PROSIDING
**tt
k*g
SEMINAR
NASIONAL
AIIoER
IV
Tahu:n
2o12
Universitas
Sriwiiaya
Fakultas
Teknik
Gedung Serba Guna
Program
PascaSarjana
Jl.
Sriiaya
Negam
I(ampus
ITNSRIBuktt
Pesar Palembang
Rabu-I(amisl?B
-
29 November 2012
Supportedby
:l!-l
IffiJ
G
Wru*itAsam
,==
L,
,dffi
FETTTATIHIPalembang, 28-29 Novemher 2012
TL-16
PRODUKSI GLUKOSA DARI TANDAN
KOSONG
KELAPA SAWIT YANG
DIDELIGNIFIKASI
DENGAN
OZ
ON
O LY,S/,SP
RE
T
RE
AT
M
E
N T
MELALUI
METODE
HIDROLISIS
ENZIMATIK
Puja
Intan
Sorayal, Novia2* dan Hermansyah3'Program Magister
T;knik
Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, Palembang 'Jurusan TeknikKimia,
Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya, InderalayatJurusa,
Kimia,Fakultas
MIPA,
Universitas Sriwij aya, lnder alaya *Koresponensi:Phone: +62 7
ll
580303 / 08 I 36863 2611, p aal +62 7 1i
580303Email: noviasumardi@yahoo.com
ABSTRAK
Jumlah
limbah
TKKS
yang
sangatberlimpah
akan menjadi
masalahjika
tidak dimanfaatkan dandi
olahlebih lanjut,
di
lain
pihakjika
diolah dengan benar limbahini
sangatpotensial
untuk dikonversi
menjadi bahan
yang lebih memiliki
nilai
ekonomis seperti glukosa. Pada penelitian
ini,
delignifikasi
TKKS
dilakukan dengan menggunakan metode ozonolisis pada kondisi operasilaju
ali 3llmenit
danwaktu
10menit.
Selanjutnya dilakukanhidrolisis
enzimatisuntuk
mengubah selulosa menjadiglukosa
denganbantuan
er:z,im selulaseyang
dihasilkan
oleh
Aspergillus
Niger. Variabel yang digunakan adalah volume enzim selulase sebanyak 5, 10,15,20
dan25ml
danwaktu hidrolisis
selama5,
10,15,20
dan 25jam,
dengankondisi
operasipH
4-5,
pada suhu30
-
37'C.
Hasil
penambahanvolume
enzim selulase yang terbaik adalah25
ml
denganwaktu hidrolisis
selama25
jam
menghasilkankadar
glukosa sebesar 4,7740oA. Berdasarkanhasil penelitian
disimpulkan
bahwa
penambahanvolume enzim dan
waktu hidrolisis
berpengaruh terhadapkuantitas
glukosa yang dihasilkan dariTKKS
dengan proses enzimatis.Kata kunci
:TKKS,
Ozonolisis,Hidrolisis
Enzimatis, Aspergillus niger
1.
PENDAHULUAN
Luas areal
perkebunankelapa sawit
dari
tahun
ke
tahun terus
meningkat. Perkembanganharga minyak sawit
di
pasaraninternasional
yang
cenderungmembaik menjadikan
industri
minyak
sawit
sebagai andalan devisa
di
masadepan. Dalam
20
tahun
terakhir
(1985-2005),
pertambahankebun kelapa sawit
mencapai
lima
juta
hektar
atau
meningkat
837%
dan menghasilkan
kontribusiminyak sawit
terhadap ekspor nasional yang mencapai enam persen dan merupakankomoditas
nomor
satu dari
produksi
Indonesia (Ditjenbun,
2006).
