• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORITIS"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Manajemen Sistem dan Jaringan

Manajemen jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontrol dan merencanakan sumber serta komponen sistem dan jaringan komputer (Mellquist, 1998). Jaringan komputer bisa menghemat waktu dan biaya; namun bisa juga menyita waktu dan biaya dalam pengoperasiannya. Manajemen sistem dan jaringan mencoba menggunakan kekuatan komputer dan jaringan untuk mengatur dan mengelola sistem serta jaringan itu sendiri. Manajemen sistem sangat mengandalkan adanya peralatan untuk inventarisasi software, distribusi software dan pengontrolan virus komputer. Dalam melakukan hal itu, para administrator jaringan mengandalkan berbagai macam peralatan.

Manajemen jaringan cenderung lebih berfokus pada manajemen peralatan (prasarana), manajemen lalu lintas, perencanaan dan keamanan. Pada pengembangan peralatan manajemen ada berbagai macam protokol dan standar manajemen yang memiliki aplikasi dalam manajemen sistem dan jaringan yang memanfaatkan Simple Network Management Protocol (SNMP) untuk manajemen sistem dan jaringan.

2.2 Arsitektur Manajemen

Hal yang paling utama dalam masalah manajemen jaringan adalah konsep tentang manager dan agent. Sekurang-kurangnya satu rangkaian jaringan yang ditemukan dalam sebuah jaringan yang teratur ditunjuk sebagai manager atau Network Management Station (NMS). NMS bertanggung jawab untuk memonitor dan mengontrol agent-agent. Sebuah agent adalah suatu komponen software yang terdapat dalam serangkaian peralatan yang ada pada jaringan, yang bertanggung jawab terhadap pemantauan dan pengontrolan lingkungan tempat agent itu

(2)

beroperasi. Hal ini mencakup peralatan dengan suatu wilayah jaringan yang dapat dicapai oleh NMS. Sama halnya, manager mengungkapkan sebuah permintaaan kepada agent dan agent menanggapinya dengan memberikan sebuah informasi yang tepat. Dengan cara ini, sebuah NMS tunggal dapat mengatur berbagai jenis agent.

Manajemen jaringan dapat diimplementasikan dengan menggunakan berbagai macam arsitektur yang didasarkan pada tipe dan ukurannya masing-masing. Pada dasarnya, ada dua arsitektur yang dapat digunakan, manajemen terpusat (centralized management) dan manajemen menyebar (distributed management). SNMP dan SNMP++ berguna bagi pengembangan sistem-sistem manajemen baik yang terpusat maupun yang menyebar (Mellquist, 1998). Gambar 2.1 mengilustrasikan sistem manajemen terpusat.

Jaringan A

Stasiun Manajemen Terpusat

Jaringan B Jaringan C

Gambar 2.1 Sistem Manajemen Terpusat

Manajemen terpusat digunakan untuk sentralisasi terhadap kontrol dan tanggung jawab manajemen dalam satu lokasi. (Gambar 2.1). Manajemen terpusat ideal untuk sistem-sistem yang terbatas dalam segi ukuran atau yang terisolasi secara geografis. Arsitektur yang terpusat bersandar pada informasi dan kontrol untuk muncul pada sebuah lokasi tunggal yang tersentralisasi atau terpusat. Jaringan yang secara geografis tidak didistribusikan dapat diatur secara efektif dengan menggunakan model manajemen terpusat sehingga menyederhanakan manajemen jaringan yang ukurannya tidak besar. Oleh karena monitoring dan kontrol terletak

(3)

pada satu titik, maka manajer jaringan harus terletak pada titik yang sama. Supaya bisa memonitor atau memantau jaringan dengan efektif, maka stasiun manajemen yang terpusat harus menyelidiki peralatan/perlengkapan jaringan yang ditemukan dalam masing-masing jaringan untuk memperkenalkan lalu lintas manajemen pada hubungan-hubungan internetwork (antar jaringan).

