• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perdes Naskah RPJMDes Pasir 2013 2017viks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perdes Naskah RPJMDes Pasir 2013 2017viks"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN AYAH

DESA PASIR

Alamat : Jln. Karangbolong – Logending No. 212 Kode Pos 54473

PERATURAN DESA PASIR KECAMATAN AYAH KABUPATEN KEBUMEN

NOMOR : 6 TAHUN 2012

TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) TAHUN 2013 - 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA PASIR

Menimbang

Mengingat

:

:

a. bahwa untuk menjamin keterkaitan dan konsisten antara perencanaan, pengganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan desa, maka perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) 5 (lima) tahunansecara Partisipatif yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, maka perlu menetapkan Peraturan Desa tenteng Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013 - 2017;

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32. Tahun 1950, tentang Penetapan mulai berlakunya Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950;

(2)

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang – Undang Numor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan

mulai berlakunya Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1950;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 201, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3988);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

(3)

Menetapkan :

12. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 7 Tahun 2004 tentang Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 53 Tahun 2004 tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Kebijakan Publik; 14. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2007

tentang Sumber Pendapatan Desa. (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 2);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 11 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah. (Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Tahun 2008 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 22);

Dengan Persetujuan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PASIR

dan

KEPALA DESA PASIR

MEMUTUSKAN :

PERATURAN DESA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) TAHUN 2013 - 2017

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud : 1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat 2. Daerah adalah Kabupaten Kebumen

3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kebumen 4. Bupati adalah Bupati Kebumen

5. Kecamatan adalah Wilayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.

(4)

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa meliputi Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan.

8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.

9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga yang berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

10. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan Permusyawaratan Desa bersama dengan Kepala Desa.

11. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat mengatur dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa dan Peraturan Perundang – undangan yang lebih tinggi.

12. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa yang bersifat menetapkan dalam rangka melaksanakan Peraturan Desa maupun Peraturan Kepala Desa.

13. Keputusan BPD adalah semua Keputusan BPD yang ditetapkan oleh BPD.

14. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima ) tahun yang membuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum dan Program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan program prioritas kewilayahan disertai rencana kerja.

15. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJMD yang memuat rancangan kerangka ekonomi desa, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan desa, rencana kerja dan pendanaan serta prakiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah Desa maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintahan Daerah dan RPJM Desa.

16. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

17. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/ Kota.

18. Visi adalah Gambaran tentang Kondisi Ideal Desa yang diinginkan.

(5)

BAB II

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RPJMDes Pasal 2

(1) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa PASIR Tahun 2013 – 2017 disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : PROFIL DESA

BAB III : PROSES TAHAPAN PENYUSUNAN RPJM Desa

BAB IV : VISI, MISI, PROGRAM & KEGIATAN INDIKATIF

BAB V : RUMUSAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA

BAB VI : PENUTUP

LAMPIRAN

(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa PASIR (RPJM Desa) sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Peraturan Desa ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Desa ini.

Pasal 3

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Tahun 2013 - 2017 merupakan landasan dan pedoman bagi Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam Pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun.

Pasal 4

Berdasarkan Peraturan Desa ini disusun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa dan merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun

Pasal 5

(6)

Pasal 6

Rencana Kegiatan pada RPJMDes dapat diadakan perubahanapabila terjadi bencana alam , keadaan darurat lainnya, dengan menyusun perubahan RPJM Desa yang dituangkan dalam Peraturan Desa.

.

Pasal 7

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dalam Keputusan Kepala Desa

Pasal 8

Pada saat Peraturan Desa ini mulai berlaku, maka Peraturan Desa Nomor 04 Tahun 2009 tentang RPJMDes Tahun 2008 – 2012 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Pasir

Pada tanggal : November 2012

KEPALA DESA PASIR

(7)

LAMPIRAN : PERATURAN DESA : PASIR NOMOR : 6 Tahun 2012

TANGGAl : November 2012

---

NASKAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DESA ( RPJMDes )

TAHUN 2013 -2017

DESA PASIR

KECAMATAN AYAH

(8)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

a. Latar Belakang / Pendahuluan b. Landasan Hukum

c. Tujuan

BAB 2 PROFIL DESA

a. Sejarah Desa

b. Kondisi Umum Desa c. SOTK Desa

d. Masalah/isu strategis yang dihadapi Desa

BAB 3 PROSES PENYUSUNAN RPJM Desa a. Musdus

b. Lokakarya Desa

c. Musrenbang RPJM Desa

BAB 4 VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH

KEBIJAKAN KEUANGAN DESA SERTA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF

a. Visi b. Misi

c. Arah Kebijakan Pembangunan d. Arah Kebijakan Keuangan Desa e. Program dan Kegiatan Indikatif

BAB 5 PENUTUP

LAMPIRAN

1. Matrik Program Kegiatan

(9)

3. Pengkajian Keadaan Desa (Sketsa Desa, Kalender Musim dan Diagram Kelembagaan).

4. Berita acara musyawarah ( Musdus, Lokakrya, Musrenbangdes )

5. Undangan dan Daftar Hadir Musyawarah (Musdus, Lokakrya, Musrenbangdes ) 6. Notulen Musyawarah (Musdus, Lokakrya, Musrenbangdes )

7. Peta Desa

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahwa berdasarkan Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan pengganti Undang – undang Nomor 22 Tahun 1999, Desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yuridis, berwenang untuk

mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan

adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistem Pemerintah Nasional

dan berada di Kabupaten/Kota, sebagaimana dimaksud dalam Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Landasan Pemikiran dalam pengaturan mengenai desa adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat.

Berdasarkan pola pemikiran dimaksud, dimana bahwa berwenang mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan/atau dibentuk dalam sistim Pemerintahan Nasional dan berada di Kabupaten/Kota, maka sebuah desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berdasarkan partisipasi dan transparansi serta demokrasi yang berkembang di desa, maka desa diharuskan mempunyai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) 5 (lima) tahunan ataupun Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) untuk 1 (satu) tahun.

(11)

B. LANDASAN HUKUM

1. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencnaan Pembangunan Nasional

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tentang Desa

4. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 2 Tahun 2004 tentang Pengaturan Kewenangan Desa.

5. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 53 Tahun 2004 tentang Partisipasi Masyarakat dalam Proses Kebijakan Publik.

6. Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2007 tentang Sumber Pendapatan Desa

C. TUJUAN DAN MANFAAT

Penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) Desa Pasir ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Tujuan RPJMDes

a. Agar Desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan desa dalam lingkup skala desa yang berkesinambungan dalam waktu 5 tahun dengan menyelaraskan kebijakan pembangunan Kecamatan maupun Kabupaten. b. Sebagai dasar/pedoman kegiatan Pembangunan desa Pasir.

c. Sebagai masukan penyusunan RAPB Desa Pasir.

2. Manfaat RPJMDes

a. Lebih menjamin kesinambungan pembangunan.

b. Sebagai rencana induk pembangunan Desa yang merupakan acuan Pembangunan Desa selama 5 (lima) tahun.

c. Pemberi arah seluruh kegiatan pembangunan di desa.

d. Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program pembangunan dari Pemerintah.

(12)

BAB II PROFIL DESA

1. LEGENDA DAN SEJARAH DESA

a. Legenda Desa

(13)

b. Sejarah Pembangunan Desa Pasir

Catatan Pembangunan Desa Pasir, diawali dari periode kepemimpinan Suwargi MBAH NAWI KARSA sesudah tahun 1948. pada waktu itu belum banyak hal yang dapat diungkapkan dan kepeminmpinan itu yang berbau Feodalisme. Kedudukan Suwargi Mbah Nawi Karsa merumuskan perencanaan pembangunan dan mulai mendirikan Balai Desa, membentuk Perangkat dan Lembaga Desa, walaupun masih sederhana. Pemerintahan ini berakhir tahun 1978. Kemudian dilanjutkan oleh YAKIMIN yang dipilih oleh masyarakat dan diakhiri mulai berlaku Perda No. 10 tahun 1978. dalam Pemerintahan ini mulai tumbuh perkembangan di bidang pembangunan dan berlaku Peraturan-peraturan Pemrintahan. Pada masa ini telah dibentuk lembaga seperti RT, RW, PKK, LKMD, dan pendidikan serta pembangunan lainnya yang semakin meluas, baik pembangunan fisik, mental, maupun pembangunan spiritual. Pada periode ini sudah dimulai dibentuk pembagian wilayah dalam proses perencanaan pemerintahan, antara lain :

1. Pada mulanya Pemerintahan Desa Pasir dibagi menjadi 9 RT dan 2 dukuh. 2. Bedirinya TK Budi Luhur Desa Pasir pada tanggal 15 Juli 1985, walau belum

memiliki sarana Gedung ( nunut di Balai Desa).

3. Merehab Gedung Balai Desa, mendirikan Pos Kampling di Dukuh yang rawan Keamanan.

4. Mulai menata Pemerintahan Desa mengganti nama lembaga Pemerintahan desa dengan nama lembaga yang baru dalam rangka menyesuaikan dengan peraturan perundangan yang ada, misalnya Carik diganti Sekretaris Desa dan seterusnya. 5. Dibentuknya Tim Penggerak PKK dan Kepengurusan Lembaga-Lembaga Desa. 6. Rehab Gedung Sekolah Dasar, Rehab Kantor Desa, dan Perumahan Guru.

