• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU KELENGKETAN BIAYA (STICKY COSTS) PADA INDUSTRI PERBANKAN DI JAWA TENGAH KERTAS KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU KELENGKETAN BIAYA (STICKY COSTS) PADA INDUSTRI PERBANKAN DI JAWA TENGAH KERTAS KERJA"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERILAKU KELENGKETAN BIAYA (STICKY COSTS)

PADA INDUSTRI PERBANKAN DI JAWA TENGAH

Oleh :

STEFANY TRIANA PUTRI NIM : 232009050

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS

: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2013

(2)
(3)
(4)
(5)

iv

ABSTRACT

This research aims to find out the sticky costs concept that happened in Indonesian banking industry. Sticky costs can be observed by costs increase more when activity rises than costs decrease when activity falls. This research uses a sample of rural banks which operating in Central Java. With purposive sampling method obtained by 231 rural banks as the research sample. The data in this research which based from rural banks financial statements obtained from official website Bank Indonesia. The dependent variable is logarithm of total costs and logarithm of total income, dummy variable of income decrease and asset intensity as independent variables. Random effects regression model has been used in this research.

The results of this research showed that sticky costs didn’t happened in rural banks. However, the results also showed that assets intensity influence sticky costs in rural banks.

(6)

v

SARIPATI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah konsep kelengketan biaya terjadi pada industri perbankan di Indonesia. Kelengketan biaya dapat dilihat dari perubahan biaya yang lebih besar ketika aktivitas meningkat dibandingkan dengan perubahan biaya ketika aktivitas menurun. Penelitian ini menggunakan sampel Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi di Jawa Tengah. Dengan metode purposif sampling diperoleh 231 BPR sebagai sampel penelitian. Data dalam penelitian berasal dari laporan keuangan BPR tahun 2009-2011 yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah logaritma total biaya dan logaritma total pendapatan, dummy penurunan pendapatan, dummy intensitas aset sebagai variabel independen. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Effects

Regression Model.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat kelengketan biaya pada BPR. Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas aset mempengaruhi kelengketan biaya pada BPR.

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Kelengketan biaya merupakan perilaku biaya yang berbeda dari konsep tradisional yang selama ini mengasumsikan biaya berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitasnya. Konsep mengenai perilaku biaya sangat penting dipahami karena membantu manajer untuk membuat perencanaan anggaran dengan lebih baik. Selisih antara bunga simpanan dengan bunga kredit yang besar pada industri perbankan menunjukkan adanya inefisiensi biaya yang mengindikasikan adanya kelengketan biaya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris adanya perilaku kelengketan biaya pada industri perbankan di Indonesia.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penelitian dan penulisan ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik diharapkan juga semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat serta menambah wawasan keilmuan di bidang ekonomi bagi pembaca dan pihak lain yang berkepentingan.

Salatiga, 1 Januari 2013

Penulis

(8)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas berkat dan kasih yang Tuhan Yesus berikan sehingga memampukan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Perilaku Kelengektan Biaya (Sticky Costs) pada Industri Perbankan di Jawa Tengah” dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak lepas dari kekurangan, bantuan dari berbagai pihak dan campur tangan Tuhan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu, memotivasi, memberikan doa dan dukungan untuk menyelesaikan tugas akhir ini, antara lain kepada:

1. Bp. Hari Sunarto, SE., MBA., PhD, selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

2. Bp. Ronny Prabowo, SE., M.Com., selaku dosen pembimbing yang telah memberi ide, saran, dukungan, dan bimbingan selama penyusunan tugas akhir ini dengan sabar.

3. Bp. Marwata, SE., Msi., Ph.D., selaku wali studi yang selalu memberi pengarahan dan kemudahan dalam menjalani kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

4. Bp. Harijono, SE., MAF., M.Com., Ph.D., dan Ibu Brigitta Dian Saraswati, SE., M.Si. yang telah memberikan waktu dan pengetahuan dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang setia dalam berbagi pengetahuan selama masa kuliah.

(9)

viii

6. Staf Tata Usaha Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta staf Perpustakaan Umum yang membantu penulis selama kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

7. Kedua orang tuaku yang dan kakak-kakakku yang selalu memberi dukungan dan pendampingan serta semangat dalam menjalani kuliah dan dalam penyusunan tugas akhir ini.

8. Teman-teman seperjuangan selama kuliah yang memberikan keceriaan dan saling memberi semangat; Helen, Liana, Yunita, Tika, Melada, Fenny, Prilly, dan Ingrid.

9. Messach yang memberikan dukungan, semangat, dan saran tata bahasa kepada penulis.

10. Teman-teman diskusi; Debby, Sisca, dan Diana.

11. Teman-teman penulis menghabiskan masa liburan semester; Caca, Dira, Monik, Jefli, Petra, dan Pasca.

12. Teman-teman kost Putri Sion untuk kebersamaan dan memberikan keceriaan kepada penulis.

13. Teman-teman Korps Asisten dan teman-teman Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 2009 untuk pengalaman dan kerjasamanya.

14. Seluruh pihak yang membantu penyusunan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

(10)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Judul ... i

Pernyataan Keaslian Karya Tulis Kertas Kerja ... ii

Persetujuan Kertas Kerja ... iii

Abstract ... iv

Saripati ... v

Kata Pengantar ... vi

Ucapan Terima Kasih ... vii

Daftar Isi... ix

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

PENDAHULUAN ... 1

LANDASAN TEORI ... 3

Perilaku Biaya ... 3

Teori Deliberate Decision ... 5

Teori Cost Adjustment Delay ... 6

Penelitian Terdahulu ... 6

Perumusan Hipotesis ... 7

METODE PENELITIAN ... 9

Sampel Penelitian ... 9

(11)

x

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 12

Gambaran Obyek Penelitian ... 12

Statistik Deskriptif ... 12

Pengujian Hipotesis ... 14

Pengujian Hipotesis Kedua ... 16

KESIMPULAN ... 18

DAFTAR PUSTAKA ... 20 Lampiran

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel ... 12

Tabel 2 Statistik Deskriptif ... 13

Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis ... 14

Tabel 4 Kinerja Bank Perkreditan Rakyat ... 16

(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Penelitian ... 22 Lampiran 2 Hasil Uji Regresi ... 34

(14)

1

PENDAHULUAN

Berdasarkan tingkah lakunya terhadap perubahan aktivitas, biaya dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah sampai dengan tingkat aktivitas tertentu. Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebanding dengan besarnya perubahan aktivitas. Metode yang digunakan dalam menentukan pola perilaku biaya dalam akuntansi biaya dan akuntansi manajemen seperti high-low method, flexible budgeting mengasumsikan perilaku proporsionalitas biaya. Akan tetapi beberapa hasil penelitian menyampaikan hal yang berbeda dari perilaku biaya ini. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anderson et al. (2003) mengenai perilaku biaya pemasaran, administrasi, dan umum (PAU) pada perusahaan di Amerika Serikat ditemukan bahwa biaya pemasaran, administrasi, dan umum berubah lebih besar ketika terjadi peningkatan aktivitas dibandingkan ketika terjadi penurunan aktivitas dalam jumlah yang sama. Calleja et al. (2006) yang menggunakan sampel perusahaan yang ada di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Jerman juga menemukan bahwa biaya operasi mempunyai perilaku biaya yang sama. Perilaku ini disebut dengan kelengketan biaya (sticky costs).

Ketika terjadi perubahan aktivitas baik peningkatan maupun penurunan, manajer akan menyesuaikan sumber daya yang dimiliki dengan perubahan aktivitas tersebut. Saat permintaan meningkat, perusahaan membutuhkan tambahan sumber daya untuk menyesuaikan dengan peningkatan aktivitas tersebut. Lain halnya dengan penurunan aktivitas, ketika manajer yakin bahwa penjualan akan meningkat pada periode selanjutnya atau penurunan penjualan

(15)

2

terjadi pada kondisi yang sedang berfluktuasi, manajer cenderung akan menunda untuk mengurangi sumber daya yang tidak terpakai. Keputusan manajer tersebut menyebabkan penurunan biaya pada periode awal terjadinya penurunan aktivitas akan lebih kecil atau lebih lengket dibandingkan saat terjadinya peningkatan aktivitas (Anderson et al., 2003).

Penelitian mengenai perilaku biaya pada industri perbankan dilakukan oleh Porporato dan Werbin (2010) yang menemukan adanya perilaku kelengketan biaya (sticky costs) pada total biaya di industri perbankan Argentina, Brazil, dan

Kanada. Masing-masing negara memperlihatkan perilaku kelengketan biaya yang

berbeda karena adanya perbedaan struktur biaya pada industri perbankan di tiap negara. Industri perbankan di Brazil mempunyai proporsi biaya tetap yang lebih besar sehingga penurunan total biaya yang terjadi lebih kecil dibandingkan dengan Kanada sedangkan penurunan total biaya yang paling kecil terjadi pada industri perbankan di Argentina karena beroperasi pada kondisi perekonomian yang kurang stabil.