Manajemen yang menyebar (terdistribusi) digunakan untuk pendistribusian kontrol dan tanggung jawab manajemen. Arsitektur yang terdistribusi atau menyebar menyediakan manajemen untuk sistem-sistem yang besar dan yang terdistribusikan secara geografis, dan juga bermanfaat ketika sumber-sumber jaringan yang penting harus dilindungi, contohnya Wide Area Network (WAN). Bertolak belakang dengan model terpusat, model terdistribusi mendistribusikan informasi dan kontrol sedemikian sehingga masing-masing jaringan atau situs yang terdistribusi secara geografis bertanggung jawab bagi dirinya sendiri. Dalam sebuah model terdistribusi, manajemen ditekan ke bawah hingga mencapai tingkat yang terendah. Dalam model manajemen terdistribusi, memiliki manajer-manajer yang bertanggung jawab bagi daerah kekuasaan manajemennya masing-masing. Informasi penting yang berhubungan dengan keseluruhan antar jaringan diteruskan oleh manajer dari kumpulan manajer. (Gambar 2.2). Model manajemen terdistribusi baik sekali dalam mengembangkan jaringan yang berukuran besar.

(4)

Manajer dari manajer

Gambar 2.2 Manajemen Terdistribusi

2.3 Sasaran-sasaran Manajemen

2.3.1 Menjaga Agar Jaringan Tetap Berjalan

Dalam manajemen jaringan selalu diupayakan agar sistem-sistem dan jaringan tetap beroperasi, atau tetap dalam keadaan siaga dan berjalan. Ini tidak ada hubungannya dengan kualitas pelayanan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin dialami ketika menggunakan jaringan walaupun terkadang ada saatnya di mana jaringan memang tidak berfungsi atau tidak diperlukan. Kemampuan untuk mendeteksi atau mencegah kemungkinan-kemungkinan semacam itu sangatlah penting bagi manajer jaringan. SNMP merupakan suatu peralatan yang vital untuk memantau dan mengumpulkan informasi tentang “kesehatan” suatu jaringan. Tanpa SNMP, akan sulit sekali bahkan tidak mungkin mengadakan penghitungan skala sederhana contohnya berapa lama suatu jaringan telah berfungsi dan berjalan.

2.3.2 Memelihara Kinerja Jaringan

Tanggung jawab terbesar dari suatu manajemen jaringan adalah mengusahakan suatu tingkat yang dapat diterima atas tingkat kinerjanya, atau Quality of Service (QoS). SNMP memainkan peran yang vital dalam pemantauan kinerja. Dengan menggunakan SNMP, maka statistik lalu lintas jaringan yang vital menjadi mungkin untuk dipelajari dan dianalisis. Informasi ini dapat digunakan baik untuk analisis jangka pendek (short-term analysis)

(5)

maupun untuk analisis jangka panjang (long-term analysis). Analisis jangka pendek berguna sekali untuk mendeteksi dan membuat perbaikan secara cepat atas kesalahan dan masalah yang timbul. Analisis yang bersifat jangka panjang terutama digunakan untuk melakukan deteksi atas permasalahan yang muncul secara perlahan-lahan. Analisis model ini juga memungkinkan tersedianya informasi yang bernilai tentang pertumbuhan jaringan.

2.4 Standar dan Protokol Manajemen

Standar memainkan peran yang penting dalam sistem manajemen dan jaringan. Standar memungkinkan berbagai sistem yang heterogen bisa dijalankan dengan menggunakan standar tunggal. Tanpa standar, maka sistem-sistem harus dijalankan dengan protokol atau aturan dasar yang sesuai dengan kekhasan tiap-tiap vendor dan penghasil komponen jaringan. Suatu standar dikatakan baik jika standar-standar yang dimaksud itu bisa menjamin kemampuan operasi di antara berbagai komponen sebuah sistem. Sebaliknya, standar-standar tersebut bisa dikatakan buruk jika lembaga yang membuatnya, yang mengawasi atau menentukan bentuk dan sifat standar yang dilahirkan tersebut, gagal menampilkan karakter sebagaimana yang dibutuhkan atau dituntut oleh sebuah komunitas jaringan.

