PT COLORPAK INDONESIA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
30 SEPTEMBER 2011
( TIDAK DIAUDIT )
DAFTAR ISI
Halaman Pernyataan Direksi
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian ………….……….…. 1-3 Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian ….……….………4-5 Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian .………...…………....………….. 6 Laporan Arus Kas Konsolidasian ……….…………...……... 7 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian ………... 8 - 38 Informasi Konsolidasian………...….. 38 Laporan Posisi Keuangan - Perusahaan Induk ………….………....…. Lampiran 1 Laporan Laba Rugi Komprehensif - Perusahaan Induk ….………....………….. Lampiran 2 Laporan Perubahan Ekuitas - Perusahaan Induk ….……….……...…….. Lampiran 3 Laporan Arus Kas - Perusahaan Induk ………...….. Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN
30 SEPTEMBER
2OII DAN PERIODE 30 SEPTEMBER
2O1O
PT. COLORPAK INDONESIA TBK
Kami yang bertanda
tangan dibawah ini :
l . N a m a
Alamat Kantor
Alamat Domisili/sesuai KTP atau
Kartu identitas lain
Nomor Telepon
Jabatan
: Santoso
Jiemy
: Jl. Industri II Blok F No. 7 Pasirjaya
Jatiuwung
Tangerang
15135
: Jl. Cideng
Barat No. 15 Jakarta Pusat.
: 021- 5901962
Fax : 021-5901963
: Direktur Utama.
Menyatakan bahwa :
I . Bertanggung
jawab atas penyusunan
dan penyajian laporan keuangan perusahaan.
2. Laporan keuangan perusahaan
telah disusun dan disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum;
3. a. Sesuai informasi dalam laporan keuangan
perusahaan
telah dimuat secara
lengkap dan benar.
b. Laporan keuangan
perusahaan
tidak mengandung
informasi atau fakta material
yang tidak benar, dan tidak menghilangkan
informasi atau fakta material.
4. Bertanggung
j awab atas system pengendalian
interen dalam perusahaan.
Demikian pemyataan ini dibuat dengan sebenamya.
Tangerang,
17 Oktober
201
1
PT. Colorpak Indonesia
Tbk
PI Colopok lndonesio,
Ibk.
P rintin
g lnk Monuf
o cf u re
r
Jl. Industri
ll Blok
F No, 7 Posir
Joyo. Jotiuwung
ph: (02.l)
590]1962
(hunting) fox: (021)
5901963
Tongerong
']5135
1
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011
(disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010*) ASET ASET LANCAR
Kas dan bank 2l, 3, 22 11.570.720.859 9.435.631.304 5.398.758.478 Piutang usaha 2c, 2l, 9,
22
Pihak ketiga 4 186.767.597.096 125.269.022.115 108.030.633.661 Pihak hubungan istimewa 2d, 4, 23 2.070.340.755 3.934.368.360 2.552.604.098 Piutang lain-lain 2c, 2l, 22 108.262.639 128.868.751 258.611.751 Persediaan 2e, 5, 9 125.218.153.400 82.424.270.814 68.458.457.208 Pajak Pertambahan Nilai dibayar
di muka 2.201.529.622 2.213.024.080 -
Biaya dibayar di muka dan uang muka
2f, 6
10.314.419.319 4.413.983.037 737.579.966 Jumlah Aset Lancar 338.251.023.690 227.819.168.461 185.436.645.162
ASET TIDAK LANCAR
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 24.991.204.969 pada
tanggal 30 September 2011, Rp 20.185.971.858 pada
tanggal 31 Desember 2010 dan Rp 15.954.135.563 pada tanggal 1 Januari 2010)
2g, 7, 20
52.292.601.582 32.568.191.469 31.727.361.176 Aset pajak tangguhan 2k, 11d 3.094.412.089 2.579.870.519 2.034.874.031 Taksiran tagihan pajak
penghasilan 2k, 11c 2.762.191.316 - -
Aset lain-lain 8 - 12.423.500.000 -
Jumlah Aset Tidak Lancar 58.149.204.987 47.571.561.988 33.762.235.207
JUMLAH ASET 396.400.228.677 275.390.730.449 219.198.880.369
*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal
6 Mei 2010 (Catatan 1c).
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
2
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 SEPTEMBER 2011
(disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010*)
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LANCAR
Hutang bank jangka pendek 2l, 9, 22, 23
155.548.128.292 80.073.158.254 65.522.947.690
Hutang usaha
Pihak ketiga 2l, 10, 22 49.393.601.184 38.957.465.596 25.287.157.079 Pihak hubungan istimewa 2d, 2l,
10, 22, 23
- 18.500.000 18.500.000
Biaya masih harus dibayar 2l, 22 1.042.484.417 767.948.786 1.896.678.347 Hutang pajak 11a 619.959.793 1.966.818.636 4.186.103.536 Hutang bank jangka panjang -
yang akan jatuh tempo dalam satu tahun
2l, 12, 22
6.032.157.197 1.666.666.667 - Jumlah Liabilitas Lancar 212.636.330.883 123.450.557.939 96.911.386.652
LIABILITAS TIDAK LANCAR
Hutang bank - setelah dikurangi jumlah yang jatuh tempo dalam satu tahun
2l, 12, 22
18.096.471.693 8.333.333.333 - Estimasi liabilitas imbalan kerja
karyawan
2i, 13
10.687.180.686 9.095.809.395 6.978.581.008 Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 28.783.652.379 17.429.142.728 6.978.581.008 Jumlah Liabilitas 241.419.983.262 140.879.700.667 103.889.967.660
