• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia saat ini dituntut oleh tingkat mobilitas yang tinggi secara

rutinitas. Salah satu sarana yang mendukung lancarnya kegiatan manusia itu

sendiri adalah alat transportasi. Alat transportasi sangat dibutuhkan dalam

menunjang aktivitas seseorang, bahkan dapat dikatakan aktivitas seseorang dapat

tertunda jika alat transportasinya tidak mendukung. Salah satu alat transportasi

yang berkembang saat ini adalah sepeda motor. Tingginya permintaan terhadap

sepeda motor didorong oleh harga sepeda motor yang terjangkau oleh masyarakat,

semakin mudahnya cara memiliki sepeda motor dan mudah dalam perawatan.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memberikan keterangan

pertumbuhan produksi sepeda motor yang mengalami kenaikan, tahun 2008 lalu

produksi sepeda motor sejumlah 4,7 unit, pada tahun 2009 mengalami kenaikan

menjadi 5,8 juta unit, dan pada tahun 2010 diprediksi akan naik menjadi 6,3 juta

unit

produksi sepeda motor juga akan menaikkan kebutuhan pada oli sepeda motor

sebagai kebutuhan mesin agar tetap terjaga dengan baik.

Sepeda motor yang dirawat dengan baik dan tertatur merupakan faktor

penting dalam menjaga kondisi kendaraan yang baik. Salah satu yang perlu

diperhatikan adalah oli sebagai pelumas yang berada pada mesin kendaraan.

Perawatan yang tergolong sederhana tetapi sangat vital adalah penggantian rutin

oli pelumas.

(2)

Merek pelumas yang berbagai macam jenis tersedia di pasaran. Jumlah

pesaing di pasar yang semakin meningkat akan menimbulkan ketajaman

persaingan diantara merek-merek meningkat. Data menyebutkan, ada 198

produsen pelumas lokal dan impor yang menjajakan sekitar 250 merek. Tetapi

dari ratusan merek itu yang terdistribusi secara nasional dan memiliki volume

penjualan cukup besar, yakni Mesran, Prima XP, Fastron, Enduro 4T, Evalube,

Top-1, Federal, Pennzoil, Agip, Castrol, Shell Helix, Fuchs Oli, Total, dan Motul

Pelumas yang dibutuhkan sangat tinggi. Di Indonesia belum ada lembaga

yang menghitungnya secara detail. Namun, beberapa sumber menyebutkan

kebutuhan pelumas secara nasional diperkirakan sekitar 700 juta kiloliter per

tahun. Melihat potensi pasar pelumas yang besar itu, banyak perusahaan pelumas

yang turut memperebutkan pasar.

Tabel 1.1

Volume Penjualan Oli di Indonesia

Jenis

Volume

Penjualan

Pertamina

54%

Penzzoil

12%

TOP-1

11%

Castrol

5%

Shell

3%

Agip

3%

Yamalube

2,4%

Motul

1%

Sumber : www.kontan.co.id (diakses tanggal 26 Mei 2010)

Tabel di atas menjelaskan tingkat volume penjualan secara nasional

beberapa Oli di Indonesia. Menurut data dari Asosiasi Pelumnas Indonesia

(Aspelindo),

Pertamina

sampai saat ini masih mendominasi pasar sampai sekitar

54% pasar konsumsi produk seperti

Fastron, Mesran, Mesran Super, Mesran

(3)

Prima, Meditran, Prima XP, Federal, 2T Enviro, Rored

dan lain-lain. Bahkan

merk Mesran dari Pertamina merupakan penguasa terbesar pasar pelumas

Indonesia, terutama untuk mencukupi kebutuhan sepeda motor. Setelah Pertamina

disusul pemain utama lainnya yaitu

Penzzoil (

12%),

Evalube

(12%),

Top 1

(11%),

Castrol

(5%),

Shell

(3%),

Agip

(3%),

Motul

(1%)

(http://wahyublocknote.blogspot.com). Sedangkan penjualan Oli Yamalube

berhasil menembus angka 2,4 % (www.kontan.co.id).

Yamaha Indonesia terus mengalami kenaikan nilai penjualan dari tahun ke

tahun. Hal ini merupakan fenomena pasar yang sangat luar biasa. Sebagai

pabrikan sepeda motor yang tak pernah berhenti berinovasi, Yamaha memiliki

tekad untuk menjadi no.1 di hati konsumen Indonesia. Hal ini dikarenakan

Yamaha yang mengutamakan kepuasan konsumen dalam hal ini tidak hanya

berkonsentrasi untuk menjual produknya, tetapi sadar betul bahwa tingkat

pelayanan

after sales service

sangat besar pengaruhnya pada nilai guna sepeda

motor itu sendiri.