7. Membuat rencana untuk minta bantuan ke Pemerintah yaitu bantuan Pembangunan Fisik ditambah Swadaya Masyarakat.

Pemerintahan bapak Yakimin berakhir tahun 1989 dan diganti Bapak Supandi sampai dengan tahun 1999. dalam pemerintahannya dari 12 RT dikembangkan menjadi 13 RT dan 3 Dusun. Pada masa itu hanya dikepalai oleh seorang Kadus dibantu 1 orang Sekdes dan 6 Kaur. Pembangunan yang dilaksanakan termasuk swadaya masyarakat dan dari bantuan Pemerintah antara lain:

(14)

2. Jembatan Beton kali Dilem RT 1 RW III kapasitas 3 x 14 Meter dibangun dari swadaya masyarakat dan Bandes (milik desa).

3. Rehab Balai Desa dan Kantor Sekretraiat Desa/membuat Polindes di Kawasan Balai Desa, rehab Masjid Al-Huda.

4. Membayar PBB lunas sebelum jatuh tempo setiap tahun.

5. Membangun senderan Pengairan di Sekitar Jalan Raya di dukuh Dilem RT 01/III.

Periode Bapak Supandi berakhir tahun 1998. selanjutnya diganti secara pilihan langsung oleh masyarakat dan dimenangkan oleh Bapak PURYONO dari staf Karyawan Dipenda Kebumen bagian Sarang Burung Walet. Pada masa Pemerintahan tumbuh perkembangan pembangunan baik fisik, ekonomi, sosial budaya dan keagamaan. Beberapa pembangunan masa ini antara lain:

1. Menambah Perangkat Desa dan 1 orang Sekdes, 5 Kaur, dan 1 orang kadus. Sehingga menjadi 1 sekdes 3 kadus dan 7 Perangkat Desa.

2. Mengadakan pemilihan BPD sebanyak 9 orang dan LKMD sebanyak 13 orang. 3. Mengaktifkan kesadaran hukum dan Kamtibmas HANSIPWANRA serta

Karangtaruna dan masyarakat.

4. Pembinaan akhlak kesadaran orang beragama lewat pengajian-pengajian dan Forum Pembinaan Kaum Ibu.

5. Penyadaran tentang PBB kepada waqjib pajak sehingga PBB lunas lebih awal belum sampai jatuh tempo.

Dengan adanya program DKPM ( Dana Kemandirian Pembangunan Desa) dan dibantu dengan swadaya masyarakat ada beberapa hasil pembangunan pada masa ini antara lain:

1. Pembangunan Gedung PKK berukuran 5 x 15 M dengan swadaya masyarakat sedesa Pasir.

2. Menambah ruang kator Sekretariat Desa dengan biaya dan dana DKPM.

3. Merehab Balai Desa, Polindes dengan bantuan DKPM secara bertahab dibantu swadaya masyarakat.

(15)

2. KONDISI UMUM DESA

a. Geografis

Letak dan Luas Wilayah

Desa Pasir merupakan salah satu dari 18 Desa di Wilayah Kecamatan Ayah, yang terletak 20 Km ke arah Selatan dari kota Kecamatan. Jarak ke Kota Kabupaten 46 Km. Ke Gombong 22 Km.

Desa Pasir mempunyai luas wilayah seluas 354 Hektar.

Topografi desa Pasir merupakan daerah pegunungan dengan tekstur tanah tinggi rendah dan pantai. Letak TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dan labuhan Kapal / perahu nelayan berada dicelah antara bukit yang dialiri oleh dua sungai kecil kalau musim kemarau airnya mengecil kalau musim penghujan sangat deras, sehingga sering terjadi longsor. Keadaan tanah yang umumnya labil tersebut Desa Pasir sering terjadi bencana longsor tiap tahunnya utamanya pada saat musim penghujan.

Iklim

Iklim Desa Pasir, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia mempunyai Iklim Kemarau dan Penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di Desa Pasir kecamatan Ayah.

b. Keadaan sosial Ekonomi Penduduk

Jumlah Penduduk

Desa Pasir mempunyai Jumlah Penduduk 2.835 Jiwa, 788 KK laki-laki 1.456 jiwa dan perempuan 1.379 jiwa yang tersebar dalam 3 Wilayah Rw ( data tahun 2012).

c. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masayarakat Desa Pasir adalah sebagai berikut :

TABEL 2

TINGKAT PENDIDIKAN

Pra Sekolah SD SMP SLTA Sarjana

PAUD 110

TK

46 286 349 246 46

(16)

d. Mata Pencaharian

Karena Desa Pasir merupakan Desa Nelayan, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai Nelayan dan yang berhubungan dengan nelayan dan juga tani sebagai dasar pokok penghasilan penduduk, sehingga mata pencaharian mayarakat banyak bertani yang merupakan pekerjaan nelayan diantara musim tidak melaut / kondisi laut tidak bisa diarungi. Selengkapnya sebagai berikut :

TABEL 3

MATA PENCAHARIAN

PETANI NELAYAN PEDAGANG PENDERES PNS LAINNYA

311 548 106 172 33 339

e. Pola Penggunaan Tanah

Penggunaan Tanah di Desa Pasir sebagian besar diperuntukan untuk Tanah Pertanian sawah tadah hujan, hutan, sedangkan sisanya untuk Tanah kering yang merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

f. Pemilikan Ternak

Jumlah kepemilikan hewan ternak oleh penduduk Desa Pasir adalah sebagai berikut :

TABEL 4 KEPEMILIKAN TERNAK

AYAM/ITIK KAMBING SAPI/KERBAU ANGSA LAIN-LAIN

2.358 323 349 16 -

g. Sarana dan Prasarana Desa

Kondisi sarana dan prasarana umum desa Pasir secara garis besar adalah sebagai berikut

TABEL 5 PRASARANA DESA

Balai Desa Jalan Kab. Jalan Kec. Jalan Desa Masjid Dll

(17)

2. SOTK DESA

Desa Pasir menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan Pola Maksimal, selengkapnya sebagai berikut :

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI TATA KERJA PEMERINTAH DESA PASIR DENGAN 5 (LIMA) KEPALA URUSAN

P

---

BPD

KEPALA DESA

SEKRETARIS DESA

PELAKSANA TEKNIS LAPANGAN

KAUR

PEMERIN

-TAHAN

KAUR

PEMBANGU

NAN

KAUR

UMUM

KAUR

KEUANGAN

KAUR

KESRA

PEMBANTU KAUR PEMERIN

-TAHAN

PEMBANTU

KAUR

KESRA

(18)

3. MASALAH YANG DIHADAPI DESA

Berdasarkan Penjaringan masalah yang dilakukan disetiap dusun didapati masalah

sebagai berikut :

1 PENGEMBANGAN WILAYAH

1.1 PEKERJAAN UMUM

1.1.1 Jalan lingkungan di RT 1/1 menuju Masjid Al Mutaqin s/d jalan poros desa Banjararjo sepanjang 125 m licin dan sulit dilewati kendaraan roda dua

1.1.2 Jalan lingkungan di RT 1/1 (dari rumah Bp. Parmin s/d Bp. Sadat P) sepanjang 75 m lebar 2,4 m sulit dilewati dan pada musim hujan licin

1.1.3 Jalan lingkungan di RT 2/1 (dari rumah Bp. Sarjo s/d Bp. Parsimin) sulit dilewati kendaraan roda dua sepanjang 100 m lebar 1,5 m

1.1.4 Jalan lingkungan di RT 3/1 sepanjang 150 m lebar 1,5 m (dari rumah Bp. Basuki - Bp. Slamet s/d jalan rabat) sulit dilewati kendaraan roda dua

1.1.5 Jalan lingkungan di RT 3/1 sepanjang 120 m lebar 1,5 m sulit dilalui (dari Bp. Sarmin s/d Bp. Lasino)

1.1.6 Jalan lingkungan di RT 3/1 sepanjang 300 m lebar 1,5 m sulit dilalui (dari Bp. Mad Harja s/d Mushola Al Iklas)

1.1.7 Jalan lingkungan di RW 4/1 sepanjang 200 m lebar 1,5 m sulit dilalui sepeda motor (samping rumah Bp. Sadimin s/d Bp. Slamet Pekol/jalan propinsi)

1.1.8 Jalan lingkungan di RT 3/1 menuju jalan propinsi sepanjang 600 m sulit dilalui sepeda motor dan kendaraan roda empat

1.1.9 Jalan lingkungan menuju kawasan peternakan kelompok (SMD) di RT 1/2 sepanjang 300 m (terdiri dari 230 m lebar 2 m, panjang 70 m lebar 3 m) sulit dilalui kendaraan roda dua dan roda empat