Setiap pengolahanI
ton Tandan Buah Segar(TBS)
akan dihasilkan Tandan Kosong Kelapa Sawit(TKKS)
sebanyak 22-
23% atau sebany ak 220-
230 kg. Apabila dalam sebuahpabrik
dengan kapasitas pengolahan 100torljam
dengan waktu operasi selamaI
jam,
maka akan dihasilkan sebanyakzz
-
23 tonTKKS
(Aryafatta, 2003).TKKS
termasuk'4;'
Fakultas Teknik Universitas SriwiiayaSeminar Nasional AVoER ke-4
Palembang 28-29 November 2Al2
biomassa lignoselulosa,
yang
kandungan utamanya
adalah selulosa
45,95yo,hemiselulosa22,84o/o dan
lignin
l6,49yo (Darnoko, 1992). Selulosa dan hemilselulosa yang terdapat dalamTKKS
berpotensiuntuk
dimanfaatkan menjadi berbagai produkyang lebih
berharga seperti
asam-asamorganik, pelarut
etanol,
aseton, butanol,protein
sel tunggal, xanthan, zatantibiotika
dan berbagaiproduk
lainnya. Sementaralignin
yang terkandung dalamTKKS
perlu
dihilangkanterlebih
dahulu atau disebut dengan delignifikasi.Dari
penelitian
Lee,
et
al
(2010)
dengan
judul
"Effect
of
Ozone
and Autohydrolysis Pretreatments on EnzymaticDigestibility of
Coastal Bermuda Grass" kadarlignin
dapat diturunkannamunbelum
menghasilkanyields
yang besar.Hal
ini
terjadi
karena pada proses ozonolisistidak
dilakukan
dengan variabel berubah dari parameter penting lain seperti waktu kontak antara ozon dengan sampel.Delignifikasi
bertujuan
untuk
menghilangkan
lignin,
juga
dapat
mengurangikristalinitas
selulosa, dan meningkatkan porositas bahan. Perlakuan pendahuluanini
dapat
dilakukan
secarafisika, fisiko-kimia, kimia,
biologis
maupun kombinasi dari cara-cara tersebut (Kumar et al,2A09).1.
Perlakuan
pendahuluan secarafisika
antaru
lain
berupa
pencacahan secara mekanilg penggilingan, dan penepunganuntuk
memperkecilukuran
bahan dan mengurangi kristalinitas selulosa2.
Perlakuan pendahuluan secarafisikokimia
arfiaralain
adalah steam explosion, ammonia/iber
explosiar
(AFEX),
dan CO2 explosion.Pada metodeini,
partikelbiomassa dipaparkan
pada suhu dan
tekanan
tinggi,
kemudian
tekanannya diturunkan secara cepat sehingga bahan mengalami dekompresi eksplosif.3.
Perlakuan pendahuluan secarakimia,
di
antaranya adalah ozonolisis,hidrolisis
asam, hidrolisis
alkali,
delignifikasi oksidatif, dan proses organosolv.4.
Perlakuan secarabiologis.
Pada metodeini,
digunakan mikroorganismejamur
pelapuk coklat,
jamur
pelapuk
putih,
danjamur
pelunak
untuk
mendegradasilignin
dan hemiselulosayang
ada dalam bahan lignoselulosa.Di
antaru ketigajamur
tersebut,yang
paling efektif untuk
perlakuan pendahuluan pada bahan lignoselulosa adalah jamur pelapuk p:utth(white-rot
furgi).
Proses
delignifikasi
biomassa lignoselulosa metode ozonolisismemiliki
kelebihan sebagai metode yang ramah lingkungan.Delignifikasi
menggrrnakan ozon dilakukan pada suhu ruangandan
tekanan atmosfer serta dapat menghancurkansekitar
60%lignin
yang terkandung dalam lignoselulosa (Kumar eta\,2009)-Hidrolisis
selulosa dan hemiselulosa yang terdapatpadaTKKS
menghasilkan gula sederhana pentosa atau heksosayang
banyak digunakandi
industri. Gula
Heksosa sepertiglukosa
dapat digunakan sebagai bahanbaku
bioetanol
dan gula
pentosa sepertixylitol
sebagai pemanis pada industri permen, dan sebagainya.Menurut Demirbas (2005)
terdapat
dua
jenis
proses
hidrolisis yang
dapat dijalankan,yaitu hidrolisis
enzim danhidrolisis
kimiawi. Dipilih
hidrolisis
enzimatis karenamemiliki
beberapa keuntunganyaitu
dapat mengurangi penggunaan asamsehingga
dapat meminimalisir
efek
negatif
terhadap
lingkungan,
tidak
terjadi degradasigula
hasil
hidrolisis,
kondisi
prosesyang
lebih
lunak
(suhu rendah,pH
netral), berpotensi memberikan
hasil
yangtinggi,
dan biaya pemeliharaan peralatanrelatif
rendah karena tidak ada bahan yang korosif (Taherzadeh&
Karimi,
2007). Berdasarkan penelitian Teresa Garcia-Cubero (2009) penggunaan enzim pada proseshidrolisis
sampel yang telah diozon dengan beberapa variabel berubah mampu meningkatkanhasil hidrolisis
sebesar 6004,namun mereka
menggunakan enzim komersial yang cukup mahal. Oleh karenaitu
penelitianini
menggunakan hidrolisisSeminar AVofR
Palembang, 28-29 Novernher 2012
secara
enzimatis,
dengan bantuan
enzim
selulase
yang
dihasilkan
dari
jamur
Aspergillus niger yang
relatif
lebih ekonomis.Enzim
selulase biasanya merupakan campurandari
beberapaenzim,
Sedikitnyaada
tiga
kelompok err;im yang
terlibat
dalam proses
hidrolisis
selulosa,
yaitu (Hermiati, dkk., 2010) :1.
