• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling menjatuhkan, merendahkan, bahkan membenci. Adanya berbagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. untuk saling menjatuhkan, merendahkan, bahkan membenci. Adanya berbagai"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman yang ditandai dengan banyaknya etnis, suku, agama, bahasa, budaya dan adat- istiadat yang ada. Keberagaman tersebut bukanlah hal yang mengharuskan kita untuk saling menjatuhkan, merendahkan, bahkan membenci. Adanya berbagai perbedaan tidak hanya memberikan keunikan yang menarik yang dapat dibanggakan tetapi dipihak lain dapat menimbulkan berbagai konflik. Saling menghormati dan saling bekerja sama adalah salah satu sikap yang harus dilakukan oleh pemeluk agama.

Toleransi salah satu hal yang perlu dijaga bangsa Indonesia, Toleransi merupakan kemampuan untuk memahami dan menerima adanya perbedaan kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Kebudayaan yang satu dengan yang lain pasti memiliki perbedaan, bukan hanya kebudayaan saja agama juga memiliki perbedaan antara agama yang satu dengan yang lain. Dengan menerapkan sikap toleransi yang bertujuan untuk terwujudnya masyarakat yang bersatu tanpa peduli perbedaan dan latar belakangnya.

Kemajemukan bangsa Indonesia terus dipandang sebagai salah satu cara untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan selalu mengembangkan sikap toleransi, saling menghargai dengan yang lain. Menurut Setiadi (2006:153-154) menjelaskan bahwa segala bentuk kesenjangan harus didekatkan, segala keanekaragaman dipandang sebagai kekayaan bangsa milik bersama. Atas dasar tersebut, perbedaan-perbedaan yang sering terjadi dalam

(2)

2

kehidupan masyarakat Indonesia sebenarnya untuk memenuhi kepentingan bersama agar dapat hidup rukun.

Kehidupan bermasyarakat yang serba majemuk tersebut berbagai perbedaan yang ada seperti suku, agama, ras atau golongan, merupakan realita yang harus selalu diperhatikan untuk memajukan negara dan bangsa Indonesia, menuju cita-cita yang diinginkan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Hubungan-hubungan antar bangsa atau masyarakat di Indonesia, menimbulkan suatu bentuk budaya melalui akulturasi, sedangkan hubungan- hubungan budaya akan menimbulkan asimilasi budaya. Terjadinya proses tersebut menunjukkan dalam perkembangan suatu budaya senantiasa terdapat dinamika yang bisa menunjukkan macam-macam polanya antara pertahanan jati diri dan perluasan khazanah budaya. Salah satu faktor yang mendorong terjadinya perluasan khazanah tersebut adalah pengaruh dari luar.

Pluralisme merupakan suatu yang tidak dapat disangkal atau dipungkiri lagi di manapun dan oleh siapapun. Pluralitas dapat menyangkut berbagai aspek kehidupan umat manusia seperti suku, bahasa, adat istiadat, dan juga agama.

Lebih-lebih lagi dalam dunia global yang batas geografi dan budaya menjadi samar-samar, kehidupan manusia menjadi komunitas yang menuntut adanya kesadaran penuh terhadap pluralitas, khususnya pluralitas agama.

Pluralisme dapat menyangkut berbagai aspek kehidupan umat manusia.

Oleh karena itu pluralitas agama merupakan fenomena relitas social yang tidak dapat dielakan dalam kehidupan terutama dalam keagamaan sangat rentan menjadi sumber konflik dan perselisihan. Hal ini terjadi karena ada banyaknya

(3)

3

kepentingan yang berbeda-beda, yang masing-masing beradu diantara keagamaan yang ada, sehingga terjadi konflik dalam masyarakat plural yang tidak dapat dihindari. Lebih-lebih konflik dalam masyarakat yang berada dalam kemajemukan atau pluralitas agama sangat dimungkinkan terjadi.

Meskipun demikian motivasi terjadinya konflik antar umat beragama dalam masyarakat plural terkadang bukan dipengaruhi oleh factor-faktor atas nama agama, akan tetapi konflik yang terjadi disebabkan oleh factor lain, karena dalam masyarakat meskipun berada dalam pluralitas agama diwarnai juga dengan berbagai aspek pluralitas atau kemajemukan dalam hal lain seperti ekonomi, politik, social budaya atau yang lainnya. Oleh karena itu rentan terjadi konflik dan sangat memungkinkan dalam realitas social masyarakat.