1.1.10 Jalan lingkungan sepanjang 750 m lebar 1,5 m di RT 2/2 sulit dilalui kendaraan bermotor 1.1.11 Jalan lingkungan dari RT 2 s/d RT 3 Dusun Betah sepanjang 800 m sulit dilalui

kendaraan bermotor

1.1.12 Jalan lingkungan dari RT 4/2 menuju RT 1/3 sepanjang 700 m sulit dilalui kendaraan bermotor

1.1.13 Jalan lingkungan menuju jalan TPI di RT 1/3 sepanjang 50 m lebar 1,5 m sulit dilalui kendaraan bermotor

1.1.14 Jalan penghubung dari RT 2/3 ke RT 5/3 sulit dilewati kendaraan bermotor sepanjang 200 m lebar 1 m

1.1.15 Jalan lingkungan di RT 2/3 sepanjang 200 m lebar 3 m sulit dilalui kendaraan bermotor 1.1.16 Jalan lingkungan di RT 3/3 menuju jalan propinsi sepanjang 400 m lebar 1,5 m sulit

dilewati kendaraan bermotor

1.1.17 Pada musim hujan jalan di depan balai desa (jalan propinsi) tertimbun waledan

1.1.18 Kegiatan warga di RT 1 dan 2 RW 1 untuk mencari rumput dan mengangkut hasil kebun terhambat

1.1.19 Jalan setapak di RT 2/1 s/d Mushola Nurul Iman sepanjang 150 m lebar 1 m sulit dilewati sepeda motor

1.1.20 Jalan setapak menuju sumber mata air dari RT 2/1 s/d RT 3/1 (samping rumah Bp. Kasiman s/d jalan lingkungan RT 3/1) sepanjang 150 m lebar 1,5 m sulit dilewati 1.1.21 Jalan rabat di RT 2/1 s/d RT 3/1 sulit dilewati kendaraan roda empat

(19)

1.1.23 Jalan sepanjang 200 m lebar 1 m di lokasi makam Dilem pada musim hujan licin 1.1.24 Jalan aspal poros desa dari RT 1/1 Desa Pasir s/d Desa Banjararjo sepanjang 550 m

lebar3 m rusak

1.1.25 Jalan desa menuju pantai di RT 1/2 sepanjang 500 m sulit dilalui kendaraan roda empat 1.1.26 Tebing jalan poros desa di RT 2/2 longsor sepanjang 20 m tinggi 8 m

1.1.27 Jalan poros desa menuju Desa Jintung 325 m lebar 3 m sepanjang sulit dilalui kendaraan bermotor

1.1.28 Pada musim hujan tebing jalan propinsi di wilayah RT 4/1 sepanjang 400 m, rawan longsor

1.1.29 Jalan propinsi di RT 1/3 (Bp. Samiyo – Bp. Rasiman) tergenang air sepanjang 200 m 1.1.30 Kegiatan warga RT 1/1 menuju sawah dan Dusun Betah (II) terhambat dan harus

memutar

1.1.31 Aktivitas warga di lingkungan RT 3/1 terhalang kalen (sungai kecil) lebar 3 m

1.1.32 Jembatan sasak dengan ukuran 2,5 m x 3 m, di RT 4/1 (depan rumah Bp. Wiyono) sulit dilewati kendaraan roda dua

1.1.33 Kegiatan warga dari RT 1/1 ke RT 2/1 terhalang Kali Ceblek selebar 4 m (kali = sungai) 1.1.34 Ada 2 jembatan sasak dengan ukuran 2 m x 3 m, di RT 4/2 (depan rumah Bp. Parmin dan

Bp. Sadar) sulit dilewati kendaraan roda dua

1.1.35 Terjadi pengikisan badan jalan rabat beton di RT 2/1 (depan rumah Bp. Sardi s/d balai desa) setiap musim hujan sepanjang 120 m

1.1.36 Terjadi pengikisan tanah di wilayah RT 2/1 dari depan rumah Bp. Samijo s/d jalan raya (jalan propinsi) setiap musim hujan sepanjang 100 m

1.1.37 Pada musim hujan jalan desa di RT 1/2 licin dan sulit dilewati 1.1.38 Pengikisan tebing sungai Wala sepanjang 700 m

1.1.39 Jalan propinsi di RT 2/2 pada musim hujan terendam sepanjang 200 m lebar 7 m 1.1.40 Pengikisan tebing sungai Dilem sepanjang 1400 m mengancam pemukiman, sawah dan

jembatan DPU

1.1.41 Pengikisan tebing kalen (sungai kecil) di RT3/3 sepanjang 150 m tinggi 5 m mengancam jalan poros desa

1.1.42 Air dari solokan dari perbatasan RT 3/3 s/d Rt 2/3 meluap ke pemukiman

1.1.43 Pada musim hujan terjadi pengikisan tebing perumahan warga di RT 2/2 (Bp. Wasiman Gopes dan Bp. Maidin) yang terbawa sampai ke pekarangan dan sawah

1.1.44 Pada musim hujan air solokan di RT 2/2 meluap ke halaman Mushola Al Falah 1.1.45 Pengikisan tebing tanah makam sepanjang 350 m tinggi 3 m

1.1.46 Sawah seluas 1 ha di wilayah RT 1/1 setiap musim hujan tidak bisa ditanami padi 1.1.47 Pada musim hujan sawah di wilayah RT 2/2 (blok Tegong) tidak bisa ditanami padi 1.1.48 Pada musim angin timur gelombang pasang naik ke persawahan di blok Nduru (RT 1/2) 1.1.49 Pada musim angin timur gelombang pasang naik ke pemukiman di RT 1/2

1.1.50 Sebanyak 316 KK kekurangan air bersih, di

Dusun Dilem 78 KK (RT 3/3 = 28 KK, RT 4/3 = 50 KK),

Dusun Betah 110 KK (RT 2=50 KK, RT 3=33 KK, RT 4=27 KK) dan Dusun Ketanggung 128 KK (RT 1=12 KK, RT 2=39 KK, RT 3=33 KK, RT 4=44 KK)

1.2 PERUMAHAN

1.2.1 28 Rumah tidak layak huni dari keluarga RTM :

(20)

Dusun Betah 5 rumah Dusun Dilem 4 rumah

1.2.2 Pada musim hujan pemukiman penduduk rawan terkena longsoran giwing (tebing) pekarangan :

1.2.3 Pada musim angin barat rumah penduduk rawan tertimpa pohon

1.2.4 Kendaraan peziarah dan ternak warga masuk ke lokasi makam Munthuk 1.2.5 Pagar makam leluhur (5 makam) sudah rusak

1.3 LINGKUNGAN HIDUP

1.3.1 Warga di RT 1/2 membuang limbah rumah tangga di sembarang tempat

1.3.2 Ada 10 KK di lingkungan PAUD dan 6 KK di RT 2/3 membuang sampah di sembarang tempat

1.4 SDA

1.4.1 Ada 144 KK yang belum memasang meteran listrik sendiri : Di Dusun Betah 54 (RT 1=21, RT 2=18, RT 3=12) Dusun Ketanggung 29 KK

Dusun Dilem 49 KK

1.4.2 Jalan gelap (jalan propinsi di RT 1/3 /jembatan Sungai Dilem, jalan desa di RT 2/3 /lingkungan gereja, jalan poros desa di RT 3/3 lokasi Bp. Yasir, Nyadin & Bp. Sadar)

1.5 PERHUBUNGAN

1.5.1 Pengunjung sering tidak tahu arah ke TPI Pasir

1.5.2 Jalan Propinsi di Rt 04 Rw 01 Dusun Ketanggung rawan kecelakaan terutama di malam hari

2 SOSIAL BUDAYA 2.1 PENDIDIKAN

2.1.1 Sebanyak 110 anak didik PAUD dalam kegiatannya berdesak-desakan 2.1.2 Tenaga pendidik PAUD tidak ada insentif

2.1.3 APE dalam dan administrasi PAUD penempatannya kurang rapi

2.1.4 Anak didik PAUD sering berebut alat permainan (APE dalam dan APE luar) 2.1.5 Kegiatan PAUD dalam ruangan masih duduk di lantai

2.1.6 Kebutuhan MCK PAUD masih menumpang di rumah warga 2.1.7 Tembok dan ternit gedung PAUD sudah rapuh

2.1.8 Ruang belajar TK Budi Luhur sempit

2.1.9 Mebeler guru TK Budi Luhur belum mencukupi

2.1.10 APE dalam, APE luar dan peralatan dapur TK Budi Luhur ditempatkan menjadi satu dalam ruang belajar

2.1.11 Anak didik TK Budi Luhur sering berebut APE luar 2.1.12 Keamanan anak didik TK dan APE luar kurang terjamin 2.1.13 Kesejahteraan guru TK GTT kurang terjamin

(21)

2.1.15 Anak putus sekolah : Tidak tamat SD = 1 (L=1) Tidak tamat SLTP = 5 (L=5) Tidak tamat SLTA = 1 (L=1)

2.1.16 Anak SD dari keluarga RTM sebanyak …... anak (L=….. P=…… ) kekurangan peralatan sekolah (buku, seragam, sepatu)

2.2 KESEHATAN

2.2.1 Ada 138 keluarga yang memenuhi kebutuhan MCK di sungai/ pekarangan : Dusun Ketanggung ada 36 (RT 1=5, RT 2=15, RT 3=8, RT 4=8)

Dusun Betah 53 (RT 1=17, RT 2=17, RT 3=16, RT 4=2)