2.5 Organisasi-organisasi Standar Jaringan

Ada beberapa lembaga standar yang mengawasi standar manajemen sistem dan jaringan. Lembaga-lembaga ini berbeda dalam wilayah standardisasi yang hendak dituju dan proses-proses yang digunakan untuk mencapai serangkaian tujuan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

2.5.1 Internet Engineering Task Force (IETF)

Kerja yang paling sukses dalam konteks teknologi manajemen jaringan yang bersifat standar berasal dari Internet Engineering Task Force (IETF). Bersama dengan banyak standar protokol yang lain, IETF bertanggung jawab terhadap terciptanya SNMP. IETF adalah sebuah organisasi yang didalamnya setiap orang dapat berpartisipasi dengan menghadiri

(6)

pertemuan secara langsung atau dengan menggunakan electronic mail. IETF adalah subbagian dari Internet Architectural Board (IAB). Bersama-sama dengan Internet Research Task Force (IRTF), keduanya, yaitu IETF dan IAB, membentuk task force jangka pendek dan jangka panjang dengan menggunakan protokol jaringan dan standar-standar Internet yang diperlukan. IETF bertanggung jawab terhadap rekayasa tugas jangka pendek dan proposal-proposal standar; IRTF bertanggung jawab bagi upaya-upaya riset jangka panjang. Masing-masing dari kedua lembaga tersebut, IETF dan IRTF, dijalankan oleh kelompok pengarah (steering group). IETF dijalankan oleh Internet Engineering Steering Group (IESG) dan IRTF dijalankan oleh Internet Research Steering Group (IRSG).

Masing-masing kelompok kerja memiliki sebuah bagian dan, jika berhasil, menghasilkan serangkaian dokumen. Dokumen-dokumen tersebut dinamakan Internet-Drafts. Ketika dipublikasikan, draft tersebut bisa jadi dikategorikan sebagai Standards Track, Experimental atau Informational. Rancangan alur standar mengikuti urutan Proposed-Draft, Draft, atau Standard. Tidak semua International-Drafts membuatnya menjadi Standard penuh. Ketika diupayakan peningkatan terhadap rancangan yang telah ada, beberapa rancangan itu berakhir sebagai Obsolete atau Historic. Tiap rancangan yang tercipta diberikan sebuah nomor Request For Comment (RFC) dan tiap rancangan tersebut diupayakan selalu tersedia melalui sebuah arsip elektronik. Daftar yang berisikan semua RFC yang telah dipublikasikan dapat ditemukan di http://www.ietf.org. Siapapun bebas untuk mendesain dan memberlakukan sebuah protokol untuk digunakan dalam perlengkapan Internet yang tersedia, yaitu yang terdokumentasi dalam bentuk RFC.

Lembaga standar penting yang lain yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang bertanggung jawab menjaga dan mengusahakan agar daftar-daftar nilai digunakan dalam kesatuan protokol Internet. Sebagai contoh, nomor port TCP/IP 161 adalah port Internet Protokol yang disetujui untuk permintaan protokol SNMP (http://www.iana.org). Semua spesifikasi yang berkaitan dengan SNMP dan komponen-komponennya yang terkait erat digambarkan sebagai IETF RFCs yang mencakup protokol SNMP serta definisi Management Information Base (MIB). Komponen-komponen untuk kerangka kerja SNMP dinyatakan dalam serangkaian RFC yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1.

(7)

Tabel 2.1 SNMP Request For Comment (RFC)

RFC# Nama

1901 Pengenalan komunitas berbasis SNMPv2

1902 SMI untuk SNMPv2

1903 Konvensi tekstual untuk SNMPv2

1904 Pernyataan Konformansi bagi SNMPv2

1905 Operasi Protokol untuk SNMPv2

1906 Pemetaan Transport untuk SNMPv2

1907 MIB untuk SNMPv2

1908 Koeksistensi (pasangan) antara SNMPv1 dengan SNMPv2

2.5.2 Kelompok-kelompok Standar de Facto

Di samping lembaga standar formal, standar-standar yang diterima secara de facto atau secara universal yang diambil dari sebuah lembaga nonstandar juga memainkan peran penting dalam manajemen jaringan. Lembaga standar de facto yang paling terkenal untuk sistem manajemen adalah Desktop Management Task Force (DMTF). DMTF adalah sekelompok perusahaan dengan sebuah kepentingan bersama dalam penyediaan mekanisme standar untuk manajemen komputer desktop dan peripheral. DMTF telah menghasilkan Desktop Management Interface (DMI), yang digunakan untuk instrumentasi dan akses informasi sistem desktop, termasuk personal computer (PC), file server, dan printer. DMTF dikontrol dan dijalankan oleh hanya sedikit perusahaan utama (core company). DMTF mengetengahkan beberapa isu yang tidak dikaitkan dengan IETF, seperti API manajemen standar.

