• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Kebumen Tahun 2014 BAB IV PENUTUP"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENUTUP

Pencapaian kinerja pada Pemerintah Kabupaten Kebumen secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari 306 indikator yang telah ditetapkan di atas terdapat 82 indikator yang belum mencapai target (26,79%). Sedangkan yang melampaui target 113 indikator (36,93%), sedangkan sisanya 111 indikator sesuai dengan target (36,27%).

2. Masih terdapat indikator dalam RPJMD yang belum tercapai yaitu :

a. Indikator Tingkat pendidikan aparat pada jenjang S1, dengan target 80% baru tercapai 40,26% pada tahun 2014.

b. Indikator Tingkat pendidikan aparat pada jenjang S2, dengan target 10% baru tercapai 3,38% pada tahun 2014.

c. Indikator tertib administrasi keuangan daerah, dengan target 85% baru tercapai 81,91% sampai dengan tahun 2014 (rata-rata capaian kinerja dalam waktu 4 tahun).

d. Indikator usia harapan hidup dengan target 70,8 tahun baru tercapai 70,45 tahun pada tahun 2014.

e. Indikator angka kematian bayi dengan target 5/1.000 KH baru tercapai 10,12/1.000 KH pada tahun 2014.

f. Indikator mengurangi angka kematian balita dengan target 9,4/1.000KH baru tercapai 11,82/1.000 KH pada tahun 2014.

g. Indikator meningkatkan kesehatan ibu/angka kematian ibu melahirkan dengan target 49/100.000 KH baru tercapai 58,37/100.000 KH pada tahun 2014.

h. Indikator cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan target 100% baru tercapai 99,14% pada tahun 2014. i. Indikator cakupan pemberian makanan pendamping ASI usia

6-24 bulan bagi keluarga miskin dengan target 100% baru tercapai 84,88% pada tahun 2014.

(2)

j. Indikator acude flaccid paralysis (AFP) rate per100.000 penduduk berusia kurang 15 tahun dengan target > 2/100.000 baru tercapai 1,57/100.000 pada tahun 2014. k. Indikator penemuan penderita pneumonia balita dengan

target 100% baru tercapai 77,21% pada tahun 2014.

l. Indikator cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin dengan target 100% baru tercapai 74,34% pada tahun 2014.

m. Indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin dengan target 100% baru tercapai 6,23% pada tahun 2014.

n. Indikator APK PAUD dengan target 51,68% baru tercapai 46,90% pada tahun 2014.

o. Indikator angka kelulusan yang melanjutkan SMP dengan target 100,79% baru tercapai 97,16% pada tahun 2014.

p. Indikator angka kelulusan yang melanjutkan SMA dengan target 96,90% baru tercapai 84,2% pada tahun 2014.

q. Indikator peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk perpustakaan belum seluruhnya mencapai target dengan rincian :

1) Sub Indikator sarana dan prasarana PAUD, dengan target kondisi ruang kelas baik 78,70% baru tercapai 77,90% pada tahun 2014.

2) Sub Indikator sarana dan prasarana SD/MI, dengan target kondisi ruang kelas baik 89,50% baru tercapai 75,18% pada tahun 2014.

3) Sub Indikator sarana dan prasarana SD/MI, dengan target kondisi ruang kelas rusak ringan 7,20% baru tercapai 21,31% pada tahun 2014.

4) Sub Indikator sarana dan prasarana SD/MI, dengan target kondisi ruang kelas rusak berat 3,30% baru tercapai 3,51% pada tahun 2014.

5) Sub Indikator sarana dan prasarana SMP/MTs dengan target kondisi ruang kelas baik 94% baru tercapai 86,9% pada tahun 2014.

(3)

6) Sub Indikator sarana dan prasarana SMP/MTs, dengan target kondisi ruang kelas rusak ringan 6% meningkat menjadi 11,79% pada tahun 2014.

7) Sub Indikator sarana dan prasarana SMP/MTs, dengan target kondisi ruang kelas rusak berat 0% baru tercapai 1,31% pada tahun 2014.

8) Sub Indikator sarana dan prasarana SMA, dengan target kondisi ruang kelas baik 98% baru tercapai 93,48% pada tahun 2014.

9) Sub Indikator sarana dan prasarana SMA, dengan target kondisi ruang kelas rusak ringan 1,80% baru tercapai 5,74% pada tahun 2014.

10) Sub Indikator sarana dan prasarana SMA, dengan target kondisi ruang kelas rusak berat 0,20% baru tercapai 0,78% pada tahun 2014.

