• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 1

 Pada Januari 2016 Kota Tanjungpandan mengalami deflasi sebesar 0,02 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 127,91 setelah sebelumnya Desember 2015 mengalami inflasi yakni sebesar 1,23 persen dengan IHK 127,94.

 Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada dua  Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,15 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 5,40 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah : kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,66 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,76 persen; kelompok sandang sebesar 0,10 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,57 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,50 persen.

 Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2016 sebesar - 0,02 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015) sebesar - 0,52 persen.

 Komponen yang harganya diatur pemerintah pada Januari 2016 memberikan deflasi sebesar 0,40 persen, demikian pula komponen bergejolak dengan deflasi sebesar 0,37 persen. Sementara komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,75 persen.

No.08/02/19/Th.III, 1 Februari 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

KOTA TANJUNGPANDAN (KABUPATEN BELITUNG)

BULAN JANUARI 2016 DEFLASI 0,02 PERSEN

Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga (inflasi/deflasi) di tingkat konsumen, khususnya didaerah perkotaan.Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket komoditas yang dikonsumsi oleh rumah tangga. Di Indonesia, tingkat inflasi diukur dari persentase perubahan IHK dan diumumkan ke publik setiap awal bulan (hari kerja pertama) oleh Badan Pusat Statistik (BPS).

Mulai Januari 2014, pengukuran inflasi di Indonesia menggunakan IHK tahun dasar 2012=100. Ada beberapa perubahan yang mendasar dalam penghitungan IHK baru (2012=100) dibandingkan IHK lama (2007=100), khususnya mengenai cakupan wilayah, paket komoditas, dan diagram timbang.Perubahan tersebut didasarkan pada Survei Biaya Hidup (SBH) 2012 yang dilaksanakan oleh BPS, yang merupakan salah satu bahan dasar utama dalam

(2)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 2

penghitungan IHK.Hasil SBH 2012 sekaligus mencerminkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat dibandingkan dengan hasil SBH sebelumnya.

SBH 2012 dilaksanakan di 82 kota, yang terdiri dari 33 ibukota provinsi dan 49 kota besar lainnya. Dari 82 kota tersebut, 66 kota merupakan cakupan kota SBH lama dan 16 merupakan kota baru. Survei ini hanya dilakukan di daerah perkotaan (urban area) dengan total sampel sebanyak 13.608 Blok Sensus dan total sampel rumahtangga sebanyak 136.080. SBH 2012 dilaksanakan secara triwulanan selama tahun 2012 sehingga setiap triwulan terdapat 34.020 sampel rumahtangga.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS di Kota Tanjungpandan pada Januari 2016 terjadi deflasi 0,02 persen, atau terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 127,94 pada Desember 2015 menjadi 127,91 pada Januari 2016. Tingkat inflasi tahun kalender -0,02 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015) sebesar -0,52 persen.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks pada dua kelompok pengeluaran yakni kelompok bahan makanan sebesar 1,15 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 5,40 persen. Sedangkangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks adalah : kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,66 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,76 persen; kelompok sandang sebesar 0,10 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,57 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,50 persen.

Beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga pada Januari 2016 antara lain: mie, donat, rokok kretek filter, cabai merah, telur ayam ras, bawang merah, rokok kretek, bawang putih, bayam dan tarif listrik. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain: terong panjang, kepiting/rajungan, kacang panjang, jeruk, ikan tongkol/ambu-ambu, ketimun, bensin, daging ayam ras, ikan kembung, dan angkutan udara.

Kelompok yang memberikan andil/sumbangan deflasi pada Januari 2016, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,33 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,65 persen. Sedangkan kelompok yang memberikan andil/sumbangan inflasi yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,72 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,18 persen; kelompok sandang sebesar 0,01 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,03 persen.

(3)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 3

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Tanjungpandan Januari 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHKDesember 2015 IHKJanuari 2016 Inflasi Januari 20161) Laju Inflasi Tahun Kalender 20162) Inflasi Tahun ke Tahun 3) (1) (2) (3) (4) (5) (6) U m u m (Headline) 127,94 127,91 -0,02 -0,02 -0,52 1 Bahan Makanan 132,47 130,94 -1,15 -1,15 -10,99

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau 123,91 128,45 3,66 3,66 7,99

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan bakar 125,09 126,04 0,76 0,76 3,36

4 Sandang 121,58 121,70 0,10 0,10 1,09

5 Kesehatan 126,02 126,74 0,57 0,57 4,06

6 Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 133,18 133,85 0,50 0,50 8,15

