• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

PT Pegadaian merupakan BUMN di Indonesia yang usaha intinya bergerak di bidang jasa penyaluran kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Dasar hukum pendirian PT Pegadaian terdapat pada Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 tentang Perusahaan Umum Pegadaian. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, PT Pegadaian memiliki 1.112 kantor cabang utama sebagai aset yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor cabang tersebut dikoordinasi oleh 13 kantor wilayah yang membawahi 26-75 kantor cabang.

PT Pegadaian memiliki aset-aset untuk melakukan kegiatan operasional, diantaranya adalah bangunan yang tersebar di seluruh Indonesia, salah satunya di Wilayah VIII Jakarta I. Adapun aset bangunan yang berada di Wilayah VIII Jakarta 1 meliputi gedung kantor, posyandu, gedung Langen Palikrama (Gedung Serba Guna), dan gedung yang dilakukan Build Operate and Transfer (BOT). Sampai saat ini gedung-gedung tersebut sudah digunakan sesuai dengan peruntukannya, namun ada beberapa gedung yang tingkat penggunaannya masih rendah, contohnya posyandu yang digunakan hanya satu bulan sekali. Dengan adanya fenomena tersebut, maka aset harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan cara melakukan optimasi aset. Optimasi berasal dari kata optimal yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti terbaik; tertinggi; paling menguntungkan. Sedangkan optimasi aset menurut Mitchell (2007) adalah pendekatan bisnis yang terarah dan bertumpu pada profit untuk mencapai tingkat efektivitas dan nilai tertinggi selama siklus produktif aset. Aset dapat dikatakan produktif apabila digunakan sesuai dengan jam kerja dan fungsi dari aset tersebut.

Berdasarkan pengertian optimasi aset, ternyata terdapat beberapa aset PT Pegadaian yang belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari produktivitas aset yang belum efektif dan mencapai nilai tertinggi. Dengan adanya aset yang belum optimal, memungkinkan PT Pegadaian menerima konsekuensi antara lain mengeluarkan biaya pemeliharaan, biaya listrik, biaya telepon, pajak, sampai                

(2)

potensi penyelewengan penggunaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan optimasi aset agar dapat meningkatkan nilai tertinggi sehingga aset tersebut lebih efektif produktivitasnya, dan dapat meminimalisir biaya-biaya. Oleh karena itu dibutuhkannya teknologi berupa sistem informasi sebagai alat ukur optimasi aset. Untuk melakukan optimasi aset, diperlukan berbagai informasi antara lain identitas aset, nilai aset, profit yang dihasilkan dari aset tersebut, tingkat efektivitas, dan tingkat produktivitas. Informasi-informasi tersebut dapat dijadikan masukan (input) untuk pembuatan sistem informasi optimasi aset.

Sistem informasi optimasi aset bertujuan untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek optimasi aset yang dapat digunakan para manajer untuk pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi optimasi aset, diharapkan pula dapat menjadi suatu alat kontrol bagi PT Pegadaian untuk mengawasi aset-aset yang dimiliki dari penyelewengan penggunaan yang mungkin saja terjadi.

Berdasarkan hasil Studi Kasus, Muninggar (2012) PT Pegadaian memiliki sistem informasi manajemen yang dinamakan SIMPUS (Sistem Informasi Manajemen Pusat). SIMPUS memiliki kelemahan yaitu informasi yang dihasilkan hanya sebatas inventarisasi aset, sehingga untuk informasi mengenai tingkat optimasi aset belum dapat diketahui. Adapun informasi yang disajikan dalam SIMPUS antara lain nomor inventaris aset, lokasi, tahun perolehan, nilai aset, peruntukan, lokasi, luas tanah, dan luas bangunan. Oleh karena itu, penulis berencana menindaklanjuti SIMPUS dengan merancang Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset bangunan di PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I. Dengan adanya Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan diharapkan kegiatan optimasi aset dapat dilaksanakan, diproses, dan diselesaikan secara cepat dan akurat. Oleh karena itu dalam Tugas Akhir ini menarik untuk diambil judul “Analisis, Perancangan, dan Implementasi Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I”.