11) Sub Indikator SMA/SMK memiliki perpustakaan, dengan target 97% baru tercapai 77,19% pada tahun 2014.

r. Indikator prosentase proporsi PMKS terhadap jumlah penduduk dengan target 30% baru tercapai 15,76% pada tahun 2014.

s. Indikator indek pembangunan gender dengan target 66,5% baru tercapai 60,56% pada tahun 2014.

t. Indikator jaringan irigasi dengan kondisi baik, dengan target 80% baru tercapai 70% pada tahun 2014.

u. Indikator persentase sampah terangkut dengan produksi sampah, dengan target 50% baru tercapai 46,09% pada tahun 2014.

3. Terhadap belum tercapainya indikator RPJMD telah dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

a. Upaya peningkatan pendidikan aparat yang akan dilakukan oleh Kabupaten Kebumen pada 2 tahun mendatang untuk mendukung pencapaian target RPJMD 2010-2015 antara lain 1) Memberikan bantuan stimulan biaya pendidikan dan atau

(4)

2) Memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi PNS yang akan mengikuti program Tugas Belajar yang diselenggarakan oleh Bappenas; Kementerian Kesehatan (Dokter Spesialis, D IV Kebidanan, dan D IV Keperawatan); Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian PU yang selama ini selalu memberikan tawaran kepada PNS di jajaran Pemerintah Kabupaten Kebumen.

3) Membuat Surat Edaran kepada seluruh Pimpinan SKPD mengenai pentingnya peningkatan pendidikan.

b. Upaya peningkatan pencapaian indikator tertib administrasi keuangan daerah antara lain :

1) Menyampaikan data pelaporan keuangan kepada SKPD dalam forum Rapat Koordinasi Pengendalian Operasional Pembangunan sebagai bahan evaluasi terhadap tertib administrasi keuangan daerah.

2) Selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada SKPD mendasari Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor 900/0521 tanggal 6 Februari 2015, bahwa terhadap suatu proses keuangan dipersyaratkan telah selesai proses keuangan yang lain termasuk aset daerah, hal ini dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat tersaji secara runtut dan akuntabel.

3) untuk memacu SKPD dalam tertib pengelolaan keuangan diberikan hadiah sepeda motor bagi SKPD terbaik dalam hal tertib administrasi keuangan daerah dengan kategori Dinas/Badan/Setda/Setwan, SMP/SMA/UPTD, Kecamatan/ Kantor/Kelurahan.

c. Upaya peningkatan usia harapan hidup antara lain :

Dengan meningkatkan indikator-indikator yang sangat mempengaruhi yaitu Angka Kecukupan Gizi, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

d. Upaya mengurangi tingkat kematian bayi dilakukan dengan pelayanan kesehatan Ibu hamil.

Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung indikator ini antara lain adalah pelatihan stimulasi intervensi dini tumbuh kembang serta pelatihan Asuhan Persalinan Normal.

(5)

Kegiatan tersebut memberikan kontribusi peningkatan pengetahuan bidan dalam menangani kesehatan ibu dan anak khususnya penanganan persalinan dan perawatan bayi baru lahir.

e. Upaya mengurangi angka kematian balita dilakukan dengan menekan Angka Kematian Balita diantaranya dengan :

1) Orientasi pembentukan Kelas Ibu Balita;

2) Peningkatan Kunjungan Neonatus dengan pendekatan MTBM (Manajemen Terpadu Bayi Muda);

3) Pemberian PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Pemulihan;

4) Peningkatan kapasitas ASI ekslusif;

5) Peningkatan kapasitas MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit);

6) Peningkatan Kualitas pemantauan Timbang Balita.

f. Upaya mengurangi angka kematian ibu melahirkan dengan melalui :

1) AMP (Audit Maternal Perinatal); 2) Pembentukan kelas Ibu hamil;

3) Jejaring PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar) dan PONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi komprehensif);

4) Pemenuhan Sarpras PONED;

5) ANC (antenatal care) berkwalitas, ANC terpadu.

g. Upaya meningkatkan cakupan pemberian makanan pendamping ASI usia 6-24 bulan bagi keluarga miskin dengan penyediaan anggaran baik dari APBD maupun bantuan APBN.

h. Upaya untuk meningkatkan cakupan acude flaccid paralysis (AFP) rate per100.000 penduduk berusia kurang 15 tahun dengan cara meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang penyakit AFP dan pemantauan lebih inten.

i. Upaya peningkatan penemuan penderita pneumonia balita dengan melaksanakan refresing MTBS bagi bidan untuk meningkatkan kepatuhan tatalaksana sesuai standart,

(6)

j. Upaya peningkatan cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin melalui

1) pelayanan data cakupan pelayanan dasar baik di Puskesmas, BPJS, Klinik maupun Dokter Keluarga.

