BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Gejolak ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi kegiatan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun besar.Oleh karena itu, perusahaan harus memanfaatkan sumber daya yang tersedia seefisiendan seefektif mungkin sehingga lebih berguna dan dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerja perusahaannya (Sari, 2007). Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap periode (Juliana dan Sulardi, 2003 dalam Hapsari, 2007).Laba bagi suatu perusahaan sangat diperlukan karena untuk kelangsungan hidup perusahaan. Laba dapat memberikan sinyal positif mengenai prospek perusahaan di masa yang akan datang, dengan adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberikan sinyal yang positif mengenai kinerja perusahaan (Salsiyah, 2011).
Untuk mengetahui apakah suatu perusahaan mengalami pertumbuhan laba dapat ditempuh dengan menghitung dan menginterprestasikan rasio keuangan perusahaan (Ediningsih, 2004).Rasio keuangan perusahaan sebagai salah satu informasi dalam laporan keuangan yang digunakan untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan atau laba dimasa mendatang.Laba (penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas (Demawan dan Amir, 2011).
Ada banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba.Menurut Riyanto (1995) menyatakan secara umum, rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas. Dalam penelitian ini rasio-rasio yang digunakan untuk faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba adalah rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas. Beberapa diantaranya adalah variabel work capital to total asset (WCTA) yang merupakan likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Modal kerja yang dimaksud disini adalah modal kerja netto, yaitu sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya (Riyanto, Bambang 2008).Dengan modal kerja yang besar, diharapkan kegiatan operasionalnya menjadi lancar sehingga pendapatan yang diperoleh juga meningkat (Salsiyah, 2011). Rasio leverage diproksikan oleh variabel debt to equity ratio (DER), variabel ini menunjukkan perbandingan antara
diberikan oleh pemilik perusahaan. Variabel DER mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, dimana semakin tinggi nilai rasio ini menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan (Husnan, 1997).
Selanjutnya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba diukur dari rasio profitabilitas, diantaranya adalah variabel net income sales (NIS) dan gross profit margin (GPM). Variabel net income sales (NIS) adalah rasio yang digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Semakin tinggi nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga akan meningkat, karena penjualan bertambah lebih besar daripada biaya usahanya (Suwarno, 2004). Sedangkan variabel gross profit margin (GPM) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan kotor terhadap penjualan bersihnya (Salsiyah, 2011). Semakin tinggi nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan akan semakin meningkat (Meythi, 2005).
(2003)dalam Salsiyah (2011) menyatakan bahwa WCTA berpengaruh positif signifikan terhadap perubahan laba.
Penelitian Mustarsyidah (2009)tentang pengaruh perubahan DER, CR, TATO, dan ROA terhadap perubahan laba di masa yang akan datang, menyatakan bahwa rasio DER berpengaruh positif terhadap perubahan laba di masa yang akan datang.
Selanjutnya dalam penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2005) yang meneliti tentang rasio keuangan yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba, menyatakan bahwa NIS berpengaruh positif terhadap perubahan laba yang akan datang.
Penelitian Salsiyah (2011) tentang analisis pengaruh GPM, NPM, TDTCA, WCTA dan TATO terhadap perubahan laba, menyatakan bahwa secara parsial Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh positif terhadap perubahan laba sedangkan Dharsanti (2011) yang menyatakan bahwa GPM berpengaruhnegatif terhadap perubahan laba.
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel Work Capital Total To Asset (WCTA), Debt To Equity Ratio (DER), Net income To Sales (NIS), Gross Profit Margin (GPM), dengan
laporan keuangan periode 2008-2011 dan objek penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur sektor otomotif yang terdaftar di BEI.
Alasan dipilihnya perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif karena perkembangan drastis pada industri otomotif.Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.Setelah krisis global melanda pada 2008-2009, industri otomotif dan komponennya tumbuh positif. Sejak semester II 2009 industri otomotif nasional mulai bergairah setelah terkena dampak krisis ekonomi global 2008 yang membuat penjualan 2009 turun 20%. Akan tetapi tingkat penjualan perusahaan otomotif tahun 2010 dapat dipastikan akan mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Sampai dengan Oktober 2010 saja, penjualan mobil telah mencapai 625.000 unit, melewati rekor sebelumnya di 2008 yang hanya mencapai 603.000 unit (Pitoyo, 2011 diakses 17 juli, 2012).
keputusan investasi dengan begitu investor mengetahui tingkat pertumbuhan laba perusahaan sehingga informasi tersebut akan digunakan untuk pengambilan keputusan berinvestasi.
1.2Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis merumuskan masalah yakni sebagai berikut: 1. Apakah Working Capital ToTotal Asset (WCTA), Net income To Sales
(NIS), Debt To Equity Ratio (DER), Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?
2. Apakah Working Capital ToTotal Asset (WCTA) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?
3. ApakahDebt To Equity Ratio (DER) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?
4. Apakah Net income To Sales (NIS) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?
5. ApakahGross Profit Margin (GPM) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI?
1.3Pembatasan Masalah
ToTotalAsset (WCTA), Debt To Equity Ratio (DER), Net income To Sales (NIS),Gross Profit Margin (GPM) yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI selama periode 2008-2011.
1.4Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh secara simultan variabel Working Capital ToTotal Asset (WCTA), Net income To Sales (NIS), Debt To Equity Ratio (DER), Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif Working Capital ToTotal Asset (WCTA) terhadap pertumbuhan laba perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif Debt To Equity Ratio (DER) terhadap pertumbuhan laba perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif Net income To Sales (NIS) terhadap pertumbuhan laba perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. 5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh positif Gross Profit Margin
1.5Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah : a. Bagi peneliti
Dapat digunakan untuk memperdalam pengetahuan tentang pengaruh variabel Working Capital ToTotal Asset (WCTA), Net income To Sales (NIS), Debt To Equity Ratio (DER), Gross Profit Margin (GPM)
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. b. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi investor mengenai pertumbuhan laba perusahaan otomotif selama periode tertentu dan apakah perusahaan otomotif tersebut termasuk perusahaan yang menguntungkan sehingga menjadi salah satu acuan untuk mengambil keputusan berinvestasi atau tidak berinvestasi.
c. Bagi Akademis