Penelitian ini mempunyai konsep yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Porporato dan Werbin (2010) yaitu meneliti mengenai perilaku biaya pada industri perbankan di Indonesia.

Agar dapat meningkatkan pelayanan, bank melakukan ekspansi usaha dengan membuka kantor cabang dan dibutuhkan juga tenaga profesional untuk mengelola kantor cabang tersebut. Apabila pendapatan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau mengalami penurunan, manajer akan membutuhkan waktu yang

(16)

3

lebih lama untuk memutuskan akan menutup kantor cabang tersebut. Hal tersebut membuat peningkatan biaya akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan biaya. Selain itu, industri perbankan di Indonesia mempunyai karakteristik yang menarik yaitu spread atau selisih antara bunga simpanan dengan bunga kredit yang besar. Suku bunga pinjaman untuk bank umum per Januari 2012 berkisar antara 11% - 14%, sedangkan suku bunga simpanan hanya sebesar 2,27% (Bank Indonesia, 2012). Adanya inefisiensi biaya overhead pada industri perbankan di Indonesia menyebabkan penurunan BI rate tidak diikuti dengan suku bunga kredit perbankan. Inefisiensi biaya overhead menjadi indikasi terjadinya kelengketan biaya (sticky costs). Masalah dalam penelitian ini adalah menguji adanya perilaku kelengketan biaya pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Alasan menggunakan objek penelitian BPR adalah karena data BPR yang didapat melalui website resmi Bank Indonesia adalah data perbankan murni, berbeda dengan laporan keuangan bank umum yang lebih kompleks transaksinya beserta dengan kegiatan anak perusahaan yang bergerak di bidang selain perbankan. Tujuan penelitian adalah menguji dan memperoleh bukti empiris perilaku kelengketan biaya dan melalui penelitian ini diharapkan konsep kelengketan biaya (sticky costs) dapat menjadi alternatif yang relevan untuk menentukan perilaku biaya.

LANDASAN TEORI

Perilaku Biaya

Menurut Garrison et al. (2008: 188) yang dimaksud dengan perilaku biaya adalah perubahan biaya yang dipengaruhi karena adanya perubahan tingkat

(17)

4

aktivitas. Dengan memahami perilaku biaya sebagai respon terhadap perubahan tingkat aktivitas, manajer dapat membuat perencanaan anggaran dengan lebih baik sehingga dapat memperkirakan laba yang akan diperoleh.

Kelengketan biaya (sticky costs) adalah perilaku biaya yang perubahannya tidak sebanding dengan perubahan tingkat aktivitas (Cannon, 2011). Kelengketan biaya (sticky costs) dapat diamati ketika aktivitas menurun, biaya cenderung menurun dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan biaya ketika aktivitas meningkat. Seperti dikutip dari Porporato dan Werbin (2010), perilaku kelengketan biaya (sticky costs) dikenal melalui penelitian yang dilakukan oleh Malcom (1991: 76) serta Mak dan Roush (1994). Porporato dan Werbin (2010) mengutip bahwa beberapa biaya variabel tidak berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas yang terjadi dan biaya mempunyai sifat yang lengket karena penurunan biaya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan kenaikan biaya saat terjadi perubahan aktivitas.

Penelitian khusus mengenai perilaku kelengketan biaya (sticky costs) pertama kali dilakukan oleh Anderson, Banker, dan Janakiraman (2003) yang menemukan bahwa untuk peningkatan penjualan sebesar 1%, biaya pemasaran, administrasi, dan umum (PAU) meningkat sebesar 0,55% dan menurun sebesar 0,35% untuk tiap 1% penurunan penjualan. Anderson menyimpulkan bahwa kelengketan biaya (sticky costs) terjadi karena keputusan yang dibuat oleh manajer untuk menyesuaikan kapasitas sumber daya yang dimiliki dengan perubahan tingkat aktivitas.

(18)

5

Calleja et al. (2006) yang menguji perilaku biaya operasi di perusahaan yang ada di Amerika Serikat, Inggris, Perancis, dan Jerman menemukan bahwa rata-rata biaya operasi meningkat 0,97% untuk tiap 1% peningkatan pendapatan dan menurun sebesar 0,91% untuk tiap 1% penurunan pendapatan. Penelitian mengenai perilaku kelengketan biaya (sticky costs) di Indonesia dilakukan oleh Persada (2006) yang menguji perilaku biaya pemasaran, administrasi, dan umum (PAU) pada perusahaan manufaktur di Indonesia dan menemukan bahwa rata-rata biaya pemasaran, administrasi, dan umum (PAU) meningkat 0,52% untuk tiap 1% peningkatan pendapatan dan menurun sebesar 0,33% untuk tiap 1% penurunan pendapatan. Beberapa hasil penelitian di atas membuktikan bahwa besarnya perubahan biaya tidak proporsional terhadap perubahan tingkat aktivitas. Perilaku ini yang disebut dengan kelengketan biaya (sticky costs).

Teori Deliberate Decision

Teori ini menyebutkan bahwa terjadinya perilaku kelengketan biaya

(sticky costs) dipengaruhi oleh keputusan yang dibuat oleh manajer (Anderson et

al., 2003). Manajer mempunyai pertimbangan untuk menyesuaikan sumber daya berkaitan dengan perubahan aktivitas. Pada saat permintaan penjualan meningkat, perusahaan akan memutuskan untuk menambah sumber daya yang dibutuhkan agar dapat memenuhi permintaan pasar. Sebaliknya, manajer akan lebih konservatif untuk mengurangi sumber daya yang tidak terpakai ketika mengalami penurunan penjualan. Hal tersebut dikarenakan ketika manajer memutuskan untuk mengurangi sumber daya maka manajer akan menghadapi resiko tidak dapat memenuhi permintaan apabila terjadi peningkatan penjualan di periode

(19)

6

selanjutnya. Sehingga perubahan biaya pada awal periode penurunan penjualan tidak sebesar ketika penjualan meningkat.

Teori Cost Adjustment Delay

Teori ini menyebutkan kelengketan biaya (sticky costs) terjadi karena adanya jeda waktu antara pengambilan keputusan untuk mengurangi sumber daya dengan waktu terjadinya penurunan penjualan (Yasukata dan Kajiwara, 2008). Manajer lebih memilih untuk menunda mengurangi sumber daya pada awal periode penurunan penjualan karena masih terdapat ketidakpastian mengenai jumlah permintaan di masa mendatang. Ketika permintaan menurun dalam jumlah yang kecil atau dalam kondisi pasar yang tidak pasti, terdapat kemungkinan jumlah permintaan akan berubah kembali sehingga manajer akan menunda untuk mengurangi sumber daya. Apabila penurunan penjualan tetap terjadi pada periode selanjutnya, manajer menjadi lebih yakin bahwa penurunan penjualan akan bersifat permanen sehingga memutuskan mengurangi sumber daya yang tidak digunakan untuk mengurangi biaya (Anderson et al., 2003).

Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang dilakukan untuk menguji adanya perilaku kelengketan biaya (sticky costs) dan faktor lain yang mempengaruhi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Balakrishnan et al. (2004) menemukan bahwa kelengketan biaya (sticky costs) terjadi ketika aktivitas berubah dalam jumlah yang besar dan sumber daya yang digunakan berada pada kondisi yang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Calleja et al. (2006) membuktikan adanya perilaku kelengketan biaya (sticky costs) pada biaya operasi dan menemukan

(20)

7

bahwa perbedaan sistem pemerintahan dan sistem pengawasan manajerial masing-masing negara mempengaruhi besarnya perilaku kelengketan biaya (sticky costs). Balakrishnan dan Gruca (2008) menguji perilaku kelengketan biaya (sticky

costs) dengan membedakan biaya menurut fungsi biayanya terhadap kegiatan

bisnis. Hasil dari penelitian menemukan bahwa biaya yang berhubungan dengan fungsi utama kegiatan bisnis mempunyai kelengketan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan biaya pendukung kegiatan bisnis.

Penelitian yang dilakukan oleh Porporato dan Werbin (2010) menemukan bahwa struktur biaya dan kondisi ekonomi mempengaruhi perilaku kelengketan biaya (sticky costs) di industri perbankan. Kelengketan biaya akan lebih besar terjadi pada industri yang mempunyai biaya tetap yang lebih besar dan apabila beroperasi pada kondisi ekonomi yang tidak pasti.

