I S S U E
1 2 ,
7
M A R E T
2 0 1 7
C o n t e n t
LIGA INGGRIS
Kutukan Liga Inggris, Mitos atau Fakta
KOMENTATOR
Lebih Heboh mana? Bung Jebret Atau Bung Ahay
PERJUDIAN SEPAKBOLA
4 Pertandingan yang di atur oleh bandar
PIALA PRESIDEN
Perjalanan Panjang menuju Final
KUTUKAN LIGA INGGRIS
MITOS ATAU FAKTA
By Muhammad Adam
Wembley Jadi Stadion Paling
Menyebalkan Bagi Klub Inggris
Pelatih Dipecat Usai Juarai Liga Inggris
Kutukan ini menjadi yang paling populer dalam sepekan terakhir. Claudio Ranieri baru saja dipecat pekan lalu dari
jabatannya sebagai manajer Leicester City. Padahal di musim sebelumnya, Ranieri berhasil membawa klub tersebut menjuarai liga.
Nasib sial sebelumnya menimpa Jose Mourinho di musim 2015/16. The Special One dipecat sebagai manajer Chelsea di musim tersebut usai menjuari liga di musim 2014/15. Begitu pula dengan Roberto Mancini yang berhasil membawa Manchester City meraih gelar liga
pertama mereka, namun dipecat pada musim berikutnya. Dua Belas Pertandingan Mourinho
Entah kutukan entah keberuntungan, itulah hal yang ada pada klub yang dimanajeri oleh Jose Mourinho. Dalam lima musim yang ia lewati sebelumnya bersama Chelsea, ada hal unik yang terjadi. Setelah 12 pertandingan, posisi The Blues dalam klasemen sementara akan sesuai dengan di klasemen akhir, di mana tiga diantaranya berakhir sebagai juara liga.
Kutukan Wembley
Musim ini dalam 12 pertandingan yang dimainkan, Manchester United
menduduki peringkat keenam. Akankah kutukan ini terus berlanjut hingga MU nish di urutan keenam? Well, hanya waktu
yang bisa menjawab.
Wembley menjadi salah satu stadion yang paling dihindari klub dari tanah Inggris untuk berlaga di Liga Champions. Mengapa? Statistik membuktikan hal tersebut.
Tottenham Hotspur harus turun ke Europa League dari Liga Champions karena hasil minor yang mereka dapatkan dalam fase grup di Wembley. Dan belum lama,
langkah Spurs harus terhenti di babak 32 besar Europa League setelah hanya bermain imbang 2-2 oleh Gent di
Wembley dengan kekalahan agregat 2-3. Belum cukup? Manchester United kalah di nal Liga Champions 1-3 dari Barcelona di Wembley pada 2011 lalu. Dan
sebelumnya, Arsenal hanya menang 2 kali dari 6 pertandingan Liga Champions yang mereka mainkan di Wembley. Rebutbola – Liga Inggris merupakan salah satu liga tersukses di dunia. Ketatnya
persaingan di setiap musim serta kualitas pemain jempolan membuat liga ini semakin menarik. Sebut saja Leicester City yang musim lalu keluar sebagai juara namun kini harus berjuang melawan jurang degradasi.
Kutukan merupakan nasib buruk yang menimpa sesuatu. Sama halnya dengan sesuatu lainnya, Liga Inggris juga memiliki kutukan yang melekat di dalamnya.
ebutbola – Pertandingan
R
sepakbola semakin menarik dengan adanya komentator. Tanpa komentator, pertandingan sepakbola terasa hambar, apalagi jika hanya sebatas penonton layar kaca. Layaknya pertandingan sepakbola pada umumnya, laga di Indonesia juga memiliki komentator. Beberapakomentator memberikan kesan unik tersendiri, bahkan terbilang ditunggu-tunggu oleh penonton layar kaca. Sebut saja Bung Ahay dan Bung Jebret.
Bung Jebret
Bung Jebret merupakan julukan yang dimiliki Valentino Simanjuntak. Ia mulai diketahui publik karena ketika ada pemain yang menendang ke arah gawang pasti spontan langsung mengucapkan kata “Jebreettt..!!!”. Komentator ini sekarang ini menjadi host dan komentator sepakbola di MNCTV dan GlobalTV. Banyak yang menjadi tahu “Bung Jebret” ini ketika laga Timnas U-19 saat mengikuti ajang AFF U-19
Championship.
Karena gaya “jebret” yang khas dan saking populernya, bahkan sampai meme yang berkaitan dengannya bertebaran di internet.
Bung Jebret
dan
Bung Ahay,
Mana Lebih Heboh?