Pasar oli yang diperebutkan beberapa persaingan ini tentunya tidak

terlepas dari pertumbuhan pasar sepeda motor dan peningkatan produksi sepeda

motor. Produsen kendaraan khususnya sepeda motor semakin bijak dengan

menyesuaikan produksi oli sesuai dengan tipe sepeda motor yang diproduksi,

salah satunya adalah Oli Yamalube.

Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi Yamaha, serta

meningkatnya kebutuhan konsumen terhadap oli pelumas yang berkualitas,

Yamalube sebagai oli berstandar kualitas dari Yamaha Motor Co. Japan,

diformulasi khusus untuk sepeda motor Yamaha. Adapun keunggulan yang

(4)

dimiliki Oli Yamalube yaitu dapat menjadikan performa mesin lebih tinggi,

bersifat ramah lingkungan, efisien, dan tahan lama.

Keputusan membeli seseorang merupakan hasil suatu hubungan yang

saling mempengaruhi antara faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologi.

Hal ini sangat berguna untuk mengidentifikasikan pembeli-pembeli yang mungkin

memiliki minat terbesar trerhadap suatu produk. Konsumen menjadi fokus

perhatian pabrik. Konsumen merupakan pusat dari seluruh usaha pemasaran.

Pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi

konsumen dan mengembangkan pemahaman konsumen melakukan keputusan

pembelian untuk meraih keberhasilan.

Para pemasar harus mendalami berbagai pengaruh terhadap para pembeli

dan mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaimana sebenarnya para

konsumen membuat keputusan pembelian mereka ( Kotler: 2000:246), dalam hal

ini

positioning

dan

brand awareness

merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi keputusan dalam melakukan pembelian terhadap suatu

perusahaan.

Positioning

sering disebut sebagai strategi untuk memenangi dan

menguasai benak pelanggan melalui produk yang kita tawarkan (Kartajaya:

2004:11). Kartajaya mempunyai definisi sendiri,

positioning

didefinisikan sebagai

the strategy to lead your customer credible

, yaitu upaya mengarahkan pelanggan

anda secara kredibel atau dengan kata lain untuk membangun dan mendapatkan

kepercayaan pelanggan. Semakin kredibel anda di mata pelanggan, semakin

kukuh pula

positioning

anda.

(5)

Brand awareness

(kesadaran akan merk) dari perusahaan tersebut, dimana

apabila suatu perusahaan yang sudah berdiri lama dan memiliki reputasi yang baik

dimata pelanggan maka nama dari perusahaan tersebut akan menimbulkan

loyalitas tersendiri di dalam hati para pelanggan, sehingga pelanggan akan

melakukan pembelian pada perusahaan tersebut secara berulang-ulang. Suatu

perusahaan terutama perusahaan jasa akan mendapatkan nilai yang baik oleh para

pelanggannya di sebabkan oleh faktor-faktor pendukung yang biasa digunakan

dalam bauran pemasaran jasa, seperti kualitas pelayanan yang baik,

fasilitas-fasilitas yang memadai sehingga menciptakan kenyamanan.

Positioning

dan

brand awareness

merupakan persepsi pelanggan terhadap

pembelian secara keseluruhan. Persepsi pelanggan terhadap

positioning

dan

brand

awareness

yang dimiliki oleh Oli Yamalube akan dapat memberikan dampak

positif bagi pelanggan yang kemudian akan menciptakan minat bagi pelanggan

untuk mengambil keputusan melakukan pembelian Oli Yamalube. Pemberian atau

pelayanan jasa oleh perusahaan akan dapat mengalami kegagalan dalam

memberikan kepuasan kepada pelanggan apabila perusahaan tidak mengetahui

bentuk layanan yang sebenarnya diinginkan pelanggan. Hal ini harus dapat

dihindari oleh perusahaan-perusahaan karena dalam membangun

positioning

dan

brand awareness

yang baik dimata pelanggan perusahaan harus menciptakan

kesan yang baik pula tentu saja dengan mengetahui bentuk layanan yang

diinginkan oleh pelanggan.

(6)

Berikut ini adalah data jumlah konsumen yang melakukan pembelian Oli

Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha).

Tabel 1.2

Jumlah Penjualan Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari

No.