7 Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 132,31 125,16 -5,40 -5,40 0,27

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan (2012=100) Januari 2016

Kelompok Pengeluaran Sumbangan Inflasi (%)

(1) (2)

U M U M -0,02

1. Bahan Makanan -0,33

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok,dan Tembakau 0,72

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas,dan Bahan Bakar 0,18

4. Sandang 0,01

5. Kesehatan 0,02

6. Pendidikan, Rekreasi,danOlahraga 0,03

(4)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 4

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Tanjungpandan(2012=100), Januari 2015 – Januari 2016

Gambar 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Tanjungpandan Januari 2016 -0,80 -0,70 -0,60 -0,50 -0,40 -0,30 -0,20 -0,10 0,00 0,10 0,20 0,30 0,40 A n d il ( % ) Kelompok Pengeluaran Umum 1. Bhn.makanan 2. Makanan jadi 3. Perumahan 4. Sandang 5. Kesehatan 6. Pendidikan 7. Transpor 90.00 95.00 100.00 105.00 110.00 115.00 120.00 125.00 130.00 135.00 140.00 145.00 150.00

Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agust-15 Sep-15 Okt-15 Nop-15 Des-15 Jan-16

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

(5)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 5

Tabel 3

Sumbangan Komoditi Terbesar Terhadap Inflasi/Deflasi Kota Tanjungpandan Januari 2016

Komoditi Persentase Perubahan Harga Sumbangan Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. MIE 11,11 0,22 2. DONAT 24,99 0,14

3. ROKOK KRETEK FILTER 4,52 0,12

4. CABAI MERAH 25,28 0,10

5. TELUR AYAM RAS 10,87 0,08

6. BAWANG MERAH 22,11 0,08 7. ROKOK KRETEK 8,10 0,07 8. BAWANG PUTIH 10,65 0,04 9. BAYAM 13,67 0,04 10. TARIP LISTRIK 1,34 0,04 11. TERONG PANJANG -22,23 -0,02 12. KEPITING/RAJUNGAN -5,17 -0,03 13. KACANG PANJANG -44,64 -0,04 14. JERUK -5,19 -0,04 15. TONGKOL/AMBU-AMBU -7,79 -0,05 16. KETIMUN -44,87 -0,05 17. BENSIN -4,15 -0,17

18. DAGING AYAM RAS -9,07 -0,17

19.

KEMBUNG/GEMBUNG/BANYAR/GEMBOLO/ASO-ASO -20,33 -0,34

(6)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 6

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1. Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Januari 2016 mengalami deflasi 1,15 persen atau terjadi penurunan indeks dari 132,47 pada Desember 2015 menjadi 130,94 pada Januari 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, pada bulan ini 7 subkelompok diantaranya mengalami deflasi dan 4 subkelompok mengalami inflasi. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok daging dan hasil-hasilnya 6,99 persen dan terendah terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian, dan hasilnya 0,01 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 11,63 persen dan terendah terjadi pada subkelompok bahan makanan lainnya 0,10 persen.

Kelompok ini pada Januari 2016 memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,33 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain ikan kembung, daging ayam ras, ketimun, ikan tongkol/ambu-ambu, jeruk, kacang panjang, kepiting/rajungan, terong panjang, udang basah dan cumi-cumi.

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

Kelompok ini pada Januari 2016 mengalami inflasi 3,66 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 123,91pada Desember 2015 menjadi 128,45 pada Januari 2015.

Seluruh subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok makanan jadi 3,61 persen; subkelompok minuman yang tidak beralkohol 1,55 persen; dan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol 5,25 persen.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,72 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: mie, kue donat dan rokok kretek filter.

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Januari 2016 mengalami inflasi sebesar 0,76 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 125,09 pada Desember 2015 menjadi 126,04 pada Januari 2016.

Seluruh subkelompok mengalami inflasi yakni subkelompok biaya tempat tinggal 0,62 persen; subkelompok bahan bakar, penerangan dan air 0,90 persen; subkelompok perlengkapan rumahtangga 1,00 persen; serta subkelompok penyelenggaraan rumahtangga 1,09 persen.

Pada Januari 2016 kelompok ini secara umum memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,18 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi diantaranya tarif listrik, batako dan sewa rumah.