Perumusan Hipotesis

Ketika aktivitas meningkat, manajer akan menambah kapasitas sumber daya dengan membeli peralatan atau menambah jumlah tenaga kerja agar dapat memenuhi kebutuhan permintaan pasar. Tetapi saat terjadi penurunan permintaan dimana terdapat sumber daya atau kapasitas yang tidak digunakan, manajer akan mempertimbangkan untuk tetap mempertahankan sumber daya tersebut pada awal periode terjadinya penurunan permintaan (Balakrishnan dan Gruca, 2008). Apabila penurunan masih terjadi pada beberapa periode berikutnya, manajer dapat menyimpulkan bahwa penurunan permintaan bersifat permanen sehingga akan mengurangi sumber daya atau kapasitas yang tidak terpakai untuk mengurangi biaya. Hal ini menyebabkan peningkatan biaya yang terjadi lebih besar

(21)

8

dibandingkan dengan penurunan biaya ketika aktivitas berubah pada tingkat yang sama (Anderson et al., 2003).

Berdasarkan pada perumusan masalah dan penjelasan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis 1: Peningkatan total biaya di bank lebih besar dibandingkan dengan penurunan total biaya pada tingkat perubahan aktivitas yang sama.

Struktur biaya mempunyai pengaruh terhadap besarnya kelengketan biaya

(cost stickiness). Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Porporato dan Werbin

(2010) menunjukkan bahwa bank dengan proporsi biaya tetap yang besar akan mengalami penurunan biaya yang lebih kecil ketika terjadi penurunan penjualan. Aset membutuhkan biaya penyesuaian yang lebih tinggi karena biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakuisisi atau melepas aset tidak sedikit. Perusahaan perlu mengeluarkan biaya instalansi dan perawatan ketika mengakuisisi aset tetap dan menanggung biaya pelepasan ketika akan menjual aset tetap (Anderson et al., 2003). Biaya penyesuaian tersebut yang membuat adanya jeda waktu untuk mengambil keputusan dengan waktu terjadinya perubahan aktivitas. Manajer perlu mempertimbangkan biaya untuk mengurangi (menambah) sumber daya ketika aktivitas menurun (meningkat) dengan biaya yang dikeluarkan apabila tetap mempertahankan sumber daya yang tersedia (Anderson dan Lanen, 2009). Ketika terjadi perubahan aktivitas, perusahaan yang memiliki proporsi aset yang besar membutuhkan biaya penyesuaian yang besar pula sehingga penurunan biaya

(22)

9

yang terjadi lebih kecil atau lebih lengket dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki proporsi aset yang lebih rendah (Balakrishnan et al., 2010).

Berdasarkan pada perumusan masalah dan uraian di atas, maka hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis 2: Kelengketan biaya akan bertambah pada bank yang memiliki

intensitas aset yang lebih tinggi.

METODE PENELITIAN

Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang beroperasi di Jawa Tengah sampai dengan tahun 2011 dan secara rutin melaporkan posisi keuangannya ke Bank Indonesia (BI). Penentuan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, kriteria yang digunakan adalah Bank Perkreditan Rakyat yang beroperasi di Jawa Tengah yang melaporkan dan mempublikasikan laporan keuangan untuk periode Desember 2009 – Desember 2011.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan masing-masing bank yang dilaporkan ke Bank Indonesia. Laporan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan periode Desember 2009 – Desember 2011. Laporan keuangan tersebut diperoleh melalui website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id).

Variabel dan Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu total biaya (total costs), total pendapatan (total income), variabel dummy penurunan (decrease dummy),

(23)

10

dan intensitas aset (perbandingan total aset dengan total pendapatan). Variabel total biaya sebagai variabel dependen, sedangkan variabel total pendapatan,

dummy penurunan, dan intensitas aset merupakan variabel independen.

Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi data panel (panel

data regression model). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan mereplikasi model yang digunakan oleh Porporato dan Werbin (2010) yang diadaptasi dari model yang diperkenalkan oleh Anderson et al. (2003). Untuk menguji kelengketan biaya, Anderson et al. (2003) menggunakan interaksi variabel, Decrease_Dummy yang bernilai 1 ketika pendapatan menurun antara periode t-1 dan t, dan bernilai 0 ketika pendapatan meningkat.

Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah:

dimana:

Total Income = Pendapatan bunga + provisi/komisi + pendapatan operasional

lainnya + pendapatan non operasional

Total Costs = Beban bunga + Beban administrasi dan umum + beban

personalia + penyisihan aktiva produktif + beban operasional lainnya + beban non operasional

(24)

11

Karena Decrease_Dummy bernilai 0 ketika terjadi peningkatan

pendapatan, maka koefisien β1 merupakan besarnya perubahan biaya untuk tiap

1% peningkatan pendapatan. Dan ketika terjadi penurunan pendapatan

Decrease_Dummy akan bernilai 1, sehingga jumlah antara koefisien β1 + β2

merupakan besarnya perubahan biaya untuk tiap 1% penurunan pendapatan. Persamaan yang digunakan untuk menguji hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah:

dimana:

Total Income = Pendapatan bunga + provisi/komisi + pendapatan operasional

lainnya + pendapatan non operasional

Total Costs = Beban bunga + Beban administrasi dan umum + beban

personalia + penyisihan aktiva produktif + beban operasional lainnya + beban non operasional

(25)

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Obyek Penelitian

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah laporan keuangan Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah periode Desember 2009 – Desember 2011 yang terdaftar di website resmi Bank Indonesia. Berdasarkan data BI, jumlah Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Tengah pada tahun 2011 sebanyak 263 bank. Dari jumlah tersebut, yang digunakan dalam penelitian adalah data yang telah memenuhi kriteria.

Tabel 1.

Hasil Pemilihan Sampel

Kriteria Sampel Jumlah Data

Data BPR di Jawa Tengah yang terdaftar di Bank Indonesia 2009-2011

526 Data BPR yang tidak mempublikasikan laporan

keuangan tahun 2009-2011

(64)

Jumlah sampel yang digunakan 462

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2012

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai perubahan total biaya dan total pendapatan dari tahun 2009-2010 dan tahun 2010-2011.

(26)

13 Tabel 2. Statistik Deskriptif Rata-rata dalam (Rp 000)

Jumlah sampel yang mengalami kenaikan

Jumlah sampel yang mengalami

penurunan Perubahan total biaya

tahun 2009-2010

493.557,8 182 78,8% 49 21,2%

Perubahan total biaya tahun 2010-2011 654.494 177 76,6% 54 23,4% Perubahan total pendapatan tahun 2009-2010 675.248,5 179 77,5% 52 22,5% Perubahan total pendapatan tahun 2010-2011 1.099.053 184 79,7% 47 20,3%

Sumber: Data penelitian yang diolah, 2012

Rata-rata peningkatan total pendapatan terbesar terjadi pada tahun 2010-2011 sebesar Rp 1.099.053.000, dengan jumlah sampel yang mengalami kenaikan pendapatan sebesar 79,7% dari total sampel. Sedangkan, rata-rata perubahan total biaya pada tahun 2010-2011sebesar Rp 654.494.000, dengan jumlah sampel yang mengalami kenaikan biaya sebesar 76,6% dari total sampel. Hal tersebut menunjukkan kenaikan pendapatan menyebabkan terjadinya peningkatan biaya. Jumlah sampel yang mengalami penurunan pendapatan terbesar adalah pada tahun 2009-2010 yaitu sebesar 22,5% dan jumlah sampel yang mengalami penurunan biaya tahun 2009-2010 sebesar 21,2%. Selisih jumlah sampel ketika pendapatan meningkat dengan jumlah sampel ketika biaya meningkat sebesar 3,1%, sedangkan selisih jumlah sampel ketika pendapatan menurun dengan jumlah sampel yang mengalami penurunan biaya sebesar 1,3%. Hal tersebut menunjukkan perbedaan perubahan biaya ketika terjadi peningkatan pendapatan dan ketika terjadi penurunan pendapatan.

(27)

14

Rata-rata jumlah aset yang dimiliki pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 39.920.351.000 dan rata-rata jumlah aset yang dimiliki pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi Rp 47.270.283.000. Terjadi peningkatan rata-rata aset yang dimiliki sebesar 18% dan rata-rata-rata-rata peningkatan total pendapatan yang diterima sebesar 63%. Peningkatan total pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan aset menyebabkan intensitas aset mengalami penurunan pada tahun 2011.

Pengujian Hipotesis

Hasil uji Hausman dengan nilai signifikansi sebesar 0.243 (model hipotesis pertama) dan nilai signifikansi sebesar 0.347 (model hipotesis kedua), menunjukkan bahwa titik potong (intercept) tiap objek penelitian tidak berkorelasi dengan variabel independennya, sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Random Effects Regression Model (REM) (Gujarati dan Porter, 2009: 613).

Tabel 3.

Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel (koefisien) Coefficient Std.Eror Sig.