Tahun

Jumlah Pembelian

1

Januari 2010

1115 botol

2

Februari 2010

1144 botol

3

Maret 2010

1200 botol

Sumber: CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha) (2010)

Tabel di atas menunjukkan terjadinya kenaikan pembelian Oli Yamalube

setiap bulan. Pada bulan Februari terjadi kenaikan sebesar 29 unit dari bulan

Januari, begitu juga pada bulan Maret terjadi kenaikan sebesar 56 unit dari bulan

Februari. Sehingga dapat diasumsikan bahwa pembelian Oli Yamalube

meningkat.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Pengaruh Positioning dan

Brand awareness Terhadap Keputusan Pembelian Oli Yamalube pada CV.

Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha)”

B. Perumusan Masalah

Pada penelitian ini permasalahan yang muncul adalah: “Apakah faktor

positioning

dan

brand awareness

mempunyai pengaruh yang positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima

Lestari (Dealer Yamaha)?”

(7)

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek

ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara logis

diterangkan, dikembangkan, dari perumusan yang telah diidentifikasi melalui

proses wawancara, observasi dan survey literatur (Kuncoro, 2003). Keputusan

pembelian merupakan keputusan yang diambil oleh konsmen untuk membeli

merek yang disukai setelah mengetahui informasi yang didapat (Kotler, 2001:

221).

Lupiyoadi (2001 : 48) mengemukakan

positioning

mencakup perancangan

penawaran dan citra perusahaan agar target pasar mengetahui dan menganggap

penting posisi perusahaan di antara pesaing. Dinamika pesaing bisnis yang

semakin ketat antara berbagai perusahaan dalam menghasilkan dan menjual

produknya memberikan pengaruh terhadap pandangan bahwa perusahaan harus

memberitahukan dan memperkenalkan produknya kepada masyarakat agar

masyarakat terdorong untuk membeli produk perusahaan.

Positioning

bertujuan untuk membedakan persepsi perusahaan berikut

produk dan jasanya dari pesaing. Istilah

positioning

mengacu pada upaya

penempatan atau menggerakkan suatu produk ke suatu tingkatan yang diinginkan

dan sesuai dengan perhatian konsumen.

Aaker (1997 : 90) mengemukakan

brand awareness

merupakan

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali

bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Kesadaran

merek membutuhkan jangkauan dari perasaan yang tidak pasti bahwa merek

(8)

tertentu dikenal menjadi keyakinan bahwa produk tersebut merupakan

satu-satunya dalam kelas produk bersangkutan.

Pada penelitian ini ada dua faktor yang diteliti dalam pengambilan

keputusan pembelian factor tersebut adalah

positioning

dan

brand awareness

dari

perusahaan tersebut. Berdasarkan hal tersebut maka secara sederhana kerangka

konseptual penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber: Aaker (1997), Kotler (2001), Lupiyoadi (2001), Kuncoro (2003)

diolah oleh penulis

D. Hipotesis

Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat

disimpulkan yaitu Faktor

positioning

dan

brand awareness

berpengaruh positif

dan signifikan terhadap pengambilan keputusan pembelian Oli Yamalube pada

CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha).

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor

positioning

dan

brand awareness

terhadap pengambilan keputusan untuk

Positioning

(X

1

)

Brand

Awareness

(X

2

)

Keputusan

Pembelian

(Y)

(9)

melakukan pembelian Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer

Yamaha).

2.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

a.

Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan yang dapat dijadikan acuan

untuk menciptakan minat melakukan pembelian Oli Yamalube.

b.

Bagi peneliti lain

Sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam

melakukan penelitian dimasa yang akan datang, khususnya penelitian yang

berkaitan dengan

positioning

dan

brand awareness

terhadap keputusan

melakukan pembelian.

c.

Bagi penulis

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas cakrawala

berpikir dalam bidang pemasaran, khususnya yang berkaitan dengan

dengan

positioning

dan

brand awareness

terhadap keputusan melakukan

pembelian.

F. Metode Penelitian

1.

Batasan Operasional

Penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh

positioning

(X1)

dan

brand awareness

(X2) sebagai variabel independen terhadap keputusan

pembelian (Y) sebagai variabel dependen pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer

Yamaha).

(10)

2.

Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang diteliti , yaitu:

a.

Variabel

Positioning

(X1)

Positioning

merupakan segala upaya mendesain produk dan merek

agar dapat menempati sebuah posisi yang unik dibenak konsumen,

apakah faktor harga, kualitas, berbeda, dan pelayanan dapat

menjadi alasan melakukan pembelian.

b.

Variabel

Brand Awareness

(X2)

Brand awareness

adalah ukuran kesadaran akan suatu merek

perusahaan oleh konsumen menggunakan faktor-faktor pendukung

diantaranya mudah dikenal, berbeda, familiar, dan memiliki sifat

komitmen.

c.