Dusun Dilem 50 (RT 1=10, RT 2=7, RT 3=12, RT 4=10, RT 5=11) 2.2.2 Pelayanan pengobatan jamkesda sulit diakses

2.2.3 Pada musim hujan warga di RT 3/1 ada 10 orang terkena wabah chikungunya 2.2.4 Kebutuhan air bersih untuk ibu melahirkan di polindes harus mencari dulu di rumah

warga

2.2.5 Kalau ada ibu melahirkan lebih dari 1 di polindes bayi ditempatkan bersama ibunya 2.2.6 Penanganan kelahiran premature harus langsung dirujuk ke RS yang jaraknya jauh

(Gombong, Purwogondo, Kebumen)

2.2.7 Kegiatan posyandu di RW 2 dan RW 3 masih numpang di rumah warga 2.2.8 Ibu balita tidak selalu mau menimbangkan anaknya di posyandu

2.2.9 Kesejahteraan kader posyandu kurang terjamin

2.2.10 Menu PMT di 3 kelompok posyandu kurang bervariasi dan sering berupa jajanan kemasan (membeli di warung)

2.2.11 Ada lansia yang tidak mau datang ke posyandu lansia 2.2.12 Posyandu lansia tidak ada PMT

2.2.13 Di desa Pasir ada 12 orang yang terganggu jiwanya tidak terurus (RT 1/1 L=1, RT 2/1 L=2, RT 3/1 L=1, RT 4/1 P=1, RT 1/2 P=1, RT 2/2 P=1, RT 1/3 L=1, RT 2/3 L=1, RT 4/3 L=1 P=2)

2.2.14 Hasil produksi gula kelapa rasanya tidak enak

3 SOSIAL

2.3.1 Jompo terlantar :

Dusun Ketanggung ada 4 lansia (L=1, P=4 yaitu RT 1=2, RT 2=2, RT 3=1), Dusun Betah 1 lansia RT 2/2 = 1 KK perempuan

Dusun Dilem 11 orang (RT 3/3 = 4, RT 5/3 = 7)

2.3.2 Santunan anak yatim dan piatu untuk 19 anak (L=9, P=10) baru 1 kali dalam setahun dan jumlahnya kecil

 (RT 2/1 L=3, RT 3/1 P=1, RT 4/1 L=4 P=2) 

 (RT1/2 P=3, RT 2/2 L=2, RT 3/2 P=1)

 (RT 1/3 P=1, RT 2/3 P=1, RT 5/3 P=1)

(22)

4 KEAGAMAAN

2.4.1 Jama’ah Masjid Al Mutaqin untuk kebutuhan buang air besar menumpang di rumah warga sekitar

2.4.2 Jama’ah Masjid Al Huda untuk kebutuhan buang air besar menumpang ke sekolah (SDN Pasir)

2.4.3 Kebutuhan wudhu jama’ah Mushola Al Iklas masih menumpang di sumur warga yang jaraknya sekitar 50 m dari mushola

2.4.4 Kebutuhan wudhu jama’ah Mushola Mawatihul Huda masih menumpang di rumah warga 2.4.5 Kebutuhan wudhu jama’ah Mushola Al Mutaqin harus ngangsu di tempat yang jauh 2.4.6 Bangunan mushola Al Firdaus sudah rapuh dan tidak mempunyai tempat wudhu 2.4.7 Bangunan Mushola Al Hikmah di RT 3/3 sudah rusak dan tidak ada tempat wudhu 2.4.8 Halaman Masjid Al Mutaqin seluas 45 m² pada musim hujan becek dan licin 2.4.9 Halaman Mushola Nurul Iman seluas 35 m² becek dan licin

2.4.10 Halaman Mushola Al Iklas seluas 40 m² becek dan licin 2.4.11 Halaman Mushola Al Hidayah seluas 30 m² becek dan licin

2.4.12 Pada musim penghujan halaman mushola Al Falah becek seluas 28 m²

2.4.13 Kegiatan TPA Al Mutaqin (sebanyak 120 anak) dan Al Huda (sebanyak 80 anak) masih dilaksanakan di masjid

2.4.14 Masih kurangnya pengetahuan agama bagi warga masyarakat Dusun Betah

5 PEMERINTAHAN

2.5.1 Pemdes kurang tepat waktu dalam memberikan pelayanan pembuatan KTP, KK dan akte kelahiran

2.5.2 Pengerjaan administrasi desa sering terlambat

2.5.3 Pencatatan kas PADs dari surat menyurat kurang optimal

6 KELEMBAGAAN

2.6.1 Keterlibatan BPD dalam pemerintahan desa kurang maksimal 2.6.2 Dalam menjalankan tugasnya BPD kurang optimal

2.6.3 Dalam menjalankan tugasnya LKMD kurang optimal 2.6.4 Belum semua buku administrasi RT dikerjakan 2.6.5 Dalam menjalankan tugasnya RW kurang optimal

2.6.6 Anggota kelompok gula kelapa sering terlambat mengangsur pinjaman

7 KAMTIBMAS

2.7.1 Di Dusun Dilem ada 5 pos kamling rusak

8 PARIWISATA DAN BUDAYA

2.8.1 Group kesenian kuda lumping Bayu Murti di RT 3/1 dalam pementasan kurang menarik

9 KESATUAN BANGSA

(23)

3 EKONOMI 3.1 PERTANIAN

3.1.1 Sawah seluas 1,5 ha di RT 1/2 hasil panen padi tidak maksimal 3.1.2 Hasil produksi tanaman pohon kelapa seluas 50 ha tidak maksimal 3.1.3 Petani penderes tidak bisa mengakses program bantuan pemerintah 3.1.4 Pengolahan sawah di Dusun Dilem sering terlambat

3.1.5 Petani sulit mencari bibit unggul dan obat-obatan 3.1.6 Proses memanen padi sawah lambat

3.1.7 Pada musim kemarau penghasilan petani dan penderes menurun 3.1.8 Pengrajin gula kelapa tidak bisa menentukan harga jual

3.1.9 Kecelakaan petani penderes belum pernah ada santunan

3.2 PETERNAKAN

3.2.1 Kotoran ternak sapi di RT 1/2 belum dimanfaatkan secara maksimal

3.2.2 Pelayanan inseminasi dan kesehatan hewan ternak dari petugas IB sering terlambat 3.2.3 Harga ternak pada musim kemarau murah

3.2.4 Hasil pembuatan pur/pakan ayam buras dari limbah hasil laut oleh kelompok (KWTT) kurang diminati pembeli

3.2.5 Kelompok (KWTT Ayam Buras) tidak mampu memenuhi pesanan bibit ayam buras

3.3 KELAUTAN DAN PERIKANAN

3.3.1 Nelayan kekurangan alat tangkap :

- Dusun Ketanggung kelompok = jaring ( p s ) /

3.3.2 Pada musim ikan pari nelayan di Dusun Betah tidak bisa memancing (KTN Mina Sejahtera = 3 orang, KTN Madyo Mino = 2 orang)

3.3.3. Di desa Pasir ada 14 kelompok nelayan yang mesin perahunya (motor tempel) sudah tidak layak pakai

3.3.4 Nelayan tidak bisa menentukan harga jual hasil tangkapan (tidak bisa ikut lelang) 3.3.5 Pada musim paceklik laut kegiatan gotong royong dan pertemuan warga dibebankan

kepada perempuan

3.3.6 Pada musim paceklik laut iuran/partisipasi ke desa (PADs) tertunda sampai melewati tahun anggaran

3.3.7 Pada musim paceklik angsuran semua pinjaman macet 3.3.8 Pada musim angin timur rawan kecelakaan nelayan

3.3.9 Pada musim angin timur pernah terjadi perahu rusak parah dan peralatan hanyut saat masuk/berangkat ke laut (14 April 2012=7 perahu, 10 April 2012=2 perahu, Oktober 2012=1 perahu)

(24)

3.4 NAKERTRAN

3.4.1 sebanyak 9 orang penjahit pakaian sulit berkembang

3.5 KOPERASI

3.5.1 Pedagang kecil belum terkoordinir

(25)

BAB III

PROSES PENYUSUNAN RPJMDes

Rangkaian proses penyusunan RPJMDes Desa Pasir Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen adalah sebagai berikut :

a. MUSDUS

Penyusunan RPJMDes dimulai dari penjaringan masalah dan potensi yang ada di desa Pasir dengan menggunakan alat :

1. Sketsa Desa 2. Kalender Musim 3. Diagram Kelembagaan

Proses penjaringan masalah itu dilaksanakan dalam forum musyawarah dusun dan diskusi sektoral kelompok perempuan yang telah dilakukan pada :

No Dusun Waktu Pelaksanaan Tempat

1 I (Ketanggung) Senin, 8 Oktober 2012 Bp. Kasno

2 II (Betah) Selasa, 9 Oktober 2012 Bp. Tulud Susanto 3 III (Dilem) Rabu, 10 Oktober 2012 Bp. Susilo

4 Desa Kamis, 1 November 2012 Balai Desa Pasir

Dari hasil penjaringan masalah dan potensi yang dilakukan di tingkat dusun, kemudian dituangkan dalam format 1 (sketsa desa), format 2 (kalender musim), format 3 (diagram kelembagaan).

b. LOKAKARYA DESA

Proses penyusunan program dan kegiatan dilakukan dalam lokakarya ditingkat Desa yang dilaksanakan pada tanggal 12 November 2012 dan 19 November 2013 dengan tahapan sebagai berikut :

1. Mengkompilasikan dan mengelompokan masalah-masalah dari hasil musyawarah Dusun 2. Menyusun Legenda dan Sejarah Desa

3. Menyusun Visi Misi Desa 4. Membuat skala prioritas

Pembuatan skala prioritas ini bertujuan untuk mendapatkan priritas masalah yang harus segera dipecahkan. Adapun teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan pembobotan dan perengkingan.

(26)

Setelah semua masalah di rangking berdasarkan kriteria yang disepakati bersama, tahap selanjutnya adalah menyusun alternatif tindakan yang layak. Kegiatan ini mempunyai tujuaan untuk mendapatkan alternatif tindakan pemecahan masalah dengan memperhatikan akar penyebab masalah dan potensi yang ada.

6. Menetapkan tindakan yang layak

Pada tahapan ini dipilih dan tindakan yang layak yang layak untuk memecahkan masalah yang ada. Dalam tahapan ini juga dipisahkan mana pembangunan sekala Desa dan pembangunan skala Kabupaten.

c. MUSRENBANG RPJMDes

Berdasar hasil lokakarya Desa selanjutnya dimusyawarahkan kembali dalam forum musyawarah pembangunan Desa yang diselenggarakan pada hari Senin, 26 November 2012.

BAB IV

VISI, MISI, ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA, ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA, PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATIF

A. VISI

Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa Pasir ini dilakukan dengan pendekatan Partisipatif, melibatkan pihak – pihak yang berkepentingan di Desa Pasir seperti Pemerintah desa, BPD Tokoh Masyarakat, Tokoh agama, Lembaga Masyarakat, Desa, dan masyarakat desa pada umumnya. Pertimbangan kondisi ekternal di desa seperti satuan kerja wilayah pembangunan di Kecamatan. Maka berdasarkan pertimbangan diatas Visi Desa Pasir adalah

“TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DESA PASIR ERTUMPU

PADA SEKTOR PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DIDUKUNG INFRASTRUKTUR DASAR YANG MEMADAI

(27)

B. MISI

Selain penyusunan Visi juga telah ditetapkan misi- misi yang memuat sesuatu pernyataan yang harus dilaksananakan oleh Desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi berada diatas Misi. Pernyataan Visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat dilaksanakan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, Misipun dalam penyusunannya menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi serta kebutuhan Desa Pasir, sebagaimana proses yang dilakukan maka Misi Desa Pasir adalah :

1. Meningkatkan Pelayanan terhadap Pemenuhan Hak – hak Dasar Rakyat

2. Membentuk masyarakat Desa Pasir “TERPADU” (Tentram Rapih Patuh Dewasa dan Utama)

3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, cepat tepat, akurat transparan dan akuntabel.

4. Memperbaiki sarana dan prasarana infrastruktur, perumahan, air bersih, kesehatan lingkungan dan pendidikan.

5. Melestarikan adat istiadat yang positif sebagai aset budaya desa.

6. Menggali potensi kepemudaan dibidang keagamaan dan olah raga dalam membangun jasmani dan rohani generasi muda.

7. Memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam menentukan berbagai kebijakan pembangunan desa.

8. Meningkatkan upaya Percepatan Pembangunan desa dan penanggulangan krisis kesenjangan social

C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DESA

Sebagai dokumen perencanaan yang utuh melalui proses yang cukup panjang dari Dokumen RPJMDes perlu penjabaran yang tepat melalui rumusan strategis dalam mencapai tujuan dan sasaran sebagai cita –cita yang harus diwujudkan bersama , maka seluruh rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan oleh Penyelenggara Pemerintahan Desa bersama – sama masyarakat terbagi secara bertahap dan berkesinambungan agar dapat menghantarkan tercapainya Visi – Misi Desa.

Visi – Misi Desa Pasir disamping merupakan Visi-Misi Calon Kepala Desa Terpilih, juga diintegrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif yang telah melibatkan berbagai pihak di desa. Untuk mewujudkan cita –cita dalam menghantarkan warga masyarakat Desa Pasir yang sejahtera perlu diambil langkah – langkah kebijkan sebagai berikut :

1. Meningkatkan Pelayanan terhadap Pemenuhan Hak – hak Dasar Rakyat: Kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai Tugas ini antara lain :

(28)

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan terutama pelayanan bagi ibu, anak dan lansia. c. Mengembangkan pelayanan Pendidikan Anak Usia Dini

d. Memberikan kebebasan untuk berkarya dan berusaha

e. Memfasilitasi terpenuhinya jaminan Keselamatan kerja/asuransi jiwa

2. Membentuk masyarakat Desa Pasir “TERPADU” (Tentram Rapih Patuh Dewasa dan Utama)

Sehubungan dengan majemuknya komponen masyarakat Desa Pasir yang meliputi berbagai perbedaan dari asal – usul, golongan, status, profesi, agama/keyakinan, ekonomi, budaya, umur, pendidikan dan lain – lain dalam membangun desa harus mempunyai tujuan yang sama yaitu tercapainya visi dan misi bersama. Salah satu cara agar tercipta keserasian dari semua kemajemukan yang ada dalam masyarakat adalah pembangunan mental melalui pembinaan untuk men iptakan suasana masyarakat Desa Pasir yang “TERPADU” (Tentram, Rapih, Patuh dan Dewasa) maka kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai Tugas ini antara lain :

a. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan

b. Pemberdayaan perempuan dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas perempuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan kesetaraan gender.

c. Pembinaan generasi muda dan Karang Taruna

3. Memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, cepat tepat, akurat transparan dan akuntabel.

Kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai Tugas ini antara lain : a. Penguatan kapasitas pemerintahan desa dan lembaga desa

b. Keterbukaan informasi public c. Pendataan potensi desa

d. Meningkatkan manajemen pengelolaan keuangan desa

4. Meningkatkan sarana dan prasarana infrastruktur, perumahan, air bersih, kesehatan lingkungan dan pendidikan.

Kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai Tugas ini antara lain : a. Meningkatkan sarana dan prasarana perhubungan

b. Meningkatkan sarana dan prasarana pertanian c. Meningkatkan sarana dan prasarana peternakan d. Meningkatkan sarana dan prasarana perikanan e. Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan f. Meningkatkan sarana dan prasarana ibadah g. Meningkatkan sarana dan prasarana pemerintahan h. Meningkatkan sarana dan prasarana air bersih i. Perluasan jaringan listrik dan peremajaan

5. Melestarikan adat istiadat yang positif sebagai asset budaya desa.

Kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai Tugas ini antara lain : a. Mempertahankan tradisi dan budaya yang positif missal,

b. Peringatan dan perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia c. Meningkatkan kegiatan Peringatan Hari Besar Keagamaan.

(29)

6. Menggali potensi kepemudaan dibidang keagamaan dan olah raga dalam membangun jasmani dan rohani generasi muda.

a. Pengembangan sarana dan prasarana olah raga.

b. Pembentukan dan pemberdayaan pemuda dan karang taruna. c. Peningkatan sumber manusia bidang olah raga

d. Memfasilitasi pembinaan organisasi dan kegiatan pemuda misalnya kelompok pemuda produktif dan group kesenian budaya.

7. Memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada masyarakat desa untuk berpartisipasi dalam menentukan berbagai kebijakan pembangunan desa.

Kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mencapai Tugas ini antara lain :

a. Meningkatkan peranserta masyarakat dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa

b. Meningkatkan peranserta masyarakat dalam menentukan arah kebijakan keuangan. 8. Meningkatkan upaya Percepatan Pembangunan desa dan penanggulangan krisis

kesenjangan social

Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada pada masyarakat yang selama ini masih bergantung pada pemerintah, maka desa perlu membentuk suatu Tim Koordinasi Penanggulangan yang sifatnya multi fungsi, misalnya ;

a. Membentuk Tim Koordinasi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Desa (TKPPKDesa)

b. Membentuk Tim Koordinasi Penanggulangan bencana dan tanggap darurat c. Mengoptimalkan organisasi/kelompok pertanian

d. Mengoptimalkan organisasi/kelompok peternakan e. Mengoptimalkan organisasi/kelompok perikanan f. Mengoptimalkan organisasi/kelompok pendidikan g. Mengoptimalkan organisasi/kelompok keagamaan

(30)

D. ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DESA

A. Arah Pengelolaan Pendapatan Desa

1. Kondisi Pendapatan Saat Ini

Secara akumulatif, Pendapatan Asli Desa Pasir kurun waktu 2008-2012 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 6,69% (enam koma enam puluh sembilan persen) per tahun yaitu dari Rp 126.482.425,00 (seratus dua puluh enam juta empat ratus delapan puluh dua ribu empat ratus dua puluh lima rupiah) pada Tahun 2008 menjadi Rp 144.679.200,00 (seratus empat puluh empat juta enam ratus tujuh puluh sembilan ribu dua ratus rupiah) pada Tahun 2010.