endoglukanaseyang
bekerja
pada wilayah serat
selulosa
yang
mempunyaikristalinitas
rendahuntuk
memecah selulosa secara acak dan membentuk ujung rantai yang bebas2.
eksoglukanaseatau
selobiohidrolaseyang
mendegradasilebih lanjut
molekul tersebut dengan memindahkanunit-unit
selobiosadari
ujungujung rantai
yang bebas, dan3.
B-glukosidaseyang
menghidrolisis
selobiosamenjadi glukosa. Jumlah
enzim yang diperlukanuntuk hidrolisis
selulosa berbeda-beda, bergantung pada kadar padatan tidaklarut
air (water insoluble solids) pada bahan yang akan dihidrolisis.2,
METODE
PENELITIAN
Proses pembuatan
glukosa
dari
TKKS
dilakukan dalam
3
tahapan
yaitudelignifikasi TKKS,
pembuatan enzim selulase dan proses hidrolisis enzimatik.Proses
delignifikasi dilakukan
menggunakan
reaktor
delignifikasi
denganmengalirkan ozon
ke
dalam reaktor dengankondisi
operasilaju alir
oksigen sebesar ZLlmenit denan wakfu kontak selama 10 menit. Pembuatan enzim selulase dilakukan dengan menginokulasi Aspergillus niger dalam media cair dengan nutrisi urea 0,03 gr, MgSO+.7HzO, 0,005 gr, KH2POa,0,0023gr
selama 96 jam.Hidrolisis
enzimatis dilakukan terhadap sampel tandan kosong kelapa sawit yangtelah didelignifikasi
menggunakanmetode
ozonolisis.
Prosesdilakukan
dengan melakukanuji
optimasi dan pengaruh dari variasi waktuhidrolisis
dan volume enzim selulase. Prosesdilakukan
dengan melakukankontak
arltaraTKKS
dengan kadarlignin
terendah dengan
enzim
selulasedengan
volume yang
telah
divariasikan (sebanyak5,
10,15,20
dar 25ml)
selama waktu yang sudah divariasikan (selama 5,10, 15, 20 dan 25
jam).
Analisis
kuantitas glukosa yang dihasilkan dilakukan menggunakan metodeLuff
Schoorl dan HPLC (High PerformanceLiquid
Chromatography).3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses
hidrolisis
dipengaruhi oleh beberapa variabel, diantaranya waktu hidrolisisdan volume enzim
selulaseuntuk
mendapatkankadar glukosa yang
optimum(Wulandari,
201,2). Penelitianini
berlangsung pada variasiwaktu hidrolisis yaitu
5,10,
15,20
dan25
jam, kemudian variasi volume enzim selulaseyaitu
5, 10,75,20,
dan
25mL.