Variabel Pengambilan Keputusan Pembelian (Y)

Pengambilan Keputusan untuk melakukan pembelian adalah

perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek. Dalam

penelitian ini pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian

Oli Yamalube.

(11)

Tabel 1.3

Definisi Operasional Variabel

Variabel

Definisi

Indikator

Skala

Pengukuran

Positioning

(X

1

)

Segala upaya

mendesain produk dan

merek agar dapat

menempati sebuah

posisi yang unik

dibenak

konsumennya.

a. Harga

b. Kualitas

c. Pelayanan

d. Positioning

dipersepsikan

secara positif oleh

konsumen

Skala Likert

Brand

Awareness

(X

2

)

Sejauh mana sebuah

merek dikenal atau

tinggal di benak

konsumen

a. Mudah dikenal

b. Memiliki ciri khas

c. Rasa suka

d. Memiliki sifat

komitmen

Skala Likert

Keputusan

Pembelian

(Y)

Mengenai cara

konsumen mengetahui

kebutuhan, mencari

informasi, dan

menganalisis alternatif

dalam memilih produk

yang akan dibeli

a. Harga

b. Kualitas

c. Berbeda

d. Pelayanan

e. Mudah dikenal

f.

Familiar

g. Memiliki sifat

komitmen

Skala Likert

Sumber: Aaker (1997), Kotler (2001)

3.

Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran dan dalam penelitian ini adalah Skala Likert sebagai alat

utuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel

yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiono, 2005: 86).

Kriteria pengukuran variabelnya adalah sebagai berikut :

Variabel bebas yaitu persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan

diukur dengan skala likert dengan menggunakan angka 1 sampai dengan angka 5.

Tingkatan indikator dengan skala Likert ini adalah:

(12)

4

= Setuju

3

= Kurang Setuju

2

= TidakSetuju

1

= Sangat Tidak Setuju

4.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha) yang

berlokasi di Jl. Letda Sujono No.55-56 Medan. Penelitian dimulai dari bulan April

2010 sampai dengan bulan Juni 2010.

5.

Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek

penelitian (Kuncoro, 2003 : 103).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah rata-rata dari

konsumen CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha) yang pernah melakukan

transaksi pembelian produk Oli Yamalube sejak bulan Januari 2010 sampai

dengan Maret 2010 yang berjumlah 1153 orang.

Sampel adalah suatu bagian dari populasi yang akan diteliti dan dianggap

dapat menggambarkan populasinya ( Situmorang dan Ginting 2008:151).

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (dalam Umar,

2004: 78), yaitu:

n =

N

1+

Ne²

(13)

Dimana: n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi

e = Taraf Kesalahan = 10%

Sehingga:

n = 1153

1 + 1153(0.1)²

n = 92,019 dan digenapkan menjadi 92 orang

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, peneliti menetapkan sampel sebanyak

92 orang dengan taraf kesalahan 10%. Teknik pengambilan sampel menggunakan

metode

purposive sampling

, yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria dan

tujuan tertentu, yaitu :

a.

Kriteria bahwa konsumen yang pernah melakukan transaksi pembelian

minimal dua kali pada bulan Februari sampai dengan Maret terhadap

produk Oli Yamalube pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha).

b.

Pelanggan berumur 17-60 tahun, karena dianggap berada pada usia

yang sudah mampu mengambil keputusan.

Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah dengan mempertimbangkan

pengalaman pelanggan yang cukup dan usia yang dianggap mampu menilai

kualitas pelayanan dan kepuasan pada CV. Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha).

6.

Jenis dan Sumber Data

a.

Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian

melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

(14)

b.

Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber lain yang

telah mengolah informasi terlebih dahulu seperti data CV. Mitra Prima

Lestari (Dealer Yamaha), jurnal, buku-buku pendukung, dan sebagainya.

7.

Teknik Pengumpulan Data

a.

Wawancara

Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab dengan

responden maupun dengan para karyawan dan manajer CV. Mitra Prima

Lestari (Dealer Yamaha).

b.

Kuesioner

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui

daftar pertanyaan tertulis untuk diisi responden.

c.

Studi Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari data CV.

Mitra Prima Lestari (Dealer Yamaha), jurnal, buku-buku pendukung, dan

sebagainya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

8.

Uji Validitas dan realibilitas

Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dilakukan untuk menguji apakah

kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Valid artinya data yang

diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian.

Apabila r

hitung

> r

tabel

, maka pernyataan dinyatakan valid. Sebaliknya, bila

r

hitung

< r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Reliabel artinya data

yang diperoleh melalui kuesioner hasilnya konsisten bila digunakan peneliti lain.

