• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROPAGANDA 2.1. Pengertian Propaganda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROPAGANDA 2.1. Pengertian Propaganda"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II PROPAGANDA

2.1. Pengertian Propaganda

Propaganda berasal dari bahasa latin, yaitu propagare yang berarti mengembangkan atau memekarkan. Kata itu muncul dari kata CONGREGATIO DE PROPAGANDA FIDE pada tahun 1622 ketika Paus Gregorius XV mendirikan organisasi yang bertujuan mengembangkan dan memekarkan agama kahtholik Roma baik di Italia maupun di Negara-negara lain. (R. A. Santoso, 1983:16)

Propaganda merupakan salah satu bentuk komunikasi massa yang sering kali digunakan oleh individu ataupun kelompok sebagai media untuk menyebarluaskan suatu keyakinan atau doktrin. Carl I Hovlan mengatakan bahwa propaganda merupakan usaha untuk merumuskan secara tegar azas-azas penyebaran informasi serta pembentukan opini dan sikap (Propganda, 2007), sering kali propaganda dianggap sebagai suatu usaha dalam melakukan komunikasi yang bersifat persuasif, direncanakan untuk mempengaruhi pandangan dan tingkah laku individu-individu agar sesuai dengan keinginan dari propagandis. Sumber propaganda dan tujuannya dapat bersifat „terang-terangan‟ atau „tersembunyi‟ bagi audience, dan dapat pula disebut propaganda yang bersifat „terbuka‟ atau „tertutup‟. Selain itu, ada juga yang disebut dengan counter propaganda atau propaganda yang melawan atau yang kontra suatu propaganda dengan tujuan untuk menangkis atau melawan.

Menurut Enclyclopedia International, propaganda adalah suatu jenis komunikasi yang berusaha mempengaruhi pandangan dan reaksi, tanpa mempedulikan tentang nilai benar atau tidak benarnya pesan yang disampaikan. Sedangkan menurut Enclyclopedia Everyman’s, propaganda adalah suatu seni untuk penyebaran dan meyakinkan suatu kepercayaan, khususnya suatu kepercayaan agama atau politik. Propaganda berusaha untuk meyakinkan pendapat-pendapat tanpa perlu mengemukakan alasan-alasan. Dengan demikian propaganda suatu senjata yang potensial bila

(2)

dipergunakan tanpa memikirkan atau mempertimbangkan kebenaran terhadap pesan yang disampaikan.

Secara umum propaganda didefinisikan sebagai skema untuk mempropagandakan suatu doktrin atau tindakan kepada seseorang atau sekelompok orang yang disebarkan melalui kata-kata, suara, iklan komersil, musik, gambar, dan simbol-simbol lainnya. Pengertian lainnya disampaikan lebih jauh lagi oleh James E. Combs dan Dan Nimmo (1994:23) sebagai berikut:

a. “Usaha yang disengaja dan sistematis…untuk mencapai respon yang lebih jauh lagi merupakan tujuan yang diinginkan oleh ahli propaganda” b. “Sebuah usaha untuk mempengaruhi opini dan tingkah laku”

c. “Situasi propaganda yang tipikal adalah A melalui suatu metode atau metode lain yang berhubungan dengan B sehingga cenderung mempengaruhi tingkah laku B”

d. “Semua usaha yang membujuk setiap orang untuk kepercayaan atau untuk suatu bentuk tindakan”

e. “Usaha untuk mempengaruhi personalitas dan mengontrol tingkah laku individual menuju tujuan akhir yang dianggap tidak ilmiah atau nilainya meragukan dalam masyarakat pada waktu yang ditentukan”

Berikut ini beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli:  Qualter

“Propaganda is the deliberate attempt by some individual or group to form, control or alter the attitude of other groups by the use of the instruments of communication with the intention that in any given situation the reaction of those so influenced will be that desired by propagandist”

Artinya: Propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja oleh beberapa individu atau kelompok untuk membentuk, mengawasi atau mengubah sikap dari kelompok-kelompok lain dengan menggunakan media komunikasi dengan tujuan bahwa pada setiap situasi yang tersedia, reaksi dari mereka yang dipengaruhi akan seperti yang diinginkan oleh si propagandis.