(8)

2.6 Protokol Manajemen yang Terstandarisasi

2.6.1 Simple Network Management Protocol (SNMP)

SNMP merupakan protokol manajemen sistem dan jaringan yang paling populer. Lebih banyak peralatan dan sistem yang dijalankan dengan SNMP daripada dengan protokol manajemen lain jenis mana pun karena SNMP berukuran sangat kecil dan biaya penyebarannya tidak mahal. Artinya, SNMP dapat diimplementasikan dalam peralatan-peralatan dengan memori dan sumber-sumber CPU yang minimal sekalipun. Sifat SNMP sangat bertentangan dengan protokol manajemen Open Systems Interconnection (OSI) yang sangat kompleks. SNMP dikembangkan untuk menyediakan peralatan manajemen jaringan yang mudah diterapkan bagi rangkaian protokol seperti Transport Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP).

Gagasan di balik SNMP adalah bagaimana supaya informasi yang dibutuhkan untuk manajemen jaringan bisa dikirim menggunakan TCP/IP. Protokol tersebut memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan perangkat jaringan khusus yang berhubungan dengan perangkat jaringan yang lain untuk memonitor, mengumpulkan informasi dan mengatur bagaimana mereka beroperasi secara sistematis dari jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol saja. Pengelolaannya dijalankan dengan mengumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap variabel-variabel dalam elemen jaringan yang dikelola.

Ada dua jenis perangkat SNMP. Pertama adalah Managed Nodes yang merupakan node pada jaringan yang telah dilengkapi dengan software supaya dapat diatur menggunakan SNMP. Node biasanya adalah perangkat TCP/IP yang kadang-kadang juga disebut managed devices. Kedua adalah Network Management Station (NMS) yang merupakan perangkat jaringan khusus yang menjalankan software tertentu supaya dapat mengatur managed nodes. Pada jaringan harus ada satu atau lebih NMS karena NMS adalah perangkat yang sebenarnya menjalankan SNMP.

Managed nodes bisa berupa perangkat jaringan apa saja yang dapat berkomunikasi menggunakan TCP/IP, yang diinstal dengan software SNMP. SNMP didesain supaya host

(9)

dapat diatur, demikian juga dengan perangkat seperti router, bridge, hub, dan switch. Perangkat yang lain juga bisa diatur apabila mereka terhubung ke jaringan TCP/IP seperti printer, scanner, dan lain-lain.

Masing-masing perangkat dalam manajemen jaringan yang menggunakan SNMP menjalankan suatu software yang umumnya disebut SNMP entity. SNMP entity bertanggung jawab untuk mengimplementasikan beragam fungsi SNMP. Masing-masing entity terdiri dari dua komponen utama. Komponen SNMP entity pada suatu perangkat bergantung kepada apakah perangkat tersebut managed nodes atau network management station.

SNMP entity pada managed nodes terdiri atas SNMP Agent yang merupakan program yang mengimplementasikan protokol SNMP dan memungkinkan managed nodes memberikan informasi kepada NMS dan menerima perintah darinya, dan SNMP Management Information Base (MIB) yang menentukan jenis informasi yang disimpan tentang node yang dapat dikumpulkan dan digunakan untuk mengontrol managed nodes. Informasi yang dikirim menggunakan SNMP merupakan objek dari MIB.

Pada jaringan yang lebih besar, NMS bisa saja terpisah dan merupakan komputer TCP/IP bertenaga besar yang didedikasikan untuk manajemen jaringan. SNMP entity pada NMS terdiri dari SNMP Manager yang merupakan program yang mengimplementasikan SNMP sehingga NMS dapat mengumpulkan informasi dari managed nodes dan mengirim perintah kepada manager, dan SNMP Application yang merupakan satu atau lebih aplikasi yang memungkinkan administrator jaringan untuk menggunakan SNMP dalam mengatur jaringan.

