2
Peranan Metode Pembelajaran Partisipatif Terhadap Minat Dan Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros
Emi Hardyanti1), Jasruddin2), Muh.Tawil3)
1
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar
email: emihardyanti22@gmail.com (Jalan Daeng Tata Raya, Makassar 90223)
2 Pusat Penelitian Semikonduktor, Universitas Negeri Makassar
email: jasruddin@yahoo.com (Jalan Daeng Tata Raya, Makassar 90223)
3 Pendidikan IPA, Universitas Negeri Makassar
email: tawil_mohammad@yahoo.go.id (Jalan Daeng Tata Raya, Makassar 90223)
Abstrak
Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan desain penelitian Pre Test and Post Test Group yang bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar minat dan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran partisipatif dan seberapa besar peningkatan N-Gain yang diperoleh pada peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros tahun ajaran 2013/2014. Subyek dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Maros yang berjumlah 42 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran partisipatif dan variabel terikat adalah minat dan hasil belajar fisika. Pengelolahan data hasil penelitian ini menggunakan dua teknik statistik, yaitu: 1) Teknik Analisis Deskriptif untuk menggambarkan karakteristik minat dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 8 Maros, 2) Uji N-Gain Ternormalisasi untuk menggambarkan peningkatan yang terjadi sebelum perlakuan dan setelah perlakuan. Berdasarkan data statistik deskriptif untuk minat belajar peserta didik yang diajar menggunakan metode pembelajaran partisipatif berada pada kategori tinggi dan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran partisipatif berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan perhitungan N-Gain, diperoleh bahwa minat belajar fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran partisipatif berada dalam kategori sedang, dan hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran partisipatif berada dalam kategori sedang.
Kata kunci: Minat, hasil belajar, metode pembelajaran partisipatif Abstract
This research is pre experiment with research design Pre Test and Post Test Group have purpose to a describe how high interest and physics learning achievement are taught using participatory learning method and how high n-gain increase achieve for students grade XI Science SMA Negeri 8 Maros Academic Year 2013/2014. Subject in this research is class XI IPA 2 SMA Negeri 8 Maros with total students 42.As independent variable is participatory learning methods and dependent variable is interest and physics learning achievement. Result data was analyzed by using two statistic techniques, namely: 1) Descriptive analyze technique to draw characteristic of interest and learning achievement students class XI IPA SMA Negeri 8 Maros, 2)N-Gain test to draw increase occur before treatment and after treatment. According to statistic descriptive toward interest for student are taught using participatory learning method was in high category. According to N-Gain calculation, physics learning interest students taught by using participatory learning methods was in medium category, and physics learning achievement student taught using participatory learning methods was in medium category. Keywords: Interest, learning achievement, participatory learning method
1. PENDAHULUAN
Fisika sebagai salah satu rumpun ilmu sains merupakan mata pelajaran yang memiliki
kontribusi besar terhadap perkembangan
teknologi. Oleh sebab itu, fisika seharusnya dapat diperkenalkan kepada masyarakat baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Pada pendidikan formal, pembelajaran fisika seharusnya menarik agar diminati oleh seluruh
peserta didik. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa mata pelajaran fisika merupakan sebuah mata pelajaran yang dianggap sulit oleh peserta didik. Anggapan ini tidak berlebihan karena fisika merupakan mata pelajaran yang mempelajari fenomena-fenomena fisis yang menuntut peserta didik untuk senantiasa mengidentifikasi konsep-konsep yang tersembunyi (abstrak), menentukan besaran-besaran atau kuantitas-kuantitas yang sesuai,
serta menjelaskan hukum-hukum dan teori-teori yang berada di balik fenomena-fenomena fisis tersebut. Semua ini memerlukan kemampuan penalaran tingkat tinggi. Tanpa kemampuan ini, peserta didik akan merasa kesulitan dalam memahami fisika dan merasa bosan dalam mempelajarinya.
Peserta didik menganggap bahwa mata pelajaran fisika itu sulit serta tidak menarik. Masalah ini dapat berkepanjangan dengan tidak aktifnya peserta didik pada saat proses pembelajaran dalam kelas (partisipasi rendah). Sebagian besar peserta didik tidak menyimak apa yang dijelaskan oleh guru dan melakukan kegiatan lain di dalam kelas selain belajar seperti bercerita dengan teman sebangkunya serta terkadang mereka hanya bermain, beberapa terlihat mengantuk saat guru menjelaskan. Faktor utama yang menjadi penyebabnya adalah kurangnya minat belajar peserta didik serta pemahaman konsep yang mereka miliki sangat kurang. Peserta didik yang memiliki minat belajar, cenderung memperhatikan guru saat menerangkan serta berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga diyakini bahwa hasil belajar peserta didik tersebut dapat meningkat.