By Muhammad Adam
Bung Jebret Mulai Populer Ketika Mengomentari
Laga AFF U-19 Championship
Bung Ahay
Bung Hadi Gunawan merupakan komentator kondang, sama halnya seperti Bung Valentino Simanjuntak yang juga memiliki kata-kata yang khas. Kalau Bung Valentino Simanjuntak terkenal dengan kata “Jebret”, sedangkan Bung Hadi Gunawan populer dengan kata “Ahay”.
Coba perhatikan ketika ada pemain yang menendang bola ke arah gawang namun berhasil ditepis oleh kiper. Apa yang dikatakan Bung Hadi Gunawan? Ya, ia akan langsung mengatakan “Ahaayyy..!!!”.
Sekarang ini Bung Hadi Gunawan menjadi komentator di RCTI. Namun sosoknya masih menjadi misterius karena
doi hanya mengomentari pertandingan sepak bola saat sedang bertanding saja, dengan kata lain Bung Hadi Gunawan sebagai komentator di belakang layar.
Kemudian, siapa diantara mereka yang paling heboh? Tentu saja yang paling heboh adalah jika keduanya menjadi komentator bersama dalam satu pertandingan sepakbola. Ahaaay jebret!
AH
AAAAY....
jEBRE
By Anang Ismail
Praktik Perjudian Sepakbola
Sudah Terjadi Sejak 100 Tahun Silam
Empat Pertandingan Top yang Terbukti
Diatur Bandar Judi
ebutbola – Bisnis sepakbola
R
memang kental sekali kaitannya dengan bisnis perjudian. Banyak oknum-oknum yang memanfaatkan keriuhan pertandingan sepakbola untuk mengadu peruntungan mereka demi bisa meraup pundi-pundi uang.Mulai dari tebak skor, memilih klub mana yang bisa memenangkan pertandingan, hingga banyak lagi perjudian sepakbola yang telah dimodikasi sedemikian rupa.
Dari industri ini, sangat banyak uang yang mengalir didalamnya. Pemenang tentu bisa menjadi kaya mendadak jika beruntung. Karena tergiur dengan kemegahan
perjudian tersebut, banyak Bandar judi atau pemain yang rela memanipulasi hasil
pertandingan agar bisa mendapat
kemenangan dengan mudah. Berikut kami sajikan empat pertandingan top yang telah terbukti merupakan settingan dari Bandar judi.
Manchester United vs Liverpool (1915)
Jauh sebelum Liga Premier bergulir, lebih dari seabad silam tanah Inggris dihebohkan dengan skandal pengaturan skor.
Menariknya, bukan tim dari devisi bawah,
skandal ini tak tanggung-tanggung menimpa dua klub sekelas Manchester United dengan Liverpool.
Pada 2 April tahun 1915 dua tim bertemu di Old Trafford. Banyak yang memprediksi pertandingan tersebut akan berjalan sangat menarik. Apalagi tim tuan rumah kala itu sedang berjuang untuk keluar dari jurang degradasi.
Namun pertandingan tersebut justru berjalan tak sesuai harapan. United memang menang dengan skor 2-0, tapi ada banyak kejanggalan yang terjadi pada pertandingan itu. Pertama Liverpool terlihat ogah-ogahan kala bermain, kedua
ketika pemain mereka, Fred hampir mencetak gol para pemain Liverpool justru mengajukan protes kepada wasit. Jelas bukan tindakan yang biasa ketika rekan setim memprotes ketika pemain ingin mencetak gol.
Usai pertandingan tersebut muncul selebaran yang menyebut bahwa
pertandingan tersebut sudah diatur oleh bandar judi. Benar saja, ketika pihak FA melakukan penyelidikan sedikitnya federasi sepakbola Inggris tersebut menemukan ada tujuh pemain dari kedua kesebelasan yang terlibat dalam skandal pengaturan skor dan telah bekerjasama dengan perusahaan judi. Ketujuh pemain itu adalah Sandy Turnbull, Arthur Whalley dan Enoch West dari
United, serta Jackie Sheldon, Tom Miller, Bob Pursell dan Thomas Fairfoul dari Liverpool. Mereka semua pada akhirnya diputuskan bersalah oleh FA dan dihukum larangan bermain selama seumur hidup
FC Porto vs Beira Mar (2004)
Pertandingan selanjutnya yang diketahui merupakan Settingan dari Bandar Judi adalah pertandingan dari Liga Portugal. Pada pertemuan tersebut, dua klub yang bertanding adalah FC Porto melawan Beira Mar. Duggaan tersebut terbukti setelah Portuguese Judiciary Police (Kepolisian khusus korupsi di Portugal) melakukan investigasi terhadap banyak wasit dan pemilik klub.