Konstanta 0.018 0.005 0.0013

Perubahan Pendapatan ( )

0.582 0.056 0.0000

Decrease Dummy ( ) 0.203 0.136 0.1366

(28)

15

Hasil pengujian hipotesis yang pertama dengan sebesar 0.582 dan

berpengaruh signifikan (p-value < 0.05) menunjukkan bahwa variabel perubahan pendapatan berpengaruh terhadap perubahan total biaya, sehingga total biaya akan meningkat sebesar 0.582% ketika pendapatan meningkat sebesar 1%. Nilai

koefisien sebesar 0.203 dan tidak berpengaruh signifikan (p-value > 0.05)

menunjukkan variabel penurunan pendapatan tidak berpengaruh terhadap variabel total biaya. Hasil pengujian menunjukkan perilaku biaya terkait dengan perubahan aktivitas di BPR. Ketika pendapatan meningkat, biaya akan mengalami kenaikan karena peningkatan pendapatan diikuti dengan meningkatnya sumber daya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan permintaan. Akan tetapi ketika pendapatan

menurun, perilaku biaya tidak dapat disimpulkan karena hasil yang tidak

signifikan. Perilaku kelengketan biaya (sticky costs) dapat dilihat apabila hasil

koefisien bernilai negatif dan signifikan. Dari hasil koefisien yang positif

menunjukkan penurunan biaya lebih besar dibanding dengan peningkatan biayanya yang merupakan indikasi terjadi anti-sticky behavior tetapi hasil tersebut tidak signifikan. Variabel penurunan pendapatan yang tidak berpengaruh secara signifikan dapat disebabkan karena pada periode 2009-2011 pendapatan BPR terlihat stabil.

(29)

16

Tabel 4.

Kinerja Bank Perkreditan Rakyat

2009 2010 2011

Jumlah Kredit (Dalam Milyar Rp) 7,399 8,516 9,788

NPL (Non Performing Loan) 8.35% 7.73% 6.89%

Sumber: Data Statistik Perbankan Indonesia, September 2012

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah kredit BPR di Jawa Tengah mengalami peningkatan sedangkan rasio NPL mengalami penurunan tiap tahunnya. Hal tersebut menunjukkan kinerja BPR yang semakin baik karena meningkatnya jumlah kredit diikuti dengan meningkatnya kualitas kredit. Pada periode penelitian, kinerja BPR yang membaik membuat jumlah pendapatan tidak berfluktuasi secara signifikan sehingga menyebabkan variabel penurunan biaya tidak berpengaruh terhadap perubahan total biaya. Dari hasil pengujian hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa tidak terbukti terjadi kelengketan biaya (sticky

costs) pada BPR untuk periode 2009-2011.

Pengujian Hipotesis Kedua

Tabel 5.

Hasil Pengujian Hipotesis Kedua

Variabel (koefisien) Coefficient Std.Eror Sig.

Konstanta 0.018 0.005 0.0005 Perubahan Pendapatan ( ) 0.577 0.055 0.0000 Decrease Dummy ( ) 1.783 0.312 0.0000 Decr_Dummy*Intensitas Aset ( ) -2.226 0.399 0.0000

(30)

17

Hasil pengujian hipotesis kedua membahas mengenai variasi tingkat kelengketan biaya karena intensitas aset yang dimiliki oleh bank. Nilai koefisien sebesar 0.577 dan berpengaruh signifikan menunjukkan total biaya meningkat

0.577% ketika pendapatan meningkat sebesar 1%. Nilai koefisien sebesar

1.783 dan berpengaruh signifikan menunjukkan perubahan biaya yang lebih besar

ketika pendapatan menurun. Nilai = 2.360 menunjukkan biaya menurun

2.36% ketika pendapatan mengalami penurunan sebesar 1%. Dari hasil pengujian, tidak terbukti terdapat kelengketan biaya (sticky costs) tetapi yang terjadi justru penurunan biaya yang lebih besar daripada peningkatan biaya. Penurunan yang lebih besar terjadi karena penelitian dilakukan pada periode setelah terjadinya krisis keuangan global. Krisis keuangan menambah ketidakpastian terhadap permintaan di masa mendatang dan akan mengurangi optimisme manajer. Sehingga ketika terjadi penurunan penjualan, manajer akan lebih cepat untuk mengurangi sumber daya yang dimiliki. Hal tersebut menyebabkan biaya akan menurun lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya (Banker et al.,

2010). Nilai koefisien yang negatif dan signifikan menunjukkan bahwa

intensitas aset mempengaruhi besarnya perubahan biaya. Nilai

=0.134 menunjukkan biaya menurun 0.134% ketika pendapatan menurun sebesar 1%. Dari hasil pengujian terlihat perubahan biaya yang lebih kecil pada perbankan dengan intensitas aset yang lebih tinggi. Bank dengan intensitas aset yang tinggi menggunakan jumlah aset yang lebih besar untuk kegiatan operasionalnya, sehingga ketika terjadi penurunan pendapatan, bank dengan proporsi aset yang tinggi menunjukkan penurunan biaya yang lebih kecil

(31)

18

dibandingkan dengan bank yang intensitas asetnya lebih rendah. Hal tersebut disebabkan karena diperlukan biaya penyesuaian yang besar apabila akan mengurangi jumlah aset sehingga sulit untuk mengurangi biaya. Hasil pengujian ini sesuai dengan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kelengketan biaya akan bertambah pada bank yang memiliki intensitas aset yang lebih tinggi. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, diperoleh sebesar

0.582 yang menunjukkan total biaya meningkat sebesar 0,582% ketika total pendapatan meningkat sebesar 1%. Sedangkan perubahan total biaya ketika total pendapatan mengalami penurunan tidak berpengaruh signifikan. Hal tersebut dapat disebabkan karena kinerja BPR yang membaik sehingga pada periode penelitian jumlah pendapatan tidak berfluktuasi secara signifikan. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan tidak terbukti terdapat perilaku kelengketan biaya

(sticky costs) pada BPR yang beroperasi di Jawa Tengah.

Hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel intensitas aset sebagai variabel kontrol menunjukkan total biaya meningkat sebesar 0.577% ketika pendapatan meningkat sebesar 1% dan total biaya menurun sebesar 2.36% ketika pendapatan mengalami penurunan sebesar 1%. Penurunan biaya yang justru lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya disebabkan karena penelitian dilakukan setelah periode terjadinya krisis keuangan global yang mengurangi optimisme manajer sehingga akan lebih cepat untuk mengurangi sumber daya ketika terjadi penurunan pendapatan. Hasil pengujian juga menunjukkan intensitas aset mempengaruhi besarnya perubahan biaya, total biaya

(32)

19

menurun 0.134% ketika pendapatan menurun sebesar 1%. Penurunan yang lebih kecil menunjukkan bahwa bank dengan intensitas aset yang tinggi memerlukan biaya penyesuaian yang besar terkait dengan aset yang dimilikinya sehingga akan lebih sulit untuk mengurangi biaya. Hasil pengujian menunjukkan hipotesis kedua dapat diterima.

Dengan hasil penelitian yang terbukti bahwa biaya tidak berubah secara proporsional terkait dengan perubahan aktivitasnya, manajer dapat membuat perencanaan anggaran yang lebih baik terutama terkait dengan proporsi aset tetap yang dimiliki perusahaan karena struktur biaya mempengaruhi besarnya perubahan biaya ketika pendapatan berubah. Karena perilaku kelengketan biaya

(sticky costs) terlihat pada bank dengan intensitas aset yang tinggi maka bagi bank

dengan intensitas aset yang tinggi dapat menyewa kantor, kendaraan dan

outsourcing tenaga kerja agar dapat menurunkan biaya penyesuaian sehingga

perubahan biaya terkait perubahan aktivitas dapat lebih mudah dikelola.

Penelitian ini mempunyai keterbatasan karena menggunakan total biaya dan total pendapatan sebagai variabel penelitian. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel biaya operasional dan pendapatan operasional karena variabel tersebut berhubungan secara langsung dengan volume aktivitas perusahaan.

(33)

20

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M., Banker, R., dan Janakiraman, S., 2003, Are Selling, General and Administrative Costs “Sticky”?, Journal of Accounting Research Vol. 41 No. 1,47-63.

Anderson, S.W., dan Lanen, W.N., 2009, Understanding Cost Management: What Can We Learn from the Empirical Evidence on “Sticky

Costs?”, Working Paper, yang diunduh dari

http://www.hbs.edu/units/am/docs/CostManagement.pdf tanggal 23 Juni 2012.

Balakrishnan, R., Petersen, M., dan Soderstrom, N., 2004, Does Capacity Utilization Affect the “Stickiness” of Cost?, Journal of Accounting,

Auditing & Finance Vol.19 No. 3,283-299.

Balakrishnan, R., dan Gruca, T.S., 2008, Cost Stickiness and Core Competence: A Note, Contemporary Accounting Research Vol. 25 No. 4,993-1006. Balakrishnan, R., Labro, E., dan Soderstrom, N., 2010, Cost Structure and

Sticky Costs, Working Paper, yang diunduh dari

http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1562726 tanggal 23 Juni 2012.