*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal
6 Mei 2010 (Catatan 1c).
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
3
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 SEPTEMBER 2011
(disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 September 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010*) EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp 100 per saham
Modal dasar - 1.000.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor
penuh -306.338.500 saham 14 30.633.850.000 30.633.850.000 30.633.850.000 Tambahan modal disetor -
bersih
15 3.879.230.599 3.879.230.599 3.879.230.599
Saldo laba
Dicadangkan 16 6.218.494.992 4.796.415.306 3.250.944.956 Tidak dicadangkan 7 114.229.066.406 95.189.587.824 77.544.887.154
Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Langsung Kepada Pemilik Entitas Induk
154.960.641.997 134.499.083.729 115.308.912.709 Kepentingan Non Pengendali 2b 19.603.418 11.946.053 - Jumlah Ekuitas
154.980.245.415 134.511.029.782 115.308.912.709
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
396.400.228.677 275.390.730.449 219.198.880.369
*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal
6 Mei 2010 (Catatan 1c).
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
4
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 September 2011 30 September 2010 PENJUALAN BERSIH 2h, 17, 23, 25 501.648.017.205 381.465.720.577
BEBAN POKOK PENJUALAN 2h, 7, 18, 23,
25 439.522.026.310 339.502.673.098 LABA KOTOR 25 62.125.990.895 41.963.047.479 BEBAN USAHA 2h Beban penjualan 19 4.334.722.909 4.352.527.616
Beban umum dan administrasi 2i, 7, 13, 20 16.162.646.968 13.709.608.322
Jumlah Beban Usaha 20.497.369.877 18.062.135.938
LABA USAHA 41.628.621.018 23.900.911.541
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Beban bunga (4.327.327.207) (1.602.407.768) Laba selisih kurs – bersih 2j 1.170.782.440 1.052.146.574
Penghasilan bunga 22.118.083 17.480.324
Lain-lain - bersih 145.667.279 102.000.000
Jumlah beban lain-lain - bersih (2.988.759.405) (430.780.870)
LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK
PENGHASILAN 38.639.861.613 23.470.130.671
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN 2k, 11b
Kini 11c (10.168.977.250) (5.739.304.750)
Tangguhan 11d 514.541.570 213.798.886
Jumlah Beban Pajak Penghasilan (9.654.435.680) (5.525.505.864)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
5
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011
(disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan 30 September
2011
30 September 2010
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG
DIKONSOLIDASI 28.985.425.933 17.944.624.807
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
2b
(7.657.365) (1.317.686)
LABA BERSIH 28.977.768.568 17.943.307.121
PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF
LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK - -
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN
BERJALAN 28.977.768.568 17.943.307.121
LABA BERSIH PER SAHAM 2n 94,59 58,57
LABA (RUGI) BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
Pemilik Entitas Induk 28.977.768.568 17.943.307.121 Kepentingan Non Pengendali 7.657.365 1.317.686
28.985.425.933 17.944.624.807
TOTAL LABA (RUGI) KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN
Pemilik Entitas Induk 28.977.768.568 17.943.307.121 Kepentingan Non Pengendali 7.657.365 1.317.686
28.985.425.933 17.944.624.807
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
6
DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011
(disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Saldo Laba Catatan Modal Saham Tambahan
Modal Disetor Dicadangkan Tidak Dicadangkan Ekuitas Kepentingan Non Pengendali Jumlah Ekuitas Saldo, 1 Januari 2010*) 30.633.850.000 3.879.230.599 3.250.944.956 77.544.887.154 115.308.912.709 - 115.308.912.709 Dividen tunai 16 - - - (9.251.422.700) (9.251.422.700) - (9.251.422.700) Cadangan umum 16 - - 1.545.470.350 (1.545.470.350) - - - Laba komprehensif periode berjalan - - - 17.944.624.807 17.944.624.807 - 17.944.624.807 Saldo, 30 September 2010 30.633.850.000 3.879.230.599 4.796.415.306 84.692.618.911 124.002.114.816 - 124.002.114.816 Laba komprehensif periode berjalan - - - 10.496.968.913 10.496.968.913 11.946.053 10.508.914.966 Saldo, 31 Desember 2010 30.633.850.000 3.879.230.599 4.796.415.306 95.189.587.824 134.499.083.729 11.946.053 134.511.029.782 Dividen tunai 16 - - - (8.516.210.300) (8.516.210.300) - (8.516.210.300) Cadangan umum 16 - - 1.422.079.686 (1.422.079.686) - - - Laba komprehensif periode berjalan - - - 28.977.768.568 28.977.768.568 7.657.365 28.985.425.933 Saldo, 30 September 2011 30.633.850.000 3.879.230.599 6.218.494.992 114.229.066.406 154.960.641.997 19.603.418 154.980.245.415
*) Tidak termasuk laporan keuangan PT Colorpak Flexible Indonesia, yang didirikan pada tanggal 6 Mei 2010 (Catatan 1c). Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
7
PT COLORPAK INDONESIA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2011 (disajikan dalam satuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30 September
2011
30 September 2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari:
Pelanggan 442.013.469.829 350.256.060.748 Penghasilan bunga 22.118.083 17.480.324
Pembayaran kas untuk:
Pemasok (471.898.273.308) (264.369.362.170) Karyawan (5.246.394.120) (6.158.143.940) Beban usaha (14.480.272.002) (21.603.799.809) Pajak (14.266.532.951) (12.084.225.451) Lain-lain (2.990.271.380) (188.479.441)
Arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi (66.846.155.849) 45.869.530.261
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Pembelian aset tetap (12.106.143.224) (2.699.007.507)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (12.106.143.224) (2.699.007.507)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Perolehan (pembayaran) hutang bank 89.603.598.928 (27.566.727.614) Pembagian dividen tunai (8.516.210.300) (9.251.422.700)
Arus kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk)
aktivitas pendanaan 81.087.388.628 (36.818.150.314)
KENAIKAN BERSIH KAS DAN BANK 2.135.089.555 6.352.372.440
KAS DAN BANK AWAL TAHUN 9.435.631.304 5.398.758.478
KAS DAN BANK AKHIR TAHUN 11.570.720.859 11.751.130.918
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas
Penambahan aset tetap melalui reklasifikasi dari uang
muka pembelian tanah dan bangunan 12.423.500.000 -
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian yang merupakan
8
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Colorpak Indonesia Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Indonesia dalam rangka Penanaman
Modal Asing (PMA) dengan Akta Notaris Tegoeh Hartanto, S.H., No. 86 tanggal 15 September 1988. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-10158.HT.01.01.TH.88 tanggal 7 November 1988 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 38 tanggal 11 Mei 1990 Tambahan No. 1683. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir adalah dengan Akta Notaris Leolin Jayayanti, SH, No. 11 tanggal 8 Agustus 2008 antara lain mengenai perubahan anggaran dasar Perusahaan yang disesuaikan dengan Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 40 tahun 2007. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-71015.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 8 Oktober 2008, dan diumumkan dalam Berita Negara No. 97 tanggal 2 Desember 2008 Tambahan No. 26184.
Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, maksud dan tujuan dari didirikannya Perusahaan adalah berusaha dalam bidang industri tinta cetak dan sejenisnya. Saat ini, Perusahaan juga berusaha dalam bidang perdagangan BOPP, PET Film, Adhesive dan Plastik resin.
Perusahaan berkedudukan di Jalan Industri II Blok F/7 Pasir Jaya, Jatiuwung Tangerang 15135.
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1989. Sejak tahun 2009, kapasitas produksi Perusahaan telah mencapai 10.000 metrik ton per tahun dan hasil produksinya dipasarkan di pasar lokal.
b. Penawaran Umum Perdana Efek Perusahaan
Pada tanggal 9 November 2001, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melalui surat No. S-278/PM/2001 untuk menawarkan 50.000.000 lembar sahamnya yang bernilai nominal Rp 100 per saham di bursa efek dengan harga penawaran Rp 200 per saham.
Selain itu, pada penawaran perdana tersebut, Perusahaan juga memberikan Waran Seri I (“Waran“) secara cuma-cuma dimana setiap pemegang 1 saham baru, Perusahaan memperoleh 1 Waran yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli 1 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham dan harga pelaksanaan sebesar Rp 250. Waran tersebut berjangka waktu pelaksanaan 3 tahun dan dapat dilaksanakan (exercised) mulai tanggal 23 November 2001 hingga 23 November 2004.
Saham dan Waran Perusahaan tersebut mulai diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 November 2001.
c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, Perusahaan memiliki penyertaan saham pada Anak Perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
30 September 2011 Anak Perusahaan Domisili Tahun Beroperasi Persentase Kepemilikan
Jumlah Aset Aktivitas Utama PT Colorpak
Flexible Indonesia
9
1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN (lanjutan) c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi (lanjutan)
31 Desember 2010 Anak Perusahaan Domisili Tahun Beroperasi Persentase Kepemilikan
Jumlah Aset Aktivitas Utama PT Colorpak
Flexible Indonesia
Jakarta 2010 99,90% 73.520.890.871 Perdagangan
d. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan
Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, masing-masing berdasarkan Akta Notaris Leolin Jayayanti S.H, No. 13
tanggal 14 Juni 2011 dan Akta Notaris Leolin Jayayanti S.H, No. 25 tanggal 18 Juni 2010, adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Tn. Winardi Pranatajaya
Komisaris : Ny. Tjia Hwie Tjin
Komisaris Independen : Tn. Johanes Susilo
Direksi
Direktur Utama : Tn. Santoso Jiemy
Direktur : Tn. Harris Pranatajaya
Direktur : Tn. Basil Garry Crichton
Direktur : Tn. Yohanes Halim
e. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi serta Karyawan
Direksi Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan untuk periode tiga
bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2011, yang telah diselesaikan pada tanggal 17 Oktober 2011.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING
Laporan keuangan konsolidasian telah disusun oleh Dewan Direksi berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Ikhtisar kebijakan akuntansi terpenting Perusahaan dan Anak Peusahaan adalah sebagai berikut :
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian
Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang ditindaklanjuti dengan SE-02/PM/2002
tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik” dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia.
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan)
a. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan)
Laporan keuangan konsolidasian, kecuali laporan arus kas, disusun berdasarkan konsep akrual. Dasar pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung (direct
method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Prinsip Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali Anak Perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan Anak Perusahaan untuk mengalihkan dananya kepada Perusahaan.
Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan terkonsolidasi dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan sabagai satu kesatuan.
Kepentingan nonpengendali disajikan di ekuitas dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari ekuitas induk perusahaan. Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain dialokasikan kepada induk perusahaan dan kepentingan nonpengendali. Semua angka-angka dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ini disajikan dalam satuan mata uang Rupiah, kecuali jika dinyatakan lain.
c. Piutang Usaha
Piutang usaha dinyatakan sebesar nilai faktur dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu. Penyisihan piutang ragu-ragu diestimasi berdasarkan penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. Piutang akan dihapus pada saat piutang tersebut dipastikan tidak akan tertagih.
d. Transaksi dengan Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) No. 7 mengenai “Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan dengan tingkat harga dan persyaratan normal sebagaimana yang biasa dilakukan dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa dan telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian ini.
e. Persediaan
Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, yang menjabarkan perlakuan akuntansi untuk persediaan, dan menggantikan PSAK No. 14 (1994). PSAK revisi ini memberikan panduan dalam menentukan biaya persediaan dan pengakuan selanjutnya sebagai biaya, termasuk penurunan nilai ke nilai realisasi bersih, juga panduan formula biaya untuk digunakan dalam menetapkan biaya ke persediaan.