Salah satu metode belajar yang sifatnya baru adalah metode pembelajaran partisipatif. Pembelajaran partisipatif memiliki prinsip-prinsip tersendiri dalam kegiatan belajar dan kegiatan membelajarkan. Prinsip dalam kegiatan belajar adalah bahwa peserta didik memiliki kebutuhan belajar, memahami teknik-teknik belajar, dan berperilaku belajar.
2. KAJIAN LITERATUR
Proses pembelajaran partisipatif adalah ingin menempatkan peserta didik sebagai pemain utama dalam setiap proses pembelajaran. Artinya, peserta didik diberi kesempatan yang
luas untuk mencari informasi sendiri,
menemukan fakta atau data sendiri serta memecahkan persoalan yang menjadi kajian dalam suatu topik pembelajaran.
Keikutsertaan peserta didik dapat diwujud nyatakan dalam ketiga tahapan kegiatan pembelajaran tersebut yaitu perencanaan program, pelaksanaan program, dan penilaian kegiatan pembelajaran [14].
Langkah-langkah metode pembelajaran partisipatif.
a. Membantu Peserta Didik dalam
Menciptakan Iklim Belajar
b. Membantu Peserta Didik untuk Menyusun Kelompok Belajar
c. Membantu Peserta Didik dalam
Mendiagnosis Kebutuhan Belajar
d. Membantu Peserta dalam Menyusun Tujuan Belajar
e. Membantu Peserta Didik dalam Merancang Pengalaman Belajar
f. Membantu Peserta Didik dalam Menilai Proses dan Hasil Kegiatan
g. Membantu Peserta Didik dalam
Mengevaluasi Hasil Proses dan Pengaruh Kegiatan Pembelajaran
[14]
Hilgard memberi rumusan tentang minat adalah sebagai berikut : “interest is persisting redency to pay attention to and enjoy some activity or content” [17].
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh [17].
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri-sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Crow and Crow mengatakan bahwa minat berhubunga dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri [7]. Adanya hubungan seseorang dengan sesuatu di luar dirinya, dapat menimbulkan rasa ketertarikan, sehingga tercipta adanya penerimaan. Dekat maupun tidak hubungan tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya minat yang ada.
Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Minat belajar yang cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah [4].
Menurut London. H. H, minat dibagi ke dalam enam jenis berdasarkan orang dan pilihan gurunya, yaitu realistic, investigative, artistic, social, enterprising dan conventional [7].
Indikator minat ada empat, yaitu : a. perasaan senang
b. kesadaran
c. perhatian peserta didik d. konsentrasi
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi peserta didik dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mentalyang lebih baik biladibandingkan sebelum belajar [6].
Hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan peserta didik terhadap sasaran belajar pada topik
bahasan yang diajarkan [14]. Tingkat
keberhasilan atau hasil belajar seseorang dalam menguasai bahan atau materi pelajaran fisika dapat diketahui dengan menggunakan alat, misalnya tes hasil belajar fisika. Kemampuan menjawab hasil tes sebagai hasil pengukuran (dapat berupa skor atau nilai) merupakan salah satu indikator keberhasilan yang dapat dicapai seseorang dalam usaha belajarnya.
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian pre eksperiment. Desain ini hanya terdiri dari kelas eksperimen, yang dimana diberi pre test sebelum perlakuan dan post test setelah perlakuan.
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Maros. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran partisipatif dan varibela terikat adalah minat dan hasil belajar fisika.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes berupa soal pilihan ganda dan instrumen non tes berupa lembaran angket.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mendeskripsikan skor hasil belajar fisika peserat didik yang diajar dengan menerapkan metode pembelajaran partisipatif.
Teknik analisis deskriptif yang digunakan adalah penyajian data berupa skor rata-rata, standar deviasi, dan uji gain ternormalisasi (N-Gain) untuk melihat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data penelitian ini dibagi menjadi 2 data penelitian, yaitu data sebelum perlakuan (pre test) dan data setelah perlakuan (post tes. Data tentang minat belajar peserta didik diperoleh melalui lembaran angket dengan jumlah item sebanyak 33 pernyataan. Skor yang digunakan
dalam angket tersebut adalah 1 sampai 5, sehingga berdasarkan skor tersebut maka variabel minat belajar memiliki rentang skor 33 sampai 165.
a. Minat Belajar Fisika
Tabel 2 Statistik skor minat belajar fisika Statistik Nilai Statistik Pretest Posttest Ukuran sampel 42 42 Skor ideal 165 165 Skor maksimum 144 161 Skor minimum 84 123 Rentang skor 60 38 Skor rata-rata 123,32 136,79 Standar deviasi 15,18 8,23
Tabel 1 menggambarkan karakteristik minat belajar peserta didik kelas XI IPA 2 pada pretest dan posttest, dimana untuk skor tertinggi pada prestest dan posttest berturut-turut adalah 144 dan 161 dari skor ideal tertinggi 165.