Dengan demikian, secara keseluruhan SNMP terdiri dari sejumlah NMS yang berhubungan dengan perangkat TCP/IP yang disebut managed nodes. SNMP manager pada NMS dan SNMP agent pada managed nodes mengimplementasikan SNMP dan memungkinkan informasi manajemen jaringan dikirim. SNMP application berjalan pada NMS dan menyediakan interface untuk administrator, dan memungkinkan informasi dikumpulkan dari MIB pada masing-masing SNMP agent.

(10)

NETWORK MANAGEMENT STATION

APPLICATION

M A N A G E R P R O T O C O L

Get Get-Next Set Response Trap Parameter Parameter Parameter (Alert)

A G E N T P R O T O C O L

M I B

System ID Routing Table

Number of Interfaces Traffic Counts Error Counts

M A N A G E D S Y S T E M

Gambar 2.3 Pesan yang dikirim antara manajer dan agen

Keterangan:

Get-request digunakan untuk meminta nilai dari satu atau lebih variabel MIB. Get-next-request digunakan untuk membaca nilai secara sekuensial. Sering digunakan

untuk membaca tabel nilai. Setelah melewati baris pertama dengan pesan get-request, pesan get-next-request digunakan untuk membaca baris berikutnya.

Set-request digunakan untuk update satu atau lebih nilai MIB.

(11)

Trap digunakan untuk mendukung significant events, seperti restart atau link yang down.

2.6.1.1 Remote Monitoring (RMON)

Model umum yang digunakan SNMP adalah adanya network management station (NMS) yang mengirim request kepada SNMP agent. SNMP agent juga bisa melakukan komunikasi dengan mengirim pesan trap untuk memberitahu management station ketika terjadi suatu event tertentu. Model ini bekerja dengan baik, yang mana inilah mengapa SNMP menjadi sangat populer. Namun, satu masalah mendasar dari protokol dan model yang digunakan adalah bahwa diorientasikan pada komunikasi dari SNMP agent yang biasanya perangkat TCP/IP seperti host dan router. Jumlah informasi yang dikumpulkan oleh perangkat ini biasanya terbatas, karena sudah pasti host dan router mempunyai tugas sebenarnya yang harus dilakukan yaitu melakukan tugas sebagai host dan router. Mereka tidak bisa mendedikasikan diri mereka untuk melakukan tugas manajemen jaringan.

Oleh karena itu, pada situasi di mana dibutuhkan informasi jaringan yang lebih banyak dibanding yang dikumpulkan oleh perangkat biasa, administrator sering kali menggunakan hardware khusus bernama network analyzer, monitor, atau probe. Hardware khusus tersebut hanya mengumpulkan statistik dan memantau event yang diinginkan oleh administrator sehingga akan sangat berguna jika perangkat tersebut dapat menggunakan SNMP supaya informasi yang dikumpulkan bisa diterima, dan dapat mengeluarkan pesan trap ketika ada event yang terjadi.

Untuk melakukan itu, dibuatlah Remote Network Monitoring (RMON). RMON sering kali disebut sebagai protokol. Namun, RMON sebenarnya adalah bagian dari SNMP, dan RMON hanya suatu modul management information base (MIB) yang menentukan objek MIB yang digunakan oleh probe. Secara arsitektur, RMON hanyalah salah satu modul MIB yang menjadi bagian dari SNMP.

(12)

2.6.2 Common Management Information Protocol (CMIP)

SNMP bukanlah satu-satunya protokol manajemen jaringan. International Organization for Standardization (ISO) dan International Consultative Committee on Telegraphy and Telephony (CCITT) telah bersama-sama berupaya untuk menciptakan sebuah standar manajemen jaringan bagi lingkungan Open Systems Interconnection (OSI). Hasilnya adalah berupa Common Management Information Service (CMIS) dan Common Management Information Protocol (CMIP), yang mengimplementasi CMIS. Standar manajemen sistem OSI merupakan jenis yang besar dan kompleks. Karena alasan kompleksitas dan ukurannya itulah maka ada dorongan yang kuat untuk menciptakan sebuah skema yang lebih sederhana, dan skema itulah yang kita namakan SNMP. Meskipun begitu, CMIS dan CMIP telah memberikan manfaat dan kegunaannya dalam industri telekomunikasi.