4. S a n d a n g

Kelompok sandang pada Januari 2016 mengalami inflasi 0,10 persen, atau terjadi peningkatan indeks dari 121,58 pada Desember 2015 menjadi 121,70 pada Januari 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok sandang laki-laki 0,02 persen; subkelompok sandang wanita 0,27 persen; dan subkelompok sandang anak-anak 0,27 persen. Sedangkan subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya mengalami deflasi sebesar 0,25 persen.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: pampers, pembalut wanita dan sepatu.

(7)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 7

5. K e s e h a t a n

Kelompok ini pada Januari 2016 mengalami inflasi 0,57 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 126,02 pada Desember 2015 menjadi 126,74 pada Januari 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi pada Januari 2016 yaitu subkelompok obat-obatan 1,11 persen dan subkelompok perawatan jasmani dan kosmetika 0,85 persen. Sedangkan subkelompok jasa kesehatan dan subkelompok jasa perawatan jasmani relatif stabil.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,02 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: parfum, pembersih penyegar dan obat gosok.

6. Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga

Kelompok ini pada Januari 2016 mengalami inflasi 0,50 persen atau terjadi peningkatan indeks dari 133,18 pada Desember 2015 menjadi 133,85 pada Januari 2016.

Subkelompok yang mengalami inflasi pada Januari 2016 yaitu subkelompok rekreasi 2,72 persen. Sedangkan subkelompok perlengkapan/peralatan pendidikan mengalami deflasi sebesar 0,08 persen. Sementara subkelompok perpendidikan dan subkelompok kursus-kursus/pelatihan dan subkelompok olahraga relatif stabil.

Kelompok ini pada Januari 2016 secara keseluruhan memberikan sumbangan/andil inflasi 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain mainan anak, DVD player dan biaya jaringan saluran TV.

7. Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan pada Januari 2016 mengalami deflasi 5,40 persen atau terjadi penurunan indeks dari 132,31 pada Desember 2015 menjadi 125,16 pada Januari 2016.

Subkelompok yang mengalami deflasi yaitu subkelompok transpor 8,25 persen. Sedangkan subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok sarana dan penunjang transpor sebesar 0,16 persen; dan subkelompok jasa keuangan sebesar 2,43 persen. Sementara subkelompok komunikasi dan pengiriman relatif stabil.

Secara keseluruhan kelompok ini pada Januari 2016 memberikan sumbangan deflasi 0,65 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan/andil deflasi yaitu angkutan udara/tarip tiket pesawat, bensin dan solar.

(8)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 8

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender Januari 2016 maupun tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015) pada empat kota pantauan IHK menunjukkan arah yang berbeda untuk Kota Tanjungpandan. Inflasi tahun kalender Pangkalpinang adalah sebesar 4,64 persen dan Tanjungpandan dengan deflasi sebesar 0,52 persen. Sementara Palembang dan DKI Jakarta inflasi masing-masing sebesar 4,58 persen dan 3,98 persen. (Lihat Tabel 4).

Tabel 4

Inflasi Januari 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta

Inflasi Pangkalpinang Tanjungpandan Palembang DKI Jakarta

(1) (2) (3) (4) (5) 1. Januari 2016 0,93 -0,02 0,32 0,24 2. TahunKalender 2016 0,93 -0,02 0,32 0,24 3. Januari 2016terhadapJanuari 2015 (year on year) 4,64 -0,52 4,58 3,98 Gambar 3

Inflasi Januari 2016, Tahun Kalender 2016, dan Tahun ke Tahun Kota Pangkalpinang, Tanjungpandan, Palembang, dan DKI Jakarta

-3.00 -2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

INFLASI JANUARI 2016 INFLASI TAHUN KALENDER JANUARI 2016

INFLASI YEAR ON YEAR JANUARI 2016 TERHADAP

JANUARI 2015

(9)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 9

PERBANDINGAN ANTARKOTA

Pada Januari 2016 di 82 kota pantauan IHK, tercatat 75 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Sibolga1,82persen dengan IHK 125,64 diikuti Kendari dengan inflasi 1,49 persen dan IHK 119,82. Sementara inflasi terendah terjadi di Padang sebesar 0,02 persen dengan IHK 127,12. Deflasi tertinggi di Gorontalo sebesar 0,58 persen dengan IHK 119,52 dan terendah di Tanjungpandan sebesar 0,02 persen dengan IHK 127,91.

