• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rencana Kerja (Renja) merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Renja disusun untuk satu tahun yang memuat evaluasi pelaksanaan pembangunan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian, strategi, program, kegiatan pencapaian Renstra, dan pagu indikatif yang ditransformasikan melalui Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafond Anggaran Sementara (KUA-PPAS). Renstra secara khusus harus dijadikan acuan sepenuhnya untuk penyusunan Rencana Kerja setiap tahun dalam rangka pencapaian visi, misi dan arah pembangunan jangka menengah daerah Kota Bandung.

Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung secara substantif tidak berdiri sendiri, dokumen ini terkait dengan keberadaan dokumen perencanaan lainnya yang bersifat perencanaan program pembangunan. Oleh karena itu dalam penyusunan Rencana Kerja Dinas Tenaga Kerja memperhatikan dan mensinergikan selain dengan RPJM Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, RPJM Propinsi Jawa Barat, Renstra Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Barat, serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan Ketenagakerjaan.

Program Nasional berdasarkan RKP tahun 2015 yang dilaksanakan baik oleh Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Barat dan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung yaitu :

Urusan Wajib

1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 2. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Tenaga Kerja. 3. Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja

(2)

Urusan Pilihan

1. Program Pengembangan Wilayah Tertinggal 2. Program Pengembagan Transmigrasi Regional

1.2. Landasan Hukum

Landasan Hukum penyusunan Rencana Kerja Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang;

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang Ketransmigrasian; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;

5. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 8 Tahun 2007, tentang Urusan Pemerintah Daerah Kota Bandung;

6. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007, tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 07 Tahun 2008, tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan serta Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 5 Tahun 2009;

8. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014, tentang Perubahan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 09 Tahun

(3)

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Bandung Tahun 2013-2018;

9. Peraturan Walikota Bandung Nomor 265 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Lembaga Teknis Daerah dan Dinas Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung;

10.Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan

1.3.1. Maksud

Rencana Kerja Tahun 2016 ini disusun dengan maksud digunakan sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan Program Kegiatan Dinas Tenaga Kerja Tahun 2016 yang telah mengakomodir usulan hasil Musrenbang dari tiap Kecamatan di Kota Bandung.

1.3.2.Tujuan

Memberikan arah dan acuan pembangunan yang ingin dicapai Dinas Tenaga Kerja dalam kurun waktu satu tahun sekaligus indikator capaian yang harus dipenuhi yang telah ditetapkan dalam Renstra dan RPJMD Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

1.4. Sistematika Penulisan

Rencana Kerja (Renja) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2016 disusun dengan Sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang penyusunan Renja, hubungan Renja Dinas Tenaga Kerja dengan dokumen perencanaan lainnya, landasan hukum, maksud dan tujuan, serta sistematika penulisan.

(4)

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS TENAGA KERJA TAHUN 2014

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Tenaga Kerja Tahun lalu dan Capaian Renstra Dinas Tenaga Kerja.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

2.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

3.3 Program dan Kegiatan BAB IV. PENUTUP

(5)

BAB II

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG TAHUN 2014

2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja Dinas Tenaga Kerja Tahun Lalu dan Capaian Renstra Disnaker

Hasil evaluasi terhadap pelaksanaan Renja Dinas Tenaga Kerja tahun 2014, capaian Rencana Kerja tahun 2015 (tahun n-1) dan capaian target Renstra Dinas Tenaga Kerja, pada Urusan Wajib Ketenagakerjaan dan Urusan Pilihan Ketransmigrasian. Realisasi program/kegiatan tahun 2014 yang memenuhi target kinerja hasil/keluaran yang direncanakan :

1. Penyusunan Data Base Tenaga Kerja Daerah

Kegiatan Penyusunan Data Base Tenaga Kerja Daerah, outcome kegiatan ini adalah tersedianya data Informasi Pasar Kerja Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi melalui Sistem Informasi Ketenagakerjaan. Realisasi kegiatan ini yaitu 79% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan baik dan realisasi target capaian fisik 100%, hal ini dikarenakan keberadaan suatu sistem informasi ketenagakerjaan yang handal sudah menjadi kebutuhan pokok dalam rangka menghasilkan informasi yang akurat, cepat, lengkap, dan relevan dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) demi meningkatkan kepercayaan publik, pelayanan kepada publik serta meningkatkan kinerja birokrasi.

2. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja

Kegiatan ini ditujukan kepada pencari kerja dari kelompok penganggur lulusan SLTA dan Perguruan Tinggi agar siap pakai dalam memasuki dunia kerja melalui pelatihan sesuai kebutuhan pasar kerja. Kegiatan yang diselenggarakan adalah Pelatihan Teknisi Automotif Mobil, Otomotif Sepeda Motor, Handphone, Hardwere

(6)

Komputer, Televisi, Laptop dan Pelatihan IT. Hasil (Outcome) dari kegiatan ini adalah terbentuknya calon pekerja yang menguasai keterampilan. Realisasi kegiatan ini yaitu 96% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan sangat baik dan realisasi capaian target fisik 240 orang (12 paket) pencari kerja terampil (100%).