PenggunaanAspergillus niger
pada proses pembentukan enzim selulase dikondisikan selama waktu 4 hari antarapH 4-5 dengan tujuan untuk mengoptimalkan perolehan enzim selulaedari
TKKS
untuk
menghasilkan glukosa.Aspergillus niger
merupakan
jenis
jamur
yangmemiliki
keunggulan,yaitu
dapat menghasilkan enzim ekstraseluler dengan aktivitastinggi
serta mudah dalam pemeliharaarr,rrya. Selain itu, secara ekonomijamur
tersebut mudah didapat dengan harga yang murah, dan mampu berkembang padamedia
yang biayanyarelatif
murah
serta ketersediaannya mudah didapatkan(Mumi
dkk., 2011).Hasil
analisis glukosa yang didapat dar. hasil proseshidrolisis
enzimatik dengan berat sampelTKKS
sebesar 50 gram danpH
4-5 pada berbagai volume enzim selulaseSeminar Nasional AVoER ke-4 Palembang, 28-29 November 2012
5,
10,
15,20
dan25
ml
selamawaktu hidrolisis
5,
10,
15,20
dan 25jam
adalah sebagaiberikut
:Waktu
Hidrolisis
5 JamE E 5
:
o g 6 Y 4,00000/o 3,5000% 3,0000% 2,50000/o 2,0000% 1,50000/o 1,0000% 0,5000oi6 0,00000/oGambar 1. Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Glukosa Dengan Waktu
Hidrolisis
Selama 5 Jam.Peningkatan kadar glukosa tersebut ditanjutkan dengan penambahan 20
ml
enzim selulasedimana didapatkan
kadar
glukosa
sebesar 3,3120o/odan terakhir
kadarglukosa
tertinggi yang
didapat pada
waktu hidrolisis
selama5 jam
yaitu
pada penambahan25
ml
enzim
selulasedengankadar
sebesar 3,4224oA. Kenaikan kadar glukosa seiring dengan besarnya volume penambahan enzim selulaseini
dikarenakan banyaknyakadar enzim
selulase mengakibatkansisi
aktif
enzim
untuk
memecahrantai
selulosamenjadi glukosa semakin meningkat
sehinggaaktfitas
enzim
pun meningkat. 6 o o z g € 6 Y 4,5000oi6 4,0000% 3,50000/6 3,00000/o 2.5000o/o 2,00000/6 1.5000% 1,0000% 0,50000/6 0,0000%Gambar 2. Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Glukosa Dengan Waktu
Hidrolisis
Selama 10 Jam.Berdasarkan data
yang
didapat dapatdilihat
bahwa kadar glukosa
mengalami peningkatan dari penambahan volume enzim selulase terkecil hingga terbesar.Menurut
Setyawati,dkk
2011
ini
dikarenakanjumlah
Aspergillus
niger
yang banyak disertaipula
dengankenaikan
enzimyang
dihasilkan.Jika aktivitas
enzimPalembang, 28-29 November 2012
meningkat dan
jumlah
substrat tetap tentu sajajumlah
kadar glukosa yang dihasilkan akan semakin tinggi.Hal
ini
sesuai dengan kadar glukosa yang dihasilkan dari proseshidrolisis
selama10
jam
terhadap variasi volume enzim yang divariasikan. Hasil yang didapatkan yaitukadar
glukosa
sebesar 2,9808oAuntuk
pemakaianenzim
selulase sebasar5
ml,
penambahan
enzim
selulase10
ml
kadar glukosa menjadi
3,0912yo, penambahanl5ml
enzim
selulasedidapat kadar glukosa
sebesar 3,8280oA, pada20
ml
enzimselulase sebsar 3,9600yo
dan
pada penambahan25
ml
enzim
selulase didapatkan kadar sebesar 4,0920Yo.Waktu
Hidrolisis
15Jamo
I
! o G E o Y 5,0000016 4,5000y0 4,00000/o 3,5000% s.0000% 2,5000o/o 2,00000/o 1,50000/o 1.0000o/o 0,5000% 0.00000/6Garnbar 3. Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Glukosa Dengan Waktu
Hidrolisis
Selama 15 Jam.Pada proses
hidrolisis
selama 15jam
trend yang terbentuk tidak begitu sempurna. Pada penambahanefizim
selulase sebesar5
ml
didapatkankadar glukosa
sebesar3,8556%, pada
l0
ml
kadar glukosa turun menjadi 2,8o/o, kemudian padavolume
15ml
rneningkat kembali menjadi 2,9o/o, kembali meingkat sebesar 3,636A0/0 pada 20 ml, dan meningkat lagi menjadi 4,4268oh padapenambahanll ml
enzim selulase.Penurunan
yang
terjadi
juga
dapat
dikarenakan
proses
hidrolisis
selulosa berlangsungmelalui
dua tahap yaitu degradasi selulosa menjadi selobiosa oleh endo-B-l,4-glukanase danekso-B-l,4