2.6.3 Desktop Management Interface (DMI)

DMI dikembangkan oleh Desktop Management Task force (DMTF), suatu bentuk inkorporasi atau penggabungan beberapa perusahaan dengan sebuah kepentingan bersama, yaitu menyediakan mekanisme untuk mengatur dan menjalankan komponen sebuah desktop. DMI bertindak seperti sebuah abstraksi di antara software manajemen dan komponennya yang harus diatur. DMI dapat digunakan untuk mengatur komponen-komponen lokal, tanpa jaringan, atau hanya sedikit menggunakan Remote Procedure Calls (RPCs). DMI dapat juga dipetakan pada protokol yang sedang difungsikan seperti SNMP atau CMIP. Di mana CMIP dan SNMP menggunakan MIB, di situlah DMI menggunakan file Managed Information Format (MIF) untuk menggambarkan komponen-komponen yang diatur atau dijalankan itu. Ketika komponen baru ditambahkan pada sebuah sistem, maka MIF yang berhubungan ditambahkan pula. Langkah ini menyediakan sebuah mekanisme yang dapat diperluas untuk mengatur sebuah sistem sebagai komponen-komponen hardware, dan kemudian komponen software dimasukkan.

(13)

Manajemen jaringan dapat dipilah-pilah ke dalam lima wilayah cakupan fungsional. Tiap wilayah menentukan bidang-bidang tugas yang berlainan dari manajemen dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik tergantung pada jaringan yang akan dikelola.

2.7.1 Manajemen Kesalahan

Manajemen kesalahan (fault management) berhubungan dengan masalah-masalah seperti deteksi, isolasi dan koreksi terhadap kondisi-kondisi yang salah dalam sebuah jaringan. Melalui pemantauan (monitoring) yang aktif dan pemberitahuan kejadian, kondisi-kondisi yang salah dapat dideteksi, diisolasi dan diperbaiki. Monitoring yang bersifat aktif dicapai dengan mengumpulkan informasi dari berbagai komponen yang dijalankan (managed component). Ketika informasi yang diterima kembali itu melewati beberapa ambang atau permulaan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka kondisi yang salah pun dapat di deteksi. Meskipun pengumpulan (polling) dapat menjadi efektif, namun hal demikian menuntut bandwidth jaringan yang kemudian dapat menjadi sia-sia jika tak satupun kesalahan ditemukan. Polling juga menjadi sulit ketika dikaitkan dengan sebuah jaringan yang besar dimana banyak komponen perlu diselidiki.

Sebuah pendekatan alternatif terhadap polling adalah pemberitahuan kejadian (event notifiication). Pemberitahuan kejadian digunakan agen jaringan untuk memberitahukan manajer bahwa sebuah kesalahan telah terjadi sehingga menghemat bandwidth jaringan karena komunikasi berlangsung hanya jika terdapat sebuah kesalahan. Pemberitahuan kejadian mungkin tidak dengan sendirinya bisa menangkap semua kesalahan atau gangguan karena ketika sebuah komponen jaringan down. Solusinya adalah menggabungkan kedua pendekatan tersebut dan menjalankan polling berfrekuensi rendah dengan pemberitahuan kejadian. Oleh karena polling dijalankan hanya pada frekuensi rendah, maka lalu lintas jaringan yang tidak perlu tidak diperkenalkan. Dalam kejadian dimana sebuah pemberitahuan diterima, frekuensi polling untuk komponen yang dijalankan tersebut mungkin meningkat. Teknik tersebut juga dikenal dengan istilah “polling yang berbasis pemberitahuan” (notification-based polling).

(14)

Manajemen akunting (accounting management) berhubungan dengan masalah alokasi sumber-sumber di dalam sebuah sistem jaringan dan meminta bayaran atas pelayanan atau jasa dari sumber-sumber tersebut. Tipe manajemen seperti ini mencakup pengumpulan informasi yang digunakan dari komponen jaringan dan penciptaan informasi rekening yang akurat. Sekarang ini, banyak Internet Service Provider (ISP) memanfaatkan bentuk manajemen seperti ini untuk menentukan berapa banyak tagihan yang diajukan kepada para klien yang telah memanfaatkan layanan jasa Internet mereka. Manajemen akunting secara khusus bertindak sebagai tugas berprioritas rendah sementara tugas manajemen seperti manajemen kesalahan lebih diutamakan.

Bidang penting lainnya dalam manajemen akunting adalah manajemen aset dan inventaris komponen-komponen jaringan. Bidang tersebut memungkinkan dibuatnya secara otomatis daftar inventaris perlengkapan atau peralatan jaringan. Ketika berurusan dengan sistem yang besar, manajemen jenis ini bisa memberikan manfaat secara khusus.

2.7.3 Manajemen Konfigurasi

Manajemen konfigurasi (configuration management) berhubungan dengan pembaruan (updating), perubahan (changing) dan pemodifikasian (modifying) sumber-sumber di dalam jaringan. Konfigurasi komponen-komponen jaringan terutama dijalankan ketika komponen tersebut pertama kalinya diinstal. Konfigurasi mungkin juga menjadi akibat atau hasil dari manajemen kesalahan di mana kesalahan dikoreksi melalui perubahan konfigurasi.

2.7.4 Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja (performance management) berhubungan dengan analisis dan evaluasi kinerja sistem dan jaringan. Manajemen kinerja adalah bidang manajemen yang penting di mana kinerja baik yang bersifat jangka pendek maupun yang bersifat jangka panjang dapat dievaluasi. Analisis yang bersifat jangka pendek terhadap data kinerja bisa menentukan dengan segera kondisi-kondisi yang perlu diberi perhatian. Sedangkan analisis yang bersifat

(15)

jangka panjang membantu memberikan penjelasan pada kondisi-kondisi yang terjadi secara perlahan-lahan sepanjang waktu.

2.7.5 Manajemen Keamanan

Manajemen keamanan (security management) memberikan jaminan keamanan terhadap sumber-sumber di dalam suatu sistem atau jaringan. Keamanan menjadi semakin penting dengan konektivitas yang bertambah. Manajemen keamanan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan manajemen kesalahan dan manajemen konfigurasi karena konfigurasi peralatan penting harus mendapatkan jaminan keamanan. Manajemen keamanan dapat dibagi ke dalam dua bidang yaitu; manajemen yang menangani keamanan jaringan dan manajemen yang menggunakan protokol-protokol yang aman. Manajemen yang menangani keamanan jaringan mencakup penanganan dan pengkonfigurasian password pada server sehingga akses yang tidak sah tidak diperkenankan. Manajemen yang menggunakan protokol yang aman mencakup tindakan untuk memastikan bahwa manajemen atas agen-agen dilakukan dengan menggunakan protokol-protokol yang bisa mencegah akses yang tidak diizinkan (unauthenticated access).

Gambar

Gambar 2.1 Sistem Manajemen Terpusat
Tabel 2.1 SNMP Request For Comment (RFC)
Gambar  2.3 Pesan yang dikirim antara manajer dan agen

Referensi

Dokumen terkait

Substansi ilmu yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini adalah teori tentang teori perumahan dan sarananya, perumahan dan pengembangannya,

Berdasarkan hasil kajian ini, dapat disimpulkan bahawa tahap kesejahteraan kewangan peserta Azam Tani FAMA berada pada tahap sederhana kerana mereka masih lemah

Tuhan telah mengutusmu ke Toronto untuk menjadi salah satu gembala keluarga besar UKI, maka Tuhan pula yang akan selalu memimpin semua karya dan pelayananmu bagi

Dalam tahun 2017/2018 - 2017 ini pun masih dilakukan perubahan kecil dalam organisasi, menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan.Keseluruhan program yang disusun

Ketika saya mempunyai sebuah tanggungan kerjaan yang menumpuk setelah shalat selesai, saya langsung berdoa tanpa ikut melakukan dzikir asmaul husna secara berjamaah.. Saat

Sifat fisis (Tabel 3) dari kulit bagian atas alas kaki-kulit kambing menunjukkan bahwa parame- ter tebal kulit bagian atas alas kaki-kulit kambing hasil penelitian semua variasi

Zamrud Mustika bukan sebagai importir kayu dan seluruh bahan baku yang digunakan tidak ada yang berasal dari kayu impor.. Bukti penggunaan

Hasil modifikasi katalis dengan metode impregnasi menghasilkan padatan kering berwarna abu-abu gelap dengan sedikit proses penggerusan menggunakan