3. Penyusunan Informasi Bursa Tenaga Kerja

Kegiatan ini diarahkan agar tercapainya penyerapan tenaga kerja di Kota Bandung. Keluarannya (Output) adalah tersusunnya 3.000 data Informasi lowongan kerja dan 2000 data penempatan, tersusunnya 1 Berkas Raperwal dan Tersosialisasinya Perda Retribusi IMTA Sebanyak 150 Perusahaan/Instansi. Hasil (Outcome) Terjadi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Daerah dan Luar Daerah sebanyak 2.000 Orang Penempatan, Tersedianya 1(satu) Raperwal dan tersosialisasinya 150 Perusahaan/Instansi .

Kegiatan ini sangat efektif dilaksanakan, harus secara konsisten dilaksanakan setiap tahun. Optimalisasi informasi lowongan kerja dari perusahaan perusahaan perlu dilakukan, sehingga formasi lowongan kerja yang di tawarkan lebih banyak, dan tentunya akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja. Realisasi kegiatan ini yaitu 72.97% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan baik.

4. Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja

Kegiatan ini diarahkan untuk meningkatkan angka penyerapan kerja dengan mempertemukan para pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja, yang diharapkan dari pertemuan itu akan terjadi proses tawar menawar. Selain itu juga diharapkan dapat terhindarkannya praktek pencaloan penempatan tenaga kerja. Keluarannya (Output) adalah terselenggaranya pameran bursa tenaga kerja sebanyak 3 kali dan 3000 Informasi lowongan kerja. Hasil (Outcome) dari kegiatan ini adalah terjadi penempatan tenaga kerja dalam daerah dan luar daerah sebanyak 2000 orang penempatan tenaga kerja. Realisasi capaian target 100%. Kegiatan penyelenggraan Bursa Kerja tidak

(7)

dapat langsung memberikan pekerjaan kepada para penganggur, hanya sebagai fasilitasi yang dampaknya dengan adanya interaksi langsung antara pencari kerja dengan pengusaha diharapkan mampu menyerap tenaga kerja melalui Antar Kerja Lokal (AKL), Antar Kerja Antar Daerah (AKAD), dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN).

5. Penyiapan Tenaga Kerja Siap Pakai

Kegiatan ini menyiapkan calon tenaga kerja siap pakai melalui pemagangan. Keluaran (output) Terlaksananya pelatihan melalui pemagangan untuk pencari kerja 7 paket, UJK 1 Paket dan sosialisasi magang 170 orang. Hasil (Outcome) Tenaga kerja yang mengikuti pemagangan dan UJK sebanyak 170 orang. Realisasi capaian target 82% dan realisasi target capaian fisik 100%, Kegiatan ini sangat efektif dan efisien.

6. Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan

Mengarahkan dan memberi kesempatan kepada masyarakat pencari kerja untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan untuk berusaha, baik untuk berwirausaha, meningkatkan motivasi usaha dan kerja maupun untuk

meningkatkan keterampilan dan kemampuannya agar

produktivitasnya meningkat. Keluaran (Output) kegiatan ini adalah Terlaksananya pelatihan Menjahit, Tata Rias Pengantin, Service HP, Catering, Pastry, Tatarias Rambut, Sablon, Publik Speaking, Industri Kreatif, Pelatihan Produktivitas, Intermediasi Perbankan dan Sosialisasi. Hasil (Outcome) Tersedianya tenaga kerja terampil dan siap pakai. Realisasi capaian target fisik adalah terlaksananya 51 paket pelatihan (965 orang) atau (100%).

Jika dihubungkan antara peningkatan jumlah pengangguran dan rendahnya tingkat kualitas dan produktivitas kerja, maka kegiatan ini sangat dibutuhkan dan perlu pelatihan yang variatif sesuai kebutuhan pasar, sehingga tersedia wirausaha / pencari kerja yang terampil.

(8)

7. Pemberian Fasilitas dan Mendorong Sistem Pendanaan Pelatihan Berbasis Masyarakat

Kegiatannya adalah terselenggaranya Pelatihan Penciptaan Usaha Baru Berbasis Masyarakat sebanyak 8 Paket Pelatihan (160 Orang). Hasil/Outcome kegiatan ini adalah terbentuknya kelompok usaha baru berbasis masyarakat sebanyak 160 Orang. Realisasi capaian target 84.15% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan baik sekali.