glukanasedilanjutkan
dengan pemecahan selobiosaoleh
p-1,4 glukosidase. Pada dasarnya aspergillus niger,jumlah
p-glukosidasenyakurang dari yang dibutuhkan untuk
hidrolisis
selulosa menjadi glukosa secara efisien(Anwar, dkk.,
2010), sehingga produk utama hidrolisisnya bukan glukosa melainkan selobiosa.Seminar Nasional AVoER ke-4
Palembang 28-29 November 2012
ItUaktu Hidrolisis 20 Jam
4,200006 4,10AA% o I 4,00000/, I3 3.9000% (, ; 3,80000t6 H 3.zooo% Y 3,60000/6 3,5000o/o
Gambar 4. Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Glukosa Dengan Waktu
Hidrolisis
Selama 20 Jam.Hasil
pengujian
glukosa
pada perlakuan
variasi volume
penambahan enzimselulase sebanyak 5
ml,
l0
ml,
15 mL,20ml,
dan 25ml
selama20
jam, didapatkan kadar glukosatertinggi
sebesar 4,1412 Yo pada penambahanvolume
enzim selulase sebanyak 15ml,
dannilai
kadar glukosa terendah pada penambahan enzim selulase 5ml
dengan kadar glukosa sebanyak 3,5640oh. Halini
disebabkan kemungkinan karena lamanyawaktu hidrolisis yang dilakukan
danjuga
banyaknyaenzim
selulase yang ditambahkan sehingga enzim selulasememiliki
aktifitas tertinggi untuk mendegradasi selulosa.Waktu Hidrolisis 25Jam
fi, o o 5
!
(9 o ?(E Y 6,00000/o 5,00000/o 4,0000% 3,0000% 2,00000/o 1,00000/o 0,00000/oGambar 5. Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Glukosa Dengan Waktu
Hidrolisis
Selama 25 Jam.Terlihat dari hasil
pengujian kadar glukosayang
didapat seperti padagrafik
di atas.Hasil
pengujian kadar glukosa memang menunjukkan
ffend
kenaikan nilai
glukosa seiring
dengan meningkatnya
penambahanenzim
selulase.Dari
grafik
didapatkan
nilai
tertinggi
glukosa sebesar4,77400
pada penambahan volume enzim selulase sebanyak25ml
dan
terendahpada
volume enzim
selulase5 ml
sebesar3,564004.
Menurut Dekker (1985) proses
hidrolisis
enzimatik menggunakan enzim selulase yangdiisolasi dari Aspergillus niger
sangat dipengaruhijuga
oleh waktu
hidrolisis. Semakinlama
waktu
yang dipakai
untuk hidrolisis
makan
semakinbanyak
kadar glukosa dihasilkan. Namun menurut Dekker, bataswaktu
untuk enzim selulaseaktif
E
Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya 353Palembang, 28-29 November 2012
dalam proses
hidrolisis
adalah selamaAspergillus niger
mendapatkan substrat yangcukup.
Waktu Hidrolisis
25
jam
menrupakanwaktu yang paling optimal
untukmenghasilkan
kadar
glukosa
tertinggi
dari
proses
hidrolisis
sampel
yangdidelignifikasi
menggunakan proses ozonolisis.Jika
ditinjau dari
interaksiantara
variasiwaktu hidrolisis
dengan volume enzim selulaseyang
maksimal,makahasil yang
didapatkan adalah kadar glukosa tertinggiyaitu
pada
waktu hidrolisis
25
jam
sebesar 4,7740o/odan
terendahpada
waktuhidrolisis
5
jam
yaitu
sebesar3,4224 pada
penarnbahanvolume enzim
selulase optimal sebanyak 25 ml.lGdar Glukosa dengan Analisa HPLC
o o o
x
6
(! tl Gx
50 40 30 20 10 0Gambar 6. Pengaruh Volume Enzim Terhadap Kadar Glukosa
Melalui
Analisa HPLCGrafik
di
atas menunjukkantren
kenaikandari
perolehankadar
glukosa hasilhidrolisis
TKKS dari
waktu hidrolisis
selama25
jam, dengan penambahan volumeenzim
selulaseyang
brvariasi
mulai dari kontrol
(0
ml),15
ml
dan
25
ml
terus mengalami peningkatankadar
glukosa.Hal
ini
bersesuaian dengan analisis kadar glukosa yang dilakukan menggunakan metodeluffschoorl
diatas.Jika
dilihat
padagrafik,
didapatkanuntuk
0ml
enzim selulase telah menghasilankadar glukosa
sebesar24
ppm
hal
ini
menunjukkan
bahwa
sebelum
prosespretreatment atau
delignifikasi
TKKS
menggunaan metode ozonolisistelah
mampumemotong
sebagiankecil
selulosa sehingga menghasilkan
glukosa.