Gambar 1. Diagram minat belajar fisika pada Pre tes dan post tes
Gambar diatas menggambarkan persentase pretest dan posttest pada minat belajar fisika
berdasarkan pengkategorian 5 skala.
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa skor minat belajar untuk pretest dan posttest terdapat dalam kategori tinggi.
Tabel 3. Pengkategorian hasil belajar untuk setiap indokator minat belajar
Indikator Persentase (%)
Pre test Post test
Perasaan senang 76.56 86.36
Perhatian 73.71 82.10
Konsentrasi 72.26 83.10
b. Hasil Belajar Fisika
Tabel 3 Statistik skor hasil belajar fisika Statistik Nilai Statistik Pretest Posttest Ukuran sampel 42 42 Skor maksimum 9 24 Skor minimum 0 8 Rentang skor 9 16 Skor rata-rata 5,26 19,07 Standar deviasi 2,07 5,04
Tabel 3 menggambarkan karakteristik hasil belajar peserta didik kelas XI IPA 2 pada pretest dan posttest, dimana skor tertinggi pada pretest dan posttest berturut-turut 9 dan 24 dari 27 butir soal.
Gambar 2. Diagram minat belajar fisika pada Pre tes dan post tes
Gambar diatas merupakan diagram
persentase pada pretest dan posttest hasil belajar
berdasarkan pengkategorian 5 skala.
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa persentase hasil belajar pada pretest berada pada kategori sangat rendah dan posttest pada kategori tinggi.
Tabel 4 Pengkategorian tingkat N-Gain pada setiap indikator Indikator Rata-rata n-Gain Kategori Pengetahuan (C1) 0,5 Sedang Pemahaman (C2) 0,4 Sedang Aplikasi (C3) 0,5 Sedang Analisis (C4) 0,5 Sedang
Tabel 5 Rata-rata N-Gain minat dan hasil belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Maros
Rata-Rata N
Gain Kategori
Minat 0.3 Sedang
Hasil Belajar 0.6 Sedang
Minat belajar fisika dikur dengan menggunakan lembar angket mengenai pelajaran fisika yang teridiri dari pernyataan posotif dan negatif. Skor minat belajar fisika diolah dengan menggunakan skala model Likert.
Berdasarkan data minat belajar fisika yang diperoleh, skor rata-rata minat belajar untuk pre tes berada dalam kaegori “tinggi” dan skor rata-rata minat belajar untuk post tes berada dalam kategori “tinggi”. Untuk skor minat yang di analisis berdasarkan tiap indikator, yaitu
indikator perasaan senang, perhatian,
konsentrasi, dan kesadaran. Masing masing butir pernyataan berdasarkan indikator terdiri dari lima skala, dimana skala tertinggi adalah lima dan skala terendah adalah satu.
Untuk indikator perasaan senang,
perhatian, dan konsentrasi, persentase tertinggi berada pada post tes. Sedangkan untuk masing-masing skala baik pada pre tes dan post tes, persentase tertinggi berada pada skala empat. Selanjutnya pada pre tes berada pada skala tiga, skala lima, skala dua, dan terendah pada skala satu. Untuk post tes berurut dari skala lima, skala tiga, skala dua, dan terendah pada skala satu.
Untuk indikator kesadaran, persentase tertinggi berada pada post tes. Sedangkan untuk masng-masing skala baik pada pre tes dan post tes, persentase tertinggi berada pada skala empat. Selanjutnya pada pre tes berada pada skala tiga, skala dua, skala satu, dan terendah berada pada skala lima. Untuk post tes berurut skala lima, skala tiga, skala dua, dan terendah berada pada skala satu.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat terlihat bahwa minat belajar fisika peserta didik, pada pre tes maupun post tes sanagat unggul pada indikator perasaan senang, dengan persentase terbesar pada post tes.
Berdasarkan analisis deskriptif, diketahui bahwa hasil tes minat belajar fisika meningkat
setelah diajar menggunakan metode
pembelajaran partisipatif. Dalam hal ini, skor rata-rata hasil tes minat belajar fisika peserta didik pada post tes lebih tinggi dibandingkan pre tes.