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi untuk memecahkan permasalahan masyarakat Indonesia yang majemuk adalah Bhinneka Tunggal Ika.

Setiadi (2006:157) menjelaskan bahwa Bhinneka Tunggal Ika merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia majemuk dan heterogen.

Bhinneka Tunggal Ika menekankan aspek persatuan dalam segala bidang tanpa membeda-bedakan. Terwujudnya Bhinneka Tunggal Ika tidak lepas dari kesadaran masyarakat akan hidup berdampingan dan memahami makna Bhinneka Tunggal Ika agar menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara.

Besarnya sikap toleransi dalam masyarakat salah satunya factor yang mempengaruhi terwujudnya Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika mengharuskan tiap individu menghargai perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat. Penanaman rasa toleransi untuk mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika ditanamkan pada anak sejak usia dini melalui pendidikan berbasis multicultural.

(4)

4

Dalam menghadapi Pluralisme diperlukan paradigma baru yang lebih toleran yaitu paradigma pendidikan multicultural (Mahfud, 2011 : 185).

Toleransi yang demikian mengharapkan dapat terjadinya kehidupan yang harmonis. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk social karena manusia tidak bisa hidup sendiri melainkan tidak terlepas dari bantuan individu lain untuk bertahan hidup. Dalam masyarakat pasti terdapat kebudayaan karena kebudayaan merupakan keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan.

Menurut Koentjaraningrat (1990) menjelaskan wujud kebudayaan sebagai sebuah hasil karya suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma-norma dan peraturan. Wujud kebudayaan lainnya yaitu sebagai suatu yang aktifitas perilaku dari manusia dalam masyarakat atau disebut dengan system social.

Terbentuknya nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat berperan penting dalam membentuk suatu keteraturan social didalam suatu masyarakat untuk mewujudkan keteraturan social. Keteraturan social adalah suatu keadaan dimana hubungan-hubungan social antara anggota masyarakat berlangsung selaras, serasi, dan harmonis sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat (Siswijono dan Wisadirana, 2008: 22-23).

Kampung Pancasila yang terdapat di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan memiliki toleransi yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Desa Balun merupakan sebuah Desa yang terdiri dari tiga Agama antara lain Agama Islam, Hindu, dan Kristen. Dalam perbedaan agama yang terdapat dalam satu desa tidak menjadikan suatu penghalang untuk hidup rukun berdampingan. Meski terdiri dari tiga agama yang berbeda-beda, toleransi antar warganya sangat tinggi. Bahkan tempat ibadahnya pun tidak berjauhan, Masjid

(5)

5

Miftahul Huda berada dalam satu lokasi dengan Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatush Shibyan, tidak jauh dari masjid tersebut dan berdampingan hanya di belah oleh jalan Desa terdapat Pura Sweta Maha Suci, tempat umat agama Hindu beribadah.

Masih sekitar area yang sama terdapat Gereja Kristen Jawi Wetan di sebelah Timur Masjid.

Keakraban dan keramatamahan masyarakat desa Balun tidak perlu lagi diragukan karena masyarakat Balun sangat memiliki solidaritas yang tinggi, sangat rukun antar masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Dengan adanya kehiudpan yang memiliki beragam agama namun dapat hidup berdampingan ini menjadikan masyarakat Balun terkenal kerukunan dan sikap gotong royongnya serta keakrabannya, karena sebuah desa yang memiliki sebuah kesatuan dan kerukunan antar masyarakat satu dengan yang lainnya sudah sangat biasa dan hamper semua Desa memiliki keakraban dan keramahtamahan antar masyarakat satu dengan yang lainnya, namun jika sebuah desa memiliki keakraban dan mampu hidup rukun disatu desa dengan memiliki beragam agama itu masih jarang ditemukan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menginginkan kajian yang mendalam tentang adanya toleransi. Khususnya untuk mengetahui bentuk atau wujud dari adanya toleransi dalam masyarakat plural dalam mewujudkan keteraturan social di masyarakat. Penulis menginginkan adanya sebuah penelitian secara mendalam tentang adanya toleransi dalam masyarakat plural disalah satu daerah yang dapat mewujudkan keteraturan social yaitu toleransi dalam masyarakat plural di kampung pancasila dalam mewujudkan keteraturan social.