Kemudian, dilanjutkan dengan proses hidrolisis selama25
jam dengan penambahan enzim selulas sebanyak 15ml,
kadar glukosa rneningkat menjadi36 pprn, lalu
jika
ditarnbahkan sebanyak25
ml
enzim
selulase maka kadar glukosa meningkatmenjadi
sebesar 42 ppm.4.
KESIMPULAN
Proses
hidrolisis
enzimatik tandan kosong kelapa sawit dipengaruhi oleh lamanya waktuhidrolisis
dan volume enzim selulase yang ditambahkan. Pada proses hidrolisis tandan kosong kelapa sawit yangdidelignifikasi
dengan metode ozonolisis padalaju
a\ir
2 L/menit
selama 10menit
didapatkankondisi
yangterbaik
pada penambahan enzim selulase yang berasal dari Aspergillusniger
sebanyak 25ml
pada pada waktu hidrolisis selama25
jamkadar glukosa terukur sebesar 4,77404/o.DAFTAR PUSTAKA
Seminar Nasional AVoER ke-4 Palembang, 28-29 Novemher 20L2
Anwar,
Nadiem.,Widjaja,
Arief,,
Winardi,
Sugeng. 2010. PeningkatanUnjuk
Kerja
Hidrolisis
Enzimatik
Jerami Padi MenggunakanCampuran Selulase Kasar dariTrichoderma
Reseeidan
Aspergillus
Niger.
JurusanTeknik Kimia.
Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya.
Aryafaua.
2008.
Mengolah
Limbah
Sawit
Menjadi
Bioetanol. http://www.aryafatta.com/2008/06101/mengolah-limbah-sawit-jadi-bioetanoU. Cubero,T.G.,
Gonzales-Benito,M. G.
Indacoechea,I.,
Coca,M.,
Bolado,
S. 2008.Effect
o/
ozonolisispretreatment
on
enzymaticdigestibility of
wheatand
ryestraw. Bioresource Technology. 100 (2009) 1608-1613.
Darnoko,
1992. Potensi Pemanfaatantimbah
LignoselulosaKelapa Sawit Melalui
Biokonversi. Berita Penelitian
Perkebwwn,2 (2):85
*
87.Demirbas,
A.
2005. Bioethanolfrom
cellulosicmaterials:
A
renewable
motorfuel
.from
biomass. Energy Sour. 27: 327-337.Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Statistik Kelapa Sawit 20A9-2011. Departemen Pertanian.
Dekker,
FH
Robert. 1985. Kinetics,
Inhibition
and
Stability Properties
af
a Commercialsb-d
Glucosidase (Cellobiose) Preparation of Aspergilhts niger andIt's
Suitability in
the Hydrolysis of Lignocellttlose. CSIRO.Division
of
Chemical and Wood Technology. AustraliaHermiati, Euis., MangunwidJaja,
D.,
Candra Sunarti,T.,
Suparno, O., dan Praseta,8,. 2010. Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa Ampas Tebu untukProduksi Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian, 24(4).
t2I-130.
Kumar
Kumar,
P., Barrett,M.
Diane., Dewiche,MJ.,
and Stroeve, P. 2009. Methodsfor
Pretreatment of Lignocellulosic Biomassfor
Efficient Hydrolysis andBiofuel
Production
American Chemical Society.Lee,
JM.,
Jameel,H.,
Venditti,
RA.
2010. Effect
of
Ozoneand
AutohydrolysisPretreatments
on
Enzymatic
Digestibility
of
Coastal Bermuda
Grass.Bioresources
5(2)
:
1084-1101Setyawati, Harimbi., Rahman,
NA.
PemanfaatanKulit
Pisang
Bahan Baku Bioetanoldengan
ProsesHidrolisis Enzimatik.
20L1.
JurusanTeknik
Kimia.
Institut Teknologi Nasional Malang.Taherzadeh, M.J.,
Karimi,
K'2007
. Acid-based hydrolysis processesfor
ethanolfrom
I i gn oc e I I ul o s i c ma t eria I s : a r ev i ew . Bioresourc es 2, 7 07 -7 38