8. Perluasan Kesempatan Kerja

Output kegiatan adalah terselenggaranya kegiatan perluasan kesempatan kerja. Hasil (Outcome) adalah terjadi penempatan tenaga kerja sementara sebanyak 900 orang (18 lokasi). Realisasi capaian target 98.76% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan baik sekali.

9. Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Kegiatan ini diarahkan untuk menciptakan hubungan industrial yang harmonis antara pengusaha dengan pekerjanya, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja. Keluaran (Output) adalah Terlaksananya penyelesaian perselisihan hubungan industrial, Rapat LKS Tripartit, Pembinaan Hubungan Industrial, Terlaksananya Pemilihan Pekerja Teladan. Hasil (Outcome) adalah Terselesaikanya 100 kasus PHI, Terbinanya 1100 orang pekerja/pengusaha dan terpilihnya 30 Calon Pekerja Teladan. Realisasi capaian target 91% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan baik sekali.

10. Fasilitasi Penyelesaian Prosedur Pemberian Perlindungan Hukum Dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

Keluaran (Output) adalah Terselesaikannya proses penyusunan BAP kasus pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, Peraturan Perundang-undangan Ketenagakerjaan. Hasil (Outcome) adalah Jumlah proses penyusunan Berita Acara Pemeriksaan kasus pelanggaran peraturan perundang-undangan

(9)

ketenagakerjaan sebanyak 3 (tiga) kasus. Realisasi capaian target 99.78% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan baik sekali.

11. Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan tentang Ketenagakerjaan

Patuh dan taatnya perusahaan dan tenaga kerja tentunya karena adanya pemahaman dan pengertian tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan, Pelaksanaan kegiatan ini untuk memberikan pembinaan kepada para pengusaha agar paham dan patuh pada peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, inti keluarannya (Output) Terlaksananya Sosialisasi Peraturan Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Hasil (Outcome) adalah Terpahaminya pengurus perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan sebanyak 600 orang pekerja/pengusaha. Realisasi capaian target 94.85% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan baik sekali.

12. Peningkatan Pengawasan; Perlindungan dan Penegakan Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Kegiatan ini diarahkan agar pelaksanaan pengawasan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja dapat lebih intensif, baik dari segi frekuensi maupun kualitas pengawasannya, sehingga dapat tercapainya suatu perlindungan hukum ketenagakerjaan. Keluaran (Output) Terlaksananya 900 pembinaan dan pemeriksaan norma K3, Kadarkum Norma K3 sebanyak 120 perusahaan, Terlaksananya Bimtek ahli K3 Umum 30 orang (Outcome) adalah 900 laporan hasil pembinaan dan pemeriksaan norma K3, Terpahaminya 120 orang pengurus perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, tersedianya 30 orang ahli K3 dan K3 Umum di perusahaan. Realisasi capaian target 65.64% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan cukup.

(10)

13. Penyusunan dan Perumusan UMK Kota Bandung

Kegiatan ini keluarannya (Output) Terlaksananya 13 kali rapat DPK dan sosialisasi Upah Minimum Kota sebanyak 400 orang. Hasil (Outcome) adalah Terwujudnya 1 rekomendasi Upah Minimum Kota Bandung tahun 2015, sosialisasi UMK Bandung sebanyak 400 orang. Realisasi capaian target 91.99% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan sangat baik.

14. Peningkatan Higiene Dan Kesehatan Lingkungan Kerja

Kegiatan ini keluarannya (Output) Terlaksananya pembinaan Higiene perusahaan dan Kesehatan di perusahaan di Kota Bandung dan sosialisasi Hiperkes. Hasil (Outcome) adalah terpahaminya peraturan perundang-undangan hygiene perusahaan dan kesehatan oleh pengusaha/pekerja, Laporan pembinaan higiene di perusahaan dan sosialisasi sebanyak 60 Orang. Realisasi capaian target 86.60% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan sangat baik.

15. Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah; Antar Pelaku dan Antar Sektor dalam Rangka Pengembangan Kawasan Transmigrasi

Berbagai macam upaya menanggulangi permasalahan pengangguran, diantaranya melalui program pengembangan transmigrasi dengan melakukan kerjasama antar daerah tujuan transmigrasi, Kegiatan ini keluarannya (Output) Terlaksananya penjajagan / koordinasi ke 4 lokasi transmigrasi. Hasil (Outcome) adalah Jumlah Lokasi transmigrasi. Realisasi capaian target 77.70% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan sangat baik.

16. Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan Serta Penempatan Transmigrasi Untuk Memenuhi Kebutuhan SDM

Kegiatan ini diarahkan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat untuk membuka peluang usaha ke lokasi-lokasi transmigrasi dalam upaya memfasilitasi peningkatan kehidupan

(11)

masyarakat yang lebih baik, kegiatan ini keluarannya (Output) Terlaksananya pemberangkatan transmigran ke lokasi transmigrasi. Hasil (Outcome) adalah terwujudnya peningkatan kesejahteraan transmigran. Realisasi capaian target fisik 0% hal ini disebabkan tidak adanya alokasi lokasi transmigrasi dari Kemenakertrans RI dikarenakan lokasi transmigrasi yang dituju belum selesai dan adanya efisiensi anggaran oleh Kementrian Keuangan.

17. Kegiatan Penyuluhan Transmigrasi Regional

Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan penyuluhan dan pemahaman kepada masyarakat tentang transmigrasi. Keluaran (Output) Terlaksananya sosialisasi / penyuluhan tentang transmigrasi kepada 180 orang masyarakat calon transmigran, sedangkan hasilnya (Outcome) adalah Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang transmigrasi. Realisasi capaian target 51.94% dan realisasi target capaian fisik 100% jika dikonversi ke standar nilai maka pengguna anggaran dikategorikan kurang.

2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

a. Standar Pelayanan Minimal Urusan Ketenagakerjaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.15/MEN/X/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan, maka penyusunan capaian kinerja urusan Ketenagakerjaan harus memperhatikan target SPM yang sudah ditetapkan. Target Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan batas waktu pencapaian sampai dengan tahun 2016. Lima pelayanan dasar Bidang Ketenagakerjaan adalah sebagai berikut :

 Pelayanan Pelatihan Kerja, indikator SPM : besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi, target tahun 2016 adalah 75%; besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat, target tahun 2016 adalah 60%;

(12)

besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan, target tahun 2016 adalah 60%.

 Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja, indikator SPM : besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan, target tahun 2016 adalah mencapai 70%.

 Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, indikator SPM adalah besaran kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB), target sampai tahun 2016 adalah 50%

 Pelayanan Kepesertaan Jamsostek, indikator SPM : besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program jamsostek, target tahun 2016 adalah mencapai 50%.

 Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan, indikator SPM: besaran pemeriksaan perusahaan, target tahun 2016 mencapai 45%; dan besaran pengujian peralatan di perusahaan, target tahun 2016 mencapai 50%.

Perlu disampaikan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor : PER.15/MEN/X/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketenagakerjaan, dirubah dengan Permenakertrans Nomor 2 tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Tentang Ketenagakerjaan.

b. Indikator Kinerja Kunci (IKK) Urusan Wajib Ketenagakerjaan dan Urusan Pilihan Ketransmigrasian

Permendagri Nomor 73 Tahun 2010 tentang Indikator Kinerja Kunci (IKK) urusan Ketenagakerjaan dan Urusan Ketransmigrasian ditetapkan 3 (tiga), yaitu :

Urusan Ketenagakerjaan :

1. Pelayanan kepesertaan Jaminan sosial bagi pekerja / buruh, capaian kinerja 72,33 % dengan rumusan perbandingan Jumlah pekerja / buruh peserta program jamsostek aktif dengan Jumlah pekerja / buruh dikali 100%.

2. Pencari Kerja Yang Ditempatkan, capaian kinerja sebesar 41,92 % dengan rumusan jumlah Pencari Kerja yang ditempatkan dengan jumlah Pencari Kerja yang mendaftar dikali 100%.

(13)

Urusan Ketransmigrasian :

1. Transmigrasi Swakarsa capaian kinerja 0% dengan rumusan jumlah Transmigran Swakarsa dibanding dengan jumlah Transmigran dikali 100.

2.3 Isu Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

a. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan kegiatan yang dilaksanakan Dinas Tenaga Kerja. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian antara lain :

1. Lapangan pekerjaan semakin terbatas; 2. Tingginya jumlah penggangguran; 3. Rendahnya tingkat pendidikan; 4. Minimnya perlindungan hukum;

5. Pemberian upah belum sesuai dengan Upah Minimum Kota; 6. Adanya faktor eksternal, seperti fluktuasi kondisi politik yang

berpengaruh pada kondusifitas daerah;

7. Penganggur atau Pencari Kerja kurang memiliki kreativitas dan inovasi-inovasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembangunan

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian kaitan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, diantaranya adalah : belum tersedianya gedung dan instruktur pelatihan BLK, terbatasnya tenaga fungsional pengantar kerja, mediator, dan pengawas ketenagakerjaan, masih tingginya pelanggaran norma ketenaga-kerjaan dan angka kecelakaan kerja, masih terdapat anak dibawah umur yang bekerja, banyaknya kesempatan kerja di dalam dan di luar negeri yang tidak bisa diisi oleh tenaga kerja Indonesia akibat ketidaksesuaian kompetensi dan masih rendahnya kesempatan dan

(14)

motivasi tenaga kerja Kota Bandung untuk bekerja di luar Kota Bandung.

Faktor-faktor eksternal dan internal lainnya yang turut memberikan kontribusi terhadap permasalahan ketenagakerjaan, adalah: kurangnya arus masuk modal asing yang sifatnya padat karya, lemahnya iklim investasi dalam menghadapi pasar global, berbagai perilaku birokrasi dan regulasi yang tidak kondusif bagi pengembangan usaha sehingga tidak mendukung penciptaan lapangan kerja baru, rendahnya pendidikan dan produktivitas tenaga kerja, tekanan kenaikan upah bagi beberapa perusahaan yang belum stabil.

Permasalahan ketransmigrasian diantaranya adalah terkait tidak seimbangnya animo masyarakat dengan kesempatan bertransmigrasi, terbatasnya kuota transmigrasi yang diberikan Pemerintah Pusat kepada Kota Bandung, dan adanya ketidaksesuaian tata naskah dan prosedural penyusunan perjanjian kerjasama (MoU) antara pemerintah daerah lokasi transmigrasi, pemerintah propinsi, dan pemerintah pusat dengan pemerintah Kota Bandung.

b. Isu Strategis

Isu strategis dalam Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung disusun berdasarkan kompilasi yang ada dalam RPJMD Kota Bandung Tahun 2013-2018, hasil analisis situasi dan kondisi eksisting, serta persepsi masyarakat, tokoh, dan para pakar ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Dari sejumlah isu dan permasalahan tersebut, dapat diangkat sebagai isu strategis dengan kriteria berikut :

1. Ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan lowongan kerja dengan bakat, minat, dan kemampuan pencari kerja;

2. Terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia;

3. Tingginya pelanggaran norma ketenagakerjaan, dan meningkatnya kasus perselisihan hubungan industrial;

(15)

5. Masih kurang maksimalnya pelayanan publik Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung.

Cakupan masalah yang luas;

1. Suatu isu atau masalah cenderung membesar di masa datang dan berdampak negatif;

2. Memiliki basis keunggulan atau potensi lokal Kota Bandung; 3. Memberikan daya dorong dan daya sinergis terhadap

penyelesaian sejumlah permasalahan;

4. Memerlukan upaya penanganan yang konsisten dari waktu ke waktu.

Permasalahan menurut stakeholders :

1) Sektor ekonomi berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, kreativitas, dan inovasi relatif belum didayagunakan secara maksimal;

2) Sinergitas modal sosial masyarakat bagi pembangunan belum maksimal;

3) Tingginya tingkat migrasi dan jumlah pendatang yang mengikuti pendidikan di Kota Bandung lulus sekolah tidak kembali ke daerahnya;

4) Kurang link and match-nya antara lulusan pendidikan formal dengan dunia kerja;

5) Penyerapan tenaga kerja lebih tinggi pada pekerja tidak tetap/outsourching, berpotensi pada terjadinya pekerja kembali menjadi penganggur;

6) Tingginya angka kecelakaan kerja; 7) Tingginya pelanggaran norma kerja;

8) Kasus perselisihan hubungan industrial yang berlarut-larut. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun 2005 – 2025 pada Tahap II yang dijabarkan pada

(16)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018 menetapkan indikator capaian kinerja misi ekonomi : strategi perluasan kesempatan lapangan kerja formal di sektor-sektor yang menjadi core competency kota, menurunnya tingkat pengangguran terbuka, kondisi eksisting tahun 2014 sebesar 8,05%, tahun 2018 diperkirakan menjadi 10%. Kesempatan kerja tahun 2013 di angka 91,05%,

Peningkatan kualitas produktivitas tenaga kerja secara sinergi akan meningkatkan daya saing secara otomatis diharapkan berdampak pada tingginya penyerapan tenaga kerja. Penduduk yang bekerja meningkat, pendapatan masyarakat akan bertambah, secara tidak langsung berdampak pada peningkatan indeks daya beli; indeks daya beli merupakan salah satu indikator pengukuran Indeks Pendapatan Manusia (IPM) Kota Bandung. Kebutuhan hidup minimum/layak (KHM/KHL) Tahun 2014 berdasarkan hasil survey pasar Tahun 2014 pada besaran Rp.1.811.375,00, sedangkan upah minimum kota (UMK) pada tahun 2015 mencapai Rp. 2.356.000,00 sehingga kebutuhan minimum para pekerja di Kota Bandung dapat terpenuhi. UMK tinggi, pekerja sejahtera, daya beli masyarakat meningkat.

Sesuai kondisi permasalahan di atas, dengan mempertimbangkan dan memperhatikan kualitas produktivitas pencari kerja, peluang kesempatan kerja, penciptaan hubungan industrial yang harmonis dan dinamis, didukung dengan upaya pengawasan dalam penegakan supremasi hukum ketenagakerjaan di Kota Bandung yang dianggap belum maksimal, juga berdasarkan isu-isu strategis, maka perlu ditindaklanjuti dengan suatu rencana tindak berupa program dan kegiatan yang nyata, didukung dengan penyiapan landasan-landasan teknis dan operasional secara bertahap dalam upaya pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang berkelanjutan, disusunlah program-program sebagai berikut: 1. Peningkatan Kualitas Dan Produktivitas Angkatan Kerja; 2. Peningkatan Kesempatan Kerja;

(17)

3. Peningkatan Pembinaan Dan Pengawasan Norma

Ketenagakerjaan, Dan Kesehatan, Keselamatan Lingkungan Kerja; 4. Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial Secara Preventif;

dan

5. Pemberian Peluang Kerja Melalui Transmigrasi;

2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

Rancangan awal RKPD Dinas Tenaga Kerja tahun 2016 disusun telah berdasarkan hasil analisis kebutuhan. Sehingga tidak ada perubahan dalam Program Kegiatan maupun besaran anggaran. Urusan wajib Ketenagakerjaan terdiri dari 3 Program dan 15 Kegiatan, Urusan Pilihan Ketransmigrasian terdiri dari 2 Program dan 3 Kegiatan. Serta 5 program pendukung untuk kelancaran pelayanan administrasi perkantoran.

2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Usulan Program kegiatan masyarakat melalui musrenbang mulai dari musrenbang tingkat Kecamatan untuk tahun 2016 yang sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung telah diakomodir dalam program kegiatan dalam Renja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2016.

(18)

BAB III

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional

Rencana Kerja merupakan penjabaran dari Renstra. Rencana Strategi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung secara substantif tidak berdiri sendiri, dokumen ini terkait dengan keberadaan dokumen perencanaan lainnya yang bersifat perencanaan program pembangunan (a-spatial). Oleh karena itu dalam penyusunannya memperhatikan dan mensinergikan dengan :

1. Peraturan Daerah Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung 2005 – 2025.

2. Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2013 – 2018. 3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Transisi Propinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018.

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 2 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Lampiran Permenakertrans Nomor PER.03/MEN/1/2010 Tentang RENSTRA Kemennakertrans Tahun 2010-2014,

serta dokumen lainnya yang berkaitan dengan Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian. Adapun pokok yang berkaitan, dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Keterkaitan RENSTRA Dinas Tenaga Kerja dengan Dokumen Perencanaan Lainnya RENSTRA

Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung 2013-2018 RPJMD Kota Bandung 2013-2018 RENSTRA Dinas Tenaga Kerja &

Transmigrasi Propinsi Jawa Barat 2014-2018 RPJMD Propinsi Jawa Barat 2014-2018 RENSTRA Kementerian Tenaga Kerja &

Transmigrasi RI 2010-2014 Keterkaitan Misi :

Misi 1 :

Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai

Membangun perekonomia n yang Misi 1 : Membangun Misi 1 : Memantapkan Misi 3 : Meningkatkan

(19)

dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya

Peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatankerja; Misi 2 : Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan Misi 3 : Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good

Governance di Lingkungan

Dinas Tenaga Kerja.

kokoh, maju dan berkeadilan Pencitraan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Misi 2 : Mengembangkan Kebersamaan Pelaku Pembangunan Misi 4 : Mengoptimalkan Lembaga Pengembangan Sumberdaya manusia Masyarakat Jawa Barat yang Berkualitas, Prodduktif, dan Berwawasan Luas Misi 2 : Memantapkan Pembangunan Ekonomi Regional Secara Menyeluruh Kesejahteraan Masyarakat Keterkaitan Sasaran/Kebijakan : Sasaran Misi 1 : 1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja 3. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja Sasaran Misi 2 : 1. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan Sasaran Misi 3 : 1. MeningkatnyaMinat Bertransmigrasi Sasaran Misi 4 : 1. Meningkatnya Kapasitas

dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi

2. Terwujudan Peningkatan

Kualitas Pelayanan Publik

Sasaran : Meningkatnya Perluasan Kesempatan Kerja Formal di Sektor-Sektor Yang Menjadi Core Competency Kota Sasaran Misi 1: Meningkatnya Kualitas Tenaga Kerja dan Transmigran Terlatih yang Siap Kerja Pada Berbagai Sektor Lapangan Kerja dan Transmigrasi Sasaran Misi 2 : Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja di berbagai lapangan usaha Sasaran Misi 4 : Meningkatnya Kerjasama Kemitraan dengan dunia Usaha dalam meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan transmigrasi Sasaran Meningkatnya kualitas tenaga kerja dan peerlindunga n terhadap tenaga kerja Agenda : Perbaikan Iklim Ketenagakerjaa n Sasaran : menurunkan Tingkat Pengangguran Menjadi 5,1 Persen Kebijakan : Menciptakan Lapangan Kerja Formal Dan Modern Memfasilitasi Perpindahan Pekerja Dari Produktivitas Rendah Ke Produktivitas Tinggi

Rencana Strategis merupakan acuan untuk penyusunan Rencana Kerja setiap tahun dalam rangka pencapaian visi, misi, dan arah pembangunan jangka menengah daerah Kota Bandung. Secara diagramatis keterkaitan Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dengan dokumen

(20)

Gambar 3.1.

Keterkaitan Renstra dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

Lebih jelasnya hubungan kinerja pembangunan daerah kaitan antara RPJMD Kota Bandung dengan RENSTRA SKPD diilustrasikan dalam gambar di bawah ini :

Gambar 3.1.

Keterkaitan Renstra dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

RPJMD PROPINSI JAWA BARAT RPJM KEMENAKERTRANS RI RPJPD 2005-2025 & RPJM 2013-2018 KOTA BANDUNG RENSTRA DISNAKER&TRA NS PROP. JABAR RENSTRA DISNAKER KOTA BANDUNG RENCANA KERJA 2014 RENCANA KERJA 2015 RENCANA KERJA 2016 RENCANA KERJA 2017 RENCANA KERJA 2018 Kepala Daerah Visi/Misi Tujuan/ Sasaran Program Pembangunan Daerah Program Prioritas Program Penyelenggaraan

Urusan Pem. Daerah

Program Prioritas

Kepala Daerah

Visi/Misi

Tujuan/

Sasaran

Visi/Misi SKPD dibuat untuk secara langsung maupun tidak

langsung untuk mendukung atau mewujudkan visi misi

Kepala Daerah

Program Pembangunan Daerah berisi program-program prioritas terpilih yang menjadi

“top priority” untuk mewujudkan visi/misi Kepala

Daerah (RPJMD)

Program/Kegiatan Prioritas

(21)

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD

Mengacu pada visi dan misi RPJMD 2013-2018, Misi 4 adalah : Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Tujuan nomor 3 (tiga) dalam Misi 4 RPJMD Kota Bandung 2013-2018 yaitu : “Membangun perekonomian yang kokoh,maju, dan berkeadilan”, dengan sasaran “Meningkatkan kesempatan kerja”. Indikator yang menjadi tanggung jawab Dinas Tenaga Kerja adalah : Jumlah Lapangan Usaha. Oleh karena itu dalam upaya pencapaian target kinerja Kota Bandung, ditetaokan tujuan dan sasaran bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian tahun 2013 – 2018 adalah sebagai berikut :

1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja;

2. Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja;

3. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalam upaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja;

4. Meningkatkan penempatan transmigrasi;

5. Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip good governance di lingkungan Dinas Tenaga Kerja.

Sasaran :

1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Tenaga Kerja;

2. Peningkatan Penempatan Kerja dan Perluasan kesempatan Kerja; 3. Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial dan Perlindungan

Tenaga kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja; 4. Peningkatan Lokasi dan Penempatan Trasnmigrasi; 5. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; 6. Meningkatnya Kapasitas Akuntabilitas Kinerja Birokrasi.

Tujuan dan sasaran jangka menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagaimana berikut ini :

(22)

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

NO. TUJUAN INDIKATOR

TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE- 4 (Th.2013) (Th.2014) 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya Peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; Tingkat Pengangguran Terbuka 1) Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 2) Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja 3) Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja 1.Tingkat Pengangguran Terbuka 2.Prosentase Tenaga

Kerja Yang Kompeten

3.Jumlah Calon

Wirausaha Baru

4.Jumlah Lowongan

Pekerjaan Baru

5.Prosentase Pencari

Kerja terdaftar yang ditempatkan 10,78% 81,23% 1.120 orang 3.000 loker 14,22% 10,55% 68,02% 1.340 orang 10000 loker 42,44% 2 Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan Perusahaan Zero Accident (Nol Kecelakaan Kerja) 1) Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerja an 1. Prosentase Kasus Yang Masuk 2. Prosentase Kasus yangdiselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) 3. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 4. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan 5,51 % 55,00 % 72,33% 1.977 perusahaan 4,76 % 56,00 % 73,70 % 2.101 perusahaan 3 Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi; Jumlah Calon Transmigran Siap Diberangkatka n 1) Meningkatny a Minat Bertransmigr asi 1. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi 60 jiwa 88 jiwa 4 Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja. Nilai Evaluasi

AKIP 1) Meningkatnya Kapasitas dan

Akuntabilitas Kinerja Birokrasi 2) Terwujudan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

1.Nilai Evaluasi AKIP

2.Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti 3.Prosentase Tertib Administrasi barang/asset daerah ditindaklanjuti 4.IKM 64,29 100% 100% 62,00 65,00 100% 100% 62,51

(23)

3.3. Program dan Kegiatan

Sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah adalah menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, yang diimplementasikan dalam sasaran program, yaitu : Meningkatnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja dengan target kinerja adalah rasio tenaga kerja terampil dan produktif; Meningkatnya kesempatan kerja dengan target kinerja adalah persentasi penempatan terhadap pencari kerja terdaftar; Perlindungan dan Pengembangan lembaga ketenagakerjaan dengan target kinerja rasio penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial; serta Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi, dan Program Transmigrasi Regional dengan target kinerja adalah jumlah penempatan transmigran. Target kinerja ini merupakan dasar pertimbangan disusunnya Rencana Program dan Kegiatan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian.

Urusan Ketenagakerjaan acuan kineerjanya tercantum dalam Misi 4 RPJMD Kota Bandung Tahun 2013 – 2018, yaitu : Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan. Tujuan nomor 3 (tiga) dalam Misi 4 RPJMD Kota Bandung 2013-2018 yaitu : “Membangun perekonomian kota yang berkeadilan”, dengan sasaran “Meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja”. Indikator yang menjadi tanggungjawab Dinas Tenag Kerja adalah : Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Lapangan Pekerjaan Baru.

Rumusan program pembangunan daerah menghasilkan rencana pembangunan yang konkrit dalam bentuk program prioritas yang secara khusus berhubungan dengan capaian sasaan pembangunan daerah. Dalam mwujudkan capaian keberhasilan pembangunan, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung menetapkan program-program sesuai dengan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh masing-masing bidang. Penetapan program pembangunan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian di bawah ini :

1. Misi Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja dalam upaya Meningkatkan kesempatan kerja

(24)

Program untuk mendukung misi ini adalah :

a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; b.Program Peningkatan Kesempatan Kerja.

2. Misi Meningkatkan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

Program untuk mendukung misi ini adalah :

Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan.

3. Meningkatkan penempatan transmigrasi Program untuk mendukung misi ini adalah : a. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi; b.Program Transmigrasi Regional.

4. Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance)

Program untuk mendukung misi ini adalah : a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran;

b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur;

d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur;

e. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

(25)

BAB IV P E N U T U P

Dalam pelaksanaan kebijaksanaan, program dan kegiatan yang diarahkan pada sasaran dan tujuan dengan mengacu pada visi dan misi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Rencana Kerja tahun 2016 harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prosedur yang berlaku, baik untuk kegiatan administrasi umum yang bersifat rutin maupun kegiatan pembangunan.

Upaya Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung pada tahun 2016 ini sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, dengan berbagai hambatan dan kendala, harus mampu meningkatkan capaian kinerja secara keseluruhan lebih optimal, maka Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung tahun 2016 menetapkan indikator capaian kinerja adalah “Tingkat Pengangguran Terbuka 10,36%” atau dibawah rata-rata nasional atau tingkat pengangguran alami.

Demikian Rencana Kerja Tahun 2016 disusun, semoga dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kebijakan Pemerintah Kota Bandung di bidang ketenagakerjaan, serta mampu menyajikan kinerja yang lebih optimal.

Referensi

Dokumen terkait

Adalah simpanan anggota atau calon anggota kepada BMT Bahtera yang pengambilannya hanya dapat dilakukan pada saat jatuh tempo simpanan berjangka itu

Tugas-tugas guru tidak hanya berdasar pada Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 52, tetapi dalam mengembangkan keterampilan dan keilmuannya, saat

− Mengedit teks melalui menu file atau ikon toolbar meliputi : menghapus, menyisipkan, mengkopi, memindah teks penugasan penugasan observasi penugasan observasi penugasan

Mekanisme Mekanisme sertipikasi hak atas tanah yang dimohon oleh UKM di kantor Pertanahan adalah sebagai berikut: Informasi dan Sosialisasi Program, Prosedur Seleksi

Penelitian ini menggunakan teori Computer Mediated Communication (CMC) yang terdapat 3 bagian yaitu Cyberspace, Cybersciety, dan Cyberculture yang menjadi acuan

Perairan Muara Sugihan merupakan satu dari beberapa perairan estuari di Provinsi Sumatera Selatan yang belum diketahui karakteristik massa airnya berdasarkan

Sejalan dengan program prioritas tahun 2019 di atas, maka sasaran pembangunan tahun 2019 pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Ambon Tahun

Kondisi dusun sorowajan yang merupakan daerah pinggiran yang berbatasan dengan wilayah kota Yogyakarta mempunyai berbagai kondisi masalah yang ada terkait sarana dan prasarana