(31)

Selengkapnya mengenai peran Pendapatan Asli Desa dan ADD dalam Pendapatan Desa selama kurun waktu 2008-2010 dapat dilihat dalam tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Pendapatan Asli Desa dan ADD dalam Pendapatan Desa Pasir dalam kurun

waktu 2008-2012

NO URAIAN

TAHUN 2008

(Rp)

2009

(Rp)

2010

(Rp)

2011

(Rp)

2012

(Rp)

1 Pendapatan

Asli Desa 37,203,719 39,454,400 26,722,850 38,584,000 58,960,500

2 ADD 99,558,000 99,543,000 38,612,000 35,641,000 53,233,570

3 Pendapatan

Desa 304,674,219 227,425,870 142,518,850 156,315,000 311,517,190 Sumber : Realisasi APB Desa Pasir tahun 2008-2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya peran Pendapatan Asli Desa dan ADD dalam jumlah Pendapatan Desa. Bahkan Pendapatan Asli Desa berkontribusi paling banyak dalam jumlah Pendapatan Desa yaitu 51,53% (lima puluh satu koma lima puluh tiga persen) pada tahun 2008, 54,27% (lima puluh empat koma dua puluh tujuh persen), pada tahun 2009 dan 67,74% (enam puluh tujuh koma tujuh puluh empat persen) pada tahun 2010 atau rata-rata 57,85% (lima puluh tujuh koma delapan puluh lima persen) pertahunnya. Namun di sisi lain masih ada ketegantungan Desa akan Bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah (ADD) meskipun ada peningkatan dalam Pendapatan Asli Desa. Hal itu di lihat dari jumlah Pendapatan Desa pada tahun 2010 ketika ADD mengalami penurunan yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya (2009) yaitu mencapai 151,47% (seratus lima puluh satu koma empat puluh tujuh persen).

Tabel 3.2. Rata-rata Proporsi ADD dan Pendapatan Asli Desa dalam Pendapatan Desa

(32)

Sumber: RealisasiAPB Desa Pasir tahun 2008-2010

Secara terperinci Pendapatan Desa terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu Pendapatan Asli Desa, Bagi Hasli Pajak, Bagi Hasli Retribusi, Bagian Dana Perimbangan Pusat dan Daerah, Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Desa Lainnya, Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga yang kesemuanya memiliki peran penting dalam program pembangunan desa.

2. Prediksi Pendapatan Desa

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang Desa manyatakan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintah desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari APB Desa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah. Oleh karenanya desa harus mengoptimalkan sumber-sumber Pendapatan Desa. Bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah hanyalah sebagai sumber penunjang penyelenggaraan pemerintah urusan desa meskipun dalam Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 telah menyebutkan bahwa tugas pembantuan dari Pemerintah, pemerintah provinsi, dan/atau pemerintah kabupaten/kota itu menjadi urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa.

Dari hasil analisa data menunjukkan bahwa Desa Pasir masih belum mencapai kemandirian yang utuh. Untuk mencapai target sebagai desa yang mandiri maka diperlukan langkah-langkah yang strategis, diantaranya adalah mengoptimalkan sumber-sumber Pendapatan Desa dan mendirikan BUM Desa.

Dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir yaitu tahun 2008-2010, Pendapatan Desa mengalami penurunan rata-rata mencapai 6,29% (enam koma dua puluh sembilan persen). Penurunan itu sebagian besar diakibatkan oleh faktor turunnya Bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yaitu rata-rata 30,16% (tiga puluh koma enam belas persen) pertahun dan Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Desa Lainya yaitu rata-rata 8,92% (delapan persen sembilan puluh dua) pertahun.

(33)

Table 3.3. Faktor penurunan Pendapatan Desa

1 Lain-lain Pendapatan

Asli Desa yang Sah 5.855.750 3.528.000 3.947.500 -13,93%

2

Bagian Dana

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

72.939.767 72.883.607 28.982.917 -30,16%

3

Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Desa Lainya

46.040.500 40.656.000 38.156.000 -8,92%

4 Pendapatan Desa 245.462.692 252.128.307 213.568.117 -6,29%

Sumber: Realisasi APB Desa Pasir tahun 2008-2011

Mayoritas faktor yang mempengaruhi angka penurunannya Pendapatan Desa adalah faktor eksternal yang mana desa tidak mempunyai kewenangan dalam menentukan jumlah besaran nominal.

Melihat permasalahan di atas maka desa dituntut untuk lebih mandiri dengan cara salah satunya yaitu meningkatkan Pendapatan Asli Desa. Maka dari itu desa tetap optimistis dalam memprediksikan selama 5 (lima) tahun kedepan sumber-sumber Pendapatan Desa terutama pada pos Pendapatan Asli Desa. Berikut adalah gambaran Prediksi Pendapatan Desa Pasir dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yaitu dari tahun 2011-2015.

3.4. Tabel Prediksi Pendapatan Desa tahun 2011-2015

NO POS

PENDAPATAN

TAHUN

2011 2012 2013 2014 2015

1 Pendapatan Asli

Desa 154,747,176 165,515,765 177,033,721 189,353,193 202,529,955 2 Bagi Hasil Pajak 750,000 750,000 750,000 750,000 750,000

3 Bagi Hasil

Retribusi 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000 1,000,000

4

Bagian Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah

(34)

Pendapatan Desa, diprediksikan akan mengalami peningkatan dari tahun 2011-2015 dengan rata-rata kenaikan yaitu 8,03% (delapan koma nol tiga persen). Sedangkan kontribusi terbesar dalam Pendapatan Desa adalah Pendapatan Asli Desa dalam proporsi Pendapatan Desa dengan rata-rata 64,81% (enam puluh empat koma delapan puluh satu persen).

Berikut adalah prediksi kontribusi sumber-sumber Pendapatan Desa selama 5 (tahun).

Tabel. 3.5. Prediksi Kontribusi Sumber Pendapatan Desa 5

Bantuan Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Desa Lainnya

48,408,000 49,864,170 51,364,142 52,909,236 54,500,808

6 Hibah 0 0 0 0 0

7 Sumbangan

Pihak Ketiga 0 0 0 0 0

(35)

3. Arah pengelolaan pendapatan desa

Kebijakan anggaran pendapatan melalui konsep peningkatan pendapatan desa secara proporsional, sebagai berikut :

a. Menyiapkan kerangka kebijakan serta piranti pengembangan kekuatan dan peluang desa dalam sisi pendapatan jangka menengah dan jangka penjang;

b. Sosialiasi secara berkelanjutan pada masyarakat tentang pentingnya partisipasi mereka bagi kelanjutan pembangunan desa;

c. Optimalisasi potensi desa berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakat; dan d. Pengawasan secara lebih optimal terhadap sistem pendapatan.

B. Arah Pengelolaan Belanja Desa

1. Kondisi Belanja Desa saat ini

Struktur belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pasir tahun 2008-2010 terdiri dari Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung. Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Sedangkan Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan kegiatan.

Proporsi belanja Desa Pasir Pada periode Tahun 2008-2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.6. Proporsi Belanja Desa Pasir Tahun 2008-2010

Tahun APB Desa (Rp)

Belanja Tidak Langsung (Rp)

Proporsi BTL (%)

Belanja Langsung (Rp)

Proporsi BL (%)

2008 245,462,692 111,716,400 45,51 94,230,500 38,39

(36)

Sumber: Realisasi APB Desa Pasir

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa proporsi Belanja Tidak Langsung setiap tahun selalu lebih besar daripada Belanja Langsung. Proporsi Belanja Tidak Langsung terhadap total Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pasir Tahun 2008-2010 rata-rata mencapai angka 53,97% (lima puluh tiga koma sembilan puluh tujuh persen), sedangkan proporsi Belanja Langsung terhadap total Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Pasir Tahun 2008-2010 rata-rata mencapai angka 36,82% (tiga puluh enam koma delapan puluh dua persen).

2. Prediksi Belanja Desa Tahun 2011-2015

Kebutuhan anggaran untuk belanja pembangunan Desa Pasir Tahun 2011-2015 di samping mendapatkan dukungan dari dana bantuan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Kebumen, yang paling utama tentu bersumber dari Pendapatan Asli Desa. Kontribusi sumber Pendapatan Asli Desa diharapkan terus meningkat sebab meningkatnya kontribusi sumber-sumber pendapatan desa tersebut menunjukan bahwa pemerintah Desa Pasir semakin meningkat kemandiriannya dalam pembiayaan pembangunan desa.

3. Arah Pengelolaan Belanja Desa

Pengelolaan belanja desa sangat erat kaitannya dengan sistem manajemen keuangan desa, sistem penganggaran maupun sistem akuntansi. Seiring dengan dilaksanakannya reformasi di bidang keuangan, masyarakat semakin menuntut adanya pengelolaan keuangan publik secara transparan sehingga tercipta akuntabilitas publik. Di samping itu, pengelolaan belanja desa harus berlandaskan anggaran kinerja yaitu belanja daerah yang berorientasi pada pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, yang berarti harus berorientasi pada kepentingan publik. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja desa harus digunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama masyarakat miskin dan kurang beruntung, dikelola dengan hasil yang baik dan biaya rendah melalui pendekatan kinerja.

C. Kebijakan Umum Anggaran

Dari sudut pandang pengeluaran, anggaran belanja yang dialokasikan untuk pembangunan desa harus menganut prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Transparansi dan akuntabilitas; anggaran pendapatan dan belanja desa harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan sesuai dengan

(37)

dokumen perencanaan pembangunan desa. Oleh karena itu, masyarakat berhak mengetahui proses anggaran dalam menyalurkan aspirasi dan kepentingan masyarakat, terutama pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat. Selain itu, masyarakat juga berhak menuntut pertanggungjawaban atas rencana ataupun pelaksanaan anggaran tersebut;

2. Efisiensi dan efektifitas anggaran. Setiap kegiatan yang direncanakan harus efektif dalam pencapaian kinerjanya dan efisien dalam pengalokasian dananya; dan

3. Disusun dengan pendekatan kinerja. Anggaran disusun dengan mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan. Hasil kerjanya harus sebanding atau lebih besar dari biaya atau input yang telah ditetapkan.

Dari sisi pendapatan, pada masa desentralisasi fiskal saat ini, menjadi sangat penting keberadaan Badan Usaha Milik Desa. Badan Usaha Milik Desa menjadi kebutuhan desa yang tidak terpisahkan dengan melihat kondisi keadaan desa dan potensi desa yang ada. Dengan adanya Badan Usaha Milik Desa diharapkan dapat menjadi ujung tombak penghasil pendapatan desa dan mendongkrak pendapatan desa

1 BIDANG PENGEMBANGAN WILAYAH

1.1 PEKERJAAN UMUM

1.1.1 Pembangunan drainase jalan menuju Banjararjo yang

Permanen di Dusun Ketanggung RT 01 RW 01 P= 150 m RT 01 RW01

Pembangunan drainase Permanen P= 400 m RT 04 RW01

1.1.2 Pembangunan drainase permanen P= 400 m RT 01 RW 02

1.1.3 Pembangunan saluran drainase P=75m RT 02 RW 01

1.1.4 Pembangunan drainase di jalan propinsi P= 200 m RT 02 RW 02

1.1.5 Pembangunan Rabat Beton jalan Poros Desa Pasir Menuju

Banjar Arjo P=550 m L= 3 m RT 01 RW01

1.1.6 Pembangunan drainase permanen di jalan Propinsi P=100 m RT 01 RW 03

1.1.7 Perlebaran jalan lingkungan P= 1000 m (RT 01 s/d RT

02) RW 01

(38)

1.1.9 Perlebaran jalan lingkungan P= 400m RT 03 RW 03

1.1.10 Perlebaran Jalan Poros Desa Pasir- Jintung P=700 m L= 2,5 m

RT 04 RW 02 s/d RT 01 RW

03

1.1.11 Perlebaran jalan propinsi (tikungan) P= 100 m L= 17

M RT 01 RW 01

1.1.12 Pelebaran jalan lingkungan P= 400 m L= 1,5

m RT 03 RW 01

1.1.13 Perlebaran jalan lingkungan P= 800 m RT 04 RW 03

1.1.14 Pembangunan Makadam jalan Lingkungan P=200 m

RT 01 RW 01 s/d RT 02 RW

02

1.1.15 Pembangunan makadam jalan poros Desa Pasir Menuju Ke

Desa jintung P= 325 m L= 3 m RW 02

1.1.16 Pembangunan makadam jalan lingkungan P= 1000 m (RT 01 s/d RT 02) RW 01

1.1.17 Pembangunan Makadam jalan lingkungan P= 400 m RT 03 RW 03

1.1.18 Pembangunan makadam jalan lingkungan P=700 m L= 1,5 m

RT 04 RW 02

1.1.28 Pembangunan jalan rabat beton jalan Poros Desa Pasir Menuju Ke desa jintung

P= 325 m L= 2.2

m RW 02

1.1.29 Pembangunan jalan Rabat beton dilingkungan P= 1000 m (RT 01 s/d RT 02) RW 01

1.1.30 Pembangunan jalan Rabat beton di Lokasi Makom P= 200 m RT 02, RW 03

1.1.31 Pembangunan jalan Rabat beton P= 80 m L= 2,4 m (RT 02 ,RT 03) RW 01

1.1.32 Pembangunan jalan rabat beton lingkungan di P= 400m RT 03 RW 03

1.1.33 Pembangunan Jalan rabat beton P= 200 m x l=2.5

m RT 02 RW 03

1.1.34 Pembangunan jalan rabat beton P=200 m L= 1,5 m RW 04 RW 01

1.1.35 Pembangunan jalan rabat beton jalan lingkungan P=700 m L= 1,5 m

RT 04 RW 02 s/d RT 01 RW

03

(39)

1.1.37 Pembangunan jalan Rabat beton P= 150 m RT 02 RW 01

1.1.49 Pembangunan gorong-gorong (P=3m L= 1m) 6

titik RT 02 RW 01

1.1.57 Normalisasi/pengerukan sungai P.900 M, T.5 m RW 02 (Kali Wala) 1.1.58 Pembangunan Talud / Bronjongisasi P= 200 m T= 3 m RT 01 RW 02

1.1.59 Pembangunan Talud /Bronjongisasi sungai dilem P= 1400 m T= 4m RW 03

1.1.60 Pemasangan Talud /bronjongisasi di tepi Makom Dilem P= 350 m T= 3 m RW 03

1.1.61 Pembangunan Talud /brojongisasi sungai Wala P= 700 m RW 02

1.1.62 Pembangunan Talud Brojongisasi P= 25 m RW 02

1.1.63 Pembangunan Talud /bronjongisasi tebing jalan P=150 m T= 5 m RT 03 RW 03

1.1.64 Pembangunan Talud/ bronjong isasi P= 400 m T= 5m RT 04 RW 01

1.1.65 Pembangunan Talud /brojongisasi P= 20 m T= 8m RT 02 RW 02

1.1.66 Pemasangan Talud /brojongisasi P= 15 m T= 4 m RT 02 RW 02

1.1.67 Pemasangan Talud /Brojongisasi P= 20 m RT 02 RW 01

1.1.68 Pembangunan Talud penahan gelombang P=300 m RT 01 RW 02

1.1.69 Pembangunan sumur bor atau sumur galih RW 01= 4 titik Desa

1.1.70 RW 02= 2 titik

1.1.71 Pembangunan bak penampung air bersih RW 01= 4 titik Desa

1.1.72 RW 02= 3 titik

(40)

1.1.74 Pemasangan instalasi air RW 01= 800 m Desa

1.1.75 RW 02= 500 m

1.1.76 RW 03= 1200 m

1.1.77 Pembangunan solokan 0.4 x 0.5 x 230 m RT 01 RW 02

1.1.78 Pembangunan solokan 0.60 x 0.4 x 300 m RT 01 RW 01

1.1.79 Pembangunan solokan permanen P= 150 m (RT 03 s/d RT

02) RW 03

1.1.80 Pembangunan Solokan permanen P= 80 m T= 0,80

m RT 01 RW 01

1.1.81 Pembangunan solokan 0.5 x 0.5 x 600 m RT 03 RW 01

1.1.82 Pembangunan solokan P= 300 m RT 02 RW 02

1.1.83 Pembangunan solokan/drainase P= 75 m RT 01RW 01

1.1.84 Pembangunan solokan permanen P=50m RT 02 RW 02

1.1.85 Pembangunan solokan permanen P=100 m RT 02 RW 01

1.1.86 Pembangunan solokan Permanen P=150 m T= 1 m

L= 0,70 m RT 02 RW 02 m

1.1.87 Pembangunan solokan permanen P=200m RT 01 RW 02

1.1.88 Pembangunan Tugu Monumen 1 buah RT 01RW 03

1.2 PEMUKIMAN

1.2.1 Pembangunan pemagaran makom leluhur 5 makam RW 01

1.2.2 Pembangunan pagar dan pintu gerbang Makom P= 150 m RW 01

1.2.3 Bantuan pemugaran perumahan dan permukiman untuk 27KK RW 01 = 18 KK

RW 02 = 5 KK

RW 03 = 4 KK

1.1.4 Pembangunan Talud /bronjongisasi 960 m x 4 m Desa

1.3 LINGKUNGAN

1.3.1 Penanaman pohon/Rehabilitasi Hutan rakyat 5 ha Desa

1.3.2 Penanaman pohon penahan longsor 2 ha RW 01

1.3.3 Pembangunan tempat sampah permanen 5 Buah RT I RW 03

1.3.4 Sosialisasi tentang larangan membuang sampah sembarangan ls RW 03

1.3.5 Pembangunan SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah) 1 unit RT 01 RW 02

1.3.6 Sosialisasi tentang bahayanya menanan pohon didekat rumah ls Desa

1.4 SUMBER DAYA AIR, PERTAMBANGAN DAN

ENERGI (SDA- PE)

(41)

1.4.2 Penambahan Pemasangan jaringan listrik Pedesaan 15 pal 15 pal Desa

1.4.3 Pemasangan penerangan jalan 3 titik RW 01

1.4.4 Pemasangan penerangan jalan 6 titik RW 03

1.3 PERHUBUNGAN

1.3.1 Pemasangan Rambu-rambu lalu lintas 1 titik RT 01 RW 01

1.3.2 Pemasangan petunjuk Arah 1 titik RT 01 RW 03

2 BIDANG EKONOMI

2.1 PERTANIAN

2.1.1 Pembuatan sumur Pantek/galih 8 titik Desa

2.1.2 Pengadaan pompa air 3 buah Desa

2.1.3 Membentuk Kelompok Penderes 1 kelompok Desa

2.1.6 Menambah lahan pakan ternak 20 ha Desa

2.1.7 Pelatihan membuat alternatif pakan ternak 1 Desa

2.1.8 Bantuan modal bagi kelompok gula kelapa ls Desa

2.1.9 Sosialisasi kepada anggota pengrajin gula kelapa tentang

Masalahnya pinjam ke tengkulak ls Desa

2.1.10 Membentuk kelompok penderes 1 kelompok Desa

2.1.11 Pembangunan depot Bibit Unggul dan obat-obatan 1 unit Desa

2.1.12 Bantuan bibit pohon kelapa (tiris) 5000 pohon Desa

2.1.13 Sosialisasi tentang membudidayakan bibit/Tiris 1 kali Desa

2.1.14 Pengadaan hand traktor 4 buah Desa

2.1.15 Pembangunan sumur Pantek/sumur Gali 16 buah Desa

2.1.16 Pelatihan pembuatan pupuk Organik 1 kelompok Desa

2.1.17 Pengadaan mesin perontok padi yang memakai disel 3 unit Desa

2.2 PERDAGANGAN, INDUSTRI, DAN KOPERASI

2.2.1

2.3 PETERNAKAN,

(42)

2.3.2 Pelatihan pembuatan pur pakan ternak ayam 1 kelompok Desa

2.3.3 Pengadaan mesin pembuatan pur 1 paket Desa

2.3.4 Bantuan permodalan untuk petugas IB Ls Desa

2.3.5 Pengadaa Stok obat-obatan di Kantor IB Ls Desa

2.3.6 Membangun tempat pengolahan pupuk organik 1 unit

6 X 9 m Desa

2.3.7 Pengadaan mesin pengolahan pupuk organik 3 unit Desa

2.4 PERIKANAN DAN KELAUTAN

2.4.1

Pengadaan alat-alat tangkap nelayan untuk Dusun Ketanggung 4 kelompok Dusun Betah 4 Kelompok Dusun Dilem 6 Kelompok

13 kelompok Desa

2.4.2 Bantuan Modal untuk pengadaan alat mesin (motor tempel) baru untuk 14 kelompok

13 kelompok 70

buah Desa

2.4.3 Penambahan area tempat parkir perahu nelayan 4 Ha TPI Pasir

2.4.4 Pemindahan tripot 2000 bh TPI Pasir

2.4.5 Sosialisasi tentang masalah iuran atau ansuran pimjaman

kelompok gula Kelapa ls Desa

2.4.6 Sosialisasi tentang masalah iuran atau ansuran pimjaman

kelompok nelayan ls Desa

2.4.7 Pengadaan peralatan keselamatan nelayan ls Desa

2.4.8 Pengadaan peralatan SAR dan Nelayan ls Desa

2.4.9 Membuka lapangan kerja bagi nelayan kalau lagi musim

paceklik ls Desa

2.4.10 Penambahan modal nelayan 14 kelompok Desa

2.4.11 Sosialisasi pada anggota nelayan tentang masalah pinjam di

tengkulak 1 kali Desa

2.4.12 Bantuan Modal Pengadanan alat pancing senggol untuk

Kelompok nelayan Mino sejahtera,madyo Mino 2 kelompok Desa

2.4.13 Bantuan pengadaan perahu jukung (fiberglass) 70 unit Desa

2.5 KOPERASI

2.5.1 Membentuk BUMDES 1 kelompok Desa

2.6 TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI

2.6.1 Pelatihan bagi 9 orang penjahit 9 orang Desa

2.6.2 Bantuan Pengadaan peralatan jahit untuk 9 orang penjahit 7 mesin jahit 4

mesin obras Desa

(43)

3 BIDANG SOSIAL BUDAYA

3.1 PENDIDIKAN

3.1.1 Pengadaan buku,alat tulis dan seragam sekolah Ls Desa

3.1.2 Pembangunan sarana air bersih dan sanitasi 1 buah 3X3m2

PAUD BINTANG HARAPAN

3.1.3 Penambahan Insentif Guru GTT TK 1 orang Desa

3.1.4 Pembangunan gedung PAUD 1 buah

PAUD

3.1.7 Pengadaan almari administrasi PAUD BINTANG

HARAPAN 1 buah

PAUD BINTANG HARAPAN

3.1.8 Pembangunan pagar TK Budhi Luhur 50m TK Budhi Luhur

3.1.9 Penambahan APE dalam PAUD BINTANG HARAPAN 15 set

PAUD BINTANG HARAPAN

3.1.10 Penambahan APE Luar PAUD BINTANG HARAPAN

Ayunan, prosotan,

3.1.11 Pengadaan APE Luar TK Budhi Luhur

Kursi putar 1

3.1.12 Penambahan alokasi dana untuk Insentif bunda PAUD 6 orang

PAUD BINTANG HARAPAN

3.1.13 Pembangunan dapur TK 1 unit 4 X 4 m2 TK Budhi Luhur

3.1.14 Pembangunan gudang TK 1 unit 3 X 4 m2 TK Budhi Luhur

3.1.15 Pengadaan mebeluer kantor untuk kantor TK 2 set TK Budhi Luhur

3.1.16 Pembangunan ruang kelas baru Untuk TK Budhi luhur 1 unit 7 X 7 m2 TK Budhi Luhur

3.1.17 Penyediaan beasiswa anak terancam putus sekolah 5 anak Desa

3.2 KESEHATAN

3.2.1 Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan dan

pasien kurang mampu diluar Jamkesmas maupun Jamkesda Ls Desa

3.2.2 Pembangunan gedung posyandu 2 buah 5X6 m2 Desa

3.2.3 Pembangunan sarana dan prasarana khusus pelayanan perawatan anak balita (pengadaan box inkubator)

1 buah box

(44)

3.2.4 Pembuatan sumur gali 1 buah Polindes

3.2.5 Penambahan bak penampung dan instalasinya 1 paket Polindes

3.2.6 Penambahan bantuan keuangan untuk Insentif Kader

posyandu 6 orang Desa

3.2.7 Pengadaan seragam Untuk Kader poyandu 6 stel Desa

3.2.8 Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan 12 kali Desa

3.2.9 Pengadaan Box Bayi 3 buah box bayi Polindes

3.2.10 Penambahan Bantuan keuangan untuk pemberian PMT 3 kelompok Desa

3.2.11 Pengadaan perlengkapan alat masak PMT di Pos yandu 3 kelompok Desa

3.2.12 Sosialisasi tentang keamanan dan bahan berbahaya 1 kali Desa

3.2.13 Bantuan keuangan untuk Kegiatan PMT lansia 3 kelompok 3 kelompok

3.2.14 Sosialisasi kepada ibu balita tentang pentingnya posyandu 3 kelompok 3 kelompok

3.2.15 Pengadaan timbangan Injak 3 kelompok 3 kelompok

3.2.16 Pengadaan APE di Pos yandu 3 kelompok 3 kelompok

3.2.17 Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya yandu

Lansia 3 kelompok 3 kelompok

3.2.18

Kemitraan pengobatan lanjutan bagi pasien rujukan dan pasien kurang mampu yang terganggu jiwanya, non Jamkemas atau Jamkesda)

12 orang Desa

3.2.19 Pengembangan lingkungan sehat (jambanisasi) 138(jamban/MCK) Desa

3.2.20 Sosialisasi tentang lingkungan sehat 138 KK Desa

Pembangunan MCK 1 buah Masjid Alhudha

3.3.3 Pemasangan paving blok di halaman Masjid Al Mutaqin 45 m2 Masjid Al Mutaqin

3.3.4 Pembangunan Gedung TPA Masjid Almutaqin dan Masjid

Alhudha 2 unit

Masjid Almutaqin dan Masjid Alhudha

3.3.5 Pembangunan tempat Wudlu di Mushola Al Mutaqin . 1 unit 3X3 m Mushola Al Mutaqin .

3.3.6 Pembuatan Sumur gali 1 buah Mushola Al

Mutaqin .

Gambar

Tabel 3.1 Pendapatan Asli Desa dan ADD dalam Pendapatan Desa Pasir dalam kurun
Table 3.3. Faktor penurunan Pendapatan Desa
Tabel. 3.5. Prediksi Kontribusi Sumber Pendapatan Desa
Tabel 3.6. Proporsi Belanja Desa Pasir Tahun 2008-2010

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM-Desa

Rencana Kegiatan Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM Desa

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat (RKPDesa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat

RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA yang selanjutnya disingkat RKP Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM Desa yang memuat

(3) Rencana Kerja Pembangunan Desa selanjutnya disingkat RKPD-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang

Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari RPJM-Desa

Rencana Kegiatan Pemerintah Desa, yang selanjutnya disingkat RKP-Desa adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (tahun), merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat

Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP-Desa) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, merupakan penjabaran dari RPJM-Desa yang memuat