2) pelatihan akreditasi di seluruh Puskesmas dan persiapan puskesmas menjadi BLUD, dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas dan jaringannya berdasarkan catatan, pasien rawat jalan dan rawat inap masyarakat miskin tahun 2014 yang mendapat perawatan di sarana kesehatan berjumlah 482.707 pasien.

k. Upaya peningkatan persentase cakupan pelayanan jamkesda yaitu :

1) Program Jamkesda Kabupaten Kebumen akan diintegrasikan ke program JKN BPJS Kesehatan, artinya masyarakat miskin dan jamkesmas (PBI) sesuai kemampuan dana yang ada atau tersedia.

2) Disamping itu tahun 2015 Kabupaten Kebumen juga mendapatkan alokasi kuota PBI Jamkesda Propinsi Jawa Tengah sebanyak 3.636 jiwa yang preminya akan dibayarkan oleh Jamkesda Provinsi Jawa Tengah.

l. Upaya peningkatan APK PAUD yaitu :

1) dengan mendorong seluruh orang tua agar memberikan kesempatan belajar sejak usia dini baik laki-laki maupun perempuan.

2) meningkatnya jumlah relawan pendidik di jenjang PAUD, bantuan PNPM untuk pembangunan gedung PAUD dan dukungan organisasi mitra dalam pengembangan PAUD. 3) mendukung terhadap akses layanan PAUD melalui:

- Sosialisasi Program PAUD yang lebih luas melalui berbagai kesempatan yang memungkinkan;

- Peningkatan kompetensi tenaga kependidikan; - Penyelenggaraan Kegiatan Gebyar PAUD;

- Menambah jumlah layanan PAUD di pelosok perdesaan;

(7)

m. Upaya meningkatkan angka kelulusan yang melanjutkan SMP dengan cara :

1) memberikan dorongan agar yang bersangkutan melanjutkan ke sekolah, untuk mensukseskan wajar pendidikan dasar 9 tahun.

2) memberikan Beasiswa bagi siswa keluarga kurang mampu dari dana APBD Kabupaten khusus untuk siswa kelas 6 dan 9 yang akan lulus dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, dan untuk penyaluran beasiswa dilaksanakan sebelum siswa lulus Ujian Sekolah atau Ujian Nasional. n. Upaya meningkatkan angka kelulusan yang melanjutkan

SMA dengan cara :

1) Memberikan dorongan (dalam bentuk sosialisasi) agar yang bersangkutan melanjutkan ke sekolah.

2) Memberikan Beasiswa bagi siswa keluarga kurang mampu dari dana APBD Kabupaten khusus untuk siswa kelas 6 dan 9 yang akan lulus dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

o. Upaya untuk mencapai target peningkatan sarana dan prasarana pendidikan termasuk perpustakaan, kondisi ruang kelas baik dilakukan dengan : ...

p. Upaya untuk meningkatkan indek pembangunan gender antara lain yaitu:

1) Pemetaan/Analisa Situasi, mencari data-data Angka Partisipasi Kasar/Angka Partisipasi Murni/Angka Putus Sekolah yang masih rendah,

2) melakukan kejar paket A/B dan C, 3) melakukan program padat karya serta

4) melaksanakan program-program pemberdayaan untuk meningkatkan kewirausahaan dan pendapatan perempuan.

q. Upaya untuk meningkatkan kinerja jaringan irigasi dengan kondisi baik dengan cara meningkatkan kondisi jaringan irigasi agar eksploitasi air irigasi dapat terjamin untuk kebutuhan bercocok tanam serta menjamin agar kinerja

(8)

r. Upaya untuk meningkatkan persentase sampah terangkut dengan produksi sampah, dengan meningkatkan sarpras penanganan sampah (2015 apa...).

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Hasil dari pengujian hipotesis pertama, bahwa Gaya Hidup berpengaruh signifikan terhadap Perencanaan Keuangan Keluarga, artinya semakin tinggi gaya hidup yang

Untuk kasus-kasus dimana sampel darah untuk pemeriksaan kuantitatif obat tidak bisa dilakukan pemeriksaan langsung ke laboratorium maka darah harus disimpan pada

Berdasarkan grafik yang disajikan pada Gambar 2, terlihat bahwa pada perlakuan yang menunjukkan peningkatan suhu tertinggi adalah perlakuan B yang ditandai dengan

Berdasarkan tupoksi tersebut, maka Taman Budaya Jawa Tengah memiliki peran fungsional di dalam fasilitasi, stimulasi, dan mendinamisasi kehidupan seni dan budaya kreatif melalui

Namun dalam konteks pembelajaran online, personalisasi sangat memungkinkan untuk dilakukan yaitu melakukan serangkaian perlakuan terhadap learning management aplikasi

The Hok Jambi dengan tujuan membeli Miniature Circuit Breaker (MCB) dan disana saksi diberikan MCB merek Mentari/Pakus, tapi waktu itu HS tidak diberikan

Kegiatan operasional bank Syariah sendiri ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 sebagai bank umum pertama sesuai Syariah, hadirnya bank Muamalat