ujian

Cara pandang positif dan keyakinan terhadap nasional pada siswa SMA. Korelasi antara

kehidupan yang terbangun dengan variabel religiositas dan stres menjelang

religiusitas dapat memunculkan daya tahan ujian nasional ditunjukkan oleh nilai r = -

dan kemampuan menghadapi permasalahan 0,176 dengan p = 0,040 (p < 0,05). Semakin

yang sekiranya dapat menimbulkan stres. tinggi religiositas seseorang maka semakin

Penelitian tersebut juga sejalan dengan rendah stres dan sebaliknya.

pernyataan bahwa perasaan stres yang Hasil penelitian ini sesuai dengan

dialami seseorang ternyata lebih disebabkan p e n d a p a t T h o u l e s s ( 1 9 9 2 ) y a n g

oleh pikiran dan perasaan yang tidak mengungkapkan bahwa stres dipengaruhi

menyenangkan dalam menghadapi sumber o l e h r e l i g i o s i t a s . R e l i g i o s i t a s i n i

stres kehidupan, kecenderungan berpikir menyangkut hubungan kedekatan individu

seseorang baik positif maupun negatif akan dengan Sang Maha Pencipta. Kedekatan

membawa pengaruh terhadap penyesuaian tersebut dapat membuat seseorang menjadi

dan kehidupan psikisnya. Menurut Bukhori tenang sehingga terhindar dari rasa cemas

(2006), pelaksanaan ibadah yang diajarkan dan stres. Sedangkan orang yang tidak

dalam Islam akan mampu memberikan merasa tenang, aman serta tentram dalam

pengaruh positif jika dilakukan sesuai hatinya adalah orang yang sakit rohani atau

dengan pedoman yang disampaikan oleh mentalnya. Seperti yang diungkap oleh

Allah. Jalaluddin (2005), bahwa orang yang

Religiositas tersusun atas beberapa mengalami sakit rohani atau mentalnya akan

dimensi, antara lain dimensi keyakinan, terjadi pertentangan atau konflik dalam

ibadah, penghayatan, pengamalan dan b a t i n . P e r t e n t a n g a n t e r s e b u t b i s a

pengetahuan agama (Ancok & Suroso, menimbulkan stres yang muncul karena

2008). Dimensi keyakinan menekankan pada adanya keinginan dengan kenyataan yang

keyakinan individu terhadap kekuasaan, tidak sesuai. Oleh karena itu diharapkan para

kebenaran dan kemutlakan Allah atas apa siswa SMA khususnya kelas XII untuk

yang terjadi dan akan terjadi dalam memiliki meningkatkan religiositasnya agar

kehidupannya, keyakinan dan keimanan dapat mengurangi stres yang dialami.

terhadap kekuasaan Sang Pencipta Menurut Sarafino (1994), stres

(6)