Hasil penelidikan mengungkapkan fakta bahwa sebelum dimulainya pertanding antara kedua kesebelasan, pemilik Porto kala itu, Jorge Nuno Pinto da Costa,
melakukan penyuapan sebesar $3,895 AS kepada wasit yang memimpin laga itu, Augusto Duarte sebelum
pertandingan.
Imbas suap tersebut, pertandingan berakhir dengan skor sama kuat tanpa gol. Setelah kasus ini terungkap, Jorge Nuno dihukum larangan aktif dalam sepakbola selama dua tahun serta kala itu Porto mengalami pengurangan enam poin.
Nepal vs Yordania (Kualikasi Piala Dunia 2014 zona Asia)
Nampaknya praktik suap tak hanya terjadi dalam level klub saja. Di level Internasional, praktik suap ini juga pernah dirasakan pada pertandingan Nepal vs Yordania pada ajang
Kualikasi piala Dunia 2014 zona Asia. Secara mengejutkan, Nepal berhasil menang telak dalam dua leg dengan skor 1-10 atas Yordania. Hasil yang sangat kontras ini tentu lantas menarik perhatian dari Asosiasi Sepakbola Asia, AFC.
Penyelidikan pun dilakukan, kebenaran terungkap dengan memunculkan sebanyak lima pemain Nepal yang terlibat dalam kasus pengaturan skor di laga tersebut. Dua diantaranya adalah Sagar Thapa dan Ritesh Thapa, yang kedapatan mempunyai nominal uang yang sangat besar dalam rekeningnya. Akhirnya pada 2015 lalu pun kelima pemain plus satu sioterapis Nepal kala itu dimasukan ke penjara dan mereka dihukum dengan hukuman seumur
hidup larangan beraktivitas dalam dunia sepak bola.
Malaysia vs Timor Leste (SEA Games 2015)
Sea Games pun tak luput dari praktik nakal ini. Baru-baru ini, pada tahun 2015 ditemukan kejanggalan dalam
pertandingan Malaysia melawan Timor Leste. Laga tersebut diduga telah dimanipulasi.
Pertandingan itu memang hanya
menelurkan satu gol untuk kemenangan Malaysia. Namun yang menjadi sorotan adalah bagaimana para pemain Timor Leste terlihat bermain ogah-ogahan pada pertandingan tersebut.
Mereka hanya bermain melawan 10 pemain Malaysia karena satu pemain mendapat kartu merah di tengah-tengah jalannya laga. Setelah
melakukan investigasi, AFC akhirnya memutuskan manajer Timor Leste kala itu, Orlando Marques sebagai orang yang bersalah karena diketahui sebelum laga dirinya mendapatkan suap untuk mengatur pertandingan dari bandar judi sebesar $11.000 AS. Atas perlakuan kejinya itu pun Orlando Marques kemudian dihukum seumur hidup beraktivitas di dunia sepak bola.
By Anang Ismail
Perjuangan Keras Dua Finalis Piala Presiden 2017
Rebutbola – Tak terasa, gelaran kompetisi pra musim Piala Presiden 2017 sudah sampai pada ujungnya. Pada partai pamungkas nanti, tim asal Samarinda, Pusamania Borneo FC akan menghadapi Arema FC yang merupakan tim favorit juara. Perjalanan kedua tim hingga mencapai babak pamungkas ini bisa dibilang tak mudah. Kedua tim harus bekerja sangat keras untuk bisa menjadi dua yang terbaik. PBFC berhasil membuktikan bahwa
kemampuan skuat mereka bukan hanya sebagai pemanis kompetisi ini.
Sedangkan Arema FC yang sejak awal memang difavoritkan menjadi salah satu kandidat kuat peraih gelar juara pun banyak mengalami kesulitan sebelum akhirnya berhasil mencapai babak pamungkas. Salah satunya adalah perjuangan yang telah mereka tunjukan pada babak semifinal
kemarin melawan Semen Padang.
Untuk menyegarkan ingatan kita, berikut kami sajikan rangkuman perjalanan dua finalis Piala Presiden 2017 dari fase grup hingga baak semifinal kemarin.
Fase Grup
Dalam Fase Grup, PBFC dan Arema FC berhasil lolos dengan status juara grup. PBFC yang tergabung dalam grup D secara mengejutkan lolos sebagai juara
mengalahkan Sriwijaya FC, Barito Putera bahkan Bali United yang berstatus sebagai tuan rumah.
Menariknya, dari tiga pertandingan yang mereka jalankan pada fase grup, mereka hanya berhasil menang satu kali, dua sisanya berakhir imbang. Meskipun hanya menyarangkan satu gol, mereka berhasil menjadi salah satu tim yang tidak kebobolan.