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) e. Persediaan (lanjutan)
Penerapan PSAK No. 14 (Revisi 2008) tidak memiliki dampak signifikan terhadap pelaporan dan pengungkapan finansial Perusahaan dan Anak Perusahaan.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value). Harga perolehan barang jadi terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja serta alokasi biaya overhead yang secara langsung dapat dihubungkan dengan pembuatan produk, baik yang bersifat tetap maupun variable. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode “masuk pertama keluar pertama” (FIFO).
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan biaya penjualannya.
f. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka dialokasikan selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method).
g. Aset Tetap
Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aset Tetap dan Aset Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), suatu entitas harus memilih antara model biaya dan model revaluasi sebagai kebijakan akuntansi pengukuran atas aset tetap. Jika entitas telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterapkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) harus direklasifikasi ke saldo laba. Perusahaan telah memilih untuk menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya; oleh karenanya, saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada tahun 2007 telah direklasifikasi ke saldo laba pada tahun 2008.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Jenis Aset Tetap Taksiran Masa Manfaat
Hak atas tanah 20 tahun
Bangunan dan sarana penunjang 20 tahun
Instalasi listrik 20 tahun
Mesin-mesin 5 tahun
Kendaraan bermotor 5 tahun
Inventaris pabrik dan kantor 4 tahun
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan/perpanjangan hak atas tanah, yang meliputi biaya legal, biaya pengukuran tanah, biaya notaris, pajak dan biaya terkait lainnya, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) selama masa berlaku hak atas tanah yang bersangkutan.
Umur dan metode penyusutan aset direview, dan disesuaikan jika layak, pada setiap akhir periode.
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan) g. Aset Tetap (lanjutan)
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya; biaya penggantian atau inspeksi yang signifikan dikapitalisasi pada saat terjadinya dan jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke Perusahaan, dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset dimasukkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Penurunan nilai aset tetap dibebankan ke usaha periode berjalan pada saat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan nilai tercatat aset tidak dapat dipulihkan.
h. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.
i. Imbalan Kerja
Berdasarkan perjanjian antara Perusahaan dan karyawan, pada akhir masa kerjanya, para karyawan akan memperoleh imbalan paska masa kerja berupa uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.
Perusahaan mengakui liabilitas imbalan paska masa kerja tersebut sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004) yang dihitung dengan menggunakan metode “projected unit credit“ dengan
asumsi-asumsi tertentu yang antara lain meliputi tingkat bunga, umur pensiun dan tingkat gaji. Liabilitas imbalan paska kerja terdiri dari liabilitas jasa kini dan liabilitas jasa lalu. Beban jasa kini dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan sebagai bagian dari beban usaha.
Pembayaran kepada karyawan pada saat dilakukan pemutusan hubungan kerja akan mengurangi jumlah liabilitas imbalan paska masa kerja yang telah dibentuk.
j. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada usaha tahun berjalan.
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, nilai tukar yang digunakan, yang dihitung berdasarkan kurs tengah transaksi terakhir yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia
untuk mata uang asing utama masing-masing pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, adalah sebagai berikut:
30 September 2011 31 Desember 2010
1 Dolar Amerika Serikat (“USD”) 8.823 8.991
1 Dolar Australia (“AUD”) 8.611 9.143
1 Dolar Singapura (“SGD”) 6.796 6.981
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan)
j. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (lanjutan)
30 September 2011 31 Desember 2010 1 Dolar Hongkong (“HKD”) 1.132 1.155 1 Yuan (“CNY”) 1.388 1.358 1 Bath Thailand (“THB”) 283 299 1 Dong Vietnam (“VND”) 0,50 0,50 k. Perpajakan
Pajak penghasilan badan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan yang dihitung dengan menggunakan tarif yang berlaku. Pajak kini adalah liabilitas pajak yang dihitung berdasarkan laba kena pajak tahun berjalan. Pajak tangguhan adalah pengaruh pajak yang timbul karena adanya perbedaan temporer antara perlakuan akuntansi dengan ketentuan perpajakan terhadap aset dan liabilitas tertentu yang manfaat atau bebannya akan dinikmati atau menjadi beban di masa mendatang.
Aset dan manfaat pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasikan. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perbedaan tarif pajak dibukukan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Koreksi terhadap liabilitas perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau, jika mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah diterima.
l. Instrumen Keuangan
i. Aset Keuangan
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pengakuan dan pengukuran
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.
Aset keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan)
l. Instrumen Keuangan (lanjutan)
i. Aset Keuangan (lanjutan)
Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan Anak Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan dan Anak Perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan dan Anak Perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
Penurunan nilai aset keuangan
Setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Anak Perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Perusahaan dan Anak Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan)
l. Instrumen Keuangan (lanjutan)
i. Aset Keuangan (lanjutan)
Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.
Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan Anak Perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.
Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
ii. Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai.
Perusahaan dan Anak Perusahaan menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.
Pada saat pengakuan awal liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya.
Liabilitas keuangan Perusahaan dan Anak Perusahaan terdiri dari hutang bank jangka pendek, hutang usaha, biaya masih harus dibayar, hutang bank jangka panjang, liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan liabilitas jangka panjang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Dalam hal liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan)
l. Instrumen Keuangan (lanjutan)
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi liabilitas pada saat yang sama.selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
m. Informasi Segmen
Informasi segmen menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha dari setiap segmen yang terdiri dari jumlah aset dan liabilitas serta laba bersih yang disajikan berdasarkan daerah secara geografis.
n. Laba Bersih per Saham
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun berjalan.
o. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi
Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut:
1) PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, yang berisi persyaratan pengungkapan instrumen keuangan dan kriteria informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan diterapkan berdasarkan klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, yakni aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian bunga, dividen, keuntungan dan kerugian yang terkait; dan situasi tertentu dimana saling hapus aset dan liabilitas keuangan diizinkan. PSAK ini juga mewajibkan pengungkapan atas, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan kebijakan akuntansi atas instrumen keuangan. Standar ini menggantikan PSAK No. 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu”.
2) PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, yang menetapkan dasar-dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan kontrak-kontrak pembelian atau penjualan instrumen non-keuangan. PSAK ini menjelaskan di antaranya definisi derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penentuan kriteria lindung nilai. Standar ini menggantikan PSAK No. 55 (Revisi 1999) “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai”.
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Anak Perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut:
1) PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”
Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general
purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan
periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. 2) PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”
Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode.
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan)
o. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (lanjutan)
3) PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim
Menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim.
4) PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”
Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
5) PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”
Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dalam lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
6) PSAK 7 (Revisi 2010) - Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi
Mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak yang berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuagan secara individual. Penerapan dini diperkenankan.
7) PSAK 8 (Revisi 2010) “Peristiwa Setelah Periode Laporan”
Menentukan kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan, dan pengungkapan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan. Mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.
8) PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”
Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi”.
9) PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan.
Mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
10) PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”
Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
11) PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”
Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI TERPENTING (lanjutan)
o. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi (lanjutan)
12) PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontijensi, dan Aset Kontijensi”
Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontijensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
13) ISAK 17 “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”
Mensyaratkan bahwa entitas tidak membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.
Penerapan standar-standar tersebut tidak mengakibatkan dampak yang material terhadap hasil usaha dari Perusahaan dan Anak Perusahaan. Berdasarkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), jumlah tercatat kepentingan nonpengendali telah direklasifikasi dan disajikan sebagai bagian dari
ekuitas. Sebagai informasi tambahan, Perseroan menyajikan laporan keuangan sendiri PT Colorpak Indonesia Tbk (perusahaan induk). Sesuai dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009),
penyertaan Perseroaan pada anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled
entities disajikan berdasarkan metode biaya perolehan.
p. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil yang sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin berbeda dengan estimasi tersebut.
3. KAS DAN BANK
Akun ini terdiri dari:
30 September 2011 31 Desember 2010
Kas
Dolar Amerika Serikat (USD 10.313 pada tanggal 30 September 2011 dan USD
17.153 pada tanggal 31 Desember 2010) 90.991.599 154.222.623
Rupiah 26.013.650 21.418.700
Dolar Australia (AUD 20 pada tanggal 30 September 2011 dan AUD 20 pada
tanggal 31 Desember 2011) 173.942 184.668
Lain-lain 16.556.271 21.296.608
Bank
Dalam Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 6.659.201.727 2.849.293.950 The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation, Limited, Jakarta 102.501.711 639.416.397 Bangkok Bank Public Company Limited,
19
3. KAS DAN BANK (lanjutan)
30 September 2011 31 Desember 2010
Dalam Dolar Amerika Serikat
PT Bank Central Asia Tbk (USD 311.982 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 572.952
pada tanggal 31 Desember 2010) 2.752.618.156 5.151.412.331 The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation, Limited, Jakarta (USD 188.075 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 32.182
pada tanggal 31 Desember 2010) 1.659.384.048 289.348.002 Bangkok Bank Public Company Limitied,
Jakarta (USD 22.187 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 26.771
pada tanggal 31 Desember 2010) 195.760.048 240.696.802
Dalam Dolar Australia
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta (AUD 1.378 pada tanggal 30 September 2011 dan AUD 1.377
pada tanggal 31 Desember 2010) 11.862.686 12.594.202
Jumlah 11.570.720.859 9.435.631.304
4. PIUTANG USAHA
Akun ini merupakan piutang atas penjualan lokal dengan rincian sebagai berikut :
30 September 2011 31 Desember 2010
Pihak ketiga
Dalam Dolar Amerika Serikat
(USD 7.735.444 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 6.853.575
pada tanggal 31 Desember 2010) 68.249.824.110 61.620.495.130 Dalam Rupiah 118.517.772.986 63.648.526.985 Pihak hubungan istimewa (lihat Catatan 23)
Dalam Dolar Amerika Serikat (USD 234.653 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 437.590 pada tanggal
31 Desember 2010) 2.070.340.755 3.934.368.360
Jumlah 188.837.937.851 129.203.390.475
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang asal dan umurnya pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
30 September 2011 Mata Uang
Rupiah Dolar Amerika Serikat
(Setara Rupiah)
Jumlah
Jatuh tempo :
1 - 30 hari 52.656.320.638 43.658.449.442 96.314.770.080 31 - 60 hari 33.529.921.127 16.568.592.565 50.098.513.692 Lebih dari 60 hari 32.331.531.221 10.093.122.858 42.424.654.079
20
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
31 Desember 2010 Mata Uang
Rupiah Dolar Amerika Serikat
(Setara Rupiah)
Jumlah
Jatuh tempo :
1 - 30 hari 46.232.476.457 48.767.050.239 94.999.526.696 31 - 60 hari 13.823.339.237 12.786.055.437 26.609.394.674 Lebih dari 60 hari 3.592.711.291 4.001.757.814 7.594.469.105
Jumlah 63.648.526.985 65.554.863.490 129.203.390.475
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, piutang usaha sebesar USD 2.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas hutang dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta yang diperoleh Perusahaan (lihat Catatan 9).
Berdasarkan penelaahan terhadap keadaan masing-masing piutang pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang akan dapat tertagih seluruhnya, oleh karenanya Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak mencadangkan penyisihan piutang ragu-ragu. Manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan juga berpandapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang pihak ketiga.