Berdasarkan data hasil belajar fisika yang diperoleh dan dianalisis secara deskriptif, skor rata-rata hasil belajar fisika untuk pre test berada dalam kategori “sangat rendah” dan skor rata-rata hasil belajar fisika untuk post test berada dalam kategori “tinggi”. Dalam hal ini, skor rata-rata hasil belajar fisiska peserta didik pada post
tes lebih tinggi dibanding dengan skor rata-rata pre tes.
Berdasarkan perhitungan rata-rata N-Gain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan minat dan hasil belajar fisika peserta didik berada pada kategori “sedang”. Terjadi peningkatan minat dan hasil belajar peserta didik diduga disebabkan karena pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran partisipatif. Dalam hal peserta didik lebih mandiri dan dapat bekerja sama melalui diskusi kelompok dimana tugas guru hanya memberikan bimbingan dan menuntun peserta didik dalam melakukan proses belajar.
Berdasarkan perhitungan N-gain untuk setiap indikator hasil belajar dalam penelitian ini, ditemukan bahwa indikator pengetahuan (C1),
indikator pemahaman (C2), indikator aplikasi
(C3), dan indikator analisis (C4) berada dalam
kategori “sedang”. Hal ini menunjukkan kemampuan peserta didik dalam mengingat, memahami, mengaplikasi, dan menganalisis telah meningkat.
Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Budi, Sjarkawi, dan Rusdi (2011) dalam penelitian tersebut disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran partisipatif. Hal senada juga diungkapkan oleh Febri Maswandi (2010) dalam penelitiannya dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar biologi. Hal ini menunjukkan bahwa peserta diidk memberikan respon yang baik terhadap pembelajaran partisipatif ini. Dengan demikin,
maka dapat dikemukakan bawa metode
pembelajaran partisipatif sangat baik dan jika diterapkan dengan benar maka peserta didik dapat mempunyai peluang yang lebih besar untuk memahami materi dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan uraian diatas, dapat
dikemukakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan metode pembelajaran partisipatif yang apabila diterapkan dengan baik dan benar maka akan memberikan peranan dan pengaruh yang lebih besar terhdapa minat belajar fisika dimana hal tersebut dapat membuata proses belajar lebih terarah dan mudah dipahami sehingga dapat memperoleh hasil belajar fisika peserta didik yang tinggi.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Minat belajar fisika peserta didik kelas XI IPA 2 SMA Negeri 8 Maros yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran partisipatif berada pada kategori tinggi. 2. Hasil belajar fisika peserta didik kelas XI
IPA 2 SMA Negeri 8 Maros yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran partisipatif berada pada kategori tinggi. 3. Peningkatan rata-rata N-Gain minat belajar
fisika peserta didik yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran
partisipatif pada kelas XI IPA 2 SMAN 8 Maros berada pada kategori sedang.
4. Peningkatan rata-rata N-Gain hasil belajar fisika peserta didik yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran
partisipatif pada kelas XI IPA 2 SMAN 8 Maros berada pada kategori sedang.
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Terlaksananya penelitian ini tak terlepas
dari bantuan begbagai pihak, peneliti
menyampaikan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada bapak Prof. Dr. Jasruddin,
M.Si & Dr. Muh.Tawil, M.Si, M.Pd selaku
pembimbing yag senantiasa memberika
dukungan dan motivasi baik moril maupun
material hingga pada kesempatan ini.
Peneliti juga mengucapkan terima kasih
kepada Kepala Sekolah SMANegeri 8 Maros
yang telah memberi izin untuk melakukan
penelitian disekolah tersebut.
7. REFERENSI
1. Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka setia
2. Anonym. _____. Taksonomi Bloom.
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloo m. diakses pada 9 November 2013
3. Arikunto. 2010. Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 4. Dalyono, M, 1997. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta.
5. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Asdi Maliasatya.
6. Dimyaty, Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
7. Djaali. 2007. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
8. Djaali. 2012. Psikologi pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
9. Meltzer, D. E. 2002. The relationship between mathematics preparation and conceptual learning gains to physics. American Journal of physics. 70 (7)
10. Maswandi. 2010. Pengaruh
Pembelajaran Partispatif terhadap Hasil belajar Biologi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Yarif Hidayatullah. Vol 1.
11. Nar, Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta : Universitas terbuka.
12. Rossa, Budi. 2011. Pengaruh Metode Pembelajaran partisipatif dan Konsep Diri terhadap Hasil Belajar IPS pada Program Paket B. Jambi : Universitas Jambi.
13. Ali Sidin, Khaeruddin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Makassar : UNM
14. Sudjana S, H. 2002. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipaty. Falah Production; Bandung
15. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
16. Sugiyono. 1999. Metode penelitian
administrasi. Bandung: Alfabeta
17. Slameto. 2003. belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA