• Tidak ada hasil yang ditemukan

Drainase Berkelanjutan (Sustainable Urban Drainage)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Drainase Berkelanjutan (Sustainable Urban Drainage)"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Drainase Berkelanjutan

(2)

Quiz

Jelaskan tahapan perencanaan sistem

drainase konvensional

(3)

setelah pengembangan

sebelum pengembangan

BEFORE DEVELOPMENT AFTER DEVELOPMENT

Q

t

Evapora si Hujan Infiltrasi Run-off Hujan Run-off Infiltrasi Evaporas i

(4)

Permasalahan

• Kuantitas (Quantity)

• Banjir-Erosi

• Kualitas (Quality)

• Pencemaran Badan Air Penerima • Shockloading pada IPAL

(5)

Pendekatan Perencanaan

Sistem Drainase

KUANTITAS KUALITAS KENYAMANAN KENYAMANAN KUALITAS KUANTITAS KONVENSIONAL

(6)

Secara sederhana, pengelolaan

drainase perkotaan yang

berkesinambungan (sustainable

urban drainage system) merupakan

(7)

Ini berarti bahwa terdapat satu seri

dari interaksi antara lingkungan

lahan dan lingkungan air.

Dalam hal ini interaksi tidak hanya

melibatkan air saja tetapi juga

sedimen dan polutan lainnya, dan

dapat berubah menurut ruang dan

waktu

(8)

Pembangunan sistem drainase perkotaan

perlu memperhatikan fungsi drainase

sebagai prasarana kota yang didasarkan

pada konsep berwawasan lingkungan.

Konsep ini antara lain berkaitan dengan

usaha konservasi sumber daya air, yang

pada prinsipnya mengendalikan air hujan

agar lebih banyak yang diresapkan ke

dalam tanah sehingga mengurangi jumlah

limpasan.

(9)

Kondisi Exixting

• Sampai saat ini masih banyak Kota menangani

drainase dengan

paradigma lama

yaitu

mengalirkan air hujan yang berupa limpasan

(run-off) secepat-cepatnya ke penerima

air/badan air terdekat.

• Penanganan masih bersifat teknis belum

pempertimbangkan faktor lingkungan,

sosial-ekonomi dan budaya, serta kesehatan

(10)

Paradigma baru

penanganan

Drainase

• Mengendalikan kelebihan air

permukaan yang dapat dimanfaatkan

untuk persediaan air baku dan

kehidupan aquatik dengan

meresapkan air permukaan

sebanyak-banyaknya ke dalam tanah

(mempertimbangkan konservasi air).

(11)

Isu Strategis

• Ketegasan fungsi drainase:berfungsi

mengalirkan air hujan saja atau dengan

mengalirkan air limbah permukiman (grey

water).

• Pengaturan fungsi lahan basah.

• Pengendalian debit puncak

• Penanganan drainase belum terpadu.

(12)

konsep/strategi perencanaan yang tetap

mempertahankan proses alamiah ekologi

kawasan, konservasi udara, dan sumber air

tanpa menimbulkan degradasi sumber-sumber

alam dalam jangka panjang dan memberikan

kontribusi pada kesehatan dan tingkat

kesejahteraan masyarakat/pemukim.

(13)

Drainase dan Pengembangan Sumber Daya Air

Tujuan :

1. Menyediakan sumber air baku

2. Melindungi dan melestarikan lingkungan

– Konservasi tanah dan air – Rainwater harvesting :

• stormwater pond,

• artificial aquifer, and aquifer injection, • Bioretension & filter strp,

• Peat Swamp Protection, etc.

– Pembangunan berdampak rendah melalui “stormwater better site design”

(14)

Best Management Practices

for StormWater Management

(15)

Best Management Practices

for StormWater Management

(16)

SUDS

(Sustainable Drainage System)

• Menerapkan paradigma baru dalam

pengelolaan air hujan (surface run-off)

• Pendekatannya dengan cara mereduksi

kecepatan dan debit puncak runoff 

memperkecil banjir dan erosi badan air

• Perencanaan  Menggunakan sarana

(17)

MANFAAT SUDS

• Mereduksi runoff

• Memperkecil saluran atau mengurangi

beban saluran eksisting

• Meningkatkan kualitas air di badan air

alamiah

(18)

Perencanaan SUDS

• Prevention

• Permeable surfaces

• Filter strips and swales

• Infiltration devices

(19)

Prevention - Pencegahan

• Don’t pave areas unnecessarily

• Drain to lawns

• Prevent spills

• Road sweeping

(20)

Permeable Surface

• Gravel areas

• Solid blocks

• Continuous pavement

• Porous blocks

(21)
(22)

Filter strips and swales

Vegetated surface features mimicking

natural drainage

• Strips

• treatment and amenity

• Swales

• conveyance, infiltration,detention and treatment

(23)

Dry swale : struktur berupa saluran yang diberi

vegetasi serta lapisan filter di dasar saluran untuk

mencegah lapisan tanah terbawa oleh aliran air.

Karena kondisinya yang hampir selalu kering,

struktur ini baik untuk digunakan di daerah

permukiman.

Dry Swale

(24)

Wet Swale : struktur berupa saluran dengan vegetasi

pada daerah rawa atau daerah yang memiliki

elevasi muka air tanah yang tinggi. Jika mika air

tinggi, struktur ini tergenang oleh air, sedangkan jika

muka air rendah struktur ini kering.

Wet Swale

(25)
(26)

Fig. 1: Bio-swale schematic

(27)

Infiltration devices

Enhance the natural ground capacity to

store/drain water

• Soakaways

• Infiltration trenches

• Infiltration basins

(28)

Sistem Parit Infiltrasi

Parit Infiltrasi : struktur berupa parit yang diisi oleh

agregat batu sehingga memungkinkan penyerapan

limpasan air hujan melalui dinding dan dasar parit.

Air limpasan hujan yang tertampung dalam parit ini

diharapkan berangsur-angsur akan menyerap ke

dalam tanah.

(29)

Basins and ponds

Store water at the ground surface

temporarily or permanently

• Detention basins

• Wetlands

(30)

Kolam Retensi (retention basin) : dikenal juga

dengan istilah wet pond atau wet pool, adalah kolam

yang digunakan untuk mereduksi kadar polutan

yang terbawa oleh air hujan.

(31)
(32)

Sistem Bioretensi : struktur berupa cekungan pada

suatu area seperti tempat parkir, perumahan, dan

lain-lain yang menerima limpasan air hujan dari

sekelilingnya. Air limpasan hujan mengalir menuju

area bioretensi mengalami penggenangan di

permukaan tanah dan kemudian berangsur-angsur

menyerap ke dalam tanah.

Sistem Bioretensi

(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)

Bio-retention cells in Somerset Community

Photo Credit: The Low Impact Development Center

Bio-Retension untuk menahan air hujan

(40)
(41)

Aquifer

Injection

(42)

Tampungan (Storage)

Fungsi:

– Mencegah banjir

– Mereduksi jumlah aliran air hujan yang

membawa polutan ke badan air penerima

setelah pengembangan

sebelum pengembangan

Q

(43)

Volume Tampungan

(44)

Sarwoko Mangkoedihardjo

12 Maret 2011 44

KOLAM PENAMPUNG FLUKTUASI BEBAN

B]. Kesetimbangan materi

1. Jumlah (V) masuk = Jumlah (V) keluar

V/t fluktuatif V/t konstan

2. Kualitas (C) masuk = Kualitas (C) keluar

C/t fluktuatif C/t kurang fluktuatif 3. Beban (V.C) masuk = Beban (V.C) keluar

Kolam

(45)

Sistem Pengoperasian

• On-line

– Tangki/Kolam detensi dibangun secara seri

dengan jaringan saluran drainase dan diatur

dengan “flow control” pada bagian outletnya

• Off-line

– Tangki/Kolam detensi dibangun secara

paralel dengan jaringan saluran drainase.

– Dioperasikan untuk menerima aliran yang

(46)
(47)

Pendimensian

Faktor penentu perencanaan tangki/kolam detensi debit outflow untuk kejadian hujan tertentu.

Kriteria desain aliran keluar (outflow):

– Besarnya debit ditetapkan berdasarkan:

• Tidak lebih besar dari debit runoff kawasan sebelum terbangun • Disesuaikan dengan area kawasan (8-12 L/s.ha)

• Kapasitas saluran/badan air di bagian hilir

– Hujan Rencana

• Untuk tangki kecil (PUH 1-2 s.d. 5 tahun) • Untuk area yang luas PUH yang besar

(48)

Penentuan Awal Volume

Tampungan

S = Vi –Vo

Dimana

S=volume tampungan (m3) Vi = total volume inflow (m3) Vo = total volume outflow (m3)

(49)

Kapasitas maksimum tampungan (Smax) diperoleh dari perbedaan terbesar antara kurva inflow dengan outflow

(50)

Contoh

Minggu Masukan (m3) Keluaran (m3)

1 1 4 2 1 4 3 2 4 4 3 4 5 5 4 6 6 4 7 6 4 8 6 4 9 6 4 10 6 4 11 5 4 12 5 4 13 4 4

Minggu Masukan (m3) Keluaran (m3)

14 5 4 15 5 4 16 5 4 17 5 4 18 5 4 19 5 4 20 4 4 21 3 4 22 3 4 23 2 4 24 2 4 100 100

Berapa volume storage yang harus disediakan?

(51)

Sarwoko Mangkoedihardjo

12 Maret 2011 51

KOLAM PENAMPUNG FLUKTUASI BEBAN

C]. Prosedur:

1. Dapatkan data pembuangan air hujan pada saluran

drainase yang ditinjau (sebagai masukan kolam). Dalam kesempatan ini didapatkan Tabel 1: → Pada Tabel 1 juga tetapkan

keluaran kolam, yang besarnya adalah rata-rata masukan (keluaran konstan). Hitung aliran akumulasi masuk

dan aliran akumulasi keluar dan hitung selisihnya.

Defisit maksimum + surplus maksimum = Volume kolam (Vk) = 17 m3.

Minggu Masukan

(m3) Keluaran (m3) masukan (m3)Akumulasi keluaran (m3)Akumulasi Selisih akumulasi masukan dan keluaran (m3)

1 1 4 1 4 -3 2 1 4 2 8 -6 3 2 4 4 13 -9 4 3 4 7 17 -10 5 5 4 12 21 -9 6 6 4 18 25 -7 7 6 4 24 29 -5 8 6 4 30 33 -3 9 6 4 36 38 -2 10 6 4 42 42 0 11 5 4 47 46 1 12 5 4 52 50 2 13 4 4 56 54 2 14 5 4 61 58 3 15 5 4 66 63 4 16 5 4 71 67 4 17 5 4 76 71 5 18 5 4 81 75 6 19 5 4 86 79 7 20 4 4 90 83 7 21 3 4 93 88 5 22 3 4 96 92 4 23 2 4 98 96 2 24 2 4 100 100 0 100 100 Defisit maksmum = 10 Surplus maksmum = 7

(52)

Sarwoko Mangkoedihardjo

12 Maret 2011 52

KOLAM PENAMPUNG FLUKTUASI BEBAN

C]. Prosedur:

2. Fungsi kolam adalah

mengubah aliran fluktuasi masukan menjadi aliran

konstan keluaran, jadi kolam adalah penyetimbang aliran Makna penyetimbang aliran adalah harus diketahui waktu kejadian akumulasi masukan = akumulasi keluaran; atau waktu volume setimbang kolam.

Tabel 1 sebelumnya diulang kembali menjadi Tabel 2: →

Waktu volume setimbang kolam (42 m3) = jam 10.

Minggu Masukan

(m3) Keluaran (m3) masukan (m3)Akumulasi keluaran (m3)Akumulasi Selisih akumulasi masukan dan keluaran (m3)

1 1 4 1 4 -3 2 1 4 2 8 -6 3 2 4 4 13 -9 4 3 4 7 17 -10 5 5 4 12 21 -9 6 6 4 18 25 -7 7 6 4 24 29 -5 8 6 4 30 33 -3 9 6 4 36 38 -2 10 6 4 42 42 0 11 5 4 47 46 1 12 5 4 52 50 2 13 4 4 56 54 2 14 5 4 61 58 3 15 5 4 66 63 4 16 5 4 71 67 4 17 5 4 76 71 5 18 5 4 81 75 6 19 5 4 86 79 7 20 4 4 90 83 7 21 3 4 93 88 5 22 3 4 96 92 4 23 2 4 98 96 2 24 2 4 100 100 0 100 100

(53)

Sarwoko Mangkoedihardjo

12 Maret 2011 53

KOLAM PENAMPUNG FLUKTUASI BEBAN

C]. Prosedur:

3. Kolam penyetimbang aliran mulai berfungsi sebagai kolam pemerataan beban setelah waktu volume setimbang bak. Karena itu, susun kembali Tabel 2 sebelumnya menjadi Tabel 3, yang dimulai pada jam11. Perhatikan Tabel 3: →

Minggu Masukan (m3) Keluaran (m3)

11 5 4 12 5 4 13 4 4 14 5 4 15 5 4 16 5 4 17 5 4 18 5 4 19 5 4 20 4 4 21 3 4 22 3 4 23 2 4 24 2 4 1 1 4 2 1 4 3 2 4 4 3 4 5 5 4 6 6 4 7 6 4 8 6 4 9 6 4 10 6 4 Jumlah 100 100

(54)
(55)
(56)

Left above: Fig. 15: LID site design; Right above: Fig. 16: Site drainage pattern; and Left: Fig. 17: LID lot design

Images courtesy Pierce County, Washington and AHBL, Inc

(57)

Low Impact Development Site Plan

Low impact development site plan Conventional Site Plan

(58)