5. PERSEDIAAN
Akun ini terdiri dari:
30 September 2011 31 Desember 2010
Bahan baku 75.072.860.469 43.250.100.730
Barang jadi 47.015.057.952 37.441.808.681
Barang dalam proses 3.130.234.979 1.732.361.403
Jumlah 125.218.153.400 82.424.270.814
Seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, huru-hara dan risiko lainnya
dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar USD 9.150.000 (setara dengan Rp 80.730.450.000) pada tanggal 30 September 2011 dan USD 5.300.000 (setara dengan Rp 47.652.300.000) pada tanggal 31 Desember 2010. Manajemen Perusahaan dan Anak
Perusahaan berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, persediaan sebesar USD 1.000.000 digunakan sebagai jaminan atas fasilitas hutang dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta yang diperoleh Perusahaan dan Anak Perusahaan (lihat Catatan 9). Berdasarkan penelaahan terhadap jenis persediaan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan dan Anak Perusahaan berkeyakinan bahwa semua persediaan dapat digunakan dan dijual. Oleh sebab itu, Perusahaan tidak mencadangkan penyisihan kerugian atas persediaan.
6. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA
Akun ini terdiri dari:
30 September 2011 31 Desember 2010
Biaya dibayar dimuka
Asuransi 458.483.855 399.622.452
Uang muka
21
6. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA (lanjutan)
30 September 2011 31 Desember 2010
Pengadaan barang dan aset 3.548.499.824 1.097.443.011 Renovasi bangunan 5.094.678.000 1.461.927.300
Jumlah 10.314.419.319 4.413.983.037
Uang muka pengadaan barang dan aset merupakan pembayaran di muka untuk pembelian mesin dan inventaris pabrik.
Uang muka renovasi bangunan merupakan pembayaran di muka untuk renovasi bangunan yang berlokasi di Desa Tambaksawah, Sidoarjo, Jawa Timur.
7. ASET TETAP
30 September 2011
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Biaya perolehan
Tanah 9.563.118.008 13.250.000.000 - 22.813.118.008 Hak atas tanah 687.654.942 - - 687.654.942 Bangunan dan sarana penunjang 9.827.113.028 157.000.000 - 9.984.113.028 Instalasi listrik 1.419.055.800 1.708.500.000 - 3.127.555.800 Mesin-mesin 17.797.599.818 4.943.078.878 - 22.740.678.696 Kendaraan bermotor 6.789.907.995 1.049.430.909 - 7.839.338.904 Inventaris pabrik 4.824.376.518 3.164.679.453 - 7.989.055.971 Inventaris kantor 1.845.337.218 256.953.984 - 2.102.291.202 Jumlah 52.754.163.327 24.529.643.224 - 77.283.806.551 Akumulasi penyusutan
Hak atas tanah 626.779.962 4.565.628 - 631.345.590 Bangunan dan sarana penunjang 1.156.248.896 874.651.706 - 2.030.900.602 Instalasi listrik 221.376.725 98.295.847 - 319.672.572 Mesin-mesin 11.347.867.346 2.043.170.981 - 13.391.038.327 Kendaraan bermotor 4.132.216.715 692.314.933 - 4.824.531.648 Inventaris pabrik 1.607.839.470 828.557.361 - 2.436.396.831 Inventaris kantor 1.093.642.744 263.676.655 - 1.357.319.399 Jumlah 20.185.971.858 4.805.233.111 - 24.991.204.969 Nilai buku 32.568.191.469 52.292.601.582 31 Desember 2010
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Biaya perolehan
Tanah 9.563.118.008 - - 9.563.118.008
Hak atas tanah 687.654.942 - - 687.654.942 Bangunan dan sarana penunjang 9.733.249.328 93.863.700 - 9.827.113.028 Instalasi listrik 1.044.669.800 374.386.000 - 1.419.055.800 Mesin-mesin 15.486.614.785 2.310.985.033 - 17.797.599.818 Kendaraan bermotor 5.835.221.631 1.247.650.000 292.963.636 6.789.907.995 Inventaris pabrik 3.708.603.880 1.115.772.638 - 4.824.376.518 Inventaris kantor 1.622.364.365 222.972.853 - 1.845.337.218 Jumlah 47.681.496.739 5.365.630.224 292.963.636 52.754.163.327
22
7. ASET TETAP (lanjutan)
31 Desember 2010
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Akumulasi penyusutan
Hak atas tanah 620.692.462 6.087.500 - 626.779.962 Bangunan dan sarana penunjang 649.870.810 506.378.086 - 1.156.248.896 Instalasi listrik 167.583.293 53.793.432 - 221.376.725 Mesin-mesin 9.252.991.338 2.094.876.008 - 11.347.867.346 Kendaraan bermotor 3.596.805.031 828.375.320 292.963.636 4.132.216.715 Inventaris pabrik 887.161.276 720.678.194 - 1.607.839.470 Inventaris kantor 779.031.353 314.611.391 - 1.093.642.744 Jumlah 15.954.135.563 4.524.799.931 292.963.636 20.185.971.858 Nilai buku 31.727.361.176 32.568.191.469 30 September 2010
Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir
Biaya perolehan
Tanah 9.563.118.008 - - 9.563.118.008
Hak atas tanah 687.654.942 - - 687.654.942 Bangunan dan sarana penunjang 9.733.249.328 93.863.700 - 9.827.113.028 Instalasi listrik 1.044.669.800 - 1.044.669.800 Mesin-mesin 15.486.614.785 1.282.254.304 - 16.768.869.089 Kendaraan bermotor 5.835.221.631 886.650.000 - 6.721.871.631 Inventaris pabrik 3.708.603.880 220.766.650 - 3.929.370.530 Inventaris kantor 1.622.364.365 215.472.853 - 1.837.837.218 Jumlah 47.681.496.739 2.699.007.505 - 50.380.504.246 Akumulasi penyusutan
Hak atas tanah 620.692.462 4.565.628 - 625.258.090 Bangunan dan sarana penunjang 649.870.810 381.020.751 - 1.030.891.561 Instalasi listrik 167.583.293 39.175.117 - 206.758.410 Mesin-mesin 9.252.991.338 1.540.934.028 - 10.793.925.366 Kendaraan bermotor 3.596.805.031 615.241.586 - 4.212.046.617 Inventaris pabrik 887.161.276 336.308.481 - 1.223.469.757 Inventaris kantor 779.031.353 307.295.274 - 1.086.326.627 Jumlah 15.954.135.563 3.224.540.865 - 19.178.676.428 Nilai buku 31.727.361.176 31.201.827.818
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :
30 September 2011 31 Desember 2010 30 September 2010
Beban pokok penjualan 2.059.866.977 2.815.554.167 1.473.384.180 Beban umum dan administrasi
(lihat Catatan 20) 2.745.366.134 1.709.245.764 1.751.156.685
23
7. ASET TETAP (lanjutan)
Perusahaan memiliki dua bidang tanah yang terletak di Jatiuwung, dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) No. 218 dan No. 284. Luas tanah masing-masing adalah sebesar 6.920 dan 6.205 meter persegi dengan hak atas tanah masing-masing untuk masa 10 tahun dan 30 tahun hingga tahun 2017 dan 2031. Manajemen berpendapat tidak akan terdapat masalah dalam perpanjangan hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.