Inflasi ini sangat dipengaruhi oleh kelancaran distribusi dan ketersediaan berbagai kebutuhan rumahtangga yang tentu saja berimbas langsung terhadap tingkat harga, serta kebijakan pemerintah akan sektor strategis, seperti bahan bakar minyak, tarif listrik dan bahan bakar rumahtangga. Selain itu tingkat permintaan dari konsumen yang dipengaruhi faktor musiman seperti hari raya keagamaan dan liburan sekolah memberikan dampak yang cukup signifikan pula.

Perbandingan Antarkota di Pulau Sumatera

Kota-kota IHK di wilayah Pulau Sumatera yang berjumlah 23 kota, pada Januari 2016 tercatat hanya satu kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga1,82 persen dengan IHK 125,64. Deflasi hanya terjadi di Tanjungpandan sebesar 0,02 persen dengan IHK 127,91.(Lihat Tabel 5).

Tabel 5

Perbandingan Indeks dan Inflasi/DeflasiJanuari 2016 Kota-Kota di Pulau Sumatera, (2012=100)

K O T A Januari 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Meulaboh 121,82 0,46 2. Banda Aceh 117,01 0,61 3. Lhokseumawe 118,65 0,29 4. Sibolga 125,64 1,82 5. PematangSiantar 126,63 0,44 6. Medan 125,83 0,91 7. Padang Sidempuan 121,09 0,72 8. Padang 127,12 0,02 9. Bukit Tinggi 121,88 0,30 10. Tembilahan 127,21 0,47 11. Pekanbaru 123,11 0,25 12. Dumai 123,55 0,65 13. Bungo 121,54 0,78 14. Jambi 122,20 0,42 15. Palembang 120,91 0,32 16. Lubuklinggau 121,10 0,49 17. Bengkulu 129,46 0,67 18. Bandar Lampung 124,22 0,26 19. Metro 131,12 0,64 20. Tanjungpandan 127,91 -0,02 21. Pangkalpinang 124,92 0,93 22. Batam 123,14 0,49 23. Tanjung Pinang 123,41 0,93 TANJUNGPANDAN 127,91 -0,02

(10)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 10

Perbandingan Antarkota di Pulau Jawa

Pada Januari 2016 dari kota-kota IHK di wilayah Pulau Jawa yang berjumlah 26 kota, tercatat seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tasikmalaya 0,93 persen dengan IHK122,23 dan terendah di DKI Jakarta 0,24 persen dengan IHK 123,65. (Lihat Tabel 6).

Tabel 6

Perbandingan Indeks dan Inflasi/DeflasiJanuari 2016 Kota-Kota di Pulau Jawa, (2012=100)

K O T A Januari 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. DKI Jakarta 123,65 0,24 2. Bogor 122,76 0,88 3. Sukabumi 122,78 0,67 4. Bandung 122,36 0,53 5. Cirebon 119,53 0,50 6. Bekasi 120,54 0,37 7. Depok 122,03 0,68 8. Tasikmalaya 122,23 0,93 9. Cilacap 125,32 0,76 10. Purwokerto 121,00 0,57 11. Kudus 128,80 0,44 12. Surakarta 120,45 0,52 13. Semarang 122,25 0,39 14. Tegal 120,00 0,62 15. Yogyakarta 121,09 0,53 16. Jember 120,76 0,43 17. Banyuwangi 121,01 0,67 18. Sumenep 121,15 0,65 19. Kediri 121,56 0,47 20. Malang 123,84 0,58 21. Probolinggo 121,74 0,42 22. Madiun 120,63 0,49 23. Surabaya 122,74 0,73 24. Tangerang 131,32 0,89 25. Cilegon 126,64 0,76 26. Serang 129,98 0,90 TANJUNGPANDAN 127,91 -0,02

(11)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 11

Perbandingan Antarkota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

Pada Januari 2016 dari kota-kota IHK di wilayah luar Pulau Jawa dan Sumatera yang berjumlah 33, tercatat 27 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 1,49 persen dengan IHK 119,82. Deflasi tertinggi terjadi di Gorontalo 0,58 persen dengan IHK 119,52. (Lihat Tabel 7).