Conventional Site design

Better Site design Low Impact

Development Site Plan

(59)
(60)

Kendala Penerapan SUDS

• Lack of design guidance

• Costs involved

• Operation and management uncertainty

• Adoption and ownership

(61)

Kendala dalam Perencanaan

• Lack of guidance

• Lack of technical information

• Not wanting to be first

• Long term implications

• Missing or competing information

• Difficult to retrofit

(62)

KONSEP PENDEKATAN

PERENCANAAN SISTEM PENGENDALIAN

DRAINASE di KAWASAN PEMUKIMAN

1. Pendekatan

holistic dan ”green infrastructure”

agar pembangunan dapat berlanjut tanpa menimbulkan degradasi sumber-sumber alam dan lingkungan dalam jangka panjang, dengan cara:

a. mengakomodir berbagai kepentingan pihak-pihak terkait,

b. tetap mempertahankan proses alamiah ekologi kawasan dan sumber air, dan

c. desain yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi pada kesehatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat.

(63)

Perencanaan drainase

Pendekatan yang digunakan:

Air hujan dipandang sebagai asset dan sumber

daya bernilai tinggi sehingga perlu dikelola dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat.

Pandangan tradisional:

Air hujan sebagai ganguan yang perlu segera dibuang secepatnya ke sungai melalui sistem saluran drainase.

(64)

Tujuan perencanaan

1. Memberikan keselamatan pada masyarakat 2. Meminimalkan dan mengontrol banjir

3. Mengendalikan erosi 4. Melindungi property

5. Menambah keindahan landscape

6. Mengoptimalkan lahan yang tersedia

7. Meminimalkan dampak dari aliran limpasan terhadap kualitas air sungai dan laut

8. Mempertahankan proses alamiah ekologi kawasan, dan konservasi sumber air

9. Memanfaatkan air hujan sebagai sumber air baku 10.Memberikan kontribusi pada kesehatan dan tingkat

(65)

Strategi Perencanaan

1. Sosialisasikan tentang pentingnya tanggung jawab

bersama dengan cara melibatkan seluruh takeholder dalam proses perencanan.

2. Integtrasikan sistem drainase dan pengembangan

sumberdaya air dengan tata ruang (site plan) untuk mencapai multiguna pemanfaatan lahan, al:

a. Integrasikan sistem utama drainase dengan desain pemukiman.

b. Integrasikan ruang terbuka umum dengan sistem drainase dan maksimalkan asses untuk umum, aktivitas untuk rekreasi dan pandangan.

(66)

3. Meminimumkan dampak pembangunan terhadap siklus air dan perluas manfaat sistem dengan cara :

a. Mempertahankan proses alami ekosistem yang ada, kondisi topografi dan cirri-ciri alamiah (natural

featurus) lainnya,

b. Melindungi sumber-sumber air permukaan dan air bawah tanah,

c. Menyesuaikan desain bangunan dan infstratruktur lainnya agar ramah lingkungan,

d. Meminimalkan aliran limpasan dengan cara

mengalirkan aliran limpasan dari daerah kedap air ke daerah lolos air untuk mengurangi debit limpasan dan meningkatkan kualitas air limpasan,

e. Mempertahankan keaneka ragaman hayati yang ada.

(67)

4. Manfaatkan air hujan sebagai sumber air baku

ataupun air bersih, dengan menerapkan pendekatan yang berorientasi tampungan (storage-oriented

approach), al:

a. Kumpulkan air hujan yang jatuh di atap-atap rumah ke dalam tampungan dan kemudian manfaatkan untuk keperluan rumah tangga sehingga mengurangi kebutuhan air bersih.

b. Tampung aliran limpasan kawasan pemukiman ke dalam kolam-kolam penampungan yang selanjutnya digunakan sebagai air baku.

c. Terapkan teknik-teknik atau buatkan bangunan-bangunan yang mampu penyerap air hujan ke dalam tanah untuk mengurangi aliran yang masuk ke sungai.

(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

Gambar

Fig. 1: Bio-swale schematic
Tabel 1 sebelumnya diulang  kembali menjadi Tabel 2: →

Referensi

Dokumen terkait

Drainase sistem polder adalah sistem penanganan drainase perkotaan dengan cara mengisolasi daerah yang dilayani ( catchment area ) terhadap masuknya air dari luar sistem

2) Sistem drainase di buat secara ekslusif sehingga saluran drainase bandara Kualanamu hanya akan mengalirkan air dari hujan yang jatuh di area bandara maupun

Pembangunan perumahan dan pertokoan di lingkungan Kekalik Jaya Dan Kekalik Gerisak yang cukup pesat telah mengurangi area resapan air hujan dan

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,