               

(3)

1.2Identifikasi Proyek

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka identifikasi proyek perancangan SIMA bangunan Perum Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I sebagai berikut:

1. Bagaimana analisis tingkat optimasi aset bangunan PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I agar dapat diketahui aset yang sudah optimal, maupun yang belum optimal?

2. Bagaimana rancangan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I agar dapat menghasilkan informasi tingkat optimasi aset bangunan?

3. Bagaimana implementasi Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I agar dapat menghasilkan informasi tingkat optimasi aset bangunan?

1.3Tujuan dan Manfaat Proyek

Sehubungan dengan permasalahan yang telah dijelaskan pada latar belakang, pada sub bab ini terdiri dari dua pembahasan, yaitu tujuan proyek dan manfaat proyek.

1.3.1 Tujuan Proyek

Tujuan dari proyek yang akan dilaksanakan sebagai berikut:

1. Menganalisis tingkat optimasi aset bangunan PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I agar dapat diketahui aset yang sudah optimal, maupun yang belum optimal.

2. Membuat rancangan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I agar dapat menghasilkan informasi tingkat optimasi aset bangunan.

3. Melakukan implementasi Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I agar dapat menghasilkan informasi tingkat optimasi aset bangunan.

               

(4)

1.3.2 Manfaat Proyek

Adapun manfaat yang diperoleh dari kegiatan proyek ini adalah: 1. Manfaat Bagi PT Pegadaian

a. Membantu Divisi Logistik dan Pengelolaan Aset dalam pengelolaan aset khususnya dalam optimasi aset.

b. Dengan adanya rancangan Sistem informasi manajemen optimasi Aset ini maka Divisi Logistik dan Pengelolaan Aset dapat lebih mudah mengontrol optimasi aset.

2. Manfaat Bagi Program Studi

a. Memberikan umpan balik bagi Politeknik Negeri Bandung, khususnya jurusan Administrasi Niaga terhadap materi perkuliahan yang telah diberikan kepada mahasiswa;

b. Menjalin hubungan baik dengan perusahaan. 3. Manfaat Bagi Penulis

a. Menambah wawasan dan memahami mengenai pemanfaatan dan pengelolaan aset secara optimal.

1.4Kerangka Berpikir

Pada sub bab ini menjelaskan mengenai kerangka kerja perancangan Sistem Informasi Manajemen Optimasi Aset di PT Pegadaian Pusat.

1. Input

Input dari kerangka berpikir ini adalah hasil evaluasi dari Studi Kasus, yaitu kelemahan dari SIMPUS yaitu informasi yang dihasilkan hanya sebatas inventarisasi saja, kemudian ditindaklanjuti dengan merancang sistem informasi optimasi aset. Dengan adanya tindak lanjut dari SIMPUS, maka tercipta kebutuhan akan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset bangunan di PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I.

2. Proses

Proses dalam kerangka berpikir merupakan tahapan-tahapan yang dilakukan setelah adanya input. Tahap pertama yaitu optimasi aset, dilakukan dengan                

(5)

aset, profitabilitas, efektivitas, nilai aset, dan produktivitas dari aset bangunan. Pada tahap optimasi aset bangunan ini dilakukan dengan cara melakukan berbagai pendekatan antara lain dengan mencari tingkat profitabilitas dengan menggunakan Return on Net Assets (RONA), rumus efektivitas, untuk nilai dapat dicari Nilai Sisa dari aset bangunan, dan produktivitas dengan dilihat dari frekuensi penggunaan aset. Hal ini dilakukan sebagai tolak ukur apakah aset bangunan sudah optimal atau belum. Tahap kedua yaitu pengembangan sistem, dilakukan dengan metode siklus hidup pengembangan sistem beserta alat pengembangan sistem yang mendukung, sehingga pada sistem tersebut dapat menghasilkan informasi tingkat optimal dari aset bangunan tersebut. Landasan teori yang mendukung proyek ini yaitu Manajemen Aset, Optimasi Aset, dan Sistem Informasi. Sedangkan Landasan Normatif yang digunakan adalah PMK No. 96 Tahun 2007 dan PER-06/MBU/2011.