Banker, R., Ciftci, M., dan Mashruwala, R., 2010, Managerial Optimism and

Cost Behavior, Working Paper, yang diunduh dari

http://www2.binghamton.edu/som/files/MustafaCiftci-Binghamton.pdf tanggal 15 Maret 2012.

Bank Indonesia, 2012, Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Jakarta, yang

diunduh dari

http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan+ Indonesia/Versi+HTML/Sektor+Moneter/ tanggal 7 Maret 2012.

Bank Indonesia, 2012, Statistik Perbankan Indonesia, Statistik Perbankan

Indonesia Vol. 10 No. 9, yang diunduh dari http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/2DDDCD45-BC93-4625-AFC6-7A58E6B676A0/27505/SPISeptember2014.pdf tanggal 5 Desenber 2012.

Calleja, K., Steliaros, M., dan Thomas, D.C., 2006, A Note on Cost Stickiness: Some International Comparisons, Management Accounting Research Vol. 17 No. 2, 127-140.

(34)

21

Cannon, J., 2011, Determinants of “Sticky Costs:” An Analysis of Cost Behavior using United States Air Transportation Industry Data., AAA 2012 Management Accounting Section Meeting Paper, yang diunduh dari http://ssrn.com/abstract=1895615 tanggal 11 Januari 2012. Garrison, R.H., Noreen, E.W., dan Brewer, P.C., 2008, Managerial Accounting,

McGraw-Hill, New York.

Gujarati, D.N., dan Porter, D.C., 2009, Basic Econometrics, McGraw-Hill, New York.

Persada, I., 2006, Cost Behavior Analysis: The Stickiness of Selling, General, and Administrative Cost. An Empirical Study on Indonesian Manufacturing Companies Listed in Jakarta Stock Exchange., Tesis Program S2, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, yang diunduh dari http://rac.uii.ac.id/2008042502343200312100 tanggal 11 Januari 2012.

Porporato, M., dan Werbin, E., 2010, Active Cost Management in Banks: Evidence of Sticky Costs in Argentina, Brazil, and Canada, AAA 2011 Management Accounting Section Meeting Paper, yang diunduh dari http://ssrn.com/abstract=1659228 tanggal 11 Januari 2012.

Yasukata, K., dan Kajiwara, T., 2008, Are “Sticky Costs” the Result of Deliberate Decision of Managers?, Working Paper, yang diunduh dari http://ssrn.com/abstract=1444746 tanggal 11 Januari 2012.

(35)

22

Lampiran 1

DATA PENELITIAN

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset KABUPATEN SEMARANG 1 PD BPR BKK Ungaran 0.0263 0.0956 0.0204 0.0924 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 2 PT BPR Agung Sejahtera 0.1546 0.1331 0.1741 0.1329 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

3 PT Ambarawa Harta Sarana 0.0637 -0.0824 0.0302 -0.0772 0.0000 -0.0772 0.0000 -0.0525

4 PT BPR Ambarawa Persada 0.1079 0.0219 0.1485 0.0119 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

5 PT BPR Argo Dana Ungaran 0.0611 0.0059 0.0543 0.0274 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

6 PT BPR Dana Mitra Sentosa 0.3784 -0.0037 0.2697 0.1068 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

7 PT BPR Inti Ambarawa Sejahtera -0.1028 0.1208 0.1018 0.1265 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

8 PT BPR Klepu Mitra Kencana 0.0003 0.0414 -0.0108 0.0312 -0.0108 0.0000 -0.0069 0.0000

9 PT BPR Kusuma Palagan Ambarawa 0.0427 -0.0687 0.0438 -0.1009 0.0000 -0.1009 0.0000 -0.0665

10 PT BPR Mekar Nugraha Klepu 0.0104 0.0419 0.0404 0.0818 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

11 PT BPR Mitra Mulya Persada 0.1508 -0.0859 0.1456 -0.0749 0.0000 -0.0749 0.0000 -0.0443

12 PT BPR Persada Ganda 0.1024 0.0453 0.0191 0.0653 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

13 PT BPR Restu Klepu Makmur -0.0149 0.0963 -0.0173 0.1232 -0.0173 0.0000 -0.0107 0.0000

14 PT BPR Satria Pertiwi Semarang -0.0465 -0.0726 -0.0188 -0.0973 -0.0188 -0.0973 -0.0099 -0.0587

KABUPATEN KENDAL

15 PD BPR Kendali Artha -0.0057 0.0055 -0.0429 0.0288 -0.0429 0.0000 -0.0304 0.0000

16 PD BPR BKK Boja 0.0168 0.0174 0.0221 0.0137 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

17 PT BPR Swadharma Makmur Artha

Sembada

-0.0255 0.0579 -0.0963 0.0403 -0.0963 0.0000 -0.0693 0.0000

(36)

23

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 19 PT BPR Artha Kaliwungu 0.1118 -0.0265 0.1006 -0.0100 0.0000 -0.0100 0.0000 -0.0067

20 PT BPR Arthama Cerah Weleri 0.0091 0.0369 -0.0336 0.0749 -0.0336 0.0000 -0.0204 0.0000

21 PT BPR Citra Darian 0.0935 0.0203 0.0126 0.0301 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

22 PT BPR Dhanatani Cepiring -0.0609 0.0265 -0.0408 0.0479 -0.0408 0.0000 -0.0206 0.0000

23 PT BPR Enggal Makmur Adi Santoso 0.0890 0.0431 0.0953 0.0396 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

24 PT BPR Kusuma Rejo 0.0689 -0.0601 -0.0302 0.0034 -0.0302 0.0000 -0.0224 0.0000

25 PT BPR Kusuma Sari -0.1896 -0.0339 -0.1241 -0.1353 -0.1241 -0.1353 -0.1053 -0.1129

26 PT BPR Pasar Boja -0.0664 -0.0016 -0.0517 -0.0179 -0.0517 -0.0179 -0.0312 -0.0117

27 PT BPR Weleri Jaya Persada -0.0318 0.0121 0.0058 0.0407 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN DEMAK

28 PT BPR BKK Demak Kota 0.0873 -0.0019 0.0195 0.0569 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

29 PT BPR Artamas 0.4665 -0.3576 0.0774 0.3097 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

30 PT BPR Artha Mranggenjaya 0.0474 0.0745 0.0348 0.0896 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

31 PT BPR Arthanugraha Makmur Sejahtera -0.0053 0.0654 0.0466 0.0664 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

32 PT BPR Karticentra Artha -0.0348 -0.5229 -0.1121 -0.2819 -0.1121 -0.2819 -0.0369 -0.0917

33 PT BPR Kusuma Langgeng 0.0504 -0.0189 -0.0116 -0.0156 -0.0116 -0.0156 -0.0072 -0.0084

34 PT BPR Mranggen Mitrapersada -0.0483 0.0784 -0.0065 0.1019 -0.0065 0.0000 -0.0039 0.0000

35 PT BPR Wahana Artha Maju 0.0496 0.1067 0.0562 0.1196 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN GROBOGAN

36 PD BPR BKK Purwodadi 0.0518 0.0723 0.0624 0.0609 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

37 PT BPR Semeru 0.0375 0.0776 0.0012 0.1406 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

38 PT BPR Wirosari Ijo -0.1147 0.0959 -0.0958 0.0831 -0.0958 0.0000 -0.0632 0.0000

KABUPATEN TEGAL

(37)

24

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 40 PD BPR BKK Talang 0.0337 0.0219 0.0559 0.0373 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 41 PT BPR Arismentari Ayu 0.0624 0.0636 0.0935 0.0239 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 42 PT BPR Artha Kramat -0.0135 0.0595 -0.0045 0.0509 -0.0045 0.0000 -0.0022 0.0000 43 PT BPR Arthapuspa Mega 0.0938 0.1388 0.0929 0.1529 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 44 PT BPR Bumi Sediaguna 0.0364 -0.0142 0.0372 -0.0084 0.0000 -0.0084 0.0000 -0.0043 45 PT BPR Dhana Adiwerna 0.1003 0.0812 0.0534 0.0755 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

46 PT BPR Mega Artha Mustika 0.2924 0.1323 0.3127 0.1458 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

47 PT BPR Nusamba Adiwerna 0.1289 0.0537 0.0902 0.0930 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 48 PT BPR Nusumma jateng -0.0222 0.0547 0.0613 0.0398 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 49 PT BPR Sahabat Tata 0.0661 0.0451 0.0924 0.0364 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN BREBES 50 PD BPR Puspakencana 0.0268 -0.0139 0.0076 -0.0014 0.0000 -0.0014 0.0000 -0.0009 51 PT BPR Arisma Mandiri 0.0667 0.0063 0.0912 -0.0523 0.0000 -0.0523 0.0000 -0.0219 52 PT BPR Eleska Artha 0.2643 -0.3011 -0.2016 0.1409 -0.2016 0.0000 -0.1384 0.0000 53 PT BPR Jatibarang Sediaguna 0.0178 -0.0028 0.0174 0.0055 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN PATI 54 KOP.BPR Wedariyaksa 0.0094 0.0722 0.0043 0.0755 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

55 PD BPR Bank Daerah Pati 0.0465 0.0273 0.0462 0.0296 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

56 PD BPR BKK Pati Kota 0.1006 -0.1468 -0.0236 0.0012 -0.0236 0.0000 -0.0153 0.0000

57 PT BPR Artaperdana Delta Sentosa 0.0142 0.1065 -0.0232 0.1170 -0.0232 0.0000 -0.0157 0.0000

58 PT BPR Artha Huda Abadi 0.0198 0.0523 0.0018 0.0452 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

59 PT BPR Asabahana Sejahtera 0.1639 0.0623 0.1266 0.0765 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

60 PT BPR Juwana Arthasurya 0.1491 -0.4703 0.0469 -0.0874 0.0000 -0.0874 0.0000 -0.0569

(38)

25

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset KABUPATEN KUDUS 62 PD BPR BKK Jati Kudus 0.0829 -0.0132 0.0486 0.0089 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 63 PD BPR BP Kab Kudus -0.0322 -0.0437 0.0039 -0.0009 0.0000 -0.0009 0.0000 -0.0006

64 PT BPR Mitra Budikusuma Mandiri 0.0473 0.0709 0.0389 0.0527 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

65 PT BPR Catur Artha Jaya 0.1206 0.0576 0.1388 0.0556 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

66 PT BPR Dananta 0.0039 0.0569 0.0379 0.0463 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

67 PT BPR Hartha Muriatama 0.0834 0.1152 0.0861 0.1169 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

68 PT BPR Taruna Adidaya Santosa 0.1067 0.0227 0.0640 0.0216 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN PEMALANG

69 PD BPR Bank Pemalang 0.0786 -0.0091 0.0302 0.0172 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

70 PT BPR Panasayu Arthalayan Sejahtera -0.0759 0.1032 -0.0459 0.1104 -0.0459 0.0000 -0.0322 0.0000

KABUPATEN JEPARA

71 PD BPR BKK Jepara Kota 0.0273 0.0661 0.0389 0.0703 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

72 PD BPR Jepara Artha 0.0171 0.0281 0.0221 0.0272 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

73 PT BPR Nusamba Pecanggan jepara 0.1012 0.1090 0.0743 0.0942 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN REMBANG 74 PD BPR BKK Lasem 0.0235 0.0261 0.0163 0.0434 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 75 PD BPR BP Kab Rembang 0.0479 0.0097 0.0369 0.0565 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN BLORA 76 PD BPR BKK Blora Kota 0.0436 0.0198 0.0611 0.0288 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 77 PD BPR BP Kab Blora 0.1460 0.1424 0.1320 0.0953 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 78 PT BPR Dhana Mitratama 0.0192 0.0109 0.0199 0.0053 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 79 PT BPR Dutabakti Insani 0.1058 0.0928 0.1065 0.0966 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN BANYUMAS

(39)

26

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 80 PD BPR BKK Purwokerto Utara 0.0622 0.0322 0.0461 0.0403 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

81 PT BPR Artha Mekar Sokaraja 0.1083 0.1303 0.1117 0.1070 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

82 PT BPR Danamitra Sokaraja 0.0742 -0.0307 -0.0178 0.0241 -0.0178 0.0000 -0.0124 0.0000

83 PT BPR Gunung Simping Artha -0.0438 0.0575 -0.0092 0.0176 -0.0092 0.0000 -0.0069 0.0000

84 PT BPR Mitra Gema Mandiri 0.0402 -0.0361 0.0532 -0.0544 0.0000 -0.0544 0.0000 -0.0343

85 PT BPR Sahabat Purwokerto 0.1587 0.1581 0.1159 0.1369 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

86 PT BPR Soka Panca Artha 0.0367 0.0668 0.0478 0.0899 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN CILACAP 87 PD BPR BKK Cilacap Tengah -0.0323 0.0187 0.0367 0.0364 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 88 PT BPR Artha Rahayu 0.0559 0.0602 0.0579 0.0691 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 89 PT BPR Banyu Arthacitra 0.0194 0.0795 0.0639 0.0833 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 90 PT BPR Citanduy Artha 0.0232 0.0062 0.0299 -0.0203 0.0000 -0.0203 0.0000 -0.0143 91 PT BPR Gunung Slamet -0.1109 0.0422 -0.0500 0.0315 -0.0500 0.0000 -0.0359 0.0000 92 PT BPR Kroya Bangunartha 0.0846 0.0716 0.1049 0.0623 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 93 PT BPR Ukabima Sejahtera 0.1650 0.0657 0.1006 0.0723 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN PURBALINGGA 94 PD BPR BKK Purbalingga 0.0712 0.0658 0.0781 0.0789 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 95 PT BPR Artha Perwira 0.0147 -0.0086 0.0259 0.0049 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN BANJARNEGARA 96 PD BPR BKK Mandiraja 0.0289 0.0308 0.0392 0.0419 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 97 PT BPR Surya Y Kencana -0.0586 0.0372 -0.0036 0.0432 -0.0036 0.0000 -0.0024 0.0000 KABUPATEN MAGELANG 98 PD BPR BKK Muntilan -0.0092 -0.0052 -0.0478 0.0319 -0.0478 0.0000 -0.0347 0.0000 99 PT BPR Dwiartha Sagriya -0.0026 -0.0049 0.0007 0.0127 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

(40)

27

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 100 PT BPR Niji 0.1280 0.0799 0.0857 0.1879 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 101 PT BPR Artha Mertoyudan 0.0818 0.0855 0.0959 0.1041 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 102 PT BPR Artha Sambhara 0.0559 0.0219 0.0857 0.0429 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 103 PT BPR Danarakyat Sentosa 0.1277 0.0579 0.1023 -0.0101 0.0000 -0.0101 0.0000 -0.0069

104 PT BPR Hidup Artha Graha -0.0239 0.0608 -0.0179 0.0764 -0.0179 0.0000 -0.0152 0.0000

105 PT BPR Kembang Parama 0.0469 0.0644 0.0251 0.0913 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

106 PT BPR Lumbung Artha Muntilanindo 0.0794 0.0528 0.0588 0.0607 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

107 PT BPR Mulyo Lumintu 0.0121 -0.0014 -0.0243 0.0048 -0.0243 0.0000 -0.0159 0.0000

108 PT BPR Prima Mertoyudan Sejahtera 0.0239 0.0667 0.0351 0.0562 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN TEMANGGUNG 109 PD BPR BKK Temanggung 0.0609 0.0782 0.0409 0.1002 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 110 PD BPR BP Kab Temanggung 0.0158 0.0119 0.0291 0.0196 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 111 PT BPR Intan Surya 0.0297 0.0976 0.0570 0.1157 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 112 PT BPR Kedu Arthasetia 0.0207 0.0763 0.0185 0.0978 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 113 PT BPR Multi Arthanusa 0.3398 0.0477 0.3635 0.0088 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 114 PT BPR Suryakusuma Kranggan 0.1284 0.3153 0.1939 0.2354 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN WONOSOBO 115 PD BPR Bank Wonosobo 0.0299 0.0461 0.0072 0.1034 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 116 PD BPR BKK Wonosobo 0.1650 -0.0211 0.0655 0.0771 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

117 PT BPR Artha Selomanik Putra -0.0096 -0.1065 -0.0477 -0.0936 -0.0477 -0.0936 -0.0317 -0.0587

118 PT BPR Puspa Kencana 0.1359 0.0550 0.1343 0.0910 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

119 PT BPR Surya Yudha 0.0127 0.0570 0.1209 0.0396 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN PURWOREJO

(41)

28

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 121 PD BPR BKK Purworejo 0.0149 -0.0932 -0.0631 0.0407 -0.0631 0.0000 -0.0444 0.0000 KABUPATEN KEBUMEN 122 PT BPR Artha Mitragombong 0.1513 -0.0577 -0.0008 0.0395 -0.0008 0.0000 -0.0005 0.0000 123 PT BPR DanaMitra sejahtera 0.2334 0.1673 0.2372 0.1576 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

124 PT BPR Gunung Merapi Kebumen -0.4985 -0.0149 -0.1290 -0.0046 -0.1290 -0.0046 -0.0642 -0.0027

125 PT BPR Sinararta Sejahtera 0.1028 0.1149 0.1177 0.0919 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 KABUPATEN KLATEN 126 KOP BP Patma 0.0608 0.1133 0.0547 0.0983 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 127 KOP BPR Ceper -0.0519 0.0494 -0.0360 -0.1149 -0.0360 -0.1149 -0.0206 -0.0633 128 PD BPR Bank Klaten -0.0039 -0.0219 -0.0110 -0.0123 -0.0110 -0.0123 -0.0076 -0.0088 129 PD BPR BKK Pedan 0.0223 0.0272 0.0438 -0.0083 0.0000 -0.0083 0.0000 -0.0065 130 PD BPR BKK Tulung 0.0612 0.0614 0.0634 0.0309 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 131 PT BPR Artha Daya -0.1823 0.0159 -0.1686 0.0375 -0.1686 0.0000 -0.0940 0.0000

132 PT BPR Hardi Mas Mandiri -0.0254 0.0921 0.0432 -0.0248 0.0000 -0.0248 0.0000 -0.0169

133 PT BPR Ukabima BMMS -0.0037 -0.0001 -0.0272 -0.0009 -0.0272 -0.0009 -0.0154 -0.0006

134 PT BPR Wuni Artha Utama 0.0361 0.0514 0.0132 0.0754 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

135 PT BP Gunung Lawu -0.0118 0.0113 0.0085 0.0329 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

136 PT BPR Bhakti Riyadi Wedi 0.0252 0.0324 0.0209 0.0169 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

137 PT BPR Danamas Pratama 0.1176 0.2728 0.0552 0.2090 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

138 PT BPR Delanggu Raya -0.0236 0.0658 0.0381 -0.0099 0.0000 -0.0099 0.0000 -0.0073

139 PT BPR Gunung Mas 0.1459 -0.0952 0.0473 0.0162 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

140 PT BPR Klaten Sejahtera 0.0205 0.1055 0.0003 0.1095 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

141 PT BPR Kusuma Danaraja 0.0128 0.0127 -0.0315 -0.0335 -0.0315 -0.0335 -0.0216 -0.0209

(42)

29

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset

143 PT BPR Shinta Bakhti Wedi 0.0675 0.0829 0.0379 0.1031 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

144 PT BPR Sinarenam Permai Delanggu -0.0471 0.0069 -0.0863 -0.1938 -0.0863 -0.1938 -0.0777 -0.2186

KABUPATEN BOYOLALI

145 PT BPR Mitra Pandanaran Mandiri 0.1178 -0.0142 0.0764 -0.0073 0.0000 -0.0073 0.0000 -0.0046

146 PT BPR Arthayasa Ageng 0.1183 0.0362 0.0407 0.1079 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

147 PT BPR Bank Desa Guna Daya 0.0709 0.0455 0.0657 0.0513 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

148 PT BPR Nusamba Ampel 0.0216 0.0624 0.0346 0.0768 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

149 PT BPR Yekti Insan Sembada 0.0126 -0.1378 0.0058 -0.0606 0.0000 -0.0606 0.0000 -0.0502

KABUPATEN SRAGEN

150 PD BPR BKK Karangmalang 0.0895 0.0778 0.0911 0.0733 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

151 PD BPR Djoko Tingkir 0.0107 -0.0465 0.0171 -0.0695 0.0000 -0.0695 0.0000 -0.0527

152 PT BPR Mitra Banaran Mandiri 0.0532 0.1101 0.0414 0.0961 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

153 PT BPR Gemolong artha Mulyo 0.1679 0.3546 0.2356 0.2732 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

154 PT BPR Ghadira Danamulia -0.0416 0.0627 -0.0191 0.0566 -0.0191 0.0000 -0.0118 0.0000

155 PT BPR Sukowati Jaya -0.0431 -0.0089 -0.0482 0.0001 -0.0482 0.0000 -0.0394 0.0000

156 PT BPR Sumber Arta -0.0084 -0.0457 0.0293 -0.0553 0.0000 -0.0553 0.0000 -0.0330

KABUPATEN SUKOHARJO

157 PD BP Kabupaten Dati II Sukoharjo -0.0379 0.0098 -0.0188 0.0162 -0.0188 0.0000 -0.0152 0.0000

158 PD BPR BKK Baki 0.0236 0.0163 0.0379 0.0054 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

159 PD BPR BKK Bendosari 0.0039 0.0257 0.0473 0.0067 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

160 PD BPR BKK Grogol 0.0381 0.0068 0.0448 0.0061 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

161 PD BPR BKK Mojolaban 0.0175 0.0243 0.0082 0.0092 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

162 PT BPR Surya Utama 0.2158 0.1432 0.4749 0.3015 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

(43)

30

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 164 PT BPR Bekonang Sukoharjo 0.0407 0.0896 0.0283 0.0893 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 165 PT BPR Grogol Joyo -0.0793 -0.0961 -0.0687 -0.1303 -0.0687 -0.1303 -0.0374 -0.0862 166 PT BPR Ihuthan Ganda 0.0257 0.0657 0.0041 0.0464 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

167 PT BPR Jadi Manunggal Abadi -0.0212 -0.0522 -0.0213 -0.0487 -0.0213 -0.0487 -0.0157 -0.0359

168 PT BPR Kartadhani Mulya 0.0905 0.2430 0.2204 0.2389 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

169 PT BPR Kartasura Makmur 0.0675 0.1035 0.0436 0.1256 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

170 PT BPR Kartasura Saribumi 0.0678 0.0358 0.1074 0.0475 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

171 PT BPR Restu artha Abadi -0.2589 0.1049 0.3147 0.3144 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

172 PT BPR Sami Makmur d/h Pajang Raya 0.0198 0.0509 0.0005 0.0396 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

173 PT BPR Sinarguna Sejahtera 0.0947 0.0808 0.0947 0.0664 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

174 PT BPR Solobaru Permai 0.0709 0.1671 0.0818 0.1394 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

175 PT BPR Tugu Kencana 0.0535 0.2085 0.0467 0.2048 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

176 PT BPR Wira Ardana Sejahtera -0.0309 0.0239 0.1352 0.1627 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN KARANGANYAR

177 PD BPR Bank Karanganyar -0.0158 0.0656 -0.0046 0.0641 -0.0046 0.0000 -0.0034 0.0000

178 PD BPR Bank Daerah Karanganyar 0.0111 -0.0185 0.0281 -0.0084 0.0000 -0.0084 0.0000 -0.0063

179 PD BPR BKK Tasikmadu 0.0021 0.0756 0.0162 0.0792 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

180 PT BPT Artha Mas Surakarta 0.0182 0.0227 0.0536 -0.0183 0.0000 -0.0183 0.0000 -0.0124

181 PT BPR Antar Rumeksa Arta -0.0150 0.0501 -0.0101 0.0552 -0.0101 0.0000 -0.0064 0.0000

182 PT BPR Bina Sejahtera Insani 0.0200 0.0677 0.0323 0.0616 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

183 PT BPR Buana Citra Lestari 0.1281 0.0648 0.2935 0.1841 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

184 PT BPR Cita Dewi 0.0969 0.0724 0.0849 0.1012 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

185 PT BPR Gondangrejo 0.0960 0.1148 0.0846 -0.0081 0.0000 -0.0081 0.0000 -0.0056

(44)

31

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 187 PT BPR Lawu Artha 0.0508 0.0387 0.0444 0.0321 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

188 PT BPR Pura Artha Kencana Jatipuro 0.0791 0.1387 0.0760 0.1369 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

189 PT BPR Tawangmangu Jaya 0.0365 0.0602 0.0133 0.0508 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN WONOGIRI

190 PD BPR BKK Wonogiri Kota 0.0074 0.0264 0.0145 0.0278 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

191 PD BPR Giri Suka Dana 0.0629 0.0741 0.0657 0.0576 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

192 PT BPR Gajah Mungkur D/h Tunggal dara 0.0627 0.0439 0.0201 0.0739 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN BATANG

193 PD BPR BKK TPI Klidang Lor 0.0486 0.0746 0.0546 0.0775 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

194 PT BPR Limpungarta Utama 0.0534 0.1048 0.0889 0.0561 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN KOTA SEMARANG

195 PD BPR Bank Pasar Kota Semarang 0.0511 0.0798 0.0200 0.1069 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

196 PT BPR Arto Moro 0.1037 0.0899 0.1097 0.1363 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

197 PT BP Gunung Merbabu 0.0055 0.0111 -0.0152 0.0283 -0.0152 0.0000 -0.0087 0.0000

198 PT BPR Adil Jaya Artha 0.0351 -0.0477 0.0208 -0.0554 0.0000 -0.0554 0.0000 -0.0381

199 PT BPR Artha Tanah Mas 0.0554 -0.0407 0.0390 -0.0091 0.0000 -0.0091 0.0000 -0.0058

200 PT BPR Estetika Artha guna 0.0829 0.1203 0.0155 0.0368 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

201 PT BPR Gunung kawi 0.0296 0.0100 0.0429 -0.0006 0.0000 -0.0006 0.0000 -0.0004

202 PT BPR Gunung Kinibalu -0.0206 0.0086 0.0256 0.0102 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

203 PT BPR Gunung Rizky Pusaka Utama 0.1161 0.0629 0.1393 0.1181 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

204 PT BPR Jateng 0.0731 0.0825 0.0871 0.0826 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

205 PT BPR Kedung arto 0.0328 0.0750 0.0635 0.0672 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

206 PT BPR Kusuma Makmur 0.0418 -0.0739 -0.0963 -0.2779 -0.0963 -0.2779 -0.0754 -0.2895

(45)

32

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset

208 PT BPR Semarang Margatama Gunadama 0.0424 0.0477 0.0035 0.0241 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

209 PT BPR Setia Karib abadi 0.0916 -0.0349 0.0809 -0.0707 0.0000 -0.0707 0.0000 -0.0487

210 PT BPR Weleri Makmur 0.0414 0.1053 0.0469 0.0796 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN KOTA SALATIGA

211 PD BPR Bank Salatiga 0.1486 0.0331 0.0941 0.0537 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

212 PT BPR Dinamika Bangun Artha 0.0092 0.0403 -0.0096 0.0517 -0.0096 0.0000 -0.0066 0.0000

213 PT BPR Krida Harta Salatiga 0.0109 -0.0059 0.0078 -0.0132 0.0000 -0.0132 0.0000 -0.0090

KABUPATEN KOTA PEKALONGAN

214 PD BPR BKK Pekalongan barat 0.0461 0.0239 0.0678 -0.0093 0.0000 -0.0093 0.0000 -0.0074

215 PD BPR BP Kota Pekalongan 0.1098 -0.1120 -0.0808 0.0345 -0.0808 0.0000 -0.0652 0.0000

216 PT BPR Sejahtera Artha sembada 0.1206 0.1079 0.1174 0.1087 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN KOTA TEGAL

217 PD BPR BKK Margadana 0.1487 0.0143 0.0858 0.1131 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

218 PD BPR BP Kota Tegal 0.0657 -0.0057 -0.0704 -0.0554 -0.0704 -0.0554 -0.0525 -0.0479

KABUPATEN KOTA MAGELANG

219 PD BPR Bank Magelang 0.1315 0.0706 0.1405 0.0687 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

220 PT BPR Mertoyudan Makmur 0.0499 0.0064 0.0311 -0.0212 0.0000 -0.0212 0.0000 -0.0164

221 PT BPR Mitra Mertoyudan 0.0257 0.0037 0.0431 0.0178 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

222 PT BPR Sinar Garuda Prima 0.2052 0.0817 0.1780 0.1076 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

KABUPATEN KOTA SURAKARTA

223 PD BPR Bank Solo 0.0970 0.1046 0.0653 0.0997 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

224 PT BPR Binalanggeng Mulia 0.0042 0.1297 0.0339 0.0886 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

225 PT BPR Dana Utama -0.0425 -0.0009 -0.1466 0.0498 -0.1466 0.0000 -0.1096 0.0000

(46)

33

No Nama BPR Log Total Biaya Log Total

Pendapatan Dummy_Log Pendapatan Dummy_ LogPndptan_Log Aset 227 PT BPR Rejeki Insani -0.0538 0.1114 -0.0374 0.1019 -0.0374 0.0000 -0.0299 0.0000 228 PT BPR Sabar Arthapalur -0.0247 0.1203 -0.0036 0.1392 -0.0036 0.0000 -0.0026 0.0000 229 PT BPR Sukadana 0.0219 0.0483 0.0203 0.0437 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 230 PT BPR Sukadyarindang -0.0077 -0.0134 -0.0137 -0.0122 -0.0137 -0.0122 -0.0086 -0.0080 231 PT BPR Suryamas 0.0855 0.1141 0.1599 0.0866 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

(47)

34

Lampiran 2

Hasil Uji Regresi Model 1 Uji Hausman

Uji Hausman dilakukan untuk menentukan model regresi panel yang lebih baik digunakan antara Fixed Effects dengan Random Effects. Apabila terdapat korelasi antara titik potong (intercept) dengan variabel independennya dapat menggunakan model Fixed Effects. Sebaliknya apabila tidak terdapat korelasi antara titik potong (intercept) dengan variabel independennya dapat menggunakan model Random Effects karena model tersebut dapat memperbaiki efisiensi estimasi (Gujarati dan Porter, 2009: 613).

Random Effects Model: v(i,t) = e(i,t) + u(i)

Estimates: Var[e] = .361327D-02 Var[u] = .165694D-02

Corr[v(i,t),v(i,s)] = .314397 Lagrange Multiplier Test vs. Model (3) = 35.48 ( 1 df, prob value = .000000)

(High values of LM favor FEM/REM over CR model.) Fixed vs. Random Effects (Hausman) = 2.83 ( 2 df, prob value = .243274)

(High (low) values of H favor FEM (REM).) Reestimated using GLS coefficients:

Estimates: Var[e] = .736214D-02 Var[u] = -.203101D-02

Sum of Squares .243836D+01

Hasil uji Hausman menunjukkan p-value sebesar 0.243 yang berarti tidak terdapat korelasi antara titik potong (intercept) dengan variabel independennya sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model Random

(48)

35 Random Effect Model

Variable Coefficient Standard

Error b/St.Er. P[|Z|>z] Mean of X X1 .5815154 .0564508 10.301 .0000 .0481517 X2 .2031169 .1364361 1.489 .1366 -.0106279 Constant .0175422 .0054366 3.227 .0013

Hasil Uji Regresi Model 2 Uji Hausman

Random Effects Model: v(i,t) = e(i,t) + u(i)

Estimates: Var[e] = .348493D-02 Var[u] = .145766D-02 Corr[v(i,t),v(i,s)] = .294918 Lagrange Multiplier Test vs. Model (3) = 43.59 ( 1 df, prob value = .000000)

(High values of LM favor FEM/REM over CR model.) Fixed vs. Random Effects (Hausman) = 3.30 ( 3 df, prob value = .347439)

(High (low) values of H favor FEM (REM).) Reestimated using GLS coefficients:

Estimates: Var[e] = .714473D-02 Var[u] = -.212351D-02

Sum of Squares .228678D+01

Hasil uji Hausman menunjukkan p-value sebesar 0.347 yang berarti tidak terdapat korelasi antara titik potong (intercept) dengan variabel independennya sehingga pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model Random

Effects.

Random Effect Model

Variable Coefficient Standard

Error b/St.Er. P[|Z|>z] Mean of X X1 .5771422 .0546961 10.552 .0000 .0481517 X2 1.7830704 .3124215 5.707 .0000 -.0106279 X3 -2.2260814 .3990397 -5.579 .0000 -.0073435 Constant .0181974 .0052487 3.467 .0005

(49)

36

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Stefany Triana Putri

Nim : 232009050

Alamat : Jalan Pekih Nomor 35 RT 02/ RW II Sokanegara Kab.

Banyumas 53115

Judul Skripsi : PERILAKU KELENGKETAN BIAYA (STICKY COSTS)

PADA INDUSTRI PERBANKAN DI JAWA TENGAH

Pendidikan Formal

SD Santa Maria Purwokerto (1997 – 2003) SMP Negeri 1 Purwokerto (2003 – 2006) SMA Negeri 1 Purwokerto (2006 – 2009)

Pengalaman Organisai

Panitia Seminar “Prospek Perdagangan Berjangka Komoditi Sebagai Alternatif Investasi”

Korps Asisten Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan semester genap 2011/2012

Korps Asisten Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW mata kuliah Lab. Akbi, dan Statistika semester ganjil 2012/2013

Referensi

Dokumen terkait

The URL obfuscation technique improves overall delivery performance and provides an additional layer of security for the end user, including benefits in areas such as privacy

Dalam indikator ini dapat diukur dengan menggunakan,Apakah komunitas ORArT ORET Semarang berani bernegosiasi dengan cara dan faktor nilai yang tepat, Apa dampak yang

Penataan Bangunan Kawasan Strategis Nasional Pusat Kota Tabanan (tahun ke-2) (2).. Penyusunan RTBL Penataan Kawasan Warisan Budaya Jatiluwih

We’ll build a class for array data and functions that encapsulates some of the normal array operations: inserting new data, displaying array data, and calling the different

Kesimpulan dari pengabdian masyarakat yang berjudul pendampingan proses produksi keripik singkong yang rendah minyak di Dusun Gumawang, Patuk Kabupaten Gunung

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membantu diagnosa tersebut seperti klasifikasi citra CT scan tumor otak dengan metode Association Rule Mining [3], prediksi

Network standards, technologies, and Cisco solutions covered in depth include Simple Network Management Protocol (SNMP) and Management Information Bases (MIB), Remote Monitoring

DARI : Panitia Pengadaan Barang/Jasa pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Belu Tahun Anggaran 2013.. Pekerjaan : Pembangunan Pasar Tradisional Hanimasin