Pada tahun 2000, Perusahaan telah melakukan penilaian kembali seluruh aset tetapnya, yang dilakukan oleh PT Saptasentra Jasa Pradana, penilai independen. Penilaian tersebut menghasilkan nilai wajar sebesar Rp 11.433.860.000. Penilaian kembali tersebut telah disetujui Kantor Pelayanan Pajak dengan Surat Keputusannya No. KEP-016/WPJ.06/KP.0204/2001 tanggal 5 Juli 2001 dengan nilai buku fiskal sebesar Rp 10.402.805.543.
Sesuai dengan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tahun 2001, selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp 9.128.448.000 telah dikonversi menjadi modal saham pada tahun 2001, sedangkan sisanya sebesar Rp 4.687.227 telah dicatat sebagai bagian dari akun “Saldo Laba – Tidak Dicadangkan” sebagai bagian dari ekuitas.
Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 4.153.000.000 dan USD 7.100.000 (yang seluruhnya
setara dengan Rp 66.796.300.000) pada tanggal 30 September 2011 dan Rp 4.153.000.000 dan
USD 5.900.000 (yang seluruhnya setara dengan Rp 57.199.900.000) pada tanggal 31 Desember 2010. Manajemen menilai jumlah pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi
kerugian yang mungkin timbul dari resiko-resiko tersebut.
Berdasarkan analisa manajemen Perusahaan, tidak terdapat indikasi penurunan nilai aset pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010.
8. ASET LAIN-LAIN
Akun ini merupakan uang muka pembelian tanah dan bangunan yang berlokasi di Desa Tambaksawah, Sidoarjo, Jawa Timur.
9. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, akun ini terdiri dari:
30 September 2011 31 Desember 2010
Bangkok Bank Public Company Limitied, Jakarta (USD 5.469.240 pada tanggal 30 September
2011) 48.255.103.209 -
PT Bank Central Asia Tbk
Kredit modal kerja (USD 4.869.803 pada tangggal 30 September 2011 dan USD
5.000.000 pada tanggal 31 Desember 2010) 42.966.270.000 44.955.000.000
Omnibus Letter of credit (USD 3.946.242
pada tanggal 30 September 2011 dan USD
1.312.830 pada tanggal 31 Desember 2010) 34.817.696.955 11.803.657.587 Fasilitas overdraft 2.217.111.873 3.934.817.350 The Hongkong and Shanghai Banking Corporation,
Limited, Jakarta (USD 3.093.273 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 2.155.454 pada
tanggal 31 Desember 2010) 27.291.946.255 19.379.683.317
24
9. HUTANG BANK (lanjutan)
Bangkok Bank Public Company Limited, Jakarta
Pada tanggal 10 Juni 2005, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman letter of credit dari Bangkok Bank Public Company Limited sebesar USD 2.000.000.
Berdasarkan “Amended and restated revolving credit agreement” No. 03/IX/2010, tanggal 1 Desember 2010, Bank memberikan fasilitas limit gabungan untuk fasilitas LC Perusahaan untuk
juga dapat digunakan oleh Anak Perusahaan.
Fasilitas pinjaman tersebut mengalami beberapa kali perubahan, sehingga pada akhir bulan September tahun 2011, fasilitas pinjaman letter of credit menjadi sebesar USD 6.000.000 dan jatuh tempo pada tanggal 30 Juni 2012.
PT Bank Central Asia Tbk.
Pada tanggal 25 Februari 2005, Perusahaan, memperoleh beberapa fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Sehubungan dengan fasilitas tersebut diatas, pada tanggal 7 Juni 2010, BCA menyetujui tindakan Perusahaan berupa:
1) Penyertaan saham sebesar 99,9% pada PT Colorpak Flexible Indonesia (CFI), Anak Perusahaan (perusahaan baru).
2) Pemisahan aktivitas usaha yaitu Perusahaan memproduksi tinta dan memperdagangankan
adhesive dan resin; CFI memperdagangkan plastik film.
3) Atas pemisahan aktivitas usaha tersebut, BCA menyetujui penggunaan fasilitas pinjaman Perusahaan (kecuali fasilitas Kredit Investasi) oleh CFI dengan kondisi jointly and severally
(tanggung renteng), cross default dan cross colateral. Selain itu, agunan persediaan dan piutang yang telah diberikan atas nama Perusahaan dialihkan menjadi atas nama CFI dan kondisi negative pledge of assets juga berlaku untuk CFI.
Perjanjian pinjaman telah diperbaharui beberapa kali, terakhir pada tanggal 24 Mei 2011 dengan rincian sebagai berikut:
1. Fasilitas kredit lokal (“overdraft”) sebesar Rp 10.000.000.000 yang digunakan untuk modal kerja. Pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 9% per tahun.
2. Fasilitas Omnibus Letter of credit sebesar USD 7.000.000 yang digunakan untuk pembelian bahan baku. Pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga floating sesuai pasar.
3. Fasilitas kredit modal kerja (“time revolving loan”) sebesar USD 5.000.000 yang digunakan untuk kebutuhan modal kerja. Pinjaman tersebut dikenakan tingkat suku bunga sebesar 4% per tahun.
4. Fasilitas forward line sebesar USD 2.000.000 yang digunakan untuk hedging.
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin dengan persediaan barang Perusahaan sebesar Rp 10.000.000.000 dan piutang Perusahaan sebesar USD 2.000.000. Jatuh tempo pinjaman
adalah tanggal 1 Maret 2012.
Pinjaman tersebut memiliki pembatasan, tanpa persetujuan dari pihak Bank, Perusahaan dan Anak Perusahaan tidak diperbolehkan untuk :
Menjaminkan aset tetap kepada pihak lain.
Memberikan jaminan ke pihak lain tanpa persetujuan Bank.
Memberikan pinjaman kepada pihak lain.
PT Bukit Jaya Semesta tidak boleh mengurangi sahamnya kurang dari 50% dan Tn. Winardi Pranatajaya, Komisaris Utama, tidak boleh mengurangi kepemilikan saham di
25
9. HUTANG BANK (lanjutan)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited, Jakarta
Pada tanggal 16 Juli 2002, Perusahaan memperoleh fasilitas letter of credit (“LC”) dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Limited (“Bank”). Jenis fasilitas dan persyaratan dari fasilitas tersebut telah mengalami beberapa perubahan, yang terakhir adalah sebagai berikut: Fasilitas “LC” yang diberikan menjadi maksimum USD 10.000.000, dengan fasilitas kombinasi limit
sebagai berikut:
“Documentary Credit“ USD 10.000.000
“Deferred Payment Credit“ USD 10.000.000
“Clean Import Loan“ USD 10.000.000
“Guarantee“ USD 2.000.000
Berdasarkan surat perubahan perjanjian pemberian fasilitas korporasi, tanggal 29 Juni 2010, Bank memberikan fasilitas limit gabungan dan treasury untuk fasilitas LC Perusahaan untuk juga dapat digunakan oleh Anak Perusahaan.
Jaminan yang diberikan oleh Perusahaan adalah persediaan sebesar USD 1.000.000 dan piutang
usaha sebesar USD 2.000.000. Fasilitas tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 30 November 2011.
10. HUTANG USAHA
Akun ini merupakan liabilitas Perusahaan atas pembelian bahan baku kepada para pemasok :
30 September 2011 31 Desember 2010
Pembelian lokal
Pihak ketiga
Dalam Rupiah 18.834.221.997 5.099.045.184 Dalam Dolar Amerika Serikat
(USD 2.044.123 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 2.545.833
pada tanggal 31 Desember 2010) 18.035.300.203 22.889.580.232 Pembelian impor
Pihak ketiga
Dalam Dolar Amerika Serikat
(USD 1.408.912 pada tanggal 30 September 2011 dan USD 1.219.980
pada tanggal 31 Desember 2010) 12.430.831.488 10.968.840.180 Dalam Dolar Singapura
(SGD 13.360 pada tanggal 30 September
2011) 90.792.000 -
Dalam Dolar Australia
(AUD 285 pada tanggal 30 September 2011) 2.455.496 -
Jumlah hutang usaha pihak ketiga 49.393.601.184 38.957.465.596
Pihak hubungan istimewa (lihat Catatan 23)
Pembelian lokal
Rupiah - 18.500.000
Jumlah 49.393.601.184 38.975.965.596
Rincian hutang usaha berdasarkan mata uang asal dan umurnya pada tanggal 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:
26
10. HUTANG USAHA (lanjutan)
30 September 2011 Mata Uang
Rupiah Dolar Amerika
(Setara Rp) Dolar Singapura (Setara Rp) Dolar Australia (Setara Rp) Jumlah Jatuh tempo : 1 - 30 hari 14.120.001.383 20.625.044.442 34.745.045.825 31 - 60 hari 4.428.154.614 6.618.898.718 90.792.000 - 11.137.845.332 Lebih dari 60 hari 286.066.000 3.222.188.531 - 2.455.496 3.510.710.027
Jumlah 18.834.221.997 30.466.131.691 90.792.000 2.455.496 49.393.601.184
31 Desember 2010 Mata Uang
Rupiah Dolar Amerika
(Setara Rp)
Jumlah
Jatuh tempo :
1 - 30 hari 4.329.128.432 22.918.732.039 27.247.860.471 31 - 60 hari 715.642.752 9.910.145.622 10.625.788.374 Lebih dari 60 hari 72.774.000 1.029.542.751 1.102.316.751
Jumlah 5.117.545.184 33.858.420.412 38.975.965.596 11. PERPAJAKAN a. Hutang pajak 30 September 2011 31 Desember 2010 Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 594.089.293 143.985.002 Pasal 29 - 30.523.854
Pajak Pertambahaan Nilai - 1.525.641.530
Anak Perusahaan Pajak penghasilan Pasal 21 25.870.500 103.000 Pasal 23 - 42.000.000 Pasal 29 - 224.565.250 Jumlah 619.959.793 1.966.818.636 b. Pajak penghasilan 30 September 2011 30 September 2010 Perusahaan
Beban pajak kini (7.619.731.250) (5.401.648.250) Manfaat pajak tangguhan 514.541.570 213.798.886 Anak Perusahaan
Beban pajak kini (2.549.246.000) (337.656.500)