Tabel 7

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Januari 2016 Kota-Kota di Luar Pulau Jawa dan Sumatera

(2012=100) K O T A Januari 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1. Singaraja 130,53 1,03 2. Denpasar 120,16 0,49 3. Mataram 122,64 1,11 4. Bima 126,84 1,29 5. Maumere 118,09 0,42 6. Kupang 127,14 0,78 7. Pontianak 130,23 0,36 8. Singkawang 122,54 0,13 9. Sampit 124,81 0,70 10. Palangkaraya 121,24 0,17 11. Tanjung 124,51 -0,19 12. Banjarmasin 122,40 0,49 13. Balikpapan 126,09 -0,21 14. Samarinda 125,92 0,50 15. Tarakan 132,04 0,82 16. Manado 124,98 -0,18 17. Palu 124,71 -0,41 18. Bulukumba 128,93 0,46 19. Watampone 119,08 0,50 20. Makassar 124,21 1,36 21. Pare-Pare 120,90 1,11 22. Palopo 121,22 0,61 23. Kendari 119,82 1,49 24. Bau-Bau 128,24 1,22 25. Gorontalo 119,52 -0,58 26. Mamuju 122,71 -0,06 27. Ambon 122,19 0,28 28. Tual 136,49 0,29 29. Ternate 128,50 0,52 30. Manokwari 116,07 0,32 31. Sorong 124,57 1,11 32. Merauke 132,51 1,12 33. Jayapura 124,49 0,76 TANJUNGPANDAN 127,91 -0,02

(12)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 12

ANDIL INFLASI KOMPONEN INTI, KOMPONEN DIATUR PEMERINTAH,

DAN KOMPONEN BERGEJOLAK JANUARI 2016

Pada Januari 2016 komponen yang memberikan andil deflasi yakni komponen harga yang diatur pemerintah sebesar 0,40 persen, hal ini berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi sebesar 0,53 persen. Begitupun komponen bergejolak memberikan andil deflasi sebesar 0,37 persen, juga berlawanan arah dengan bulan sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,62 persen. Sementara komponen inti memberikan andil inflasi sebesar 0,75 persen yang searah dengan bulan sebelumnya yang memberikan andil inflasi 0,08 persen (lihat Tabel 8).

Tabel 8

Dekomposisi Andil Inflasi/Deflasi (persen) KotaTanjungpandan

Komponen Desember 2015 Januari 2015

(1) (2) (3)

U m u m 1,23 -0,02

1 Inti 0,08 0,75

2 Harga Diatur Pemerintah 0,53 -0,40

3 Bergejolak 0,62 -0,37

Keterangan:

1) Komponen Inti: Komponen yang terdiri dari komoditas spesifik yang hanya ada di kota penghitungan Inflasi tersebut.

2) Komponen Harga Diatur Pemerintah: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya diatur dari pemerintah seperti

tariflistrik, tarif air minum, rokok, angkutan laut, angkutan udara, kereta api, BBM, dll

3) Komponen Bergejolak: Komponen yang terdiri dari komoditas yang harganya bersifat tidak stabil/bergejolak seperti beras,

(13)

Berita Resmi Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No.08/02/19/Th.XIV, 1 Februari 2016 13

BPS PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Darwis Sitorus, S.Si., M.Si

Kepala BPS Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Telepon: 0717-439422 Fax: 0717-439425

Http://babel. bps.go.id

BPS KABUPATEN BELITUNG

Informasi lebih lanjut hubungi:

Agus Puji Raharjo, S.Si, MMA

Kepala BPS Kabupaten Belitung

Jalan Hasan Basri No. 16 Tanjungpandan - Belitung

Telp.0719-21065 Fax. 0719-21551 Email: bps1902@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Benar saja, ketika pihak FA melakukan penyelidikan sedikitnya federasi sepakbola Inggris tersebut menemukan ada tujuh pemain dari kedua kesebelasan yang terlibat dalam

Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi dan tuntutan bendaharawan). Penerimaan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah. Penerimaan

Pada bab ini akan menganalisis bagaimana kebijakan kerjasama militer bisa dipakai sebagai sarana untuk mengakomodasikan kepentingan nasional, terutama kepentingan strategis

(1996) adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa) sampai rangsang itu disadari dan dimengerti. Sedangkan iklim kelas

Menganalisa kekuatan dari produk tongkat lansia dimana pada tahap ini produk tongkat lansia akan dilakukan perhitungan tegangan dengan menggunakan metode Elemen

Namun dalam pembuatannya tersebut diperlukan suatu analisa yang mana diperlukan untuk mengetahui kelayakan produk melalui beberapa pengujian terkait produk pangan

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi cross sectional dan subjek penelitian sejumlah 36 orang guru dan karyawan SMA Negeri 1

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “ Pengujian Serta Analisis Berbagai Bentuk Kolom Beton Bertulang Terhadap Kapasitas Lentur dan Daktilitas Menahan