m e n e k a n k a n i n d i v i d u u n t u k t i d a k SMA yang mengalami stres akibat tekanan mengkhawatirkan keberadaan dirinya menghadapi ujian nasional dapat juga karena Allah senantiasa memberikan jalan mempengaruhi religiositasnya. Jika seorang yang terbaik bagi umatnya. Dimensi Ibadah siswa memiliki religiositas tinggi cenderung merupakan kepatuhan individu dalam terkendali karena pada dasarnya agama melaksanakan tugas-tugas agama, kepatuhan mengajarkan pengendalian emosi, akan m e n j a l a n k a n t u g a s a g a m a a k a n secara otomatis mengatur sikap dan perilaku memunculkan perasaan dekat dengan Allah, dalam kehidupan sehari – hari (Subandi, sebuah kedekatan dengan Sang Pencipta 1988). Sehingga individu terhindar dari stres p a d a a k h i r n y a a k a n m e m u n c u l k a n yang dapat mengakibatkan perasaan tidak kepasrahan dan pemakluman atas kuasanya bahagia di dalam dirinya dan menjadi sehingga individu dapat merasa lebih tenang tertekan. Stres menjelang UN merupakan dan yakin dengan kehidupan yang situasi dan perasaan yang dialami ketika dijalaninya. Kedekatan dengan Allah seseorang merasakan adanya tuntutan yang tercakup dalam dimensi Ihsan, misalnya melebihi daya kemampuan pribadi dan merasa doa-doanya didengar oleh Allah, sosial. Stres ini muncul karena adanya rasa merasa senantiasa dalam lindungan Allah takut menghadapi UN yang hasilnya tidak dan perasaan syukur atas nikmat yang sesuai harapan yang diinginkan siswa. dikaruniakan Allah terhadap kehidupan Jika dilihat antara kenyataan di (Ancok & Suroso, 2008). lapangan dengan hasil penelitian keadaannya Dimensi ibadah dan penghayatan tidaklah sama atau terjadi perbedaan. Hal ini menekankan seorang umat untuk menerima wajar saja terjadi karena ada beberapa faktor dan meyakini kehidupan yang dijalaninya yang di luar kendali penulis dan tidak dapat d e n g a n s e p e n u h h a t i , b e r d a s a r k a n dikontrol sehingga mempengaruhi hasil pemahaman bahwa Allah tidak akan penelitian. Adapun beberapa sebab yang mengabaikan umatnya, namun senantiasa menjadikan mengapa penelitian ini kurang menuntun dan membimbing ke jalan yang dapat mengungkap fakta sebenarnya yang benar. Subjektivitas yang dirasakan tersebut terjadi dilapangan: (1) saat melakukan dapat dikategorikan ke dalam skema kognitif penelitian, subjek sering melakukan yang mengarahkan perilaku individu dan perbincangan dengan teman sebelah, (2) usia membentuk situasi emosi positif dalam diri subjek yang tergolong masih muda sehingga individu. Seperti dijelaskan oleh Berkowitz pemikiran yang terkadang tidak stabil, (3) (1995) bahwa pemahaman kognitif pernyataan-pernyataan yang dibuat penulis seseorang dapat menstimulasi munculnya dalam skala yang diberikan kurang afeksi atau situasi emosi yang sejalan dengan mengungkap hal yang terjadi, (4) adanya bias kerangka kognitif yang terbentuk. Hal ini d a r i s u b j e k s e h i n g g a t i d a k d a p a t dapat dianalogikan seseorang yang meyakini mengungkap fakta yang sebenarnya, (5) bahwa Allah senantiasa melindungi, pengisian kuosioner oleh siswa kurang bisa menuntun dan memberikan jalan, maka ia dilakukan dengan penuh konsentrasi karena cenderung merasa positif dan yakin ketika situasi ruang yang kelas yang cukup ramai menghadapi permasalahan sekaligus dapat (tidak kondusif).

menjauhkan atau mengurangi stres yang

dialami seseorang. PENUTUP

Penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian, dapat religiositas dapat mempengaruhi tingkat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif stres yang di alami seseorang. Dapat dilihat yang signifikan antara religiositas dan stres dari faktor yang mempengaruhi religiositas menjelang ujian nasional pada siswa SMA. seseorang, yaitu salah satunya pengaruh Hal ini berarti semakin tinggi religiositas pendidikan dan berbagai tekanan sosial seseorang, semakin rendah stres menjelang (Thouless, 1992). Dalam hal ini para siswa ujian nasional. Begitu juga sebaliknya

(7)

semakin rendah religiositas, maka semakin www.depdiknas.go.id/produk_hukum/ permen/permen_75_20011.pdf

tinggi stres yang dialami siswa menjelang ujian nasional. Dengan demikian, hipotesis

Durand, W & Bartow, D. (2007). Intisari

yang diajukan sebelumnya dapat diterima.

Psikologi Abnormal Buku Kedua Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

DAFTAR PUSTAKA

Hardjana, A. M. (1994). Stres Tanpa

Ancok, D, & Suroso, F. N. (2008). Psikologi Distres.Seni Mengolah Stres. Jakarta: Islami. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kanisius.

Anshari, E. S. (1989). Pendidikan Agama Jalaluddin. (2005). Psikologi Agama (edisi Islam di Perguruan Tinggi. Jakarta: revisi). Jakarta: PT. Raja Grafindo

Rajawali. Persada.

Atkinson, R. L. & Atkinson, R.C. (2000). Lazarus, R. S., Folkman, S. (1984). Stress, Introduction to Psychology (13th Appraisal and Coping. New york: Edition). Harcourt College Publisher. Springer publishing company.

Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan Validitas. Mangunwijaya, Y.B. (1982). Sastra dan

Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Religiusitas. Jakarta: Sinar Harapan. Baldwin, R.D. (2002). Stress and Illnes in Nasir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta:

Adolescence: Issue of Race and Penerbit Ghalia Gender. Diunduh pada tanggal 10 Mei

2011 dari http://www.fidarticles.com/ Nashori, F. (1997). Manusia Sebagai Homo Religious. Jurnal Pemikiran dan

Berkowitz, L. (1995). Agresi, Sebab dan Penelitian Psikologika 3, 3-5.

Akibatnya. Jakarta: PT Pustaka

Binaman Pratindo. Sarafino, E.P. (1994). Health Psychology (2nd ed). New York : John Wiley and Bukhori, B. (2006). Kesehatan Mental Sons.

Mahasiswa Ditinjau dari Religiusitas

dan Kebermaknaan Hidup. Jurnal Setyaningsih, R. (2007). Mengatasi

Psikologika, 11(22), 93-105. Kecemasan Menghadapi Ujian

Nasional. Diunduh pada tanggal 21 Chaplin, J. P. (2001). Kamus Lengkap April 2011 dari

http://bempsychology-Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo unissula.blog.friendster.com/ Persada.

Sudaryanto. (2008). UN & Dualisme

Daradjat, Z. (1972). Ilmu Djiwa Agama. Pembelajaran. Diunduh pada 30 Juni Jakarta: Bulan Bintang. 2011 dari http:// www.pelita.or.id.html Daradjat, Z. (1988). Dampak Ibu di Rumah Tanumidjojo,Y., Basoeki,S.L., Yudiarso,A.

Bagi Anak. Kompas hal I : 9. Jakarta: (2004). Stres dan Perilaku Koping Pada Pusat Informasi Wanita dalam Remaja Penyandang Diabetes Mellitus Pembangunan dengan Yayasan Ilmu- T i p e I . A n i m a, I n d o n e s i a n

ilmu Sosial. Psychological Journal.19(4), 399-406

Depdiknas. (2011). Peraturan Menteri Thouless, R.H. (1992). Pengantar Psikologi Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun Agama. Jakarta Rajawali.

(8)

__________.(2002). Mengatasi Stres Pada __________.(2010). Dewan Pendidikan: Remaja.Diunduh pada tanggal 9 April Jelang UN Persiapkan Mental Siswa.

2011 dari : http://www.ramuracik.com/ Diunduh pada tanggal 18 April 2012 dari : http://dikporapapua.org/

__________.(2002). Mengenal Stres pada

Anak Remaja. Diunduh pada tanggal __________.(2012). Batal Ikut UN Karena

1 0 A p r i l 2 0 1 1 d a r i : Stres. Diunduh pada tanggal 18 April http://www.sekolahindonesia.com/ 2012 dari : http://m.antaranews.com/

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perancangan yang hasilnya yaitu jenis ruang terbuka publik yang akan dihadirkan merupakan desain taman kota di manado dengan menggunakan konsep visible landscape,

Pemanfaatan energi matahari yang dikonversikan menjadi energi listrik atau disebut dengan pembangkit lisrik tenaga surya (PLTS) merupakan salah satu potensi energi

Hasil dari pengujian pemadatan adalah sampel padat pada kondisi kadar air kering optimum dan kadar air optimum dengan berbagai variasi plastik yang siap digunakan untuk

Penelitian eksperimen dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan sehingga diperoleh 12

Upaya yang dilakukan BMT Al-Amanah Kota Jambi dalam mengatasi kendala yang dihadapi dalam proses pemasaran untuk meningkatkan modal dan penyaluran pembiayaan adalah dengan cara

Tujuan makalah ini adalah membuat film BST menggunakan metode CSD dengan variasi suhu annealing (800 o C, 850 o C, dan 900 o C) selama 15 jam, di atas substrat silikon

Dari kedua pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa media promosi cetak merupakan media yang digunakan oleh produsen, yang mana dalam media tersebut

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil diantaranya adalah penggunaan ekstrak daun kirinyuh (E. odoratum) selama 14 hari