(15)

Bila r

hitung

> r

tabel

, maka kuesioner dinyatakan reliabel. Sebaliknya, bila

r

hitung

< r

tabel

, maka kuesioner dinyatakan tidak reliabel.

Adapun tempat untuk menguji validitas dan reliabilitas tersebut adalah di

Dealer Yamaha Medan Barat. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam

penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi

software SPSS 15.0 for Windows.

9.

Metode Analisis Data

a.

Metode Deskriptif

Metode ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data

primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden

penelitian sehingga mendapat gambaran umum.

b.

Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias

dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa

kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1.

Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang

et al,

2008:55). Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

pendekatan

kolmogrov smirnov

. Dengan menggunakan tingkat

signifikan 5% maka jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) diatas nilai

signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal

(Situmorang

et al,

2008:62).

(16)

2.

Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen (homokedastisitas). Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji

Glejser

dengan

pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara

statistik mempegaruhi variabel dependen, maka ada indikasi

terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas

tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak

mengarah adanya heteroskedastisitas.

3.

Uji Multikolinearitas

Artinya variabel indepen yang satu dengan yang lain dalam

model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna.

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikololinearitas dapat

dilihat dari besarnya nilai

Tolerance

dan VIF (

Varience Inflation

Factor

) melalui program SPSS.

Tolerance

mengukur variabilitas

variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen

lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai

Tolerance

> 0,1

atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang

et al,

2008:104).

Metode Statistik yang digunakan peneliti untuk menganalisis

adalah dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan

bantuan aplikasi

software SPSS 15.0 for Windows

. Adapun model

persamaan yang digunakan adalah:

(17)

Y=a+b1X1+b2X2+e

Dimana:

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1

X1 = Persepsi

Positioning

b2 = Koefisien Regresi X2

X2 =

Brand Awreness

e =

Standart Error

Dalam analisis regresi ada tiga jenis kriteria ketepatan yaitu:

1.

Uji F, yaitu untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh

persepsi kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap minat

pembelian konsumen. Dengan rumus hipotesis sebagai berikut:

Ho: b1 = b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara serentak tidak

ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1

≠ b2 ≠ 0, artinya variabel be

bas (X1,X2) secara serentak

terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika F

hitung

< F

tabel

pada α = 5%

Ha diterima jika F

hitung

> F

tabel

pada α = 5%

2.

Uji t, yaitu untuk menguji apakah variabel bebas secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai variabel terikat dengan

rumusan hipotesis sebagai berikut:

(18)

Ho: b1, b2 = 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Ha: b1, b2

≠ 0, artinya variabel bebas (X1,X2) secara parsial

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima jika t

hitung

< t

tabel

pada α = 5%

Ha diterima jika t

hitung

> t

tabel

pada α = 5%

3.

Koefisien Determinan (R²)

Dari perhitungan r (korelasi) dapat dilihat hubungan variabel bebas

(X1,X2) dan variabel terikat (Y) positif atau negatif hubungan tersebut.

Determinan digunakan untuk melihat kontribusi variabel bebas

(X1,X2) terhadap variabel terikat (Y).

Gambar

Gambar 1.1: Kerangka Konseptual Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

245 TK MARDIRINI 1 WONOSALAM KECAMATAN WONOSALAM 246 TK MARDIRINI 2 WONOSALAM KECAMATAN WONOSALAM 247 TK MARDISIWI MRANGGEN KECAMATAN MRANGGEN 248 TK MARGO UTOMO

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran keluarga untuk pencegahan penyakit tidak menular pada remaja sebagian besar berada pada kategori cukup optimal (61,1%) dan

Oleh karena itu penelitian yang dilakukan adalah mengklasifikasi motif batik tulis Lasem menggunakan metode Gray Level Co-Occurrence Matrices (GLCM) sebagai ekstraksi

Stations) pada stasiun data kampus baru Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin di Gowa yang dioperasikan sejak bulan Agustus 2013 hingga sekarang. Pengolahan dan

Altman berusaha mengkombinasikan beberapa rasio keuangan menjadi suatu model prediksi dengan teknik statistik, yaitu analisis diskriminan yang dapat digunakan untuk

pendidikan dalam waktu 6 (enam) semester maupun karena kesalahan/pelanggaran yang dilakukan oleh Penerima Beasiswa selama masa perkuliahan yang dapat berakibat pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memetakan daerah yang rawan bencana tsunami wilayah Pesisir Kabupaten Kulon Progo.Metode penelitian yang

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun petai cina (Leucaena glauca (L.) Benth.) memiliki kemampuan untuk menangkap radikal bebas dengan