(6)

6

Toleransi kehidupan yang terdapat di Desa tersebut sangat unik, satu sama yang lain saling bekerjasama, saling menghormati, dengan satu sama yang lain hidup secara berdampingan atau selaras tanpa ada konflik dan terdapat hubungan atau komunikasi yang baik dalam masyarakatnya. Peneliti dalam penelitian ini mengambil judul “Toleransi Dalam Masyarakat Plural Di Kampung Pancasila

Dalam Mewujudkan Keteraturan Sosial (Studi Kasus di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tindakan toleransi masyarakat plural di kampong pancasila?

2. Bentuk-bentuk keteraturan apa saja yang dapat dibangun melalui toleransi?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk tindakan toleransi masyarakat plural di kampong pancasila dan mengetahui Bentuk-bentuk keteraturan yang dapat dibangun melalui toleransi.

(7)

7 1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi atau bahan perbandingan untuk penelitian di masa yang akan datang, serta dapat memberikan manfaat sebagai sumber pengetahuan bagi mahasiswa maupun dosen terkait dengan kajian tentang toleransi dalam masyarakat plural di kampung pancasila dalam mewujudkan keteraturan social.

1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan, pengalaman, wawasan kepada peneliti sehingga mampu mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dan untuk mengetahui fakta di lapangan dalam keteraturan social.

b. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam menambah pengetahuan mengenai toleransi dalam masyarakat plural, dengan demikian dapat menunjukkan keterlibatannya di masyarakat.

c. Bagi Masyarakat Di Kampung Pancasila

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan, evaluasi dan pertimbangan bagi pemerintah selaku policy maker, untuk pemerintah baik dari Desa, maupun Dinas Daerah dan Dinas

(8)

8

Pusat dalam melakukan analisis terkait toleransi dalam mewujudkan keteraturan social.

1.5 Definisi Konsep a. Toleransi

Toleransi menurut istilah berarti menghargai, membolehkan, emmbiarkan pendirian pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan dan sebagainya yang lain atau yang bertentangan dengan pendiriannya sendiri misalnya agama, Ideologi dan ras1. Pada intinya toleransi bersifat menghargai. Menghargai yang ditunjukkan oleh siapapun dalam bentuk pluralitas yang ada di Indonesia. Sebab toleransi merupakan sikap yang paling sederhana, akan tetapi mempunyai dampak yang positif bagi bangsa dan menciptakan kerukunan bermasyarakat.

b. Masyarakat Plural (Masyarakat Majemuk)

Pluralisme dapat diartikan sebagai pendekatan yang memahami perbedaan. Alwi sihab (1998) menjelaskan bahwa konsep pluralisme menegaskan tentang adanya kemajemukan dan keterlibatan aktif dalam keberagaman. Pluralisme menyangkut kesadaran bahwa akan adanya heterogenitas dan keaktifan mendapatkan kesepahaman terhadap eksistensi lain tidak ada penegasnya (Helmanita, 2003). Disamping itu pluralisme dapat diindentikkan dengan bangunan sikap toleransi dalam upaya menekan konflik yang mungkin terjadi dan ditandai dnegan komunikasi yang toleran diantara umat beragama.

1 Poerwadarminta W.J.S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN Balai Pustaka

(9)

9 c. Keteraturan Sosial

Keteraturan social sebagai suatu organisasi atau mekanisme yang ada sebagai suatu bagian dari cosmos dan pengadaan dalam skala besar antara kekuatan dan tindakan pada suatu jarak (Lawrence K. Frank, 1944:470). Keteraturan social merupakan hubungan social yang berjalan secara tertib dan teratur menurut nilai-nilai dan norma social yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis2. Penelitian baik dalam pengumpulan data maupun pengolahan data, tentu diharuskan menggunakan metode yang jelas dan langkah-langkah yang sistematis.

Berdasarkan ulasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa metodologi yaitu suatu cara atau metode-metode yang bisa digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu.

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode kualitatif. Metode kualitatif digunakan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistic, dan dengan cara deksripsi dalam

2 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), hal:41

(10)

10

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Husaini, 2008).

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode kualitatif, karena dalam proses penelitian ini peneliti mengharapkan mampu memperoleh data dari orang-orang atau pelaku yang diamati baik secara tulis maupun lisan. Karena pengambilan data tidak diperlukan perhitungan angka, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana data yang dikumpulkan bersifat non angka3. Sehingga dalam penelitian ini mampu mengungkapkan informasi tentang apa yang menjadi focus penelitian yaitu mengetahui bentuk toleransi masyarakat dalam menghadapi keberagaman antar umat beragama di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

1.6.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif.

Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan analisis data deskriptif, yaitu isi pernyataan tertulis atau lisan dan perilaku yang nyata, menyeluruh dan dipelajari sebagai keseluruhan suasana. Oleh karena itu, studi kasus penelitian deskriptif kualitatif mengarah pada penentuan potret dan situasi aktual Kondisi tanah. (Sutopo, 2002:112)

Nawawi (2007: 67) juga menjelaskan, metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-

3 Supranto, Johanes. 1998. Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

(11)

11

fakta yang yang tampak, atau sebagaimana adanya (Darmadi, 2014: 185).

Jadi, melalui penelitian ini, peneliti akan mendeskripsikan fenomena dan kondisi mengenai toleransi dalam masyarakat plural di kampung pancasila dalam mewujudkan keteraturan social di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan.

1.6.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan, alasan peneliti memilih tempat tersebut karena di Desa ini toleransi beragamanya sangat baik dan menarik kehidupan sosialnya.

Selain itu di Desa ini tidak pernah ada konflik antar agama, sehingga memungkinkan peneliti untuk mencari informasi yang mendalam dan memudahkan untuk mendapatkan data dan informasi.

Desa Balun merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten Lamongan yang masih memelihara budaya-budaya nenek moyang. Di samping itu juga terdapat keanekaragaman agama yang menjadi ciri khasnya melalui interaksi sosial antar masyarakatnya. Sejak masuknya agama Hindu dan Kristen belum perna terjadi konflik berkaitan agama.

Padahal di Desa tersebut terdapat 3 agama yaitu Islam, Kristen dan Hindu, tempat ibadah mereka juga saling berdekatan tapi mereka tetap menjalin kerukunan.

1.6.4 Subjek Penelitian

Penentuan subjek dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan mendalam.

Penentuan subjek penelitian atau responden dalam penelitian ini dilakukan

(12)

12

dengan cara Purposive Sampling. Menurut Djam’an Satori menjelaskan bahwa Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang ditentukan dengan menyesuaikan pada tujuan penelitian atau pertimbangan tertentu4.

Kriteria subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Pemerintah Desa Balun yang berjumlah 1 (satu) orang.

2. Tokoh Agama dari agama Islam, Hindu dan Kristen masing-masing berjumlah 1 (satu) orang.

3. Masyarakat yang berasal dari luar Desa Balun yang berjumlah 2 (dua) orang.

1.6.5 Sumber Data

Berdasarkan sumber datanya, maka jenis data kualitatif dapat di bagi menjadi data primer dan data sekunder (Sarwono, 2006:233) : a. Data Primer

Data berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti.

b. Data Sekunder

Data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat, dan mendengar. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah diolah oleh peneliti sebelumnya. Termasuk dalam kategori data tersebut yaitu data bentuk teks, gambar, suara, dan kombinasi antara ketiganya.

4 Satori D’jam’an, dkk. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. hal, 6

(13)

13 1.6.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian adalah sebagai cara yang dapat digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya5. Metode yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara

Merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, wawancara suatu cara untuk mengumpulkan data mencari informasi dengan bertatap muka langsung dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topic yang diteliti. Pada penelitian kualitatif, wawancara mendalam menjadi bentuk utama yang dikombinasikan dengan observasi partisipasi6. Wawancara dilakukan langsung oleh peneliti dengan warga Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Wawancara dilakukan dengan face to face, tentunya peneliti berhadapan langsung dengan responden untuk menanyakan secara langsung hal-hal yang diinginkan mencakup adanya toleransi dalam masyarakat plural di Kampung Pancasila dalam mewujudkan Keteraturan social tersebut.

b. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data yang dapat mendukung dan menambah bukti dari sumber-sumber lain (Robert K. Yin : 2014).

Dokumentasi menjadi bagian yang sangat penting untuk penelitian ini, karena alasan yang dapat dipertanggung jawabkan seperti menjadi sumber yang stabil dan mendorong. Ini sangat berguna sebagai bukti pengujian.

5 Arikunto. 2002. Metodologi Penelitian Suatu Pendektaan Proposal. Jakarta : PT. Rineka Cipta

6 Bungin, Burhan. 2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

(14)

14

Hasil dari dokumentasi dapat menjadi sumber data yang digunakan untuk menguji, menafsirkan bahkan menjelaskan lebih detail.

c. Observasi

Observasi ini dilaksanakan langsung oleh peneliti di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti dilapangan (Usman & Purnomo, 2008). Dengan adanya observasi peneliti dapat memahami secara langsung di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan yang berkaitan dengan adanya toleransi dalam masyarakat plural di kampung pancasila dalam mewujudkan keteraturan sosial.