Perjalanan Panjang
PBFC dan Arema FC
Berangkat dari ide, Rebutbola.com adalah sebuah
portal berita sepakbola yang mengandalkan berita unik
dan mendalam. Didirikan di tahun 2015, kami memiliki
misi untuk menjadi portal sepakbola yang
menggabungkan informasi, event dan juga online
shopping. Terus ikuti update terbaru dari Rebutbola
yang selalu menyajikan berita, prediksi, kuis berhadiah,
dsb. Rasakan perbedaannya dengan menjelajahi
website kami. Rebutbola,
Contact Us :
sales@rebutbola.com (Memasang Iklan)
karier@rebutbola.com (Lamaran Kerja)
bisnis@rebutbola.com (Sponsorship)
rebutbola@gmail.com (Press Release)
Pada dua pertandingan pertama, PBFC berhasil menahan imbang Bali United dan Barito Putera dengan skor 0-0, sementara kala menghadapi Sriwijaya FC di
pertandingan terakhir fase grup, mereka sukses menang dengan skor tipis 1-0. Sementara itu, Arema FC mempunyai statistik yang lebih baik dibandingkan
dengan PBFC, menang dua kali dan satu kali menelan hasil imbang, berhasil membawa tim asal kota malang itu melaju ke babak selanjutnya dengan status juara grup. Tergabung di grup B, Arema berhasil memenangkan pertandingan pertama mereka kala menghadapi Bhayangkara FC dengan skor 2-0, dipertandingan kedua, Persija berhasil menahan imbang Arema dengan skor 1-1, dan pada pertandingan terakhir Arema memantapkan perjalanan mereka menuju babak knock out setelah mengalahkan PS TNI dengan skor telak 4-0. Fase Perempatfinal
Memasuki babak perempatfinal, sistem undian mempertemukan PBFC dengan Madura United yang berstatus sebagai salah satu runner up terbaik. Memakai format single match PBFC dan Madura United harus melanjutkan pertandingan hingga babak adu penalti setelah 120 menit waktu yang diberikan skor 0-0 tetap bertahan. Pada babak adu penalti PBFC berhasil menang dengan skor 5-4.
Sementara itu, Arema FC lagi-lagi
menjalankan pertandingan mereka dengan amat mulus. Dipertemukan dengan Sriwijaya FC, tim asal jawa timur tersebut berhasil menang dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal Adam Alis cukup untuk membawa tim berjuluk Singo Edan masuk kebabak semifinal.
Fase Semifinal
Fase semifinal bisa dibilang menjadi babak yang paling menegangkan sepanjang berjalannya Piala Presiden 2017 kali ini. Memakai sistem dua leg, membuat setiap hasil yang mereka dapat di leg pertama belum bisa memastikan langkah mereka ke babak final.
PBFC yang dipertemukan dengan Persib Bandung melangsungkan pertandingan yang cukup sengit sejak leg pertama. Persib yang mempunyai rekor buruk kala bermain di Stadion Segiri kembali memperpanjang rekor tersebut setelah takluk dengan skor 2-1. Pada leg kedua, Persib yang ketinggalan agregat gol bermain sangat ngotot untuk membalikkan kedudukan. Namun, PBFC menolak untuk memberikan kemenangan kepada Persib dengan mudah. Hingga 120 menit pertandingan berjalan skor 2-1 tetap menghiasi papan skor leg kedua.
Pertandinganpun harus dilanjutkan hingga babak adu penalti. Seluruh eksekutor PBFC berhasil menjalankan tugas mereka dengan baik, sementara satu penendang Persib, Kim Jeffrey Kurniawan gagal menjalankan
tugasnya dengan baik. PBFC berhasil lolos kefinal dengan skor 5-3.
Sementara Arema menunjukkan perjuangan yang lebih heroik dibandingkan perjuangan yang ditunjukan oleh PBFC melawan Persib. Bagaimana tidak, Arema yang pada leg pertama tertinggal 1-0 atas Semen Padang justru berhasil membalikan kedudukan dengan skor 5-2. Lima gol dari Cristian Gonzales menjadi momok tersendiri bagi Semen Padang. Arema pun memastikan diri setelah unggul agregat 5-3 atas Semen padang
Final
Pada pertandingan nanti, PBFC akan kembali diuji kemampuannya oleh Arema FC. Konsistensi PBFC tentu akan menjadi kunci bagi anak-anak Borneo untuk bisa menyulitkan langkah Arema merengkuh trofi Piala Presiden 2017 ini. Namun dengan mental sekuat yang ditunjukan anak asuh Aji Santoso kala menghadapi Semen Padang di leg kedua, tim asal Malang ini diprediksi akan memenangkan gelaran Piala Presiden 2017.