(3)

“Propaganda is in the broadcast sense the technique of influencing human action by the manipulation of representations”

Artinya: Propaganda dalam arti yang luas, adalah tekhnik untuk mempengaruhi kegiatan manusia dengan memanifulasikan representasinya (representasi dalam hal ini berarti kegiatan atau berbicara untuk suatu kegiatan kelompok).

 Barnays

“Modern propaganda is a consistent, enduring effort to create or shape event to influence the relations of the public to an enterprise idea or group”

Artinya: Propaganda modern adalah suatu usaha yang bersifat konsisten dan terus menerus untuk menciptakan atau membentuk peristiwa-peristiwa guna mempengaruhi hubungan publik terhadap suatu penguasa atau kelompok.

 Ralph D. Casey

“Propaganda is the deliberate and conscious effort to fix an attitude or modify an opinioin as it relater to a doctrine or program, and on the other hand, the conscientious effort of the agencies of communications to disseminate facts in a spirit of objectivity and honesty”

Artinya: Propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan sadar untuk menetapkan suatu sikap atau mengubah suatu pendapat yang berkaitan dengan suatu doktrin atau program, dan di pihak lain, merupakan suatu usaha yang sadar dari lembaga-lembaga komunikasi, untuk menyebarkan fakta dalam semangat obyektivitas dan kejujuran.  Drs. R.A Santoso Sastropoetro

Propaganda adalah suatu penyebaran pesan yang terlebih dahulu telah direncanakan secara seksama untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat dan tingkah laku dari penerima komunikan sesuai dengan pola yang telah ditetapkan oleh komunikator.

 Prof. Onong Uchyana Efendi

Propaganda adalah komunikasi yang dilakukan secara berencana, sistematis dan berulang-ulang untuk mempengaruhi seseorang, khalayak

(4)

atau bangsa agar melaksanakan kegiatan tertentu dengan kesadaran sendiri tanpa paksa atau dipaksa.

 Drs. R. Roekomy

Propaganda adalah usaha mempengaruhi orang lain berdasarkan faktor-faktor psikologis tentang sesuatu yang baru atau belum diakui kebenarannya agar terbuat sesuai dengan yang diharapkan.

 Prof. Dr. mar`at

Propanganda itu adalah suatu tekhnik, cara atau usaha yang sistematis serta sungguh-sungguh dipikirkan secara mendalam dimana tekhnik atau cara/usaha ini dilakukan baik oleh seseorang maupun sekelompok orang untuk mempengaruhi pendapat atau sikap orang lain atau kelompok lain.  Prof. DR.H.C.J. Duyker

Bahwa siapa pun yang melakukan propaganda menyebarkan pesan-pesan, mempunyai keinginan untuk mengubah sikap, pendapat, tingkah laku dari sesama manusia sebagai objeknya.

William Albig

Pada awalnya kegiatan propaganda didasarkan pada komunikasi dari mulut ke mulut dan media cetak yang mencapai kelompok kecil.

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikatakan bahwa propaganda adalah suatu usaha yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara berulang-ulang dalam menyebarkan pesan guna mempengaruhi seseorang, khalayak atau bangsa untuk mengubah sikap, pandangan, pendapat dan tingkah laku agar melaksanakan kegiatan tertentu dengan kesadaran sendiri tanpa paksa atau dipaksa. Dapat diambil beberapa kata kunci dalam pengertian yang telah diuraikan oleh beberapa ahli di atas, yaitu menyebarluaskan, pesan, mempengaruhi, pendapat, tujuan, dan sesuatu yang telah direncanakan. Kata menyebarluaskan atau penyebarluasan dalam definisi tersebut dapat mengandung pengertian “menumbuhkembangkan”. Kata menyebarluaskan dapat juga berarti “menyiarkan” atau “mempublikasikan” yang merupakan sesuatu yang disengaja. Suatu kegiatan yang disengaja memerlukan suatu perencanaan dalam bentuk suatu pola atau skema yang sistematis. Sesuatu yang

(5)

disebarluaskan di sini adalah informasi yang mengandung suatu pesan dengan tujuan untuk mengubah pendapat (opini) orang yang menerimanya.

Menurut Drs. R.A SAntoso Sasttropoetro, dalam propaganda ada beberapa unsur-unsur terbentuknya sebuah komunikasi, di antaranya:

a. Komunikator, atau orang yang dilembagakan atau lembaga yang menyampaikan informasi atau pesan dengan isi dan tujuan tertentu. b. Komunikan atau penerima informasi atau pesan, yang diharapkan

menerimanya dan kemudian melakukan sesuatu sesuai dengan pola yang ditentukan oleh komunikator.

c. Kebijaksanaan atau politik propaganda yang menentukan isi dan tujuan yang hendak dicapai.

d. Pesan tertentu yang telah di-“encode” atau dirumuskan sedemikian rupa agar mencapai tujuannya yang efektif, yaitu:

- Pesan itu dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian komunikan dan mencapai tujuannya. - Pesan disampaikan dengan menggunakan lambang-lambang yang

dimengerti oleh komunikan.

e. Sarana atau medium (media), yang tepat dan sesuai atau serasi dengan situasi komunikan. Diperlukan pengetahuan komunikator terhadap “communication habit” dari komunikannya. Apa yang dimaksud dengan communication habit adalah kebiasaan komunikan mengenai medium yang paling disenangi dan dipergunakan untuk menangkap pesan atau informasi melalui media massa.

f. Teknik yang seefektif mungkin, yang dapat memberikan pengaruh secepatnya dan mampu mendorong komunikan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginan atau pola yang ditentukan oleh komunikator.

g. Kondisi dan situasi yang memungkinkan dilakukan kegiatan propaganda yang bersangkutan

h. Tercapai tujuan pada aspek kognitif, afektif dan konatif.

Adapun unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan oleh Harold Lasswell di antaranya:

(6)

a. Who : menunjukan unsur “siapa” yang terlibat

b. Says What : menujukan ke”apa”an / isi (content/ message) c. In Which Channel : menujukan tentang media yang digunakan

d. To Whom : menujukan pada siapa tujuan dari propaganda tersebut (komunikan)

e. With What Effect : Menunjukan pada efek yang ditimbulkan

f. Situation : menujukan situasi yang terjadi pada saat bersamaan semisal terjadi konflik, stabil, labil

g. Technique : menujukan pada cara yang dilakukan untuk proses tersebut

h. Kebijakan : menujukan pada acuan atau hal yang ingin diraih.

Terdapat kesamaan antara komunikasi dengan propaganda yaitu adanya pemberi pesan, pesan, dan penerima pesan. Akan tetapi ada perbedaan antara komunikasi dan propaganda yaitu propaganda bersifat satu arah sedangkan komunikasi bersifat dua arah. Propaganda menggunakan

setting untuk mempengaruhi pendengar sedangkan koumunikasi terjadi

secara alami.

Propaganda dapat berupa kegiatan saling mempengaruhi dengan menggunakan lambang-lambang tertentu (symbolic interaction), dan dapat pula merupakan propaganda yang menggunakan kegiatan nyata (propaganda of the deed). Perubahan yang diinginkan oleh komunikan, tergantung dari tujuan yang hendak dicapai dengan propaganda itu sendiri, serta tergantung pula dengan bentuk dan sifatnya, teknik dan mediumnya atau sarana yang dipergunakan. Dalam propaganda, tujuan merupakan sesuatu hal yang sangat penting karena tujuan akan menentukan teknik dan isi propaganda. Sangat sulit untuk menganalisis tujuan atau mengidentifikasikan suatu hal sebagai propaganda kecuali dengan melihat ciri-cirinya sebagai penyebarluasan ide dan mengaitkannya dengan hal-hal lain yang berada di sekelilingnya seperti tujuan organisasi dan badan induk penyebarluasan propaganda.

Secara sederhana propaganda dapat diibaratkan dengan penyebaran benih dalam holtikultura. ”Tanah menyebarluaskan benih, manusia

(7)

menyebarluaskan ide dan keduanya menyebarluaskan sejenis kultur yang kadang-kadang bersifat acak, dan kadang-kadang memiliki tujuan tertentu. Sebagaimana ditekankan oleh praktik seni komunikasi masa kini” (James E Combs dan Dan Nimmo:1994:12). Lebih lanjut, James E combs dan Dan Nimmo dalam bukunya Propaganda baru : Kediktaktoran Perundingan Dalam Politik Masa Kini, mengutip perkataan Jesse Jackson ”Saya bekerja ibarat penabur Injil. Sebarkan benih kemana-mana. Beberapa di antaranya jatuh di tanah berbatu, beberapa diterbangkan angin kembali ke wajahmu, tetapi bagian terbanyak jatuh di atas permukaan yang subur dan berkembang biak. Dan benih yang berkembang biak tersebut cukup banyak jumlahnya dibandingkan dengan yang jatuh di atas bebatuan dan yang diterbangkan kembali oleh angin” (James E Combs dan Dan Nimmo:1994:12).

Jika pernyataan dikaji maka berarti keberhasilan propaganda terletak pada teknik yang digunakan yaitu bagaimana menemukan tanah yang subur sebagai ladang persemaian propaganda dan bagaimana memilih pupuk dan teknik persemaian serta perawatan yang baik agar benih-benih yang disebarkan dapat tumbuh sempurna bahkan akan menghasilkan benih baru dengan kualitas lebih baik lagi. Tanah, sebagai ladang persemaian propaganda dapat dilihat sebagai tempat yang tepat di mana propaganda dapat menyebarluaskan ide-idenya secara efektif sesuai dengan tujuannya. Teknik persemaian dan perawatan dapat dilihat sebagai teknik propaganda baru dalam penyebarluasan ide-ide dengan menggunakan beragam cara dan menggunakan beragam alat penyebarluasan ide seperti buku, film, musik, internet dan sumber-sumber informasi lainya seperti yang kita kenal saat ini. Sedangkan pupuk dapat dilihat sebagai strategi agar propaganda dapat tumbuh subur di lahan yang subur dan agar alat propaganda dapat efektif digunakan sebagai media penyebarluasan ide.

(8)

2.2 Teknik-teknik Propaganda

Dalam melakukan propaganda diperlukan teknik-teknik agar tujuan propaganda yang dilakukan dapat diterima oleh pihak yang dimaksud. Menurut penguraian Decker, ada tujuh teknik propaganda yang biasa digunakan.

a. Name-calling. Pemberian julukan atau sebutan dalam arti yang buruk. Teknik ini memberi cap buruk pada individu, kelompok, bangsa, ras, kebijakan-kebijakan, para praktisi, kepercayaan, dan cita-cita tertentu. Tujuan dari teknik ini adalah agar pembaca atau pendengar dapat menolak atau mengutuk objek dari propaganda tersebut. Propagandisnya berusaha membangkitkan kebencian dan ketakjuban masyarakat terhadap sesuatu. Misalnya Jepang menyebut bangsa Belanda sebagai bangsa yang tidak berbudaya. Hal ini dapat memberikan nilai buruk terhadap bangsa Belanda, dan ketika sebuah bangsa sudah memiliki citra yang buruk, itu berarti bangsa tersebut tidak disukai karena memiliki sifat-sifat curang dan atau mau menang sendiri.

b. Glittering Generalities. Teknik propaganda ini menyamakan sesuatu yang dipropagandakan dengan tujuan-tujuan mulia, luhur, dan biasanya selalu menggunakan pernyataan-pernyataan yang mengesankan kebajikan. Pelaku propaganda berusaha membangkitkan perasaan cinta, keikhlasan, dan perasaan terlibat langsung kepada hati masyarakat terhadap program atau kepentingan tertentu. Contoh propaganda seperti ini pada masa pendudukan Jepang adalah propaganda-propaganda yang dibuat oleh pemerintahan Jepang mengenai slogan-slogan yang mengangkat citra baik bangsa Jepang seperi bangsa Jepang adalah bangsa yang mampu menciptakan rakyat Hindia Belanda menjadi bangsa yang adil dan makmur.

c. Testimonial. Teknik ini memberi suatu kesaksian mengenai kebaikan atau keburukan sesuatu. Dengan memberikan kesaksian yang dimaksudkan tujuannya untuk memengaruhi massa agar mengikutinya.

(9)

d. Transfer. Teknik propaganda yang menggunakan pengaruh dari

seseorang tokoh yang paling berwibawa di lingkungan tertentu. Teknik ini memanfaatkan wibawa, kesepakatan, dan kehormatan sebagai sarana untuk memperkuat penerimaan masyarakat dalam propaganda. Biasanya dalam teknik ini berlaku sistem simbol, seperti bendera melambangkan bangsa. Simbol itu dipakai untuk mengobarkan perasaan rakyat yang bersangkutan. Misalnya dalam upaya merebut simpati rakyat Hindia Belanda, Jepang mengatakan “Demi mempertahankan budaya timur, mari kita usir penjajah Belanda”. Budaya timur merupakan sebutan budaya Jepang. Oleh karena itu, dengan mendengar ucapan seperti itu, Jepang mengharapkan rakyat Hindia Belanda mendukung setiap program yang dilakukan oleh Jepang.

e. Card-stacking. Teknik ini mengarahkan masyarakat kepada keadaan

pemikiran yang dikehendaki. Dalam teknik ini digunakan seni mengelabui demi kepentingan kelompok, bangsa, perbuatan, kepercayaan, atau cita-cita. Teknik ini banyak dilakukan oleh pemerintahan Jepang. Misalnya Keimin Bunka Sidosho adalah merupakan teknik propaganda untuk mengatur sastrawan dimana pengarang disuruh menciptakan karya-karya sastra sesuai dengan kepentingan Jepang.

f. Plain-folkz. Teknik semacam ini adalah dilakukan dengan usaha

merakyat dan menyederhana guna merebut kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini para politisi, pemimpin suatu organisasi, usahawan, pejabat-pejabat negara atau bahkan guru tampil di tengah-tengah masyarakat seolah-olah sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri. Propaganda ini dilakukan dengan segala kebiasaan dan kesederhanaannya. Pada masa pendudukan Jepang, terkadang tentara-tentara Jepang ikut serta bersama petani dalam menanam padi, kapas, jarak, dan lain-lain.

g. Bandwagon technique. Teknik yang bertujuan untuk membuat orang agar mengikuti tindakan banyak orang yang sudah sesuai dengan

(10)

kehendak pembuat propaganda. Sebagai contoh pada pendudukan Jepang adalah slogan “Bangsa Jepang mencintai laut, rakyat Hindia Belanda juga mencintai laut”. Kalimat seperti itu membangkitkan hasrat rakyat Hindia Belanda untuk mengikuti Jepang.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kedisiplinan karyawan sekretariat daerah dan untuk mengetahui faktor-faktor

Print , copy , jilid, kemudian bayar pakai sampah merupakan produk pelayanan jasa ( ijarah ) yang dapat diterapkan oleh bank sampah syariah yang akan dibuat di

Tabel 4.5 Korelasi waktu mulai nyeri perut dengan tingkat keparahan apendisitis akut anak berdasarkan klasifikasi Cloud di bangsal bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

Menurut Malik (1992), mukosa lambung merupakan barier antara lambung dengan berbagai bahan yang masuk melalui saluran pencernaan, seperti makanan, produk-produk pencernaan,

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pembahasan dalam penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah di SMA

Live the vision adalah karakteristik yang pertama kali harus dimiliki oleh seorang Leadpreneur, sedangkan pemilik belum dapat menghidupi visinya dan belum secara maksimal

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan dapat memperoleh pemahaman mengenai besarnya peranan sistem pengendalian internal terhadap

18 Saya mudah tergoda untuk bercumbu dengan pasangan saya 19 Saya melakukan hubungan seks atas dasar suka sama suka 20 Saya bisa mengendalikan diri saya untuk tidak