3. Output

Output merupakan hasil yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan. Setelah berbagai tahapan dalam proses selesai dilakukan, maka dapat menghasilkan output. Output dari proyek ini adalah menghasilkan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan di PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I.

Penjelasan mengenai kerangka berfikir dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini.                

(6)

PROSES

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

INPUT -Kelemahan SIMPUS, informasi

yang dihasilkan hanya inventarisasi -Kebutuhan tindak lanjut dari SIMPUS

Kebutuhan akan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Landasan Teori : 1. Manajemen aset 2. Optimasi Aset 3. Sistem Informasi

Perancangan Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan di PT Pegadaian Wilayah VIII

Jakarta I

OUTPUT

Sistem Informasi Tingkat Optimasi Aset Bangunan di PT Pegadaian Wilayah VIII Jakarta I -Metode Pengembangan Sistem

-Alat Pengembangan Sistem Tingkat Optimasi Aset: - Identifikasi aset

 Profitabilitas: RONA  Rumus Efektivitas  Nilai: Nilai Sisa

 Produktivitas: frekuensi penggunaan aset Landasan Normatif: 1. PMK No. 96 Tahun 2007 2. PER-06/MBU/2011                

(7)

1.5Lokasi dan Waktu Kegiatan

Kegiatan observasi untuk penyusunan Tugas Akhir dilaksanakan di PT Pegadaian Pusat, yang berlokasi di Jalan Kramat Raya No. 126, Jakarta Pusat. Jangka waktu penyusunan Tugas Akhir selama 3 bulan, dimulai dari bulan April 2012 sampai dengan Juni 2012. Adapun untuk penjelasan mengenai kegiatan yang dilakukan selama tugas akhir tertera pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

BULAN KEGIATAN/TAHUN 2012 April

(Minggu ke) (Minggu ke) Mei (Minggu ke) Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Tinjauan Lapangan

2 Penentuan bidang kajian Penelitian

3 Pertemuan dengan Dosen Pembimbing

4 Pengumpulan data awal

5 Pengolahan data awal

6 Pengumpulan data akhir

7 Pengolahan data

8 Penulisan laporan tugas akhir

9 Persetujuan Pembimbing untuk

seminar Tugas Akhir

10 Penyerahan laporan Tugas Akhir ke

Program Studi

11 Sidang Tugas Akhir

12 Revisi laporan Tugas Akhir

13 Pengumpulan laporan Tugas Akhir

Sumber: Administrasi Niaga, 2012                

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Kewenangan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 94, tetapi Tidak

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

Audit, Bonus Audit, Pengalaman Audit, Kualitas Audit. Persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik yang semakin ketat, keinginan menghimpun klien sebanyak mungkin dan harapan agar

Perbandingan distribusi severitas antara yang menggunakan KDE dengan yang menggunakan suatu model distribusi tertentu dilakukan untuk melihat secara visual, manakah dari

61 Dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat dilihat bahwa dilema yang Jepang alami pada saat pengambilan keputusan untuk berkomitmen pada Protokol Kyoto adalah karena

2011 sangat memberi peluang optimalisasi diplomasi Indonesia dalam berperan memecahkan berbagai masalah yang ada baik di dalam negeri maupun di dalam kawasan

menganalisis, memproses dan mengorganisasikan data tersebut.. Peserta didik menyusun perkiraan dari hasil analisis yang dilakukan. Sampaikan poin-poin pembelajaran utama yang