1.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini yaitu penelitian deksriptif dengan banyak bersifat uraian dari hasil wawancara dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk metode deksriptif analisis fenomenologi. Peneliti memberikan deksriptif pada objek yang diteliti dan menganalisa kejadian-kejadian yang memperlihatkan adanya bentuk toleransi dalam masyarakat plural di kampung pancasila dalam mewujudkan keteraturan sosial.

Menurut Patton (Moleong, 2001:103) menjelaskan bahwa analisis data merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar. Menurut MB. Miles dan AM. Huberman sebagaimana

(15)

15

dikutip oleh HB. Sutopo (2002) menjelaskan bahwa analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen yaitu:

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan integral dari kegiatan analisis data.

Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan wawancara dan studi dokumentasi, dan observasi.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data yang artinya sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertlis dilapangan. Reduksi dilakukan mulai pengumpulan data dengan membuat ringkasa, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data atau informasi yang tidak relevan.

3. Penyajian Data

Proses penyajian data merupakan mengorganisir informasi secara sistematis untuk mempermudah peneliti dalam menghubungkan dan merangkai keterkaitan antar data dalam menyusun penggambaran proses serta memahami fenomena yang terjadi pada obyek penelitian.

4. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Untuk mendalami kehidupan keberagaman masyarakat, penulis dalam penelitian ini menggunakan metode fenomenologi, yaitu mengamati gejala atau sesuatu yang nampak dalam kehidupan masyarakat Desa Balun. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data- data yang berhubungan dengan konteks penelitian, dari data-data tersebut

(16)

16

yang terdapat kejadian-kejadian yang timbul akibat adanya toleransi atau fenomena yang terjadi dimasyarakat dipilah dan diolah oleh penulis.

Sehingga mendapatkan sebuah pemahaman yang komprehensif tentang adanya toleransi antar umat beragama. Lalu penulis akan membuat hasil sementara yang nantinya dapat digunakan untuk pemahaman awal dengan kehidupan masyarakat dari konteks budaya, social, pendidikan, dan agama. Setelah itu dapat menganalisis kejadian-kejadian yang telah dideksripsikan guna mempermudah dalam penulisan yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini.

1.8 Keabsahan Data

Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Menurut Moleong (2010: 330) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam memenuhi validasi data penelitian ini dilakukan triangulasi dengan sumber.

Menurut Patton, triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007: 29).

Triangulasi dengan sumber yang dilaksanakan pada penelitian adalah membandingkan hasil wawancara dengan isi Dokumen yang berkaitan.

Triangulasi sumber data misalnya mendalami kehidupan keberagaman masyarakat, peneliti mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian, dari data tersebut terdapat kejadian-kejadian yang timbul dari adanya toleransi

(17)

17

atau fenomena yang terjadi di masyarakat dipilah sehingga mendapatkan sebuah pemahaman komprehensif tentang toleransi dalam masyarakat plural di kampung pancasila dalam mewujudkan keteraturan sosial, kemudian peneliti menarik sebuah sintesa sementara yang dapat digunakan sebagai pemahaman awal dengan mendeskripsikan secara utuh tentang toleransi dalam masyarakat plural di kampung pancasila dalam mewujudkan keteraturan sosial. Setelah itu peneliti menganalisis kejadian-kejadian yang dideskripsikan guna mempermudah dalam penulisan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis bagi peneliti selanjutnya yaitu sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian

Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk variabel yang terkait didalamnya untuk masa yang akan datang untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional dan

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan sumber informasi untuk penelitian selanjutnya, terutama bagi yang tertarik untuk meneliti

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diharapkan dapat memberikan manfaat dan dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam melaksanakan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ilmu pengetahuan bagi para Mahasiswa untuk dijadikan sebuah referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang

Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam mempertimbangkan Facebook sebagai sumber media pengetahuan dan dapat digunakan

Manfaat Manfaat penelitian ini dapat dijadikan referensi dan informasi untuk penelitian yang berkelanjutan mengenai pola transpor sedimen diperairan di sekitar reklamasi sehingga

Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk perencanaan program intervensi pelayanan gizi rumah sakit dan dapat dijadikan referensi dalam